1. Ringkasan

Sabino Barinaga AlberdiSabino Barinaga AlberdiBahasa Spanyol (15 Agustus 1922 - 19 Maret 1988) adalah seorang pemain sepak bola dan pelatih sepak bola profesional asal Spanyol. Ia dikenal sebagai seorang penyerang yang produktif dan menghabiskan sebagian besar karier bermainnya bersama Real Madrid. Sebagai pemain, Barinaga tampil dalam 205 pertandingan La Liga dan mencetak 92 gol selama 13 musim. Dengan tinggi 180 cm dan berat 78 kg, ia memiliki fisik yang memadai untuk posisinya sebagai penyerang. Kehidupannya diwarnai oleh pengalaman sebagai pengungsi akibat Perang Saudara Spanyol, yang membawanya memulai karier sepak bola di Inggris.
Setelah pensiun sebagai pemain, Barinaga memulai karier kepelatihan yang panjang selama hampir 25 tahun, melatih berbagai klub di Spanyol dan bahkan tim nasional di Afrika. Perjalanan hidup dan kariernya yang berpindah-pindah, baik sebagai pemain maupun pelatih, membuatnya dijuluki "pengembara sepak bola", sebuah cerminan dari kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai tantangan dan kontribusinya yang luas dalam dunia sepak bola Spanyol. Artikel ini akan menguraikan perjalanan Barinaga, dari awal kariernya sebagai pemain hingga perannya sebagai pelatih, serta dampaknya pada sepak bola Spanyol.
2. Karier sebagai Pemain
Bagian ini menguraikan perjalanan Sabino Barinaga sebagai pemain, dari masa kecilnya sebagai pengungsi hingga puncak kariernya di Real Madrid dan pensiunnya.
2.1. Masa Kecil dan Pengalaman Pengungsi
Sabino Barinaga AlberdiSabino Barinaga AlberdiBahasa Spanyol lahir pada 15 Agustus 1922 di Durango, Biscay, sebuah wilayah di Spanyol. Saat masih remaja, Barinaga harus pindah ke Inggris pada awal pecahnya Perang Saudara Spanyol pada tahun 1937, ditemani oleh dua dari tiga saudara kandungnya. Pengalaman traumatis sebagai pengungsi ini justru menjadi titik awal penting bagi karier sepak bolanya. Selama berada di Inggris, ia mulai bermain sepak bola. Menariknya, beberapa pengungsi lain yang melakukan perjalanan serupa pada tahun 1937 juga kemudian berhasil menembus dunia sepak bola profesional, termasuk nama-nama seperti Emilio Aldecoa, José Gallego, dan Raimundo Lezama. Saat bermain untuk tim sepak bola sekolah menengah setempat, bakat Barinaga yang luar biasa ditemukan oleh klub Southampton. Ia kemudian menghabiskan satu musim bersama tim cadangan klub tersebut, di mana ia menunjukkan potensi besar dengan mencetak 62 gol yang mengesankan.
2.2. Karier Profesional Awal
Setelah konflik Perang Saudara Spanyol berakhir di negaranya, dan di tengah dimulainya Perang Dunia II, Barinaga membuat keputusan besar untuk kembali ke Spanyol. Meskipun menerima tawaran dari klub raksasa Basque, Athletic Bilbao, Barinaga menolak dan secara mengejutkan memilih untuk bergabung dengan Real Madrid C.F.. Ia berposisi sebagai inside forward di sayap kanan, dan melakukan debutnya di kompetisi papan atas La Liga pada 28 April 1940 dalam pertandingan tandang yang berakhir dengan kekalahan 1-3 melawan Athletic Bilbao. Pertandingan itu menjadi satu-satunya penampilan baginya di musim La Liga 1939-40.
Pada periode awal kariernya di Real Madrid, dari tahun 1943 hingga 1945, Barinaga sempat dipinjamkan selama hampir dua tahun ke Real Valladolid, yang berkompetisi di Segunda División. Setelah masa pinjamannya berakhir, ia kembali ke Los Merengues (julukan Real Madrid) dan selama periode tersebut, ia berhasil mencetak 38 gol liga dalam 48 pertandingan. Meskipun produktif secara individu, Real Madrid tidak berhasil meraih gelar juara apapun pada masa itu.
2.3. Aktivitas dan Pencapaian Utama sebagai Pemain
Sabino Barinaga memiliki kontribusi signifikan selama kariernya sebagai pemain, terutama selama periode sembilan tahunnya di Real Madrid.
2.3.1. Performa di Real Madrid
Salah satu pencapaian paling bersejarah dalam karier Barinaga adalah ketika ia mencetak gol pertama yang pernah tercipta di stadion ikonis Stadion Santiago Bernabéu. Gol tersebut dicetak pada 14 Desember 1947, dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan 3-1 bagi Real Madrid atas tim asal Portugal, C.F. Os Belenenses.
Selama sembilan tahun berkarier di Real Madrid, Barinaga berhasil meraih tiga trofi mayor. Ia menjadi bagian penting dari tim yang memenangkan dua gelar Copa del Generalísimo. Salah satu gol pentingnya dicetak pada Final Copa del Generalísimo 1946 saat Real Madrid menghadapi Valencia CF dan berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 3-1. Selain itu, pada 13 Juni 1943, Barinaga mencatat performa yang luar biasa dengan mencetak empat gol hanya dalam kurun waktu 13 menit. Kontribusinya yang fenomenal ini membantu Real Madrid meraih kemenangan telak 11-1 atas rival abadi mereka, FC Barcelona, dalam pertandingan semifinal Copa del Generalísimo 1943. Kemenangan besar ini menjadi momen penting karena berhasil membalikkan defisit kekalahan 0-3 yang mereka alami pada leg pertama di Camp de Les Corts.
2.3.2. Akhir Karier Pemain
Barinaga meninggalkan Real Madrid pada tahun 1950 sebagai agen bebas. Menariknya, pada musim terakhirnya di klub, yaitu La Liga 1949-50, ia banyak dimainkan dalam peran yang berbeda, yaitu sebagai bek tengah. Setelah meninggalkan Real Madrid, ia melanjutkan karier bermainnya selama tiga musim tambahan di kasta tertinggi sepak bola Spanyol bersama Real Sociedad, klub yang berbasis di wilayah asalnya.
Pada musim panas 1954, atas permintaannya sendiri, Barinaga dilepas oleh Real Sociedad dan kemudian bergabung dengan Real Betis. Di sinilah ia akhirnya memutuskan untuk mengakhiri karier sepak bola profesionalnya sebagai pemain.
3. Karier Kepelatihan
Setelah pensiun sebagai pemain, Sabino Barinaga memulai karier kepelatihannya yang berlangsung hampir seperempat abad, meliputi berbagai klub di Spanyol dan luar negeri, serta tim nasional.
3.1. Pelatih Klub
Barinaga memulai karier kepelatihannya tepat di klub terakhir tempat ia bermain, yaitu Real Betis. Untuk musim La Liga 1957-58, ia melangkah ke divisi teratas Spanyol dengan melatih CA Osasuna. Ia tetap aktif di kasta tertinggi liga Spanyol untuk sebagian besar dekade berikutnya. Pada musim Segunda División 1961-62, ia berhasil membawa CD Málaga promosi dari divisi kedua ke divisi pertama, namun sayangnya klub tersebut langsung terdegradasi kembali pada musim La Liga 1962-63. Nasib serupa juga menimpa tim yang ia latih, yakni Betis pada musim La Liga 1967-68 dan RCD Mallorca pada musim La Liga 1969-70, di mana keduanya juga mengalami degradasi.
Selain klub-klub tersebut, Barinaga juga tercatat pernah melatih beberapa tim terkemuka lainnya di Spanyol, termasuk Atlético de Madrid pada musim 1963-1964, Valencia CF pada musim 1965-1966, Sevilla FC pada tahun 1966, dan Cádiz CF. Di luar Spanyol, ia sempat bekerja selama beberapa bulan sebagai pelatih untuk Club América di Meksiko. Pekerjaan terakhirnya sebagai pelatih klub adalah dengan Real Oviedo, sebuah klub yang pernah ia latih di divisi teratas beberapa tahun sebelumnya. Namun, pada musim Segunda División 1977-78, Barinaga tidak dapat mencegah degradasi klub tersebut dari divisi kedua.
3.2. Pelatih Tim Nasional
Selain pengalaman yang luas di tingkat klub, Sabino Barinaga juga memiliki kesempatan untuk melatih tim nasional. Ia menjabat sebagai pelatih tim nasional Nigeria dari tahun 1968 hingga 1969. Kemudian, ia mengambil alih kepemimpinan tim nasional Maroko dari tahun 1971 hingga 1972.
4. Penghargaan
Berikut adalah trofi utama dan kehormatan tim yang diraih Sabino Barinaga selama kariernya sebagai pemain:
Klub | Kompetisi | Tahun |
---|---|---|
Real Madrid | Copa del Generalísimo | 1946, 1947 |
Real Madrid | Copa Eva Duarte | 1947 |
5. Kematian
Sabino Barinaga meninggal dunia pada 19 Maret 1988 di Madrid, Spanyol, dalam usia 65 tahun. Ia wafat karena penyakit jantung. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Pemakaman Almudena yang terletak di kota Madrid.
6. Warisan
Sabino Barinaga Alberdi meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah sepak bola Spanyol, tidak hanya sebagai pemain tetapi juga sebagai pelatih. Perjalanan hidupnya, dari seorang pengungsi akibat perang saudara hingga menjadi sosok penting di lapangan hijau dan pemimpin di bangku cadangan, menggarisbawahi kegigihan dan dedikasinya yang luar biasa. Dikenang sebagai "pengembara sepak bola" karena perpindahan klub yang sering sebagai pemain dan pelatih, ia menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa dalam berbagai lingkungan sepak bola.
Kontribusinya terhadap Real Madrid, termasuk mencetak gol pertama di Stadion Santiago Bernabéu dan meraih beberapa gelar penting seperti Copa del Generalísimo, menjadikannya bagian integral dari sejarah awal klub raksasa tersebut. Karier kepelatihannya yang panjang juga memperlihatkan komitmennya untuk mengembangkan olahraga ini, melintasi batas klub dan bahkan negara. Barinaga dikenang sebagai sosok yang tangguh dan serbaguna, yang sukses dalam dua peran utama di dunia sepak bola, dan warisannya tetap dikenang sebagai contoh adaptasi dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup.