1. Overview
Liu Huaqing (刘华清Liú HuáqīngBahasa Tionghoa; 1 Oktober 1916 - 14 Januari 2011) adalah seorang revolusioner dan laksamana Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok. Dia menjabat sebagai Panglima Angkatan Laut ketiga dari tahun 1982 hingga 1988, dan kemudian menjadi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat serta anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok. Liu Huaqing dikenal luas karena kontribusinya yang signifikan terhadap modernisasi Angkatan Laut Tiongkok, dan sering disebut sebagai "bapak angkatan laut modern Tiongkok" serta "bapak kapal induk Tiongkok". Perannya dalam memimpin modernisasi angkatan laut melalui strategi "rantai pulau" dan mendorong pengembangan kapal induk sangat sentral bagi transformasi kekuatan maritim Tiongkok. Meskipun demikian, kariernya juga melibatkan perannya sebagai komandan pasukan dalam penegakan darurat militer selama protes Lapangan Tiananmen 1989, sebuah peristiwa yang menimbulkan perhatian global terhadap isu-isu hak asasi manusia dan demokrasi di Tiongkok.
2. Kehidupan
Liu Huaqing memiliki karier militer yang panjang dan berpengaruh, dimulai sejak masa-masa awal Partai Komunis Tiongkok hingga menjadi salah satu pemimpin militer tertinggi di negara itu. Latar belakang pendidikannya di Uni Soviet memainkan peran penting dalam pembentukan pemikiran strategisnya, terutama dalam visinya untuk modernisasi angkatan laut Tiongkok.

2.1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Liu Huaqing lahir pada 1 Oktober 1916, di County Huang'an, Hubei, Tiongkok. Dia bergabung dengan Liga Pemuda Komunis Tiongkok pada Oktober 1929 dan kemudian bergabung dengan Tentara Merah Tiongkok pada Desember 1930. Pada Oktober 1935, ia resmi menjadi anggota Partai Komunis Tiongkok.
Pendidikannya yang paling signifikan adalah di Uni Soviet, di mana ia belajar di Akademi Angkatan Laut Kuznetsov (juga dikenal sebagai Akademi Angkatan Laut Voroshilov) di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) dari tahun 1954 hingga 1958. Selama studinya, ia berguru kepada Sergei Gorshkov, seorang laksamana terkemuka Uni Soviet, dan mendalami spesialisasi komando angkatan laut. Pengalaman ini sangat memengaruhi pandangannya tentang modernisasi angkatan laut. Saat menjalani studi di Uni Soviet, pada tahun 1955, Liu Huaqing dianugerahi pangkat Laksamana Muda.
2.2. Karier Awal
Selama Perang Saudara Tiongkok, Liu Huaqing bertugas di Tentara Lapangan Kedua, di mana Deng Xiaoping menjabat sebagai komisaris politik. Liu bertugas di bawah Deng sebagai Direktur Departemen Politik Korps Angkatan Darat ke-11 dari Angkatan Darat ke-3 Tentara Lapangan Kedua.
Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok, Liu Huaqing bertugas di Angkatan Laut. Sejak tahun 1958, ia memegang berbagai posisi penting, termasuk Wakil Komandan Pertama dan Kepala Staf Pangkalan Lüshun Angkatan Laut, Wakil Komandan Armada Laut Utara sekaligus Komandan Pangkalan Lüshun, dan Direktur Institut Penelitian ke-7 Kementerian Pertahanan Nasional. Pada tahun 1965, ia diangkat sebagai Wakil Menteri Industri Mesin Keenam dan anggota Komite Tetap Komite Partai, sementara ia tetap menjabat sebagai Direktur Institut Penelitian ke-7. Setelah tahun 1966, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Komisi Sains Pertahanan Nasional dan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut. Sejak tahun 1975, ia menjadi anggota Kelompok Pimpinan Inti Partai di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, tetap merangkap jabatan sebagai Wakil Direktur Komisi Sains Pertahanan Nasional. Pada tahun 1979, ia menjadi Asisten Kepala Staf dan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut.
3. Aktivitas Utama dan Pencapaian
Liu Huaqing memegang peran sentral dalam pengembangan militer Tiongkok, terutama dalam modernisasi angkatan laut dan struktur kepemimpinan militer tertinggi. Dia memelopori visi strategis yang membentuk masa depan kekuatan maritim Tiongkok dan menduduki posisi kunci dalam hierarki politik-militer.
3.1. Panglima Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat
Pada Agustus 1982, Liu Huaqing diangkat sebagai Panglima Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dan Wakil Sekretaris Komite Partai Angkatan Laut, menggantikan pendahulunya Ye Fei yang pensiun karena masalah kesehatan. Pada September tahun yang sama, ia terpilih sebagai anggota Komite Pusat Partai pada Kongres Nasional Partai Komunis ke-12.
Selama masa jabatannya sebagai panglima, Liu Huaqing merumuskan sebuah strategi ambisius yang terdiri dari tiga tahap untuk Angkatan Laut Tiongkok, dengan tujuan mencapai kemampuan operasional global pada paruh kedua abad ke-21. Tahap pertama, dari tahun 2000 hingga 2010, Angkatan Laut Tiongkok akan mengembangkan kemampuan untuk beroperasi hingga rantai pulau pertama. Tahap kedua, dari tahun 2010 hingga 2020, angkatan laut akan menjadi kekuatan regional yang mampu memproyeksikan kekuatan hingga rantai pulau kedua. Tahap ketiga, yang akan dicapai pada tahun 2040, Tiongkok akan memiliki angkatan laut perairan biru yang berpusat pada kapal induk. Dia adalah pendukung kuat program kapal induk Tiongkok dan mendorong inovasi teknologi domestik untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut, sekaligus mendukung pembelian peralatan militer dalam skala besar dari luar negeri.
3.2. Peran dalam Komisi Militer Pusat
Pada November 1987, Liu Huaqing menjadi anggota Komisi Militer Pusat (KMP) Partai Komunis Tiongkok dan ditunjuk sebagai Wakil Sekretaris Jenderal KMP. Pada November 1989, dalam Sidang Pleno Kelima Komite Pusat ke-13 Partai Komunis Tiongkok, ketika Jiang Zemin diangkat sebagai Ketua KMP Partai, Deng Xiaoping secara strategis menunjuk Liu Huaqing sebagai Wakil Ketua KMP Partai. Langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan pengaruh dua saudara Yang Shangkun dan Yang Baibing, yang telah memperkuat kendali mereka atas militer pasca insiden Lapangan Tiananmen, serta untuk memberikan dukungan dan bimbingan militer bagi Jiang Zemin, yang dianggap kurang memiliki latar belakang militer yang kuat.
Pada 4 April 1990, Liu Huaqing dipromosikan menjadi Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Negara dalam sesi ketiga Kongres Rakyat Nasional ke-7. Pada 19 Oktober 1992, dalam Sidang Pleno Pertama Komite Pusat ke-14, di mana Yang bersaudara disingkirkan dari militer, Liu Huaqing kembali diangkat sebagai Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Partai. Ia juga kembali terpilih sebagai Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Negara pada 28 Maret 1993 dalam sesi pertama Kongres Rakyat Nasional ke-8. Ia secara resmi pensiun dari jabatan Wakil Ketua KMP pada Maret 1998. Setelah pensiun, Liu Huaqing masih muncul di depan umum, termasuk pada peringatan 80 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat di Beijing pada tahun 2007, dan pada peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 1 Oktober 2009, mengenakan seragam militernya.
3.3. Keanggotaan Komite Tetap Politbiro
Pada Oktober 1992, Liu Huaqing diangkat sebagai anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok (KTP), posisi yang sangat signifikan dalam kepemimpinan tertinggi Tiongkok. Dia adalah anggota KTP terakhir yang merupakan personel militer aktif. Sejak dia meninggalkan Komite Tetap pada tahun 1997, tidak ada pemimpin militer aktif lainnya yang duduk di komite ini, menandai perubahan dalam struktur kekuasaan di mana militer secara eksplisit dipisahkan dari lingkaran inti kepemimpinan politik tertinggi. Ini menunjukkan keunikan posisinya di era reformasi.
3.4. Keterlibatan dalam Protes Tiananmen 1989
Liu Huaqing memainkan peran penting dalam penanganan Protes Lapangan Tiananmen 1989. Sebagai komandan tertinggi pasukan yang menegakkan darurat militer untuk menekan protes di Lapangan Tiananmen pada 3-4 Juni 1989, ia bertanggung jawab langsung atas operasi militer yang terjadi selama periode tersebut. Ia bekerja bersama dengan Chi Haotian, yang menjabat sebagai wakil komandan. Peran ini menyoroti keterlibatannya dalam peristiwa krusial yang membentuk persepsi internasional tentang hak asasi manusia dan kebebasan sipil di Tiongkok.
4. Pemikiran dan Strategi Militer
Pemikiran dan strategi militer Liu Huaqing, khususnya mengenai modernisasi angkatan laut, sangat berpengaruh dan menjadi dasar bagi pengembangan kekuatan maritim Tiongkok di abad ke-21. Visinya telah membentuk arah jangka panjang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat.
4.1. Latar Belakang Pembentukan Pemikiran
Pembentukan pemikiran militer dan strategis Liu Huaqing sangat dipengaruhi oleh pengalamannya belajar di Uni Soviet. Sebagai murid Sergei Gorshkov di Akademi Angkatan Laut Voroshilov dari tahun 1954 hingga 1958, ia menyerap doktrin maritim Soviet dan pentingnya kekuatan angkatan laut yang kuat. Pengalamannya dalam penelitian dan pengembangan angkatan laut selama tahun 1960-an dan 1970-an, sebelum ia memimpin penelitian militer nasional, juga memberikan wawasan teknis yang mendalam, memungkinkan dia untuk mengadvokasi inovasi teknologi sebagai kunci modernisasi.
4.2. Ciri dan Isi Strategi
Pemikiran inti Liu Huaqing berpusat pada strategi "rantai pulau" dan pembangunan angkatan laut perairan biru yang kuat. Ia mengusulkan strategi tiga tahap yang ambisius untuk Angkatan Laut Tiongkok:
- Tahap pertama (2000-2010): Mengembangkan kemampuan untuk beroperasi di dalam rantai pulau pertama, yang mencakup perairan dekat pesisir Tiongkok.
- Tahap kedua (2010-2020): Menjadi kekuatan regional yang mampu memproyeksikan kekuatan hingga rantai pulau kedua, mencakup wilayah yang lebih luas di Samudra Pasifik bagian barat.
- Tahap ketiga (2040): Memiliki angkatan laut perairan biru yang lengkap dan berpusat pada kapal induk, mampu beroperasi secara global.
Liu Huaqing adalah pendukung teguh program kapal induk Tiongkok, secara konsisten berargumen bahwa kapal induk sangat penting bagi Angkatan Laut Tiongkok untuk melindungi kepentingan nasional dan memproyeksikan kekuatan di luar perairan pesisir. Ia juga mendorong inovasi teknologi di dalam negeri untuk meningkatkan kemampuan angkatan laut, namun pada saat yang sama, ia menganjurkan akuisisi teknologi dan peralatan militer skala besar dari luar negeri untuk mempercepat modernisasi. Pemikirannya mencerminkan sintesis antara pengembangan mandiri dan pemanfaatan teknologi asing.
5. Kehidupan Pribadi
Meskipun sebagian besar kehidupan Liu Huaqing didedikasikan untuk karier militer dan politiknya, beberapa aspek kehidupan pribadinya juga menjadi sorotan publik.
5.1. Keluarga
Liu Huaqing menikah dan memiliki beberapa anak. Putranya, Liu Zhuoming, juga mengikuti jejak ayahnya di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dan mencapai pangkat Laksamana Muda. Putrinya, Liu Chaoying, seorang mantan letnan kolonel di PLA, menjadi tokoh penting dalam Kontroversi keuangan kampanye Amerika Serikat 1996. Kontroversi ini melibatkan dugaan upaya Tiongkok untuk memengaruhi pemilihan umum Amerika Serikat melalui sumbangan politik ilegal.
6. Kematian
Liu Huaqing meninggal dunia pada 14 Januari 2011, di Beijing, Tiongkok, pada usia 94 tahun karena sakit. Kematiannya menandai berakhirnya era salah satu arsitek utama modernisasi militer Tiongkok. Setahun setelah kematiannya, pada tahun 2012, Angkatan Laut Tiongkok secara resmi menugaskan kapal induk pertamanya, Liaoning, yang sebelumnya merupakan kapal induk Soviet "Varyag". Peristiwa ini menjadi simbol terwujudnya sebagian dari visi Liu Huaqing mengenai kekuatan maritim Tiongkok.
7. Penilaian dan Warisan
Penilaian terhadap Liu Huaqing mencakup pengakuan luas atas kontribusinya terhadap Angkatan Laut Tiongkok, sekaligus kritik terhadap perannya dalam peristiwa politik sensitif.
7.1. Penilaian Positif
Liu Huaqing diakui secara luas sebagai tokoh kunci dalam modernisasi Angkatan Laut Tiongkok dan sering dijuluki sebagai "bapak angkatan laut modern Tiongkok" dan "bapak kapal induk Tiongkok". Visinya yang berani untuk membangun angkatan laut perairan biru, yang dirangkum dalam strategi "rantai pulau" dan penekanannya pada pengembangan kapal induk, telah menjadi peta jalan bagi pertumbuhan kekuatan maritim Tiongkok. Dia juga dianugerahi beberapa tanda jasa militer, termasuk Medali 1 Agustus Kelas 2, Orde Kemerdekaan dan Kebebasan Kelas 2, dan Orde Pembebasan Kelas 1, serta Orde Bendera Nasional Kelas 1 dari Korea Utara pada tahun 1989. Pada tahun 1999, ia juga menerima Orde Persahabatan dari Federasi Rusia atas kontribusinya dalam memperkuat hubungan Tiongkok-Rusia.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun diakui atas kontribusi militernya, peran Liu Huaqing dalam Protes Lapangan Tiananmen 1989 telah menjadi subjek kritik dan kontroversi. Sebagai komandan pasukan yang menerapkan darurat militer dan bertanggung jawab atas penumpasan demonstrasi, tindakan-tindakannya menjadi bagian dari narasi yang lebih luas mengenai pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan kebebasan sipil oleh pemerintah Tiongkok. Selain itu, putrinya, Liu Chaoying, terlibat dalam Kontroversi keuangan kampanye Amerika Serikat 1996, yang juga menarik perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai integritas keluarganya.
8. Dampak
Visi dan kepemimpinan Liu Huaqing memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap pengembangan angkatan laut Tiongkok dan posisi negara itu sebagai kekuatan maritim.
8.1. Dampak pada Pengembangan Angkatan Laut Selanjutnya
Pemikiran dan strategi Liu Huaqing telah menjadi dasar bagi arah pengembangan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) setelah masa jabatannya. Konsep "rantai pulau"nya tetap menjadi kerangka utama bagi perencanaan strategis angkatan laut Tiongkok, yang bertujuan untuk memperluas jangkauan operasionalnya secara bertahap dari perairan pesisir hingga kemampuan perairan biru yang global. Advokasinya yang gigih untuk pengembangan kapal induk, seringkali menghadapi resistensi internal, akhirnya membuahkan hasil dengan pengoperasian kapal induk pertama Tiongkok, Liaoning, pada tahun 2012. Keberadaan kapal induk ini secara langsung merupakan manifestasi dari visi Liu Huaqing. Kehadirannya yang terus-menerus di acara-acara kenegaraan bahkan setelah pensiun, seperti peringatan 80 tahun PLA pada 2007 dan 60 tahun RRT pada 2009, menegaskan bahwa ia terus dihormati sebagai arsitek utama modernisasi angkatan laut dan menjadi inspirasi bagi generasi pemimpin militer Tiongkok berikutnya dalam upaya mereka untuk membangun kekuatan maritim yang kuat dan modern.