1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Nik Abdul Aziz Nik Mat memiliki latar belakang keluarga yang sederhana dan menempuh pendidikan agama yang mendalam sejak usia dini.
1.1. Latar Belakang Keluarga dan Kelahiran
Nik Abdul Aziz lahir pada hari Sabtu, 10 Januari 1931, di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu, Kelantan, yang pada saat itu merupakan bagian dari Malaya Britania. Ia adalah anak kedua dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Tuan Guru Haji Nik Mat Raja Banjar (dikenal juga sebagai Tok Kura), adalah seorang pandai besi yang juga seorang guru agama, dan ia dibesarkan oleh ayah tunggalnya.
1.2. Pendidikan Agama dan Akademik
Pendidikan awal Nik Abdul Aziz dimulai di rumahnya sendiri, diajar langsung oleh ayahnya. Ia kemudian melanjutkan studi agama di berbagai sekolah pondok di Kelantan dan Terengganu, termasuk Sekolah Pondok Tok Kenali di Kubang Kerian, Kelantan, dan Sekolah Pondok Tok Guru Haji Abbas di Besut, Terengganu.
Pada tahun 1936, ia sempat belajar selama tiga bulan di Sekolah Nasional Kedai Lalat, Kelantan. Pendidikan tingginya membawanya ke luar negeri, di mana ia menempuh studi di Darul Uloom Deoband di Uttar Pradesh, India, selama lima tahun, dimulai pada tahun 1952. Ia juga belajar di Universitas Lahore, Pakistan, pada tahun 1957.
Puncak pendidikannya adalah di Universitas Al-Azhar, Mesir, di mana ia meraih gelar Sarjana Muda Pengkajian Bahasa Arab dan Sarjana Hukum Islam (Syariah). Selama masa studinya di Mesir, ia menjadi salah satu saksi mata dan warga sipil yang hidup di tengah panasnya Konflik Arab-Israel.
Setelah kembali dari Mesir, Nik Aziz bekerja sebagai guru di berbagai sekolah agama di Kelantan, termasuk pondok ayahnya, Sekolah Menengah Agama Tarbiyyah Mardiah, Sekolah Menengah Agama Darul Anwar, dan Sekolah Menengah Maahad Muhammadi. Karena perannya sebagai guru agama yang aktif dan dihormati, ia dikenal luas dengan julukan "Tuan Guru" atau "Tok Guru" di kalangan masyarakat Malaysia. Hingga akhir hayatnya, ia tetap aktif menyebarkan ilmu-ilmu Islam, sering menjadi imam salat Subuh dan memberikan kuliah singkat di masjid dekat rumahnya. Ia juga dikenal mampu berkomunikasi dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, Urdu, Inggris, dan Tamil.
2. Karier Politik
Karier politik Nik Abdul Aziz Nik Mat dimulai pada tahun 1967, menandai awal dari perjalanan panjangnya sebagai tokoh sentral dalam Partai Islam Se-Malaysia (PAS) dan pemerintahan Kelantan.
2.1. Bergabung dengan PAS dan Aktivitas Awal
Nik Abdul Aziz bergabung dengan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) pada tahun 1967. Pada tahun yang sama, ia berhasil memenangkan kursi parlemen Kelantan Hilir dalam pemilihan sela, dan mempertahankan kursi tersebut (yang kemudian berganti nama menjadi Pengkalan Chepa) hingga tahun 1986. Pada tahun 1982, ia menjadi bagian dari gerakan anggota muda yang ingin membawa perubahan dalam kepemimpinan partai. Setelah PAS kehilangan pemilihan negara bagian Kelantan pada tahun 1978, Nik Aziz, sebagai komisaris negara bagian PAS, mulai mempertanyakan kepemimpinan presiden saat itu, Asri Muda. Akhirnya, dalam Muktamar (Majelis Umum) PAS tahun itu, Asri terpaksa mengundurkan diri.
2.2. Anggota Parlemen
Sebagai seorang politikus terpilih, Nik Abdul Aziz menjabat sebagai anggota Parlemen Malaysia selama beberapa periode. Ia mewakili daerah pemilihan federal Kelantan Hilir dari tahun 1967 hingga 1974. Setelah itu, ia mewakili daerah pemilihan Pengkalan Chepa dari tahun 1974 hingga 1986. Setelah mundur dari politik federal, ia memenangkan kursi di Dewan Undangan Negeri Kelantan dalam pemilihan umum 1986.
2.3. Menteri Besar Kelantan
Pada pemilihan umum 1990, PAS berhasil merebut kembali kendali Kelantan dari Barisan Nasional. Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai di negara bagian, Nik Abdul Aziz dilantik sebagai Menteri Besar Kelantan pada 22 Oktober 1990. Ia memimpin pemerintahan negara bagian Kelantan selama periode yang sangat panjang, hingga pensiun pada 6 Mei 2013.
Pemerintahan Nik Aziz terpilih kembali sebanyak empat kali berturut-turut pada tahun 1995, 1999, 2004, dan 2008, menunjukkan dukungan kuat dari rakyat Kelantan. Selama tahun 1990-an, pemerintahannya di Kelantan sering berbenturan dengan Mahathir Mohamad, Perdana Menteri saat itu, mengenai peran Islam dalam pemerintahan Malaysia. Meskipun demikian, ia berhasil mempertahankan stabilitas pemerintahannya dan dikenal karena komitmennya terhadap pemerintahan yang bersih.
2.4. Pemimpin Spiritual PAS
Selain perannya sebagai Menteri Besar, Nik Abdul Aziz juga memegang posisi yang sangat berpengaruh dalam Partai Islam Se-Malaysia (PAS) sebagai Mursyidul Am (Pemimpin Spiritual) partai. Ia menggantikan Yusof Rawa sebagai Mursyidul Am pada tahun 1991 dan memegang jabatan ini hingga wafatnya pada 12 Februari 2015. Sebagai Mursyidul Am, ia memiliki pengaruh besar terhadap arah ideologi dan strategi partai, serta dihormati sebagai otoritas keagamaan tertinggi dalam PAS.
2.5. Aliansi dan Posisi Politik
Nik Abdul Aziz terlibat dalam berbagai koalisi politik sepanjang kariernya. Ia adalah bagian dari koalisi Pakatan Rakyat, yang merupakan aliansi partai oposisi di Malaysia. Ia secara terbuka menolak politik komunal yang eksklusif, berbeda dengan UMNO yang merupakan partai penguasa yang berorientasi rasial.
Pada Mei 2013, Nik Aziz secara terbuka menyatakan bahwa ia tidak menyetujui kerja sama antara UMNO dan PAS selama ia masih hidup. Namun, pada September 2019, setelah PAS dan UMNO menandatangani piagam aliansi formal bernama Muafakat Nasional, Presiden PAS Abdul Hadi Awang mengklaim bahwa Nik Aziz telah menyetujui kerja sama tersebut saat ia masih hidup, sebuah klaim yang menimbulkan perdebatan.
Nik Aziz juga dikenal karena kemampuannya menarik dukungan dari sejumlah besar non-Muslim di Malaysia, memainkan peran utama dalam peningkatan popularitas PAS di kalangan komunitas tersebut. Ia pernah menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan partai-partai non-Muslim seperti DAP, MCA, dan MIC jika mereka tulus membantu pemerintahan Islam. Ia bahkan pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa "jangankan DAP, setan pun akan saya terima!" jika tujuannya adalah untuk membantu Islam.
3. Pemikiran dan Filosofi
Pemikiran dan filosofi Nik Abdul Aziz Nik Mat mencerminkan perpaduan antara prinsip-prinsip Islam yang kuat dengan pandangan yang terkadang progresif, terutama dalam konteks politik Malaysia yang sering terpecah belah berdasarkan ras.
3.1. Pemerintahan Islam dan Hukum Syariah
Nik Abdul Aziz adalah pendukung kuat penerapan hukum syariah dalam pemerintahan, sebuah pandangan yang menjadi ciri khas Partai Islam Se-Malaysia (PAS). Ia secara konsisten mengadvokasi konsep negara Islam dan penerapan syariah bagi semua Muslim Melayu. Pandangannya ini sering kali menimbulkan kritik dan perdebatan, terutama terkait bagaimana hukum syariah akan diterapkan dalam masyarakat multireligius seperti Malaysia.
3.2. Pandangan tentang Isu Sosial dan Ras
Meskipun dikenal sebagai seorang ulama yang konservatif dalam beberapa aspek, Nik Abdul Aziz juga menunjukkan pandangan yang relatif progresif terhadap isu ras dan sosial, terutama dibandingkan dengan beberapa tokoh lain dalam kepemimpinan PAS. Ia secara terbuka menolak politik komunal yang eksklusif dan berusaha menarik dukungan dari kelompok minoritas dan non-Muslim. Ia menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesetaraan bagi semua warga negara, tanpa memandang latar belakang ras atau agama.
Ia juga dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan kesalehannya. Ia sering terlihat mengenakan jubah dan sorban. Ia mengaku sering salat dalam keadaan gelap di kantornya agar tidak menggunakan listrik pemerintah untuk kepentingan pribadinya. Rumahnya di kampung pun tidak berpagar dan tidak memiliki pengawal keamanan, mencerminkan kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat biasa. Komitmennya terhadap anti-korupsi diakui oleh Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) yang memberinya penghargaan sebagai menteri besar paling bersih di Malaysia.
4. Kontroversi dan Kritik
Sepanjang karier politik dan keagamaannya, Nik Abdul Aziz Nik Mat tidak luput dari berbagai kontroversi dan kritik, terutama terkait pernyataan dan pandangannya yang dianggap sensitif.
4.1. Pernyataan Mengenai Perempuan dan Gender
Nik Abdul Aziz seringkali menjadi sasaran kritik karena pernyataan-pernyataannya yang dianggap kontroversial terkait isu perempuan dan gender. Pada tahun 1999, ia menyatakan bahwa wanita cantik seharusnya tidak bekerja di sektor publik karena mereka "secara alami diberkati dengan kecantikan dan dapat menikah dengan pria kaya," sehingga harus memberikan kesempatan kepada wanita yang "kurang cantik." Pernyataan ini memicu kecaman keras dari berbagai organisasi wanita di Malaysia, termasuk "Sisters in Islam," yang menuduhnya sebagai "seorang seksis" dan mendesak agar ia menarik kembali pandangannya yang merendahkan wanita.
Ia juga pernah menyatakan pandangannya tentang peran perempuan dalam masyarakat dan pakaian. Pada tahun 2003, ia mengatakan bahwa wanita yang mengenakan lipstik dan parfum berisiko lebih tinggi menjadi korban pemerkosaan. Ia juga pernah tercatat mengatakan bahwa wanita yang berpakaian modis dan seksi pantas diperkosa. Selain itu, selama periode 1998 hingga 2005, pemerintahannya di Kelantan melarang pertunjukan publik dan hiburan bagi wanita, dengan alasan bahwa "wanita dieksploitasi oleh mereka yang mencari keuntungan pribadi" dan bahwa "Islam melarang hiburan yang merusak hati." Meskipun larangan ini kemudian dilonggarkan pada tahun 2005 untuk pria, wanita tetap dibatasi.
4.2. Pernyataan Keagamaan dan Politik
Nik Abdul Aziz juga terlibat dalam beberapa kontroversi terkait pernyataan keagamaan dan politiknya.
Pada tahun 2012, muncul isu mengenai penggunaan kata "Allah" oleh umat Katolik di Malaysia dalam Alkitab berbahasa Melayu mereka. Awalnya, Nik Aziz menyatakan bahwa kata "Allah" dapat digunakan oleh non-Muslim karena asal-usul kata tersebut sudah ada sebelum Islam. Namun, isu ini menimbulkan gejolak besar dalam komunitas Muslim dan hampir memecah belah PAS. Demi menjaga persatuan partai, Nik Aziz menarik kembali pernyataannya dan tidak menyetujui penggunaan kata "Allah" oleh non-Muslim.
Ia juga dikenal sering melontarkan kritik keras terhadap UMNO. Dalam Muktamar Tahunan PAS 2012, ia secara kontroversial menuduh UMNO sebagai partai yang "murtad" (keluar dari Islam) karena menolak dan meremehkan Islam dalam filosofi partainya. Ia juga pernah menyamakan perjuangan UMNO dengan ajaran sesat "Ayah Pin" dan komunis. Selain itu, ia pernah mengatakan bahwa "Tuhan pun mencarut" (Tuhan pun memaki), dan bahwa "memilih UMNO atau PAS sama dengan istikharah ingin berzina atau menikah," yang menimbulkan banyak perdebatan.
Pada Februari 2013, ia juga membuat pernyataan kontroversial yang menyamakan penerima bantuan rakyat 1Malaysia (BR1M) dengan "hewan" yang diberi makan. Ia berargumen bahwa memberikan uang kepada orang lain sama seperti menaburkan makanan untuk memanggil ayam atau jerami untuk memanggil sapi, sementara Islam mengajarkan untuk memberikan ilmu kepada manusia.
4.3. Kontroversi Pribadi
Kehidupan pribadi Nik Abdul Aziz juga tidak luput dari kontroversi. Pada tahun 2001, putranya, Nik Adli, ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) Malaysia atas tuduhan kegiatan teroris, termasuk perencanaan jihad, kepemilikan senjata, dan keanggotaan dalam Kumpulan Mujahidin Malaysia (KMM), sebuah kelompok ekstremis Islam. Setelah lima tahun ditahan tanpa pengadilan, Nik Adli akhirnya dibebaskan.
Selain itu, ia juga dituduh melakukan nepotisme ketika menantunya, Ariffahmi, ditunjuk sebagai direktur utama PMBK. Nik Aziz membela penunjukan tersebut dengan alasan kualifikasi pendidikan tinggi dan pengalaman luas menantunya di bidang rekayasa. Namun, Ariffahmi akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya.
5. Kehidupan Pribadi dan Kesehatan
Nik Abdul Aziz Nik Mat dikenal luas karena gaya hidupnya yang sederhana dan kesalehannya, meskipun dihadapkan pada masalah kesehatan di masa senjanya.
5.1. Keluarga dan Gaya Hidup
Nik Abdul Aziz menikah dengan Puan Sri Tuan Sabariah Tuan Ishak pada tahun 1963. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai 10 orang anak, terdiri dari lima putra dan lima putri, termasuk Nik Abduh dan Nik Omar yang juga menjadi tokoh politik.
Ia dikenal sebagai seorang Menteri Besar yang sangat zuhud dan warak. Hampir setiap saat, ia selalu terlihat dalam keadaan berjubah dan bersorban. Ia mengaku sering salat dalam keadaan gelap ketika berada di dalam kantornya karena tidak ingin menggunakan listrik pemerintah untuk kepentingan dirinya. Rumahnya hanyalah sebuah rumah kampung biasa yang tidak berpagar dan tanpa pengawal keamanan, mencerminkan kesederhanaan dan kedekatannya dengan rakyat kebanyakan. Sebelum menjadi Menteri Besar, ia merupakan seorang guru agama yang aktif dan dihormati, sehingga ia lebih dikenal dengan julukan "Tuan Guru" atau "Tok Guru" di kalangan masyarakat Malaysia.
5.2. Masalah Kesehatan
Di masa senjanya, Nik Abdul Aziz menghadapi berbagai masalah kesehatan yang serius. Ia memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan maag. Pada akhir tahun 2004, ia dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami serangan jantung. Pada tahun 2007, ia dirawat di Rumah Sakit Universitas Sains Malaysia (HUSM) karena kelelahan.
Ia sendiri mengakui bahwa kesehatannya semakin terganggu. Namun, kondisi ini tidak menghalanginya untuk terus berbakti kepada masyarakat. Ia pernah menyatakan, "Saya akui pada zahirnya, tubuh saya ada mengalami masalah berkaitan jantung tetapi pemikiran saya masih tajam untuk berfikir dan membuat penilaian atau keputusan." Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ia semakin sering sakit karena kanker prostat.
6. Kematian dan Warisan
Kematian Nik Abdul Aziz Nik Mat pada tahun 2015 menandai berakhirnya era kepemimpinan yang panjang dan berpengaruh dalam politik Malaysia, meninggalkan warisan yang kompleks dan memicu perubahan signifikan dalam arah ideologi partainya.
6.1. Kematian
Setelah pemilihan umum 2013, di mana PAS kembali memenangkan mayoritas kursi untuk membentuk pemerintahan negara bagian Kelantan, Nik Abdul Aziz mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Menteri Besar Kelantan, jabatan yang dipegangnya sejak tahun 1990. Penggantinya adalah mantan wakil Menteri Besarnya, Ahmad Yakob.
Selama dua tahun berikutnya, kesehatan Nik Aziz semakin memburuk akibat kanker prostat. Ia wafat pada 12 Februari 2015, pukul 21:40 Waktu Standar Malaysia (UTC+08:00), di kediamannya di Kampung Pulau Melaka, Kota Bharu. Keesokan harinya, lebih dari 10.000 orang menghadiri prosesi pemakamannya di Masjid Tok Guru, masjid setempatnya. Kematiannya memicu pemilihan sela untuk kursi Dewan Undangan Negeri Kelantan di daerah pemilihan Chempaka pada tahun 2015.
6.2. Evaluasi dan Pengaruh
Karier Nik Abdul Aziz Nik Mat sebagai politikus terpilih berlangsung selama 48 tahun, menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh dalam sejarah politik Malaysia. Ia dihormati sebagai seorang ulama dan pemimpin yang zuhud, serta diakui atas usahanya dalam melawan korupsi. Pada tahun 2008, Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) menganugerahinya sebagai Menteri Besar dengan catatan paling bersih di Malaysia. Pengaruhnya juga diakui secara internasional, dengan masuknya ia dalam daftar 50 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia pada tahun 2009.
Namun, warisannya juga mencakup perdebatan dan kontroversi seputar pandangan-pandangannya yang keras dalam isu-isu tertentu, terutama terkait perempuan dan politik. Kematiannya memiliki dampak signifikan terhadap lanskap politik PAS. Kepemimpinan PAS setelahnya cenderung menyingkirkan para progresif yang berpikiran sama, yang kemudian membentuk Partai Amanah Negara. Selain itu, PAS juga bergeser lebih jauh ke arah supremasi Melayu setelah kepergiannya, menandai perubahan ideologi yang mencolok dari pendekatan multirasial yang pernah ia usung.
7. Karya Tulis
Nik Abdul Aziz Nik Mat juga aktif dalam bidang penulisan buku. Beberapa karyanya yang penting meliputi:
- Kenapa saya tidak masuk Kristian? (Pustaka Aman Press, 1967)
- Insan, Ingatlah! Sebuah panduan menuju hati yang tenang (Nufair Street Sdn Bhd, 2006)
- Air Mata di Mahsyar (Dewan Muslimat Sdn Bhd, 1994)
- Kemilau Peribadi Nik Abdul Aziz Nik Mat (Abdul Shukur Haron & Annual Bakri Haron)
- Pemikiran Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat (Mohd Aizat Mohd Salleh al-Hafiz, PTS Millennia Sdn Bhd)
- Pendirian Tuan Guru Nik Abdul Aziz Nik Mat (Anual Bakri Haron, Dian Darulnaim)
- Bicara Ini Demi Ilahi (Karya Bestari Sdn Bhd)
- Telaga Budi: Himpunan Kata-Kata Hikmah Nik Abdul Aziz Nik Mat (Anbakri Publika)
- Kezuhudan Umar Abdul Aziz, Kesederhanaan Nik Abdul Aziz: Dua Tokoh Unik di Dua Zaman (Wan Ji Wan Hussin, Saifulamri M. Hussain, Rijal Media)
- Bertemu Janji Allah: Menyingkap Kisah Mashyar yang Menyayat Hati (Anbakri Publika)
- Tundukkan Hati: Rahsia Keikhlasan Hidup Di Dunia Fana (AnBakri Publika)
8. Hasil Pemilihan
Berikut adalah hasil pemilihan umum di mana Nik Abdul Aziz Nik Mat menjadi kandidat, baik di tingkat federal maupun negara bagian.
| Tahun | Konstituensi | Kandidat | Undi | Pct | Lawan | Undi | Pct | Buang undi | Mayoritas | Partisipasi | ||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| 1967 | P016 Kelantan Hilir | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 11,855 | 57.97% | Tengku Noor Asiah Tengku Ahmad (UMNO) | 8,596 | 42.03% | 20,737 | 3,259 | 74.84% | ||
| 1969 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 13,635 | 60.73% | Mohamed Salleh Ibrahim (UMNO) | 8,817 | 39.27% | 23,183 | 4,818 | 74.64% | |||
| 1974 | P017 Pengkalan Chepa | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 13,243 | 73.88% | Umar Ibrahim (IND) | 4,682 | 26.12% | 19,278 | 8,561 | 62.10% | ||
| 1978 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 11,897 | 54.53% | Muhammad Noor Ali (UMNO) | 9,919 | 45.47% | N/A | 1,978 | N/A | |||
| 1982 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 16,759 | 59.48% | Hassan Harun (UMNO) | 11,417 | 40.52% | 28,907 | 5,342 | 78.73% | |||
| 1986 | P023 Bachok | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 16,347 | 49.59% | Mohd. Zain Abdullah (HAMIM) | 16,617 | 50.41% | 33,627 | 270 | 80.08% | ||
| Tahun | Konstituensi | Kandidat | Undi | Pct | Lawan | Undi | Pct | Buang undi | Mayoritas | Partisipasi | ||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| 1986 | N04 Semut Api | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 6,233 | 60.36% | Hafsah Osman (UMNO) | 4,094 | 39.64% | 10,754 | 2,139 | 74.97% | ||
| 1990 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 9,504 | 79.10% | Wan Mat (UMNO) | 2,511 | 20.90% | 12,341 | 6,993 | 76.22% | |||
| 1995 | N05 Chempaka | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 7,851 | 72.80% | Yusuf Isa (UMNO) | 2,934 | 27.20% | 11,413 | 4,917 | 74.80% | ||
| 1999 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 8,649 | 74.48% | Ropli Ishak (UMNO) | 2,302 | 19.82% | 11,801 | 6,347 | 78.26% | |||
| 2004 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 7,889 | 65.10% | Ruhani Mamat (UMNO) | 4,195 | 34.62% | 12,407 | 3,694 | 81.47% | |||
| 2008 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 9,514 | 64.13% | Nik Mohd Zain Omar (UMNO) | 5,265 | 35.49% | 15,077 | 4,249 | 84.62% | |||
| 2013 | Nik Abdul Aziz Nik Mat (PAS) | 12,310 | 67.92% | Wan Razman Wan Abdul Razak (UMNO) | 5,810 | 32.06% | 18,360 | 6,500 | 85.94% | |||
9. Gelar dan Penghargaan
Nik Abdul Aziz Nik Mat menerima berbagai gelar dan penghargaan sepanjang hidupnya, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam politik dan agama.
- Malaysia :

Kesatria Mangku Negara (K.M.N.) - Kesatria Mangku Negara (KMN) (1974)
Panglima Setia Mahkota (PSM) - Panglima Setia Mahkota (PSM) - Tan Sri (2023 - anumerta)
- Kelantan :
- Jaksa Pendamai (JP) (1968)
Darjah Seri Paduka Jiwa Mahkota Kelantan Yang Amat Mulia (S.J.M.K.) - Darjah Seri Paduka Jiwa Mahkota Kelantan Yang Amat Mulia (SJMK) - Dato' (1995)
- Gelar Kebesaran Negeri Dato' Bergelar - Dato' Bentara Setia (2010)