1. Karier Pemain
Rémi Garde mengukir jejaknya di beberapa klub terkemuka di Prancis dan Inggris sebelum mengakhiri kariernya karena cedera. Ia dikenal sebagai pemain yang disiplin dan serbaguna, mampu bermain sebagai bek maupun gelandang bertahan.
1.1. Karier Klub
Garde memulai dan mengembangkan sebagian besar karier bermainnya di Prancis sebelum hijrah ke Inggris, di mana ia meraih gelar juara bersama Arsenal.
1.1.1. Olympique Lyonnais
Lahir di L'Arbresle, Rhône, Garde memulai karier bermainnya di klub terdekat, Lyon, pada tahun 1982 di jajaran pemain muda. Ia membantu klub meraih promosi ke Ligue 1 pada tahun 1989. Berposisi sebagai gelandang bertahan atau sweeper, ia kemudian menjadi kapten klub, menunjukkan kepemimpinan dan konsistensi di lapangan. Ia bermain di Lyon hingga tahun 1993.
1.1.2. RC Strasbourg
Pada tahun 1993, Garde meninggalkan Lyon untuk bergabung dengan Strasbourg, tempat ia menghabiskan tiga musim. Selama di Strasbourg, ia mencapai final Coupe de France pada tahun 1995. Di musim panas tahun yang sama, timnya memenangkan UEFA Intertoto Cup setelah mengalahkan klub Austria, Admira Wacker, di final.
1.1.3. Arsenal
Pada bulan Agustus 1996, Garde pindah ke Inggris dan bergabung dengan Arsenal. Kepindahannya ini direkomendasikan oleh Arsène Wenger, meskipun Wenger belum menjadi manajer Arsenal pada saat itu karena masih menyelesaikan kontraknya dengan Nagoya Grampus. Garde bergabung pada hari yang sama dengan sesama pemain Prancis, Patrick Vieira, namun berbeda dengan Vieira yang ditujukan sebagai pemain reguler masa depan, Garde yang berusia 30 tahun lebih dimaksudkan sebagai pemain pelapis berpengalaman.
Garde dikenal karena penampilan disiplin dan dapat diandalkan sebagai pemain cadangan untuk Vieira atau Emmanuel Petit. Ia bermain total 45 pertandingan selama tiga musim untuk Arsenal, dan merupakan anggota tim yang meraih gelar ganda pada musim 1997-98. Ia membuat sepuluh penampilan di liga pada musim tersebut, yang membuatnya memenuhi syarat untuk mendapatkan medali juara Liga Utama Inggris. Ia juga membuat satu penampilan selama perjalanan Piala FA Arsenal, yang terjadi dalam pertandingan ulang perempat final melawan West Ham United. Pertandingan tersebut berlanjut ke babak adu penalti, dan meskipun Garde gagal mengeksekusi penaltinya, Arsenal berhasil menang. Namun, ia tidak menjadi bagian dari skuad yang memenangkan Final Piala FA 1998 melawan Newcastle United di Stadion Wembley.
Karena usia dan cedera lutut yang terus-menerus membatasi penampilannya, Garde pensiun dari sepak bola profesional pada bulan Juni 1999. Ia nyaris meraih gelar ganda kedua berturut-turut bersama klubnya, yang finis kedua di liga dan kalah di semifinal Piala FA 1998-99 dari Manchester United.
1.2. Karier Internasional
Garde melakukan debutnya untuk tim nasional Prancis di Turnamen Kuwait 1990 yang diselenggarakan di Stadion Al-Sadaqua Walsalam di Kota Kuwait. Penampilan pertamanya terjadi melawan tuan rumah Kuwait dalam kemenangan 1-0 pada 21 Januari. Ia mengumpulkan enam penampilan untuk negaranya dan menjadi anggota skuad Prancis di Euro 92, tetapi tidak bermain sama sekali dalam kompetisi tersebut, di mana Prancis tersingkir di babak grup di Swedia.
2. Karier Kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Rémi Garde beralih ke dunia kepelatihan, memulai kariernya di klub lamanya, Lyon, dan kemudian mencoba peruntungannya di Inggris dan Amerika Utara.
2.1. Olympique Lyonnais
Setelah sempat bekerja sebagai komentator di televisi Prancis, Garde kembali ke klub lamanya, Lyon, sebagai pelatih pada tahun 2003. Ia membantu klub memenangkan gelar Ligue 1 pada musim 2003-04 dan 2004-05. Setelah kepergian Paul Le Guen sebagai manajer pada musim panas 2005, Garde menjadi asisten penggantinya, Gérard Houllier. Pada Mei 2007, dengan kontraknya yang akan berakhir, Garde sempat dikaitkan dengan kembalinya ke Arsenal sebagai direktur sepak bola, peran baru yang diciptakan untuk menggantikan posisi wakil ketua yang baru saja pergi, David Dein.
Pada tahun 2010, ia menjabat sebagai direktur Centre Tola Vologe, kompleks pelatihan Lyon. Pada 22 Juni 2011, ia ditunjuk sebagai manajer baru Lyon, menggantikan Claude Puel.
Selama memimpin Les Gones, Garde memenangkan gelar Coupe de France pada musim 2011-12, serta Trophée des Champions pada tahun yang sama. Di bawah kepemimpinannya, Lyon menghadapi kendala finansial akibat kepatuhan terhadap aturan Financial Fair Play UEFA, yang mengharuskan penjualan pemain-pemain kunci seperti Hugo Lloris, Aly Cissokho, Michel Bastos, Lisandro López, dan Dejan Lovren. Hal ini membuat klub sulit untuk kembali mendominasi liga. Namun, di sisi lain, Garde secara aktif mempromosikan pemain-pemain muda dari akademi seperti Samuel Umtiti, Maxime Gonalons, Clément Grenier, dan Alexandre Lacazette, menempatkan mereka sebagai pilar utama tim. Ia meninggalkan jabatannya pada akhir musim 2013-14 karena alasan pribadi dan keluarga, ia merasakan tekanan mental dan membutuhkan istirahat.
2.2. Aston Villa
Pada 2 November 2015, Garde menyetujui kontrak tiga setengah tahun untuk menjadi manajer klub Liga Utama Inggris, Aston Villa, yang saat itu berada di posisi terbawah klasemen. Enam hari kemudian, dalam pertandingan pertamanya sebagai pelatih, tim barunya bermain imbang 0-0 dengan pemuncak liga, Manchester City.
Garde sangat menekankan disiplin di Villa. Ia mencoret gelandang Jack Grealish dari tim utama setelah Grealish berpesta menyusul kekalahan 0-4 dari Everton, dan memperingatkan tim agar tidak berpesta berlebihan selama periode Natal. Pada 29 Maret 2016, dengan Villa yang masih terpuruk di dasar klasemen, Garde meninggalkan klub atas kesepakatan bersama.
2.3. Montreal Impact
Setelah lebih dari 18 bulan tanpa pekerjaan, Garde ditunjuk sebagai pelatih Montreal Impact di Major League Soccer pada 8 November 2017. Dalam pertandingan kompetitif pertamanya, tandang melawan sesama klub Kanada, Vancouver Whitecaps FC, Impact kalah 1-2. Montreal bersaing untuk posisi babak playoff sepanjang musim pertama Garde. Namun, setelah kalah 0-1 dari New England Revolution pada hari terakhir musim reguler, Impact gagal lolos ke MLS Cup Playoffs.
Garde dipecat oleh Montreal pada 21 Agustus 2019, dan digantikan oleh mantan pelatih Houston Dynamo, Wílmer Cabrera.
3. Statistik Kepelatihan
Berikut adalah catatan manajerial Rémi Garde berdasarkan tim dan masa jabatannya:
Tim | Dari | Sampai | Rekor | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Main | Menang | Seri | Kalah | Menang % | |||
Lyon | 22 Juni 2011 | 23 Mei 2014 | 168 | 85 | 38 | 45 | 50.6 |
Aston Villa | 2 November 2015 | 29 Maret 2016 | 23 | 3 | 7 | 13 | 13.0 |
Montreal Impact | 8 November 2017 | 21 Agustus 2019 | 67 | 28 | 9 | 30 | 41.8 |
Total | 258 | 116 | 54 | 88 | 45.0 |
4. Prestasi
Rémi Garde meraih beberapa trofi dan penghargaan penting selama kariernya baik sebagai pemain maupun sebagai manajer.
4.1. Prestasi sebagai Pemain
Lyon
- Ligue 2: 1988-89
Strasbourg
- Piala Intertoto UEFA: 1995
- Finalis Coupe de France: 1994-95
Arsenal
- Liga Utama Inggris: 1997-98
- Piala FA: 1997-98 (sebagai anggota skuad pemenang gelar ganda)
- Community Shield FA: 1998
4.2. Prestasi sebagai Pelatih
Lyon
- Coupe de France: 2011-12
- Trophée des Champions: 2012
5. Penilaian dan Kritik
Sebagai pemain, Rémi Garde dikenal karena kinerja yang rapi dan dapat diandalkan, terutama saat menjadi pelapis bagi pemain-pemain inti di Arsenal. Konsistensinya dalam mengisi peran penting di lini tengah atau pertahanan membuatnya menjadi aset berharga bagi timnya, meskipun ia tidak selalu menjadi pilihan utama. Kemampuannya untuk berkontribusi pada kesuksesan gelar ganda Arsenal pada musim 1997-98 menunjukkan kualitasnya sebagai pemain tim.
Sebagai manajer, karier Garde menunjukkan dinamika yang beragam. Di Olympique Lyonnais, ia dipuji karena berhasil memenangkan Coupe de France dan Trophée des Champions di tengah tantangan finansial dan kebijakan klub yang mengutamakan penjualan pemain. Keputusannya untuk secara aktif mempromosikan dan mengintegrasikan pemain-pemain muda dari akademi Lyon juga mendapat apresiasi karena membentuk inti tim di masa depan. Namun, ia juga menghadapi kritik karena Lyon gagal lolos ke Liga Champions UEFA di musim 2011-12, dan pengunduran dirinya karena tekanan mental menunjukkan sisi lain dari tantangan yang ia hadapi.
Masa jabatannya di Aston Villa menjadi periode yang sulit dan seringkali menjadi sasaran kritik. Meskipun ia mencoba menerapkan disiplin ketat, seperti yang terlihat dari insiden Jack Grealish, ia gagal membalikkan keadaan tim yang terpuruk di dasar Liga Utama Inggris. Pemecatan atas kesepakatan bersama setelah hanya lima bulan mencerminkan performa yang kurang memuaskan dan ketidakmampuannya untuk mengangkat tim dari zona degradasi. Demikian pula di Montreal Impact, kegagalannya untuk membawa tim ke babak playoff Major League Soccer dan pemecatannya setelah kurang dari dua tahun menunjukkan bahwa ia kesulitan mencapai target yang ditetapkan. Secara keseluruhan, karier manajerial Garde seringkali diwarnai oleh tantangan dan ekspektasi yang tidak terpenuhi, meskipun ia memiliki momen-momen keberhasilan di Lyon.