1. Ringkasan Umum
Hungaria adalah sebuah negara republik parlementer kesatuan yang terletak di Eropa Tengah, di Cekungan Carpathia. Negara ini tidak memiliki akses laut dan berbatasan dengan Slowakia di utara, Ukraina di timur laut, Rumania di timur dan tenggara, Serbia di selatan, Kroasia dan Slovenia di barat daya, serta Austria di barat. Dengan populasi sekitar 9,6 juta jiwa, mayoritas penduduknya adalah etnis Hungaria (Magyar) dengan minoritas Roma yang signifikan. Bahasa Hungaria, sebuah bahasa Uralik, adalah bahasa resmi dan merupakan salah satu dari sedikit bahasa di Eropa yang tidak termasuk dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Budapest adalah ibu kota, kota terbesar, serta pusat budaya dan ekonomi utama negara ini.
Secara historis, wilayah Hungaria modern telah dihuni oleh berbagai bangsa seperti Kelt, Romawi, Hun, Jermanik, Avar, dan Slavia. Pembentukan negara Hungaria berawal dari Kepangeranan Hungaria pada akhir abad ke-9 oleh Árpád setelah penaklukan Cekungan Carpathia. Raja István I naik takhta pada tahun 1000 dan mengubah kerajaannya menjadi kerajaan Kristen. Kerajaan Hungaria pada Abad Pertengahan merupakan kekuatan penting di Eropa. Setelah periode peperangan dengan Kesultanan Utsmaniyah dan pembagian wilayah, sebagian besar Hungaria berada di bawah kekuasaan Habsburg. Perjuangan kemerdekaan dan kompromi pada tahun 1867 melahirkan Austria-Hungaria. Setelah Perang Dunia I dan Perjanjian Trianon, Hungaria kehilangan sebagian besar wilayah dan populasinya. Periode antar perang ditandai oleh rezim konservatif nasionalis Miklós Horthy, diikuti keterlibatan dalam Perang Dunia II di pihak Poros yang mengakibatkan kerusakan parah dan pendudukan Soviet. Era komunis berlangsung selama empat dekade, diwarnai oleh Revolusi 1956 yang gagal, sebelum transisi damai menuju demokrasi parlementer pada tahun 1989.
Hungaria modern adalah negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi, menyediakan layanan kesehatan universal dan pendidikan menengah gratis. Negara ini memiliki sejarah panjang kontribusi signifikan dalam seni, musik, sastra, olahraga, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai anggota Uni Eropa sejak tahun 2004 dan Kawasan Schengen sejak 2007, Hungaria aktif dalam berbagai organisasi internasional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia di Hungaria menghadapi tantangan, yang menarik perhatian komunitas internasional. Artikel ini akan mengulas Hungaria dari perspektif kiri-tengah/liberalisme sosial, dengan penekanan pada isu-isu demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial dalam konteks sejarah dan kontemporer.
2. Nama Negara
Nama resmi negara ini dalam bahasa Hungaria adalah Magyarország Magyarországpelafalan: MadyarorsâgBahasa Hungaria, yang secara harfiah berarti "Tanah Magyar" atau "Negara Magyar", terdiri dari kata magyar (orang Hungaria) dan ország (negara atau tanah). Nama "Magyar" merujuk pada penduduk negara tersebut dan lebih akurat mencerminkan nama negara ini dalam beberapa bahasa lain seperti Turki dan Persia, yang menyebutnya Magyaristan atau serupa. Kata magyar sendiri berasal dari nama salah satu dari tujuh suku utama nomaden Hungaria semi-nomaden yang menaklukkan wilayah ini pada abad ke-9, yaitu suku Megyer.
Nama "Hungaria" yang digunakan dalam bahasa Indonesia dan banyak bahasa Eropa lainnya kemungkinan besar berasal dari asosiasi historis dengan bangsa Hun, yang pernah mendiami wilayah ini sebelum kedatangan bangsa Avar. Sisa kata tersebut berasal dari bentuk Latin dari bahasa Yunani Bizantium Oungroi (ΟὔγγροιOungroiBahasa Yunani Kuno). Nama Yunani ini mungkin dipinjam dari bahasa Slavonik Kuno ągrinŭ, yang pada gilirannya dipinjam dari bahasa Turkik-Oghur Onogur, yang berarti "sepuluh [suku] Ogur". Onogur adalah nama kolektif untuk suku-suku yang kemudian bergabung dengan konfederasi suku Bulgar yang menguasai bagian timur Hungaria setelah bangsa Avar. Beberapa ahli, seperti Peter Benjamin Golden, juga mempertimbangkan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Khazar ongar (berarti "sayap kanan"), yang merujuk pada posisi suku Magyar sebagai sayap barat dalam kekuatan militer Khazar sebelum penaklukan Cekungan Carpathia.
Dalam bahasa Mandarin, Hungaria disebut Xiōngyálì (匈牙利), yang berasal dari nama bangsa Xiongnu (匈奴), yang oleh sebagian sejarawan dianggap memiliki kaitan dengan bangsa Hun. Dalam bahasa Jepang, hingga pertengahan abad ke-20, kadang-kadang digunakan istilah Hangaria (ハンガリア).
Seiring dengan perubahan konstitusi dan sistem pemerintahan, nama resmi negara ini dalam bahasa Hungaria juga mengalami perubahan:
- 1920-1946: Kerajaan Hungaria (Magyar Királyságpelafalan: Madyar KirayságBahasa Hungaria)
- 1946-1949: Republik Hungaria (Magyar Köztársaságpelafalan: Madyar KoztársasyágBahasa Hungaria) - Republik Kedua
- 1949-1989: Republik Rakyat Hungaria (Magyar Népköztársaságpelafalan: Madyar NépkoztársasyágBahasa Hungaria)
- 1989-2011: Republik Hungaria (Magyar Köztársaságpelafalan: Madyar KoztársasyágBahasa Hungaria) - Republik Ketiga
- 2012-sekarang: Hungaria (Magyarországpelafalan: MadyarorságBahasa Hungaria) - Sesuai dengan Hukum Dasar (Konstitusi baru) yang berlaku sejak 1 Januari 2012.
Meskipun nama resmi dalam bahasa Hungaria berubah menjadi Magyarország pada tahun 2012, dalam bahasa Indonesia dan bahasa internasional lainnya, nama "Hungaria" tetap umum digunakan untuk merujuk pada negara ini.
3. Sejarah
Sejarah Hungaria mencakup periode yang panjang dan kompleks, mulai dari masa prasejarah di Cekungan Pannonia, pembentukan negara oleh bangsa Magyar, era kerajaan yang kuat, pendudukan oleh Kesultanan Utsmaniyah dan Kekaisaran Habsburg, hingga perjuangan kemerdekaan, keterlibatan dalam perang dunia, era komunis, dan transisi menuju demokrasi modern. Perkembangan ini diwarnai oleh interaksi dengan berbagai bangsa dan kekuatan besar di Eropa, serta perjuangan internal untuk identitas nasional, kedaulatan, dan hak-hak sipil.
3.1. Prasejarah dan Zaman Kuno (sebelum tahun 895)

Wilayah Hungaria modern, yang berpusat di Cekungan Pannonia (juga dikenal sebagai Cekungan Carpathia), telah dihuni sejak zaman prasejarah. Berbagai kelompok etnis dan budaya silih berganti mendiami atau melintasi wilayah ini sebelum kedatangan bangsa Magyar.
Pada masa Kekaisaran Romawi, wilayah antara Pegunungan Alpen dan sebelah barat Sungai Danube ditaklukkan antara tahun 16 hingga 15 SM, dengan Sungai Danube berfungsi sebagai perbatasan kekaisaran. Pada tahun 14 SM, Pannonia, bagian barat Cekungan Carpathia yang mencakup wilayah barat Hungaria saat ini, diakui oleh Kaisar Augustus dalam Res Gestae Divi Augusti sebagai bagian dari Kekaisaran Romawi. Wilayah di sebelah tenggara Pannonia diorganisir sebagai provinsi Romawi Moesia pada tahun 6 SM. Area di sebelah timur Sungai Tisza menjadi provinsi Romawi Dacia pada tahun 106 M, yang mencakup Hungaria timur saat ini, dan tetap di bawah kekuasaan Romawi hingga tahun 271 M.
Mulai tahun 235 M, Kekaisaran Romawi mengalami masa sulit akibat pemberontakan, persaingan, dan suksesi kaisar yang cepat. Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada abad ke-5 di bawah tekanan migrasi suku-suku Jermanik dan tekanan bangsa Carpi. Periode ini membawa banyak penyerbu ke Eropa Tengah, dimulai dengan Kekaisaran Hun (sekitar 370-469 M). Penguasa Kekaisaran Hun yang paling kuat adalah Attila sang Hun (434-453 M), yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam mitologi Hungaria. Setelah disintegrasi Kekaisaran Hun, bangsa Gepid, suku Jermanik Timur yang pernah menjadi vasal Hun, mendirikan kerajaan mereka sendiri di Cekungan Carpathia. Kelompok lain yang mencapai Cekungan Carpathia selama Periode Migrasi termasuk Goth, Vandal, Lombard, dan Slavia Awal.
Pada tahun 560-an, bangsa Avar Pannonia mendirikan Kekhaganan Avar, sebuah negara yang mempertahankan supremasi di wilayah tersebut selama lebih dari dua abad. Bangsa Frank di bawah Charlemagne mengalahkan bangsa Avar dalam serangkaian kampanye selama tahun 790-an. Antara tahun 804 dan 829, Kekaisaran Bulgaria Pertama menaklukkan tanah di sebelah timur Danube dan mengambil alih kekuasaan atas suku-suku Slavia lokal dan sisa-sisa Avar. Pada pertengahan abad ke-9, Kepangeranan Balaton, juga dikenal sebagai Pannonia Hilir, didirikan di sebelah barat Danube sebagai bagian dari March Pannonia Franka. Periode sebelum kedatangan bangsa Magyar ini menunjukkan kompleksitas etnis dan politik di Cekungan Carpathia, yang menjadi dasar bagi pembentukan negara Hungaria di masa mendatang.
3.2. Abad Pertengahan (895-1526)

Periode Abad Pertengahan di Hungaria dimulai dengan kedatangan bangsa Magyar di Cekungan Carpathia dan pendirian negara Hungaria, yang kemudian berkembang menjadi kerajaan Kristen yang kuat dan berpengaruh di Eropa Tengah.
Pendirian negara Hungaria terkait dengan para penakluk Hungaria (bangsa Magyar), yang tiba dari stepa Pontus-Kaspia sebagai konfederasi tujuh suku (Hétmagyar). Bangsa Hungaria tiba di Cekungan Carpathia sebagai kerangka kekaisaran stepa yang terpusat kuat di bawah kepemimpinan Pangeran Agung Álmos dan putranya Árpád, pendiri Dinasti Árpád, dinasti penguasa Hungaria dan negara Hungaria. Dinasti Árpád mengklaim sebagai keturunan langsung Attila sang Hun. Bangsa Hungaria mengambil alih wilayah tersebut secara terencana, dengan perpindahan panjang antara tahun 862 dan 895. Hungaria yang baru bangkit melakukan kampanye dan serbuan yang sukses dan ganas, dari Konstantinopel hingga Spanyol saat ini. Bangsa Hungaria mengalahkan tiga pasukan kekaisaran Franka Timur utama antara tahun 907 dan 910. Kekalahan dalam Pertempuran Lechfeld pada tahun 955 menandai akhir sementara bagi sebagian besar kampanye di wilayah asing, setidaknya ke arah barat.
3.2.1. Zaman Dinasti Árpád

Pada tahun 972, pangeran penguasa (fejedelempelafalan: fèyèdèlèmBahasa Hungaria) Géza dari Dinasti Árpád secara resmi mulai mengintegrasikan Hungaria ke dalam Eropa Barat Kristen. Putranya, Santo István I, menjadi Raja Hungaria pertama setelah mengalahkan pamannya yang pagan, Koppány. Di bawah István, Hungaria diakui sebagai Kerajaan Apostolik Katolik. Dengan mengajukan permohonan kepada Paus Silvester II, István menerima lencana kerajaan (termasuk mungkin sebagian dari Mahkota Suci Hungaria) dari kepausan.
Pada tahun 1006, István mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memulai reformasi besar-besaran untuk mengubah Hungaria menjadi negara feodal gaya Barat. Negara beralih menggunakan bahasa Latin untuk keperluan administrasi, dan hingga tahun 1844, bahasa Latin tetap menjadi bahasa resmi administrasi. Raja Santo Ladislaus I menyelesaikan pekerjaan Raja Santo István, mengkonsolidasikan kekuasaan negara Hungaria dan memperkuat agama Kristen. Kepribadian karismatiknya, kepemimpinan strategis, dan bakat militernya menghasilkan penghentian perebutan kekuasaan internal dan ancaman militer asing. Istri raja Kroasia, Demetrius Zvonimir, adalah saudara perempuan Ladislaus. Atas permintaan Helen, Ladislaus melakukan intervensi dalam konflik tersebut dan menginvasi Kroasia pada tahun 1091. Kerajaan Kroasia memasuki persatuan pribadi dengan Kerajaan Hungaria pada tahun 1102 dengan penobatan Raja Kálmán sebagai "Raja Kroasia dan Dalmatia" pada tahun 1102 di Biograd na Moru.

Salah satu raja Dinasti Árpád yang paling kuat dan kaya adalah Béla III, yang menurut catatan pendapatan kontemporer, memiliki pendapatan setara dengan 23 ton perak per tahun. Jumlah ini melebihi pendapatan raja Prancis (diperkirakan 17 ton) dan dua kali lipat penerimaan Mahkota Inggris. András II mengeluarkan Diploma Andreanum yang menjamin hak istimewa khusus bagi orang Saxon Transilvania dan dianggap sebagai hukum otonomi pertama di dunia. Ia memimpin Perang Salib Kelima ke Tanah Suci pada tahun 1217, membentuk pasukan kerajaan terbesar dalam sejarah Perang Salib. Bulla Emas 1222 miliknya adalah konstitusi pertama di benua Eropa. Para bangsawan rendah juga mulai mengajukan keluhan kepada András, sebuah praktik yang berkembang menjadi lembaga parlemen (parlamentum publicum).
Pada tahun 1241-1242, kerajaan mengalami pukulan besar akibat invasi Mongol (Tatar). Hingga separuh dari 2 juta penduduk Hungaria menjadi korban invasi tersebut. Raja Béla IV mengizinkan orang Kuman dan Yassic masuk ke negara itu, yang melarikan diri dari bangsa Mongol. Selama berabad-abad, mereka sepenuhnya berasimilasi. Setelah bangsa Mongol mundur, Raja Béla memerintahkan pembangunan ratusan kastil batu dan benteng untuk bertahan dari kemungkinan invasi Mongol kedua. Bangsa Mongol kembali ke Hungaria pada tahun 1285, tetapi sistem kastil batu yang baru dibangun dan taktik baru (menggunakan proporsi ksatria bersenjata berat yang lebih tinggi) menghentikan mereka. Pasukan Mongol yang menyerang dikalahkan di dekat Pest oleh pasukan kerajaan Raja Ladislaus IV. Seperti invasi-invasi berikutnya, serangan itu berhasil dipukul mundur dengan mudah, dan bangsa Mongol kehilangan banyak dari pasukan penyerang mereka.
3.2.2. Zaman Dinasti Angevin dan Raja-Raja Terpilih
Kerajaan Hungaria mencapai salah satu puncak kejayaannya di bawah raja-raja Dinasti Árpád, namun kekuasaan kerajaan melemah pada akhir pemerintahan mereka pada tahun 1301. Setelah periode interregnum (1301-1308) yang merusak, raja Angevin pertama, Károly I - keturunan bilineal dari Dinasti Árpád - berhasil memulihkan kekuasaan kerajaan dan mengalahkan saingan oligarki, yang disebut "raja-raja kecil". Raja Hungaria Angevin kedua, Lajos I Agung (1342-1382), memimpin banyak kampanye militer yang sukses dari Lithuania hingga Italia selatan (Kerajaan Napoli) dan juga menjadi Raja Polandia dari tahun 1370. Setelah Raja Lajos meninggal tanpa ahli waris laki-laki, negara baru stabil ketika Zsigmond dari Luksemburg (1387-1437) naik takhta, yang pada tahun 1433 juga menjadi Kaisar Romawi Suci.
Terjemahan Alkitab Hungaria pertama selesai pada tahun 1439. Selama setengah tahun pada tahun 1437, terjadi pemberontakan petani anti-feodal dan anti-klerikal di Transilvania yang sangat dipengaruhi oleh ide-ide Husite. Dari keluarga bangsawan kecil di Transilvania, János Hunyadi tumbuh menjadi salah satu penguasa paling kuat di negara itu, berkat kemampuannya sebagai komandan tentara bayaran. Ia terpilih sebagai gubernur, kemudian wali. Ia adalah seorang pejuang salib yang sukses melawan Turki Utsmaniyah, salah satu kemenangan terbesarnya adalah pengepungan Beograd pada tahun 1456.

Raja kuat terakhir dari Hungaria abad pertengahan adalah raja Renaisans Mátyás Corvinus (1458-1490), putra János Hunyadi. Pemilihannya adalah pertama kalinya seorang anggota bangsawan naik takhta kerajaan Hungaria tanpa latar belakang dinasti. Ia adalah seorang pemimpin militer yang sukses dan seorang pelindung seni dan pembelajaran yang tercerahkan. Perpustakaannya, Bibliotheca Corviniana, adalah koleksi kronik sejarah, karya filosofis dan ilmiah terbesar di Eropa pada abad ke-15, dan hanya kalah ukuran dari Perpustakaan Vatikan. Barang-barang dari Bibliotheca Corviniana dimasukkan dalam Daftar Memori Dunia UNESCO pada tahun 2005. Para budak dan rakyat jelata menganggapnya sebagai penguasa yang adil karena ia melindungi mereka dari tuntutan berlebihan dan penyalahgunaan lainnya oleh para bangsawan. Di bawah pemerintahannya, pada tahun 1479, tentara Hungaria menghancurkan pasukan Utsmaniyah dan Wallachia dalam Pertempuran Breadfield. Di luar negeri, ia mengalahkan pasukan kekaisaran Polandia dan Jerman Frederick di Breslau (Wrocław). Tentara bayaran tetap Mátyás, Tentara Hitam Hungaria, adalah tentara yang luar biasa besar untuk masanya, dan berhasil menaklukkan Wina serta sebagian Austria dan Bohemia.
Raja Mátyás meninggal tanpa putra yang sah, dan para bangsawan Hungaria mengatur agar Vladislaus II dari Polandia (1490-1516) naik takhta, konon karena pengaruhnya yang lemah terhadap aristokrasi Hungaria. Peran internasional Hungaria menurun, stabilitas politiknya terguncang, dan kemajuan sosial terhenti. Pada tahun 1514, Raja Vladislaus II yang sudah tua dan lemah menghadapi pemberontakan petani besar yang dipimpin oleh György Dózsa, yang dihancurkan secara kejam oleh para bangsawan, dipimpin oleh János Zápolya. Degradasi tatanan yang diakibatkannya membuka jalan bagi keunggulan Utsmaniyah. Pada tahun 1521, benteng Hungaria terkuat di Selatan, Nándorfehérvár (Beograd, Serbia saat ini), jatuh ke tangan Turki. Munculnya Protestanisme awal semakin memperburuk hubungan internal di negara itu.
3.3. Perang dengan Kesultanan Utsmaniyah dan Pembagian Tiga (1526-1699)

Setelah sekitar 150 tahun perang dengan bangsa Hungaria dan negara-negara lain, Kesultanan Utsmaniyah memperoleh kemenangan telak atas tentara Hungaria dalam Pertempuran Mohács pada tahun 1526, di mana Raja Lajos II tewas saat melarikan diri. Di tengah kekacauan politik, bangsawan Hungaria yang terpecah memilih dua raja secara bersamaan, János Zápolya dan Ferdinand I dari dinasti Habsburg. Dengan penaklukan Buda oleh Turki pada tahun 1541, Hungaria dibagi menjadi tiga bagian dan tetap demikian hingga akhir abad ke-17. Bagian barat laut, yang disebut Hungaria Kerajaan, dianeksasi oleh Habsburg yang memerintah sebagai raja Hungaria. Bagian timur kerajaan menjadi merdeka sebagai Kepangeranan Transilvania, di bawah kedaulatan Utsmaniyah (dan kemudian Habsburg). Wilayah tengah yang tersisa, termasuk ibu kota Buda, dikenal sebagai Pashalik Buda.
Pada tahun 1686, tentara Liga Suci, yang terdiri dari lebih dari 74.00 K orang dari berbagai negara, merebut kembali Buda dari Turki. Setelah beberapa kekalahan telak lainnya dari Utsmaniyah dalam beberapa tahun berikutnya, seluruh Kerajaan Hungaria berhasil direbut dari kekuasaan Utsmaniyah pada tahun 1718. Serangan terakhir ke Hungaria oleh vasal Utsmaniyah, Tatar dari Krimea, terjadi pada tahun 1717. Upaya Kontra-Reformasi Habsburg yang terbatas pada abad ke-17 mengubah mayoritas kerajaan kembali ke Katolik. Komposisi etnis Hungaria berubah secara fundamental sebagai akibat dari perang berkepanjangan dengan Turki. Sebagian besar negara hancur, pertumbuhan penduduk terhambat, dan banyak pemukiman kecil musnah. Pemerintah Austria-Habsburg menempatkan kelompok besar Serbia dan Slavia lainnya di selatan yang berpenduduk jarang, dan menempatkan orang Jerman (disebut Swabia Danube) di berbagai daerah, tetapi orang Hungaria tidak diizinkan untuk menetap atau bermukim kembali di selatan Cekungan Carpathia.
3.4. Pemerintahan Habsburg dan Gerakan Nasional (1699-1918)

Antara tahun 1703 dan 1711, terjadi perang kemerdekaan skala besar yang dipimpin oleh Francis II Rákóczi. Setelah penurunan takhta Habsburg pada tahun 1707 di Diet Ónod, Rákóczi mengambil alih kekuasaan sementara sebagai pangeran penguasa selama masa perang, tetapi menolak mahkota Hungaria dan gelar "raja". Pemberontakan berlangsung selama bertahun-tahun. Tentara Kuruc Hungaria, meskipun mengambil alih sebagian besar negara, kalah dalam pertempuran utama di Trencsén (1708). Tiga tahun kemudian, karena meningkatnya desersi, kekalahan, dan moral yang rendah, pasukan Kuruc menyerah. Periode ini menunjukkan upaya awal bangsa Hungaria untuk melepaskan diri dari dominasi asing dan memperjuangkan kedaulatannya, sebuah tema yang akan terus berlanjut dalam sejarah Hungaria.
Selama Perang Napoleon dan sesudahnya, Diet Hungaria tidak bersidang selama beberapa dekade. Pada tahun 1820-an, kaisar terpaksa mengadakan Diet, yang menandai dimulainya Periode Reformasi (1825-1848, reformkorpelafalan: réformkorBahasa Hungaria). Parlemen Hungaria diadakan kembali pada tahun 1825 untuk menangani kebutuhan keuangan. Sebuah partai liberal muncul dan berfokus pada penyediaan kebutuhan kaum tani. Lajos Kossuth muncul sebagai pemimpin kaum bangsawan rendah di Parlemen. Terjadi peningkatan yang luar biasa ketika bangsa ini memusatkan kekuatannya pada modernisasi meskipun para raja Habsburg menghalangi semua undang-undang liberal penting yang berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik serta reformasi ekonomi. Banyak tokoh reformis (Lajos Kossuth, Mihály Táncsics) dipenjarakan oleh pihak berwenang.

Pada tanggal 15 Maret 1848, demonstrasi massa di Pest dan Buda memungkinkan para reformis Hungaria untuk mendorong daftar 12 tuntutan. Di bawah Gubernur dan Presiden Lajos Kossuth dan Perdana Menteri Lajos Batthyány, Wangsa Habsburg digulingkan. Penguasa Habsburg dan para penasihatnya dengan terampil memanipulasi kaum tani Kroasia, Serbia, dan Rumania, yang dipimpin oleh para pendeta dan perwira yang setia kepada Habsburg, untuk memberontak melawan pemerintah Hungaria, meskipun mayoritas besar bangsa Slowakia, Jerman, dan Rusyn serta semua orang Yahudi di kerajaan mendukung Hungaria, begitu juga sejumlah besar sukarelawan Polandia, Austria, dan Italia. Pada Juli 1849, Parlemen Hungaria memproklamasikan dan memberlakukan undang-undang pertama tentang hak-hak etnis dan minoritas di dunia. Banyak anggota kebangsaan memperoleh posisi tertinggi yang didambakan dalam Angkatan Darat Hungaria, seperti János Damjanich dan Józef Bem. Pasukan Hungaria (Honvédség) mengalahkan tentara Austria. Untuk melawan keberhasilan tentara revolusioner Hungaria, Kaisar Habsburg Franz Joseph I meminta bantuan dari "Polisi Eropa", Tsar Nicholas I dari Rusia, yang tentara Rusianya menyerbu Hungaria. Ini membuat Artúr Görgei menyerah pada Agustus 1849. Pemimpin tentara Austria, Julius Jacob von Haynau, menjadi gubernur Hungaria selama beberapa bulan dan memerintahkan eksekusi 13 Martir Arad, para pemimpin tentara Hungaria, dan Perdana Menteri Batthyány pada Oktober 1849. Kossuth melarikan diri ke pengasingan. Setelah perang 1848-1849, seluruh negeri berada dalam "perlawanan pasif".
Karena masalah eksternal dan internal, reformasi tampak tak terhindarkan, dan kekalahan militer besar Austria memaksa Habsburg untuk merundingkan Kompromi Austria-Hungaria tahun 1867, yang dengannya monarki ganda Austria-Hungaria dibentuk. Kekaisaran ini memiliki wilayah terbesar kedua di Eropa (setelah Kekaisaran Rusia), dan merupakan negara terpadat ketiga (setelah Rusia dan Kekaisaran Jerman). Kedua wilayah tersebut diperintah secara terpisah oleh dua parlemen dari dua ibu kota, dengan raja bersama dan kebijakan luar negeri serta militer bersama. Secara ekonomi, kekaisaran adalah serikat pabean. Konstitusi Hungaria lama dipulihkan, dan Franz Joseph I dinobatkan sebagai Raja Hungaria. Era ini menyaksikan perkembangan ekonomi yang mengesankan. Ekonomi Hungaria yang sebelumnya terbelakang menjadi relatif modern dan terindustrialisasi pada pergantian abad ke-20, meskipun pertanian tetap dominan hingga tahun 1890. Pada tahun 1873, ibu kota lama Buda dan Óbuda secara resmi disatukan dengan Pest, menciptakan metropolis baru Budapest. Banyak lembaga negara dan sistem administrasi modern Hungaria didirikan selama periode ini.
Setelah pembunuhan Adipati Agung Franz Ferdinand di Sarajevo, Perdana Menteri István Tisza dan kabinetnya mencoba menghindari pecahnya dan eskalasi perang di Eropa, tetapi upaya diplomatik mereka tidak berhasil. Austria-Hungaria mengerahkan lebih dari 4 juta tentara dari Kerajaan Hungaria di pihak Jerman, Bulgaria, dan Turki. Pasukan yang dikerahkan di Kerajaan Hungaria menghabiskan sedikit waktu untuk mempertahankan wilayah Hungaria yang sebenarnya, dengan pengecualian Serangan Brusilov pada Juni 1916 dan beberapa bulan kemudian ketika tentara Rumania melakukan serangan ke Transilvania, keduanya berhasil dipukul mundur. Blok Sentral menaklukkan Serbia. Rumania menyatakan perang. Blok Sentral menaklukkan Rumania selatan dan ibu kota Rumania, Bukares. Pada tahun 1916 Franz Joseph meninggal, dan raja baru Charles IV bersimpati dengan kaum pasifis. Dengan susah payah, Blok Sentral menghentikan dan memukul mundur serangan Kekaisaran Rusia.
Front Timur Blok Sekutu (Entente) runtuh total. Kekaisaran Austria-Hungaria kemudian menarik diri dari semua negara yang dikalahkan. Meskipun sukses besar di Front Timur, Jerman menderita kekalahan total di Front Barat. Pada tahun 1918, situasi ekonomi memburuk (pemogokan di pabrik-pabrik diorganisir oleh gerakan kiri dan pasifis) dan pemberontakan di tentara menjadi umum. Di ibu kota, gerakan liberal kiri Austria dan Hungaria serta para pemimpin mereka mendukung separatisme minoritas etnis. Austria-Hungaria menandatangani gencatan senjata umum di Padua pada 3 November 1918. Pada Oktober 1918, persatuan Hungaria dengan Austria dibubarkan.
3.5. Periode Antar Dua Perang Dunia (1918-1941)

Menyusul Perang Dunia Pertama, Hungaria mengalami periode pergolakan politik yang mendalam, dimulai dengan Revolusi Aster pada tahun 1918, yang membawa Mihály Károlyi dari partai sosial-demokrat ke tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri. Tentara Kerajaan Hungaria Honvéd masih memiliki lebih dari 1.400.000 tentara ketika Károlyi dilantik. Károlyi menyerah pada tuntutan Presiden AS Woodrow Wilson untuk pasifisme dengan memerintahkan pelucutan senjata tentara Hungaria. Pelucutan senjata berarti Hungaria akan tetap tanpa pertahanan nasional pada saat kerentanan tertentu. Selama pemerintahan kabinet pasifis Károlyi, Hungaria kehilangan kendali atas sekitar 75% wilayah sebelum perangnya (325.41 K km2) tanpa perlawanan dan menjadi sasaran pendudukan asing. Entente Kecil, merasakan peluang, menyerbu negara itu dari tiga sisi-Rumania menyerbu Transilvania, Cekoslowakia mencaplok Hungaria Hulu (Slowakia saat ini), dan koalisi Serbia-Prancis mencaplok Vojvodina dan wilayah selatan lainnya. Pada Maret 1919, kaum komunis yang dipimpin oleh Béla Kun menggulingkan pemerintahan Károlyi dan memproklamasikan Republik Soviet Hungaria (Tanácsköztársaság), diikuti oleh kampanye Teror Merah yang menyeluruh. Meskipun beberapa keberhasilan di front Cekoslowakia, pasukan Kun pada akhirnya tidak mampu melawan invasi Rumania; pada Agustus 1919, pasukan Rumania menduduki Budapest dan menggulingkan Kun.

Pada November 1919, pasukan sayap kanan yang dipimpin oleh mantan laksamana Austria-Hungaria Miklós Horthy memasuki Budapest; kelelahan akibat perang dan akibatnya, rakyat menerima kepemimpinan Horthy. Pada Januari 1920, pemilihan parlemen diadakan, dan Horthy diproklamasikan sebagai wali Kerajaan Hungaria yang didirikan kembali, meresmikan apa yang disebut "era Horthy" (Horthy-kor). Pemerintah baru bekerja cepat untuk menormalkan hubungan luar negeri sambil menutup mata terhadap Teror Putih yang melanda pedesaan; pembunuhan di luar proses hukum terhadap tersangka komunis dan Yahudi berlangsung hingga tahun 1920. Pada tanggal 4 Juni 1920, Perjanjian Trianon menetapkan perbatasan baru untuk Hungaria. Negara ini kehilangan 71% wilayahnya dan 66% populasi sebelum perangnya, serta banyak sumber bahan baku dan satu-satunya pelabuhannya di Fiume. Meskipun revisi perjanjian dengan cepat naik ke puncak agenda politik nasional, pemerintah Horthy tidak bersedia melakukan intervensi militer untuk melakukannya.
Tahun-tahun awal rezim Horthy disibukkan dengan upaya kudeta oleh Charles IV, penuntut takhta Austria-Hungaria; penindasan berkelanjutan terhadap komunis; dan krisis migrasi yang dipicu oleh perubahan teritorial Trianon. Tindakan pemerintah terus bergeser ke kanan dengan disahkannya undang-undang antisemit dan, karena isolasi berkelanjutan dari Entente Kecil, pergeseran ekonomi dan kemudian politik ke arah Italia dan Jerman Nazi. Depresi Hebat semakin memperburuk situasi, dan popularitas politisi fasis meningkat, seperti Gyula Gömbös dan Ferenc Szálasi, yang menjanjikan pemulihan ekonomi dan sosial. Agenda nasionalis Horthy mencapai puncaknya pada tahun 1938 dan 1940, ketika Nazi memberi penghargaan atas kebijakan luar negeri Hungaria yang pro-Jerman dalam Penghargaan Wina Pertama dan Kedua, secara damai memulihkan wilayah mayoritas etnis Hungaria yang hilang setelah Trianon. Pada tahun 1939, Hungaria mendapatkan kembali wilayah lebih lanjut dari Cekoslowakia melalui kekuatan militer. Hungaria secara resmi bergabung dengan Blok Poros pada 20 November 1940 dan pada tahun 1941 berpartisipasi dalam invasi Yugoslavia, mendapatkan kembali beberapa bekas wilayahnya di selatan.
3.6. Perang Dunia II (1941-1945)

Hungaria secara resmi memasuki Perang Dunia II sebagai kekuatan Poros pada tanggal 26 Juni 1941, menyatakan perang terhadap Uni Soviet setelah pesawat tak dikenal mengebom Kassa, Munkács, dan Rahó. Pasukan Hungaria bertempur di Front Timur selama dua tahun. Meskipun meraih keberhasilan awal dalam Pertempuran Uman, pemerintah mulai mencari pakta perdamaian rahasia dengan Sekutu setelah Tentara Kedua menderita kerugian besar di Sungai Don pada Januari 1943. Mengetahui rencana pembelotan tersebut, pasukan Jerman menduduki Hungaria pada tanggal 19 Maret 1944 untuk menjamin kepatuhan Horthy.
Pada bulan Oktober, ketika front Soviet mendekat, dan pemerintah melakukan upaya lebih lanjut untuk melepaskan diri dari perang, pasukan Jerman menggulingkan Horthy dan mengangkat pemerintahan boneka di bawah Partai Salib Panah fasis pimpinan Szálasi. Szálasi menjanjikan seluruh kemampuan negara untuk melayani mesin perang Jerman. Pada Oktober 1944, Soviet telah mencapai sungai Tisza, dan meskipun mengalami beberapa kerugian dalam Pertempuran Debrecen, berhasil mengepung dan mengepung Budapest pada bulan Desember.
Pada tanggal 13 Februari 1945, Budapest menyerah; pada bulan April, pasukan Jerman meninggalkan negara itu di bawah pendudukan militer Soviet. 200.000 orang Hungaria diusir dari Cekoslowakia sebagai ganti 70.000 orang Slowakia yang tinggal di Hungaria. 202.000 etnis Jerman diusir ke Jerman, dan melalui Perjanjian Damai Paris 1947, Hungaria kembali dikurangi menjadi perbatasan pasca-Trianon.

Perang membuat Hungaria hancur, menghancurkan lebih dari 60% ekonomi dan menyebabkan banyak korban jiwa. Selain lebih dari 600.000 orang Yahudi Hungaria yang terbunuh, sebanyak 280.000 orang Hungaria lainnya diperkosa, dibunuh, dan dieksekusi atau dideportasi untuk kerja paksa. Setelah pendudukan Jerman, Hungaria berpartisipasi dalam Holocaust, mendeportasi hampir 440.000 orang Yahudi, terutama ke kamp konsentrasi Auschwitz; hampir semuanya dibunuh. Keterlibatan pemerintah Horthy dalam Holocaust tetap menjadi titik kontroversi dan perdebatan, dan dampak perang terhadap hak asasi manusia dan masyarakat sipil sangat besar.
3.7. Era Komunis (1945-1989)

Setelah kekalahan Jerman Nazi, Hungaria menjadi negara satelit Uni Soviet. Kepemimpinan Soviet memilih Mátyás Rákosi untuk memimpin Stalinisasi negara, dan Rákosi secara de facto memerintah Hungaria dari tahun 1949 hingga 1956. Kebijakan pemerintahannya berupa militerisasi, industrialisasi, kolektivisasi, dan kompensasi perang menyebabkan penurunan standar hidup yang parah. Meniru KGB Stalin, pemerintah Rákosi membentuk polisi politik rahasia, Otoritas Perlindungan Negara (ÁVH), untuk menegakkan rezim; sekitar 350.000 pejabat dan intelektual dipenjarakan atau dieksekusi dari tahun 1948 hingga 1956. Banyak pemikir bebas, demokrat, dan tokoh era Horthy diam-diam ditangkap dan diinternir secara di luar hukum di kamp-kamp kerja paksa (gulag) domestik dan asing. Sekitar 600.000 orang Hungaria dideportasi ke kamp kerja paksa Soviet, di mana sedikitnya 200.000 orang meninggal.
Setelah kematian Stalin pada tahun 1953, Uni Soviet menjalankan program De-Stalinisasi yang bertentangan dengan Rákosi, yang menyebabkan pemecatannya. Pendinginan politik berikutnya menyaksikan naiknya Imre Nagy ke jabatan perdana menteri. Nagy menjanjikan liberalisasi pasar dan keterbukaan politik. Rákosi akhirnya berhasil mendiskreditkan Nagy dan menggantikannya dengan Ernő Gerő yang lebih keras. Hungaria bergabung dengan Pakta Warsawa pada Mei 1955, seiring dengan meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap rezim. Menyusul penembakan terhadap demonstrasi damai oleh tentara Soviet dan polisi rahasia, serta unjuk rasa di seluruh negeri pada 23 Oktober 1956, para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Budapest, memulai Revolusi Hungaria 1956.
Dalam upaya untuk memadamkan kekacauan, Nagy kembali sebagai perdana menteri, menjanjikan pemilihan umum yang bebas, dan mengeluarkan Hungaria dari Pakta Warsawa. Kekerasan tetap berlanjut ketika milisi revolusioner muncul melawan Tentara Soviet dan ÁVH; perlawanan sekitar 3.000 orang melawan tank-tank Soviet menggunakan bom molotov dan senapan mesin. Meskipun keunggulan Soviet sangat besar, mereka menderita kerugian besar, dan pada 30 Oktober 1956, sebagian besar pasukan Soviet telah ditarik dari Budapest untuk menjaga garnisun di pedesaan. Untuk sementara waktu, kepemimpinan Soviet tidak yakin bagaimana merespons tetapi akhirnya memutuskan untuk campur tangan untuk mencegah destabilisasi blok Soviet. Pada 4 November, bala bantuan lebih dari 150.000 tentara dan 2.500 tank memasuki negara itu dari Uni Soviet. Hampir 20.000 orang Hungaria tewas dalam perlawanan terhadap intervensi tersebut, sementara 21.600 lainnya dipenjarakan setelahnya karena alasan politik. Sekitar 13.000 orang diinternir dan 230 diadili dan dieksekusi. Nagy diadili secara rahasia, dinyatakan bersalah, dijatuhi hukuman mati, dan dieksekusi dengan cara digantung pada Juni 1958. Karena perbatasan dibuka sebentar, hampir seperempat juta orang melarikan diri dari negara itu pada saat revolusi berhasil dipadamkan.

Setelah periode pendudukan militer Soviet kedua yang lebih singkat, János Kádár, mantan menteri negara Nagy, dipilih oleh kepemimpinan Soviet untuk memimpin pemerintahan baru dan mengetuai Partai Pekerja Sosialis yang baru berkuasa. Kádár dengan cepat menormalkan situasi. Pada tahun 1963, pemerintah memberikan amnesti umum. Kádár memproklamasikan garis kebijakan baru, di mana rakyat tidak lagi dipaksa untuk menyatakan kesetiaan kepada partai jika mereka secara diam-diam menerima rezim sosialis sebagai fakta kehidupan. Kádár memperkenalkan prioritas perencanaan baru dalam ekonomi, seperti mengizinkan petani memiliki lahan pribadi yang signifikan dalam sistem pertanian kolektif (háztáji gazdálkodás). Standar hidup meningkat karena barang-barang konsumsi dan produksi makanan lebih diutamakan daripada produksi militer, yang dikurangi menjadi sepersepuluh dari tingkat pra-revolusi. Ini dikenal sebagai "Komunisme Goulash".
Pada tahun 1968, Mekanisme Ekonomi Baru memperkenalkan elemen pasar bebas ke dalam ekonomi komando sosialis. Dari tahun 1960-an hingga akhir 1980-an, Hungaria sering disebut sebagai "barak paling bahagia" di blok Timur. Selama bagian akhir Perang Dingin, PDB per kapita Hungaria adalah yang keempat tertinggi setelah Jerman Timur, Cekoslowakia, dan Uni Soviet. Sebagai hasil dari standar hidup yang relatif tinggi ini, ekonomi yang lebih liberal, pers yang kurang disensor, dan hak perjalanan yang tidak terlalu dibatasi, Hungaria secara umum dianggap sebagai salah satu negara yang lebih liberal untuk ditinggali di Eropa Tengah selama masa komunisme. Namun, pada tahun 1980-an, standar hidup kembali menurun tajam karena resesi di seluruh dunia yang tidak dapat diatasi oleh komunisme. Pada saat Kádár meninggal pada tahun 1989, Uni Soviet sedang mengalami kemunduran tajam dan generasi reformis yang lebih muda melihat liberalisasi sebagai solusi untuk masalah ekonomi dan sosial. Era ini meninggalkan dampak sosial yang mendalam, termasuk isu hak asasi manusia dan perkembangan demokrasi yang terhambat, yang menjadi fokus perhatian dari perspektif liberal sosial.
3.8. Republik Ketiga (1989-sekarang)
Transisi Hungaria dari komunisme ke kapitalisme (rendszerváltás, "perubahan rezim") berlangsung damai dan dipicu oleh stagnasi ekonomi, tekanan politik domestik, dan perubahan hubungan dengan negara-negara Pakta Warsawa lainnya. Meskipun Partai Pekerja Sosialis Hungaria memulai Pembicaraan Meja Bundar dengan berbagai kelompok oposisi pada Maret 1989, pemakaman kembali Imre Nagy sebagai martir revolusioner pada Juni tahun itu secara luas dianggap sebagai akhir simbolis komunisme di Hungaria. Pemilihan umum bebas diadakan pada Mei 1990, dan Forum Demokratik Hungaria, sebuah kelompok oposisi konservatif utama, terpilih untuk memimpin pemerintahan koalisi. József Antall menjadi perdana menteri pertama yang terpilih secara demokratis sejak Perang Dunia II.
Dengan penghapusan subsidi negara dan privatisasi cepat pada tahun 1991, Hungaria dilanda resesi ekonomi yang parah. Langkah-langkah penghematan pemerintah Antall terbukti tidak populer, dan pewaris hukum dan politik Partai Komunis, Partai Sosialis Hungaria, memenangkan pemilihan umum berikutnya pada tahun 1994. Pergeseran mendadak dalam lanskap politik ini terulang pada 1998 dan 2002; dalam setiap siklus pemilihan, partai yang berkuasa digulingkan dan oposisi sebelumnya terpilih. Namun, seperti kebanyakan negara Eropa pasca-komunis lainnya, Hungaria secara luas mengejar agenda integrasi, bergabung dengan NATO pada tahun 1999 dan Uni Eropa pada tahun 2004. Sebagai anggota NATO, Hungaria terlibat dalam Perang Yugoslavia.

Pada tahun 2006, protes nasional besar-besaran meletus setelah terungkap bahwa Perdana Menteri Ferenc Gyurcsány mengklaim dalam pidato tertutup bahwa partainya "berbohong" untuk memenangkan pemilihan umum baru-baru ini. Popularitas partai-partai sayap kiri merosot dalam pergolakan politik berikutnya, dan pada tahun 2010, partai Fidesz yang berhaluan konservatif nasional pimpinan Viktor Orbán terpilih dengan mayoritas super di parlemen. Akibatnya, badan legislatif menyetujui konstitusi baru, di antara perubahan besar lainnya dalam pemerintahan dan hukum termasuk pembentukan daerah pemilihan parlemen baru, mengurangi jumlah anggota parlemen, dan beralih ke pemilihan parlemen satu putaran. Fidesz telah memenangkan mayoritas super dalam setiap pemilihan berikutnya.
Sejak 2010, Hungaria dituduh mengalami kemunduran demokrasi dan telah dicirikan oleh para kritikusnya sebagai demokrasi iliberal, rezim hibrida, kleptokrasi, sistem partai dominan, dan negara mafia. Orbán secara terbuka menganut iliberalisme, mencirikan Hungaria sebagai "demokrasi Kristen iliberal". Akibat perkembangan ini, hubungan Hungaria dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa memasuki periode ketegangan yang berkepanjangan. Bidang konflik masa lalu dan yang sedang berlangsung termasuk hak-hak LGBT, yang telah dibatasi oleh pemerintah Orbán; migrasi, terutama dalam konteks krisis migran 2015, ketika pemerintah Hungaria secara sepihak membangun penghalang perbatasan di perbatasan Kroasia dan Serbia dan mengkritik kebijakan migrasi UE; lex CEU, yang membuat operasi lanjutan bagian terakreditasi AS dari Universitas Eropa Tengah di Budapest menjadi tidak mungkin; keputusan Hungaria untuk juga mengizinkan penggunaan vaksin Rusia dan Tiongkok selama pandemi virus corona karena lambatnya peluncuran vaksin Barat oleh UE; dan sanksi Barat terhadap Rusia sebagai pembalasan atas invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022, yang terus ditentang oleh Hungaria untuk diperluas. Pada periode yang sama ini, pemerintah Orbán mendapat sorotan internasional yang meningkat atas kekhawatiran supremasi hukum, dan pada tahun 2018, Parlemen Eropa memberikan suara untuk bertindak terhadap Hungaria berdasarkan ketentuan Pasal 7 Perjanjian Uni Eropa. Hungaria telah dan terus membantah tuduhan ini. Perkembangan ini menimbulkan tantangan signifikan terhadap demokrasi, hak asasi manusia, dan kondisi kelompok minoritas serta kelompok rentan di negara tersebut.
4. Geografi
Hungaria adalah negara yang terkurung daratan. Geografinya secara tradisional ditentukan oleh dua jalur air utamanya, sungai Danube dan Tisza. Pembagian tripartit umum-Dunántúl ("di seberang Danube", Transdanubia), Tiszántúl ("di seberang Tisza"), dan Duna-Tisza köze ("antara Danube dan Tisza")-adalah cerminan dari hal ini. Sungai Danube mengalir dari utara ke selatan melalui pusat Hungaria kontemporer, dan seluruh negara terletak di dalam daerah aliran sungainya.
4.1. Topografi
Transdanubia, yang membentang ke arah barat dari pusat negara menuju Austria, adalah wilayah yang sebagian besar berbukit dengan medan yang bervariasi oleh pegunungan rendah. Ini termasuk bentangan paling timur dari Pegunungan Alpen, Alpokalja, di barat negara itu, Pegunungan Transdanubia di wilayah tengah Transdanubia, dan Pegunungan Mecsek serta Pegunungan Villány di selatan. Titik tertinggi di daerah itu adalah Írott-kő di Pegunungan Alpen, pada ketinggian 882 m. Dataran Hungaria Kecil (Kisalföld) ditemukan di Transdanubia utara. Danau Balaton dan Danau Hévíz, danau terbesar di Eropa Tengah dan danau termal terbesar di dunia, masing-masing, juga berada di Transdanubia.
Duna-Tisza köze dan Tiszántúl terutama dicirikan oleh Dataran Hungaria Besar (Alföld), yang membentang di sebagian besar wilayah timur dan tenggara negara itu. Di sebelah utara dataran terdapat kaki bukit Pegunungan Carpathia dalam pita lebar dekat perbatasan Slovakia. Kékes dengan ketinggian 1.01 K m adalah gunung tertinggi di Hungaria dan ditemukan di sana. Sungai-sungai utama seperti Danube dan Tisza mendominasi lanskap, membentuk dataran aluvial yang luas dan subur. Distribusi dataran sangat luas, mencakup sebagian besar wilayah negara, dengan pengecualian daerah pegunungan di utara dan barat.
4.2. Iklim

Hungaria memiliki iklim musim sedang, dengan musim panas yang umumnya hangat dengan tingkat kelembapan keseluruhan yang rendah tetapi sering terjadi hujan deras dan musim dingin yang bersalju. Suhu tahunan rata-rata adalah 9.7 °C. Suhu ekstrem adalah 41.9 °C pada 20 Juli 2007 di Kiskunhalas pada musim panas dan -35 °C pada 16 Februari 1940 di Miskolc pada musim dingin. Suhu tinggi rata-rata di musim panas adalah 23 °C hingga 28 °C dan suhu rendah rata-rata di musim dingin adalah -3 °C hingga -7 °C. Curah hujan tahunan rata-rata adalah sekitar 600 mm. Perubahan cuaca musiman cukup jelas, dengan musim semi dan musim gugur yang relatif singkat. Isolasi relatif Cekungan Carpathia membuatnya rentan terhadap kekeringan, dan dampak perubahan iklim telah dirasakan, dengan musim panas yang lebih panas dan musim dingin yang lebih ringan, serta penurunan frekuensi salju.
4.3. Lingkungan Alam dan Taman Nasional
Secara fitogeografi, Hungaria termasuk dalam provinsi Eropa Tengah dari Wilayah Circumboreal di dalam Kerajaan Boreal. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), wilayah Hungaria termasuk dalam ekoregion terestrial Hutan campuran Pannonia.
Ekosistem utama Hungaria mencakup hutan dataran rendah, padang rumput (puszta), lahan basah, dan daerah pegunungan. Keanekaragaman hayati cukup tinggi, dengan berbagai spesies flora dan fauna khas Eropa Tengah. Beberapa taman nasional perwakilan termasuk Taman Nasional Hortobágy (terkenal dengan puszta-nya dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO), Taman Nasional Aggtelek (terkenal dengan gua-gua karst-nya, juga Situs Warisan Dunia), Taman Nasional Danau Balaton Hulu, Taman Nasional Duna-Dráva, dan Taman Nasional Bükk. Kawasan konservasi alam ini penting untuk pelestarian habitat alami, perlindungan spesies langka, dan penelitian ilmiah. Upaya konservasi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya lingkungan alam dan mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
5. Politik
Sistem politik Hungaria adalah republik parlementer kesatuan. Kerangka politik beroperasi di bawah Hukum Dasar Hungaria, yang direformasi pada tahun 2012. Amandemen umumnya memerlukan mayoritas dua pertiga parlemen. Bagian ini membahas struktur pemerintahan, partai politik utama, sistem peradilan, dan kebijakan pertahanan, dengan fokus pada perkembangan demokrasi dan supremasi hukum.
5.1. Struktur Pemerintahan

Hungaria adalah republik parlementer kesatuan. Presiden Republik (köztársasági elnök) menjabat sebagai kepala negara dan dipilih oleh Majelis Nasional setiap lima tahun. Presiden terutama memiliki tanggung jawab dan kekuasaan perwakilan: menerima kepala negara asing, secara resmi mencalonkan perdana menteri atas rekomendasi Majelis Nasional, dan menjabat sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata. Presiden juga memiliki hak veto dan dapat mengirim undang-undang ke Mahkamah Konstitusi yang beranggotakan 15 orang untuk ditinjau.


Perdana Menteri (miniszterelnök) dipilih oleh Majelis Nasional, menjabat sebagai kepala pemerintahan dan menjalankan kekuasaan eksekutif. Secara tradisional, perdana menteri adalah pemimpin partai terbesar di parlemen. Perdana menteri memilih menteri Kabinet dan memiliki hak eksklusif untuk memberhentikan mereka, meskipun calon kabinet harus hadir di hadapan dengar pendapat terbuka konsultatif di hadapan satu atau lebih komite parlemen, lolos pemungutan suara di Majelis Nasional, dan disetujui secara resmi oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen.
Majelis Nasional (Országgyűlés) adalah badan otoritas negara tertinggi yang unikameral, dengan 199 Anggota Parlemen (országgyűlési képviselő) yang dipilih setiap empat tahun dalam pemilihan putaran tunggal first-past-the-post dengan ambang batas pemilihan 5%. Perkembangan demokrasi dan supremasi hukum di Hungaria telah menjadi subjek perdebatan dan pengawasan internasional dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait dengan perubahan konstitusional dan legislatif yang diterapkan sejak 2010 yang dianggap telah melemahkan independensi lembaga-lembaga kunci dan membatasi kebebasan sipil.
5.2. Partai Politik Utama
Sejak jatuhnya komunisme, Hungaria memiliki sistem multipartai. Pemilihan parlemen Hungaria terakhir berlangsung pada 3 April 2022. Hasilnya adalah kemenangan bagi aliansi Fidesz-KDNP, mempertahankan mayoritas dua pertiga mereka dengan Orbán tetap sebagai perdana menteri. Ini adalah pemilihan ketiga menurut Konstitusi baru Hungaria yang mulai berlaku pada 1 Januari 2012. Undang-undang pemilihan baru juga mulai berlaku pada hari itu. Para pemilih memilih 199 anggota parlemen, bukan 386 anggota parlemen sebelumnya. Sejak 2014, pemilih dari minoritas etnis di Hungaria dapat memilih dalam daftar kebangsaan. Minoritas dapat memperoleh mandat preferensial jika mereka mencapai seperempat dari bagian sembilan puluh tiga dari suara daftar. Kebangsaan yang tidak mendapatkan mandat dapat mengirim juru bicara kebangsaan ke Majelis Nasional.
Lanskap politik saat ini di Hungaria didominasi oleh Fidesz yang konservatif, yang memiliki hampir mayoritas super, dan tiga partai berukuran sedang: Koalisi Demokratik (DK) sayap kiri, Gerakan Tanah Air Kita (Our Homeland Movement) sayap kanan jauh, dan Gerakan Momentum (Momentum Movement) yang liberal. Ideologi Fidesz adalah konservatisme nasional, demokrasi Kristen, dan populisme sayap kanan. Koalisi Demokratik (DK) berideologi sosial demokrasi dan pro-Eropanisme. Gerakan Momentum berhaluan liberalisme tengah. Gerakan Tanah Air Kita adalah partai sayap kanan jauh, euroskeptis, dan ultranasionalisme. Partai-partai oposisi lainnya termasuk Partai Sosialis Hungaria (MSZP) yang berhaluan sosial demokrasi, Jobbik (sebelumnya sayap kanan jauh, kini bergeser ke tengah-kanan konservatif), dan LMP - Partai Hijau Hungaria. Distribusi kekuasaan sangat terkonsentrasi pada Fidesz, yang telah memicu kekhawatiran tentang keseimbangan kekuasaan dan kesehatan demokrasi di negara tersebut.
County (vármegye) | Pusat administratif | Populasi | Wilayah |
---|---|---|---|
Bács-Kiskun | Kecskemét | 524,841 | Dataran Besar Selatan |
![]() Baranya | Pécs | 391,455 | Transdanubia Selatan |
Békés | Békéscsaba | 361,802 | Dataran Besar Selatan |
Borsod-Abaúj-Zemplén | Miskolc | 684,793 | Hungaria Utara |
Ibu Kota Budapest | Budapest | 1,744,665 | Hungaria Tengah |
Csongrád-Csanád | Szeged | 421,827 | Dataran Besar Selatan |
![]() Fejér | Székesfehérvár | 426,120 | Transdanubia Tengah |
![]() Győr-Moson-Sopron | Győr | 449,967 | Transdanubia Barat |
Hajdú-Bihar | Debrecen | 565,674 | Dataran Besar Utara |
Heves | Eger | 307,985 | Hungaria Utara |
![]() Jász-Nagykun-Szolnok | Szolnok | 386,752 | Dataran Besar Utara |
![]() Komárom-Esztergom | Tatabánya | 311,411 | Transdanubia Tengah |
Nógrád | Salgótarján | 201,919 | Hungaria Utara |
Pest | Budapest | 1,237,561 | Hungaria Tengah |
Somogy | Kaposvár | 317,947 | Transdanubia Selatan |
Szabolcs-Szatmár-Bereg | Nyíregyháza | 552,000 | Dataran Besar Utara |
![]() Tolna | Szekszárd | 231,183 | Transdanubia Selatan |
![]() Vas | Szombathely | 257,688 | Transdanubia Barat |
Veszprém | Veszprém | 353,068 | Transdanubia Tengah |
Zala | Zalaegerszeg | 287,043 | Transdanubia Barat |
8. Ekonomi

Hungaria adalah ekonomi campuran berpenghasilan tinggi menurut OECD dengan indeks pembangunan manusia yang sangat tinggi dan tenaga kerja terampil, serta merupakan negara dengan ketidaksetaraan pendapatan terendah ke-16 di dunia. Lebih lanjut, Hungaria adalah ekonomi paling kompleks ke-9 menurut Indeks Kompleksitas Ekonomi. Ekonomi Hungaria adalah yang terbesar ke-57 di dunia (dari 188 negara yang diukur oleh IMF) dengan output 265.04 B USD dan menempati peringkat ke-49 di dunia dalam hal PDB per kapita berdasarkan paritas daya beli. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 68,3% pada tahun 2017; struktur ketenagakerjaan menunjukkan karakteristik ekonomi pasca-industri, dengan 63,2% tenaga kerja bekerja di sektor jasa, industri berkontribusi 29,7%, sementara pertanian 7,1%. Tingkat pengangguran adalah 4,1% pada tahun 2017, turun dari 11% selama krisis keuangan 2007-2008.
Hungaria merupakan bagian dari Pasar Tunggal Eropa yang mewakili lebih dari 508 juta konsumen. Beberapa kebijakan komersial domestik ditentukan oleh perjanjian antar anggota Uni Eropa dan oleh undang-undang UE. Hungaria adalah ekonomi pasar berorientasi ekspor dengan penekanan besar pada perdagangan luar negeri, sehingga negara ini merupakan ekonomi ekspor terbesar ke-36 di dunia. Negara ini memiliki ekspor lebih dari 100.00 B USD pada tahun 2015 dengan surplus perdagangan yang tinggi, yaitu 9.00 B USD, di mana 79% masuk ke UE dan 21% adalah perdagangan ekstra-UE. Hungaria memiliki lebih dari 80% ekonomi milik swasta dengan pajak keseluruhan 39,1%, yang menjadi dasar bagi ekonomi kesejahteraan negara. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga adalah komponen utama PDB dan menyumbang 50% dari total penggunaannya, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto sebesar 22% dan pengeluaran pemerintah sebesar 20%.
Hungaria terus menjadi salah satu negara terkemuka dalam menarik investasi asing langsung (FDI) di Eropa Tengah dan Timur; FDI masuk ke negara itu adalah 119.80 B USD pada tahun 2015, sementara Hungaria berinvestasi lebih dari 50.00 B USD di luar negeri. Hingga 2015, mitra dagang utama adalah Jerman, Austria, Rumania, Slowakia, Prancis, Italia, Polandia, dan Republik Ceko. Industri utama meliputi pengolahan makanan, farmasi, kendaraan bermotor, teknologi informasi, bahan kimia, metalurgi, mesin, barang-barang listrik, dan pariwisata (dengan 12,1 juta wisatawan internasional pada tahun 2014, dan 24,5 juta pada 2019). Hungaria adalah produsen elektronik terbesar di Eropa Tengah dan Timur. Manufaktur dan penelitian elektronik adalah salah satu pendorong utama inovasi dan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Dalam 20 tahun terakhir, Hungaria juga telah berkembang menjadi pusat utama untuk teknologi seluler, keamanan informasi, dan penelitian perangkat keras terkait.
Perusahaan-perusahaan besar Hungaria termasuk dalam BUX, indeks pasar saham yang terdaftar di Bursa Efek Budapest. Perusahaan terkenal termasuk perusahaan Fortune Global 500 MOL Group, OTP Bank, Gedeon Richter Plc., Magyar Telekom, CIG Pannonia, FHB Bank, Zwack Unicum, dan lainnya. Selain itu, Hungaria memiliki sebagian besar usaha kecil dan menengah khusus, misalnya sejumlah besar pemasok otomotif dan perusahaan rintisan teknologi.
Budapest adalah ibu kota keuangan dan bisnis, diklasifikasikan sebagai kota dunia Alpha dalam studi oleh Globalization and World Cities Research Network. Budapest adalah kota prima Hungaria dalam hal bisnis dan ekonomi, menyumbang 39% dari pendapatan nasional. Kota ini memiliki produk metropolitan bruto lebih dari 100.00 B USD pada tahun 2015, menjadikannya salah satu ekonomi regional terbesar di Uni Eropa. Budapest juga termasuk dalam 100 kota dengan kinerja PDB teratas di dunia, yang diukur oleh PricewaterhouseCoopers.
Hungaria mempertahankan mata uangnya sendiri, forint Hungaria (HUF), meskipun ekonominya memenuhi kriteria konvergensi Maastricht dengan pengecualian utang publik, namun juga secara signifikan di bawah rata-rata UE dengan tingkat 75,3% pada tahun 2015 (turun menjadi 66,3% pada 2019). Bank Nasional Hungaria saat ini berfokus pada stabilitas harga dengan target inflasi 3%. Tarif pajak perusahaan Hungaria hanya 9%, yang relatif rendah untuk negara-negara UE.
Meskipun liberalisasi pasar terjadi pada tahun 1990-an, Hungaria masih menghadapi tantangan ekonomi seperti inflasi dan pengangguran. Langkah-langkah reformasi ekonomi seperti reformasi layanan kesehatan, reformasi pajak, dan pendanaan pemerintah daerah masih menjadi perhatian. Meskipun pemerintah Hungaria telah menyatakan niat untuk mengadopsi euro, penggunaan mata uang ini masih dalam tahap perencanaan. Isu-isu sosial seperti hak-hak buruh, kesetaraan, dan dampak lingkungan dari industrialisasi juga menjadi pertimbangan penting dalam analisis ekonomi Hungaria dari perspektif liberalisme sosial.
8.1. Struktur Ekonomi dan Industri Utama
Hungaria memiliki sistem ekonomi campuran berpenghasilan tinggi dengan struktur industri yang berorientasi ekspor. Sektor swasta menyumbang lebih dari 80% dari PDB negara. Industri utama yang menjadi tulang punggung ekonomi Hungaria meliputi:
- Industri Otomotif:** Merupakan salah satu sektor terpenting, dengan banyak produsen mobil internasional seperti Audi, Mercedes-Benz, Suzuki, dan Opel memiliki pabrik besar di Hungaria. Sektor ini tidak hanya mencakup perakitan mobil tetapi juga produksi komponen dan penelitian dan pengembangan.
- Industri Elektronik:** Hungaria adalah salah satu produsen elektronik terbesar di Eropa Tengah dan Timur. Perusahaan multinasional seperti Samsung, Foxconn, dan Flex memiliki fasilitas produksi di sini, menghasilkan berbagai produk mulai dari televisi hingga komponen elektronik canggih.
- Industri Farmasi:** Sektor farmasi Hungaria memiliki tradisi panjang dan kuat, dengan perusahaan-perusahaan domestik seperti Gedeon Richter Plc. dan Egis Pharmaceuticals yang bersaing di pasar global. Penelitian dan pengembangan obat-obatan merupakan fokus utama.
- Pengolahan Makanan:** Dengan basis pertanian yang kuat, industri pengolahan makanan memainkan peran penting. Produk-produk seperti daging olahan, produk susu, anggur (terutama Tokaji), dan paprika olahan menjadi komoditas ekspor utama.
- Pariwisata:** Pariwisata adalah kontributor signifikan bagi ekonomi Hungaria. Budapest, dengan arsitektur bersejarah, pemandian air panas, dan kehidupan malamnya, menjadi daya tarik utama. Danau Balaton dan daerah pedesaan lainnya juga menarik banyak wisatawan. Pada tahun 2019, Hungaria menarik 24,5 juta pengunjung internasional.
- Teknologi Informasi (TI) dan Layanan Bisnis:** Sektor TI dan pusat layanan bersama (shared service centers) telah berkembang pesat, didukung oleh tenaga kerja terampil dan infrastruktur yang baik. Banyak perusahaan multinasional mendirikan pusat operasional mereka di Hungaria.
Selain industri-industri besar tersebut, Hungaria juga memiliki sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang beragam, termasuk pemasok otomotif dan perusahaan rintisan teknologi. Kontribusi ekonomi dari sektor-sektor ini sangat signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja.
Namun, dari perspektif liberalisme sosial, penting untuk memperhatikan aspek-aspek sosial yang terkait dengan perkembangan industri ini. Isu-isu seperti hak-hak buruh, kondisi kerja, kesetaraan upah, dan dampak lingkungan dari kegiatan industri perlu mendapat perhatian. Meskipun Hungaria memiliki undang-undang ketenagakerjaan yang sejalan dengan standar Uni Eropa, implementasi dan penegakannya terkadang menjadi tantangan. Kesenjangan upah antara gender dan antara pekerja lokal dengan ekspatriat juga menjadi isu. Selain itu, beberapa industri, terutama manufaktur berat dan kimia, dapat menimbulkan dampak lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, memerlukan pengawasan dan regulasi yang ketat untuk memastikan pembangunan berkelanjutan.
8.2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Hungaria memiliki sejarah panjang dalam kontribusi signifikan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan upaya penelitian dan pengembangan (R&D) merupakan bagian integral dari ekonomi negara. Pada tahun 2020, Hungaria menghabiskan 1,61% dari produk domestik bruto (PDB) untuk R&D sipil, yang merupakan rasio tertinggi ke-25 di dunia. Hungaria menempati peringkat ke-32 di antara negara-negara paling inovatif dalam Indeks Inovasi Bloomberg dan peringkat ke-36 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2024. Pada tahun 2014, Hungaria memiliki 2.651 peneliti penuh waktu per juta penduduk.
Industri teknologi tinggi Hungaria mendapat manfaat dari tenaga kerja terampil dan kehadiran kuat perusahaan teknologi tinggi asing serta pusat penelitian. Hungaria juga memiliki salah satu tingkat pengajuan paten tertinggi, rasio output teknologi tinggi dan menengah-tinggi tertinggi ke-6 dalam total output industri, arus masuk FDI penelitian tertinggi ke-12, menempati peringkat ke-14 dalam bakat penelitian di perusahaan bisnis, dan memiliki rasio efisiensi inovasi keseluruhan terbaik ke-17 di dunia.
Aktor utama R&D di Hungaria adalah Kantor Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (NRDI), yang merupakan lembaga strategis dan pendanaan nasional untuk penelitian ilmiah, pengembangan, dan inovasi. Peran NRDI adalah mengembangkan kebijakan R&D, memastikan Hungaria berinvestasi secara memadai dalam R&D dengan mendanai penelitian unggulan dan mendukung inovasi untuk meningkatkan daya saing, serta mempersiapkan strategi R&D pemerintah, menangani Dana NRDI, dan mewakili pemerintah serta komunitas R&D di organisasi internasional.
Penelitian ilmiah didukung sebagian oleh industri dan sebagian oleh negara, melalui universitas dan lembaga ilmiah negara seperti Akademi Ilmu Pengetahuan Hungaria. Hungaria telah menjadi rumah bagi beberapa peneliti terkemuka dalam berbagai disiplin ilmu, terutama fisika, matematika, kimia, dan teknik. Hingga 2018, tiga belas ilmuwan Hungaria telah menerima Hadiah Nobel. Beberapa ilmuwan kontemporer termasuk matematikawan László Lovász, fisikawan Albert-László Barabási, fisikawan Ferenc Krausz, dan ahli biokimia Árpád Pusztai. Hungaria memiliki pendidikan matematika yang sangat baik yang telah melatih banyak ilmuwan berprestasi. Matematikawan Hungaria terkenal termasuk Farkas Bolyai dan putranya János Bolyai (salah satu pendiri geometri non-Euclidean), Paul Erdős, dan John von Neumann (kontributor utama dalam mekanika kuantum dan teori permainan, pelopor komputasi digital, dan kepala matematikawan dalam Proyek Manhattan). Penemuan-penemuan Hungaria yang terkenal termasuk korek api timbal dioksida (János Irinyi), jenis karburator (Donát Bánki, János Csonka), mesin dan generator kereta listrik (AC) (Kálmán Kandó), holografi (Dennis Gabor), filter Kalman (Rudolf E. Kálmán), dan Kubus Rubik (Ernő Rubik).
Investasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting untuk daya saing nasional dan pembangunan berkelanjutan. Namun, perlu dipastikan bahwa manfaat dari inovasi ini tersebar secara merata dan bahwa perkembangan teknologi tidak memperburuk kesenjangan sosial atau menciptakan masalah etika baru.
8.3. Transportasi
Hungaria memiliki sistem transportasi jalan, kereta api, udara, dan air yang sangat maju. Budapest berfungsi sebagai pusat penting bagi sistem kereta api Hungaria (MÁV). Ibu kota dilayani oleh tiga stasiun kereta api besar yang disebut Keleti (Timur), Nyugati (Barat), dan Déli (Selatan) pályaudvar (terminal). Szolnok adalah pusat kereta api terpenting di luar Budapest, sementara Stasiun Kereta Api Tiszai di Miskolc dan stasiun utama Szombathely, Győr, Szeged, dan Székesfehérvár juga merupakan kunci jaringan. Mulai Maret 2024, transportasi di kereta api Hungaria MÁV gratis untuk orang berusia 65 tahun ke atas dan di bawah 14 tahun.
Budapest, Debrecen, Miskolc, dan Szeged memiliki jaringan trem. Metro Budapest adalah sistem metro bawah tanah tertua kedua di dunia; Jalur M1-nya berasal dari tahun 1896. Sistem ini terdiri dari empat jalur. Sistem kereta api komuter regional, HÉV, beroperasi di wilayah metropolitan Budapest.
Hungaria memiliki total panjang jalan tol (autópályapelafalan: autopáyaBahasa Hungaria) sekitar 1.31 K km. Bagian jalan tol terus ditambahkan ke jaringan yang ada, yang sudah menghubungkan banyak kota penting secara ekonomi ke ibu kota. Pelabuhan-pelabuhan utama terletak di Budapest, Dunaújváros, dan Baja.
Terdapat lima bandara internasional: Bandara Internasional Budapest Ferenc Liszt (secara informal disebut "Ferihegy"), Bandara Internasional Debrecen, Bandara Hévíz-Balaton (juga disebut Bandara Sármellék), Bandara Internasional Győr-Pér, dan Bandara Internasional Pécs-Pogány. Namun, hanya dua di antaranya (Budapest dan Debrecen) yang melayani penerbangan terjadwal. Maskapai penerbangan berbiaya rendah Wizz Air berbasis di Ferihegy. Infrastruktur transportasi yang baik ini mendukung mobilitas penduduk dan barang, serta berkontribusi pada integrasi ekonomi Hungaria dengan negara-negara tetangga dan Uni Eropa.
8.4. Energi

Pasokan energi total Hungaria didominasi oleh bahan bakar fosil, dengan gas alam menempati porsi terbesar, diikuti oleh minyak dan batu bara. Pada Juni 2020, Hungaria mengesahkan undang-undang yang mengikatnya pada target emisi nol bersih pada tahun 2050. Sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas dari kebijakan energi dan iklim nasional, Hungaria juga memperluas Strategi Energi Nasional 2030 untuk melihat lebih jauh, menambahkan pandangan hingga 2040 yang memprioritaskan energi netral karbon dan hemat biaya sambil berfokus pada penguatan keamanan energi dan kemandirian energi.
Kekuatan utama dalam target 2050 negara ini termasuk energi terbarukan, tenaga nuklir, dan elektrifikasi sektor pengguna akhir. Investasi signifikan di sektor listrik diharapkan, termasuk untuk pembangunan dua unit pembangkit energi nuklir baru. Kapasitas energi terbarukan telah meningkat secara signifikan, tetapi dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan di sektor energi terbarukan mengalami stagnasi. Terlebih lagi, kebijakan tertentu yang membatasi pengembangan tenaga angin diperkirakan akan berdampak negatif pada sektor energi terbarukan.
Emisi gas rumah kaca Hungaria telah menurun seiring dengan berkurangnya penggunaan bahan bakar berbasis karbon dalam ekonomi. Namun, analisis independen telah mengidentifikasi ruang bagi Hungaria untuk menetapkan target pengurangan emisi yang lebih ambisius. Isu lingkungan terkait produksi dan konsumsi energi, seperti dampak penambangan batu bara atau keamanan fasilitas nuklir, serta transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, menjadi pertimbangan penting dari perspektif liberalisme sosial dan keberlanjutan lingkungan.
9. Masyarakat
Bagian ini menguraikan komposisi demografis Hungaria, termasuk etnis, bahasa, dan agama, serta aspek-aspek sosial lainnya seperti pendidikan dan kesehatan.
9.1. Kependudukan

Populasi Hungaria adalah 9.689.000 pada tahun 2021 menurut Kantor Pusat Statistik Hungaria, menjadikannya negara terpadat kelima di Eropa Tengah dan Timur, dan negara anggota Uni Eropa berukuran sedang. Seperti negara-negara bekas Blok Timur lainnya, populasinya telah menurun drastis sejak jatuhnya komunisme, setelah mencapai puncaknya pada 10,8 juta pada tahun 1980. Kepadatan penduduk mencapai 107 jiwa per kilometer persegi, yang sekitar dua kali lebih tinggi dari rata-rata dunia. Sekitar 70% populasi tinggal di kota-kota besar dan kecil secara keseluruhan, yang jauh di atas tingkat global 56% tetapi lebih rendah dari sebagian besar negara maju; seperempat penduduk Hungaria tinggal di Wilayah metropolitan Budapest di wilayah utara-tengah.
Seperti kebanyakan negara Eropa, Hungaria mengalami kesuburan sub-penggantian; perkiraan tingkat kesuburan totalnya sebesar 1,43 anak per wanita jauh di bawah tingkat penggantian 2,1. Akibatnya, populasinya secara bertahap menurun dan menua dengan cepat; usia rata-rata adalah 42,7 tahun, salah satu yang tertinggi di dunia. Tren ini diperburuk oleh tingginya tingkat emigrasi, terutama di kalangan orang dewasa muda, dan kebijakan anti-imigrasi, yang dipercepat pada tahun 1990-an tetapi sejak itu agak mereda.
Pada tahun 2011, pemerintah konservatif memulai program untuk meningkatkan angka kelahiran di antara etnis Hungaria (Magyar) dengan mengembalikan cuti hamil tiga tahun dan meningkatkan ketersediaan pekerjaan paruh waktu; tingkat kesuburan sejak itu meningkat secara bertahap dari titik terendahnya 1,27 anak per wanita pada tahun 2011, dalam beberapa tahun naik hingga 1,5. Pada tahun 2015, 47,9% kelahiran berasal dari wanita yang belum menikah. Harapan hidup adalah 71,96 tahun untuk pria dan 79,62 tahun untuk wanita pada tahun 2015, terus meningkat sejak jatuhnya Komunisme.
9.2. Etnisitas

Menurut sensus 2011, terdapat 8.314.029 (83,7%) etnis Hungaria (Magyar), 308.957 (3,1%) orang Roma, 131.951 (1,3%) orang Jerman, 29.647 (0,3%) orang Slowakia, 26.345 (0,3%) orang Rumania, dan 23.561 (0,2%) orang Kroasia di Hungaria; 1.455.883 orang (14,7% dari total populasi) tidak menyatakan etnisitas mereka. Dengan demikian, etnis Hungaria merupakan lebih dari 90% dari orang-orang yang menyatakan etnisitas mereka. Di Hungaria, orang dapat menyatakan lebih dari satu etnisitas, sehingga jumlah etnisitas lebih tinggi dari total populasi.
Hungaria mengakui dua kelompok minoritas yang cukup besar, yang ditetapkan sebagai "minoritas nasional" karena nenek moyang mereka telah tinggal di wilayah masing-masing selama berabad-abad di Hungaria: komunitas Jerman sekitar 130.000 orang yang tinggal di seluruh negeri, dan minoritas Roma yang berjumlah sekitar 300.000 orang dan terutama tinggal di bagian utara negara itu. Beberapa penelitian menunjukkan jumlah orang Roma yang jauh lebih besar di Hungaria (876.000 orang - sekitar 9% dari populasi). Kelompok minoritas Roma sering menghadapi diskriminasi dan tantangan sosial-ekonomi, termasuk akses terbatas ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan kesehatan. Isu integrasi sosial dan perlindungan hak-hak kelompok minoritas, khususnya Roma, menjadi perhatian penting dari perspektif hak asasi manusia dan keadilan sosial. Selain itu, terdapat sekitar 5 juta etnis Hungaria yang tinggal di luar Hungaria, terutama di negara-negara tetangga akibat perubahan perbatasan historis.
9.3. Bahasa
Bahasa Hungaria adalah bahasa resmi dan bahasa dominan yang dituturkan. Bahasa Hungaria adalah bahasa pertama yang paling banyak dituturkan ke-13 di Eropa dengan sekitar 13 juta penutur asli dan merupakan salah satu dari 24 bahasa resmi dan kerja Uni Eropa. Di luar Hungaria, bahasa ini juga dituturkan di negara-negara tetangga dan oleh komunitas diaspora Hungaria di seluruh dunia. Menurut sensus 2011, 9.896.333 orang (99,6%) berbicara bahasa Hungaria di Hungaria, di antaranya 9.827.875 orang (99%) berbicara sebagai bahasa pertama, sementara 68.458 orang (0,7%) berbicara sebagai bahasa kedua. Bahasa Inggris (1.589.180 penutur, 16,0%), dan bahasa Jerman (1.111.997 penutur, 11,2%) adalah bahasa asing yang paling banyak dituturkan, sementara ada beberapa bahasa minoritas yang diakui di Hungaria (Armenia, Bulgaria, Kroasia, Jerman, Yunani, Rumania, Romani, Rusyn, Serbia, Slowakia, Slovenia, dan Ukraina).
Bahasa Hungaria adalah anggota rumpun bahasa Uralik, tidak terkait dengan bahasa tetangga mana pun dan berkerabat jauh dengan bahasa Finlandia dan bahasa Estonia. Ini adalah bahasa Uralik terbesar dalam hal jumlah penutur dan satu-satunya yang dituturkan di Eropa Tengah. Bahasa Hungaria Standar didasarkan pada variasi yang dituturkan di Budapest. Meskipun penggunaan dialek standar ditegakkan, bahasa Hungaria memiliki beberapa dialek perkotaan dan pedesaan. Upaya pelestarian bahasa etnis minoritas dilakukan, meskipun tantangan tetap ada dalam memastikan penggunaan dan transmisi bahasa-bahasa ini kepada generasi muda.
9.4. Agama

Hungaria secara historis adalah negara Kristen dengan warisan Kristen yang mengakar kuat. Historiografi Hungaria mengidentifikasi pendirian negara Hungaria dengan pembaptisan dan penobatan István I dengan Mahkota Suci pada tahun 1000 M. István mengumumkan Katolik sebagai agama negara, dan para penggantinya secara tradisional dikenal sebagai Raja Apostolik. Gereja Katolik di Hungaria tetap kuat selama berabad-abad, dan Uskup Agung Esztergom diberikan hak istimewa temporal yang luar biasa sebagai pangeran-primat (hercegprímás) Hungaria.

Meskipun Hungaria kontemporer tidak memiliki agama resmi negara dan mengakui kebebasan beragama sebagai hak fundamental, konstitusi "mengakui peran pembangunan bangsa Kristen" dalam mukadimahnya dan dalam Pasal VII menegaskan bahwa "negara dapat bekerja sama dengan gereja-gereja untuk tujuan komunitas." Sensus 2022 menunjukkan bahwa 42,5% orang Hungaria adalah Kristen, sebagian besar adalah Katolik Roma (római katolikusok) (27,5%) dan Calvinis Gereja Reformasi Hungaria (reformátusok) (9,8%), bersama dengan Lutheran (evangélikusok) (1,8%), Katolik Yunani (1,7%), dan Kristen lainnya (1,7%). Komunitas Yahudi (0,1%), Buddha (0,1%), dan Islam (0,1%) adalah minoritas kecil. 40,1% populasi tidak menyatakan afiliasi agama, sementara 16,1% menyatakan diri secara eksplisit tidak beragama.
Selama tahap awal Reformasi Protestan, sebagian besar orang Hungaria menganut Lutheranisme terlebih dahulu dan kemudian Calvinisme dalam bentuk Gereja Reformasi Hungaria. Tokoh kunci dalam gerakan Calvinis termasuk Márton Kálmáncsehi dan Péter Melius Juhász. Melius Juhász memainkan peran penting dalam menerjemahkan Alkitab dan teks-teks agama lainnya ke dalam bahasa Hungaria, dan ia mendirikan Debrecen di Dataran Hungaria Besar sebagai jantung Calvinisme Hungaria, memberinya julukan "Jenewa Hungaria" atau "Roma Calvinis" kedua. Pada paruh kedua abad ke-16, para Yesuit memimpin kampanye Kontra-Reformasi, dan populasi sekali lagi menjadi mayoritas Katolik. Namun, kampanye ini hanya berhasil sebagian, dan bangsawan Hungaria (sebagian besar Reformed) mampu mengamankan kebebasan beribadah bagi kaum Protestan. Dalam praktiknya, ini berarti cuius regio, eius religio; dengan demikian, sebagian besar daerah di Hungaria masih dapat diidentifikasi sebagai Katolik, Lutheran, atau Reformed secara historis. Wilayah timur negara itu, terutama di sekitar Debrecen ("Roma Calvinis"), tetap hampir seluruhnya Reformed, sebuah ciri yang mereka bagi dengan wilayah etnis Hungaria yang bersebelahan secara historis di seberang perbatasan Rumania. Kristen Ortodoks Timur di Hungaria dikaitkan dengan minoritas etnis negara itu: Armenia, Bulgaria, Yunani, Rumania, Rusyn, Ukraina, dan Serbia.
Secara historis, Hungaria adalah rumah bagi komunitas Yahudi yang signifikan, dengan populasi sebelum Perang Dunia II lebih dari 800.000; namun, diperkirakan lebih dari 564.000 orang Yahudi Hungaria terbunuh antara tahun 1941 dan 1945 selama Holocaust di Hungaria. Antara 15 Mei dan 9 Juli 1944 saja, lebih dari 434.000 orang Yahudi dideportasi. Dari lebih dari 800.000 orang Yahudi yang tinggal di dalam perbatasan Hungaria pada tahun 1941-1944, sekitar 255.500 diperkirakan selamat. Saat ini ada sekitar 120.000 orang Yahudi di Hungaria. Kebebasan beragama dijamin, namun hubungan antara negara dan organisasi keagamaan, serta pengakuan status hukum gereja, telah menjadi subjek perdebatan dalam beberapa tahun terakhir.
9.5. Pendidikan


Pendidikan di Hungaria sebagian besar bersifat publik, dijalankan oleh Kementerian Pendidikan. Pendidikan prasekolah-taman kanak-kanak bersifat wajib dan disediakan untuk semua anak berusia antara tiga dan enam tahun, setelah itu kehadiran di sekolah juga wajib hingga usia enam belas tahun. Pendidikan dasar biasanya berlangsung selama delapan tahun. Pendidikan menengah mencakup tiga jenis sekolah tradisional yang berfokus pada tingkat akademik yang berbeda: Gimnasium (Gymnasium) menerima siswa paling berbakat dan mempersiapkan siswa untuk studi universitas; sekolah menengah kejuruan untuk siswa tingkat menengah berlangsung selama empat tahun dan sekolah teknik mempersiapkan siswa untuk pendidikan kejuruan dan pekerjaan. Sistem ini sebagian fleksibel dan jembatan penghubung ada. Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) menilai siswa berusia 13-14 tahun di Hungaria sebagai salah satu yang terbaik di dunia untuk matematika dan sains.
Sebagian besar universitas adalah lembaga publik, dan siswa secara tradisional belajar tanpa biaya. Persyaratan umum untuk universitas adalah Matura. Sistem pendidikan tinggi publik Hungaria mencakup universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya yang menyediakan kurikulum pendidikan dan gelar terkait hingga gelar doktor dan juga berkontribusi pada kegiatan penelitian. Asuransi kesehatan untuk siswa gratis hingga akhir studi mereka. Bahasa Inggris dan bahasa Jerman penting dalam pendidikan tinggi Hungaria; ada sejumlah program gelar yang diajarkan dalam bahasa-bahasa ini, yang menarik ribuan siswa pertukaran setiap tahun. Pendidikan dan pelatihan tinggi Hungaria menduduki peringkat ke-44 dari 148 negara dalam Laporan Daya Saing Global 2014.


Hungaria memiliki tradisi panjang pendidikan tinggi dan ekonomi berbasis pengetahuan yang mapan. Beberapa universitas termasuk yang tertua yang beroperasi secara berkelanjutan di dunia, termasuk Universitas Pécs (didirikan 1367), Universitas Óbuda (1395), dan Universitas Istropolitana (1465). Universitas Nagyszombat didirikan pada 1635 dan pindah ke Buda pada 1777, dan sekarang disebut Universitas Eötvös Loránd. Institut teknologi pertama di dunia didirikan di Selmecbánya pada 1735; penerus hukumnya adalah Universitas Miskolc. Universitas Teknologi dan Ekonomi Budapest dianggap sebagai institut teknologi tertua di dunia dengan peringkat dan struktur universitas, pendahulu hukumnya Institutum Geometrico-Hydrotechnicum didirikan pada 1782 oleh Kaisar Joseph II.
Hungaria menempati peringkat keempat (di atas tetangganya Rumania, dan setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia) dalam perolehan medali sepanjang masa di Olimpiade Matematika Internasional dengan total 336 medali, sejak tahun 1959. Akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas dan isu-isu terkait pendanaan pendidikan tinggi serta otonomi universitas menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir.
9.6. Kesehatan

Hungaria mempertahankan sistem layanan kesehatan universal yang sebagian besar dibiayai oleh asuransi kesehatan nasional pemerintah. Menurut OECD, 100% populasi dilindungi oleh asuransi kesehatan universal, yang gratis untuk anak-anak, pelajar, pensiunan, orang berpenghasilan rendah, penyandang disabilitas, dan karyawan gereja. Hungaria menghabiskan 7,2% dari PDB untuk layanan kesehatan, dengan pengeluaran $2.045 per kapita, di mana $1.365 disediakan oleh pemerintah.
Hungaria adalah salah satu tujuan utama wisata medis di Eropa, terutama untuk kedokteran gigi, di mana pangsa pasarnya adalah 42% di Eropa dan 21% di seluruh dunia. Bedah plastik juga merupakan sektor kunci, dengan 30% klien berasal dari luar negeri. Hungaria terkenal dengan budaya spa-nya dan merupakan rumah bagi banyak spa obat, yang menarik "wisata spa".
Seperti di negara maju lainnya, penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian, menyumbang 49,4% (62.979) dari semua kematian pada tahun 2013. Namun, angka ini mencapai puncaknya pada tahun 1985 dengan 79.355 kematian, dan terus menurun sejak jatuhnya komunisme. Penyebab kematian utama kedua adalah kanker dengan 33.274 (26,2%), yang stagnan sejak tahun 1990-an. Kematian akibat kecelakaan turun dari 8.760 pada tahun 1990 menjadi 3.654 pada tahun 2013; jumlah bunuh diri telah menurun drastis dari 4.911 pada tahun 1983 menjadi 2.093 pada tahun 2013 (21,1 per 100.000 orang), terendah sejak 1956. Terdapat kesenjangan kesehatan yang cukup besar antara bagian barat dan timur Hungaria; penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan bunuh diri lazim di wilayah Dataran Besar yang sebagian besar agraris dan berpenghasilan rendah di timur, tetapi jarang terjadi di daerah berpenghasilan tinggi dan kelas menengah di Transdanubia Barat dan Hungaria Tengah. Merokok adalah penyebab utama kematian, meskipun sedang menurun tajam: Proporsi perokok dewasa menurun menjadi 19% pada tahun 2013 dari 28% pada tahun 2012, karena peraturan ketat seperti larangan merokok nasional di setiap tempat umum dalam ruangan dan pembatasan penjualan tembakau ke "Toko Tembakau Nasional" yang dikontrol negara. Kesetaraan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas bagi semua kelompok masyarakat, termasuk kelompok rentan dan minoritas, serta pendanaan yang memadai untuk sistem kesehatan publik, merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dari perspektif liberalisme sosial.
10. Budaya
Budaya Hungaria sangat kaya dan beragam, mencerminkan sejarah panjang interaksi dengan berbagai peradaban dan tradisi lokal yang kuat. Bagian ini akan memperkenalkan berbagai warisan budaya dan budaya kontemporer Hungaria.
10.1. Arsitektur


Hungaria adalah rumah bagi sinagoga terbesar di Eropa, yang dibangun pada tahun 1859 dengan gaya Kebangkitan Moor dan berkapasitas 3.000 orang; pemandian obat terbesar di Eropa, pemandian air panas Széchenyi, selesai dibangun pada tahun 1913 dengan gaya Renaisans Modern dan terletak di taman kota Budapest; salah satu basilika terbesar di Eropa; biara teritorial terbesar kedua di dunia; dan nekropolis Kristen awal terbesar di luar Italia.
Gaya arsitektur yang menonjol di Hungaria mencakup Historisisme dan berbagai varian Art Nouveau. Berbeda dengan Historisisme, Art Nouveau Hungaria didasarkan pada karakteristik arsitektur nasional. Mempertimbangkan asal-usul timur bangsa Hungaria, Ödön Lechner, tokoh terpenting dalam Art Nouveau Hungaria, pada awalnya terinspirasi oleh arsitektur India dan Suriah, dan kemudian oleh desain dekoratif tradisional Hungaria.

Dengan cara ini, ia menciptakan sintesis gaya arsitektur yang orisinal. Dengan menerapkannya pada elemen arsitektur tiga dimensi, ia menghasilkan versi Art Nouveau yang khas Hungaria. Beralih dari gaya Lechner, namun mengambil inspirasi dari pendekatannya, kelompok "Orang Muda" (Fiatalok), yang mencakup Károly Kós dan Dezsö Zrumeczky, menggunakan struktur dan bentuk karakteristik arsitektur tradisional Hungaria untuk mencapai tujuan yang sama.
Selain dua gaya utama tersebut, Budapest juga menampilkan versi lokal dari tren yang berasal dari negara-negara Eropa lainnya. Sezession dari Wina, Jugendstil Jerman, Art Nouveau dari Belgia dan Prancis, serta pengaruh arsitektur Inggris dan Finlandia semuanya tercermin dalam bangunan-bangunan yang dibangun pada pergantian abad ke-20. Béla Lajta awalnya mengadopsi gaya Lechner, kemudian mengambil inspirasi dari tren Inggris dan Finlandia; setelah mengembangkan minat pada gaya Mesir Kuno, ia akhirnya tiba pada arsitektur modern. Aladár Árkay menempuh rute yang hampir sama. István Medgyaszay mengembangkan gayanya sendiri, yang berbeda dari Lechner, menggunakan motif tradisional yang distilisasi untuk menciptakan desain dekoratif dalam beton. Dalam bidang seni terapan, pihak yang paling bertanggung jawab untuk mempromosikan penyebaran Art Nouveau adalah Sekolah dan Museum Seni Dekoratif, yang dibuka pada tahun 1896.
Di pusat kota Budapest, hampir semua bangunan berusia sekitar seratus tahun, dengan dinding tebal, langit-langit tinggi, dan motif di dinding depan. Beberapa contoh bangunan bersejarah perwakilan termasuk Biara Ják (Romanesque), Istana Eszterháza (Barok, sering disebut "Versailles Hungaria"), Gedung Parlemen Hungaria di Budapest (Historisisme dengan elemen Neo-Gotik), dan Balai Kota Kiskunfélegyháza (Art Nouveau Hungaria). Pelestarian warisan arsitektur ini penting untuk identitas budaya Hungaria.
10.2. Musik


Musik Hungaria sebagian besar terdiri dari musik rakyat tradisional Hungaria dan musik oleh komposer terkemuka seperti Franz Liszt dan Béla Bartók, yang dianggap sebagai salah satu komposer Hungaria terbesar. Komposer terkenal lainnya adalah Ernst von Dohnányi, Franz Schmidt, Zoltán Kodály, Gabriel von Wayditch, Rudolf Wagner-Régeny, László Lajtha, Franz Lehár, Imre Kálmán, Sándor Veress, dan Miklós Rózsa. Musik tradisional Hungaria cenderung memiliki ritme daktilik yang kuat, karena bahasa tersebut selalu ditekankan pada suku kata pertama setiap kata.
Hungaria memiliki komposer musik klasik kontemporer terkenal, di antaranya György Ligeti, György Kurtág, Péter Eötvös, Zoltán Kodály, dan Zoltán Jeney. Bartók adalah salah satu musisi paling signifikan abad ke-20. Musiknya diperkuat oleh tema, mode, dan pola ritmis tradisi musik rakyat Hungaria dan negara tetangga yang ia pelajari, yang ia sintesis dengan pengaruh dari orang-orang sezamannya menjadi gayanya yang khas. Musik rakyat adalah bagian penting dari identitas nasional dan telah signifikan di bekas bagian negara yang termasuk-sejak Perjanjian Trianon 1920-ke negara tetangga seperti Rumania, Slowakia, Polandia, dan terutama di Slowakia selatan dan Transilvania.
Broughton mengklaim bahwa "suara menular Hungaria secara mengejutkan berpengaruh pada negara-negara tetangga (mungkin berkat sejarah Austria-Hungaria yang sama) dan tidak jarang mendengar nada-nada yang terdengar seperti Hungaria di Rumania, Slowakia, dan Polandia". Musik ini juga kuat di daerah Szabolcs-Szatmár-Bereg dan di bagian barat daya Transdanubia, dekat perbatasan dengan Kroasia. Karnaval Busójárás di Mohács adalah acara musik rakyat Hungaria utama, yang sebelumnya menampilkan Orkestra Bogyiszló yang sudah lama berdiri dan dihormati.
Musik klasik Hungaria telah lama menjadi "eksperimen, yang dibuat dari anteseden Hungaria dan di tanah Hungaria, untuk menciptakan budaya musik sadar [menggunakan] dunia musik lagu rakyat". Meskipun kelas atas Hungaria telah lama memiliki hubungan budaya dan politik dengan seluruh Eropa, yang menyebabkan masuknya ide-ide musik Eropa, petani pedesaan mempertahankan tradisi mereka sendiri sehingga pada akhir abad ke-19 komposer Hungaria dapat memanfaatkan musik petani pedesaan untuk (kembali) menciptakan gaya klasik Hungaria. Misalnya, Béla Bartók dan Zoltán Kodály, dua komposer paling terkenal Hungaria, dikenal karena menggunakan tema rakyat dalam musik mereka sendiri.
Selama era pemerintahan komunis di Hungaria, Komite Lagu menjelajahi dan menyensor musik populer untuk mencari jejak subversi dan ketidakmurnian ideologis. Namun, sejak itu, industri musik Hungaria mulai pulih, menghasilkan artis sukses di bidang jazz seperti pemain terompet Rudolf Tomsits, pianis-komposer Károly Binder dan, dalam bentuk modern musik rakyat Hungaria, Ferenc Sebő dan Márta Sebestyén. Tiga raksasa rock Hungaria, Illés, Metró, dan Omega, tetap sangat populer, terutama Omega, yang memiliki pengikut di Jerman dan sekitarnya serta di Hungaria. Band-band underground veteran yang lebih tua seperti Beatrice, dari tahun 1980-an, juga tetap populer. Musik kontemporer Hungaria mencakup berbagai genre, dari pop dan rock hingga elektronik dan hip-hop, seringkali dengan pengaruh musik rakyat tradisional.
10.3. Kuliner


Hidangan tradisional seperti goulash (gulyás rebusan atau sup gulyás) yang terkenal di dunia menonjol dalam masakan Hungaria. Hidangan sering dibumbui dengan paprika (cabai merah giling), sebuah inovasi Hungaria. Bubuk paprika, yang diperoleh dari jenis cabai khusus, adalah salah satu bumbu paling umum yang digunakan dalam masakan khas Hungaria. Krim asam kental yang disebut tejföl sering digunakan untuk melembutkan rasa hidangan. Sup ikan sungai panas Hungaria yang terkenal yang disebut sup nelayan atau halászlé biasanya merupakan campuran kaya dari beberapa jenis ikan rebus.
Hidangan lainnya adalah paprikash ayam, foie gras yang terbuat dari hati angsa, rebusan pörkölt, vadas, (rebusan daging buruan dengan kuah sayuran dan dumpling), trout dengan almond dan dumpling asin dan manis, seperti túrós csusza, (dumpling dengan keju quark segar dan krim asam kental). Makanan penutup termasuk Dobos torte yang ikonik, strudel (rétes), diisi dengan apel, ceri, biji poppy atau keju, panekuk Gundel, dumpling plum (szilvás gombóc), dumpling somlói, sup penutup seperti sup ceri asam dingin dan pure kastanye manis, gesztenyepüré (kastanye matang yang dihaluskan dengan gula dan rum dan dipecah menjadi remah-remah, diberi krim kocok). Perec dan kifli adalah kue-kue yang sangat populer.
Csárda adalah jenis penginapan Hungaria yang paling khas, sebuah kedai gaya lama yang menawarkan masakan dan minuman tradisional. Borozó biasanya menunjukkan kedai anggur kuno yang nyaman, pince adalah gudang bir atau anggur dan söröző adalah pub yang menawarkan bir draft dan terkadang makanan. Bisztró adalah restoran murah yang seringkali dengan layanan mandiri. Büfé adalah tempat termurah, meskipun seseorang mungkin harus makan sambil berdiri di konter. Kue kering, kue, dan kopi disajikan di toko kue yang disebut cukrászda, sedangkan eszpresszó adalah kafe.
Pálinka adalah brendi buah, disuling dari buah yang ditanam di kebun buah-buahan yang terletak di Dataran Besar Hungaria. Ini adalah minuman keras asli Hungaria dan tersedia dalam berbagai rasa termasuk aprikot (barack) dan ceri (cseresznye). Namun, plum (szilva) adalah rasa yang paling populer. Bir cocok dengan banyak hidangan tradisional Hungaria. Lima merek bir utama Hungaria adalah: Borsodi, Soproni, Arany Ászok, Kõbányai, dan Dreher. Orang-orang secara tradisional tidak membenturkan gelas atau mug mereka saat minum bir. Ada legenda urban dalam budaya Hungaria bahwa para jenderal Austria membenturkan gelas bir mereka untuk merayakan eksekusi 13 Martir Arad pada tahun 1849. Banyak orang masih mengikuti tradisi tersebut, meskipun orang-orang muda sering menyangkalnya, dengan alasan bahwa sumpah itu hanya dimaksudkan untuk bertahan selama 150 tahun.
Hungaria ideal untuk pembuatan anggur, dan negara ini dapat dibagi menjadi banyak wilayah. Bangsa Romawi membawa tanaman anggur ke Pannonia, dan pada abad ke-5 M, ada catatan tentang kebun anggur yang luas di tempat yang sekarang menjadi Hungaria. Bangsa Hungaria membawa pengetahuan pembuatan anggur mereka dari Timur. Menurut Ahmad ibn Rustah, suku-suku Hungaria sudah akrab dengan pembuatan anggur jauh sebelum penaklukan mereka atas Cekungan Carpathia. Berbagai wilayah anggur menawarkan berbagai macam gaya: produk utama negara ini adalah anggur putih kering yang elegan dan bertubuh penuh dengan keasaman yang baik, meskipun anggur putih manis yang kompleks (wilayah anggur Tokaj), anggur merah elegan (wilayah anggur Eger) dan anggur merah bertubuh penuh yang kuat (Villány dan Szekszárd) juga diproduksi. Varietas utama adalah: Olaszrizling, Hárslevelű, Furmint, Pinot gris atau Szürkebarát, Chardonnay (putih), Kékfrankos (atau Blaufränkisch dalam bahasa Jerman), Kadarka, Portugieser, Zweigelt, Cabernet Sauvignon, Cabernet Franc, dan Merlot. Anggur paling terkenal dari Hungaria adalah Tokaji Aszú dan Egri Bikavér. Anggur Tokaji telah menerima pujian dari banyak penulis dan komposer hebat.
Selama lebih dari 150 tahun, campuran empat puluh ramuan Hungaria telah digunakan untuk membuat minuman keras Unicum, minuman keras pahit berwarna gelap yang dapat diminum sebagai minuman pembuka atau setelah makan. Budaya makan di Hungaria seringkali melibatkan pertemuan keluarga dan perayaan, di mana hidangan tradisional disajikan dengan bangga.
10.4. Olahraga

satu yang terbaik di dunia, memegang rekor dunia untuk medali emas Olimpiade dan medali keseluruhan.

Atlet Hungaria telah menjadi pesaing yang sukses di Olimpiade Musim Panas. Hungaria menempati peringkat ke-9 dengan total 511 medali dalam tabel medali Olimpiade Musim Panas sepanjang masa. Hungaria memiliki jumlah medali Olimpiade per kapita tertinggi ketiga dan jumlah medali emas per kapita tertinggi kedua di dunia. Hungaria secara historis unggul dalam olahraga air Olimpiade. Dalam polo air, tim pria Hungaria adalah peraih medali terkemuka dengan selisih yang signifikan, dan dalam renang, tim pria dan tim wanita keduanya menempati peringkat kelima paling sukses. Hungaria memimpin perolehan medali keseluruhan dalam kano dan kayak. Hungaria memenangkan medali emas pertamanya di Olimpiade Musim Dingin pada tahun 2018 dalam seluncur cepat lintasan pendek pria dengan tim yang terdiri dari empat orang: Csaba Burján, Shaolin Sándor Liu, Shaoang Liu, dan Viktor Knoch.
Hungaria menjadi tuan rumah banyak acara olahraga global, termasuk Kejuaraan Tinju Amatir Dunia 1997, Kejuaraan Anggar Dunia 2000, Kejuaraan Seluncur Cepat Allround Dunia 2001, Pesta Olahraga Antar Universitas Dunia 2008, Kejuaraan Pentathlon Modern Dunia 2008, Seri Kejuaraan Dunia ITU 2010, Kejuaraan Dunia IIHF 2011, Kejuaraan Anggar Dunia 2013, Kejuaraan Gulat Dunia 2013, Kejuaraan Atletik Master Dunia 2014, Kejuaraan Akuatik Dunia 2017, dan Kejuaraan Judo Dunia 2017, hanya dalam dua dekade terakhir. Selain itu, Hungaria adalah tuan rumah banyak turnamen tingkat Eropa, seperti Kejuaraan Akuatik Eropa 2006, Kejuaraan Akuatik Eropa 2010, Kejuaraan Judo Eropa 2013, Kejuaraan Karate Eropa 2013, Kejuaraan Senam Ritmik Eropa 2017 dan menjadi tuan rumah 4 pertandingan di UEFA Euro 2020, yang diadakan di Stadion Puskás Ferenc baru serbaguna berkapasitas 67.889 kursi.
Hungaria telah memenangkan tiga gelar sepak bola Olimpiade. Hungaria merevolusi olahraga ini pada tahun 1950-an, meletakkan dasar taktis sepak bola total dan mendominasi sepak bola internasional dengan Aranycsapat ("Tim Emas"), yang termasuk Ferenc Puskás, pencetak gol terbanyak abad ke-20, yang kepadanya FIFA mendedikasikan penghargaan terbarunya, Penghargaan Puskás FIFA. Tim era itu memiliki Peringkat Elo Sepak Bola tertinggi kedua sepanjang masa di dunia, dengan 2166, dan salah satu rekor tak terkalahkan terpanjang dalam sejarah sepak bola, tetap tak terkalahkan dalam 31 pertandingan selama lebih dari empat tahun. Dekade pasca-keemasan melihat Hungaria yang secara bertahap melemah, meskipun baru-baru ini ada pembaruan dalam semua aspek. Federasi Sepak Bola Anak-Anak Hungaria didirikan pada tahun 2008, seiring berkembangnya pengembangan pemain muda. Mereka menjadi tuan rumah Kejuaraan Futsal UEFA 2010 di Budapest dan Debrecen, pertama kalinya Federasi Sepak Bola Hungaria (MLSZ) menyelenggarakan turnamen final UEFA.
Grand Prix Hungaria di Formula Satu telah diadakan di Hungaroring di luar Budapest, sirkuit yang memiliki lisensi FIA Grade 1. Sejak 1986, balapan ini telah menjadi putaran Kejuaraan Dunia Formula Satu. Trek tersebut sepenuhnya diaspal ulang untuk pertama kalinya pada awal 2016, dan diumumkan bahwa kesepakatan Grand Prix diperpanjang selama lima tahun lagi, hingga 2026.
Catur adalah olahraga yang populer dan sukses, dan para pemain Hungaria adalah yang terkuat kedelapan secara keseluruhan dalam peringkat Federasi Catur Dunia (FIDE). Ada sekitar 54 Grandmaster dan 118 Master Internasional, yang lebih banyak daripada di Prancis atau Inggris Raya. Judit Polgár secara umum dianggap sebagai pemain catur wanita terkuat sepanjang masa. Beberapa atlet anggar pedang (sabre) terbaik dunia secara historis juga berasal dari Hungaria, dan pada tahun 2009, tim hoki es nasional pria Hungaria lolos ke Kejuaraan Dunia IIHF pertama mereka, pada tahun 2015, mereka lolos ke kejuaraan dunia kedua mereka di divisi teratas.
10.5. Situs Warisan Dunia
Hungaria memiliki sejumlah situs yang diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia karena nilai sejarah dan budayanya yang luar biasa. Situs-situs ini mencerminkan kekayaan warisan negara dari berbagai periode. Berikut adalah daftarnya:
- Budapest, termasuk Tepi Sungai Danube, Distrik Kastil Buda, dan Jalan Andrássy:** Kawasan ini menampilkan arsitektur megah dari berbagai era, termasuk Kastil Buda, Gedung Parlemen Hungaria, Jembatan Rantai Széchenyi, dan bangunan-bangunan bersejarah di sepanjang Jalan Andrássy. Kawasan ini mencerminkan perkembangan perkotaan dan budaya Budapest sebagai salah satu ibu kota terindah di Eropa.
- Desa Tua Hollókő dan Lingkungannya:** Desa tradisional ini melestarikan arsitektur vernakular Palóc abad ke-17 dan ke-18 serta cara hidup pedesaan yang khas. Rumah-rumah kayu dengan atap jerami dan gereja kayu menjadi ciri khasnya.
- Gua-gua Karst Aggtelek dan Karst Slowakia:** Merupakan sistem gua lintas batas yang luas (bersama dengan Slowakia), menampilkan formasi stalaktit dan stalagmit yang spektakuler, serta menjadi habitat bagi fauna gua yang unik. Gua Baradla adalah salah satu yang paling terkenal.
- Biara Benediktin Milenium Pannonhalma dan Lingkungan Alamnya:** Biara ini didirikan pada tahun 996 dan merupakan salah satu monumen Kristen tertua di Hungaria. Arsitekturnya mencerminkan berbagai gaya dari Romanesque hingga Barok, dan perpustakaannya menyimpan koleksi manuskrip yang berharga.
- Taman Nasional Hortobágy - Puszta:** Lanskap budaya ini adalah padang rumput stepa (puszta) terbesar di Eropa Tengah, yang telah digunakan untuk penggembalaan ternak secara tradisional selama berabad-abad. Kehidupan penggembala nomaden dan keanekaragaman hayati unik menjadi daya tariknya.
- Nekropolis Kristen Awal Pécs (Sopianae):** Kompleks pemakaman bawah tanah dari abad ke-4 ini menampilkan makam-makam yang dihiasi dengan lukisan dinding Kristen awal yang langka dan penting secara artistik.
- Lanskap Budaya Fertő/Neusiedlersee:** Danau stepa lintas batas yang luas ini (bersama dengan Austria) memiliki nilai ekologis dan budaya yang tinggi, dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan jejak pemukiman manusia dari berbagai periode sejarah.
- Wilayah Anggur Bersejarah Tokaj:** Wilayah ini terkenal dengan produksi anggur Tokaji Aszú yang manis dan berkualitas tinggi, yang memiliki tradisi pembuatan anggur selama berabad-abad. Lanskapnya dicirikan oleh kebun-kebun anggur di lereng bukit vulkanik dan gudang-gudang anggur bawah tanah.
Situs-situs ini tidak hanya penting bagi Hungaria tetapi juga merupakan bagian dari warisan bersama umat manusia, yang menunjukkan kontribusi Hungaria terhadap sejarah, budaya, dan alam dunia.
10.6. Festival dan Hari Libur Nasional
Hungaria memiliki sejumlah hari libur nasional dan festival yang merayakan peristiwa sejarah penting, tradisi budaya, dan aspek kehidupan kontemporer.
Hari Libur Nasional Utama:
- 1 Januari:** Tahun Baru (Újév)
- 15 Maret:** Hari Peringatan Revolusi dan Perang Kemerdekaan 1848 (Nemzeti ünnep). Hari ini memperingati pecahnya revolusi melawan Kekaisaran Habsburg, sebuah momen penting dalam perjuangan Hungaria untuk kemerdekaan dan hak-hak sipil.
- Paskah dan Senin Paskah:** (Tanggal bervariasi) (Húsvétvasárnap, Húsvéthétfő). Merupakan perayaan Kristen penting.
- 1 Mei:** Hari Buruh (A munka ünnepe)
- Pentakosta dan Senin Pentakosta:** (Tanggal bervariasi, 50 hari setelah Paskah) (Pünkösd). Merupakan perayaan Kristen lainnya.
- 20 Agustus:** Hari Peringatan Pendirian Negara dan Santo István (Szent István ünnepe). Ini adalah hari libur nasional terpenting, merayakan pendirian Kerajaan Hungaria oleh Raja Santo István pada tahun 1000 M. Perayaan biasanya mencakup kembang api besar di Budapest dan acara-acara kenegaraan.
- 23 Oktober:** Hari Peringatan Revolusi 1956 dan Proklamasi Republik (Az 1956-os forradalom ünnepe, A magyar köztársaság kikiáltásának napja). Memperingati pemberontakan rakyat melawan rezim komunis yang didukung Soviet pada tahun 1956, serta proklamasi Republik Hungaria Ketiga pada tahun 1989.
- 1 November:** Hari Semua Orang Kudus (Mindenszentek)
- 25-26 Desember:** Natal (Karácsony)
Festival Tradisional dan Budaya Kontemporer Terkemuka:
- Busójárás:** Diadakan di Mohács pada akhir musim dingin (Februari/Maret). Festival ini adalah tradisi warisan UNESCO yang melibatkan orang-orang yang mengenakan topeng kayu menakutkan (busós) untuk mengusir musim dingin dan menyambut musim semi. Ini adalah perayaan yang meriah dengan musik, tarian, dan parade.
- Sziget Festival:** Diadakan setiap bulan Agustus di Pulau Óbuda, Budapest. Ini adalah salah satu festival musik dan budaya terbesar di Eropa, menarik ratusan ribu pengunjung dan menampilkan artis internasional dari berbagai genre.
- Festival Musim Semi Budapest (Budapesti Tavaszi Fesztivál):** Festival seni multi-genre yang menampilkan musik klasik, jazz, opera, balet, teater, dan seni visual.
- Festival Anggur:** Berbagai festival anggur diadakan sepanjang tahun di berbagai daerah penghasil anggur seperti Tokaj, Eger, dan Villány, merayakan panen anggur dan tradisi pembuatan anggur Hungaria.
- Pasar Natal:** Diadakan di Budapest dan kota-kota besar lainnya selama bulan Desember, menawarkan kerajinan tangan tradisional, makanan khas Natal, dan suasana meriah.
Festival dan hari libur ini memainkan peran penting dalam kehidupan budaya dan sosial Hungaria, mencerminkan sejarah, tradisi, dan semangat kontemporer bangsa.