1. Ikhtisar
Étienne Maurice Falconet (1716-1791) adalah seorang pemahat Prancis terkemuka yang berkarya pada periode Barok, Rokoko, dan Neoklasikisme. Ia dikenal luas atas sumbangsihnya yang signifikan pada seni patung abad ke-18, dengan karya-karya yang memadukan pesona dan keanggunan. Karyanya yang paling monumental adalah patung berkuda kolosal Petrus Agung di St. Petersburg, Rusia, yang dikenal sebagai Penunggang Kuda Perunggu (1782). Selain itu, Falconet juga memainkan peran penting sebagai direktur atelier patung di Manufaktur Porselen Kerajaan Sèvres, di mana ia merevitalisasi produksi figurin porselen kecil tanpa glasir. Falconet juga seorang pemikir dan penulis tentang seni, serta memiliki korespondensi luas dengan tokoh-tokoh intelektual sezamannya, seperti Denis Diderot dan Catherine Agung. Dokumen ini akan mengulas kehidupan, filosofi seni, karya utama, evaluasi kritis, hubungan keluarga, serta warisan dan pengaruh yang ditinggalkan Falconet dalam sejarah seni.
2. Kehidupan
Kehidupan Étienne Maurice Falconet ditandai oleh perjalanan artistik yang luar biasa, dari awal yang sederhana di Paris hingga mencapai puncak ketenaran internasional melalui karya-karya monumental dan perannya dalam institusi seni bergengsi.

2.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Falconet lahir dari keluarga miskin di Paris, Prancis, pada tanggal 1 Desember 1716. Meskipun kondisi ekonominya sulit, bakat artistiknya sudah terlihat sejak dini. Ia awalnya magang sebagai pemotong marmer. Namun, waktu luangnya diisi dengan membuat figur-figur dari tanah liat dan kayu. Karya-karya awal ini menarik perhatian pemahat terkemuka, Jean-Baptiste Lemoyne, yang kemudian mengambil Falconet sebagai muridnya. Di bawah bimbingan Lemoyne, Falconet mengembangkan keahlian dan pemahamannya tentang seni patung.
2.2. Kegiatan Awal di Prancis
Pada tahun 1754, Falconet meraih pengakuan resmi dalam dunia seni Prancis ketika ia diterima sebagai anggota Académie royale de peinture et de sculpture. Salah satu patung awalnya yang paling sukses dan mengamankan keanggotaannya adalah patung Milo dari Croton. Ia menarik perhatian publik secara luas di Paris Salon pada tahun 1755 dan 1757 dengan patung marmernya, seperti L'AmourCupidBahasa Prancis (Cupid) dan Nymphe descendant au bainNymph yang Turun MandiBahasa Prancis (juga dikenal sebagai Sang Pemandian), yang kini disimpan di Louvre.
Pada tahun 1757, Falconet ditunjuk oleh Madame de Pompadour sebagai direktur atelier patung di Manufacture royale de porcelaineManufaktur Porselen KerajaanBahasa Prancis yang baru didirikan di Sèvres. Di posisi ini, ia membawa semangat baru dalam pembuatan figurin porselen biskuit tanpa glasir berukuran kecil. Figur-figur skala kecil ini merupakan spesialisasi dari pabrik porselen pendahulu Sèvres, Porselen Vincennes, dan Falconet menghidupkan kembali tradisi tersebut dengan sentuhan modernnya. Pengaruh pelukis François Boucher serta teater dan balet kontemporer sangat terlihat dalam subjek-subjek yang dipilih Falconet, serta dalam gaya manis, anggun, agak erotis, dan sedikit malu-malunya. Sejak awal tahun 1750-an, Falconet menciptakan satu set patung putti biskuit porselen putih untuk meja (dikenal sebagai seri EnfantsAnak-anakBahasa Prancis karya Falconet) yang menggambarkan "Seni-seni", dimaksudkan untuk melengkapi peralatan makan mewah pabrik tersebut, Service du RoyPelayanan RajaBahasa Prancis. Tren patung meja kecil serupa ini menyebar ke sebagian besar manufaktur porselen di seluruh Eropa.

2.3. Kegiatan di Rusia: Penunggang Kuda Perunggu
Ketenaran Falconet mencapai puncaknya ketika ia diundang ke Rusia oleh Catherine Agung pada bulan September 1766. Di St. Petersburg, ia mengerjakan patung kolosal Petrus Agung dari perunggu, yang kini dikenal sebagai Penunggang Kuda Perunggu (bahasa Inggris: Bronze Horseman). Proyek ambisius ini dikerjakan bersama dengan muridnya, yang kemudian menjadi menantu perempuannya, Marie-Anne Collot. Patung ini diselesaikan pada tahun 1782 dan menjadi salah satu ikon paling terkenal dari kota St. Petersburg, melambangkan kekuatan dan visi tsar Rusia.

2.4. Masa Tua dan Kegiatan Akademik
Setelah kembali ke Paris, Falconet melanjutkan aktivitasnya di dunia akademik. Pada tahun 1788, ia diangkat sebagai Asisten Rektor Académie royale de peinture et de sculpture. Namun, masa tuanya juga diwarnai oleh gejolak Revolusi Prancis. Banyak karya keagamaan Falconet yang sebelumnya dipesan untuk gereja-gereja dihancurkan selama periode ini, mencerminkan perubahan sosial dan politik yang drastis. Berbeda dengan karya-karya keagamaan tersebut, karya-karya yang dibuat atas komisi pribadi memiliki nasib yang lebih baik dan banyak yang bertahan hingga kini.
3. Filosofi Seni dan Karya Tulis
Selain sebagai seorang pemahat ulung, Étienne Maurice Falconet juga merupakan seorang pemikir seni yang produktif. Pemikirannya tentang seni dan proses kreatifnya banyak tertuang dalam esai-esai dan korespondensi yang ia tinggalkan.
3.1. Karya Tulis Utama
Falconet memiliki minat yang mendalam pada pengetahuan dan bahkan meluangkan waktu untuk mempelajari bahasa Yunani dan bahasa Latin. Pengetahuannya yang luas ini kemudian ia manfaatkan dalam penulisan esai-esai tentang seni. Ia dipercaya oleh Denis Diderot untuk menulis bab tentang "Patung" dalam ensiklopedia monumental Encyclopédie. Bab ini kemudian dirilis secara terpisah oleh Falconet pada tahun 1768 dengan judul Réflexions sur la sculptureRefleksi tentang PatungBahasa Prancis. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1771, ia menerbitkan Observations sur la statue de Marc-AurèlePengamatan tentang Patung Marcus AureliusBahasa Prancis, yang dapat diinterpretasikan sebagai program artistik untuk patungnya Petrus Agung. Seluruh tulisan Falconet tentang seni, yang terkumpul dalam Oeuvres littérairesKarya-karya SastraBahasa Prancis-nya, diterbitkan dalam enam volume di Lausanne pada tahun 1781-1782.
3.2. Korespondensi dengan Diderot dan Catherine Agung
Korespondensi ekstensif Falconet dengan Denis Diderot dan Catherine Agung dari Rusia memberikan wawasan yang mendalam tentang karyanya dan keyakinannya tentang seni. Dalam surat-menyuratnya dengan Diderot, ia berpendapat bahwa seniman berkarya karena dorongan kebutuhan batin, bukan demi ketenaran di masa depan. Sedangkan surat-menyuratnya dengan Kaisar Catherine Agung, yang juga merupakan pelindung dan pemesannya untuk patung Penunggang Kuda Perunggu, mengungkapkan banyak detail tentang proses kreatif dan pandangan artistiknya.
4. Karya Utama
Étienne Maurice Falconet meninggalkan warisan berupa berbagai karya patung yang mencerminkan keanggunan, pesona, dan inovasinya, baik dalam skala besar maupun kecil.
4.1. Patung Berukuran Besar
Patung-patung berukuran besar Falconet menunjukkan penguasaannya terhadap marmer dan perunggu, serta kemampuannya menyampaikan ekspresi dan narasi. Patungnya yang berjudul Milo dari Croton adalah salah satu karyanya yang paling awal dan sukses, mengamankan keanggotaannya di Académie royale de peinture et de sculpture. Karya-karya marmernya yang dipamerkan di Paris Salon seperti L'AmourCupidBahasa Prancis dan Nymphe descendant au bainNymph yang Turun MandiBahasa Prancis (juga dikenal sebagai Sang Pemandian, kini di Louvre), menampilkan pesona yang manis, anggun, agak erotis, dan sedikit malu-malu, yang juga mencerminkan pengaruh pelukis François Boucher serta teater dan balet kontemporer. Patung Pygmalion dan Galatea (1763) yang kini berada di Museum Hermitage juga merupakan contoh keahliannya dalam menangkap momen emosional dan transformatif.


4.2. Karya Porselen Sèvres
Sebagai direktur atelier patung di Manufacture royale de porcelaineBahasa Prancis di Sèvres dari tahun 1757 hingga 1766, Falconet memberikan kontribusi yang signifikan pada seni porselen. Ia menghidupkan kembali produksi figurin porselen biskuit tanpa glasir, yang merupakan patung-patung skala kecil. Falconet menciptakan serangkaian patung putti porselen biskuit putih untuk meja, yang dikenal sebagai seri EnfantsAnak-anakBahasa Prancis-nya. Seri ini menggambarkan "Seni-seni" dan dirancang untuk melengkapi layanan makan malam besar pabrik tersebut, yaitu Service du RoyPelayanan RajaBahasa Prancis. Gaya Falconet dalam karya porselennya menyebarkan tren patung meja kecil serupa ke sebagian besar manufaktur porselen di seluruh Eropa.
5. Evaluasi dan Kritik
Gaya artistik Étienne Maurice Falconet telah menjadi subjek evaluasi dan kritik dari masanya sendiri hingga generasi setelahnya.
5.1. Karakteristik Artistik
Produksi artistik Falconet secara umum dicirikan oleh pesona yang manis, keanggunan, dan sentuhan yang agak pemalu. Gaya ini seringkali dianggap mudah diterima dan menyenangkan secara visual, menjadikannya populer di kalangan bangsawan dan masyarakat pada masanya. Ia berhasil menangkap esensi Rokoko dengan sentuhan kelembutan dan keindahan yang khas.
5.2. Sudut Pandang Kritis
Meskipun populer, gaya Falconet juga tidak luput dari kritik. Edisi kesebelas Encyclopædia Britannica memberikan evaluasi kritis terhadap karyanya, menyatakan: "Produksi artistiknya dicirikan oleh cacat yang sama dengan tulisannya, karena meskipun menunjukkan kecerdikan yang cukup besar dan kekuatan imajinasi, dalam banyak kasus mereka menampilkan selera palsu dan fantastis, kemungkinan besar merupakan hasil dari usaha berlebihan untuk menjadi orisinal." Kritik ini menunjukkan bahwa di balik pesona yang menarik, ada pandangan bahwa karyanya terkadang terlalu dibuat-buat atau kurang memiliki kedalaman yang substansial menurut standar tertentu.
6. Hubungan Keluarga
Étienne Maurice Falconet memiliki hubungan keluarga yang menarik, terutama dengan putranya yang juga mengikuti jejak di bidang seni.
Putranya, Pierre-Étienne Falconet (1741-1791), juga dikenal sebagai seorang pelukis, juru gambar, dan pengukir. Pierre-Étienne tidak hanya mewarisi bakat seni ayahnya tetapi juga berkontribusi pada warisan intelektualnya. Ia membuat ilustrasi untuk entri "Patung" yang ditulis ayahnya untuk Encyclopédie karya Denis Diderot, menunjukkan kolaborasi artistik dan intelektual dalam keluarga.
7. Warisan dan Pengaruh
Étienne Maurice Falconet meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah seni, baik melalui karya-karyanya yang ikonik maupun pengaruhnya terhadap perkembangan seni porselen dan pemikiran artistik.
7.1. Warisan Karya
Pengaruh Falconet sangat terasa dalam produksi porselen Sèvres. Sebagai direktur atelier patung di sana, ia merevitalisasi produksi figurin biskuit porselen tanpa glasir, menetapkan standar dan tren yang diikuti oleh manufaktur porselen lainnya di Eropa. Warisan karyanya juga mencakup nasib yang bervariasi. Banyak dari karya-karya keagamaan Falconet yang dipesan untuk gereja dihancurkan selama periode bergejolak Revolusi Prancis, sebuah peristiwa yang menunjukkan kerentanan seni terhadap perubahan sosial dan politik. Selain itu, ada kasus di mana karya-karya pribadinya menjadi sasaran pencurian historis. Contohnya adalah patung Friendship of the Heart (Persahabatan Hati) karya Falconet yang dicuri oleh Hermann Göring dari koleksi Keluarga Rothschild di Paris untuk koleksi seni di pondok berburunya, Carinhall. Namun, banyak karya komisi pribadi lainnya yang berhasil selamat. Pada tahun 2001/2002, Musée de Céramique di Sèvres mengadakan pameran produksi Falconet untuk Sèvres dari tahun 1757-1766, dengan subjudul "l'art de plaireseni menyenangkanBahasa Prancis", yang menyoroti fokusnya pada daya tarik estetika.