1. Gambaran Umum
Bulgaria adalah sebuah republik parlementer kesatuan yang terletak di Eropa Tenggara, di bagian timur Semenanjung Balkan. Negara ini berbatasan dengan Rumania di utara, Serbia dan Makedonia Utara di barat, Yunani dan Turki di selatan, serta Laut Hitam di timur. Dengan luas wilayah 110.99 K km2, Bulgaria merupakan negara terbesar ke-16 di Eropa. Sofia adalah ibu kota dan kota terbesarnya. Sejarah Bulgaria kaya akan peradaban kuno, pembentukan kekaisaran-kekaisaran yang berpengaruh, periode panjang di bawah kekuasaan asing, dan perjuangan menuju kemerdekaan serta pembangunan negara modern. Artikel ini akan mengulas sejarah, geografi, sistem politik, hubungan luar negeri, ekonomi, demografi, dan budaya Bulgaria dengan merefleksikan perspektif yang menekankan pada perkembangan demokrasi, hak asasi manusia, dan dampak sosial dari berbagai peristiwa dan kebijakan.
2. Etimologi
Nama "Bulgaria" berasal dari kata Bulgar, sebuah suku bangsa asal Turkik yang mendirikan Kekaisaran Bulgaria Pertama. Asal-usul nama Bulgar sendiri tidak sepenuhnya dipahami dan sulit dilacak hingga sebelum abad ke-4 Masehi. Namun, kemungkinan nama ini berasal dari kata bahasa Proto-Turkik bulģha (berarti "mencampur", "mengguncang", "mengaduk") dan turunannya, bulgak (berarti "pemberontakan", "kekacauan"). Makna ini dapat diperluas menjadi "pemberontak", "menghasut", atau "menghasilkan keadaan kacau", sehingga dalam bentuk turunannya berarti "para pengacau". Kelompok-kelompok suku di Asia Dalam dengan nama yang secara fonologis berdekatan sering digambarkan dengan istilah serupa, seperti Buluoji, salah satu komponen dari kelompok "Lima Barbar", yang selama abad ke-4 digambarkan sebagai "ras campuran" dan "pembuat onar".
3. Sejarah
Bagian ini menguraikan evolusi Bulgaria dari permukiman prasejarah dan peradaban kuno, melalui pembentukan dan perkembangan kekaisaran-kekaisaran Bulgaria, periode kekuasaan asing, hingga pembentukan negara Bulgaria modern dan tantangan-tantangannya, dengan penekanan pada dampak sosial dan perkembangan demokrasi.
3.1. Prasejarah dan Zaman Kuno

Jejak aktivitas manusia paling awal di wilayah Bulgaria modern termasuk sisa-sisa Neanderthal yang berasal dari sekitar 150.000 tahun yang lalu, atau periode Paleolitikum Tengah. Sisa-sisa Homo sapiens yang ditemukan di sana diperkirakan berasal dari sekitar 47.000 tahun Sebelum Sekarang (BP), yang merupakan salah satu kedatangan manusia modern paling awal di Eropa. Budaya Karanovo muncul sekitar 6.500 SM dan merupakan salah satu dari beberapa masyarakat Neolitikum di wilayah tersebut yang berkembang melalui pertanian. Kebudayaan Neolitikum lainnya termasuk budaya Hamangia dan budaya Vinča (abad ke-6 hingga ke-3 SM).
Budaya Varna dari Zaman Tembaga (milenium ke-5 SM) dianggap sebagai penemu metalurgi emas. Harta karun dari Nekropolis Varna berisi perhiasan emas tertua di dunia, dengan perkiraan usia lebih dari 6.000 tahun. Harta karun ini sangat berharga untuk memahami hierarki sosial dan stratifikasi dalam masyarakat Eropa paling awal. Budaya Ezero berkembang selama Zaman Perunggu.
Bangsa Trakia, salah satu dari tiga kelompok leluhur utama bangsa Bulgaria modern, muncul di Semenanjung Balkan beberapa waktu sebelum abad ke-12 SM. Bangsa Trakia unggul dalam metalurgi dan memberikan kultus Orfeus dan Dionisos kepada Yunani Kuno, tetapi tetap bersifat kesukuan dan tidak memiliki negara yang terpusat. Kekaisaran Akhemeniyah dari Persia menaklukkan sebagian wilayah Bulgaria saat ini (khususnya Bulgaria timur) pada abad ke-6 SM dan mempertahankan kendali atas wilayah tersebut hingga 479 SM. Invasi Persia menjadi katalisator bagi persatuan Trakia, dan sebagian besar suku mereka bersatu di bawah raja Teres I untuk membentuk kerajaan Odrisia pada tahun 470-an SM. Kerajaan ini kemudian dilemahkan dan dijadikan vasal oleh Filipus II dari Makedonia pada tahun 341 SM, diserang oleh bangsa Kelt pada abad ke-3 SM, dan akhirnya menjadi provinsi Romawi bernama Thracia pada tahun 45 M.
Pada akhir abad ke-1 M, pemerintahan Romawi telah mapan di seluruh Semenanjung Balkan, dan agama Kristen mulai menyebar di wilayah tersebut sekitar abad ke-4 M. Alkitab Gotik-buku berbahasa Germanik pertama-diciptakan oleh uskup Gotik Ulfilas di wilayah yang sekarang menjadi Bulgaria utara sekitar tahun 381 M. Wilayah ini berada di bawah kendali Bizantium setelah jatuhnya Roma pada tahun 476 M. Bizantium terlibat dalam perang berkepanjangan melawan Persia dan tidak dapat mempertahankan wilayah Balkan mereka dari serbuan barbar. Hal ini memungkinkan bangsa Slavia memasuki Semenanjung Balkan sebagai perampok, terutama melalui daerah antara Sungai Donau dan Pegunungan Balkan yang dikenal sebagai Moesia. Secara bertahap, pedalaman semenanjung menjadi negeri Slavia Selatan, yang hidup dalam sistem demokrasi kesukuan. Bangsa Slavia mengasimilasi bangsa Trakia yang sebagian telah ter-Helenisasi, ter-Romanisasi, dan ter-Gotikisasi di daerah pedesaan.
3.2. Kekaisaran Bulgaria Pertama


Kekaisaran Bulgaria Pertama (Първо българско царствоParvo balgarsko tsarstvoBahasa Bulgaria) didirikan sebagai akibat dari perjuangan untuk kedaulatan dan pembentukan identitas nasional yang kuat di tengah pengaruh kekaisaran besar. Segera setelah invasi Slavia, Moesia kembali diserang, kali ini oleh bangsa Bulgar di bawah pimpinan Khan Asparukh. Gerombolan mereka adalah sisa-sisa dari Bulgaria Raya Kuno, sebuah konfederasi suku yang telah punah yang terletak di utara Laut Hitam, di wilayah yang sekarang adalah Ukraina dan Rusia selatan. Asparukh menyerang wilayah Bizantium di Moesia dan menaklukkan suku-suku Slavia di sana pada tahun 680 M. Sebuah perjanjian damai dengan Kekaisaran Bizantium ditandatangani pada tahun 681 M, yang menandai berdirinya Kekaisaran Bulgaria Pertama. Kaum minoritas Bulgar membentuk kasta penguasa yang erat. Ibu kota Bulgaria, Pliska, didirikan di selatan Sungai Donau.
Para penguasa penerus memperkuat negara Bulgaria sepanjang abad ke-8 dan ke-9. Tervel (700/701-718/721) memantapkan perbatasan dan menjadikan Bulgaria sebagai kekuatan militer utama setelah mengalahkan 26.000 tentara Arab dalam Pengepungan Arab Kedua terhadap Konstantinopel, sebuah kemenangan yang menghentikan upaya serangan skala penuh Arab ke Eropa Tengah dan Timur. Krum (802-814) memperkenalkan kitab undang-undang tertulis pertama yang berlaku bagi bangsa Slavia dan Bulgar. Ia juga berhasil menghalau invasi besar Bizantium dalam Pertempuran Pliska, di mana Kaisar Bizantium Nikeforus I terbunuh. Wilayah negara Krum diperluas dua kali lipat.
Boris I (852-889) menghapuskan paganisme dan mengadopsi Kekristenan Ortodoks Timur pada tahun 864 M. Konversi ini diikuti oleh pengakuan Bizantium terhadap Gereja Ortodoks Bulgaria dan adopsi alfabet Kiril, yang dikembangkan di ibu kota, Preslav, serta di Sekolah Sastra Ohrid. Bahasa, agama, dan aksara yang sama memperkuat otoritas pusat dan secara bertahap menggabungkan bangsa Slavia dan Bulgar menjadi satu bangsa yang bersatu dengan menggunakan satu bahasa Slavia.
Sebuah zaman keemasan dimulai selama 34 tahun pemerintahan Simeon Agung (893-927), yang mengawasi ekspansi teritorial terbesar negara Bulgaria. Simeon berusaha mencapai supremasi militer atas Kekaisaran Bizantium, yang ditunjukkan oleh Pertempuran Akelus (917), salah satu pertempuran paling berdarah di Abad Pertengahan dan salah satu kemenangannya yang paling menentukan. Sastra yang dihasilkan dalam Bahasa Bulgaria Kuno segera menyebar ke utara dari Bulgaria dan menjadi lingua franca di Balkan dan Eropa Timur. Kekuatan politik, budaya, dan spiritual Kekaisaran Bulgaria selama dinasti Krum mengubah Bulgaria menjadi salah satu dari tiga kekuatan super di Eropa pada masa itu, bersama Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Karoling bangsa Franka, yang kemudian menjadi Kekaisaran Romawi Suci.
Setelah kematian Simeon, Bulgaria melemah akibat perang dengan bangsa Magyar dan Pecheneg serta penyebaran ajaran Bogomilisme. Preslav direbut oleh tentara Bizantium pada tahun 971 setelah invasi berturut-turut oleh Rus Kiev dan Bizantium. Kekaisaran sempat pulih sebentar dari serangan-serangan tersebut di bawah pimpinan Samuil, namun hal ini berakhir ketika Kaisar Bizantium Basil II mengalahkan tentara Bulgaria di Klyuch pada tahun 1014. Samuil meninggal tak lama setelah pertempuran itu, dan pada tahun 1018 Bizantium telah menaklukkan Kekaisaran Bulgaria Pertama. Setelah penaklukan tersebut, Basil II mencegah pemberontakan dengan mempertahankan kekuasaan bangsawan lokal, mengintegrasikan mereka ke dalam birokrasi dan aristokrasi Bizantium, dan membebaskan tanah mereka dari kewajiban membayar pajak dalam bentuk emas, mengizinkan pajak dalam bentuk barang sebagai gantinya. Patriarkat Ortodoks Bulgaria direduksi menjadi sebuah keuskupan agung, tetapi tetap mempertahankan status otosefalus dan keuskupan-keuskupannya.
3.3. Kekuasaan Bizantium dan Kekaisaran Bulgaria Kedua

Kekuasaan Bizantium atas Bulgaria dan upaya restorasi negara menghadapi berbagai tantangan. Kebijakan dalam negeri Bizantium berubah setelah kematian Basil II, dan serangkaian pemberontakan yang tidak berhasil meletus, yang terbesar dipimpin oleh Petar Delyan. Otoritas kekaisaran menurun setelah kekalahan militer yang dahsyat dalam Pertempuran Manzikert melawan invasi Kesultanan Seljuk, dan semakin terganggu oleh Perang Salib. Hal ini menghalangi upaya Helenisasi oleh Bizantium dan menciptakan lahan subur untuk pemberontakan lebih lanjut.
Pada tahun 1185, bangsawan dari Dinasti Asen, Ivan Asen I dan Petar IV, mengorganisir sebuah pemberontakan besar dan berhasil mendirikan kembali negara Bulgaria. Ivan Asen dan Petar meletakkan dasar Kekaisaran Bulgaria Kedua dengan ibu kotanya di Veliko Tarnovo.
Kaloyan, raja ketiga dari dinasti Asen, memperluas kekuasaannya hingga Beograd dan Ohrid. Ia mengakui supremasi spiritual paus dan menerima mahkota kerajaan dari seorang utusan kepausan. Kekaisaran mencapai puncaknya di bawah Ivan Asen II (1218-1241), ketika batas-batasnya meluas hingga ke pesisir Albania, Serbia, dan Epirus, sementara perdagangan dan budaya berkembang pesat. Pemerintahan Ivan Asen juga ditandai dengan pergeseran dari Roma dalam urusan agama.
Dinasti Asen berakhir pada tahun 1257. Konflik internal dan serangan tak henti-hentinya dari Bizantium dan Hungaria menyusul, memungkinkan Mongol untuk membangun kedaulatan atas negara Bulgaria yang melemah. Pada tahun 1277, seorang peternak babi bernama Ivaylo memimpin sebuah pemberontakan petani besar yang mengusir bangsa Mongol dari Bulgaria dan secara singkat menjadikannya kaisar. Ia digulingkan pada tahun 1280 oleh para boyar (tuan tanah feodal), yang konflik faksionalnya menyebabkan Kekaisaran Bulgaria Kedua terpecah menjadi wilayah-wilayah feodal kecil pada abad ke-14. Negara-negara sisa yang terfragmentasi ini-dua ketsaran di Vidin dan Tarnovo serta Kedespotan Dobrudzha-menjadi mangsa empuk bagi ancaman baru yang datang dari Tenggara: bangsa Turki Utsmaniyah. Selama pemerintahan kaisar Ivan Alexander, Kekaisaran Bulgaria memasuki periode kebangkitan budaya, yang kadang-kadang disebut sebagai "Zaman Keemasan Kedua budaya Bulgaria".
3.4. Kekuasaan Utsmaniyah

Periode kekuasaan Utsmaniyah berlangsung hampir lima abad, membawa dampak mendalam terhadap masyarakat dan budaya Bulgaria, serta memicu gerakan kebangkitan nasional dan perjuangan menuju kemerdekaan yang diwarnai penindasan dan upaya pelestarian identitas. Bangsa Utsmaniyah dipekerjakan sebagai tentara bayaran oleh Bizantium pada tahun 1340-an, tetapi kemudian menjadi penyerbu atas nama mereka sendiri. Sultan Murad I merebut Adrianopel dari Bizantium pada tahun 1362; Sofia jatuh pada tahun 1382, diikuti oleh Shumen pada tahun 1388. Utsmaniyah menyelesaikan penaklukan mereka atas tanah Bulgaria pada tahun 1393 ketika Tarnovo dijarah setelah pengepungan selama tiga bulan dan Pertempuran Nikopolis yang menyebabkan jatuhnya Ketsaran Vidin pada tahun 1396. Sozopol adalah pemukiman Bulgaria terakhir yang jatuh, pada tahun 1453.
Kaum bangsawan Bulgaria kemudian dilenyapkan dan kaum tani dijadikan budak oleh para penguasa Utsmaniyah, sementara banyak kaum pendeta terpelajar melarikan diri ke negara lain. Bangsa Bulgaria dikenai pajak yang berat (termasuk Devşirme, atau pajak darah), budaya mereka ditekan, dan mereka mengalami sebagian Islamisasi. Otoritas Utsmaniyah mendirikan sebuah komunitas administrasi keagamaan yang disebut Millet Rum, yang mengatur semua orang Kristen Ortodoks tanpa memandang etnis mereka. Sebagian besar penduduk lokal kemudian secara bertahap kehilangan kesadaran nasional mereka yang berbeda, hanya mengidentifikasi diri berdasarkan iman mereka. Para pendeta yang tersisa di beberapa biara terpencil menjaga identitas etnis mereka tetap hidup, memungkinkan kelangsungannya di daerah pedesaan terpencil, dan di komunitas Katolik yang militan di barat laut negara itu.
Ketika kekuasaan Utsmaniyah mulai memudar, Austria Habsburg dan Rusia melihat orang Kristen Bulgaria sebagai sekutu potensial. Austria pertama kali mendukung pemberontakan di Tarnovo pada tahun 1598, kemudian yang kedua pada tahun 1686, Pemberontakan Chiprovtsi pada tahun 1688, dan akhirnya Pemberontakan Karposh pada tahun 1689. Kekaisaran Rusia juga menyatakan dirinya sebagai pelindung orang Kristen di tanah Utsmaniyah dengan Perjanjian Küçük Kaynarca pada tahun 1774.
Abad Pencerahan Eropa Barat pada abad ke-18 mempengaruhi dimulainya kebangkitan nasional Bulgaria. Gerakan ini memulihkan kesadaran nasional dan memberikan landasan ideologis bagi perjuangan pembebasan, yang berpuncak pada Pemberontakan April 1876. Hingga 30.000 orang Bulgaria terbunuh ketika otoritas Utsmaniyah menumpas pemberontakan tersebut. Pembantaian ini mendorong Kekuatan Besar untuk mengambil tindakan. Mereka mengadakan Konferensi Konstantinopel pada tahun 1876, tetapi keputusan mereka ditolak oleh Utsmaniyah. Hal ini memungkinkan Kekaisaran Rusia untuk mencari solusi militer tanpa mengambil risiko konfrontasi dengan Kekuatan Besar lainnya, seperti yang terjadi dalam Perang Krimea. Pada tahun 1877, Rusia menyatakan perang terhadap Utsmaniyah dan mengalahkan mereka dengan bantuan pemberontak Bulgaria, terutama selama Pertempuran Celah Shipka yang krusial yang mengamankan kendali Rusia atas jalan utama menuju Konstantinopel.
3.5. Negara Bulgaria Ketiga (Modern)

Negara Bulgaria ketiga, yang mencakup periode dari kemerdekaan tahun 1878 hingga era modern, ditandai oleh peristiwa sejarah utama serta perubahan politik dan sosial yang signifikan. Fokus utama adalah pada perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia, yang sering kali diwarnai oleh konflik dan transisi kekuasaan.
Perjanjian San Stefano ditandatangani pada 3 Maret 1878 oleh Kekaisaran Rusia dan Kesultanan Utsmaniyah. Perjanjian ini bertujuan untuk mendirikan sebuah kepangeranan Bulgaria otonom yang meliputi Moesia, Makedonia, dan Trakia, secara kasar sesuai dengan wilayah Kekaisaran Bulgaria Kedua. Hari ini sekarang menjadi hari libur nasional yang disebut Hari Pembebasan Nasional. Kekuatan Besar lainnya segera menolak perjanjian tersebut karena khawatir negara sebesar itu di Balkan dapat mengancam kepentingan mereka. Perjanjian ini digantikan oleh Perjanjian Berlin, yang ditandatangani pada 13 Juli. Perjanjian ini menetapkan negara yang jauh lebih kecil, yaitu Kepangeranan Bulgaria, yang hanya terdiri dari Moesia dan wilayah Sofia, dan meninggalkan banyak populasi etnis Bulgaria di luar negara baru tersebut. Hal ini secara signifikan berkontribusi pada pendekatan urusan luar negeri Bulgaria yang militeristik selama paruh pertama abad ke-20.
3.5.1. Kemerdekaan dan Era Kerajaan (1878-1946)
Periode ini mencakup pendirian Kepangeranan Bulgaria, proklamasi kerajaan, keterlibatan dalam Perang Balkan dan kedua Perang Dunia, serta konsekuensi sosial dan teritorialnya, dengan penekanan pada bagaimana peristiwa-peristiwa ini mempengaruhi perkembangan demokrasi dan hak-hak dasar warga negara.
Kepangeranan Bulgaria memenangkan perang melawan Serbia dan menggabungkan wilayah Utsmaniyah semi-otonom Rumelia Timur pada tahun 1885, memproklamasikan dirinya sebagai negara merdeka pada tanggal 5 Oktober 1908. Pada tahun-tahun setelah kemerdekaan, Bulgaria semakin termiliterisasi dan sering disebut sebagai "Prusia Balkan". Negara ini terlibat dalam tiga konflik berturut-turut antara tahun 1912 dan 1918-dua Perang Balkan dan Perang Dunia I. Setelah kekalahan telak dalam Perang Balkan Kedua, Bulgaria kembali berada di pihak yang kalah sebagai akibat dari aliansinya dengan Blok Sentral dalam Perang Dunia I. Meskipun mengerahkan lebih dari seperempat populasinya dalam pasukan berkekuatan 1.200.000 orang dan meraih beberapa kemenangan menentukan di Doiran dan Monastir, negara ini menyerah pada tahun 1918. Perang tersebut mengakibatkan kerugian teritorial yang signifikan dan total 87.500 tentara tewas. Lebih dari 253.000 pengungsi dari wilayah yang hilang berimigrasi ke Bulgaria dari tahun 1912 hingga 1929, menambah beban pada ekonomi nasional yang sudah hancur.
Antara 19 Oktober 1925 dan 29 Oktober 1925, terjadi Insiden di Petrich, yang dijuluki "Perang Anjing Tersesat", sebuah konflik bersenjata kecil. Yunani menginvasi Bulgaria setelah seorang kapten dan penjaga Yunani dibunuh oleh tentara Bulgaria. Konflik ini diselesaikan oleh Liga Bangsa-Bangsa, dan menghasilkan kemenangan diplomatik bagi Bulgaria. Liga memerintahkan gencatan senjata, penarikan pasukan Yunani dari Bulgaria, dan Yunani membayar £45.000 kepada Bulgaria.

Kekacauan politik yang diakibatkannya menyebabkan pembentukan kediktatoran otoritarianisme kerajaan oleh Tsar Boris III (1918-1943). Bulgaria memasuki Perang Dunia II pada tahun 1941 sebagai anggota Blok Poros tetapi menolak untuk berpartisipasi dalam Operasi Barbarossa dan menyelamatkan populasi Yahudi-nya dari deportasi ke kamp konsentrasi Nazi. Kematian mendadak Boris III pada pertengahan 1943 mendorong negara itu ke dalam kekacauan politik saat perang berbalik melawan Jerman, dan gerakan gerilya komunis mendapatkan momentum. Pemerintahan Bogdan Filov kemudian gagal mencapai perdamaian dengan Sekutu. Bulgaria tidak mematuhi tuntutan Soviet untuk mengusir pasukan Jerman dari wilayahnya, yang mengakibatkan deklarasi perang dan invasi oleh Uni Soviet pada bulan September 1944. Barisan Tanah Air yang didominasi komunis mengambil alih kekuasaan, mengakhiri partisipasi dalam Poros dan bergabung dengan pihak Sekutu hingga perang berakhir. Bulgaria hanya menderita sedikit kerusakan perang dan Uni Soviet tidak menuntut pampasan. Tetapi semua perolehan teritorial masa perang, dengan pengecualian penting Dobrudja Selatan, hilang.
3.5.2. Era Komunis (1946-1989)

Era ini menjelaskan pendirian Republik Rakyat Bulgaria, perubahan politik, ekonomi, dan sosial di bawah pemerintahan Partai Komunis, serta perannya selama Perang Dingin. Penekanan diberikan pada kebijakan terhadap kelompok minoritas dan dampak sosialnya, serta penindasan terhadap perbedaan pendapat dan pembatasan hak asasi manusia.
Kudeta sayap kiri pada 9 September 1944 menyebabkan penghapusan monarki dan eksekusi sekitar 1.000-3.000 pembangkang, penjahat perang, dan anggota elit kerajaan sebelumnya. Namun, baru pada tahun 1946 sebuah republik rakyat satu partai didirikan setelah referendum. Negara ini jatuh ke dalam lingkup pengaruh Soviet di bawah kepemimpinan Georgi Dimitrov (1946-1949), yang mendirikan negara Stalinis yang represif dan cepat terindustrialisasi. Pada pertengahan 1950-an, standar hidup meningkat secara signifikan dan represi politik mereda. Ekonomi terencana gaya Soviet melihat beberapa kebijakan berorientasi pasar eksperimental muncul di bawah Todor Zhivkov (1954-1989). Dibandingkan dengan tingkat masa perang, PDB nasional meningkat lima kali lipat dan PDB per kapita meningkat empat kali lipat pada tahun 1980-an, meskipun lonjakan utang yang parah terjadi pada tahun 1960, 1977, dan 1980. Putri Zhivkov, Lyudmila Zhivkova, meningkatkan kebanggaan nasional dengan mempromosikan warisan, budaya, dan seni Bulgaria di seluruh dunia. Menghadapi penurunan angka kelahiran di antara mayoritas etnis Bulgaria, pemerintah Zhivkov pada tahun 1984 memaksa minoritas etnis Turki untuk mengadopsi nama-nama Slavia dalam upaya untuk menghapus identitas mereka dan mengasimilasi mereka. Kebijakan-kebijakan ini mengakibatkan emigrasi sekitar 300.000 etnis Turki ke Turki.
3.5.3. Pasca-Demokratisasi (1989-Sekarang)
Bagian ini merinci proses transisi menuju demokrasi setelah runtuhnya rezim Komunis, pengenalan ekonomi pasar, keanggotaan NATO dan Uni Eropa, serta tantangan kontemporer seperti korupsi, penurunan demografi, dan upaya pembangunan masyarakat sipil. Perjuangan untuk membangun institusi demokrasi yang kuat dan melindungi hak asasi manusia menjadi sorotan.
Partai Komunis terpaksa melepaskan monopoli politiknya pada 10 November 1989 di bawah pengaruh Revolusi 1989. Zhivkov mengundurkan diri dan Bulgaria memulai transisi ke demokrasi parlementer. Pemilihan umum bebas pertama pada Juni 1990 dimenangkan oleh Partai Komunis, yang kini berganti nama menjadi Partai Sosialis Bulgaria. Sebuah konstitusi baru yang mengatur presiden terpilih yang relatif lemah dan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada legislatif diadopsi pada Juli 1991. Sistem baru awalnya gagal meningkatkan standar hidup atau menciptakan pertumbuhan ekonomi-kualitas hidup rata-rata dan kinerja ekonomi tetap lebih rendah daripada di bawah komunisme hingga awal tahun 2000-an. Setelah tahun 2001, kondisi ekonomi, politik, dan geopolitik meningkat pesat, dan Bulgaria mencapai status Pembangunan Manusia yang tinggi pada tahun 2003. Negara ini menjadi anggota NATO pada tahun 2004 dan berpartisipasi dalam Perang di Afganistan. Setelah beberapa tahun reformasi, Bulgaria bergabung dengan Uni Eropa dan Pasar Tunggal Eropa pada tahun 2007, meskipun ada kekhawatiran Uni Eropa atas korupsi pemerintah. Bulgaria menjadi tuan rumah Presidensi Dewan Uni Eropa 2018 di Istana Kebudayaan Nasional di Sofia.
4. Geografi

Bulgaria adalah negara berukuran sedang yang terletak di Eropa Tenggara, di sebelah timur Balkan. Wilayahnya mencakup area seluas 110.99 K km2, sementara perbatasan darat dengan lima negara tetangganya memiliki total panjang 1.81 K km, dan garis pantainya sepanjang 354 km. Koordinat geografis Bulgaria adalah 43° LU 25° BT. Ciri topografi negara yang paling menonjol adalah Dataran Donau, Pegunungan Balkan, Dataran Trakia, dan massif Rila-Rodopi. Tepi selatan Dataran Donau melandai ke atas menuju kaki bukit Balkan, sementara Sungai Donau menentukan perbatasan dengan Rumania. Dataran Trakia secara kasar berbentuk segitiga, dimulai di tenggara Sofia dan melebar saat mencapai pesisir Laut Hitam.
4.1. Topografi dan Sumber Daya Alam
Pegunungan Balkan membentang secara lateral melalui tengah negara dari barat ke timur. Bagian barat daya yang bergunung-gunung memiliki dua rangkaian pegunungan tipe glasial alpin yang berbeda-Rila dan Pirin, yang berbatasan dengan Pegunungan Rodopi yang lebih rendah tetapi lebih luas di sebelah timur, dan berbagai pegunungan berketinggian sedang di sebelah barat, barat laut, dan selatan, seperti Vitosha, Osogovo, dan Belasitsa. Musala, dengan ketinggian 2.93 K 0, adalah titik tertinggi di Bulgaria dan Balkan. Pesisir Laut Hitam adalah titik terendah negara ini. Dataran menempati sekitar sepertiga wilayah, sementara plato dan perbukitan menempati 41%. Sebagian besar sungai pendek dan dengan tingkat air yang rendah. Sungai terpanjang yang terletak sepenuhnya di wilayah Bulgaria, Iskar, memiliki panjang 368 0. Sungai Struma dan Maritsa adalah dua sungai utama di selatan.
Bulgaria memiliki cadangan bauksit, tembaga, timbal, seng, bismut, dan mangan. Cadangan yang lebih kecil adalah besi, emas, perak, uranium, kromium oksida, nikel, dan lainnya. Bulgaria juga berkelimpahan mineral non-logam seperti garam batu, gipsum, kaolin, dan marmer.
4.2. Iklim


Bulgaria memiliki iklim yang beragam dan berubah-ubah, yang dihasilkan dari posisinya di titik pertemuan massa udara Mediterania, Oseanik, dan Kontinental dikombinasikan dengan efek penghalang dari pegunungannya. Bulgaria Utara rata-rata 1 1 lebih dingin, dan mencatat curah hujan 200 1 lebih banyak, daripada wilayah di selatan pegunungan Balkan. Amplitudo suhu bervariasi secara signifikan di berbagai daerah. Suhu terendah yang tercatat adalah -38.3 1, sedangkan yang tertinggi adalah 45.2 1. Curah hujan rata-rata sekitar 630 1 per tahun, dan bervariasi dari 500 1 di Dobrudja hingga lebih dari 2.50 K 1 di pegunungan. Massa udara kontinental membawa sejumlah besar salju selama musim dingin.
Mengingat wilayahnya yang relatif kecil, Bulgaria memiliki iklim yang bervariasi dan kompleks. Negara ini menempati bagian paling selatan dari zona iklim kontinental, dengan area kecil di selatan termasuk dalam zona iklim Mediterania. Zona kontinental dominan, karena massa udara kontinental mudah mengalir ke Dataran Donau yang tidak terhalang. Pengaruh kontinental, yang lebih kuat selama musim dingin, menghasilkan salju yang melimpah; pengaruh Mediterania meningkat selama paruh kedua musim panas dan menghasilkan cuaca panas dan kering. Bulgaria dibagi menjadi lima zona iklim: zona kontinental (Dataran Donau, Pra-Balkan dan lembah-lembah yang lebih tinggi di wilayah geomorfologi Transisional); zona transisi (Dataran Trakia Atas, sebagian besar lembah Struma dan Mesta, lembah Sub-Balkan yang lebih rendah); zona kontinental-Mediterania (daerah paling selatan lembah Struma dan Mesta, Pegunungan Rodopi timur, Sakar dan Strandzha); zona Laut Hitam di sepanjang garis pantai dengan panjang rata-rata 30-40 km ke daratan; dan zona alpin di pegunungan di atas ketinggian 1000 m (Pegunungan Balkan tengah, Rila, Pirin, Vitosha, Pegunungan Rodopi barat, dll.).
4.3. Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan

Interaksi kondisi iklim, hidrologi, geologi, dan topografi telah menghasilkan berbagai macam spesies tumbuhan dan hewan yang relatif luas. Keanekaragaman hayati Bulgaria, salah satu yang terkaya di Eropa, dilestarikan di tiga taman nasional, 11 taman alam, 10 cagar biosfer, dan 565 kawasan lindung. Sembilan puluh tiga dari 233 spesies mamalia Eropa ditemukan di Bulgaria, bersama dengan 49% spesies kupu-kupu dan 30% spesies tumbuhan berpembuluh. Secara keseluruhan, 41.493 spesies tumbuhan dan hewan ada di sana. Mamalia besar dengan populasi yang cukup besar termasuk rusa (106.323 individu), babi hutan (88.948), serigala emas (47.293), dan rubah merah (32.326). Ayam hutan berjumlah sekitar 328.000 individu, menjadikannya burung buruan yang paling tersebar luas. Sepertiga dari semua burung yang bersarang di Bulgaria dapat ditemukan di Taman Nasional Rila, yang juga menjadi habitat bagi spesies Arktik dan alpin di ketinggian. Flora mencakup lebih dari 3.800 spesies tumbuhan berpembuluh, di antaranya 170 adalah endemik dan 150 dianggap terancam punah. Daftar jamur yang lebih besar di Bulgaria oleh Institut Botani mengidentifikasi lebih dari 1.500 spesies. Di Bulgaria, tutupan hutan sekitar 36% dari total luas daratan, setara dengan 3.893.000 hektar (ha) hutan pada tahun 2020, naik dari 3.327.000 hektar (ha) pada tahun 1990. Pada tahun 2020, hutan yang beregenerasi secara alami mencakup 3.116.000 hektar (ha) dan hutan tanaman mencakup 777.000 hektar (ha). Dari hutan yang beregenerasi secara alami, 18% dilaporkan sebagai hutan primer (terdiri dari spesies pohon asli tanpa indikasi aktivitas manusia yang terlihat jelas) dan sekitar 18% dari area hutan ditemukan di dalam kawasan lindung. Untuk tahun 2015, 88% dari area hutan dilaporkan berada di bawah kepemilikan publik dan 12% kepemilikan pribadi.
Pada tahun 1998, pemerintah Bulgaria mengadopsi Strategi Konservasi Keanekaragaman Hayati Nasional, sebuah program komprehensif yang bertujuan untuk pelestarian ekosistem lokal, perlindungan spesies langka, dan konservasi sumber daya genetik. Bulgaria memiliki beberapa kawasan Natura 2000 terbesar di Eropa yang mencakup 33,8% wilayahnya. Negara ini juga mencapai tujuan Protokol Kyoto untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 30% dari tahun 1990 hingga 2009.
Bulgaria menempati peringkat ke-37 dalam Indeks Kinerja Lingkungan 2024, tetapi mendapat skor rendah dalam kualitas udara. Tingkat partikulat adalah yang tertinggi di Eropa, terutama di daerah perkotaan yang dipengaruhi oleh lalu lintas mobil dan pembangkit listrik berbasis batu bara. Salah satunya, stasiun Maritsa Iztok-2 yang menggunakan lignit, menyebabkan kerusakan tertinggi terhadap kesehatan dan lingkungan di Uni Eropa. Penggunaan pestisida dalam pertanian dan sistem pembuangan limbah industri yang kuno menghasilkan polusi tanah dan air yang luas. Kualitas air mulai membaik pada tahun 1998 dan telah mempertahankan tren perbaikan sedang. Lebih dari 75% sungai permukaan memenuhi standar Eropa untuk kualitas yang baik. Isu-isu lingkungan ini seringkali memiliki dampak sosial yang signifikan, mempengaruhi kesehatan masyarakat dan kualitas hidup, terutama bagi komunitas yang rentan. Upaya konservasi dan perbaikan lingkungan terus dilakukan, meskipun tantangan tetap ada.
5. Politik
Bulgaria adalah sebuah demokrasi parlementer di mana perdana menteri adalah kepala pemerintahan dan memegang posisi eksekutif yang paling kuat. Sistem politik memiliki tiga cabang-legislatif, eksekutif, dan yudikatif, dengan hak pilih universal untuk warga negara yang berusia minimal 18 tahun. Konstitusi juga menyediakan kemungkinan demokrasi langsung, yaitu melalui petisi dan referendum nasional. Pemilu diawasi oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat yang independen yang mencakup anggota dari semua partai politik besar. Partai-partai harus mendaftar ke komisi sebelum berpartisipasi dalam pemilu nasional. Biasanya, perdana menteri terpilih adalah pemimpin partai yang menerima suara terbanyak dalam pemilihan parlemen, meskipun ini tidak selalu terjadi. Perkembangan demokrasi di Bulgaria menghadapi tantangan tata kelola, termasuk korupsi dan upaya reformasi yang berkelanjutan.

Berbeda dengan perdana menteri, kekuasaan domestik presiden lebih terbatas. Presiden yang dipilih secara langsung menjabat sebagai kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, dan memiliki wewenang untuk mengembalikan rancangan undang-undang untuk debat lebih lanjut, meskipun parlemen dapat mengesampingkan veto presiden dengan suara mayoritas sederhana. Partai-partai politik berkumpul di Majelis Nasional, sebuah badan yang terdiri dari 240 deputi yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun melalui pemungutan suara populer langsung. Majelis Nasional memiliki kekuasaan untuk memberlakukan undang-undang, menyetujui anggaran, menjadwalkan pemilihan presiden, memilih dan memberhentikan perdana menteri dan menteri lainnya, menyatakan perang, mengerahkan pasukan ke luar negeri, dan meratifikasi perjanjian dan kesepakatan internasional.
Secara keseluruhan, Bulgaria menunjukkan pola pemerintahan yang tidak stabil. Boyko Borisov, pemimpin partai kanan-tengah pro-Uni Eropa GERB, menjabat tiga periode sebagai perdana menteri antara tahun 2009 dan 2021. Partainya memenangkan pemilihan umum 2009 dan membentuk pemerintahan minoritas, yang mengundurkan diri pada Februari 2013 setelah protes nasional atas standar hidup yang rendah, korupsi, dan kegagalan sistem demokrasi yang dirasakan. Pemilihan sela berikutnya pada Mei 2013 menghasilkan kemenangan tipis bagi GERB, tetapi Partai Sosialis Bulgaria akhirnya membentuk pemerintahan yang dipimpin oleh Plamen Oresharski setelah Borisov gagal mendapatkan dukungan parlemen. Pemerintahan Oresharski mengundurkan diri pada Juli 2014 di tengah protes skala besar yang berlanjut.
Pemilihan parlemen Oktober 2014 menghasilkan kemenangan ketiga bagi GERB. Borisov membentuk koalisi dengan beberapa partai sayap kanan, tetapi kembali mengundurkan diri setelah kandidat yang didukung partainya gagal memenangkan Pemilihan Presiden 2016. Pemilihan sela Maret 2017 kembali dimenangkan oleh GERB, tetapi dengan 95 kursi di Parlemen. Mereka membentuk koalisi dengan partai sayap kanan jauh Patriot Bersatu, yang memegang 27 kursi.
Kabinet terakhir Borisov menyaksikan penurunan dramatis dalam kebebasan pers, dan sejumlah pengungkapan korupsi yang memicu gelombang protes massa lainnya pada tahun 2020. GERB keluar sebagai yang pertama dalam pemilihan reguler April 2021, tetapi dengan hasil terlemahnya sejauh ini. Semua partai lain menolak untuk membentuk pemerintahan, dan setelah kebuntuan singkat, pemilihan lain diadakan pada Juli 2021. Pemilihan ini juga gagal memecahkan kebuntuan, karena tidak ada partai politik yang mampu membentuk pemerintahan koalisi.
Pada April 2023, karena kebuntuan politik, Bulgaria mengadakan pemilihan parlemen kelimanya sejak April 2021. GERB menjadi yang terbesar, memenangkan 69 kursi. Blok yang dipimpin oleh Kami Lanjutkan Perubahan memenangkan 64 kursi di parlemen yang beranggotakan 240 orang. Pada Juni 2023, Perdana Menteri Nikolai Denkov membentuk koalisi baru antara Kami Lanjutkan Perubahan dan GERB. Menurut perjanjian koalisi, Denkov akan memimpin pemerintahan selama sembilan bulan pertama. Ia akan digantikan oleh mantan Komisioner Eropa, Mariya Gabriel, dari partai GERB. Ia akan mengambil alih sebagai perdana menteri setelah sembilan bulan.
Freedom House telah melaporkan kemunduran berkelanjutan dalam tata kelola demokratis setelah tahun 2009, dengan alasan berkurangnya independensi media, reformasi yang macet, penyalahgunaan wewenang di tingkat tertinggi, dan meningkatnya ketergantungan pemerintah daerah pada pemerintah pusat. Bulgaria masih terdaftar sebagai "Bebas" oleh Freedom House, dengan sistem politik yang ditetapkan sebagai demokrasi semi-konsolidasi, meskipun dengan skor yang memburuk. Indeks Demokrasi mendefinisikannya sebagai "demokrasi yang cacat". Sebuah survei tahun 2018 oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian melaporkan bahwa kurang dari 15% responden menganggap pemilu adil.
5.1. Struktur Pemerintahan dan Konstitusi
Prinsip-prinsip dasar republik Bulgaria, hak dan kewajiban warga negara, serta peran Presiden, Perdana Menteri, dan Kabinet diatur dalam Konstitusi Bulgaria. Konstitusi yang berlaku saat ini diadopsi pada tahun 1991 setelah jatuhnya rezim komunis, menandai transisi negara menuju demokrasi parlementer. Konstitusi ini menjamin pemisahan kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta melindungi hak-hak dasar dan kebebasan warga negara. Evolusi kerangka konstitusional Bulgaria mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memperkuat institusi demokrasi dan supremasi hukum, meskipun tantangan seperti korupsi dan reformasi yudisial terus menjadi agenda penting.
5.2. Legislatif (Majelis Nasional)
Majelis Nasional (Народно събраниеNarodno SabranieBahasa Bulgaria) adalah badan legislatif unikameral Bulgaria. Terdiri dari 240 anggota yang dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan empat tahun. Fungsi utama Majelis Nasional meliputi pembuatan undang-undang, menyetujui anggaran negara, menjadwalkan pemilihan presiden, memilih dan memberhentikan perdana menteri beserta para menteri, menyatakan perang, mengerahkan pasukan ke luar negeri, dan meratifikasi perjanjian internasional. Proses legislatif melibatkan pengajuan rancangan undang-undang, pembahasan di komite-komite terkait, debat di sidang paripurna, dan pemungutan suara. Keputusan Majelis Nasional memainkan peran sentral dalam menentukan arah kebijakan negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.
5.3. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif di Bulgaria dijalankan oleh Presiden dan Kabinet (Dewan Menteri) yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Presiden adalah kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata, dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun. Meskipun peran presiden sebagian besar bersifat seremonial dan representatif, ia memiliki wewenang untuk mengembalikan rancangan undang-undang ke parlemen untuk dibahas kembali (hak veto) dan memainkan peran dalam kebijakan luar negeri serta keamanan nasional. Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan dan bertanggung jawab kepada Majelis Nasional. Kabinet, yang terdiri dari para menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri, bertugas melaksanakan undang-undang dan mengelola administrasi negara sehari-hari. Komposisi dan kekuasaan Kabinet sangat bergantung pada dinamika politik di Majelis Nasional.
5.4. Yudikatif dan Sistem Hukum
Bulgaria menganut sistem hukum sipil. Kekuasaan yudikatif diawasi oleh Kementerian Kehakiman. Pengadilan Administratif Tertinggi dan Mahkamah Agung Kasasi adalah pengadilan banding tertinggi dan mengawasi penerapan hukum di pengadilan-pengadilan di bawahnya. Dewan Yudisial Tertinggi mengelola sistem peradilan dan menunjuk hakim. Sistem hukum ini dianggap oleh pengamat domestik maupun internasional sebagai salah satu yang paling tidak efisien di Eropa karena kurangnya transparansi dan korupsi yang merajalela. Penegakan hukum dilakukan oleh organisasi-organisasi yang sebagian besar berada di bawah Kementerian Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Kepolisian Nasional (GDNP) memerangi kejahatan umum dan menjaga ketertiban umum. GDNP memiliki 26.578 petugas polisi di bagian lokal dan nasionalnya. Sebagian besar kasus kriminal terkait dengan transportasi, diikuti oleh pencurian dan kejahatan terkait narkoba; tingkat pembunuhan rendah. Kementerian Dalam Negeri juga mengepalai Layanan Polisi Perbatasan dan Gendarmerie Nasional-cabang khusus untuk kegiatan anti-teroris, manajemen krisis, dan pengendalian kerusuhan. Kontra-intelijen dan keamanan nasional adalah tanggung jawab Badan Negara untuk Keamanan Nasional. Tantangan dalam reformasi peradilan dan pemberantasan korupsi tetap menjadi isu krusial dalam upaya memperkuat supremasi hukum di Bulgaria.
5.5. Partai Politik Utama
Bulgaria memiliki sistem multipartai, di mana sejumlah partai politik bersaing untuk mendapatkan pengaruh politik. Sejak transisi ke demokrasi pada tahun 1989, lanskap politik Bulgaria telah ditandai oleh munculnya berbagai partai dengan ideologi yang beragam. Beberapa partai politik utama yang secara konsisten memainkan peran penting dalam politik Bulgaria antara lain:
- GERB (Граждани за европейско развитие на България, Warga untuk Pembangunan Eropa Bulgaria): Partai kanan-tengah yang berorientasi pro-Eropa, seringkali menjadi salah satu partai terbesar di parlemen.
- Partai Sosialis Bulgaria (Българска социалистическа партия, BSP): Penerus Partai Komunis Bulgaria, berhaluan kiri-tengah dan sosial demokrat.
- Kami Lanjutkan Perubahan (Продължаваме промяната, PP): Partai sentris yang baru muncul dengan fokus pada reformasi dan anti-korupsi.
- Gerakan untuk Hak dan Kebebasan (Движение за права и свободи, DPS): Secara tradisional mewakili minoritas Turki dan Muslim lainnya, sering memainkan peran sebagai "kingmaker" dalam pembentukan koalisi.
- Vazrazhdane (Възраждане, Kebangkitan): Partai nasionalis dan Eurosceptic yang berhaluan kanan jauh.
- Bulgaria Demokratik (Демократична България, DB): Koalisi partai-partai kanan-tengah dan liberal yang berfokus pada reformasi yudisial dan anti-korupsi.
Ideologi politik partai-partai ini berkisar dari liberalisme, konservatisme, sosialisme, hingga nasionalisme, dan pengaruh mereka berfluktuasi tergantung pada hasil pemilihan umum dan kemampuan mereka untuk membentuk koalisi pemerintahan.
5.6. Pembagian Administratif

Bulgaria adalah sebuah negara kesatuan. Sejak tahun 1880-an, jumlah unit manajemen teritorial telah bervariasi dari tujuh hingga 26. Antara tahun 1987 dan 1999, struktur administratif terdiri dari sembilan provinsi (oblasti, tunggal oblast). Struktur administratif baru diadopsi seiring dengan desentralisasi sistem ekonomi. Struktur ini mencakup 27 provinsi dan sebuah provinsi ibu kota metropolitan (Provinsi Kota Sofia). Semua wilayah mengambil nama dari ibu kota masing-masing. Provinsi-provinsi dibagi lagi menjadi 265 munisipalitas. Munisipalitas dijalankan oleh wali kota, yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun, dan oleh dewan munisipal yang dipilih secara langsung. Bulgaria adalah negara yang sangat tersentralisasi di mana Dewan Menteri secara langsung menunjuk gubernur regional dan semua provinsi serta munisipalitas sangat bergantung padanya untuk pendanaan.
Berikut adalah daftar provinsi di Bulgaria:
# Blagoevgrad
# Burgas
# Dobrich
# Gabrovo
# Haskovo
# Kardzhali
# Kyustendil
# Lovech
# Montana
# Pazardzhik
# Pernik
# Pleven
# Plovdiv
# Razgrad
# Ruse
# Shumen
# Silistra
# Sliven
# Smolyan
# Kota Sofia
# Sofia (provinsi)
# Stara Zagora
# Targovishte
# Varna
# Veliko Tarnovo
# Vidin
# Vratsa
# Yambol
5.7. Militer

Angkatan Bersenjata Bulgaria terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Angkatan Bersenjata memiliki 36.950 pasukan aktif, ditambah dengan 3.000 cadangan. Angkatan Darat terdiri dari dua brigade infanteri mekanis dan delapan resimen dan batalion independen; Angkatan Udara mengoperasikan 106 pesawat dan sistem pertahanan udara di enam pangkalan udara, dan Angkatan Laut mengoperasikan berbagai kapal, helikopter, dan senjata pertahanan pantai. Inventaris militer sebagian besar terdiri dari peralatan Soviet seperti jet Mikoyan MiG-29 dan Sukhoi Su-25, sistem pertahanan udara S-300PT, dan rudal balistik jarak pendek SS-21 Scarab. Angkatan Bersenjata sedang dimodernisasi dengan jet tempur F-16 Blok 70, korvet serbaguna baru, dan peralatan modern standar NATO lainnya. Bulgaria sedang dalam proses pembelian kendaraan Stryker baru buatan AS, howitzer swagerak 155 mm baru, radar peringatan dini 3D baru, rudal permukaan-ke-udara baru, dan lainnya. Sebagai anggota NATO, Bulgaria berpartisipasi dalam misi-misi internasional dan berkomitmen pada kebijakan pertahanan kolektif. Anggaran pertahanan dan modernisasi militer merupakan bagian penting dari kebijakan keamanan nasional negara tersebut.
6. Hubungan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri Bulgaria berfokus pada integrasi Euro-Atlantik, hubungan baik dengan negara-negara tetangga, dan partisipasi aktif dalam organisasi internasional. Sebagai anggota Uni Eropa dan NATO, Bulgaria memainkan peran dalam keamanan dan stabilitas regional. Deskripsi hubungan luar negeri negara ini akan disampaikan secara objektif, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif terkait, termasuk isu hak asasi manusia dan posisi pihak-pihak yang terdampak dalam konflik atau kerja sama internasional.
6.1. Hubungan dengan Uni Eropa
Bulgaria menjadi anggota Uni Eropa (UE) pada 1 Januari 2007. Proses aksesi dimulai setelah jatuhnya rezim komunis dan merupakan prioritas utama kebijakan luar negeri Bulgaria. Keanggotaan UE membawa perubahan signifikan dalam bidang politik, ekonomi, dan legislatif, dengan Bulgaria mengadopsi acquis communautaire (hukum UE). Sebagai negara anggota, Bulgaria berpartisipasi dalam pengambilan keputusan UE, mendapat manfaat dari Pasar Tunggal Eropa, dan menerima pendanaan struktural untuk pembangunan. Namun, keanggotaan juga membawa tantangan, termasuk pemenuhan standar UE dalam hal supremasi hukum, pemberantasan korupsi, dan reformasi yudisial, yang terus dipantau oleh Komisi Eropa. Bulgaria juga berkontribusi pada kebijakan luar negeri dan keamanan bersama UE serta berupaya memainkan peran konstruktif di kawasan Balkan dan Laut Hitam. Bulgaria menjadi tuan rumah Presidensi Dewan Uni Eropa pada paruh pertama tahun 2018.
6.2. Hubungan dengan NATO
Bulgaria bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 29 Maret 2004. Keanggotaan ini merupakan langkah strategis penting setelah berakhirnya Perang Dingin, menandai orientasi keamanan Bulgaria ke Barat. Latar belakang keanggotaan didorong oleh keinginan untuk meningkatkan keamanan nasional dan berkontribusi pada stabilitas regional dan internasional. Sebagai anggota NATO, Bulgaria berpartisipasi dalam misi dan operasi aliansi, termasuk di Afghanistan dan Kosovo. Negara ini juga menjadi tuan rumah bagi fasilitas militer bersama dengan Amerika Serikat berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan AS-Bulgaria yang ditandatangani pada tahun 2006. Bulgaria terus memodernisasi angkatan bersenjatanya untuk memenuhi standar NATO dan berpartisipasi aktif dalam latihan militer bersama serta inisiatif pertahanan kolektif. Keanggotaan NATO juga mempengaruhi kebijakan pertahanan dan pengeluaran militer Bulgaria.
6.3. Hubungan dengan Rusia
Hubungan Bulgaria dengan Rusia memiliki akar sejarah dan budaya yang dalam, terutama karena peran Rusia dalam pembebasan Bulgaria dari kekuasaan Utsmaniyah pada abad ke-19 dan kesamaan bahasa Slavia serta agama Kristen Ortodoks. Selama era komunis, Bulgaria adalah salah satu sekutu terdekat Uni Soviet. Setelah Perang Dingin, hubungan bilateral mengalami pasang surut. Secara ekonomi, Bulgaria bergantung pada pasokan energi dari Rusia, terutama gas alam, meskipun upaya diversifikasi terus dilakukan. Secara politik, hubungan ini terkadang kompleks, dipengaruhi oleh kepentingan nasional Bulgaria sebagai anggota UE dan NATO, serta dinamika geopolitik yang lebih luas antara Rusia dan Barat. Meskipun ada ketegangan, terutama terkait isu keamanan energi dan pengaruh Rusia di kawasan, kedua negara tetap mempertahankan dialog dan kerja sama di berbagai bidang, termasuk perdagangan dan budaya. Menyusul Invasi Rusia ke Ukraina 2022, Bulgaria memutuskan untuk membantu Ukraina; pada tahun 2023, setelah Gazprom secara ilegal menghentikan ekspor gas ke Bulgaria, negara tersebut pada gilirannya berhenti mengimpor minyak dan gas Rusia.
6.4. Hubungan dengan Negara Tetangga
Bulgaria berupaya menjaga hubungan baik dan kerja sama dengan negara-negara tetangganya di Semenanjung Balkan.
- Rumania: Hubungan dengan Rumania umumnya positif, didukung oleh keanggotaan bersama di UE dan NATO. Kedua negara bekerja sama dalam isu-isu regional, keamanan Laut Hitam, dan infrastruktur lintas batas, termasuk pengelolaan Sungai Donau yang menjadi sebagian besar perbatasan mereka.
- Serbia: Bulgaria mendukung integrasi Eropa Serbia. Hubungan bilateral mencakup kerja sama ekonomi, budaya, dan penanganan isu-isu lintas batas. Minoritas Bulgaria di Serbia dan minoritas Serbia di Bulgaria menjadi aspek dalam hubungan ini.
- Makedonia Utara: Hubungan dengan Makedonia Utara memiliki dinamika yang kompleks karena isu-isu sejarah, bahasa, dan identitas. Meskipun Bulgaria adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Makedonia Utara, perselisihan mengenai interpretasi sejarah bersama dan status bahasa Makedonia terkadang menimbulkan ketegangan. Namun, kerja sama ekonomi dan dukungan Bulgaria untuk integrasi Euro-Atlantik Makedonia Utara tetap berlanjut.
- Yunani: Sebagai sesama anggota UE dan NATO, Bulgaria dan Yunani memiliki hubungan yang erat dan strategis. Kerja sama mencakup bidang energi (seperti interkonektor gas), transportasi, pariwisata, dan keamanan.
- Turki: Hubungan dengan Turki penting secara ekonomi dan strategis, mengingat perbatasan bersama dan sejarah yang panjang. Isu-isu seperti pengelolaan perbatasan, arus migrasi, dan hak-hak minoritas Turki di Bulgaria menjadi bagian dari dialog bilateral. Kedua negara adalah anggota NATO dan memiliki kepentingan bersama dalam stabilitas regional.
6.5. Hubungan dengan Indonesia
Hubungan diplomatik antara Bulgaria dan Indonesia secara resmi dimulai pada 21 September 1956. Kedua negara telah mempertahankan hubungan persahabatan selama bertahun-tahun, meskipun interaksi ekonomi dan budaya mungkin tidak seintensif dengan negara-negara tetangga Bulgaria atau mitra dagang utamanya. Kedutaan Besar Bulgaria di Jakarta juga merangkap akreditasi untuk Malaysia, Singapura, dan sebelumnya untuk Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini hingga tahun 2006. Sebaliknya, Kedutaan Besar Indonesia di Sofia mewakili kepentingan Indonesia di Bulgaria. Kerja sama bilateral mencakup berbagai bidang potensial seperti perdagangan, investasi, pendidikan, dan budaya. Meskipun volume perdagangan mungkin tidak besar, terdapat upaya untuk meningkatkan hubungan ekonomi. Pertukaran budaya dan kerja sama pendidikan juga menjadi aspek dari hubungan bilateral, meskipun dalam skala yang lebih terbatas. Kedua negara adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan seringkali mendukung posisi masing-masing dalam forum internasional berdasarkan prinsip saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial.
7. Ekonomi

Bulgaria memiliki ekonomi pasar terbuka dengan pendapatan tinggi di mana sektor swasta menyumbang lebih dari 70% dari PDB. Dari negara agraris dengan populasi mayoritas pedesaan pada tahun 1948, pada tahun 1980-an Bulgaria telah bertransformasi menjadi ekonomi industri, dengan penelitian ilmiah dan teknologi menjadi prioritas utama dalam pengeluaran anggarannya. Hilangnya pasar COMECON pada tahun 1990 dan "terapi kejut" berikutnya dari sistem ekonomi terencana menyebabkan penurunan tajam dalam produksi industri dan pertanian, yang akhirnya diikuti oleh keruntuhan ekonomi pada tahun 1997. Ekonomi sebagian besar pulih selama periode pertumbuhan pesat beberapa tahun kemudian, tetapi gaji rata-rata sebesar 2.072 leva (1.14 K USD) per bulan tetap yang terendah di UE.
Analisis ekonomi Bulgaria akan mencakup aspek sosial seperti hak-hak buruh dan pemerataan sosial sebagai dampak dari kebijakan ekonomi, sejalan dengan perspektif liberal sosial.
7.1. Struktur dan Tren Ekonomi


Proses transisi ke ekonomi pasar di Bulgaria dimulai setelah jatuhnya rezim komunis pada tahun 1989. Anggaran berimbang dicapai pada tahun 2003 dan negara mulai menjalankan surplus anggaran pada tahun berikutnya. Pengeluaran pada tahun 2017 sebesar 21.15 B USD dan pendapatan sebesar 21.67 B USD. Sebagian besar pengeluaran pemerintah untuk institusi dialokasikan untuk keamanan. Kementerian Pertahanan, Dalam Negeri, dan Kehakiman dialokasikan bagian terbesar dari anggaran pemerintah tahunan, sedangkan kementerian yang bertanggung jawab atas lingkungan, pariwisata, dan energi menerima pendanaan paling sedikit. Pajak merupakan bagian terbesar dari pendapatan pemerintah sebesar 30% dari PDB. Bulgaria memiliki beberapa tarif pajak penghasilan perusahaan terendah di UE dengan tarif tetap 10%. Sistem pajak bersifat dua tingkat. Pajak pertambahan nilai, cukai, pajak penghasilan perusahaan dan perorangan bersifat nasional, sedangkan pajak real estat, warisan, dan kendaraan dipungut oleh pemerintah daerah. Kinerja ekonomi yang kuat pada awal tahun 2000-an mengurangi utang pemerintah dari 79,6% pada tahun 1998 menjadi 14,1% pada tahun 2008. Sejak itu, utang meningkat menjadi 22,6% dari PDB pada tahun 2022, tetapi tetap menjadi yang terendah kedua di UE.
Wilayah perencanaan Yugozapaden adalah wilayah paling maju dengan produk domestik bruto per kapita (PPP) sebesar 29.82 K USD pada tahun 2018. Wilayah ini mencakup ibu kota dan Provinsi Sofia di sekitarnya, yang sendiri menghasilkan 42% dari produk domestik bruto nasional meskipun hanya menampung 22% populasi. PDB per kapita (dalam PPS) dan biaya hidup pada tahun 2019 masing-masing mencapai 53% dan 52,8% dari rata-rata UE (100%). PDB PPP nasional diperkirakan sebesar 143.10 B USD pada tahun 2016, dengan nilai per kapita sebesar 20.12 K USD. Statistik pertumbuhan ekonomi memperhitungkan transaksi ilegal dari ekonomi informal, yang merupakan yang terbesar di UE sebagai persentase dari output ekonomi. Bank Nasional Bulgaria menerbitkan mata uang nasional, lev, yang dipatok terhadap euro dengan kurs 1,95583 levа per euro.
Setelah beberapa tahun berturut-turut mengalami pertumbuhan tinggi, dampak dari krisis keuangan 2007-2008 mengakibatkan kontraksi PDB sebesar 3,6% pada tahun 2009 dan peningkatan pengangguran. Pertumbuhan positif pulih pada tahun 2010 tetapi utang antarperusahaan melebihi 59.00 B USD, yang berarti 60% dari semua perusahaan Bulgaria saling berutang. Pada tahun 2012, utang tersebut meningkat menjadi 97.00 B USD, atau 227% dari PDB. Pemerintah menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat dengan dorongan IMF dan UE yang menghasilkan beberapa hasil fiskal positif, tetapi konsekuensi sosial dari langkah-langkah ini, seperti peningkatan ketidaksetaraan pendapatan dan percepatan migrasi keluar, telah "katastropik" menurut Konfederasi Serikat Buruh Internasional.
Penyedotan dana publik ke keluarga dan kerabat politisi dari partai yang berkuasa telah mengakibatkan kerugian fiskal dan kesejahteraan bagi masyarakat. Bulgaria menempati peringkat ke-71 dalam Indeks Persepsi Korupsi dan mengalami tingkat korupsi terburuk di Uni Eropa, sebuah fenomena yang tetap menjadi sumber ketidakpuasan publik yang mendalam. Bersama dengan kejahatan terorganisir, korupsi telah mengakibatkan penolakan aplikasi negara untuk Wilayah Schengen dan penarikan investasi asing, meskipun negara ini secara resmi menjadi anggota penuh zona tersebut pada Januari 2025. Pejabat pemerintah dilaporkan terlibat dalam penggelapan, perdagangan pengaruh, pelanggaran pengadaan pemerintah, dan penyuapan tanpa hukuman. Pengadaan pemerintah khususnya merupakan area kritis dalam risiko korupsi. Diperkirakan 10 miliar leva (5.99 B USD) dari anggaran negara dan dana kohesi Eropa dihabiskan untuk tender publik setiap tahun; hampir 14 miliar (8.38 B USD) dihabiskan untuk kontrak publik pada tahun 2017 saja. Sebagian besar kontrak ini diberikan kepada beberapa perusahaan yang memiliki koneksi politik di tengah penyimpangan yang meluas, pelanggaran prosedur, dan kriteria pemberian yang dibuat khusus. Meskipun mendapat kritik berulang kali dari Komisi Eropa, lembaga UE menahan diri untuk mengambil tindakan terhadap Bulgaria karena negara ini mendukung Brussels dalam sejumlah isu, tidak seperti Polandia atau Hungaria.
7.2. Sektor Utama
Tenaga kerja Bulgaria berjumlah 3,36 juta orang, di mana 6,8% bekerja di sektor pertanian, 26,6% di industri, dan 66,6% di sektor jasa. Kegiatan industri utama meliputi ekstraksi logam dan mineral, produksi bahan kimia, pembuatan mesin, baja, bioteknologi, tembakau, pengolahan makanan, dan pemurnian minyak bumi. Pertambangan sendiri mempekerjakan 24.000 orang dan menghasilkan sekitar 5% dari PDB negara; jumlah yang dipekerjakan di semua industri terkait pertambangan adalah 120.000. Bulgaria adalah produsen batu bara terbesar kelima di Eropa. Deposit lokal batu bara, besi, tembaga, dan timbal sangat penting untuk sektor manufaktur dan energi. Kondisi tenaga kerja di sektor-sektor ini bervariasi, dengan isu-isu seperti upah, keselamatan kerja, dan hak-hak serikat pekerja menjadi perhatian.
Meskipun produksi sereal dan sayuran turun 40% antara tahun 1990 dan 2008, produksi biji-bijian sejak itu meningkat, dan musim 2016-2017 mencatat produksi biji-bijian terbesar dalam satu dekade. Jagung, jelai, gandum, dan beras juga ditanam. Tembakau Oriental berkualitas adalah tanaman industri yang signifikan. Bulgaria juga merupakan produsen terbesar di dunia untuk minyak lavender dan minyak mawar, keduanya banyak digunakan dalam wewangian.
7.3. Perdagangan
Komoditas ekspor utama Bulgaria meliputi barang-barang manufaktur, mesin, bahan kimia, produk bahan bakar, dan makanan. Mitra dagang utama untuk ekspor di luar Uni Eropa adalah Turki, Tiongkok, dan Serbia. Sementara itu, Rusia, Turki, dan Tiongkok merupakan mitra impor terbesar. Dua pertiga ekspor makanan dan pertanian menuju negara-negara OECD. Kebijakan perdagangan luar negeri Bulgaria sangat dipengaruhi oleh keanggotaannya di Uni Eropa dan partisipasinya dalam pasar tunggal Eropa. Negara ini berupaya meningkatkan daya saing ekspornya dan menarik investasi asing langsung.
7.4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D) mencapai 0,78% dari PDB, dan sebagian besar pendanaan R&D publik disalurkan ke Akademi Ilmu Pengetahuan Bulgaria (BAS). Bisnis swasta menyumbang lebih dari 73% pengeluaran R&D dan mempekerjakan 42% dari 22.000 peneliti Bulgaria pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, Bulgaria menduduki peringkat ke-39 dari 50 negara dalam Indeks Inovasi Bloomberg, dengan skor tertinggi di bidang pendidikan (ke-24) dan terendah di bidang manufaktur bernilai tambah (ke-48). Bulgaria menduduki peringkat ke-38 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2024. Kurangnya investasi pemerintah yang kronis dalam penelitian sejak tahun 1990 telah memaksa banyak profesional di bidang sains dan teknik meninggalkan Bulgaria.
Meskipun kekurangan dana, penelitian di bidang kimia, ilmu material, dan fisika tetap kuat. Penelitian Antartika aktif dilakukan melalui Pangkalan St. Kliment Ohridski di Pulau Livingston di Antartika Barat. Sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menghasilkan tiga persen dari output ekonomi dan mempekerjakan 40.000 hingga 51.000 insinyur perangkat lunak. Bulgaria dikenal sebagai "Lembah Silikon Komunis" selama era Soviet karena peran kuncinya dalam produksi teknologi komputasi COMECON. Upaya bersama pemerintah komunis untuk mengajarkan keterampilan komputasi dan TI di sekolah juga secara tidak langsung menjadikan Bulgaria sumber utama virus komputer pada tahun 1980-an dan 90-an. Negara ini adalah pemimpin regional dalam komputasi kinerja tinggi: ia mengoperasikan Avitohol, superkomputer paling kuat di Eropa Tenggara, dan akan menjadi tuan rumah salah satu dari delapan superkomputer petaskala EuroHPC.
Bulgaria telah memberikan banyak kontribusi untuk eksplorasi ruang angkasa. Ini termasuk dua satelit ilmiah, lebih dari 200 muatan dan 300 eksperimen di orbit Bumi, serta dua kosmonot sejak 1971. Bulgaria adalah negara pertama yang menanam gandum di luar angkasa dengan rumah kaca Svet di stasiun luar angkasa Mir. Negara ini terlibat dalam pengembangan observatorium sinar gamma Granat dan program Vega, khususnya dalam pemodelan lintasan dan algoritma panduan untuk kedua wahana Vega. Instrumen Bulgaria telah digunakan dalam eksplorasi Mars, termasuk spektrometer yang mengambil gambar spektroskopi berkualitas tinggi pertama dari bulan Mars Fobos dengan wahana Fobos 2. Radiasi kosmik dalam perjalanan ke dan di sekitar planet telah dipetakan oleh dosimeter Liulin-ML pada ExoMars TGO. Varian instrumen ini juga telah dipasang di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan wahana bulan Chandrayaan-1. Misi bulan lainnya, Beresheet dari SpaceIL, juga dilengkapi dengan muatan pencitraan buatan Bulgaria. Satelit komunikasi geostasioner pertama Bulgaria-BulgariaSat-1-diluncurkan oleh SpaceX pada tahun 2017.
7.5. Infrastruktur

Layanan telepon tersedia secara luas, dan jalur utama digital terpusat menghubungkan sebagian besar wilayah. Vivacom (BTC) melayani lebih dari 90% saluran tetap dan merupakan salah satu dari tiga operator yang menyediakan layanan seluler, bersama dengan A1 dan Telenor. Penetrasi internet mencapai 69,2% dari populasi berusia 16-74 tahun dan 78,9% rumah tangga pada tahun 2020.
Lokasi geografis strategis Bulgaria dan sektor energi yang berkembang baik menjadikannya pusat energi utama Eropa meskipun kekurangan deposit bahan bakar fosil yang signifikan. Pembangkit listrik termal menghasilkan 48,9% listrik, diikuti oleh tenaga nuklir dari reaktor Kozloduy (34,8%) dan sumber energi terbarukan (16,3%). Peralatan untuk stasiun tenaga nuklir kedua di Belene telah diperoleh, tetapi nasib proyek tersebut masih belum pasti. Kapasitas terpasang mencapai 12.668 MW, memungkinkan Bulgaria melebihi permintaan domestik dan mengekspor energi. Isu lingkungan dan sosial terkait produksi energi, khususnya dari batu bara dan tenaga nuklir, menjadi perhatian penting.
Jaringan jalan nasional memiliki total panjang 19.51 K km, di mana 19.23 K km sudah beraspal. Jalur kereta api merupakan moda utama transportasi barang, meskipun jalan raya semakin banyak mengangkut barang. Bulgaria memiliki 6.24 K km jalur kereta api, dengan jalur kereta api tersedia ke Rumania, Turki, Yunani, dan Serbia, serta kereta ekspres serving rute langsung ke Kyiv, Minsk, Moskwa, dan Sankt-Peterburg. Sofia adalah pusat perjalanan udara negara, sementara Varna dan Burgas adalah pelabuhan perdagangan maritim utama. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi merupakan prioritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan integrasi regional.
7.6. Pariwisata
Pariwisata merupakan kontributor signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Bulgaria. Sofia, Plovdiv, Veliko Tarnovo, resor pantai seperti Albena, Pasir Emas, dan Pantai Cerah, serta resor musim dingin seperti Bansko, Pamporovo, dan Borovets adalah beberapa lokasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Sebagian besar pengunjung berasal dari Rumania, Turki, Yunani, dan Jerman. Pariwisata juga didorong melalui sistem 100 Situs Wisata Bulgaria. Sumber daya pariwisata utama Bulgaria meliputi resor pantai Laut Hitam, resor ski di pegunungan, serta warisan budaya dan sejarah yang kaya, termasuk biara-biara kuno, reruntuhan Romawi, dan kota-kota bersejarah. Industri pariwisata memberikan kontribusi penting terhadap PDB dan penciptaan lapangan kerja, namun juga menghadapi tantangan terkait keberlanjutan dan dampak lingkungan.
8. Demografi
Data statistik kependudukan Bulgaria menunjukkan tren penurunan populasi akibat tingkat kelahiran yang rendah dan emigrasi. Komposisi etnis utama adalah Bulgaria, dengan minoritas Turki dan Roma yang signifikan. Bahasa resmi adalah Bulgaria. Agama dominan adalah Kristen Ortodoks. Sistem pendidikan mencakup pendidikan wajib dan institusi pendidikan tinggi. Sistem kesehatan menghadapi tantangan dalam aksesibilitas dan kualitas layanan. Perhatian khusus diberikan pada isu-isu minoritas dan kelompok rentan dalam konteks demografi dan layanan publik.
Menurut perkiraan resmi pemerintah tahun 2022, populasi Bulgaria terdiri dari 6.447.710 orang, turun dari 6.519.789 menurut sensus resmi terakhir tahun 2021. Mayoritas populasi, 72,5%, tinggal di daerah perkotaan. Hingga tahun 2019, Sofia adalah pusat perkotaan terpadat dengan 1.241.675 orang, diikuti oleh Plovdiv (346.893), Varna (336.505), Burgas (202.434), dan Ruse (142.902).
8.1. Statistik Kependudukan dan Kota-Kota Besar
Populasi total Bulgaria terus menunjukkan tren penurunan sejak tahun 1989, terutama disebabkan oleh runtuhnya ekonomi pasca-Perang Dingin yang memicu gelombang emigrasi yang berkepanjangan. Sekitar 937.000 hingga 1.200.000 orang-kebanyakan dewasa muda-telah meninggalkan negara itu pada tahun 2005. Mayoritas anak-anak lahir dari wanita yang belum menikah. Pada tahun 2024, rata-rata tingkat kesuburan total (TFR) di Bulgaria adalah 1,59 anak per wanita, sedikit meningkat dari 1,56 pada tahun 2018, dan jauh di atas titik terendah sepanjang masa sebesar 1,1 pada tahun 1997, tetapi masih di bawah tingkat penggantian 2,1 dan jauh di bawah rekor tertinggi historis 5,83 anak per wanita pada tahun 1905. Dengan demikian, Bulgaria memiliki salah satu populasi tertua di dunia, dengan usia rata-rata 43 tahun. Selain itu, sepertiga dari semua rumah tangga hanya terdiri dari satu orang dan 75,5% keluarga tidak memiliki anak di bawah usia 16 tahun. Tingkat kelahiran yang dihasilkan termasuk yang terendah di dunia, sementara tingkat kematian termasuk yang tertinggi. Kepadatan penduduk adalah 55-60 per kilometer persegi (akhir 2023), hampir setengah dari rata-rata Uni Eropa.
Kota-kota besar utama selain Sofia, Plovdiv, Varna, Burgas, dan Ruse adalah Stara Zagora, Pleven, Sliven, Dobrich, dan Shumen. Urbanisasi terus berlanjut, dengan sebagian besar populasi terkonsentrasi di pusat-pusat perkotaan ini.
8.2. Komposisi Etnis
Menurut sensus 2021, kelompok etnis utama adalah Bulgaria, yang merupakan 84,57% dari populasi. Minoritas Turki dan Roma masing-masing menyumbang 8,40% dan 4,41%. Kelompok "Lainnya", yang mencakup sekitar 40 minoritas yang lebih kecil, menyumbang 1,31%, dan 1,31% lainnya tidak menyatakan identitas etnis mereka atau tidak teridentifikasi. Minoritas Roma biasanya diremehkan dalam data sensus dan mungkin mewakili hingga 11% dari populasi. Dinamika antar-etnis dan perlindungan hak-hak minoritas merupakan aspek penting dalam masyarakat Bulgaria. Meskipun secara umum hubungan antar etnis damai, kelompok Roma sering menghadapi diskriminasi dan kondisi sosial-ekonomi yang lebih buruk. Kebijakan pemerintah berupaya untuk mengintegrasikan kelompok minoritas dan memastikan hak-hak mereka dihormati, sejalan dengan standar Uni Eropa.
8.3. Bahasa
Bahasa Bulgaria adalah satu-satunya bahasa dengan status resmi. Bahasa ini termasuk dalam kelompok bahasa Slavia tetapi memiliki sejumlah kekhasan tata bahasa yang membedakannya dari bahasa Slavia lainnya: ini termasuk morfologi verbal yang kompleks (yang juga mengkodekan perbedaan dalam evidensialitas), tidak adanya kasus kata benda dan infinitif, serta penggunaan artikel tentu yang dibubuhkan di akhir kata. Bahasa Bulgaria menggunakan alfabet Kiril. Selain bahasa Bulgaria, bahasa-bahasa minoritas yang digunakan termasuk bahasa Turki oleh komunitas Turki dan bahasa Romani oleh komunitas Roma. Bahasa Rusia pernah menjadi bahasa asing utama, tetapi saat ini bahasa Inggris dan bahasa Jerman semakin populer, terutama di kalangan generasi muda dan di sektor bisnis.
8.4. Agama
Bulgaria adalah negara sekuler dengan kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi, tetapi Kekristenan Ortodoks Timur ditetapkan sebagai agama tradisional negara tersebut. Sekitar dua pertiga orang Bulgaria mengidentifikasi diri sebagai Kristen Ortodoks Timur. Gereja Ortodoks Bulgaria adalah gereja pertama selain Empat Patriarkat Kuno Gereja Ortodoks Timur-di Konstantinopel, Aleksandria, Antiokhia, dan Yerusalem-dan gereja nasional pertama yang memperoleh status otosefalus pada tahun 927 M. Patriarkat Bulgaria memiliki 12 keuskupan dan lebih dari 2.000 imam.
Muslim adalah komunitas agama terbesar kedua dan merupakan sekitar 10% dari keseluruhan susunan agama Bulgaria. Sebuah survei tahun 2011 terhadap 850 Muslim di Bulgaria menemukan 30% mengaku sangat religius dan 50% hanya religius. Menurut penelitian tersebut, beberapa ajaran agama, seperti pemakaman Islam, secara tradisional telah dimasukkan dan dipraktikkan secara luas sementara ajaran utama lainnya kurang ditaati, seperti salat Muslim atau abstain dari minum alkohol, makan daging babi, dan hidup bersama tanpa nikah.
Agama penting lainnya termasuk Katolik Roma dan Yudaisme, yang sejarahnya di Bulgaria berasal dari awal Abad Pertengahan, Gereja Apostolik Armenia, serta berbagai denominasi Protestan, yang semuanya mewakili sekitar 2% dari populasi Bulgaria. Jumlah orang Bulgaria yang tidak beragama atau tidak terafiliasi dengan agama apa pun terus meningkat, persentase yang telah tumbuh pesat selama 20 tahun terakhir, dari 3,9% pada tahun 2001, menjadi 9,3% pada tahun 2011, dan mencapai 15,9% pada tahun 2021.
Menurut sensus terbaru tahun 2021, denominasi agama populasi adalah sebagai berikut: Kristen (71,5%), Islam (10,8%), agama lain (0,1%). Lebih lanjut, 12,4% tidak terafiliasi atau tidak menanggapi. Negara menjamin kebebasan beragama dan mempromosikan toleransi antarumat beragama.
8.5. Pendidikan

Pengeluaran publik untuk pendidikan di Bulgaria jauh di bawah rata-rata Uni Eropa. Standar pendidikan pernah tinggi, tetapi telah menurun secara signifikan sejak awal tahun 2000-an. Siswa Bulgaria termasuk yang mendapat skor tertinggi di dunia dalam hal membaca pada tahun 2001, berkinerja lebih baik daripada rekan-rekan mereka dari Kanada dan Jerman; pada tahun 2006, skor dalam membaca, matematika, dan sains telah turun. Pada tahun 2018, studi PISA menemukan 47% siswa kelas 9 buta huruf secara fungsional dalam membaca dan ilmu alam. Tingkat melek huruf dasar rata-rata tetap tinggi sebesar 98,4% tanpa perbedaan signifikan antara jenis kelamin. Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan sebagian mendanai sekolah umum, perguruan tinggi, dan universitas, menetapkan kriteria untuk buku teks, dan mengawasi proses penerbitan. Pendidikan di sekolah dasar dan menengah negeri gratis dan wajib. Proses ini berlangsung selama 12 kelas, di mana kelas satu hingga delapan adalah tingkat dasar dan sembilan hingga dua belas adalah tingkat menengah. Pendidikan tinggi terdiri dari gelar sarjana 4 tahun dan gelar magister 1 tahun. Institusi pendidikan tinggi dengan peringkat tertinggi di Bulgaria adalah Universitas Sofia. Akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah pedesaan dan untuk kelompok minoritas, tetap menjadi tantangan.
8.6. Kesehatan
Tingkat kematian yang tinggi di Bulgaria disebabkan oleh kombinasi populasi yang menua, tingginya jumlah orang yang berisiko miskin, dan sistem perawatan kesehatan yang lemah. Lebih dari 80% kematian disebabkan oleh kanker dan kondisi kardiovaskular; hampir seperlimanya dapat dihindari. Meskipun perawatan kesehatan di Bulgaria secara nominal bersifat universal, pengeluaran pribadi menyumbang hampir setengah dari seluruh pengeluaran perawatan kesehatan, yang secara signifikan membatasi akses ke perawatan medis. Masalah lain yang mengganggu penyediaan layanan adalah emigrasi dokter karena upah rendah, rumah sakit regional yang kekurangan staf dan peralatan, kekurangan pasokan, dan seringnya perubahan pada paket layanan dasar bagi mereka yang diasuransikan. Indeks Efisiensi Perawatan Kesehatan Bloomberg 2018 menempatkan Bulgaria di peringkat terakhir dari 56 negara. Angka harapan hidup rata-rata adalah 74,8 tahun, dibandingkan dengan rata-rata UE sebesar 80,99 dan rata-rata dunia sebesar 72,38. Isu kesetaraan dalam akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi kelompok rentan dan di daerah terpencil, menjadi perhatian utama.
Bulgaria mendapat skor tinggi dalam kesetaraan gender, menempati peringkat ke-18 dalam Laporan Kesenjangan Gender Global 2018. Meskipun hak pilih perempuan baru diberlakukan relatif terlambat, pada tahun 1937, perempuan saat ini memiliki hak politik yang sama, partisipasi angkatan kerja yang tinggi, dan upah yang sama yang diamanatkan secara hukum. Pada tahun 2021, agen riset pasar Reboot Online menempatkan Bulgaria sebagai negara Eropa terbaik bagi perempuan untuk bekerja. Bulgaria memiliki rasio peneliti TIK perempuan tertinggi di UE, serta rasio perempuan tertinggi kedua di sektor teknologi sebesar 44,6% dari angkatan kerja. Tingginya tingkat partisipasi perempuan merupakan warisan dari era Sosialis.
9. Budaya


Budaya Bulgaria kontemporer memadukan budaya formal yang membantu menempa kesadaran nasional menjelang akhir kekuasaan Utsmaniyah dengan tradisi rakyat yang berusia ribuan tahun. Warisan budaya Bulgaria mencakup tradisi Trakia, Slavia, dan Bulgar, bersama dengan pengaruh Yunani Kuno, Romawi Kuno, Utsmaniyah, dan Keltik.


9.1. Budaya Tradisional dan Cerita Rakyat
Unsur penting dalam cerita rakyat Bulgaria adalah api, yang digunakan untuk mengusir roh jahat dan penyakit. Banyak di antaranya dipersonifikasikan sebagai penyihir, sementara makhluk lain seperti zmey dan samodiva (veela) adalah penjaga yang baik hati atau penipu yang ambivalen. Beberapa ritual melawan roh jahat telah bertahan dan masih dipraktikkan, terutama kukeri dan survakari. Martenitsa juga dirayakan secara luas. Nestinarstvo, tarian api ritual asal Trakia, termasuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
9.2. Sastra
Pendirian sekolah sastra Preslav dan Ohrid pada abad ke-10 dikaitkan dengan periode emas dalam sastra Bulgaria selama Abad Pertengahan. Penekanan sekolah-sekolah tersebut pada kitab suci Kristen menjadikan Kekaisaran Bulgaria sebagai pusat budaya Slavia, membawa bangsa Slavia di bawah pengaruh Kekristenan dan memberi mereka bahasa tertulis. Alfabetnya, aksara Kiril, dikembangkan oleh Sekolah Sastra Preslav. Sekolah Sastra Tarnovo, di sisi lain, dikaitkan dengan zaman perak sastra yang ditentukan oleh naskah berkualitas tinggi tentang tema sejarah atau mistis di bawah dinasti Asen dan Shishman. Banyak mahakarya sastra dan seni dihancurkan oleh penakluk Utsmaniyah, dan kegiatan artistik tidak muncul kembali sampai Kebangkitan Nasional pada abad ke-19. Karya besar Ivan Vazov (1850-1921) mencakup setiap genre dan menyentuh setiap aspek masyarakat Bulgaria, menjembatani karya-karya pra-Pembebasan dengan sastra negara yang baru didirikan. Karya-karya terkenal kemudian adalah Bay Ganyo oleh Aleko Konstantinov, puisi Nietzschean dari Pencho Slaveykov, puisi Simbolis dari Peyo Yavorov dan Dimcho Debelyanov, karya-karya yang terinspirasi Marxisme dari Geo Milev dan Nikola Vaptsarov, serta novel-novel Realisme Sosialis dari Dimitar Dimov dan Dimitar Talev. Tzvetan Todorov adalah penulis kontemporer yang terkenal, sementara Elias Canetti kelahiran Bulgaria dianugerahi Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1981.
9.3. Seni Rupa dan Arsitektur
Warisan seni rupa religius Bulgaria mencakup fresko, mural, dan ikon, banyak di antaranya diproduksi oleh Sekolah Seni Tarnovo abad pertengahan. Seperti sastra, baru pada masa Kebangkitan Nasional seni rupa Bulgaria mulai muncul kembali. Zahari Zograf adalah pelopor seni rupa pada era pra-Pembebasan. Setelah Pembebasan, Ivan Mrkvička, Anton Mitov, Vladimir Dimitrov, Tsanko Lavrenov, dan Zlatyu Boyadzhiev memperkenalkan gaya dan substansi yang lebih baru, menggambarkan pemandangan dari desa-desa Bulgaria, kota-kota tua, dan subjek sejarah. Christo adalah seniman Bulgaria paling terkenal abad ke-21, yang dikenal karena instalasi luar ruangannya. Arsitektur tradisional Bulgaria, dengan rumah-rumah kayu berukir dan biara-biara yang megah, mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya negara tersebut. Gaya arsitektur modern juga berkembang, terutama di kota-kota besar, namun seringkali dengan upaya untuk memadukan elemen tradisional.
9.4. Musik
Musik rakyat adalah seni tradisional yang paling luas dan berkembang perlahan selama berabad-abad sebagai perpaduan antara nada dan modus Timur Jauh, Oriental, Ortodoks Timur abad pertengahan, dan Eropa Barat standar. Musik rakyat Bulgaria memiliki suara yang khas dan menggunakan berbagai macam alat musik tradisional, seperti gadulka, gaida, kaval, dan tupan. Ciri khasnya adalah waktu ritmis yang diperpanjang, yang tidak memiliki padanan dalam musik Eropa lainnya. Paduan Suara Vokal Wanita Televisi Negara memenangkan Penghargaan Grammy pada tahun 1990 untuk penampilannya dalam musik rakyat Bulgaria. Komposisi musik tertulis dapat ditelusuri kembali ke karya-karya Yoan Kukuzel (sekitar 1280-1360), tetapi musik klasik modern dimulai dengan Emanuil Manolov, yang menggubah opera Bulgaria pertama pada tahun 1890. Pancho Vladigerov dan Petko Staynov lebih lanjut memperkaya simfoni, balet, dan opera, yang oleh penyanyi Ghena Dimitrova, Boris Christoff, Ljuba Welitsch, dan Nicolai Ghiaurov ditingkatkan ke tingkat dunia. Penampil Bulgaria telah mendapatkan pengakuan dalam genre lain seperti elektropop (Mira Aroyo), jazz (Milcho Leviev), dan perpaduan jazz dan folk (Ivo Papazov). Musik gereja Ortodoks juga memiliki tradisi yang kaya dan panjang di Bulgaria.
9.5. Kuliner
Masakan Bulgaria mirip dengan masakan negara-negara Balkan lainnya dan menunjukkan pengaruh Turki dan Yunani yang kuat. Yogurt, lukanka, banitsa, salad shopska, lyutenitsa, dan kozunak adalah beberapa makanan lokal yang paling terkenal. Konsumsi daging lebih rendah dari rata-rata Eropa, mengingat preferensi budaya untuk berbagai macam salad. Bulgaria adalah pengekspor anggur terbesar kedua di dunia hingga tahun 1989, tetapi sejak itu kehilangan posisi tersebut. Panen tahun 2016 menghasilkan 128 juta liter anggur, di mana 62 juta diekspor terutama ke Rumania, Polandia, dan Rusia. Mavrud, Rubin, Shiroka melnishka, Dimiat, dan Cherven Misket adalah anggur khas yang digunakan dalam anggur Bulgaria. Rakia adalah brendi buah tradisional yang dikonsumsi di Bulgaria sejak abad ke-14. Bahan-bahan makanan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan herba banyak digunakan, mencerminkan kekayaan produk pertanian negara tersebut.
9.6. Olahraga
Bulgaria muncul di pertandingan Olimpiade modern pertama pada tahun 1896, ketika diwakili oleh pesenam Charles Champaud. Sejak itu, atlet Bulgaria telah memenangkan 55 medali emas, 90 perak, dan 85 perunggu, menempati peringkat ke-25 dalam tabel medali sepanjang masa. Angkat berat adalah olahraga khas Bulgaria. Pelatih Ivan Abadjiev mengembangkan praktik pelatihan inovatif yang telah menghasilkan banyak juara dunia dan Olimpiade Bulgaria dalam angkat berat sejak tahun 1980-an. Atlet Bulgaria juga telah berprestasi dalam gulat, tinju, senam, bola voli, dan tenis. Stefka Kostadinova adalah pemegang rekor dunia bertahan dalam lompat tinggi putri dengan ketinggian 2.09 abbr=off, yang dicapai selama Kejuaraan Dunia Atletik 1987. Grigor Dimitrov adalah pemain tenis Bulgaria pertama yang masuk 3 Besar peringkat ATP.
Sepak bola adalah olahraga paling populer di negara ini dengan selisih yang cukup besar. Penampilan terbaik tim nasional sepak bola adalah semifinal di Piala Dunia FIFA 1994, ketika skuad dipelopori oleh penyerang Hristo Stoichkov. Stoichkov adalah pemain Bulgaria paling sukses sepanjang masa; ia dianugerahi Sepatu Emas dan Bola Emas dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia saat bermain untuk FC Barcelona pada tahun 1990-an. CSKA dan Levski, keduanya berbasis di Sofia, adalah klub paling sukses di dalam negeri dan rival abadi. Ludogorets luar biasa karena telah maju dari divisi keempat lokal ke babak grup Liga Champions UEFA 2014-15 hanya dalam waktu sembilan tahun. Berada di peringkat ke-39 pada tahun 2018, klub ini adalah klub Bulgaria dengan peringkat tertinggi di UEFA.
9.7. Situs Warisan Dunia
Bulgaria memiliki sejumlah situs yang diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO, yang mencerminkan kekayaan sejarah dan alamnya. Hingga saat ini, terdapat sembilan situs yang terdaftar:
- Taman Nasional Pirin (Warisan Alam): Dikenal karena keanekaragaman hayati dan pemandangan glasialnya.
- Cagar Alam Srebarna (Warisan Alam): Lahan basah penting bagi burung-burung yang bermigrasi, terutama pelikan Dalmatia.
- Penunggang Kuda Madara (Warisan Budaya): Relief batu besar yang diukir di tebing, berasal dari awal abad ke-8.
- Makam Trakia di Sveshtari (Warisan Budaya): Makam abad ke-3 SM dengan dekorasi arsitektur dan lukisan yang unik.
- Makam Trakia di Kazanlak (Warisan Budaya): Makam abad ke-4 SM yang terkenal dengan fresko Helenistiknya.
- Biara Rila (Warisan Budaya): Biara Ortodoks Timur terbesar dan paling terkenal di Bulgaria, pusat spiritual dan budaya penting. Didirikan oleh Santo Yohanes dari Rila, santo pelindung Bulgaria.
- Gereja Boyana (Warisan Budaya): Gereja abad pertengahan di pinggiran Sofia, terkenal dengan fresko abad ke-13 yang luar biasa.
- Gereja-Gereja Pahatan Batu Ivanovo (Warisan Budaya): Kompleks gereja, kapel, dan biara yang dipahat di batu karang, dengan fresko abad ke-14 yang terpelihara dengan baik.
- Kota Kuno Nesebar (Warisan Budaya): Kota di semenanjung Laut Hitam dengan sejarah lebih dari 3.000 tahun, menampilkan sisa-sisa dari berbagai peradaban.
Situs-situs ini menarik wisatawan dan peneliti dari seluruh dunia, dan upaya konservasi terus dilakukan untuk melestarikannya. Kehidupan Santo Yohanes dari Rila telah menjadi subjek berbagai catatan sastra sejak Abad Pertengahan.
9.8. Media
Media Bulgaria terdiri dari Radio Nasional Bulgaria, bTV, dan surat kabar harian Trud, DnevnikBahasa Bulgaria (Sistem Penyalinan Latin), dan 24 Chasa sebagai beberapa outlet media nasional terbesar. Media Bulgaria digambarkan secara umum tidak bias dalam pelaporannya pada awal tahun 2000-an dan media cetak tidak memiliki batasan hukum. Sejak itu, kebebasan pers telah memburuk hingga Bulgaria menempati peringkat ke-111 secara global dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia, lebih rendah dari semua anggota Uni Eropa dan negara kandidat anggota. Pemerintah telah mengalihkan dana UE ke outlet media yang simpatik dan menyuap media lain agar tidak terlalu kritis terhadap topik-topik bermasalah, sementara serangan terhadap jurnalis perorangan telah meningkat. Kolusi antara politisi, oligarki, dan media tersebar luas.