1. Kehidupan awal dan latar belakang
Bagian ini membahas tentang masa kecil Jacobellis di Connecticut dan Vermont, serta transisinya dari ski ke snowboarding.
Lindsey Jacobellis lahir di Danbury, Connecticut, Amerika Serikat, pada 19 Agustus 1985. Ia tumbuh besar di Danbury dan Vermont bagian selatan, tempat keluarganya memiliki rumah peristirahatan akhir pekan.
1.1. Masa kecil dan transisi ke snowboarding
Orang tua Jacobellis, Ben dan Anita Jacobellis, sangat mendorongnya dan kakak laki-lakinya, Ben, untuk berpartisipasi dalam berbagai olahraga. Sejak usia muda, Lindsey menunjukkan semangat kompetitif yang tinggi, selalu berusaha menyamai kakaknya atau ayahnya di lereng. Awalnya, ia adalah seorang pemain ski, namun beralih ke snowboarding setelah rumah keluarganya terbakar saat ia berusia delapan tahun, menghancurkan semua peralatan skinya. Ia menjelaskan transisinya dengan mengatakan, "Kami tidak mampu membeli semua peralatan ski baru; kami hanya mampu membeli snowboard." Ia bersekolah di Stratton Mountain School di Vermont, sebuah sekolah menengah persiapan perguruan tinggi yang berfokus pada pelatihan atlet musim dingin. Ia lulus pada tahun 2003. Selama di sekolah, ia adalah satu-satunya gadis yang berkompetisi dalam snowboard cross, dan ia menyatakan bahwa berkompetisi melawan anak laki-laki sangat memengaruhi pendekatannya terhadap olahraga ini.
2. Karier olahraga
Lindsey Jacobellis telah membangun karier yang gemilang dalam snowboarding profesional, khususnya di disiplin snowboard cross, meskipun ia juga sempat berkompetisi di slopestyle dan halfpipe. Ia dilatih oleh Peter Foley.
Jacobellis telah berkompetisi dalam berbagai disiplin snowboard secara profesional, termasuk snowboard cross, slopestyle, dan halfpipe. Namun, ia menghentikan partisipasinya dalam kompetisi halfpipe pada tahun 2008 karena cedera yang semakin sering dialaminya.
2.1. Awal karier dan debut Olimpiade (2003-2009)
Karier kompetitif Lindsey Jacobellis dimulai dengan gemilang. Pada Winter X Games 2003, ia berhasil meraih medali perunggu di nomor slopestyle. Di ajang Kejuaraan Dunia Junior pula, ia memenangkan medali emas di snowboard cross pada tahun 2002 dan medali emas di halfpipe pada tahun 2003.
Jacobellis melakukan debutnya di Olimpiade pada Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, Italia, di mana ia mencapai final Olimpiade pertamanya. Dalam final snowboard cross putri, Jacobellis melaju di depan dan memimpin dengan selisih 43 m dan tiga detik dari Tanja Frieden dari Swiss. Namun, di lompatan kedua terakhir, Jacobellis mencoba melakukan trik `method grab` sebagai bentuk selebrasi, lalu mendarat di ujung snowboardnya dan terjatuh. Frieden kemudian menyusulnya dan memenangkan medali emas; Jacobellis berhasil bangkit dan hanya mendapatkan medali perak. Dalam wawancara televisi, Jacobellis awalnya menyatakan bahwa trik tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilitas, namun kemudian mengakui bahwa "Saya sedang bersenang-senang. Snowboarding itu menyenangkan, dan saya ingin berbagi antusiasme saya dengan penonton." Insiden ini menjadi sorotan utama dan membayangi kariernya selama bertahun-tahun.
Meskipun demikian, Jacobellis melanjutkan dominasinya di X Games. Ia meraih medali emas di snowboard cross pada X Games tahun 2003, 2004, 2005, 2006, 2008, dan 2009. Pada Winter X Games 2007, ia kehilangan keunggulannya dalam sebuah insiden terjatuh di dekat garis finis dalam snowboard cross, dan meraih medali perak. Namun, ia berhasil merebut kembali medali emas di snowboard cross pada Winter X Games XII tahun 2008.
2.2. Tantangan dan ketekunan (2010-2018)
Setelah insiden di Turin, Jacobellis menghadapi tantangan besar dalam upayanya meraih medali emas Olimpiade. Di Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada, ia gagal melaju ke babak perebutan medali di nomor snowboard cross. Di awal balapan semifinalnya, ia mendarat dengan buruk setelah melompat dan, untuk menghindari tabrakan dengan pengendara lain, ia melewati gerbang, yang menyebabkan diskualifikasi otomatis. Ia kemudian tergelincir keluar lintasan dan menempati posisi ke-5 dalam klasemen akhir. Pada kompetisi ini, Maëlle Ricker, salah satu lawan Jacobellis dari final Turin, berhasil meraih medali emas.
Pada tahun 2011, Jacobellis menunjukkan ketangguhannya dengan memenangkan medali emas keempat berturut-turut di snowboard cross pada Winter X Games, menambah koleksi emasnya dari tahun 2008, 2009, dan 2010.
Namun, nasib buruk di Olimpiade terus berlanjut. Jacobellis kembali gagal melaju ke babak perebutan medali di nomor snowboard cross pada Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia. Ia sedang memimpin balapan semifinal ketika ia terjatuh, dan akhirnya finis di posisi ke-7 dalam klasemen keseluruhan.
Di luar Olimpiade, Jacobellis tetap menjadi kekuatan dominan di Kejuaraan Dunia. Ia memenangkan medali emas di snowboard cross pada Kejuaraan Dunia FIS Ski dan Snowboarding Freestyle 2015 di Kreischberg. Kemudian, ia juga meraih emas di Kejuaraan Dunia FIS Ski dan Snowboarding Freestyle 2017 di Sierra Nevada, di mana ia juga meraih medali perunggu di nomor mixed team snowboard cross. Pada musim Piala Dunia 2017-2018, ia berhasil meraih satu perak dan dua emas di balapan-balapan awal.
Dalam periode antara Olimpiade 2014 dan 2018, Jacobellis, selain pelatihan, berselancar, dan strategi kompetisi lainnya, juga mulai bekerja dengan pelatih keterampilan mental bernama Denise Shull. Ini menunjukkan upayanya untuk mengatasi tekanan dan trauma dari kegagalan Olimpiade sebelumnya.
Di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, Jacobellis mencapai final snowboard cross Olimpiade keduanya. Setelah memimpin sebagian besar lintasan, ia hanya terpaut 0.003 detik dari podium, finis di posisi ke-4. Selama periode ini, ia terus mendapatkan emas X Games pada tahun 2014, 2015, dan 2016.
2.3. Emas Olimpiade yang telah lama dinanti (2022)
Pada penampilan Olimpiade kelimanya, Lindsey Jacobellis yang berusia 36 tahun akhirnya berhasil menjadi juara Olimpiade di nomor snowboard cross pada Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Tiongkok. Ini adalah medali emas pertama bagi Amerika Serikat di Beijing, mengakhiri paceklik medali emas selama lima hari. Berbagai media memuji ketekunannya dalam meraih kemenangan setelah pengejaran medali emas Olimpiade selama enam belas tahun. Dalam final pada 9 Februari 2022, ia memimpin dari awal hingga akhir balapan dan tidak menyerahkan posisi terdepan.
Jacobellis melanjutkan kesuksesan individu emasnya dengan memenangkan medali emas perdana di nomor mixed team snowboard cross bersama rekannya, Nick Baumgartner. Ini adalah acara baru di Olimpiade Beijing 2022, dan mereka berhasil meraih dua gelar juara. Baumgartner, yang berusia 40 tahun dan juga berkompetisi di Olimpiade keempatnya tanpa medali (terbaiknya adalah posisi ke-4 di Pyeongchang), akhirnya meraih medali emas Olimpiade yang telah lama dinanti berkat kemitraan ini. Menariknya, di akhir balapan mixed team, Jacobellis melakukan sedikit trik `grab` seperti yang ia lakukan di Turin, namun kali ini ia tidak terjatuh dan berhasil mencapai garis finis di posisi pertama.
Pada Kejuaraan Dunia FIS Ski dan Snowboarding Freestyle 2019 di Utah, Jacobellis juga berhasil memenangkan medali emas di nomor mixed team snowboard cross. Baru-baru ini, pada Kejuaraan Dunia FIS Ski dan Snowboarding Freestyle 2023 di Bakuriani, ia meraih medali perunggu di nomor snowboard cross.
3. Di luar kompetisi
Selain kegiatannya sebagai atlet, Jacobellis juga terlibat dalam berbagai kegiatan di luar dunia olahraga, termasuk penampilan di media dan kemitraan sponsorship.
Di luar kariernya sebagai atlet snowboard profesional, Lindsey Jacobellis juga aktif di ranah media dan kehidupan publik, memanfaatkan platformnya untuk berbagai tujuan.
3.1. Penampilan media dan kehidupan publik
Jacobellis tampil dalam edisi amal acara MTV The Challenge, yang berjudul The Challenge: Champs vs. Pros. Ia berkompetisi untuk mengumpulkan uang bagi ASPCA (Masyarakat Amerika untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Hewan). Ia finis sebagai runner-up bersama rekan setimnya dalam tantangan final, Kamerion Wimbley.
Selain kemampuan atletiknya, Jacobellis dikenal dengan rambutnya yang keriting alami dan disponsori oleh merek perawatan rambut Paul Mitchell. Hal ini menyoroti bagaimana citra pribadinya juga menjadi bagian dari kehadiran publiknya.
4. Pencapaian dan penghargaan
Lindsey Jacobellis adalah atlet snowboard cross wanita paling berprestasi sepanjang masa, dengan koleksi medali yang mengesankan di berbagai kompetisi internasional.
Kompetisi | Emas | Perak | Perunggu |
---|---|---|---|
Olimpiade | 2 | 1 | 0 |
Kejuaraan Dunia | 6 | 0 | 2 |
X Games | 10 | 1 | 1 |
Kejuaraan Dunia Junior | 2 | 0 | 0 |
Berikut adalah daftar medali utama yang diraihnya:
- Olimpiade Musim Dingin**
- 2006 Turin: Medali Perak (Snowboard cross)
- 2022 Beijing: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2022 Beijing: Medali Emas (Mixed team snowboard cross)
- Kejuaraan Dunia FIS Snowboard**
- 2005 Whistler: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2007 Arosa: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2011 La Molina: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2015 Kreischberg: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2017 Sierra Nevada: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2017 Sierra Nevada: Medali Perunggu (Team snowboard cross)
- 2019 Utah: Medali Emas (Mixed team snowboard cross)
- 2023 Bakuriani: Medali Perunggu (Snowboard cross)
- X Games Musim Dingin**
- 2003 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross), Medali Perunggu (Slopestyle)
- 2004 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2005 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2006 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2007 Aspen: Medali Perak (Snowboard cross)
- 2008 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2009 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2010 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2011 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2014 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2015 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2016 Aspen: Medali Emas (Snowboard cross)
- Kejuaraan Dunia Junior**
- 2002 Rovaniemi: Medali Emas (Snowboard cross)
- 2003 Prato Nevoso: Medali Emas (Halfpipe)
- Peringkat Piala Dunia**
- Peringkat ke-1 di Piala Dunia Snowboard Cross (2006-07, 2008-09)
Selain itu, ia juga menerima penghargaan:
- ANOC Gala Awards 2022**: Kategori `Best Mixed Team Event Performance of Beijing 2022` (Penampilan Acara Tim Campuran Terbaik di Beijing 2022), yang diberikan oleh Asosiasi Komite Olimpiade Nasional.
5. Warisan dan penerimaan
Lindsey Jacobellis telah mengukir warisan yang tak terhapuskan dalam olahraga snowboarding. Sebagai atlet snowboard cross wanita paling berprestasi sepanjang masa, ia telah mendominasi disiplin ini selama hampir dua dekade, dengan lima gelar juara dunia dan sepuluh gelar X Games. Namun, warisannya jauh melampaui deretan medali dan rekor. Kisah hidup dan kariernya yang dipenuhi dengan tantangan, terutama setelah insiden Olimpiade Turin 2006, menjadikannya simbol ketekunan dan kemampuan bangkit dari kegagalan.
Publik secara luas menerima kemenangan medali emas Olimpiadenya di Beijing 2022 sebagai sebuah penebusan yang telah lama dinanti dan bukti nyata dari semangat pantang menyerah. Banyak media memuji perjalanannya yang panjang dan penuh perjuangan, dari "kesalahan" yang terkenal hingga akhirnya menulis ulang ceritanya dengan emas. Kisah Jacobellis, yang harus menunggu enam belas tahun dan empat Olimpiade berikutnya setelah Turin untuk meraih emas individu, telah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ini menunjukkan bahwa kegigihan, kerja keras, dan kemampuan untuk belajar dari kekalahan dapat membawa pada kesuksesan tertinggi, bahkan di hadapan keraguan dan tekanan publik yang besar. Melalui perjalanan kariernya, Jacobellis telah memberikan pelajaran berharga tentang resiliensi mental dan pentingnya terus berjuang untuk tujuan, tidak peduli seberapa banyak rintangan yang menghadang.
