1. Kehidupan Awal dan Karier Junior
Ayumi Morita lahir pada tanggal 11 Maret 1990 di Ōta, Gunma, Jepang. Ia mulai bermain tenis sejak masih di bangku sekolah dasar. Bakatnya terlihat jelas ketika ia berhasil meraih gelar juara di kejuaraan tenis junior nasional "All Japan Junior Tennis Championships" untuk kategori usia di bawah 12 tahun pada tahun 2001. Pada tahun 2004, ia kembali memenangkan kejuaraan "All Japan Junior Tennis Championships" untuk kategori usia di bawah 18 tahun, yang menandai masuknya ia ke jajaran pemain junior top Jepang.
Pada tahun yang sama, Morita membuat sejarah dengan mencapai perempat final di Kejuaraan Tenis Seluruh Jepang ("All Japan Tennis Championships") pada usia 14 tahun, menjadikannya pemain termuda dalam sejarah turnamen tersebut yang mencapai tahap tersebut, dan ia dijuluki "gadis tenis jenius" di kampung halamannya. Pada Juni 2005, ia mencapai semifinal tunggal putri di Prancis Terbuka Junior, menunjukkan potensi besarnya di kancah internasional.
Setelah penampilan gemilangnya di Kejuaraan Wimbledon junior, Morita menjadi atlet Jepang pertama yang menandatangani kontrak global dengan perusahaan peralatan olahraga Adidas. Pada bulan Oktober 2005, ia meraih posisi runner-up di nomor tunggal dan menjadi juara di nomor ganda pada "World Super Junior Tennis Championships" di Osaka. Pada 19 November 2005, Morita memenangkan gelar tunggal putri di Kejuaraan Tenis Seluruh Jepang dengan mengalahkan Tomoko Yonemura 4-6, 6-4, 6-3. Kemenangan ini diraih pada usia 15 tahun, 8 bulan, dan 8 hari, menjadikannya juara termuda ketiga dalam sejarah turnamen, mengikuti jejak Akiko Kijimuta dan Naoko Sawamatsu.
Pada Australia Terbuka Junior 2006, Morita mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh Caroline Wozniacki dengan skor 6-7, 3-6. Ia juga melakukan debutnya di babak kualifikasi tunggal putri Amerika Serikat Terbuka pada tahun 2006, meskipun kalah di babak pertama. Pada tahun yang sama, ia kembali menjadi runner-up di "World Super Junior Tennis Championships" untuk tahun kedua berturut-turut, dan kalah di perempat final Kejuaraan Tenis Seluruh Jepang.
2. Karier Profesional
Ayumi Morita menjalani karier profesional yang penuh dengan pencapaian penting, periode puncak, dan juga tantangan cedera.
2.1. Debut dan Tonggak Awal
Ayumi Morita secara resmi menjadi pemain tenis profesional pada 12 April 2005, di usia 15 tahun satu bulan. Pada saat itu, ia adalah pemain tenis profesional termuda di Jepang, rekor yang kemudian dipecahkan oleh Kanae Tsuji pada April 2010.
Pada tahun 2007, Morita pertama kalinya berhasil melewati babak kualifikasi dan tampil di undian utama turnamen Grand Slam di Wimbledon, namun ia kalah di babak pertama dari Mara Santangelo dengan skor 1-6, 6-3, 3-6. Debutnya di undian utama Grand Slam tanpa melalui kualifikasi terjadi di Prancis Terbuka 2008, di mana ia kalah di babak pertama dari unggulan ke-12, Ágnes Szávay, dengan skor 1-6, 6-4, 4-6. Pada Olimpiade Beijing 2008, ia tampil untuk pertama kalinya di ajang Olimpiade, mencapai babak kedua di nomor tunggal dan ganda (berpasangan dengan Ai Sugiyama). Di tunggal, ia kalah dari wakil tuan rumah Li Na, dan di ganda, mereka kalah dari pasangan Serena Williams dan Venus Williams.
Pada 16 September 2008, Morita menciptakan kejutan besar dengan mengalahkan pemain peringkat 19 dunia, Ágnes Szávay, dalam tiga set di Toray Pan Pacific Open 2008. Pada Januari 2009, ia berhasil melaju ke undian utama WTA Auckland Open setelah mengalahkan mantan perempat finalis Wimbledon, Michaëlla Krajicek, di babak kualifikasi terakhir. Morita menunjukkan ketahanan mentalnya dengan bangkit dari ketertinggalan di set ketiga dalam ketiga pertandingan kualifikasinya, termasuk dari defisit 1-4 di pertandingan pertamanya melawan Katie O'Brien. Pada Oktober 2008, ia juga mencapai final ganda di Japan Open Tennis Championships bersama Aiko Nakamura.
2.2. Pencapaian Utama dan Periode Puncak
Pada Wimbledon Championships 2010, Morita meraih kemenangan Grand Slam pertamanya di nomor tunggal dengan mengalahkan Tamarine Tanasugarn 7-5, 6-1. Ia juga memenangkan pertandingan ganda berpasangan dengan Chang Kai-chen melawan pasangan Kimiko Date-Krumm dan Tanasugarn. Pada bulan Oktober 2010, ia meraih gelar juara di Rakuten Japan Open (turnamen ITF) dengan mengalahkan Jill Craybas 6-3, 7-5.
Pada Australia Terbuka 2011, Morita mengalahkan unggulan ke-27 Alexandra Dulgheru di babak pertama, kemudian mengalahkan Caroline Garcia di babak kedua, sebelum kalah dari Peng Shuai di babak ketiga. Ini adalah pencapaian putaran ketiga Grand Slam pertamanya. Pada Dubai Tennis Championships 2011, Morita berhasil lolos dari babak kualifikasi dan di babak pertama undian utama, ia mengalahkan unggulan ke-14 Petra Kvitová, yang pada saat itu hanya kalah sekali di tahun 2011 dan telah memenangkan dua gelar. Ia kemudian mengalahkan pemain wildcard Sania Mirza di babak kedua sebelum akhirnya kalah dari Caroline Wozniacki di babak ketiga. Puncak karier Morita adalah pada 3 Oktober 2011, ketika ia mencapai peringkat tertinggi dalam kariernya di nomor tunggal, yaitu peringkat 40 dunia.

Pada tahun 2013, Morita memulai musim di WTA Shenzhen Open edisi pertama, di mana ia kalah di babak kedua dari unggulan keenam Peng Shuai. Setelah lolos kualifikasi untuk Sydney International 2013, ia mencapai babak kedua sebelum dikalahkan oleh unggulan keempat Li Na. Di Australia Terbuka 2013, di mana ia menempati peringkat 72, Morita mencapai babak ketiga dengan kemenangan dua set atas Anna Tatishvili dan Annika Beck, sebelum kalah dari unggulan ketiga Serena Williams.
Di PTT Pattaya Open 2013 di Thailand, Morita membuat kejutan besar dengan mengalahkan unggulan teratas Ana Ivanović di babak pertama. Ia kemudian mengalahkan Kimiko Date-Krumm untuk melaju ke perempat final, di mana ia dikalahkan oleh Nina Bratchikova. Dalam pertandingan Piala Fed Grup Dunia melawan Rusia, Morita memenangkan kedua pertandingan tunggalnya melawan Ekaterina Makarova dan Elena Vesnina, meskipun Rusia akhirnya memenangkan pertandingan 3-2. Morita mundur dari pertandingan kualifikasi babak kedua di Dubai Tennis Championships 2013 melawan Zheng Jie karena cedera. Di Malaysia Terbuka 2013, ia menjadi unggulan keempat dan kalah di semifinal dari calon juara Karolína Plíšková.
Di Miami Open 2013, Morita mencapai babak ketiga setelah mengalahkan Heather Watson dan unggulan ke-31 Yanina Wickmayer, sebelum kalah dari unggulan teratas dan akhirnya menjadi juara, Serena Williams. Sebagai unggulan kedelapan di Monterrey Open 2013, Morita kalah di perempat final dari unggulan teratas dan finalis, Angelique Kerber. Pada pertandingan Piala Fed Grup Dunia melawan Spanyol, Morita kalah di kedua pertandingannya dari Sílvia Soler Espinosa dan Carla Suárez Navarro, dengan Spanyol memenangkan pertandingan 4-0.
Morita memulai musim lapangan tanah liatnya di Portugal Open 2013, di mana ia dikalahkan di perempat final oleh juara bertahan Kaia Kanepi. Ia juga sempat mundur saat pertandingan babak pertama di Madrid Open 2013 melawan Sorana Cîrstea karena cedera otot paha kiri. Ia kembali beraksi di Italia Terbuka 2013, mencapai babak ketiga setelah mengalahkan Sorana Cîrstea dan Urszula Radwańska, namun ia kembali mundur dari pertandingan babak ketiga melawan unggulan ketiga Victoria Azarenka karena cedera.
2.3. Cedera dan Karier Selanjutnya
Sepanjang kariernya, Ayumi Morita sering kali mengalami cedera yang berdampak signifikan pada performanya. Selain cedera otot paha kiri di Madrid dan Italia Terbuka 2013, ia juga mundur dari pertandingan babak pertama di New Haven Open at Yale 2013 karena cedera punggung bawah. Cedera punggung bawah ini juga menyebabkan ia mundur dari Amerika Serikat Terbuka 2013. Pada final Nanjing Ladies Open 2013, ia juga harus mundur karena cedera hamstring kiri saat melawan Zhang Shuai.
Dari tahun 2014 dan seterusnya, Morita sering kali bergumul dengan masalah cedera, yang menyebabkan ia sering kali kembali ke tur dan kemudian harus kembali absen. Pada Juli 2015, ia menjalani operasi pada pergelangan tangan kanannya. Pada tahun 2017, afiliasi timnya berubah dari Canon menjadi Ando Securities. Meskipun demikian, ia terus mencoba untuk berkompetisi. Pada November 2021 dan Februari 2022, ia mencapai final dua turnamen ITF di Monastir, Tunisia, meskipun keduanya berakhir dengan kekalahan. Namun, pada Mei 2022, ia berhasil memenangkan dua gelar ITF di Monastir.

Pada ASB Classic 2014, Morita secara mengejutkan mengalahkan unggulan keenam Lucie Šafářová di babak pertama, namun kemudian kalah dari sesama warga Jepang Kurumi Nara di babak kedua. Di Sydney International 2014, ia mundur dari pertandingan kualifikasi pertamanya karena cedera. Pada Australia Terbuka 2014, ia kalah di babak kedua dari unggulan kedelapan Jelena Janković. Pada Monterrey Open 2014, ia mundur di babak kedua karena pusing saat melawan Magdaléna Rybáriková. Ia mengakhiri tahun 2013 dengan peringkat 61 dunia.
3. Gaya Bermain
Ayumi Morita dikenal karena gaya bermainnya yang agresif dan konsisten. Ia memiliki pukulan dasar dua tangan yang kuat dan sangat datar, memungkinkan bola melaju dengan cepat melewati net. Salah satu kekuatan utamanya adalah kemampuan mentalnya yang tangguh, terutama untuk pemain muda, sering kali menunjukkan ketahanan dan kegigihan yang luar biasa untuk memenangkan pertandingan-pertandingan ketat. Meskipun servisnya terkadang dianggap kurang bertenaga, ia mengimbanginya dengan pergerakan kaki yang sangat baik dan kemampuan bergerak di seluruh lapangan dengan efisien, memungkinkannya menjangkau bola-bola sulit dan menguasai reli.
4. Pensiun
Pada 4 Agustus 2023, Ayumi Morita secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia tenis profesional. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan keinginannya untuk beralih peran menjadi seorang pelatih dan menyatakan bahwa ia "tidak memiliki penyesalan apa pun" serta "telah bermain hingga titik di mana tidak ada yang tersisa" dalam dirinya. Sebuah upacara pensiun diselenggarakan untuk menghormatinya pada 9 September 2023, di Ariake Coliseum, bertepatan dengan digelarnya turnamen Ando Securities Open.
5. Statistik Karier
Selama karier profesionalnya, Ayumi Morita mencatat rekor menang-kalah tunggal 295-241 dan rekor ganda 75-68. Secara keseluruhan, ia memiliki total rekor karier 370 kemenangan dan 309 kekalahan. Total hadiah uang yang ia raih selama berkarier adalah 1.68 M USD. Ia memenangkan 10 gelar tunggal di Sirkuit ITF dan 3 gelar ganda di Sirkuit ITF. Di Tur WTA, ia mencapai dua final ganda (tanpa gelar) dan satu final tunggal di WTA Challenger (tanpa gelar).
5.1. Linimasa Performa Grand Slam
Berikut adalah linimasa performa Ayumi Morita di turnamen Grand Slam:
Turnamen | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | M-K |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Australia Terbuka | A | Q2 | Q3 | 1R | 1R | 3R | 1R | 3R | 2R | A | A | Q1 | 5-6 |
Prancis Terbuka | A | Q1 | 1R | 1R | 1R | 2R | 2R | 1R | Q2 | A | A | A | 2-6 |
Wimbledon | A | 1R | Q1 | 1R | 2R | 1R | 2R | 1R | Q2 | Q1 | A | A | 2-6 |
Amerika Serikat Terbuka | Q1 | Q1 | Q1 | 1R | 1R | 1R | 2R | A | A | A | A | A | 1-4 |
Total Menang-Kalah | 0-0 | 0-1 | 0-1 | 0-4 | 1-4 | 3-4 | 3-4 | 2-3 | 1-1 | 0-0 | 0-0 | 0-0 | 10-22 |
5.1.1. Ganda
Turnamen | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | M-K |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Australia Terbuka | A | 2R | A | 2R | 3R | 1R | 4-4 |
Prancis Terbuka | A | 1R | A | 1R | 1R | 2R | 1-4 |
Wimbledon | 1R | 1R | 2R | 3R | 1R | 1R | 3-6 |
Amerika Serikat Terbuka | A | 1R | 2R | 2R | A | A | 2-3 |
Total Menang-Kalah | 0-1 | 1-4 | 2-2 | 4-4 | 2-3 | 1-3 | 10-17 |
5.2. Final Tur WTA dan Challenger
5.2.1. Ganda: 2 (0 gelar, 2 runner-up)
Hasil | M-K | Tanggal | Turnamen | Tingkat | Permukaan | Pasangan | Lawan | Skor |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kalah | 0-1 | Okt 2007 | Bangkok Open, Thailand | Tingkat III | Keras | Junri Namigata | Sun Tiantian Yan Zi | w/o |
Kalah | 0-2 | Sep 2008 | Japan Open Championships | Tingkat III | Keras | Aiko Nakamura | Jill Craybas Marina Erakovic | 6-4, 5-7, [6-10] |
5.2.2. Tunggal: 1 (0 gelar, 1 runner-up)
Hasil | Tanggal | Turnamen | Permukaan | Lawan | Skor |
---|---|---|---|---|---|
Kalah | Nov 2013 | Nanjing Ladies Open, Tiongkok | Keras | Zhang Shuai | 4-6, ret. |
5.3. Final Sirkuit ITF
5.3.1. Tunggal: 19 (10 gelar, 9 runner-up)
Hasil | M-K | Tanggal | Turnamen | Tingkat | Permukaan | Lawan | Skor |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kalah | 0-1 | Mei 2005 | Fukuoka International, Jepang | 50,000 | Rumput | Chan Yung-jan | 3-6, 2-6 |
Kalah | 0-2 | Mei 2006 | Fukuoka International, Jepang | 50,000 | Rumput | Chan Yung-jan | 3-6, 6-4, 1-6 |
Menang | 1-2 | Agt 2006 | ITF Tokachi, Jepang | 25,000 | Karpet | Erika Takao | 6-3, 4-6, 7-6(6) |
Menang | 2-2 | Sep 2006 | ITF Tokyo Open, Jepang | 50,000 | Keras | Chan Yung-jan | 3-6, 6-3, 6-4 |
Kalah | 2-3 | Mei 2007 | Kangaroo Cup Gifu, Jepang | 50,000 | Keras | Chan Yung-jan | 3-6, 1-6 |
Kalah | 2-4 | Jun 2007 | Surbiton Trophy, Britania Raya | 25,000 | Rumput | Brenda Schultz-McCarthy | 6-4, 4-6, 6-7(5) |
Menang | 3-4 | Jul 2007 | Kurume Cup, Jepang | 25,000 | Rumput | Erika Takao | 6-1, 3-1 ret. |
Kalah | 3-5 | Agt 2007 | ITF Obihiro, Jepang | 25,000 | Karpet | Sophie Ferguson | 4-6, 3-6 |
Menang | 4-5 | Nov 2008 | ITF Tokyo Open, Jepang | 50,000 | Keras | Jarmila Gajdošová | 6-2, 2-6, 6-3 |
Menang | 5-5 | Nov 2008 | ITF Kolkata, India | 50,000 | Keras | Elora Dabija | 6-3, 6-1 |
Menang | 6-5 | Nov 2008 | Toyota World Challenge, Jepang | 75,000 | Karpet (i) | Ksenia Lykina | 6-1, 6-3 |
Kalah | 6-6 | Nov 2009 | Taipei Open, Taiwan | 100,000 | Karpet (i) | Chan Yung-jan | 4-6, 6-2, 2-6 |
Menang | 7-6 | Okt 2010 | Toyota World Challenge, Jepang | 100,000 | Karpet (i) | Jill Craybas | 6-3, 7-5 |
Kalah | 7-7 | Nov 2010 | Taipei Open, Taiwan | 100,000 | Karpet (i) | Peng Shuai | 1-6, 4-6 |
Menang | 8-7 | Okt 2011 | Taipei Open, Taiwan | 100,000 | Karpet (i) | Kimiko Date-Krumm | 6-2, 6-2 |
Kalah | 8-8 | Nov 2021 | ITF Monastir, Tunisia | 15,000 | Keras | Sonay Kartal | 1-6, 2-6 |
Kalah | 8-9 | Feb 2022 | ITF Monastir, Tunisia | 15,000 | Keras | Haruna Arakawa | w/o |
Menang | 9-9 | Mei 2022 | ITF Monastir, Tunisia | 15,000 | Keras | Yao Xinxin | 7-6(4), 7-5 |
Menang | 10-9 | Mei 2022 | ITF Monastir, Tunisia | 15,000 | Keras | Milana Zhabrailova | 7-5, 6-0 |
5.3.2. Ganda: 7 (3 gelar, 4 runner-up)
Hasil | M-K | Tanggal | Turnamen | Tingkat | Permukaan | Pasangan | Lawan | Skor |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kalah | 0-1 | Jul 2005 | Kurume Cup, Jepang | 25,000 | Rumput | Erika Sema | Chan Chin-wei Hsieh Su-wei | 4-6, 3-6 |
Kalah | 0-2 | Feb 2006 | ITF Sydney, Australia | 25,000 | Keras | Junri Namigata | Chan Yung-jan Chuang Chia-jung | 2-6, 1-6 |
Kalah | 0-3 | Feb 2007 | ITF Melbourne, Australia | 25,000 | Tanah Liat | Natsumi Hamamura | Hwang I-hsuan Lee Ye-ra | 2-6, 1-6 |
Menang | 1-3 | Mei 2007 | Kangaroo Cup Gifu, Jepang | 50,000 | Keras | Ai Sugiyama | Kumiko Iijima Seiko Okamoto | 6-1, 3-6, 6-0 |
Menang | 2-3 | Mei 2007 | Fukuoka International, Jepang | 50,000 | Rumput | Akiko Yonemura | Rika Fujiwara Junri Namigata | 6-2, 6-2 |
Kalah | 2-4 | Agt 2007 | ITF Obihiro, Jepang | 25,000 | Karpet | Akiko Yonemura | Kumiko Iijima Junri Namigata | 6-7(3), 0-6 |
Menang | 3-4 | Okt 2009 | ITF Tokyo Open, Jepang | 100,000 | Keras | Chan Yung-jan | Kimiko Date-Krumm Rika Fujiwara | 6-2, 6-4 |
6. Warisan dan Dampak
Ayumi Morita dianggap sebagai salah satu pemain Piala Fed paling sukses dalam sejarah terkini tim Jepang, dengan rekor menang-kalah 23-14. Ia juga meraih medali perunggu di Pesta Olahraga Asia 2010 untuk nomor beregu. Kontribusinya dalam kompetisi tim ini sangat signifikan, menunjukkan dedikasinya dalam mewakili negaranya. Sejak usia junior, ia telah mencetak berbagai rekor, seperti menjadi pemain termuda yang mencapai perempat final di Kejuaraan Tenis Seluruh Jepang dan menjadi pemain profesional termuda di Jepang pada masanya. Performa konsisten dan ketahanan mentalnya, terutama di tahun-tahun puncaknya, telah memberikan inspirasi bagi pemain tenis wanita di Jepang. Meskipun kariernya terhambat oleh cedera, jejaknya sebagai atlet profesional yang berdedikasi dan pencapaiannya di tingkat internasional tetap memberikan dampak positif pada perkembangan tenis wanita di Jepang.
7. Publikasi dan Peringatan
Sebagai bentuk pengakuan atas karier dan warisannya, Ayumi Morita menjadi subjek sebuah buku berjudul "STEP-森田あゆみ、トップへの階段" (STEP-Ayumi Morita, Langkah Menuju Puncak) yang ditulis oleh Hitoshi Jin dan diterbitkan oleh Shuppan Geijutsu Sha pada tahun 2012. Selain itu, sebagai tanda penghormatan atas pengunduran dirinya dari tenis profesional, sebuah upacara pensiun resmi diadakan untuknya pada 9 September 2023 di Ariake Coliseum, sebuah tempat ikonik bagi tenis Jepang, bertepatan dengan turnamen Ando Securities Open.
