1. Kehidupan Awal dan Karier
Hans Hotter memulai perjalanan musiknya di tengah lingkungan yang mendukung pendidikannya, berkembang menjadi seorang seniman dengan bakat luar biasa sejak usia muda.
1.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Hans Hotter lahir pada 19 Januari 1909 di Offenbach am Main, Hessen, Jerman. Ia tumbuh di lingkungan yang kelak membentuk dasar pendidikan dan minat musiknya.
1.2. Pendidikan dan Pelatihan Musik
Hotter belajar di bawah bimbingan Matthäus Roemer di Munich. Ia awalnya mengejar jalur sebagai seorang musisi religius, belajar piano dan organ di Munich College of Music. Ia juga sempat mempelajari filsafat dan akustika di Universitas Ludwig Maximilian Munich. Bakat vokalnya ditemukan pada tahun 1929 ketika ia tampil sebagai pengganti untuk peran bass solo dalam Handel's Messiah, yang kemudian mendorongnya untuk fokus pada vokal di bawah arahan Roemer. Sebelum debut operanya, Hotter bekerja sebagai seorang organis dan pemimpin paduan suara.
1.3. Debut dan Pertunjukan Awal
Hans Hotter melakukan debut operanya pada tahun 1930 di Opava (sekarang bagian dari Republik Ceko), memerankan karakter Narator dalam opera The Magic Flute karya Wolfgang Amadeus Mozart. Pada usia 22 tahun, ia sudah menyanyikan peran "Wanderer" (Wotan) dalam opera Siegfried karya Richard Wagner. Setelah debutnya, ia tampil di berbagai panggung opera di Jerman dan Austria, termasuk di Wrocław (saat itu Breslau) dan Teater Nasional Praha pada tahun 1932, serta di Teater Negara Hamburg pada tahun 1934. Pada tahun 1937, ia menandatangani kontrak dengan Bavarian State Opera, tempat ia melayani lebih dari 35 tahun dan tampil secara substansial selama 50 tahun. Di sana, ia tidak hanya membawakan semua peran bariton Wagner, tetapi juga banyak peran dalam opera-opera karya Mozart dan Verdi.
2. Aktivitas Karier Utama
Periode setelah debutnya menandai Hotter mencapai sukses internasional, yang menjadi puncak pencapaian terpenting dalam kariernya.
2.1. Aktivitas Selama Rezim Nazi
Selama rezim Nazi (1933-1945), Hans Hotter terus aktif tampil di Jerman dan Austria, termasuk di Munich State Opera. Ia berhasil menghindari tekanan untuk bergabung dengan Partai Nazi. Meskipun demikian, ia juga melakukan beberapa penampilan di luar negeri, termasuk konser-konser di Amsterdam di bawah baton Bruno Walter, yang menyarankan agar Hotter tetap di Jerman jika ia tidak bisa meninggalkan anggota keluarganya. Hotter sangat anti-Nazi dan seringkali membuat lelucon tentang Adolf Hitler di pesta-pesta. Sebagai bentuk perlawanan, ia menolak untuk berpartisipasi dalam Festival Bayreuth selama Reich Ketiga karena asosiasinya dengan Hitler dan politiknya. Menurut obituari Hotter di The Times, Hitler menyimpan rekaman Hotter dalam koleksi pribadinya. Ketika Hotter diinterogasi mengenai hal ini dalam sidang denazifikasi pascaperang, ia menjawab bahwa Paus juga memiliki beberapa di antaranya, menunjukkan sikap sinis dan menantangnya. Hotter tidak dapat sepenuhnya mengejar karier internasional hingga debutnya di Covent Garden pada tahun 1947.
2.2. Terobosan Internasional
Setelah Perang Dunia II, karier internasional Hotter benar-benar terangkat. Ia melakukan debut di Covent Garden pada tahun 1947, yang membuka jalan bagi penampilannya di semua rumah opera besar di Eropa. Pada tahun 1950, ia melakukan debut di Metropolitan Opera di New York sebagai karakter utama dalam opera Der fliegende Holländer karya Wagner. Selama empat musim di Met, ia tampil sebanyak 35 kali dalam 13 peran, hampir semuanya adalah peran-peran Wagnerian.
2.3. Repertoar Opera dan Peran Terkemuka
Hans Hotter memiliki repertoar opera yang luas, namun ia paling dikenal karena interpretasinya yang mendalam terhadap peran-peran dalam opera Richard Wagner. Pencapaian vokal Hotter yang paling terkenal mungkin adalah perannya sebagai Wotan dalam siklus Der Ring des Nibelungen, dimulai dengan Wotan dalam Das Rheingold dan berakhir dengan Wanderer dalam Siegfried. Ia pertama kali menyanyikan peran-peran ini di provinsi-provinsi Jerman pada usia awal 20-an, menambahkan Wotan dalam Die Walküre tak lama setelah itu di Teater Jerman di Praha, dan terus membawakan peran-peran ini hingga pertengahan tahun 1960-an. Interpretasinya sebagai Wotan pertama kali direkam dalam versi studio Babak II Die Walküre pada tahun 1930-an. Dalam Die Walküre dan Siegfried, ia juga direkam dalam Ring Cycle terkenal oleh Decca Records pada awal 1960-an, di bawah konduktor Georg Solti dan diproduksi oleh John Culshaw. Interpretasinya sebagai Wotan juga direkam dalam penampilan langsung di Festival Bayreuth yang dipimpin oleh Clemens Krauss dan Joseph Keilberth pada pertengahan 1950-an.
Selain Wotan, Hotter juga dikagumi sebagai Hans Sachs dalam Die Meistersinger von Nürnberg, meskipun di kemudian hari ia lebih memilih menyanyikan peran yang lebih kecil dan bernada lebih rendah, Pogner, karena tessitura-nya lebih cocok dengan suaranya dan ia menderita cedera punggung kronis. Demikian pula, dalam Parsifal, ia awalnya menyanyikan peran bariton Amfortas saat muda, kemudian beralih ke peran bass Gurnemanz, dan setelah itu bahkan ke peran bass yang lebih rendah, Titurel. Ia juga terkenal karena perannya sebagai Pizarro dalam Fidelio karya Ludwig van Beethoven, yang rekamannya dari penampilan langsung di Covent Garden pada 1960-an dirilis untuk pertama kalinya pada tahun 2005 di bawah label Testament. Peran Wagnerian lainnya termasuk Kurwenal dalam Tristan und Isolde, Gunther dalam Götterdämmerung, dan "Orang Belanda" dalam Der fliegende Holländer.
Hotter memiliki hubungan kerja yang erat dengan Richard Strauss. Ia tampil dalam pertunjukan perdana opera-opera terakhir Strauss: sebagai komandan dalam opera Friedenstag tahun 1938, sebagai Olivier dalam Capriccio tahun 1942, dan sebagai Jupiter dalam gladi bersih pribadi Die Liebe der Danae tahun 1944. Setelah perang berakhir, ia juga menyanyikan Sir Morosus dalam Die Schweigsame Frau bersama Vienna Philharmonic yang dipimpin oleh Karl Böhm. Strauss mendedikasikan lagu "Erschaffen und beleben" untuk Hotter, yang juga merekam banyak lagu karya Strauss.
Meskipun ketenaran internasionalnya sebagian besar berada dalam repertoar Jerman, di Jerman dan Austria ia juga dikenal karena membawakan karya Verdi dalam bahasa daerah, dan merupakan seorang Falstaff yang populer serta Grand Inquisitor yang tangguh dalam Don Carlos, peran yang juga ia bawakan dalam bahasa Italia di beberapa teater, termasuk Metropolitan Opera di New York. Ia membawakan, dan merekam, beberapa peran opera non-Jerman dalam terjemahan bahasa Jerman, termasuk Count Almaviva (Mozart), Boris Godunov (Mussorgsky), dan Don Basilio (Rossini). Ia juga menyanyikan peran Don Giovanni dan Mandryka dalam Arabella.
2.4. Lieder dan Musik Sakral
Selain karier operanya, Hotter juga dikenal sebagai penyanyi lieder terkemuka. Ia meninggalkan beberapa rekaman lieder Schubert, termasuk interpretasinya yang terkenal dari Winterreise (yang ia bawakan 127 kali dan rekam empat kali), Schwanengesang, dan lagu-lagu lainnya. Interpretasi dan nyanyiannya tentang Winterreise pada tahun 1954 dengan iringan piano oleh Gerald Moore sangat terkenal di seluruh dunia dan sering disebut sebagai "rekaman abad ini". Ia juga menyanyikan lagu-lagu dari komposer lain seperti Schumann, Loewe, dan Wolf. Meskipun memiliki jangkauan vokal yang luas, Hotter membatasi repertoarnya untuk menjaga kualitas, misalnya ia tidak menyanyikan Die schöne Müllerin.
Di samping itu, ia juga membawakan musik sakral, meninggalkan rekaman kantata Bach dan satu rekaman Die Schöpfung karya Joseph Haydn, di mana ia menyanyikan kedua peran, baik peran bass rendah Malaikat Raphael maupun peran bariton tinggi yang lembut, Adam. Ia juga merekam A German Requiem karya Johannes Brahms pada tahun 1947 dengan Herbert von Karajan yang memimpin Vienna Philharmonic Orchestra dan Elisabeth Schwarzkopf.
2.5. Penampilan Festival
Hans Hotter secara konsisten tampil di festival musik internasional utama, menegaskan posisinya sebagai salah satu penyanyi terkemuka di masanya. Ia tampil di Festival Bayreuth selama 15 tahun berturut-turut, dari tahun 1952 hingga 1966. Di sana, ia membawakan peran Wotan dalam Der Ring des Nibelungen (1952-1958, 1961, 1963, 1965), "Orang Belanda" dalam Der fliegende Holländer (1955, 1965), Amfortas dalam Parsifal (1953-1954), Gurnemanz dalam Parsifal (1960-1966), Kurwenal dalam Tristan und Isolde (1952, 1957), Hans Sachs dalam Die Meistersinger von Nürnberg (1956), Pogner dalam Die Meistersinger von Nürnberg (1958, 1960), dan Gunther dalam Götterdämmerung (1955).
Selain Bayreuth, ia juga tampil di Festival Salzburg dan Festival Edinburgh dengan sukses besar. Di Salzburg, ia membawakan peran Count Almaviva dalam The Marriage of Figaro (1942), Narator dalam The Magic Flute (1943), peran utama dalam Don Giovanni (1946), Mandryka dalam Arabella karya Richard Strauss (1947), Sir Morosus dalam Die Schweigsame Frau karya Richard Strauss (1959), dan Don Fernando (Menteri) dalam Fidelio karya Beethoven (1969).
3. Karier Lanjut dan Aktivitas Lain
Di tahun-tahun akhir kariernya, Hotter tidak hanya terus tampil tetapi juga berkontribusi dalam peran sutradara dan pendidik.
3.1. Penyutradaraan Opera dan Pengajaran
Hans Hotter juga bergiat dalam bidang penyutradaraan opera. Ia menyutradarai siklus lengkap Der Ring des Nibelungen di Covent Garden, London, dari tahun 1961 hingga 1964. Selain itu, ia juga menjabat sebagai sutradara di Wina dan Hamburg.
Pada tahun 1977, Hotter diangkat sebagai profesor di Vienna College of Music, tempat ia mengajar vokal. Pada tahun 1979, ia mengadakan kelas master untuk penyanyi muda di aula kecil Gasteig, Munich, yang direkam oleh Saarland Broadcasting dan kemudian disiarkan sebagai film dokumenter berjudul Hans Hotter di ARD (penyiaran publik Jerman), disutradarai oleh Wolf-Eberhard von Lewinski, seorang kritikus musik Jerman. Ia juga mengajar vokal di Wina dan Paris.
3.2. Pertunjukan Berkelanjutan dan Pensiun
Hans Hotter tidak pernah sepenuhnya pensiun dari panggung. Ia terus tampil di panggung hingga usia tua, bahkan setelah pengumuman pensiun resminya pada tahun 1972. Ia beberapa kali tampil dalam peran-peran karakter penting seperti Schigolch dalam opera dua belas nada Lulu karya Alban Berg, tampil di Vienna State Opera pada 1983-1984 dan sekali lagi pada 1992. Ia juga merupakan narator yang terkenal dalam Gurre-Lieder karya Schoenberg, peran yang terus ia bawakan hingga usianya mencapai delapan puluhan. Pada tahun 1985, ia kembali tampil sebagai Narator dalam The Magic Flute di La Scala. Penampilan publik terakhirnya terjadi pada usia sembilan puluhan, pada Februari 2001, sebagai Pangeran Bupati dalam opera Der Opernball karya Richard Heuberger. Ia juga terus mengadakan resital hingga tahun 1990-an, mempertahankan standar vokal yang tinggi.
4. Gaya Artistik dan Filosofi
Gaya artistik Hans Hotter tidak hanya ditandai oleh kekuatan vokal, tetapi juga oleh interpretasi yang mendalam dan sikap etis yang teguh.
4.1. Karakteristik Vokal dan Gaya Interpretasi
Hotter dikenal karena suara bass-bariton-nya yang kuat, dalam, dan tak tertandingi, yang ia kuasai dengan teknik vokal yang luar biasa. Ia memiliki kemampuan untuk mengontrol volume suaranya yang besar, mampu menghasilkan suara yang lebih ringan dan legato yang sempurna, suatu keahlian yang sangat dipuji dalam repertoar lied. Suaranya yang gelap dan berat sangat cocok untuk peran-peran heroik dalam karya-karya skala besar, terutama karakter-karakter utama dalam opera Wagner, di mana ia dianggap tidak ada duanya, bahkan hingga saat ini. Selain kekuatan vokalnya, ia juga memiliki kecerdasan dan imajinasi yang luar biasa dalam menginterpretasikan musik yang dibawakannya, memberikan kedalaman wawasan yang mendalam pada setiap penampilannya. Penampilan fisiknya juga sangat mencolok di panggung.
4.2. Sikap Politik dan Etika
Hans Hotter dikenal sebagai seorang yang sangat anti-Nazi. Ia secara terang-terangan menolak untuk bergabung dengan Partai Nazi dan bahkan menghindari tampil di Festival Bayreuth selama Reich Ketiga karena hubungannya dengan rezim tersebut. Sikapnya ini menunjukkan integritas pribadi dan komitmen pada nilai-nilai yang bertentangan dengan otoritarianisme. Anekdot tentang dirinya yang mengejek Hitler dan tanggapannya di sidang denazifikasi pasca-perang ("Paus juga punya beberapa rekaman saya") semakin memperkuat citranya sebagai seniman yang tidak tunduk pada tekanan politik.
5. Kehidupan Pribadi
Di luar panggung, kehidupan pribadi Hans Hotter cukup tertutup, namun beberapa aspek penting diketahui publik, termasuk hubungannya dengan keluarga dan penghargaan yang ia terima.
5.1. Keluarga dan Hubungan
Pada tahun 1962, putri Hans Hotter, Gabriele Hotter, menikah dengan Richard Strauss, cucu dari komposer terkenal Richard Strauss, menandai hubungan yang unik antara dua keluarga musik penting.
5.2. Otobiografi dan Penghargaan
Pada tahun 1996, Hotter menerbitkan otobiografinya yang berjudul "Der Mai war mir gewogen ..." (yang berarti "Mei telah berbaik hati kepadaku..."), sebuah judul yang diambil dari baris dalam Winterreise.
Sepanjang kariernya, Hans Hotter menerima beberapa penghargaan dan gelar kehormatan penting. Pada tahun 1955, ia dianugerahi gelar Kammersänger ("Penyanyi Istana") oleh negara bagian Bavaria. Pada tahun 1985, ia menerima Bayerischen Poetentaler ("Penghargaan Penyair Bavaria") dari Münchner Turmschreiber, sebuah kelompok penulis terkemuka di Jerman Selatan. Pada tahun 1998, ia dianugerahi Ehrenring der Stadt Wien ("Cincin Kehormatan Kota Wina"), sebuah pengakuan atas kontribusinya terhadap budaya di Wina. Pada tahun 1999, ia juga menerima Penghargaan Wilhelm Pitz.
6. Kematian
Hans Hotter meninggal dunia pada 6 Desember 2003 di Munich, Jerman, pada usia 94 tahun. Ia dimakamkan di Waldfriedhof Solln, Munich.
7. Warisan dan Penerimaan
Hans Hotter meninggalkan warisan yang mendalam di dunia opera dan musik klasik, dengan pujian kritis yang tak henti-hentinya dan anekdot-anekdot yang terus dikenang.
7.1. Pujian Kritis dan Pengaruh
Hans Hotter secara luas dianggap sebagai salah satu penyanyi opera paling penting di abad ke-20. Kontribusinya terhadap tradisi pendidikan musik Jerman memungkinkannya untuk mengambil peran-peran yang sangat penting dalam hal vokal dan akting sejak usia muda. Meskipun karier internasionalnya sempat tertunda oleh Perang Dunia II, ia telah mengumpulkan pengalaman penting dalam peran-peran tersebut, sehingga ketika cakupan aktivitasnya meluas, ia berhasil di semua panggung dunia. Meskipun repertoar favoritnya adalah opera Wagner dan lied Jerman, repertoarnya sebenarnya jauh lebih luas. Ia juga memainkan peran penting dalam "Renaissance Verdi" pada tahun 1930-an, yang menarik perhatian musisi Jerman pada opera Verdi. Selain opera dan lied, ia juga banyak tampil dalam musik gereja.
Ia sangat dihormati dan dipuji karena kemampuannya untuk mengendalikan suara bass-baritonnya yang besar dan mengubahnya menjadi suara yang ringan, serta kemampuan legato yang sempurna. Hingga saat ini, hanya sedikit yang bisa menandingi Hotter dalam peran-peran utama opera Wagner.
7.2. Anekdot
Karier Hans Hotter diwarnai oleh beberapa anekdot lucu yang menunjukkan kepribadiannya yang unik dan kehadiran panggungnya yang tak tergoyahkan:
- Pada penampilan Die Walküre yang gemilang di Covent Garden pada tahun 1961, terjadi sebuah insiden di adegan terakhir ketika Wotan seharusnya secara perlahan dan diam-diam meninggalkan panggung. Tepat setelah memukulkan tombaknya ke batu Brünnhild untuk memanggil Loge agar mengelilinginya dengan api, Hotter dibutakan oleh cahaya dan kehilangan pijakan, lalu jatuh dari panggung dengan suara keras. Karena ia mengenakan baju zirah, ia menghantam tanah seperti bom di pabrik seng. Namun, opera tidak seharusnya berakhir seperti itu. Hotter tidak ingin penonton berpikir bahwa ia telah melompat dari gunung karena penyesalan setelah melucuti putrinya dari status dewi dan membuatnya tertidur. Jadi, saat musik berlanjut, Hotter dengan gagah berani memanjat kembali ke panggung, meyakinkan penonton bahwa ia masih hidup dan sehat, dan musik pun berlanjut hingga akord terakhir.
- Pada penampilan Walküre sebelumnya pada tahun 1956, juga di Covent Garden, Hotter mengingat sebuah insiden kecil namun menyenangkan. Agak terlambat untuk masuk di Babak III, ia bergegas ke belakang panggung dan menyampirkan jubah besar di bahunya, memasuki panggung dengan teriakan marah dan tidak sabar "Wo ist Brünnhild?" Namun, penampilannya menyebabkan kegembiraan di kalangan penonton, situasi yang baru ia pahami di akhir opera. Ia berhasil bernyanyi selama lebih dari satu jam sebelum ia menyadari bahwa di atas bahunya, tidak terlihat olehnya, adalah gantungan baju tempat jubah itu tergantung, sebuah gantungan baju berwarna merah muda yang mengembang. Seperti yang dicatat oleh Ernest Newman dalam ulasannya, ia "pasti satu-satunya pria di dunia yang benar-benar bisa naik ke panggung dan meyakinkan Anda bahwa ia adalah Tuhan."
- Hans Hotter juga sering didatangi oleh berbagai penyanyi muda yang ingin belajar darinya. Ketika Christa Ludwig bertanya kepadanya tentang wanita yang menyanyikan Winterreise, Hotter menjawab, "Saya rasa itu bagus. Saya sendiri tidak akan pernah berpikir untuk menyanyikan Frauenliebe und -leben (Cinta dan Kehidupan Wanita)." Kemudian, Nathalie Stutzmann juga datang kepada Hotter untuk belajar Winterreise.
8. Diskografi
Hans Hotter meninggalkan warisan rekaman yang sangat luas, mencakup opera, lied, dan musik sakral. Daftar rekaman utamanya yang tersedia sangat banyak, bahkan pada Agustus 2020, ada lebih dari 1000 item yang tersedia di Amazon Jepang saja. Rekaman-rekaman pentingnya meliputi:
- Bach: Kantata BWV 82 Ich habe genug.
- Schubert: Winterreise (dengan Gerald Moore, piano) dan Schwanengesang.
- Wagner: Der fliegende Holländer (dipimpin oleh Clemens Krauss, Bayreuth, 1944).
- Wagner: Parsifal, terutama rekaman Festival Bayreuth yang dipimpin oleh Hans Knappertsbusch pada tahun 1962 dan 1964.
- Wagner: Beberapa rekaman siklus Der Ring des Nibelungen dari Bayreuth.
- Brahms: Ein deutsches Requiem bersama Vienna Philharmonic Orchestra dan Vienna Opera Choir.
- Schumann: Dichterliebe.
Beberapa contoh audio penampilannya meliputi:
- [https://archive.org/details/BRAHMSAGermanRequiem-NEWTRANSFER/05.V.IhrHabtNunTraurigkeit.mp3 Johannes Brahms' A German Requiem, Op. 45] dengan Herbert von Karajan memimpin Vienna Philharmonic Orchestra dan Elisabeth Schwarzkopf pada tahun 1947.
- Rekaman Der fliegende Holländer pada tahun 1951 di Hamburg dengan Wilhelm Schüchter memimpin Chor und Sinfonieorchester des Norddeutschen Rundfunks, bersama para penyanyi seperti Kurt Böhme (Daland), Helene Werth (Senta), Bernd Aldenhoff (Erik), Res Fischer (Mary), Helmut Krebs (Steuermann):
- [https://web.archive.org/web/20080529053457/http://www.myoperatoday.com/music/wagner/dutchman/Act_I.mp3 Babak I]
- [https://web.archive.org/web/20080529053945/http://www.myoperatoday.com/music/wagner/dutchman/Act_II.mp3 Babak II]
- [https://web.archive.org/web/20080529054505/http://www.myoperatoday.com/music/wagner/dutchman/Act_III.mp3 Babak III]
- [https://www.youtube.com/watch?v=7AAR-C5z3lg Video penampilannya menyanyikan Schumann].
- [https://www.youtube.com/watch?v=8mEu0UHmUHI Video penampilannya membawakan Schoenberg], pada usia 85 tahun.