1. Overview
Maudy Ayunda (nama lahir Ayunda Faza Maudya, lahir 19 Desember 1994) adalah seorang aktris, penyanyi-penulis lagu, wirausahawan, penulis, model, dan aktivis berkebangsaan Indonesia. Dikenal atas bakatnya dalam bercerita dan kemampuannya yang serbabisa, Maudy telah menjadi nama yang familiar di Indonesia, khususnya di industri hiburan dan sektor pendidikan. Ia diakui atas kontribusinya dalam berbagai bidang, termasuk masuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30 pada tahun 2021, serta meraih nominasi ganda Piala Citra pada Festival Film Indonesia 2022 dan total 13 nominasi Anugerah Musik Indonesia. Maudy memulai debutnya di industri hiburan melalui film Untuk Rena pada tahun 2005, sebelum kemudian membintangi berbagai film populer lainnya seperti Perahu Kertas (2012), Refrain (2013), dan Habibie & Ainun 3 (2019). Dalam karier musik, ia merilis album pertamanya, Panggil Aku..., pada tahun 2011, yang kemudian diikuti oleh tiga album studio lainnya dan dua album mini, serta sering mengisi jalur suara untuk film-film yang dibintanginya. Selain karier artistiknya, Maudy juga dikenal luas karena advokasinya dalam isu-isu sosial, khususnya pendidikan dan pemberdayaan pemuda.
2. Kehidupan awal dan pendidikan
Maudy Ayunda memiliki latar belakang masa kecil dan perjalanan pendidikan yang membentuk kepribadian dan minatnya yang mendalam di berbagai bidang.
2.1. Masa kecil dan keluarga
Ayunda Faza Maudya, atau yang lebih dikenal sebagai Maudy Ayunda, lahir di Jakarta, Indonesia, pada tanggal 19 Desember 1994. Ia adalah putri sulung dari pasangan Didit Jasmedi R. Irawan dan Muren Murdjoko. Maudy memiliki seorang adik perempuan bernama Amanda Khairunnisa, yang juga dikenal sebagai seorang influencer dan telah tampil dalam beberapa film.
Sejak usia dini, Maudy telah menunjukkan minat yang kuat pada buku dan pendidikan. Ia mulai belajar membaca pada usia 3 tahun, dengan kata pertamanya yang ia ingat adalah "Kompas", nama sebuah surat kabar harian kala itu. Sebagai anak yang introvert, ia sering ditemukan membaca buku dengan tenang di sudut ruangan selama acara keluarga. Dalam sebuah wawancara podcast, Maudy menggambarkan pendidikan sebagai "ruang aman" dan "tempat perlindungan pribadi" baginya, menyatakan, "Saya selalu merasa bahwa ini (pendidikan) adalah ruang yang sepenuhnya milik saya dan berada di bawah kendali saya. Entah saya berhasil atau gagal, saya bisa mengambil semua pujian dan pertanggungjawaban untuk itu."
2.2. Perjalanan pendidikan
Maudy menempuh pendidikan dasar di SD Al-Azhar hingga kelas dua, sebelum kemudian pindah ke Mentari Intercultural School hingga lulus SMP. Ia mengakui bahwa transisi ini cukup menantang karena ia adalah satu-satunya siswa di kelasnya yang tidak terbiasa dengan lingkungan berbahasa Inggris. Maudy mengenang bagaimana kepala sekolah pernah memperingatkannya dan ibunya bahwa ia mungkin harus mengulang kelas karena kemampuan bahasa Inggrisnya yang terbatas. Namun, ia dengan cepat mengejar ketertinggalan dan berhasil menyelesaikan studinya di Mentari. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan menengah atasnya di British School Jakarta, di mana ia juga menjabat sebagai ketua OSIS.
Setelah lulus SMA pada tahun 2011, Maudy memutuskan untuk mengambil cuti satu tahun, meskipun ia telah diterima di Universitas Columbia. Setahun kemudian, ia melanjutkan perjalanan akademisnya dengan mengambil gelar sarjana di jurusan Philosophy, Politics, and Economics (PPE) di Universitas Oxford, Inggris. Ia memulai studinya pada September 2013 dan lulus pada tahun 2016 dengan predikat kehormatan yang setara dengan Magna Cum Laude.
Pada tahun 2019, Maudy diterima di dua universitas paling bergengsi di dunia-Harvard dan Stanford-untuk gelar master-nya. Ia akhirnya memilih Stanford, di mana ia berhasil meraih gelar ganda dalam bidang pendidikan (MA) dan administrasi bisnis (MBA) pada tahun 2021.
3. Karier
Maudy Ayunda telah menorehkan jejak yang signifikan dalam karier multifasetnya sebagai aktris, penyanyi, penulis, dan wirausahawan, dengan perjalanan yang terus berkembang sejak debutnya.
3.1. Awal karier dan debut (2005-2010)
Ayunda memulai kariernya di industri hiburan sebagai aktris cilik melalui film debutnya, Untuk Rena, yang dirilis pada tahun 2005. Dalam film tersebut, ia beradu akting dengan aktor senior Indonesia, Surya Saputra. Maudy ditemukan oleh tim Miles Films saat berada di sekolah dan langsung didapuk untuk peran utama sebagai Rena. Melalui peran debut ini, Maudy dinominasikan untuk kategori Most Favorite Rising Star di MTV Indonesia Movie Awards 2006 dan berhasil meraih penghargaan Aktris Utama Terpilih di Festival Film Jakarta pada usia yang baru menginjak 11 tahun.
Pada usia 11 tahun, Maudy tidak hanya meluncurkan karier aktingnya, tetapi juga menerbitkan buku pertamanya yang berjudul A Forest of Fables. Buku tersebut adalah kumpulan 17 cerita pendek tentang binatang hutan, dan seluruh hasil penjualannya disumbangkan untuk korban tsunami Aceh 2004, menandai inisiatif amal pertamanya yang dikenal publik.
Pada tahun 2009, Ayunda kembali bekerja sama dengan Miles Films, memerankan karakter Zakiah Nurmala dalam film Sang Pemimpi, sekuel dari film laris Indonesia, Laskar Pelangi, yang disutradarai oleh Riri Riza. Selain perannya sebagai aktris, ia juga berkontribusi pada jalur suara film tersebut dengan menyanyikan lagu "Mengejar Mimpi". Di tahun yang sama, Maudy juga menarik perhatian dengan kemampuan modelingnya, menjadi finalis dalam kompetisi majalah kenamaan Indonesia, GADIS.
3.2. Debut musik dan popularitas yang meningkat (2011-2014)

Setelah debut yang sukses di industri film, Ayunda merambah dunia tarik suara. Pada tahun 2011, ia merilis album musik pertamanya, Panggil Aku..., yang menampilkan 10 lagu, termasuk lagu pertama yang ditulis sendiri oleh Ayunda, "Tetap Bersama", dan lagu pop hit, "Tiba-tiba Cinta Datang". Lagu ini, yang telah mengumpulkan lebih dari 16 juta penayangan di YouTube, mencapai puncak popularitasnya ketika digunakan sebagai lagu tema pembuka untuk sinetron romantis remaja dengan judul yang sama pada tahun 2014.
Selain mengejar perjalanan musiknya, Ayunda terus membangun karier aktingnya. Ia membintangi Rumah Tanpa Jendela, sebuah film musikal yang disutradarai oleh Aditya Gumay, serta dalam Tendangan dari Langit, sebuah film bertema olahraga. Tahun berikutnya, Ayunda kembali beradu akting dengan Surya Saputra dalam Malaikat Tanpa Sayap, di mana ia memerankan Mura, kekasih dari Vino, yang diperankan oleh Adipati Dolken. Peran ini membawanya dinominasikan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Bandung.
Tak lama setelah itu, pasangan di layar Maudy dan Adipati kembali bersatu di lokasi syuting untuk adaptasi film dari novel terlaris Perahu Kertas yang ditulis oleh Dee (Dewi Lestari). Dalam film ini, Ayunda mendapatkan peran ikoniknya sebagai Kugy, dan juga berkontribusi sebagai penyanyi untuk jalur suara asli, "Perahu Kertas", yang juga ditulis oleh Dewi Lestari. Lagu tersebut berhasil membawanya sebagai bintang yang sedang naik daun di dunia musik. Ia dinominasikan di Anugerah Musik Indonesia 2013 untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik. Ayunda juga dinominasikan di Anugerah Planet Muzik 2013 yang diadakan di Singapura sebagai Artis Wanita Terbaik dan Lagu Indonesia Terbaik untuk lagu "Perahu Kertas".
Pada tahun 2013, Ayunda merilis sebuah album mini berjudul My Hidden Collection di kanal YouTube pribadinya, menampilkan empat lagu berbahasa Inggris, yang semuanya ia tulis sendiri. Pada Januari 2014, ia berkolaborasi dengan penyanyi Korea-Amerika David Choi dalam sebuah duet berjudul "By My Side". Lagu ini kemudian dimasukkan ke dalam albumnya pada tahun 2014 dan dinominasikan untuk Kolaborasi Pop Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2015.
3.3. Album Moments dan kehadiran yang meluas (2015-2017)

Pada 1 April 2015, Maudy merilis album studio keduanya berjudul Moments. Album ini meraih sukses komersial, terjual lebih dari 200.000 kopi dan memperoleh sertifikasi Multi-Platinum. Album ini juga menerima nominasi untuk Album Pop Terbaik dan Album Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2015. Bersamaan dengan album tersebut, ia merilis tiga singel: "Cinta Datang Terlambat", "Bayangkan Rasakan", dan "Untuk Apa".
Pada tahun yang sama, Ayunda muncul dalam film 2014: Siapa di Atas Presiden?, sebuah film aksi yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan Rahabi Mandra, serta mengisi suara untuk film animasi Battle of Surabaya sebagai Yumna. Ia juga merilis singel lain yang ditulis sendiri, "Jakarta Ramai", dan dinominasikan sebagai Ikon Media Sosial di Anugerah Planet Muzik 2015. Selain itu, ia memenangkan kategori Female Singer of the Year di Indonesian Choice Awards 2015.
Saat mengelola tahun terakhir studinya di Universitas Oxford pada tahun 2016, Ayunda berhasil merilis singel "Sekali Lagi" dan juga terpilih untuk membawakan versi resmi Bahasa Indonesia dari "How Far I'll Go" dari film animasi Disney Moana.
Pada tahun 2017, Ayunda membintangi sebagai seorang blogger perjalanan bernama Trinity dalam film Trinity, The Nekad Traveler, yang disutradarai oleh Rizal Mantovani. Ia juga berkontribusi pada jalur suara film tersebut dengan lagu "Satu Bintang di Langit Kelam", sebuah lagu yang awalnya dibawakan oleh Rida Sita Dewi. Tahun itu, Ayunda juga merilis singel "Kejar Mimpi" dan "Kutunggu Kabarmu".
3.4. Album Oxygen dan karya sastra (2018-2020)
Pada tahun 2018, Ayunda merilis album studio ketiganya, Oxygen. Album ini kemudian dinominasikan sebagai Album Pop Terbaik dalam ajang Anugerah Musik Indonesia 2018, dan Ayunda sendiri dinominasikan sebagai Artis Solo Wanita Pop Terbaik untuk singelnya "Aku Sedang Mencintaimu" serta Karya Produksi Kolaborasi Terbaik untuk singelnya "We Don't (Still Water)" yang menampilkan Teddy Adhitya. Ayunda juga terlibat dalam Asian Para Games 2018, menyanyikan lagu tema acara tersebut "Song of Victory" bersama musisi lainnya seperti Armand Maulana, Once Mekel, Vidi Aldiano, Regina Poetiray, Zara Leola, Lesti Andryani, dan Putri Ariani.
Merambah dunia penerbitan, Ayunda menerbitkan buku Dear Tomorrow: Notes to My Future Self pada April 2018, yang mendalami pemikiran dan pengalamannya tentang keaslian, impian, karier, cinta, dan pola pikir. Buku tersebut menjadi sangat populer, terjual lebih dari 27.000 kopi.
Menyusul kesuksesan buku pengembangan dirinya, pada tahun 2019 Ayunda menerbitkan dua buku anak-anak bilingual berjudul Kina's Story - Kina and Her Fluffy Bunny dan Kina's Story: Kina Makes a New Friend. Cerita-cerita tersebut pertama kali ditulis ketika Ayunda berusia 10 tahun, yang kemudian diimajinasikan ulang menjadi narasi baru.
Pada tahun yang sama, Ayunda dipercaya untuk memerankan Hasri Ainun Habibie muda dalam film Habibie & Ainun 3, yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Selain perannya di depan kamera, Ayunda juga terlibat dalam menyanyikan jalur suara "Kamu & Kenangan", yang ditulis oleh Melly Goeslaw. Lagu tersebut dinominasikan untuk Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2019 dan Lagu Tema Terpilih di Piala Maya 2019. Selain itu, Ayunda juga dinominasikan untuk perannya sebagai Ainun di Festival Film Bandung 2020.
Di tengah peningkatan karya kreatifnya pada tahun 2020, Ayunda memutuskan untuk mengejar gelar master di Amerika Serikat. Untuk menandai perjalanan ini, ia merilis sebuah singel berjudul "Goodbye". Di tahun yang sama, Ayunda masuk dalam daftar Forbes Indonesia 30 Under 30.
3.5. Kembali ke dunia akademis dan proyek berkelanjutan (2021-2022)

Sekembalinya ke Indonesia, Ayunda berperan dalam film Losmen Bu Broto, memerankan karakter Jeng Sri. Ia juga menulis dan membawakan lagu tema film tersebut, berkolaborasi dengan Danilla Riyadi. Film yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah dan Eddie Cahyono ini dirilis pada tahun 2021 dan membawa Maudy meraih beberapa nominasi, termasuk nominasi Piala Citra pertamanya di Festival Film Indonesia 2022: Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik untuk perannya sebagai Jeng Sri dan Pencipta Lagu Tema Terbaik untuk lagu "Semakin Jauh" yang ia nyanyikan bersama Danilla.
Selain film, Ayunda juga merilis album mini The Hidden Tapes: Vol. 1 pada tahun 2021. Melalui album mini yang ia persiapkan selama berada di Universitas Stanford ini, Ayunda bertujuan untuk menghasilkan karya yang jujur dan sesuai dengan dirinya. Album mini tersebut menampilkan tiga lagu, masing-masing menceritakan kisah berbeda dengan satu tema payung: perempuan yang menerima, menghadapi, dan memberdayakan. Ide ini datang dari refleksinya tentang kariernya sebagai penyanyi-penulis lagu setelah lulus. Lagu pertama "Don't Know Why" dirilis pada Juli 2021, menggali perasaan mati rasa dalam hubungan yang berfungsi sebagai pengingat bagi perempuan untuk mengenali kemampuan mereka dalam mendefinisikan kembali jalan dan kisah cinta mereka sendiri. Lagu kedua "Not for Us", dirilis pada Agustus 2021, adalah sebuah realisasi bahwa ada hubungan yang tidak bisa bertahan selamanya dan bahwa itu adalah hal yang tidak terhindarkan. Lagu terakhir "Heartless" dirilis pada Oktober 2021, menyuarakan kekuatan perempuan dan kemampuan mereka untuk menulis dan memiliki kisah mereka sendiri. Selain album mininya, Ayunda juga berkolaborasi dengan Dee Lestari dalam lagu berjudul "Awal Mula", yang merupakan jalur suara untuk novel Dewi Lestari Rapijali.
Pada tahun 2021, Ayunda mendapatkan pengakuan dan termasuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30 - Entertainment and Sports.
Selain kegiatan kreatifnya, Ayunda juga berkomitmen pada advokasi. Pada tahun 2022, Ayunda ditunjuk sebagai juru bicara untuk Presidensi G20 Indonesia. Keputusan ini merupakan upaya untuk lebih banyak mewakili pemuda Indonesia di platform global. Sepanjang presidensi, Ayunda berpartisipasi dalam beberapa diskusi yang berfokus pada pendidikan, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan pemuda, dan pembangunan berkelanjutan, memperkuat pentingnya suara kaum muda dalam proses pengambilan keputusan.
Selama tahun 2022, Ayunda memperluas kehadiran digitalnya dan terhubung dengan audiens yang lebih luas melalui kanal YouTube pribadinya. Memadukan konten hiburan dan pendidikan, Ayunda menggunakan kanal ini untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan mendorong dialog yang jujur dan rentan di antara para penontonnya. Kanal tersebut menawarkan beberapa program seperti Booklist (seri ulasan buku), Ayunda's thoughts (diskusi jujur tentang isu-isu penting), Buka Kartu (format Q&A podcast yang menyenangkan), dan vlog (sekilas kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya).
3.6. Usaha wirausaha dan karya terbaru (2023-sekarang)
Pada tahun 2023, Ayunda kembali mengaktifkan Program Mentorship & Scholarship-nya. Didirikan pada tahun 2018 sebagai bagian dari yayasannya, program ini bertujuan untuk memberdayakan pemuda Indonesia dan menciptakan komunitas pembuat perubahan yang bersemangat, yang dapat menciptakan dampak berarti bagi Indonesia. Dengan 32 peserta dalam angkatan tersebut, Ayunda mengadakan serangkaian lokakarya yang membahas topik-topik seperti Pola Pikir untuk Sukses, Penceritaan Strategis, Membangun Ketahanan Mental, Alat dan Kerangka Produktivitas, dan banyak lagi. Selain mentoring, Ayunda juga menawarkan beasiswa kuliah dan proyek kepada peserta terpilih dengan harapan dapat menciptakan efek berantai di bidang masing-masing.

Ayunda menutup tahun dengan peluncuran usaha bisnisnya: From This Island, sebuah perusahaan perawatan pribadi yang memanfaatkan makanan super dan bahan-bahan unggulan dari pulau-pulau di Indonesia, yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Dilengkapi dengan teknologi yang dipatenkan, LUMERA, Ayunda dan mitranya Patricia Davina bertujuan untuk menciptakan pengalaman perawatan kulit yang efektif, aman, dan kuat serta membawa nama Indonesia ke skala global.
Di tengah komitmennya terhadap pendidikan dan dampak sosial, Ayunda terus mengerjakan karya kreatifnya dan kemitraan dengan merek-merek terkenal. Tahun 2024 menandai tonggak penting dalam karier musik Ayunda dengan album studio ke-4-nya, Pada Suatu Hari. Album ini menandakan kembalinya Maudy secara besar-besaran ke dunia musik dan pergeseran dalam perspektif musiknya, di mana ia tidak hanya melihat musik sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium yang kuat untuk bercerita dan memberikan komentar sosial.
Pada Mei 2024, Ayunda merilis singel berjudul "Cahaya" sebagai hadiah kejutan ulang tahun pernikahan untuk suaminya, Jesse Choi. Lagu ini mendalami sifat cinta yang rumit, keindahan namun kerentanan saat jatuh cinta yang diceritakan melalui citra yang kaya dan narasi simbolis. Lagu ini menerima umpan balik positif dari para penggemar dan masyarakat umum saat mereka mengantisipasi kembalinya Ayunda ke dunia musik.
Tiga bulan kemudian, pada Agustus 2024, Ayunda merilis singel keduanya berjudul "Hari Itu". Lagu yang ceria dan menarik ini merupakan penghargaan terhadap kepolosan dan keajaiban masa kanak-kanak, mengambil inspirasi dari pengalaman Ayunda sepanjang tahun-tahun formatifnya di sekolah. Lagu ini menyentuh momen-momen tak terlupakan di sekolah (hari pertama, patah hati pertama, persahabatan) dan merangkum manisnya nostalgia. Lagu ini menjadi sangat populer, terutama di kalangan mahasiswa yang memulai babak baru sekolah mereka.
Pada November 2024, Ayunda merilis singel ketiga dan terakhir dari album tersebut, "Puisi Kota", sebuah lagu duet dengan penyanyi legendaris Indonesia, Iwan Fals. Dikompilasi oleh Maudy Ayunda sendiri, "Puisi Kota" menangkap kompleksitas dan gejolak batin dalam menavigasi lanskap emosional penemuan diri, tekanan sosial, dan pencarian makna di dunia yang semakin kacau dan bising.
Selain musik, Ayunda juga kembali ke industri film dengan peran barunya sebagai Laksmi dalam Para Perasuk, sebuah drama supernatural yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, yang dijadwalkan rilis pada tahun 2025. Menjelajahi peran baru di industri film, film biografi Ki Hajar Dewantara akan menjadi film pertama Maudy sebagai produser film. Disutradarai oleh Gina S. Noer, film ini akan menggali kehidupan Bapak Pendidikan Indonesia tersebut dan akan dirilis pada tahun 2026.
Pada Februari 2025, Ayunda merilis lagu tema resmi untuk film Korea mendatang You're the Apple of My Eye. Dibintangi oleh Dahyun (TWICE) dan Jinyoung (B1A4), film ini adalah kisah cinta sekolah menengah dan merupakan pembuatan ulang dari film romantis Taiwan terkenal dengan judul yang sama. Lagu tema berjudul "Now Do You" ini menandai momen bersejarah sebagai lagu tema film Korea pertama yang dibawakan oleh penyanyi Indonesia.
4. Peran publik dan sosial
Selain meniti karier di dunia hiburan, Maudy Ayunda juga menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap isu-isu sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia, khususnya yang berdampak langsung pada kehidupan anak muda. Ia dikenal sebagai aktivis yang vokal dan inspiratif.
4.1. Advokasi dan pemberdayaan pemuda
Pada tahun 2012, Maudy Ayunda menjadi pembicara termuda di forum ekonomi dan demokrasi global yang diadakan di Nusa Dua, Bali. Acara internasional tersebut dihadiri oleh mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam forum tersebut, Ayunda berbicara tentang pembangunan ekonomi sebagai sarana untuk memerangi kemiskinan di Indonesia.
Pada tahun 2015, ia mendampingi Perdana Menteri Inggris, David Cameron, saat mengunjungi Jakarta. Ayunda, yang saat itu juga sedang menempuh studi Politik, Filsafat, dan Ekonomi di Universitas Oxford, diakui atas aktivitasismenya dan diberi kesempatan untuk memandu Perdana Menteri selama acara ini. Bertindak sebagai perwakilan pemuda Indonesia, ia mendampingi Perdana Menteri melalui berbagai kegiatan-mulai dari diskusi serius tentang gerakan ekstremis di Indonesia hingga berswafoto sambil menikmati pisang goreng khas Indonesia.
Pada tahun 2016, Ayunda masuk dalam daftar Wanita Inspiratif Indonesia oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ia juga diakui sebagai "Milenial Paling Berpengaruh" oleh I Fashion Festival dan "Influencer Digital Terbaik" oleh BUBU Awards karena keterlibatan positifnya di media sosial dan kolaborasinya dengan CIMB Niaga untuk gerakan "Kejar Mimpi". Gerakan "Kejar Mimpi" ini, yang diinisiasi oleh Ayunda pada tahun 2017, diluncurkan bekerja sama dengan CIMB Niaga sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. Gerakan ini menginspirasi lagu populer dengan nama yang sama, "Kejar Mimpi".
Pada Maret 2017, ia ditunjuk sebagai juru bicara untuk melawan perbudakan modern di Istana Wakil Presiden Indonesia. Melalui karyanya, ia memperkenalkan kepada para penggemarnya realitas perbudakan modern dan menggunakan platform media sosialnya untuk mempromosikan pesan tersebut. Pada tahun 2020, Ayunda masuk dalam daftar Forbes Indonesia 30 Under 30 dan kemudian pada tahun 2021, ia juga termasuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30 untuk kategori Entertainment & Sports. Maudy dianggap berpengaruh karena telah menghasilkan karya yang sukses dan juga memiliki perhatian besar terhadap dunia pendidikan dengan menjadi aktivis pendidikan.
4.2. Juru Bicara Presidensi G20 Indonesia

Pada Maret 2022, Maudy Ayunda ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah Indonesia untuk presidensi KTT G20 yang berlangsung di Bali pada November 2022. Johnny G. Plate, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Presidensi G20 sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, menjelaskan bahwa peran Ayunda bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat mengenai acara G20. Ia juga menambahkan bahwa Maudy adalah figur milenial yang tepat dengan latar belakang pendidikan filsafat, politik, dan ekonomi di Oxford serta bisnis di Stanford, sehingga informasi terkait Presidensi G20 dapat menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas, terutama generasi milenial dan generasi Z.
Namun, penunjukan ini menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Irfan Wahyudi, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga, menyatakan kepada Bloomberg News bahwa penunjukan Maudy sebagai juru bicara hanyalah sebuah "gimik", bukan fungsi strategis yang substantif. Ia juga menyinggung tentang "kesombongan pemerintah" yang menunjuk orang-orang muda dari kalangan elit dan memiliki privilese ke jabatan politik. Senada, Wasisto Raharjo Jati, seorang peneliti di BRIN, berpendapat bahwa penunjukan Maudy merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meredam kritik terkait isu-isu krusial. Meskipun demikian, berbagai kritik tersebut dibantah oleh Johnny G. Plate, yang menegaskan relevansi dan kapabilitas Maudy dalam peran tersebut.
5. Kehidupan pribadi
Maudy Ayunda menikah dengan Jesse Jiseok Choi, seorang pengusaha dan investor keturunan Korea berkebangsaan Amerika Serikat, pada Mei 2022. Ia bertemu Jesse saat menempuh pendidikan magister di Stanford Graduate School of Business. Jesse telah menetap di Indonesia sejak akhir tahun 2021 dan menjadi seorang mualaf pada Maret 2022. Akad nikah berlangsung pada 22 Mei 2022 di kediaman Maudy yang terletak di Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan.
6. Karya
Maudy Ayunda memiliki beragam karya di bidang film, musik, dan sastra, yang menunjukkan bakat multifasetnya.
6.1. Filmografi
Berikut adalah daftar film yang dibintangi atau diproduksi oleh Maudy Ayunda:
Tahun | Judul | Peran | Sutradara(s) | Catatan |
---|---|---|---|---|
2005 | Untuk Rena | Rena | Riri Riza | Peran utama, debut film |
2009 | Sang Pemimpi | Zakiah Nurmala | Riri Riza | Peran pendukung |
2011 | Rumah Tanpa Jendela | Andini | Aditya Gumay | Peran pendukung |
Tendangan dari Langit | Indah | Hanung Bramantyo | Peran pendukung | |
2012 | Malaikat Tanpa Sayap | Mura | Rako Prijanto | Peran utama |
Perahu Kertas | Kugy | Hanung Bramantyo | Peran utama | |
Perahu Kertas 2 | Kugy | Peran utama | ||
2013 | Refrain | Niki | Fajar Nugros | Peran utama |
2015 | 2014 | Laras | Rahabi Mandra, Hanung Bramantyo | Peran pendukung |
Battle of Surabaya | Yumna | Aryanto Yuniawan | Pengisi suara | |
2017 | Trinity, The Nekad Traveler | Trinity | Rizal Mantovani | Peran utama |
2019 | Trinity Traveler | Trinity | Peran utama | |
Habibie & Ainun 3 | Ainun | Hanung Bramantyo | Peran utama | |
2021 | Losmen Bu Broto | Jeng Sri | Ifa Isfansyah & Eddie Cahyono | Peran utama |
2025 | Para Perasuk | Laksmi | Wregas Bhanuteja | Akan datang |
2026 | KHD: Ki Hajar Dewantara | - | Gina S. Noer | Produser |
6.2. Diskografi
Maudy Ayunda telah merilis beberapa album dan singel sepanjang karier musiknya.
Album studio
- Panggil Aku... (2011)
- Moments (2015)
- Oxygen (2018)
- Pada Suatu Hari (2024)
Album kontribusi jalur suara
Movie | Song | Song details | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Perahu Kertas | "Perahu Kertas" (bersama Berbagai Artis) |
>- | Moana | "Seb'rapa Jauh Ku Melangkah" |
>- | Habibie & Ainun 3 | "Kamu & Kenangan" |
>- | Losmen Bu Broto | "Pulang" |
>- | You're The Apple of My Eye (versi Korea) | "Now Do You" |
>} |
Judul | Tahun | Album |
---|---|---|
"Aku Atau Temanmu" | 2011 | Panggil Aku... |
"Tiba-Tiba Cinta Datang" | ||
"Perahu Kertas" | 2012 | Perahu Kertas |
"Tahu Diri" | Perahu Kertas 2 | |
"Cinta Datang Terlambat" | 2013 | Refrain |
"By My Side" (menampilkan David Choi) | 2014 | Moments |
"Bayangkan Rasakan" | ||
"Untuk Apa" | 2015 | |
"Sekali Lagi" | ||
"Jakarta Ramai" | 2016 | Oxygen |
"Seberapa Jauh Ku Melangkah" | Moana (versi Indonesia) | |
"Satu Bintang di Langit Kelam" | 2018 | Oxygen |
"Kejar Mimpi" | Non-album single | |
"Kutunggu Kabarmu" | Oxygen | |
"Aku Sedang Mencintaimu" | 2019 | Aku Sedang Mencintaimu Piano Version |
"Don't Know Why" | 2021 | The Hidden Tapes: Vol. 1 |
"Heartless" | ||
"Not For Us" | ||
"Cahaya" | 2024 | Pada Suatu Hari |
"Hari Itu" | ||
"Puisi Kota" (menampilkan Iwan Fals) |
6.3. Publikasi
Maudy Ayunda juga telah menerbitkan beberapa buku, termasuk buku cerita anak-anak.
- 2005 - A Forest of Fables (Buku cerita anak-anak)
- 2018 - Dear Tomorrow: Notes to My Future Self (Ditulis dalam bahasa Inggris)
- 2019 - Kina's Story: Kina and Her Fluffy Bunny (Buku cerita anak-anak, bilingual: Indonesia & Inggris)
- 2019 - Kina's Story: Kina Makes a New Friend (Buku cerita anak-anak, bilingual: Indonesia & Inggris)
7. Penghargaan dan nominasi
Sejak debutnya dalam dunia hiburan pada tahun 2005, Maudy Ayunda telah dinominasikan dan dianugerahi berbagai penghargaan atas kiprahnya di dunia akting dan musik.
Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya yang Dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
2006 | MTV Indonesia Movie Awards | Most Favorite Rising Star | Untuk Rena | Nominasi |
Festival Film Jakarta | Aktris Utama Terpilih | Menang | ||
2012 | Dahsyatnya Awards | Pendatang Baru Terdahsyat | Maudy Ayunda | Nominasi |
Apresiasi Film Indonesia | Aktris Terbaik | Perahu Kertas | Nominasi | |
Festival Film Bandung | Pemeran Utama Wanita Terpuji | Malaikat Tanpa Sayap | Nominasi | |
Piala Maya | Lagu Tema Terpilih | "Perahu Kertas" | Nominasi | |
2013 | Anugerah Musik Indonesia | Pendatang Baru Terbaik | Nominasi | |
Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik | Nominasi | |||
Indonesian Movie Actors Awards | Soundtrack Terfavorit | "Perahu Kertas" (dari film Perahu Kertas) | Nominasi | |
Anugerah Planet Muzik | Lagu Terbaik Indonesia | Nominasi | ||
Artis Wanita Terbaik | Maudy Ayunda | Nominasi | ||
Yahoo! OMG Awards | Most Wanted Female | Nominasi | ||
Rising Star of the Year | Nominasi | |||
2014 | SCTV Music Awards | Penyanyi Solo Wanita Paling Ngetop | Nominasi | |
2015 | Dahsyatnya Awards | Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat | Nominasi | |
Sutradara Video Klip Terdahsyat | Sakti Marendra untuk "Bayangkan Rasakan" | Nominasi | ||
Indonesian Choice Awards | Female Singer of The Year | Maudy Ayunda | Menang | |
Selebrita Awards | Inspiring Celeb | Maudy Ayunda | Nominasi | |
Anugerah Musik Indonesia | Artis Solo Wanita Pop Terbaik | "Bayangkan Rasakan" | Nominasi | |
Kolaborasi Pop Terbaik | "By My Side" (bersama David Choi) | Nominasi | ||
Album Pop Terbaik | Moments | Nominasi | ||
Produser Album Rekaman Terbaik | Yonathan Nugroho untuk Moments | Nominasi | ||
Tim Produksi Suara Terbaik | Ari Renaldi untuk "Bayangkan Rasakan" | Nominasi | ||
Album Terbaik-Terbaik | Moments | Nominasi | ||
Anugerah Planet Muzik | Ikon Media Sosial | Maudy Ayunda | Nominasi | |
Mom & Kids Awards | Penyanyi Wanita Kesayangan | Nominasi | ||
I Fashion Festival | Lifestyle Awards untuk Pendidikan | Menang | ||
Hai Reader's Poll Music Awards | The Best Female | Nominasi | ||
2016 | Dahsyatnya Awards | Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat | Nominasi | |
Video Clip Terdahsyat | "Untuk Apa" | Nominasi | ||
Sutradara Video Clip Terdahsyat | Nominasi | |||
Pop Awards | Smart Pop Awards | Maudy Ayunda | Nominasi | |
SCTV Awards | Video Klip Paling Ngetop | "Untuk Apa" | Nominasi | |
Indonesian Choice Awards | Female Singer of The Year | Maudy Ayunda | Nominasi | |
2017 | Dahsyatnya Awards | Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat | Nominasi | |
Lagu Terdahsyat | "Jakarta Ramai" | Nominasi | ||
I Fashion Festival | Milenial Paling Berpengaruh | Maudy Ayunda | Menang | |
BUBU Awards | Influencer Digital Terbaik | Menang | ||
2018 | Dahsyatnya Awards | Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat | Nominasi | |
Anugerah Musik Indonesia | Artis Solo Wanita Pop Terbaik | "Aku Sedang Mencintaimu" | Nominasi | |
Album Pop Terbaik | Oxygen | Nominasi | ||
Karya Produksi Kolaborasi Terbaik | "We Don't (Still Water)" | Nominasi | ||
Tim Produksi Suara Terbaik | Ari Renaldi untuk "Aku Sedang Mencintaimu" | Nominasi | ||
2019 | Dahsyatnya Awards | Penyanyi Solo Wanita Terdahsyat | Maudy Ayunda | Nominasi |
Anugerah Musik Indonesia | Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik | "Kamu & Kenangan" | Nominasi | |
2020 | Piala Maya | Lagu Tema Terpilih | Nominasi | |
Forbes Indonesia | Forbes Indonesia 30 Under 30 | Maudy Ayunda | Masuk Daftar | |
Festival Film Bandung | Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Bioskop | Habibie & Ainun 3 | Nominasi | |
2021 | Forbes Asia | Forbes Asia 30 Under 30 | Maudy Ayunda | Masuk Daftar |
2022 | Indonesian Movie Actors Awards | Pemeran Wanita Pendukung Terbaik | Losmen Bu Broto | Nominasi |
Pemeran Wanita Pendukung Terfavorit | Menang | |||
Festival Film Indonesia | Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik | Nominasi | ||
Pencipta Lagu Tema Terbaik | "Semakin Jauh" dari Losmen Bu Broto | Nominasi |
8. Warisan dan penerimaan
Maudy Ayunda telah menerima evaluasi historis dan sosial yang signifikan atas kiprahnya di berbagai bidang, baik dalam bentuk penerimaan positif maupun kritik yang membangun.
8.1. Penerimaan positif dan pengaruh
Maudy Ayunda secara luas diakui sebagai salah satu figur publik paling inspiratif di Indonesia. Prestasinya yang menonjol di bidang akademik, seni peran, musik, dan advokasi sosial menjadikannya panutan bagi generasi muda, terutama kalangan milenial dan Generasi Z. Kemampuannya menggabungkan karier hiburan dengan pendidikan tinggi di universitas bergengsi dunia, seperti Universitas Oxford dan Universitas Stanford, telah meningkatkan citranya sebagai sosok yang cerdas dan berdedikasi.
Kiprahnya dalam mempromosikan literasi dan pendidikan, seperti melalui penerbitan buku anak-anak dan program beasiswa serta mentorship, menunjukkan komitmennya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Lagu-lagu dan karyanya yang seringkali mengandung pesan mendalam tentang pemberdayaan dan refleksi diri, juga berkontribusi pada pengaruh positifnya, sebagaimana terlihat dari popularitas lagu-lagu seperti "Perahu Kertas" dan singel terbarunya yang menyentuh tema masa kanak-kanak. Ia juga dihormati karena advokasinya dalam isu-isu sosial, termasuk melawan perbudakan modern dan mempromosikan pemberdayaan perempuan dan pemuda. Pengakuan yang ia terima, seperti masuk daftar Forbes 30 Under 30 baik di tingkat nasional maupun Asia, menegaskan posisinya sebagai individu berpengaruh yang karyanya melampaui batas hiburan.
8.2. Kritik dan kontroversi
Meskipun sebagian besar menerima sambutan positif, Maudy Ayunda juga sempat menjadi subjek kritik dan kontroversi, terutama terkait perannya sebagai juru bicara Presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022. Penunjukannya memicu perdebatan di kalangan pengamat politik dan masyarakat.
Beberapa pihak, seperti Irfan Wahyudi dari Universitas Airlangga, menilai penunjukan Maudy sebagai juru bicara lebih sebagai "gimik politik" daripada fungsi strategis yang substantif. Kritik ini berargumen bahwa pemerintah cenderung menunjuk figur muda dari kalangan elit atau mereka yang memiliki privilese tanpa mempertimbangkan pengalaman relevan dalam diplomasi atau komunikasi politik tingkat tinggi. Wasisto Raharjo Jati, seorang peneliti di BRIN menambahkan bahwa penunjukan tersebut mungkin merupakan upaya pemerintah untuk "meredam kritik" atau mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih krusial.
Pihak pemerintah, diwakili oleh Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika, membantah kritik tersebut. Ia menjelaskan bahwa pemilihan Maudy didasarkan pada latar belakang pendidikannya di bidang filsafat, politik, ekonomi, dan bisnis, yang dianggap relevan untuk menjangkau segmen milenial dan Generasi Z dalam mengkomunikasikan agenda G20. Namun, perdebatan ini menyoroti diskursus yang lebih luas tentang representasi dan meritokrasi dalam jabatan publik di Indonesia.