1. Tinjauan Umum
Johann Georg Faust (Johann Georg FaustJohann Georg FaustBahasa Jerman, Johannes FaustusJohannes FaustusBahasa Latin; sekitar 1480 atau 1466 - sekitar 1541), juga dikenal dalam bahasa Inggris sebagai John Faustus (John FaustusJohn FaustusBahasa Inggris), adalah seorang alkemis, astrolog, penyihir, dan tabib pengembara dari Jerman pada zaman Renaisans. Ia sering disebut sebagai penipu dan bidah oleh masyarakat Eropa abad pertengahan.

Setelah kematiannya, Doctor Faust dengan cepat menjadi subjek legenda cerita rakyat, yang menyebar melalui chapbook (buku cerita rakyat) mulai tahun 1580-an. Kisahnya kemudian diadaptasi secara signifikan oleh Christopher Marlowe dalam dramanya The Tragical History of the Life and Death of Doctor Faustus (1588-1592), yang menggambarkan Faust sebagai seorang bidah tragis. Tradisi Faustbuch ini bertahan sepanjang periode modern awal, dan legenda tersebut kembali diadaptasi dalam karya-karya besar seperti drama Faust (1808) karya Johann Wolfgang von Goethe, komposisi musik La damnation de Faust (1846) karya Hector Berlioz, dan Faust Symphony (1857) karya Franz Liszt. Faust telah bertransformasi dari tokoh sejarah yang kontroversial menjadi simbol universal dari hasrat manusia akan pengetahuan, kekuasaan, dan dualitas antara kebaikan dan kejahatan.
2. Faust dalam Sejarah
Meskipun Johann Georg Faust adalah tokoh nyata, sulit untuk menetapkan fakta sejarah yang pasti tentang kehidupannya karena ia dengan cepat menjadi figur dalam legenda dan sastra. Pada abad ke-17, bahkan ada keraguan tentang keberadaan Faust secara historis, dan karakter legendarisnya sering diidentifikasi dengan seorang pencetak dari Mainz bernama Johann Fust. Namun, Johann Georg Neumann pada tahun 1683 dalam karyanya Disquisitio historica de Fausto praestigiatore berhasil membuktikan keberadaan historis Faust berdasarkan catatan-catatan kontemporer.
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang
Tahun kelahiran Faust diperkirakan antara sekitar 1480 atau 1466. Frank Baron (1992) dan Leo Ruickbie (2009) lebih condong pada tahun 1466. Mengenai tempat asalnya, terdapat beberapa kemungkinan, yaitu Knittlingen di Württemberg, Helmstadt dekat Heidelberg, atau Roda. Saat ini, Knittlingen memiliki arsip dan museum yang didedikasikan untuk Faust. Baron dan Ruickbie berpendapat bahwa Helmstadt adalah tempat kelahirannya.
Nama depannya juga bervariasi antara Georg dan Johann. Semua kesaksian yang ada selama hidupnya selalu menyebutnya sebagai Georg Faust atau Jörg Faust. Nama Johann Faust baru tercatat lebih dari dua abad setelah kematiannya, kemungkinan karena Faust sendiri menghindari nama "Johann" yang umum pada sekitar tahun 1500. Arsip kota Ingolstadt memiliki surat bertanggal 27 Juni 1528 yang menyebutkan "Doctor Jörg Faustus von Haidlberg". Sumber lain mencatat "Georgius Faustus Helmstet(ensis)". Frank Baron, saat meneliti arsip Universitas Heidelberg untuk mencari mahasiswa dari Helmstet, menemukan catatan tentang "Georgius Helmstetter" yang terdaftar dari tahun 1483 hingga 1487. Ia disebutkan meraih gelar baccalaureus pada 12 Juli 1484 dan magister artium pada 1 Maret 1487. Dengan adanya catatan aktivitas yang membentang lebih dari 30 tahun, dua kemungkinan tahun kelahiran, dua nama depan, dan dua tempat asal yang berbeda, ada dugaan bahwa sebenarnya ada dua penyihir pengembara yang menyebut diri mereka "Faustus": satu bernama Georg, yang aktif sekitar tahun 1505 hingga 1515, dan yang lainnya bernama Johann, yang aktif pada tahun 1530-an.
2.2. Aktivitas dan Profesi
Faust dikenal sebagai seorang pengembara yang mempraktikkan berbagai profesi dan seni di seluruh Jerman selatan. Pada tahun 1506, ia tercatat tampil sebagai pelaku trik sulap dan horoskop di Gelnhausen. Selama 30 tahun berikutnya, banyak catatan serupa tersebar di berbagai wilayah. Ia tampil sebagai tabib, Doktor Filsafat, alkemis, penyihir, dan astrolog. Ia sering dituduh sebagai penipu dan bidah oleh gereja, yang mengecamnya sebagai penghujat yang bersekutu dengan iblis. Faust juga diduga telah bergabung dengan Protestantisme.
Pada 23 Februari 1520, Faust berada di Bamberg, membuat horoskop untuk uskup dan kota, dan menerima imbalan 10 Goldgulden. Pada tahun 1528, Faust mengunjungi Ingolstadt, namun segera diusir dari sana. Pada tahun 1532, ia tampaknya mencoba memasuki Nürnberg, namun ditolak izin masuknya oleh wali kota junior dengan catatan yang tidak menyenangkan: "menolak izin lewat kepada nigromancer dan sodomit besar Doctor Faustus" (Doctor Faustus, dem großen Sodomiten und Nigromantico in furt glait ablainen). Catatan terakhir mengenai keberadaan langsung Faust adalah pada 25 Juni 1535, ketika kehadirannya tercatat di Münster selama Pemberontakan Anabaptis Münster.
2.3. Catatan dan Evaluasi Kontemporer

Pandangan terhadap Faust pada masanya sangat bervariasi, seringkali diwarnai kritik dan tuduhan. Johannes Trithemius, dalam suratnya kepada Johannes Virdung pada 20 Agustus 1507, memperingatkan tentang seorang penipu bernama "Georgius Sabellicus" yang menyebut dirinya "Georgius Sabellicus, Faustus junior, fons necromanticorum, astrologus, magus secundus dll." Menurut Trithemius, di Gelnhausen dan Würzburg, Sabellicus secara menghujat membual tentang kekuatannya, bahkan mengklaim dapat dengan mudah mereproduksi semua mukjizat Kristus. Trithemius menuduh bahwa Sabellicus menerima posisi mengajar di Sickingen pada tahun 1507, yang ia salahgunakan dengan melakukan sodomi terhadap murid laki-lakinya, dan berhasil lolos dari hukuman dengan melarikan diri tepat waktu.
Pada tahun 1513, Conrad Mutianus Rufus menceritakan pertemuannya dengan seorang "chiromanticus" bernama "Georgius Faustus, Helmitheus Heidelbergensis" (kemungkinan dari hemitheus, "setengah dewa Heidelberg"), yang ia dengar membual dengan sia-sia dan bodoh di sebuah penginapan di Erfurt. Namun, catatan-catatan selanjutnya memberikan penilaian yang lebih positif. Profesor Tübingen Joachim Camerarius pada tahun 1536 mengakui Faust sebagai astrolog yang terhormat, dan tabib Philipp Begardi dari Worms pada tahun 1539 memuji pengetahuan medisnya.
2.4. Kematian
Kematian Faust diperkirakan terjadi pada tahun 1540 atau 1541. Ia diduga meninggal dalam ledakan saat melakukan eksperimen alkimia di "Hotel zum Löwen" di Staufen im Breisgau. Tubuhnya dilaporkan ditemukan dalam keadaan "sangat termutilasi," yang oleh musuh-musuh klerus dan akademisnya diinterpretasikan sebagai iblis yang datang untuk menjemputnya secara langsung.
Pada tahun 1548, teolog Johann Gast dalam sermones conviviales-nya menyatakan bahwa Faust telah mengalami kematian yang mengerikan, dan wajahnya akan terus menghadap ke tanah meskipun tubuhnya telah dibalikkan beberapa kali. Dalam catatannya tahun 1548, Gast juga menyebutkan pertemuan pribadinya dengan Faust di Basel, di mana Faust menyediakan unggas aneh kepada juru masak. Menurut Gast, Faust bepergian dengan seekor anjing dan seekor kuda, dan ada desas-desus bahwa anjing tersebut terkadang berubah menjadi seorang pelayan.
Catatan anumerta lainnya berasal dari Johannes Manlius, berdasarkan catatan Melanchthon, dalam Locorum communium collectanea yang berasal dari tahun 1562. Menurut Manlius, "Johannes Faustus" adalah kenalan pribadi Melanchthon dan pernah belajar di Kraków. Catatan Manlius sudah dipenuhi dengan unsur-unsur legendaris dan tidak dapat dianggap sebagai sumber sejarah yang murni. Manlius menceritakan bahwa Faust pernah membual bahwa kemenangan kaisar Jerman di Italia adalah berkat campur tangan magisnya. Di Venesia, ia diduga mencoba terbang, tetapi dilempar ke tanah oleh iblis. Johannes Wier dalam de prestigiis daemonum (1568) menceritakan bahwa Faustus ditangkap di Batenburg karena ia merekomendasikan agar pendeta lokal bernama Dorstenius menggunakan arsenik untuk menghilangkan janggutnya. Dorstenius mengoleskan racun itu ke wajahnya, yang menyebabkan ia kehilangan tidak hanya janggutnya tetapi juga sebagian besar kulitnya; anekdot ini, kata Wier, ia dengar langsung dari korban. Philipp Camerarius pada tahun 1602 masih mengklaim telah mendengar kisah-kisah Faust langsung dari orang-orang yang pernah bertemu dengannya secara pribadi. Namun, sejak publikasi Faustbuch tahun 1587, menjadi tidak mungkin untuk memisahkan anekdot historis dari desas-desus dan legenda. Kota Bad Kreuznach memiliki restoran "Faust Haus" yang dilaporkan dibangun pada tahun 1492 di lokasi "rumah Magister legendaris Johann Georg Sabellicus Faust."
3. Karya yang Diatribusikan kepada Faust
Beberapa cetakan grimoire atau teks magis diatribusikan kepada Faust. Beberapa di antaranya secara artifisial diberi tanggal pada masa hidupnya, seperti "1540", "1501", "1510", atau bahkan tanggal yang tidak masuk akal seperti "1405" dan "1469". Namun, cetakan-cetakan ini sebenarnya berasal dari akhir abad ke-16, sekitar tahun 1580, yaitu periode yang sama dengan perkembangan tradisi Volksbuch (buku cerita rakyat). Teks Höllenzwang juga ada dalam versi manuskrip dari akhir abad ke-16. Sebuah manuskrip sekitar tahun 1700 dengan judul Doctoris Johannis Fausti Morenstern practicirter Höllenzwang genant Der schwarze Mohr. Ann(o) MCCCCVII (yaitu "1407") mencakup teks yang dalam cetakan dikenal sebagai Dr. Faustens sogenannter schwartzer Mohren-Stern, gedruckt zu London 1510. Varian Höllenzwang yang diatribusikan kepada Faust terus diterbitkan selama 200 tahun berikutnya, hingga abad ke-18.
Berikut adalah beberapa karya yang diatribusikan kepada Faust:
- Doctor Faustens dreyfacher Höllenzwang (Roma, 1501)
- Geister-Commando (Tabellae Rabellinae Geister Commando id est Magiae Albae et Nigrae Citatio Generalis), Roma (1501)
- D.Faustus vierfacher Höllen-Zwang (Roma, 1501)
- Doctoris Johannis Fausti Cabalae Nigrae (Passau, 1505)
- The black stair of Doctor John Faust (London, 1510)
- Fausts dreifacher Höllenzwang (D.Faustus Magus Maximus Kundlingensis Original Dreyfacher Höllenzwang id est Die Ägyptische Schwarzkunst), (1520)
- Johannis Fausti Manual Höllenzwang (Wittenberg, 1524)
- Praxis Magia Faustiana (Passau, 1527)
- Fausti Höllenzwang atau Mirakul-Kunst dan Wunder-Buch (Wittenberg, 1540)
- Doctor Fausts großer dan gewaltiger Höllenzwang (Praha)
- Dr. Johann Faustens Miracul-Kunst- dan Wunder-Buch atau der schwarze Rabe auch der Dreifache Höllenzwang genannt (Lyon, 1669?)
- D. I. Fausti Schwartzer Rabe (tanpa tanggal, abad ke-16)
- Doctor Faust's großer dan gewaltiger Meergeist, worinn Lucifer und drey Meergeister um Schätze aus den Gewässern zu holen, beschworen werden (Amsterdam, 1692)
Karya-karya ini dikumpulkan dan diedit dalam Das Kloster oleh J. Scheible (1849), dan berdasarkan Scheible pada tahun 1976 dan 1977 oleh Arbeitsgemeinschaft für Religions- dan Weltanschauungsfragen dalam "Moonchild-Edition", serta kembali diterbitkan sebagai faksimili oleh Poseidon Press dan Fourier Verlag.
4. Faust dalam Legenda dan Sastra

Setelah kematiannya, legenda mengenai Faust, yang konon menguasai sihir, mulai berkembang dan menyebar luas, terutama sebagai sosok yang membuat perjanjian dengan iblis.
4.1. Asal-usul dan Pembentukan Legenda
Tradisi sastra karakter Faust dimulai dengan Historia von D. Johann Fausten, sebuah chapbook Jerman tentang dosa-dosa Faust yang dicetak oleh Johann Spies pada tahun 1587. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada tahun yang sama dan menarik perhatian Christopher Marlowe. Drama Marlowe, The Tragical History of Doctor Faustus (1589), menggambarkan Faust sebagai ahli sihir Renaisans yang arketipikal.
Pada abad ke-17, karya Marlowe diperkenalkan kembali ke Jerman dalam bentuk drama populer, yang seiring waktu mereduksi Faust menjadi sekadar figur komikal untuk hiburan rakyat. Sementara itu, chapbook karya Spies diedit dan diekserp oleh G. R. Widmann dan Nikolaus Pfitzer, dan akhirnya diterbitkan ulang secara anonim dalam bentuk modern pada awal abad ke-18, sebagai Faustbuch des Christlich Meynenden. Edisi ini menjadi sangat terkenal dan juga dibaca oleh Goethe di masa mudanya.
Menurut ringkasan Richard Stecher, versi ini menceritakan seorang pemuda bernama Johann Faust, putra seorang petani, yang belajar teologi di Wittenberg, selain kedokteran, astrologi, dan "seni sihir lainnya." Hasratnya yang tak terbatas akan pengetahuan membawanya untuk memanggil iblis di hutan dekat Wittenberg, yang muncul dalam wujud seorang frater abu-abu yang menyebut dirinya Mefistofeles. Faust membuat perjanjian dengan iblis, menjanjikan jiwanya sebagai ganti 24 tahun pelayanan. Iblis kemudian menyediakan seorang famulus bernama Christoph Wagner dan seekor pudel bernama Prästigiar untuk menemani Faust dalam petualangannya.
Faust menjalani kehidupan penuh kenikmatan. Di Leipzig, ia menunggangi tong keluar dari Auerbachs Keller. Di Erfurt, ia mengeluarkan anggur dari meja. Ia mengunjungi Paus di Roma, Sultan di Konstantinopel, dan Kaisar di Innsbruck. Setelah 16 tahun, ia mulai menyesali perjanjiannya dan ingin membatalkannya, tetapi iblis membujuknya untuk memperbarui perjanjian itu dengan memanggil Helen of Troy, yang darinya Faust memiliki seorang putra bernama Justus. Ketika 24 tahun berakhir, "Setan, pemimpin iblis" muncul dan mengumumkan kematian Faust untuk malam yang akan datang. Faust, dalam adegan "perjamuan terakhir" di Rimlich, mengucapkan selamat tinggal kepada teman-temannya dan menasihati mereka untuk bertobat dan berbakti. Pada tengah malam, terdengar suara gaduh dari kamar Faust, dan di pagi hari, dinding dan lantainya ditemukan berlumuran darah dan otak, dengan mata Faust tergeletak di lantai dan tubuhnya yang tak bernyawa di halaman.
4.2. Karya Sastra dan Seni Utama
Legenda Faust telah menginspirasi banyak karya sastra dan seni penting sepanjang sejarah. Beberapa di antaranya meliputi:
- Christopher Marlowe: The Tragical History of Doctor Faustus (drama, 1588)
- Gotthold Ephraim Lessing: (drama, fragmen)
- Karl Joseph Simrock: Puppenspiel Faust (drama boneka, 1846), meskipun ada drama boneka yang lebih tua dari tahun 1746.
- Johann Wolfgang von Goethe: Faust (drama, Bagian Pertama 1808, Bagian Kedua 1833)
- Friedrich Maximilian Klinger: (1791)
- Nikolaus Lenau: (1836)
- Heinrich Heine: (libretto balet, 1851)
- Hector Berlioz: La damnation de Faust (komposisi musik, 1846)
- Franz Liszt: Faust Symphony (simfoni, 1857)
- Thomas Mann: Doktor Faustus (novel, 1947)
- Paul Valéry: Mon Faust (1946)
Selain itu, terdapat berbagai opera, balet, musik klasik, film, musikal, komik, dan lukisan yang terinspirasi oleh legenda Faust. Karya-karya ini terus membentuk dan memperkaya pemahaman budaya tentang mitos Faust.
4.3. Mitos dan Simbolisme Faust

Faust telah menjadi simbol mitologis yang kuat, mewakili hasrat manusia yang tak terbatas untuk pengetahuan, kekuasaan, dan pengalaman. Ia melambangkan pencarian manusia akan pemahaman yang mendalam tentang alam semesta dan batas-batas keberadaan. Kisahnya mengeksplorasi dualitas antara kebaikan dan kejahatan, antara dorongan spiritual dan nafsu duniawi.
Dalam sejarah sastra dunia, Faust adalah karakter unik yang berani menukar jiwanya demi kekuatan kreatif dan eksplorasi. Mirip dengan karakter seperti Don Quixote karya Cervantes atau Pangeran Kecil karya Saint-Exupéry, Faust memasuki dunia di luar pengetahuan manusia melalui imajinasi dan kemampuan kreatifnya. Jiwa Faust memiliki nilai sebagai perjuangan antara kebaikan dan kejahatan, antara hidup dan mati, antara godaan dan kehendak. Ia membuka motif transformasi dalam sastra.
Goethe mengambil figur Faust dari cerita rakyat dan menemukan di dalamnya aspirasi tak terbatas terhadap kekuatan kreatif dan penaklukan manusia. Dengan menjual jiwanya kepada Mephistopheles, Faust dapat pergi ke surga, turun ke neraka, meremajakan diri, dan mereklamasi tanah dari laut. Hidup Faust melewati banyak cobaan dan godaan, dan pada akhirnya, ia menemukan kebenaran bahwa "pada mulanya adalah perbuatan" dan menegaskan bahwa "hanya mereka yang setiap hari berjuang untuk menaklukkan yang pantas menikmati kebebasan dan kehidupan."
Goethe membangun citra paralel: Faust sebagai manusia dengan upaya tak henti-hentinya mengatasi godaan, dan Mephistopheles sebagai iblis dengan nafsu yang kuat, bertekad untuk melekat pada dunia fana dengan semua indranya. Melalui ini, Goethe menggambarkan potret abadi manusia: baik dan buruk. Keberadaan Faust dan Mephistopheles dalam setiap manusia adalah nyata. Drama Faust adalah jenis "drama dalam drama" dengan banyak karya kecil yang saling terkait. Isi karya yang kaya diekspresikan dalam bentuk sastra yang fleksibel-puisi dan prosa-dialog filosofis, lagu, dan resitasi yang diatur secara tak terduga menciptakan daya tarik yang istimewa. Dalam drama Faust, "sejarah kemanusiaan dihidupkan kembali sepenuhnya mengikuti setiap langkah Faust" (G. Chonhio). Faust, dari tokoh nyata, telah menjadi figur legendaris dalam cerita rakyat dan hingga kini, menjadi karya yang tak terpisahkan dari nama Johann Wolfgang von Goethe.
5. Penilaian dan Pengaruh
Johann Georg Faust, baik sebagai tokoh sejarah maupun figur legendaris, telah menerima berbagai penilaian dan memiliki pengaruh yang luas pada budaya, sastra, dan seni sepanjang sejarah.
5.1. Penilaian Positif
Meskipun dikelilingi oleh kontroversi, Faust juga dipandang sebagai pencari pengetahuan yang tak kenal lelah. Dalam konteks ini, ia menjadi simbol hasrat manusia untuk melampaui batas-batas yang ada dan memahami misteri alam semesta. Dari figur Doctor Faust dalam cerita rakyat, Goethe menemukan aspirasi tak terbatas terhadap kekuatan kreatif dan penaklukan manusia. Faust, dari seorang tokoh nyata, telah menjadi figur legendaris dalam cerita rakyat dan hingga kini, menjadi karya yang tak terpisahkan dari nama Johann Wolfgang von Goethe. Ia terus menjadi sumber inspirasi artistik yang kaya, memungkinkan seniman dan penulis untuk mengeksplorasi kondisi manusia, ambisi, moralitas, dan penebusan. Posisinya sebagai simbol budaya yang terus relevan mencerminkan daya tarik abadi dari tema-tema yang ia representasikan.
5.2. Kritik dan Kontroversi
Sepanjang hidupnya dan setelah kematiannya, Faust menghadapi kritik dan kontroversi yang signifikan. Ia sering dituduh sebagai penipu dan bidah oleh masyarakat Eropa abad pertengahan. Gereja mengecamnya sebagai penghujat yang bersekutu dengan iblis. Johannes Trithemius, seorang biarawan terkemuka, menuduhnya melakukan penipuan dan perilaku amoral, termasuk sodomi dengan murid-muridnya. Catatan lain, seperti dari Conrad Mutianus Rufus, menggambarkan Faust sebagai pembual yang sombong. Bahkan di Nürnberg, ia ditolak masuk dengan catatan yang menyebutnya "nigromancer dan sodomit besar."
Tuduhan-tuduhan ini mencerminkan ketegangan sosial dan moral pada masanya, di mana praktik sihir dan klaim pengetahuan supranatural sering kali dipandang sebagai ancaman terhadap otoritas gereja dan tatanan sosial. Kematiannya yang dramatis, yang diinterpretasikan oleh musuh-musuhnya sebagai iblis yang datang menjemputnya, semakin memperkuat citra negatifnya dan menjadi dasar bagi legenda tentang perjanjian dengan kekuatan gaib. Kontroversi seputar hidupnya memberikan dasar bagi cerita-cerita yang memperingatkan bahaya kesombongan intelektual dan pencarian kekuasaan tanpa batas moral.