1. Kehidupan
Max Picard menjalani kehidupan yang kaya akan perubahan dan pergeseran fokus, dari seorang dokter menjadi seorang filsuf yang berpengaruh. Perjalanan hidupnya ditandai dengan pencarian intelektual dan spiritual yang mendalam, yang membawanya dari Jerman ke Swiss dan dari Yudaisme ke Katolik Roma.
1.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Max Picard lahir pada tanggal 5 Juni 1888, di Schopfheim, sebuah desa di Baden, Kekaisaran Jerman, yang terletak di dekat perbatasan Swiss. Ia berasal dari keluarga Yahudi. Lingkungan masa kecilnya di daerah perbatasan Jerman-Swiss mungkin telah membentuk pandangan awalnya tentang identitas dan budaya.
1.2. Pendidikan
Picard menempuh pendidikan tinggi di bidang kedokteran. Ia belajar di beberapa universitas terkemuka di Jerman, termasuk Universitas Freiburg (Universitas Albert Ludwig Freiburg), Universitas Berlin (Universitas Humboldt Berlin), dan Universitas Munich (Universitas Ludwig Maximilian Munich). Ia menyelesaikan studinya dan menerima gelar kedokteran pada tahun 1911.
1.3. Karir Medis dan Peralihan ke Filsafat
Setelah mendapatkan gelar kedokterannya, Picard memulai praktik medisnya. Ia bekerja sebagai dokter magang di Universitas Heidelberg dan kemudian berpraktik di Munich. Namun, Picard merasa tidak puas dengan orientasi positivisme dan Darwinisme yang dominan dalam profesi medis pada masa itu. Ketidakpuasan ini mendorongnya untuk secara bertahap menjauhkan diri dari kedokteran. Sejak tahun 1915, ia mulai mengalihkan perhatiannya lebih jauh ke bidang filsafat dan penulisan. Pada tahun 1918, ia secara resmi berhenti dari praktik medisnya untuk sepenuhnya mengabdikan diri pada kegiatan filosofis dan sastra.
1.4. Imigrasi ke Swiss dan Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1919, Max Picard memutuskan untuk berimigrasi ke Swiss. Ia pertama kali menetap di Locarno, sebuah kota di kanton Ticino, kemudian pindah ke Brissago, yang juga terletak di wilayah Ticino, dekat Danau Lugano. Kehidupan pribadinya di Swiss juga mengalami perubahan signifikan. Pada tahun 1930-an akhir, ia menjalin persahabatan dengan sesama imigran dan seniman, Gunter Böhmer. Pada tahun 1939, Picard membuat keputusan penting untuk berpindah keyakinan dari Yudaisme yang ia anut sejak masa mudanya ke Katolik Roma.
Pada tahun 1947, Picard bertemu dengan filsuf Prancis terkenal, Gabriel Marcel. Pertemuan ini menandai dimulainya persahabatan yang mendalam dan korespondensi yang berkelanjutan antara keduanya, yang berlangsung sepanjang hidup mereka. Korespondensi ini kemudian diterbitkan pada tahun 2006. Gabriel Marcel bahkan menulis kata pengantar untuk terjemahan bahasa Prancis pertama dari salah satu karya Picard yang paling terkenal, Die Welt des Schweigens (Dunia Keheningan), pada tahun 1953.
2. Karya Utama dan Filsafat
Karya-karya Max Picard mencerminkan pemikiran filosofisnya yang mendalam, terutama kritiknya terhadap masyarakat modern dan pandangan uniknya tentang seni dan spiritualitas. Ia dikenal karena pendekatannya yang Platonis dan konservatif.
2.1. Karya-Karya Utama
Max Picard adalah seorang penulis yang produktif, dengan banyak karyanya yang telah diterbitkan dan memberikan kontribusi signifikan terhadap filsafat dan kritik budaya. Beberapa karya utamanya meliputi:
- 1914: Der Bürger.Bahasa Jerman (Warga Negara)
- 1916: Das Ende des Impressionismus.Bahasa Jerman (Akhir Impresionisme)
- 1917: Expressionistische BauernmalereiBahasa Jerman (Lukisan Petani Ekspresionis)
- 1919: Mittelalterliche Holzfiguren.Bahasa Jerman (Patung Kayu Abad Pertengahan)
- 1921: Der letzte MenschBahasa Jerman (Manusia Terakhir)
- 1929: Das MenschengesichtBahasa Jerman (Wajah Manusia) - Sebuah karya yang membahas esensi dan makna wajah manusia.
- 1933: Die Ungeborenen, Rundgespräch zwischen M. P., Otto Gemlin, Paul Alverdes, Fritz Künkel, Hermann Herrigel, Wilhelm Michel.Bahasa Jerman (Yang Belum Lahir, Diskusi Meja Bundar antara M. P., Otto Gemlin, Paul Alverdes, Fritz Künkel, Hermann Herrigel, Wilhelm Michel)
- 1934: Die Flucht vor GottBahasa Jerman (Pelarian dari Tuhan) - Menjelajahi tema-tema spiritual dan eksistensial.
- 1937: Die Grenzen der Physiognomik.Bahasa Jerman (Batas-batas Fisiognomi)
- 1942: Die unerschütterliche Ehe.Bahasa Jerman (Pernikahan yang Tak Tergoyahkan)
- 1946: Hitler in uns selbstBahasa Jerman (Hitler dalam Diri Kita) - Sebuah analisis kritis tentang sifat kejahatan dan potensi tirani dalam diri manusia.
- 1948: Die Welt des SchweigensBahasa Jerman (Dunia Keheningan) - Membahas pentingnya keheningan dalam kehidupan modern yang bising.
- 1951: Zerstörte und unzerstörbare Welt.Bahasa Jerman (Dunia yang Hancur dan Tak Terhancurkan)
- 1953: Wort und Wortgeräusch.Bahasa Jerman (Kata dan Suara Kata)
- 1953: Die Atomisierung in der modernen KunstBahasa Jerman (Atomisasi dalam Seni Modern) - Mengkritik fragmentasi dan hilangnya kohesi dalam seni kontemporer.
- 1955: Der Mensch und das Wort.Bahasa Jerman (Manusia dan Kata)
- 1955: Ist Freiheit heute überhaupt möglich?Bahasa Jerman (Apakah Kebebasan Mungkin Saat Ini?)
- 1958: Die Atomisierung der PersonBahasa Jerman (Atomisasi Pribadi) - Menganalisis bagaimana individu terfragmentasi dalam masyarakat modern.
- 1961: Einbruch in die Kinderseele.Bahasa Jerman (Penerobosan ke dalam Jiwa Anak)
- 1965: Fragmente. Aus dem Nachlass 1920-1965.Bahasa Jerman (Fragmen. Dari Warisan 1920-1965)
- 1967: Nacht und Tag.Bahasa Jerman (Malam dan Siang)
- 1970: Briefe an den Freund Karl Pfleger.Bahasa Jerman (Surat kepada Teman Karl Pfleger)
- 1974: Das alte Haus in Schopfheim. Aus dem Nachlass.Bahasa Jerman (Rumah Tua di Schopfheim. Dari Warisan)
- 1988: Wie der letzte Teller eines Akrobaten, Auswahl aus dem Werk, hrsg. von Manfred Bosch.Bahasa Jerman (Seperti Piring Terakhir Seorang Akrobat, Pilihan dari Karya, disunting oleh Manfred Bosch)
- 1989: Nach Santa Fosca. Tagebuch aus Italien.Bahasa Jerman (Setelah Santa Fosca. Buku Harian dari Italia)
2.2. Pandangan Filosofis
Max Picard dikenal sebagai salah satu pemikir Platonis yang langka di abad ke-20. Pemikirannya berakar kuat pada tradisi filosofis yang menekankan keberadaan realitas yang lebih tinggi dan abadi di luar dunia indrawi. Dalam teori seninya, Picard menganut posisi yang konservatif dan religius, mengkritik tren modern yang ia anggap mengarah pada fragmentasi dan hilangnya makna. Ia percaya bahwa seni sejati harus mencerminkan keutuhan dan transendensi, sebuah pandangan yang seringkali dianggap menolak inovasi dan eksperimentasi dalam seni kontemporer demi mempertahankan bentuk-bentuk tradisional.
Dalam filsafat budayanya, Picard secara tajam mengkritik masyarakat modern. Ia menyoroti fenomena "atomisasi", yaitu proses di mana individu dan berbagai aspek kehidupan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang terisolasi, kehilangan koneksi dan kohesi. Baginya, atomisasi ini menyebabkan keterasingan dan dehumanisasi, di mana manusia kehilangan rasa keutuhan diri dan hubungannya dengan dunia. Picard berpendangan bahwa kecenderungan positivisme dan Darwinisme pada masanya berkontribusi pada pandangan dunia yang materialistis dan mereduksi manusia menjadi sekadar objek biologis, mengabaikan dimensi spiritual dan transenden. Kritik tajamnya terhadap tren-tren ini menunjukkan penolakannya terhadap aspek-aspek modernitas yang ia anggap merusak nilai-nilai kemanusiaan, meskipun pandangannya terkadang dianggap terlalu kaku dalam menghadapi perkembangan pemikiran ilmiah dan sosial.
Karya-karyanya, seperti Die Welt des Schweilens dan Die Atomisasi der Person, secara khusus mengeksplorasi bagaimana kecepatan, kebisingan, dan fragmentasi informasi dalam masyarakat modern menghambat refleksi mendalam dan merusak keutuhan jiwa manusia. Ia menganjurkan pentingnya keheningan dan kontemplasi sebagai sarana untuk kembali menemukan esensi diri dan realitas yang lebih dalam.
3. Penilaian dan Pengaruh
Pemikiran Max Picard, meskipun seringkali bersifat konservatif dan kritis terhadap modernitas, telah diakui oleh beberapa pemikir terkemuka dan memberinya penghargaan atas kontribusinya.
3.1. Penghargaan dan Pengakuan Akademik
Pada tahun 1952, Max Picard dianugerahi Penghargaan Johann-Peter-Hebel, sebuah penghargaan sastra bergengsi di Jerman yang diberikan kepada penulis yang karyanya memiliki hubungan dengan Baden atau yang menulis dalam dialek Alemannik.
Selain itu, pemikiran dan karyanya mendapat pengakuan dari filsuf-filsuf terkemuka. Seperti yang telah disebutkan, Gabriel Marcel, seorang filsuf eksistensialis Prancis, menjalin persahabatan yang erat dengan Picard dan menulis kata pengantar untuk terjemahan Prancis dari Die Welt des Schweilens. Ini menunjukkan apresiasi Marcel terhadap kedalaman pemikiran Picard.
Pengakuan penting lainnya datang dari Emmanuel Levinas, seorang filsuf Prancis-Lituania yang sangat berpengaruh. Levinas memuji karya Picard dalam koleksinya yang berjudul Noms propres (Nama-nama Diri) yang diterbitkan pada tahun 1976, beberapa tahun setelah kematian Picard. Pujian dari tokoh-tokeloh seperti Marcel dan Levinas menunjukkan bahwa Picard adalah seorang pemikir yang dihormati dalam lingkaran filosofis, meskipun pandangannya seringkali menantang arus utama.
3.2. Pengaruh pada Pemikir Kemudian
Meskipun tidak ada daftar spesifik pemikir atau seniman yang secara langsung dipengaruhi oleh Picard dalam sumber yang tersedia, kritiknya terhadap atomisasi dan dehumanisasi dalam masyarakat modern, serta penekanannya pada keheningan dan keutuhan, memiliki resonansi yang relevan dengan diskusi-diskusi kontemporer tentang dampak teknologi, konsumerisme, dan fragmentasi sosial. Karyanya dapat memberikan wawasan bagi mereka yang tertarik pada filsafat budaya, kritik sosial, dan spiritualitas dalam menghadapi tantangan modernitas.
4. Kematian
Max Picard meninggal dunia pada tanggal 3 Oktober 1965, di Sorengo, sebuah munisipalitas yang terletak di dekat Lugano, Swiss.