1. Overview
Sanmao (三毛SānmáoBahasa Tionghoa) adalah nama pena dari Echo Chen Ping (lahir Chen Mao-ping; 26 Maret 1943 - 4 Januari 1991), seorang penulis dan penerjemah asal Taiwan yang terkenal dengan gaya hidupnya yang bebas dan karya-karya otobiografisnya. Karya-karyanya meliputi tulisan otobiografi, sastra perjalanan, novel reflektif, hingga terjemahan komik berbahasa Spanyol. Ia dikenal sebagai "penulis pengembara" yang menginspirasi banyak pembaca, terutama perempuan muda, untuk mengejar kemerdekaan dan menantang norma-norma konservatif. Sanmao mencerminkan nilai-nilai seperti ekspresi diri, eksplorasi budaya, dan pencarian jati diri melalui tulisan-tulisannya yang unik dan mendalam.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Sanmao menjalani tahun-tahun formatifnya dengan latar belakang keluarga yang suportif, namun ia menghadapi tantangan dalam sistem pendidikan formal. Pengalaman-pengalaman ini, bersama dengan kebiasaan membacanya yang luas dan adopsi nama pena yang ikonik, membentuk identitasnya sebagai seorang penulis berpengaruh yang kemudian dikenal.
2.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Sanmao lahir dengan nama Chen Mao-ping di Chongqing, Tiongkok, dari pasangan Chen Siqing, seorang pengacara, dan Miao Jinlan. Kedua orang tuanya adalah Kristen yang taat. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Chen Tianxin. Keluarga besarnya berasal dari Zhejiang, khususnya daerah Dinghai, tempat kakeknya tinggal. Setelah Perang Tiongkok-Jepang Kedua, keluarganya pindah ke Nanjing. Ketika Sanmao berusia enam tahun, keluarganya pindah ke Taiwan karena kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam Perang Saudara Tiongkok. Ia merasa tidak suka dengan sistem sekolah Taiwan yang dianggap membatasi dan kaku.
Sejak kecil, Sanmao menunjukkan minat yang besar terhadap sastra dan membaca berbagai karya dari penulis mancanegara, termasuk Lu Xun, Ba Jin, Bing Xin, Lao She, dan Yu Dafu. Ia juga membaca karya-karya klasik seperti The Count of Monte Cristo, Don Quixote, dan Gone with the Wind. Bahkan, ia membaca Dream of the Red Chamber saat masih duduk di kelas lima sekolah dasar. Ketika ditanya tentang cita-citanya, ia pernah mengatakan ingin menikah dengan seorang seniman besar, khususnya Pablo Picasso.
2.2. Pendidikan
Karena terlalu asyik membaca, nilai-nilai Sanmao di sekolah menengah menurun, terutama dalam mata pelajaran matematika. Setelah insiden di mana seorang guru menggambar lingkaran hitam di sekitar matanya dan mempermalukannya di kelas, Sanmao memutuskan untuk putus sekolah. Ayahnya kemudian mengajarinya di rumah, meliputi bahasa Inggris dan sastra klasik, serta menyewa guru privat untuk mengajarinya piano dan melukis.
Pada tahun 1962, di usia 19 tahun, Sanmao menerbitkan esai pertamanya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan filsafat di Universitas Kebudayaan Tiongkok di Taiwan dari tahun 1965 hingga 1969, dengan tujuan untuk "menemukan solusi atas masalah-masalah dalam hidup." Setelah hubungan asmara pertamanya berakhir, ia pindah ke Madrid, Spanyol, pada usia 20 tahun dan mulai belajar di Universitas Complutense Madrid. Di Madrid, ia bertemu dengan insinyur kelautan Spanyol, José María Quero y Ruíz, yang kelak akan menjadi suaminya.
Sanmao kemudian pindah ke Jerman, di mana ia belajar bahasa Jerman secara intensif, terkadang hingga 16 jam sehari. Dalam waktu sembilan bulan, ia berhasil memperoleh kualifikasi untuk mengajar bahasa Jerman dan mulai belajar keramik.
2.3. Nama Pena dan Asal Usul Nama
Nama pena "Sanmao" (三毛SānmáoBahasa Tionghoa) diadopsi dari karakter utama dalam karya paling terkenal Zhang Leping, yaitu komik Sanmao. Selain itu, ia juga dikenal dengan nama Echo atau Echo Chan dalam bahasa Inggris, nama depan yang ia gunakan dalam aksara Latin, yang diambil dari nama nimfa Yunani dengan nama yang sama. Sejak kecil, ia dikatakan menghindari penulisan karakter "Mao" (懋) karena terlalu rumit; di kemudian hari, ia secara hukum mengubah namanya menjadi Chen Ping. Ada beberapa teori lain mengenai asal usul nama pena "Sanmao", termasuk yang berasal dari I Ching atau yang berarti "bernilai 3 mao qian".
3. Aktivitas Penulis
Sanmao mengukir jejak signifikan dalam sastra modern berbahasa Mandarin melalui perjalanan hidupnya yang kaya, karya-karya otobiografis yang mendalam, serta kontribusinya dalam penerjemahan dan pengajaran.
3.1. Pengalaman Luar Negeri dan Awal Menulis
Setelah kembali ke Taiwan pada usia 26 tahun, Sanmao sempat bertunangan dengan seorang guru dari Jerman, namun tunangannya meninggal dunia karena serangan jantung sebelum mereka sempat menikah. Untuk mengatasi kesedihan tersebut, Sanmao kembali ke Madrid dan mulai mengajar bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar. Di sana, ia kembali menjalin hubungan dengan José María Quero y Ruíz, yang telah dikenalnya sebelumnya. Mereka menikah pada tahun 1973 di Sahara Spanyol yang saat itu masih berada di bawah kendali Spanyol.

3.2. Karya-Karya Utama
Pada tahun 1976, Sanmao menerbitkan karya otobiografisnya, The Stories of the Sahara (撒哈拉的故事Sāhālā de GùShìBahasa Tionghoa), yang didasarkan pada pengalamannya tinggal di Sahara Spanyol bersama Jose. Buku ini, yang merupakan gabungan antara catatan perjalanan dan memoar, mengukuhkan Sanmao sebagai penulis otobiografi dengan suara dan perspektif yang unik. Setelah kesuksesan besar buku ini di Taiwan, Hong Kong Britania, dan Tiongkok, tulisan-tulisan awalnya dikumpulkan dengan judul Gone With the Rainy Season (雨季不再來Yǔjì BùzàiláiBahasa Tionghoa). Ia terus menulis, dan pengalamannya di Sahara Spanyol serta Kepulauan Canaria diterbitkan dalam beberapa buku lagi.
Dari tahun 1976 hingga kematiannya pada tahun 1991, Sanmao menerbitkan lebih dari 20 buku. Karya-karyanya yang lain meliputi Weeping Camel, Scarecrow's Manuscript, I Send You a Horse, Gentle Night (溫柔的夜), Flowers Fall in My Dream (夢裡花落知多少), My Treasure (我的寶貝), My Happy Paradise (我的快樂天堂), The Back View (背影), School Troubles (鬧學記), Lily of the Plateau (高原的百合花), dan Heart-to-Heart Talk (談心). Buku-buku Sanmao sebagian besar membahas pengalamannya belajar dan tinggal di luar negeri, dan sangat diterima tidak hanya di Taiwan, tetapi juga di Hong Kong dan Tiongkok, serta tetap populer hingga kini.
3.3. Aktivitas Penerjemahan
Selain menulis, Sanmao juga aktif dalam kegiatan penerjemahan. Ia menerjemahkan komik Mafalda dari bahasa Spanyol ke bahasa Mandarin. Peran ini menunjukkan kontribusinya dalam pertukaran budaya dan memperkaya literatur Mandarin dengan karya-karya asing.
3.4. Aktivitas Mengajar dan Ceramah
Pada November 1981, Sanmao melakukan perjalanan ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan atas komisi dari penerbit Taiwan. Pengalaman-pengalaman ini kemudian dicatat dalam karya-karya berikutnya. Dari tahun 1981 hingga 1984, ia mengajar dan memberikan ceramah di almamaternya, Universitas Kebudayaan Tiongkok, di Taiwan. Setelah periode ini, ia memutuskan untuk mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk menulis.
4. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Sanmao, terutama pernikahannya dengan José María Quero y Ruíz, adalah bagian integral dari identitas dan karya-karyanya, yang sering kali menjadi inspirasi utama bagi tulisan-tulisan otobiografisnya.
4.1. Pernikahan dan Suami
Sanmao bertemu dengan insinyur kelautan Spanyol, José María Quero y Ruíz, di Madrid. Hubungan mereka berlanjut dan mereka menikah pada tahun 1973 di Sahara Spanyol. Kehidupan pernikahan mereka di gurun Sahara menjadi inspirasi utama bagi karya fenomenalnya, The Stories of the Sahara, yang menggambarkan petualangan dan tantangan hidup mereka dengan gaya yang jujur dan jenaka.
Namun, kebahagiaan mereka berakhir tragis pada 30 September 1979, ketika Jose meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan menyelam. Kematian suaminya merupakan pukulan berat bagi Sanmao dan sangat memengaruhi kehidupannya serta karya-karya selanjutnya.
5. Kematian
Kematian Sanmao pada usia muda mengejutkan banyak pihak dan memicu berbagai spekulasi mengenai penyebabnya, serta meninggalkan duka mendalam di seluruh dunia berbahasa Mandarin.
5.1. Bunuh Diri dan Penyebabnya
Pada 4 Januari 1991, Sanmao meninggal dunia pada usia 47 tahun di Rumah Sakit Umum Veteran Taipei di Taipei, Taiwan. Ia melakukan bunuh diri dengan menggantung diri menggunakan sepasang stoking sutra. Kematiannya yang mendadak mengejutkan banyak pembaca dan disertai dengan ekspresi duka publik di seluruh dunia berbahasa Mandarin.
Banyak spekulasi beredar mengenai alasan di balik bunuh dirinya, antara lain ketakutan akan kanker, kekecewaan karena kalah dalam Festival dan Penghargaan Film Golden Horse Taiwan untuk skenario filmnya Red Dust (kekalahan yang sangat ia sesali), atau depresi berkepanjangan akibat kematian suaminya 12 tahun sebelumnya. Beberapa penggemar, terutama Zhang Jinran, bahkan mengklaim bahwa kematiannya adalah pembunuhan. Sanmao dimakamkan di Pemakaman Chin Pao San.
6. Evaluasi dan Pengaruh
Sanmao diakui secara luas atas pencapaian sastranya dan popularitasnya yang abadi, serta warisannya yang terus menginspirasi generasi baru untuk mengejar kemerdekaan dan menantang norma-norma sosial.
6.1. Prestasi Sastra dan Popularitas Publik
Karya-karya Sanmao sangat diterima dengan baik tidak hanya di Taiwan, tetapi juga di Hong Kong dan Tiongkok, dan tetap populer hingga saat ini. Ia dipuji karena suaranya yang unik dan kemampuannya untuk menginspirasi perempuan muda Taiwan dan Tiongkok yang merindukan kemerdekaan dari norma-norma budaya konservatif. Sanmao dijuluki sebagai "penulis pengembara" dan menjadi objek kerinduan serta kekaguman bagi pembaca Tiongkok. Dalam survei tahun 2007 tentang "100 Penulis Tiongkok Modern Paling Dicintai Pembaca", Sanmao menempati peringkat keenam, setelah Lu Xun, Cao Xueqin, Ba Jin, Jin Yong, dan Li Bai. Penerbit Huangguan (Crown Culture) di Taiwan telah menerbitkan koleksi 27 jilid karya Sanmao.
6.2. Pengakuan dan Peringatan Pasca Kematian
Pada 26 Maret 2019, Google memperingati ulang tahun Sanmao yang ke-76 dengan Google Doodle. Pada tahun yang sama, Sanmao diakui dalam fitur obituari anumerta Overlooked dari The New York Times untuk bukunya The Stories of the Sahara. Pengakuan ini menegaskan relevansinya yang abadi dan dampak karyanya yang terus bertahan lintas generasi. Edisi bahasa Inggris dari The Stories of the Sahara diterbitkan secara anumerta oleh Bloomsbury Publishing, menyusul kesepakatan dengan Crown Culture.
6.3. Kritik dan Kontroversi
Meskipun sangat dihormati, ada beberapa aspek kontroversial terkait kematian Sanmao, seperti klaim pembunuhan oleh beberapa penggemar yang bertentangan dengan laporan resmi bunuh diri. Namun, secara umum, karyanya dipandang positif karena merangkul aspirasi kemandirian dan menantang norma-norma konservatif, yang justru memperkuat posisinya sebagai ikon kebebasan dan ekspresi diri.
7. Karya Film
Sanmao juga berkontribusi dalam dunia sinema sebagai penulis skenario.
Tahun | Judul Bahasa Inggris | Judul Asli | Peran | Catatan |
---|---|---|---|---|
1990 | Red Dust | 滚滚红尘Gǔngǔn HóngchénBahasa Tionghoa | Penulis Skenario | Bersama Yim Ho |