1. Overview

Vitaly Leontiyevich Mutko (lahir dengan nama Viktor Leontiyevich Mutko pada 8 Desember 1958 di desa Kurinskaya, Krai Krasnodar, Uni Soviet) adalah seorang politikus Rusia terkemuka yang telah memegang berbagai posisi penting dalam pemerintahan dan administrasi olahraga Rusia. Sepanjang kariernya, Mutko dikenal karena perannya dalam pengembangan olahraga Rusia, termasuk kepemimpinannya di Federasi Sepak Bola Rusia dan kontribusinya dalam proses penawaran Piala Dunia FIFA 2018. Namun, kariernya juga diwarnai oleh berbagai kontroversi, terutama terkait tuduhan doping yang didukung negara dan insiden-insiden lainnya, yang memicu sorotan tajam dari komunitas internasional. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup dan karier Mutko, dari awal kehidupannya hingga posisi tertinggi dalam administrasi pemerintahan dan olahraga, serta mengevaluasi dampak signifikan yang telah ia berikan pada lanskap politik dan olahraga Rusia, dengan mempertimbangkan aspek-aspek kontroversialnya.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Vitaly Mutko lahir pada 8 Desember 1958 di sebuah desa kecil bernama Kurinskaya, yang terletak di Distrik Apsheronsky, Krai Krasnodar, di wilayah selatan Uni Soviet. Nama lahirnya adalah Viktor Leontiyevich Mutko, tetapi ia kemudian mengubah namanya menjadi Vitaly sebelum lulus dari pendidikan tinggi.
Ia memulai pendidikan di Leningrad River Vocational College, di mana ia aktif dalam kegiatan Komsomol dan menjabat sebagai sekretaris Komsomol di kampusnya. Pada tahun 1977, setelah lulus dari Leningrad River Vocational College, ia mulai bekerja sebagai teknisi di kapal-kapal milik perusahaan pelayaran sungai di Leningrad. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Komunikasi Air Negeri Saint Petersburg (sebelumnya dikenal sebagai Institut Transportasi Air), lulus pada tahun 1987. Pada tahun 1999, ia meraih gelar dari Fakultas Hukum, Universitas Negeri Saint Petersburg, melengkapi latar belakang pendidikannya yang beragam.
3. Awal Karier dan Permulaan Politik
Pada tahun 1980, Vitaly Mutko bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet. Segera setelah itu, pada tahun 1983, ia terpilih untuk bekerja di komite eksekutif Distrik Kirovsky di Leningrad. Peran ini menandai awal keterlibatannya dalam administrasi publik.
Ia kemudian menjabat sebagai kepala departemen sosial dan sekretaris di komite eksekutif distrik tersebut. Pada tahun 1990, Mutko terpilih sebagai anggota dewan distrik dan setahun kemudian, pada tahun 1991, ia diangkat menjadi kepala administrasi distrik, menjabat hingga tahun 1992.
Pada tahun 1992, ia menduduki posisi sebagai wakil walikota Saint Petersburg sekaligus menjabat sebagai ketua Komite Masalah Sosial Kota. Ia memegang kedua posisi ini hingga tahun 1996. Selama masa jabatannya di Saint Petersburg, Mutko berkolaborasi erat dengan Vladimir Putin, yang pada saat itu mengepalai komite hubungan eksternal walikota. Bersama Putin, ia membantu menyelenggarakan Goodwill Games 1994, sebuah acara olahraga besar pertama yang diadakan di Rusia sejak Pembubaran Uni Soviet. Kolaborasi ini menjadi fondasi penting bagi hubungan personal dan profesionalnya dengan Putin.
4. Karier dalam Administrasi Olahraga
Vitaly Mutko menunjukkan dedikasi yang signifikan terhadap bidang olahraga, yang kemudian menjadi fokus utama kariernya.
Pada tahun 1997, ia beralih ke administrasi olahraga dan menjadi presiden FC Zenit Saint Petersburg. Di bawah kepemimpinannya, klub tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dalam prestasi olahraga dan transformasi ekonomi.
Pada tahun 2001, ia mendirikan Liga Primer Rusia dan menjabat sebagai presidennya hingga tahun 2003. Pada tahun 2002, ia diangkat sebagai anggota komite Komite Paralimpiade Rusia dan juga memimpin berbagai komite serta yayasan amal yang bertujuan membantu individu dengan disabilitas mental. Pada tahun 2006, ia meraih gelar doktor dalam bidang ekonomi dari Universitas Negeri Saint Petersburg setelah mempertahankan tesisnya yang berjudul "Korelasi Pasar dan Regulator Publik dalam Pengembangan Budaya Fisik dan Olahraga".
Mutko menjabat sebagai Presiden Uni Sepak Bola Rusia sebanyak dua kali. Masa jabatan pertamanya adalah dari April 2005 hingga November 2009. Ia kembali terpilih sebagai presiden untuk kedua kalinya pada 2 September 2015, tanpa menghadapi oposisi. Meskipun secara umum pejabat pemerintah tidak diizinkan menduduki posisi teratas di organisasi olahraga, sebuah pengecualian dibuat untuk Mutko pada Juli 2015. Pada 24 September 2016, ia terpilih kembali sebagai Presiden Uni Sepak Bola Rusia untuk masa jabatan empat tahun, memenangkan pemilihan dengan 266 suara melawan penantangnya, Valery Gazzaev, yang menerima 142 suara. Ia kemudian secara sementara melepaskan jabatannya sebagai presiden Uni Sepak Bola Rusia pada 25 Desember 2017 selama enam bulan untuk mengajukan banding terhadap larangan Olimpiadenya.
Pada tahun 2009, ia diangkat sebagai anggota Komite Eksekutif FIFA. Ia juga merupakan ketua dari proses penawaran yang berhasil membawa Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018.
5. Karier Politik dan Pemerintahan
Karier politik Vitaly Mutko berkembang seiring dengan keterlibatannya dalam administrasi olahraga, memungkinkannya memegang sejumlah jabatan penting dalam pemerintahan Rusia.
Pada 29 Oktober 2003, ia menjadi anggota Dewan Federasi Rusia, majelis tinggi parlemen Rusia, mewakili pemerintahan Saint Petersburg. Ia menjabat dalam posisi ini hingga tahun 2008.
Pada 12 Mei 2008, ia diangkat oleh Presiden Rusia Dmitry Medvedev sebagai Menteri Olahraga, Pariwisata, dan Kebijakan Pemuda Rusia. Empat tahun kemudian, pada 21 Mei 2012, ia kembali ditunjuk sebagai Menteri Olahraga oleh Presiden Vladimir Putin.
Pada 19 Oktober 2016, Mutko mendapatkan promosi penting menjadi Deputi Perdana Menteri Rusia. Setelah penunjukannya sebagai deputi perdana menteri, wakilnya, Pavel Kolobkov, diangkat untuk menggantikannya sebagai Menteri Olahraga. Pada 18 Mei 2018, ia kembali diangkat sebagai Deputi Perdana Menteri, namun dalam kabinet yang baru, Mutko mulai mengawasi isu-isu pembangunan dan pengembangan regional, bukan lagi masalah olahraga. Ia juga dilarang mencalonkan diri kembali sebagai anggota Dewan FIFA pada Maret 2017 karena perannya sebagai menteri dianggap melanggar statuta netralitas politik dan pencegahan campur tangan pemerintah.
Pada 15 Januari 2020, ia mengundurkan diri dari kabinet setelah Presiden Vladimir Putin menyampaikan Pidato Kepresidenan kepada Majelis Federal, di mana ia mengusulkan beberapa amendemen terhadap konstitusi. Ia digantikan oleh Marat Khusnullin pada 21 Januari 2020. Kemudian, pada 29 Januari 2020, Mutko diangkat sebagai Chief Executive Officer (CEO) dari Дом.рфDOM.RFBahasa Rusia, sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di pasar hipotek dan real estat.
6. Kontroversi dan Insiden Penting
Sepanjang karier Vitaly Mutko, ia kerap kali menjadi pusat perhatian publik akibat berbagai kontroversi dan insiden yang signifikan, terutama yang berkaitan dengan integritas olahraga dan perilaku profesional.
6.1. Kontroversi Penawaran Piala Dunia
Sebagai ketua dari proses penawaran Rusia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, Vitaly Mutko menuai kritik atas komentarnya mengenai penawaran saingan dari Inggris. Ia sempat menyatakan bahwa sepak bola Inggris korup. Sebagai penjelasan, ia mengatakan, "Yang saya maksud adalah bahwa terkadang media Inggris mengatakan ada korupsi di Rusia, tetapi maksud saya adalah jika Anda menggali lebih dalam, Anda akan menemukan korupsi di negara mana pun." Pernyataan ini menimbulkan polemik di tengah persaingan ketat untuk menjadi tuan rumah ajang sepak bola terbesar di dunia tersebut.
6.2. Tuduhan Korupsi
Mutko dituduh terlibat dalam penyalahgunaan dana selama Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010. Sebuah laporan oleh Kamar Audit parlemen Rusia mengkritiknya karena mengklaim total 97 sarapan selama 20 hari tim menginap di Kanada, dengan total biaya mencapai 4.50 K USD. Selain itu, setiap malam di hotelnya dikenakan biaya 1.50 K USD. Secara keseluruhan, Mutko dikatakan telah menghabiskan dua belas kali lipat dari batas resmi yang ditetapkan. Menanggapi tuduhan ini, Mutko mengatakan kepada surat kabar Vedomosti, "Mengapa mereka yang ingin menuduh saya tidak tertarik pada berapa banyak biaya akomodasi yang dibayar oleh menteri olahraga Prancis?"
6.3. Skandal Doping dan Larangan

Vitaly Mutko memainkan peran sentral dalam skandal doping yang didukung negara di Rusia, sebuah insiden yang mengguncang dunia olahraga global dan merusak reputasi olahraga Rusia. Pada 9 November 2015, laporan oleh komisi independen Badan Anti-Doping Dunia (WADA) secara eksplisit menuduh Mutko mengawasi skema doping yang luas dalam atletik Rusia. Dick Pound, kepala komisi WADA, menyatakan bahwa "tidak mungkin baginya [Mutko] untuk tidak menyadarinya. Dan jika ia menyadarinya, ia terlibat di dalamnya." Lebih lanjut, diduga bahwa agensi Mutko memiliki pengaruh yang tidak semestinya atas RUSADA, badan anti-doping Rusia yang seharusnya beroperasi secara independen dari pengaruh pemerintah atau atlet.
Sebagai konsekuensi dari perannya dalam konspirasi doping ini, pada 5 Desember 2017, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menjatuhkan larangan seumur hidup kepada Mutko dari partisipasi dalam Olimpiade di masa mendatang. Larangan ini menandai langkah tegas IOC dalam menanggapi pelanggaran integritas olahraga yang serius. Namun, pada Juli 2019, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss, mencabut larangan tersebut setelah Mutko mengajukan banding untuk membatalkan keputusan IOC. Meskipun larangan IOC dicabut, insiden ini tetap menjadi salah satu noda terbesar dalam kariernya dan sorotan penting terhadap praktik doping di Rusia.
6.4. Sanksi Internasional
Seiring dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, Vitaly Mutko telah menjadi subjek sanksi internasional. Ia terlibat dalam aktivitas komersial di sektor-sektor ekonomi yang menyediakan sumber pendapatan signifikan bagi pemerintah Rusia, yang dituduh telah memulai operasi militer dan genosida terhadap warga sipil di Ukraina. Pada 19 Februari 2023, ia ditambahkan ke daftar sanksi Ukraina. Sanksi ini mencerminkan pandangan komunitas internasional terhadap keterlibatannya dalam mendukung rezim yang dianggap bertanggung jawab atas tindakan agresi dan pelanggaran hak asasi manusia.
6.5. Insiden Pidato Bahasa Inggris
Pada Desember 2010, dalam pertemuan Komite Eksekutif FIFA di Zürich mengenai negara tuan rumah Piala Dunia 2018, Vitaly Mutko menyampaikan pidato sambutan dalam bahasa Inggris dengan aksen Rusia yang sangat kental. Pidato ini menjadi sangat terkenal dengan frasa "Лет ми спик фром май харт" (Let me speak from my heart, yang berarti "Biarkan saya berbicara dari hati saya") dan mendapatkan popularitas besar di internet.
Setelah pidato tersebut, Mutko mengklaim bahwa ia telah menghafal pidato itu selama dua minggu, termasuk di depan keluarganya, dan bahwa pidato bahasa Inggris tersebut telah di-"Kiril"-kan (ditulis dengan abjad Kiril untuk membantu pengucapan). Pidato bahasa Inggris Mutko juga menjadi sasaran lelucon tanpa henti dari Pemerintah Rusia. Pada tahun 2015, Dmitry Medvedev mengucapkan selamat ulang tahun kepada Mutko dengan bahasa Inggris yang patah-patah. Bahkan Vladimir Putin pun pernah memberinya buku panduan belajar bahasa Inggris.
7. Kehidupan Pribadi
Vitaly Mutko menikah dengan Tatiana Ivanovna Mutko. Dari pernikahannya, mereka dikaruniai dua putri, yaitu Elena dan Mariya. Mutko dikenal memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sering disebut sebagai rekan bermain ski.
Selain itu, Mutko juga memiliki sisi personal yang menarik. Pada Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010, ketika Rusia hanya meraih 3 medali emas dan menduduki peringkat ke-11, Presiden Dmitry Medvedev menuntut pengunduran diri para pejabat yang bertanggung jawab. Ketua Komite Olimpiade Rusia, Leonid Tyagachev, mengundurkan diri, tetapi Mutko menolak, menyatakan bahwa "kekalahan telak bukanlah tanggung jawab siapa pun." Ia juga dikenal aktif di Twitter, di mana ia berinteraksi dengan atlet dan masyarakat umum dengan memberikan komentar humoris terhadap gambar-gambar kolase yang melibatkan dirinya atau para atlet.
8. Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Sepanjang kariernya, Vitaly Mutko telah menerima berbagai penghargaan dan tanda kehormatan atas jasanya kepada Rusia dan kontribusinya dalam bidang olahraga. Beberapa di antaranya adalah:
- Orde Jasa untuk Tanah Air Kelas 3 (2014) dan Kelas 4 (2008)
- Orde Kehormatan (1994)
- Orde Persahabatan (2002)
- Medali "Dalam Peringatan 300 Tahun Saint Petersburg" (2003)
- Medali "Dalam Peringatan 1000 Tahun Kazan" (2005)
9. Warisan dan Evaluasi
Vitaly Mutko meninggalkan warisan yang kompleks dan ambivalen dalam olahraga dan politik Rusia. Di satu sisi, ia diakui atas kontribusinya yang signifikan dalam memodernisasi infrastruktur olahraga Rusia dan meningkatkan profil internasionalnya. Perannya dalam mengembangkan FC Zenit Saint Petersburg menjadi klub yang menonjol dan memimpin proses penawaran yang berhasil untuk Piala Dunia FIFA 2018 adalah contoh nyata dari kemampuannya dalam administrasi dan diplomasi olahraga. Ia juga berperan penting dalam mendirikan Liga Primer Rusia dan mendukung program untuk individu penyandang disabilitas melalui Komite Paralimpiade Rusia.
Namun, evaluasi warisan Mutko tidak bisa dilepaskan dari berbagai kontroversi yang mengiringi kariernya. Skandal doping yang didukung negara, di mana ia dituduh terlibat langsung oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dan dilarang seumur hidup oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) (meskipun kemudian dicabut oleh CAS), menjadi noda terbesar dalam rekam jejaknya. Insiden ini secara serius merusak reputasi olahraga Rusia di mata dunia dan memicu pertanyaan besar tentang integritas dan transparansi sistem olahraga negara tersebut. Tuduhan korupsi terkait pengeluaran selama Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010 juga menambah daftar insiden negatif yang dihadapinya.
Secara keseluruhan, Mutko adalah figur yang kuat dan berpengaruh dalam hierarki kekuasaan Rusia, sering kali dilihat sebagai loyalis Vladimir Putin. Pengangkatan dan pemindahannya ke various positions strategis, termasuk Deputi Perdana Menteri, menunjukkan kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh Kremlin. Warisannya mencerminkan ambisi Rusia untuk tampil sebagai kekuatan olahraga global, tetapi juga menyoroti tantangan besar dalam menjaga etika dan keadilan di tengah tekanan politik dan ambisi nasional. Penilaian historisnya akan terus mempertimbangkan baik pencapaiannya yang nyata maupun bayang-bayang kontroversi yang tak terhindarkan.