1. Gambaran Umum
Serge Dassault (lahir Serge Paul André Bloch; 4 April 1925 - 28 Mei 2018) adalah seorang insinyur, pengusaha, dan politisi konservatif terkemuka asal Prancis. Sebagai ketua dan CEO Dassault Group, ia mewarisi dan mengembangkan kerajaan bisnis yang didirikan ayahnya, Marcel Dassault, meliputi sektor kedirgantaraan, media, dan properti. Selain karier bisnisnya yang luas, Dassault juga aktif dalam dunia politik, menjabat sebagai walikota Corbeil-Essonnes dan Senator Prancis, di mana ia dikenal sebagai advokat pandangan konservatif. Kekayaan bersihnya pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 15.00 B USD. Kehidupannya ditandai oleh pencapaian signifikan dalam industri dan politik, namun juga diwarnai oleh pernyataan kontroversial dan insiden hukum yang memicu perdebatan publik.
2. Kehidupan
Serge Dassault memiliki latar belakang keluarga yang kaya akan sejarah dan pengaruh, terutama dalam bidang industri dan politik Prancis.
2.1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Serge Dassault, yang lahir dengan nama Serge Paul André Bloch pada 4 April 1925 di Paris, adalah putra bungsu dari Marcel Dassault (lahir Marcel Ferdinand Bloch) dan Madeleine Dassault (née Minckès). Kedua orang tuanya berasal dari warisan Yahudi, namun kemudian beralih keyakinan menjadi Katolik Roma. Ayahnya, Marcel Dassault, adalah seorang tokoh industri penerbangan yang mendirikan perusahaan yang kini dikenal sebagai Dassault Aviation pada tahun 1929.
Selama Perang Dunia Kedua, Serge Dassault sempat dipenjara setelah ayahnya dikirim ke Kamp konsentrasi Buchenwald karena menolak bekerja sama dengan industri penerbangan Jerman. Pengalaman ini membentuk bagian awal kehidupannya yang penuh tantangan.
Mengenai pendidikannya, Serge Dassault menempuh pendidikan di Lycée Janson-de-Sailly di Arondisemen ke-16 Paris, tempat ia meraih baccalauréat. Ia kemudian melanjutkan studi di bidang teknik, memperoleh gelar dari École Polytechnique (angkatan 1946) dan Supaéro (angkatan 1951). Pada tahun 1963, ia juga meraih gelar Executive MBA dari HEC Paris, yang melengkapi latar belakang akademisnya yang kuat di bidang teknik dan bisnis.
3. Karier Bisnis
Karier bisnis Serge Dassault merupakan kelanjutan dari warisan keluarga yang kuat di bidang industri, yang kemudian ia kembangkan dan diversifikasi secara signifikan.
3.1. Manajemen Dassault Group
Setelah kematian ayahnya, Marcel Dassault, pada tahun 1986, Serge Dassault mengambil alih kepemimpinan Dassault Group sebagai ketua dan CEO. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan terus berkembang dengan bantuan CEO seperti Charles Edelstenne dan Éric Trappier. Dassault Group dikenal luas atas perannya dalam industri penerbangan, khususnya melalui Dassault Aviation, yang memproduksi pesawat militer dan sipil terkemuka.
3.2. Kepemilikan Lain dan Aset
Selain mengelola Dassault Group, Serge Dassault juga memiliki berbagai aset dan investasi lainnya. Salah satu kepemilikan utamanya adalah surat kabar Prancis terkemuka, Le Figaro (Le FigaroBahasa Prancis), yang ia miliki melalui grupnya. Keluarga Dassault juga memiliki perkebunan anggur, properti berharga di Paris, dan sebuah rumah lelang seni, yang menunjukkan diversifikasi investasi mereka di luar industri inti.
Namun, karier bisnisnya juga diwarnai oleh insiden hukum. Pada Desember 1998, ia dijatuhi hukuman dua tahun masa percobaan dan denda sebesar 60.00 K BEF (sekitar 1.50 K EUR) dalam Skandal Agusta di Belgia.
4. Karier Politik
Serge Dassault terlibat aktif dalam politik, mencerminkan komitmennya terhadap pandangan konservatif baik di tingkat lokal maupun nasional.
4.1. Aktivitas Politik Lokal
Serge Dassault menjabat sebagai walikota Corbeil-Essonnes, sebuah pinggiran selatan Paris. Selama masa jabatannya, ia mengambil beberapa inisiatif di tingkat komunitas lokal. Salah satu proyek penting yang ia resmikan pada tahun 2005 adalah pusat kebudayaan Islam di Corbeil-Essonnes, yang juga mencakup sebuah masjid, dengan biaya pembangunan sebesar 2.00 M EUR. Proyek ini menunjukkan dukungannya terhadap komunitas Muslim di wilayahnya.
4.2. Aktivitas Politik Nasional
Pada tahun 2004, Serge Dassault terpilih sebagai Senator Prancis untuk wilayah Essonne, sebuah posisi yang dipegangnya hingga tahun 2017. Sebagai seorang senator, ia merupakan anggota partai politik Union for a Popular Movement (UMP), sama seperti putranya, Olivier Dassault, yang merupakan seorang deputi di Majelis Nasional.
Dalam kapasitasnya sebagai senator, Dassault adalah advokat yang vokal untuk posisi konservatif mengenai isu-isu ekonomi dan ketenagakerjaan. Ia sering mengklaim bahwa tingginya pajak dan regulasi ketenagakerjaan di Prancis merugikan para pengusaha dan menghambat pertumbuhan ekonomi negara. Pandangan-pandangan ini mencerminkan filosofi politiknya yang berfokus pada kebebasan ekonomi dan pengurangan beban regulasi.
5. Pandangan Ideologi dan Sosial
Pandangan ideologi dan sosial Serge Dassault secara konsisten mencerminkan filosofi konservatif, yang terkadang memicu kontroversi dan perdebatan publik.
5.1. Filosofi Politik Konservatif
Serge Dassault menganut filosofi politik yang kuat dan konservatif, yang menjadi dasar bagi pendekatan dan pernyataannya dalam ranah publik. Ia secara terbuka mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pengurangan pajak dan deregulasi pasar tenaga kerja. Pandangannya ini mencerminkan keyakinan bahwa intervensi pemerintah yang minimal akan mendorong inovasi dan kemakmuran. Ia percaya bahwa regulasi yang berlebihan menghambat semangat kewirausahaan di Prancis.
5.2. Pernyataan dan Kontroversi Sosial
Meskipun dikenal sebagai seorang pengusaha dan politisi yang berpengaruh, Serge Dassault juga menjadi pusat perhatian karena pernyataan-pernyataan kontroversialnya mengenai isu-isu sosial. Salah satu insiden paling menonjol terjadi pada November 2012, ketika ia menanggapi rencana pemerintah Jean-Marc Ayrault untuk melegalkan pernikahan sesama jenis di Prancis. Dalam sebuah wawancara dengan France Culture, ia secara kontroversial menyatakan bahwa melegalkan pernikahan sesama jenis akan menyebabkan "tidak ada lagi pembaruan populasi. [...] Kita akan memiliki negara homoseksual. Dan dalam sepuluh tahun tidak akan ada siapa-siapa lagi. Itu bodoh." Pernyataan ini memicu gelombang kritik dan perdebatan luas di masyarakat, menyoroti pandangannya yang sangat konservatif dan seringkali tidak sejalan dengan nilai-nilai sosial liberal yang berkembang. Komentarnya ini dianggap merendahkan dan diskriminatif oleh banyak pihak, serta memperlihatkan kurangnya pemahaman terhadap hak-hak asasi manusia dan keberagaman sosial.
6. Kehidupan Pribadi
Serge Dassault memiliki kehidupan pribadi yang relatif stabil, ditandai dengan pernikahan yang panjang dan memiliki empat orang anak.
6.1. Hubungan Keluarga
Serge Dassault menikah dengan Nicole Raffel pada 5 Juli 1950. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat orang anak: Olivier Dassault, Laurent Dassault, Thierry Dassault, dan Marie-Hélène. Keempat anaknya juga terlibat dalam berbagai aspek bisnis dan kegiatan keluarga Dassault.

7. Kematian
Serge Dassault meninggal dunia secara tiba-tiba di kantornya di markas besar Dassault Group di Paris pada 28 Mei 2018. Ia wafat pada usia 93 tahun akibat serangan jantung.
8. Evaluasi dan Kontroversi
Karier Serge Dassault adalah perpaduan antara pencapaian bisnis yang luar biasa dan keterlibatan politik yang signifikan, namun juga diwarnai oleh kritik dan kontroversi.
8.1. Evaluasi Positif
Serge Dassault diakui secara luas atas kepemimpinannya yang kuat dalam mengembangkan Dassault Group setelah mengambil alih dari ayahnya. Di bawah arahannya, perusahaan tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai raksasa di industri kedirgantaraan, tetapi juga melakukan diversifikasi yang sukses ke sektor-sektor lain seperti media (melalui kepemilikan Le Figaro), properti, dan seni. Kontribusinya terhadap industri Prancis, khususnya dalam mempertahankan dan memperluas pengaruh Dassault di pasar global, dianggap sebagai warisan positifnya. Ia dikenal sebagai seorang pengusaha yang visioner dan gigih, yang mampu menavigasi kompleksitas pasar dan politik.
8.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun pencapaian bisnisnya patut diacungi jempol, karier Serge Dassault tidak luput dari kritik dan kontroversi. Skandal Agusta di Belgia, di mana ia dijatuhi hukuman percobaan dan denda, mencoreng reputasinya. Insiden ini melibatkan tuduhan korupsi yang berkaitan dengan transaksi bisnis.
Selain itu, pernyataan publiknya, terutama mengenai isu-isu sosial seperti pernikahan sesama jenis, memicu kecaman keras. Komentarnya yang menyatakan bahwa pernikahan sesama jenis akan menyebabkan "negara homoseksual" dan kepunahan populasi dianggap sangat diskriminatif dan tidak sensitif. Pernyataan semacam ini menyoroti sisi konservatifnya yang ekstrem dan seringkali bertentangan dengan nilai-nilai inklusivitas dan hak asasi manusia. Kritik terhadapnya seringkali berpusat pada pandangannya yang dianggap regresif dalam isu-isu sosial dan potensi dampak negatifnya terhadap diskursus publik.
9. Dampak
Dampak Serge Dassault terasa di berbagai bidang, mulai dari industri hingga politik dan masyarakat, membentuk warisan yang kompleks.
9.1. Pengaruh pada Generasi Mendatang
Sebagai kepala Dassault Group, Serge Dassault tidak hanya mempertahankan, tetapi juga memperluas kerajaan bisnis yang diwarisi dari ayahnya. Model kepemimpinannya, yang menggabungkan inovasi teknologi dengan strategi bisnis yang agresif, telah memengaruhi generasi penerus dalam keluarga Dassault yang kini mengelola berbagai aset grup. Keputusannya untuk mendiversifikasi investasi ke media, properti, dan seni juga menunjukkan visi bisnis yang luas, yang mungkin menjadi inspirasi bagi pengusaha lain untuk tidak terpaku pada satu sektor saja.
Di bidang politik, meskipun pandangan konservatifnya seringkali kontroversial, ia menjadi suara yang konsisten bagi kebijakan ekonomi yang pro-bisnis dan anti-regulasi. Ini mungkin telah memengaruhi perdebatan kebijakan di Prancis, meskipun tidak selalu menghasilkan konsensus. Pernyataan-pernyataan kontroversialnya, seperti tentang pernikahan sesama jenis, juga memicu diskusi penting tentang kebebasan berpendapat, toleransi, dan hak-hak minoritas di masyarakat Prancis, meninggalkan jejak pada diskursus sosial.