1. Biografi
Bagian ini membahas latar belakang pribadi dan peristiwa penting di awal kehidupan Vagif Mustafazadeh secara kronologis, mulai dari masa muda dan pendidikannya hingga awal karier musiknya.
1.1. Masa Muda dan Pendidikan
Vagif Mustafazadeh lahir di Kota Tua, pusat bersejarah Baku, pada tanggal 16 Maret 1940. Nama "Vagif" dipilih atas permintaan ibunya oleh seorang penyair terkenal, Samed Vurgun. Dalam bahasa Arab, nama "Vagif" berarti "memiliki pengetahuan yang luas". Ibunya adalah seorang guru piano di sekolah musik setempat dan memainkan peran yang sangat penting serta tak ternilai dalam kesuksesan Vagif. Ia mulai bermain piano sejak usia tiga tahun.
Pada tahun 1963, Mustafazadeh lulus dari Sekolah Musik Negeri Baku yang dinamai berdasarkan Asaf Zeynally. Setahun kemudian, pada tahun 1964, ia diterima di Konservatorium Negeri Azerbaijan. Ia mulai meraih ketenaran di sekolah musik tersebut dengan menggelar konser. Kemudian, ia tampil di berbagai pesta dan acara yang diadakan di universitas dan klub, menjadikannya salah satu penampil musik paling berpengaruh di Azerbaijan. Saat tampil di klub, ia terutama memainkan jazz klasik, serta blues dan musik dansa. Pada tahun 1965, ia memutuskan untuk meninggalkan konservatorium.
1.2. Karier Musik Awal
Setelah meninggalkan konservatorium pada tahun 1965, Vagif Mustafazadeh pindah ke Tbilisi untuk memimpin ansambel musik bernama "Orero". Kemudian, ia mendirikan trio jazz "Qafqaz" (yang berarti Kaukasus dalam bahasa Azerbaijan) di Filharmoni Negeri Georgia. Pada tahun 1970, ia membentuk kuartet wanita "Leyli" dan pada tahun 1971, ia mendirikan ansambel vokal-instrumental "Sevil". Ia memimpin grup-grup tersebut hingga tahun 1977. Antara tahun 1977 hingga kematiannya pada tahun 1979, ia memimpin ansambel instrumental "Mugham", yang juga ia bentuk, menggunakan instrumen-instrumen yang lazim dalam musik mugham.
2. Perkembangan dan Pengaruh Musik
Bagian ini menguraikan tahapan penting dalam perjalanan musik Vagif Mustafazadeh, tantangan yang dihadapinya, dan kontribusi musiknya yang inovatif, terutama dalam menciptakan gaya jazz mugham yang unik.
2.1. Larangan Jazz di Era Soviet
Pada tahun 1940-an dan 1950-an, selama era Stalinisme, musik jazz dilarang di Uni Soviet, termasuk di Azerbaijan. Larangan ini didasari pandangan Stalin yang menganggap jazz sebagai "musik kapitalis". Bahkan, memainkan saksofon menjadi tindakan ilegal. Karena tidak ada kesempatan untuk mendapatkan rekaman jazz dari mana pun, Mustafazadeh belajar musik jazz secara diam-diam. Ia mendengarkan karya-karya jazz dari film-film yang menampilkan musik jazz, serta melalui siaran BBC radio. Selain itu, ia juga menyanyikan Meykhana, sejenis puisi berirama yang juga dilarang pada masa itu. Setelah mendengarkan siaran radio, ia dan temannya, Vagif Samadoglu, mencoba menciptakan kembali musik yang mereka dengar di piano.
Setelah kematian Stalin pada tahun 1953, larangan terhadap musik jazz secara bertahap dicabut, meskipun tidak sepenuhnya. Bahkan pada tahun 1957, Mustafazadeh masih belum diizinkan untuk secara terbuka memainkan jazz dalam konser. Situasi ini memaksanya untuk tampil secara pribadi di hadapan teman-teman atau di klub-klub. Meskipun ia sangat bersemangat dalam berimprovisasi jazz, ia merasa ada sesuatu yang kurang. Hal ini mendorongnya untuk memulai upaya penggabungan mugham, musik tradisional Azerbaijan, dengan jazz.
2.2. Pendiri Jazz Mugham
Vagif Mustafazadeh dikenal sebagai pendiri gerakan jazz mugham Azerbaijan, sebuah gaya musik yang muncul pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an di Baku. Gaya ini merupakan hasil perpaduan unik antara jazz dan mugham. Ia mulai mencari cara-cara baru untuk menyusun improvisasinya dengan menjelajahi musik modal. Pendekatan inovatifnya memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan selanjutnya dari gaya musik ini.
2.3. Popularitas dan Penghargaan

Mulai tahun 1960-an, larangan terhadap musik jazz secara bertahap dicabut, dan dengan demikian akhir tahun 1960-an dan 1970-an menjadi periode di mana Baku menjadi pusat jazz yang terinspirasi secara lokal. Pada masa ini, popularitas Mustafazadeh semakin meningkat. Namanya sering disebut-sebut di antara musisi jazz lainnya, dan ia berpartisipasi dalam berbagai festival yang diadakan di tanah kelahirannya, serta di dalam dan di luar negara-negara Soviet. Sejak memberikan kesan yang kuat di tahun-tahun awalnya di perguruan tinggi, musiknya terus berkembang dan popularitasnya semakin meluas, membuatnya tampil di banyak festival.
Pada tahun 1966, Willis Conover, pembawa acara program radio "Jazz Time", bahkan memuji Mustafazadeh dengan mengatakan, "Vagif Mustafazadeh adalah seorang pianis yang luar biasa. Mustahil untuk menemukan orang yang setara dengannya. Ia adalah pianis paling liris yang pernah saya kenal."
Vagif Mustafazadeh menjadi laureat pada Festival Jazz Uni Soviet "Tallinn-66" dan Festival Jazz Azerbaijan "Caz-69". Ia juga terpilih sebagai laureat di Festival Jazz Uni Soviet Donetsk pada tahun 1977, dan dinobatkan sebagai pianis terbaik dalam Festival Jazz "Tbilisi-78". Pada tahun 1978, ia memenangkan hadiah pertama di Kompetisi Komposer Jazz Internasional ke-8 di Monako untuk komposisinya "Waiting for Aziza", dan dianugerahi sebuah grand piano putih. Mustafazadeh dianugerahi gelar Seniman Kehormatan Republik Sosialis Soviet Azerbaijan, dan setelah kematiannya, ia dianugerahi Penghargaan Negara Azerbaijan sebagai bentuk penghormatan.
3. Kehidupan Pribadi
Bagian ini membahas aspek-aspek kehidupan pribadi Vagif Mustafazadeh yang diketahui publik, termasuk pernikahan dan hubungan keluarganya.
3.1. Hubungan Keluarga
Vagif Mustafazadeh menikah dua kali. Dari pernikahan pertamanya, ia memiliki seorang putri bernama Lala Mustafazadeh, seorang pianis klasik yang sangat berbakat. Lala memenangkan Grand Prize di Kompetisi Piano Epinal, Prancis, pada tahun 1991. Pernikahan keduanya adalah dengan Eliza, dan dari pernikahan ini lahirlah Aziza Mustafa Zadeh, yang juga menjadi seorang musisi jazz ternama. Aziza melanjutkan gaya jazz-mugham yang dirintis oleh ayahnya, dan saat ini ia bersama ibunya, Eliza, tinggal di Jerman.
4. Kematian

Vagif Mustafazadeh meninggal dunia pada tanggal 16 Desember 1979, tak lama setelah menyelesaikan sebuah konser di Tashkent. Ia meninggal karena serangan jantung. Kematiannya terjadi secara tragis, tepat di antara hari ulang tahun istrinya (17 Desember) dan putrinya (19 Desember).
5. Warisan dan Penilaian
Bagian ini menyajikan evaluasi komprehensif atas kontribusi dan warisan Vagif Mustafazadeh dari sudut pandang sejarah dan seni, termasuk pengakuan dari tokoh musik terkemuka dan kegiatan peringatan yang didedikasikan untuknya.
5.1. Warisan dan Dampak Musikal
Karya-karya dan penampilan Vagif Mustafazadeh dipuji oleh musisi-musisi terkemuka dunia yang dikenal secara internasional, seperti Willis Conover dan B.B. King. Suatu ketika, B.B. King berbagi panggung dengan Mustafazadeh dan mendengar ia memainkan piano blues. B.B. King kemudian berkata bahwa tidak ada yang bisa memainkan blues seperti Vagif, dan ia menambahkan kepada Vagif, "Orang-orang memanggilku raja blues, tetapi jika aku bisa memainkan piano seperti yang kau lakukan, aku akan menyebut diriku Tuhan."
Pengaruh Mustafazadeh dalam menciptakan gaya jazz mugham yang unik berdampak abadi pada generasi musisi berikutnya dan perkembangan jazz Azerbaijan secara keseluruhan. Lebih dari tiga dekade setelah kematiannya, sejumlah besar rekamannya dari semua periode kariernya kini lebih banyak tersedia di toko-toko dibandingkan selama masa hidupnya.
5.2. Kegiatan Peringatan
Dengan inisiatif mantan Menteri Kebudayaan, Polad Bulbuloglu, sebuah museum rumah didirikan untuk mengenang Vagif Mustafazadeh. Awalnya, museum ini dikelola oleh ibu musisi tersebut, Zivar Khanum. Setelah itu, ia mewariskan pengelolaan museum kepada keponakannya, Afag. Afag Aliyeva telah menjadi kepala museum sejak tahun 1997. Pada tahun 2004, pameran serta bangunan museum direstorasi atas inisiatifnya. Sejak tahun 2004, museum ini beroperasi sebagai museum negara di bawah kendali Kementerian Kebudayaan Republik Azerbaijan.