Elisabeth Bergner

1.1. Kelahiran dan Masa Kecil

Elisabeth Bergner lahir dengan nama Ella vel Ettel Bergner pada tanggal 22 Agustus 1897 di Drohobych, yang pada saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Austria-Hungaria (sekarang Ukraina). Ia adalah putri dari pasangan Sara (née Wagner) dan Emil (- Schmelke Juda) Bergner, seorang pedagang. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga Yahudi yang sekuler. Pengalaman masa kecilnya dengan bahasa Ibrani terbatas pada kaitannya dengan hari-hari raya keagamaan seperti Yom Kippur dan Paskah Yahudi (Pesach). Di kemudian hari, saat ia mengunjungi Israel, ia sering kali meminta maaf karena ketidaktahuannya akan bahasa tersebut.

1.2. Awal Karier Akting

Bakat akting Elisabeth Bergner mulai terlihat sejak dini. Ia pertama kali tampil di panggung pada usia 14 tahun, menunjukkan potensi yang besar. Setahun kemudian, pada usia 15 tahun, ia sudah muncul di panggung di Innsbruck. Saat berusia 16 tahun di Wina, ia mulai melakukan tur ke provinsi-provinsi Austria dan Jerman bersama sebuah kelompok drama Shakespeare. Selama periode ini, ia juga bekerja sebagai model bagi para seniman, termasuk berpose untuk pematung Wilhelm Lehmbruck, yang dikabarkan jatuh cinta padanya. Pengalaman-pengalaman awal ini membentuk fondasi kariernya sebelum ia kemudian pindah ke Munich dan selanjutnya ke Berlin, pusat seni dan budaya yang sedang berkembang.

2.1. Debut Film Awal dan Ekspansi Internasional

Pada tahun 1923, Elisabeth Bergner melakukan debut filmnya dalam film Der Evangelimann. Namun, dengan Kebangkitan Nazisme di Jerman, ia menghadapi tantangan yang mengubah arah kariernya secara signifikan. Untuk alasan keamanan dan artistik, Bergner pindah ke London bersama sutradara Paul Czinner, yang kemudian dinikahinya pada tahun 1933. Keputusan ini memungkinkan dia untuk terus berkarya di luar pengaruh rezim Nazi, yang semakin menekan seniman Yahudi dan karya-karya yang tidak sesuai dengan ideologi mereka. Contoh nyata dari tekanan ini adalah film Catherine the Great yang dibintanginya, dilarang di Jerman karena kebijakan rasial pemerintah Nazi pada tahun 1934. Pada tahun 1938, Bergner dinaturalisasi sebagai warga negara Britania Raya, yang menegaskan statusnya sebagai seniman internasional yang menetap di London.

2.2. Karya Panggung dan Film Penting

Di London, Elisabeth Bergner melanjutkan kiprahnya di panggung dengan sejumlah peran penting. Salah satu karya panggungnya yang terkenal adalah The Boy David (1936), sebuah drama yang ditulis oleh J.M. Barrie secara khusus untuknya dan menjadi drama terakhir Barrie. Ia juga membintangi Escape Me Never karya Margaret Kennedy. Setelah sukses di panggung London, ia membawakan peran Gemma Jones dalam Escape Me Never ke Broadway dan kemudian membintangi versi filmnya pada tahun 1935, yang membuatnya dinominasikan untuk Academy Award untuk Aktris Terbaik.

Pada tahun 1936, Bergner memerankan Rosalind dalam film As You Like It, yang dipasangkan dengan Laurence Olivier sebagai Orlando. Film ini merupakan versi film bersuara pertama dari drama William Shakespeare yang difilmkan di Inggris. Meskipun Bergner sebelumnya telah memerankan Rosalind di panggung Jerman, beberapa kritikus merasa aksennya mengganggu kenikmatan film tersebut, yang pada akhirnya tidak terlalu sukses. Pada tahun 1943, Bergner kembali ke Broadway dalam drama The Two Mrs. Carrolls, di mana penampilannya diakui dengan Medali Delia Austrian untuk Penampilan Terkemuka dari Drama League of New York. Kemudian pada tahun 1946, ia tampil lagi di panggung dalam peran utama The Duchess of Malfi karya John Webster.

2.3. Kegiatan Pasca-Perang dan Karier Selanjutnya

Setelah Perang Dunia II, Elisabeth Bergner sempat kembali ke Jerman pada tahun 1954, di mana ia melanjutkan kegiatan aktingnya baik di film maupun di panggung. Sebagai pengakuan atas kontribusinya, sebuah taman kota di distrik Steglitz-Zehlendorf di Berlin dinamai menurut namanya. Pada tahun 1973, ia membintangi film Der Fußgänger (berjudul Inggris: The Pedestrian), yang kemudian dinominasikan untuk Academy Award dan memenangkan Golden Globe Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik pada tahun 1974.

2.4. Penghargaan dan Pengakuan

Sepanjang kariernya, Elisabeth Bergner menerima berbagai penghargaan dan kehormatan yang mengukuhkan posisinya sebagai salah satu aktris terkemuka pada zamannya.

• Nominasi Academy Award**: Ia dinominasikan untuk Academy Award untuk Aktris Terbaik atas perannya dalam film Escape Me Never pada tahun 1935.
• Medali Delia Austrian**: Pada tahun 1943, ia memenangkan Medali Delia Austrian untuk Penampilan Terkemuka dari Drama League of New York atas perannya dalam drama The Two Mrs. Carrolls di Broadway.
• Salib Jasa Austria untuk Ilmu Pengetahuan dan Seni**: Pada tahun 1980, Austria menganugerahkan kepadanya Salib Jasa untuk Ilmu Pengetahuan dan Seni (Österreichisches Ehrenzeichen für Wissenschaft und Kunst_{Salib Jasa Austria untuk Ilmu Pengetahuan dan Seni}^{Bahasa Jerman}).
• Penghargaan Eleonora Duse Asolo**: Pada tahun 1982, ia juga memenangkan Penghargaan Eleonora Duse Asolo, sebuah penghargaan bergengsi dalam bidang seni pertunjukan.

3.1. Pernikahan dan Keluarga

Elisabeth Bergner menikah sekali seumur hidupnya dengan penulis, sutradara film, dan produser kelahiran Hungaria-Inggris, Paul Czinner. Pernikahan mereka berlangsung dari tahun 1933 hingga tahun 1972, yang berakhir dengan meninggalnya Czinner. Czinner adalah sosok penting dalam karier Bergner, sering menyutradarai film-film yang dibintanginya dan mendukung kepindahannya ke London saat Nazisme berkuasa di Jerman.

3.2. Inspirasi untuk Karya Fiksi

Pengalaman pribadi Elisabeth Bergner menjadi inspirasi di balik salah satu film klasik Hollywood pemenang Academy Award untuk Film Terbaik, All About Eve (1950). Menurut obituari penulis Mary Orr di The New York Times, Bergner menceritakan kepada Orr sebuah pengalaman yang kemudian menjadi inspirasi bagi cerita pendek "The Wisdom of Eve", yang diterbitkan di majalah Cosmopolitan pada tahun 1946. Cerita ini menjadi dasar bagi naskah film All About Eve yang ditulis oleh Joseph L. Mankiewicz.

Peristiwa yang menginspirasi cerita ini terjadi saat Bergner tampil dalam drama The Two Mrs. Carrolls. Bergner merasa kasihan pada seorang wanita muda yang tampak "seperti gelandangan" dan sering berdiri di luar teater selama berhari-hari. Merasa iba, Bergner menawarinya pekerjaan sebagai sekretarisnya. Namun, tanpa disangka, aktris muda tersebut kemudian mencoba untuk "mengambil alih" kehidupan dan karier Bergner. Kisah tentang ambisi yang tidak sehat dan pengkhianatan ini kemudian diabadikan dalam karakter Eve Harrington dalam film tersebut, yang menunjukkan sisi gelap dari dunia pertunjukan.

Bergner juga disebut-sebut sebagai inspirasi bagi karakter Dora Martin dalam novel Mephisto karya Klaus Mann. Novel ini, yang kemudian diadaptasi menjadi film, menggambarkan seorang aktris terkemuka di tengah gejolak politik Jerman pada masa Nazi, menunjukkan bagaimana kehidupan Bergner di era tersebut meninggalkan jejak dalam sastra.

5.1. Pengaruh pada Film ('All About Eve')

Pengalaman pribadi Elisabeth Bergner selama masa kariernya secara langsung menginspirasi alur cerita film pemenang Academy Award, All About Eve. Insiden di mana seorang aktris muda yang ia pekerjakan sebagai sekretaris mencoba mengambil alih kehidupannya telah diceritakan kepada penulis Mary Orr. Orr kemudian menulis cerita pendek "The Wisdom of Eve", yang menjadi dasar bagi film tersebut. Film ini dengan tajam mengeksplorasi tema ambisi, pengkhianatan, dan persaingan di balik layar dunia hiburan, menjadikan kisah Bergner sebuah metafora kuat tentang harga ketenaran. Film ini bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga sebuah kritik sosial terhadap sisi gelap industri hiburan.

5.2. Pengaruh pada Sastra ('Mephisto')

Selain pengaruhnya di dunia perfilman, kehidupan Elisabeth Bergner juga menjadi model bagi karakter dalam sastra. Ia secara luas dianggap sebagai inspirasi bagi karakter Dora Martin dalam novel terkenal Mephisto karya Klaus Mann. Novel ini, yang diterbitkan pada tahun 1936, menggambarkan seorang aktor yang membuat kesepakatan dengan rezim Nazi di Jerman, sebuah alegori terhadap seniman yang berkompromi demi karier di bawah tekanan politik. Latar belakang Bergner sebagai aktris Yahudi yang terpaksa meninggalkan Jerman karena bangkitnya Nazisme, serta keberaniannya untuk terus berkarya di pengasingan, memberikan konteks yang kaya bagi karakter fiksi tersebut, menyoroti pilihan moral yang dihadapi seniman di masa-masa sulit.