1. Gambaran Umum
Eric Daniel Djemba-Djemba (lahir 4 Mei 1981) adalah seorang mantan pesepak bola profesional asal Kamerun yang berposisi sebagai gelandang. Djemba-Djemba dikenal dengan gaya permainannya yang agresif dan tanpa kompromi sebagai seorang gelandang bertahan. Sepanjang kariernya, ia bermain untuk berbagai klub di Prancis, Inggris, Qatar, Denmark, Israel, Serbia, Skotlandia, India, Indonesia, dan Swiss. Di tingkat internasional, ia mewakili Kamerun dalam 36 pertandingan, termasuk berpartisipasi di Piala Dunia FIFA 2002 dan memenangkan Piala Negara-Negara Afrika 2002. Meskipun menunjukkan potensi, kariernya di klub-klub besar seperti Manchester United dan Aston Villa sering kali disebut sebagai "transfer gagal" oleh media dan bahkan manajer seperti Alex Ferguson, menandai tantangan dalam mencapai konsistensi di level tertinggi.

2. Kehidupan awal dan latar belakang
Eric Daniel Djemba-Djemba lahir pada tanggal 4 Mei 1981 di Douala, Kamerun. Sejak usia muda, ia menunjukkan bakat dalam sepak bola. Ia memulai perjalanan karier juniornya di Kamerun, bergabung dengan akademi Brasseries du Cameroun pada tahun 1994, kemudian melanjutkan di Kadji Sports Academy dari tahun 1994 hingga 1998. Pada tahun 1998, Djemba-Djemba pindah ke Prancis untuk bergabung dengan klub junior Orvault RC, di mana ia mengembangkan keterampilannya sebelum menjadi profesional. Ia memegang dua kewarganegaraan, yaitu Kamerun dan Prancis, setelah memperoleh kewarganegaraan Prancis melalui naturalisasi pada tanggal 17 Oktober 2001.
3. Karier klub
Karier klub profesional Eric Djemba-Djemba membentang di berbagai negara, mulai dari Prancis hingga Indonesia, menunjukkan perjalanannya yang bervariasi di dunia sepak bola.
3.1. Nantes
Djemba-Djemba mulai dikenal luas saat bermain untuk FC Nantes di Prancis, di mana ia membentuk kemitraan yang sukses dengan Mathieu Berson di lini tengah. Penampilannya yang penuh semangat dan agresif sebagai pemain bertahan menarik perhatian klub-klub besar. Selama periodenya di Nantes dari tahun 2001 hingga 2003, ia bermain dalam 42 pertandingan liga dan mencetak 1 gol. Penampilannya yang mengesankan tersebut membuatnya diminati oleh Manchester United, yang akhirnya merekrutnya dengan biaya transfer sebesar 3.50 M GBP pada musim panas 2003.
3.2. Manchester United
Djemba-Djemba bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2003 dengan kontrak lima tahun, direkrut oleh manajer legendaris Alex Ferguson sebagai calon penerus kapten Roy Keane yang kala itu berusia 31 tahun dengan biaya transfer sebesar 3.50 M GBP. Debutnya di Inggris terjadi melawan Arsenal dalam ajang FA Community Shield, di mana ia menunjukkan gaya agresifnya dengan tekel terhadap Sol Campbell yang kemudian disebut oleh manajer Arsenal, Arsène Wenger, sebagai "cabul".
Selama 18 bulan di Old Trafford, Djemba-Djemba kesulitan untuk mempertahankan bentuk permainan yang konsisten dan akhirnya gagal membuktikan dirinya sebagai pengganti yang layak untuk Roy Keane di lini tengah. Salah satu momen penting dalam kariernya di United adalah ketika ia mencetak gol voli melambung melawan Leeds United di Piala Liga. Dengan skor 2-2 dan tiga menit waktu tambahan tersisa, Quinton Fortune memberikan umpan pojok yang berhasil disambar Djemba-Djemba dengan tendangan pertama, melambung melewati kiper Leeds, Paul Robinson, dan memastikan kemenangan 3-2 serta lolos ke babak berikutnya. Ia hanya mencetak satu gol lagi untuk United, yaitu dalam kemenangan 5-0 di Liga Champions UEFA melawan klub Yunani, Panathinaikos. Selama bermain untuk Manchester United dari 2003 hingga 2005, ia tampil dalam 20 pertandingan liga tanpa mencetak gol. Kegagalannya untuk tampil konsisten membuat media seringkali menempatkannya dalam daftar "transfer flop" terbesar dalam sejarah Liga Primer Inggris. Bahkan, Alex Ferguson sendiri pernah menyebut perekrutan Djemba-Djemba sebagai salah satu pembelian terburuk dalam karier manajerialnya yang panjang.
3.3. Aston Villa
Pada bursa transfer Januari 2005, Djemba-Djemba dijual ke Aston Villa dengan biaya sebesar 1.50 M GBP. Namun, kepindahan ini tidak banyak membantu memperbaiki reputasinya. Ia kesulitan untuk bersaing dengan gelandang lain seperti Gavin McCann dan Steven Davis di lini tengah Villa, sehingga jarang mendapatkan kesempatan bermain. Di bawah manajer baru Martin O'Neill pada musim 2006-07, Djemba-Djemba hanya tampil sekali sebagai pemain pengganti di akhir pertandingan melawan Arsenal di Emirates Stadium. Karena minimnya waktu bermain, ia dipinjamkan ke klub Championship, Burnley, untuk sisa musim pada bursa transfer Januari 2007. Secara total, ia tampil dalam 11 pertandingan liga untuk Aston Villa tanpa mencetak gol.
3.3.1. Dipinjamkan ke Burnley
Djemba-Djemba membuat penampilan pertamanya untuk Burnley pada 13 Januari 2007, bermain penuh selama 90 menit melawan Southampton. Meskipun ia sempat diganjar kartu merah setelah mendapatkan kartu kuning kedua dalam pertandingan tandang melawan Derby County, ia berhasil mengesankan dengan permainan yang terampil dan efektif selama masa pinjamannya. Selama periode ini, ia menolak tawaran dari klub Prancis, Lille OSC, untuk tetap berkomitmen pada Burnley. Pada musim pinjaman ini, ia tampil dalam 15 pertandingan liga untuk Burnley.
Pada Juli 2007, tanda-tanda menunjukkan Djemba-Djemba akan meninggalkan Villa Park. Ia adalah satu-satunya anggota skuad tim utama yang tidak diikutsertakan dalam tur Amerika Utara, dan pada tanggal 2 Agustus 2007, kontraknya dengan Aston Villa akhirnya diputus. Media, termasuk Daily Mail, menempatkan Djemba-Djemba dalam daftar tiga belas "transfer flop" terbesar dalam sejarah Liga Primer.
3.4. Qatar SC
Setelah kepergiannya dari Aston Villa, Djemba-Djemba bergabung dengan Qatar SC di Qatar sebagai agen bebas transfer pada September 2007. Ia hanya bermain satu musim di klub berbasis di Qatar ini, tetapi berhasil mengembalikan karier sepak bolanya ke jalur yang lebih baik. Selama satu musim di Qatar SC (2007-2008), ia bermain dalam 29 pertandingan dan mencetak 3 gol.
3.5. Odense BK
Pada 16 Juli 2008, Djemba-Djemba menandatangani kontrak berdurasi tiga tahun dengan klub Denmark, OB, yang kemudian diperpanjang satu tahun. Ia sebelumnya menjalani uji coba dengan klub tersebut dan melakukan debutnya untuk Odense melawan mantan klubnya, Aston Villa, di Piala Intertoto. Pertandingan tersebut berakhir imbang 1-1, namun Odense kalah agregat 2-1.
Selama kariernya di Odense, Djemba-Djemba mengesankan para penggemar klub dengan keterampilan bola yang baik dan penampilan yang luar biasa. Pada musim pertamanya sebagai pemain Odense, ia menunjukkan permainan yang sangat baik dan disebut oleh banyak pihak sebagai pemain terbaik di liga. Pada tahun 2009, dalam pertandingan tandang melawan Esbjerg, Djemba-Djemba menjadi pemain pertama di liga Denmark yang memberikan umpan gol dengan kaus kakinya, karena sol sepatu kanannya lepas, memaksanya untuk menyelesaikan pertandingan dengan satu sepatu. Di tahun yang sama, Djemba-Djemba termasuk di antara tiga pemain yang dinominasikan untuk penghargaan Pemain Terbaik SAS Liga.
Pada musim panas 2010, Djemba-Djemba dikaitkan dengan kepindahan kembali ke Inggris untuk bergabung dengan West Bromwich Albion dan klub Italia Lecce. Namun, setelah melakukan perjalanan ke Inggris untuk pembicaraan transfer, kepindahan tersebut gagal, yang menyebabkan tuduhan dari klub OB dan Djemba-Djemba sendiri terhadap West Brom. Pada akhir musim 2011-12, masa depan Djemba-Djemba di OB menjadi tidak pasti setelah kontraknya berakhir. Meskipun negosiasi diharapkan, Djemba-Djemba akhirnya meninggalkan klub. Setahun sebelumnya, ia, bersama dengan Peter Utaka, telah diberitahu oleh pejabat klub bahwa kontrak mereka tidak akan diperbarui, yang menyebabkan klub memutuskan untuk melepas pemain lebih cepat. Selama di Odense (2008-2012), ia tampil dalam 109 pertandingan liga dan mencetak 3 gol.
3.6. Hapoel Tel Aviv
Pada 14 Agustus 2012, Djemba-Djemba menandatangani kontrak dua tahun dengan klub Israel, Hapoel Tel Aviv. Ia bermain total 28 pertandingan liga dengan tim yang berbasis di Tel Aviv ini. Ia tidak mencetak gol selama periodenya di klub.
3.7. Partizan
Pada 24 Juli 2013, Djemba-Djemba menandatangani kontrak dua tahun dengan klub Serbia, Partizan. Ia melakukan debutnya dalam pertandingan kualifikasi Liga Champions UEFA tandang melawan Ludogorets Razgrad pada 31 Juli 2013, masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-64. Namun, Djemba-Djemba hampir tidak bermain untuk Partizan selama paruh pertama musim. Penandatanganan Nikola Drinčić oleh klub pada 20 Desember berarti Djemba-Djemba menjadi tidak dibutuhkan lagi, dan kontraknya diputus pada 23 Desember 2013. Sebelum pemutusan kontraknya, ia juga sempat tidak menerima gaji selama tiga bulan dari klub tersebut. Ia tampil dalam 11 pertandingan untuk Partizan tanpa mencetak gol.
3.8. St Mirren
Pada 5 Februari 2014, Djemba-Djemba menandatangani kontrak jangka pendek dengan klub Liga Utama Skotlandia, St Mirren. Ia menyatakan harapannya bahwa kepindahan ke St Mirren dapat membantunya mendapatkan tempat di skuad Kamerun untuk Piala Dunia FIFA 2014 di Brasil. Manajer klub, Danny Lennon, bahkan menyebut Djemba-Djemba sebagai "penandatanganan terbesar" bagi klub.
Djemba-Djemba melakukan debutnya untuk klub di babak kelima Piala Skotlandia, saat St Mirren kalah 2-1 dari Dundee United. Setelah hanya membuat tiga penampilan di semua kompetisi, ia dilepas oleh klub pada akhir musim dan juga gagal mengamankan tempat di skuad Kamerun untuk Piala Dunia 2014 di bawah asuhan manajer Volker Finke. Selama di St Mirren, ia hanya tampil dalam 2 pertandingan liga tanpa mencetak gol.
3.9. Chennaiyin FC
Pada Oktober 2014, Djemba-Djemba menandatangani kontrak jangka pendek dengan klub Liga Super India, Chennaiyin FC. Ia bermain dalam 9 pertandingan liga untuk klub tersebut tanpa mencetak gol.
3.10. Karier selanjutnya dan pensiun
Pada Februari 2015, Djemba-Djemba menandatangani kontrak dengan klub Liga Super Indonesia yang saat itu dikenal secara hukum sebagai Persebaya Bhayangkara (juga disebut Surabaya United). Namun, sebelum ia sempat melakukan debut, liga tersebut dibatalkan menyusul sanksi FIFA terhadap Indonesia karena intervensi pemerintah.
Setelah itu, ia sempat bergabung dengan FC Persipa Padalarang di Indonesia dari tahun 2015 hingga 2016, di mana ia tampil dalam 34 pertandingan dan mencetak 25 gol, menunjukkan performa yang cukup produktif. Pada tahun 2016, Djemba-Djemba kembali ke Prancis dan bergabung dengan klub divisi kelima, Voltigeurs de Châteaubriant. Kemudian, ia pindah ke Swiss dan bermain untuk FC Vallorbe-Ballaigues di 2. Liga Interregional (liga divisi lima Swiss) dari tahun 2016 hingga 2021.
Pada September 2021, Eric Djemba-Djemba secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia sepak bola profesional, mengakhiri kariernya yang panjang dan bervariasi.
4. Karier internasional
Eric Djemba-Djemba memiliki karier yang signifikan bersama tim nasional Kamerun. Ia adalah anggota skuad Kamerun yang berhasil memenangkan Piala Negara-Negara Afrika 2002, sebuah pencapaian besar dalam sepak bola benua. Selain itu, ia juga menjadi bagian dari tim yang berhasil mencapai final Piala Konfederasi FIFA 2003, di mana Kamerun menjadi juara kedua setelah kalah dari Prancis. Dalam turnamen tersebut, Djemba-Djemba mengungkapkan bahwa ia adalah orang terakhir yang berbicara dengan rekan setimnya, Marc-Vivien Foé, sebelum Foé kolaps di lapangan dan kemudian meninggal di rumah sakit.
Djemba-Djemba juga berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFA 2002. Namun, ia tidak masuk dalam skuad untuk Piala Dunia FIFA 2010 karena perbedaan pendapat manajerial. Meskipun ia berusaha keras untuk masuk ke skuad Kamerun untuk Piala Dunia FIFA 2014, Djemba-Djemba tidak termasuk dalam 28 pemain skuad sementara dan akhirnya tidak bermain di Piala Dunia di bawah kepelatihan Volker Finke. Secara keseluruhan, ia tampil dalam 36 pertandingan internasional untuk Kamerun dari tahun 2002 hingga 2011.
Berikut adalah statistik penampilan internasionalnya:
Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|
2002 | 8 | 0 |
2003 | 7 | 0 |
2004 | 8 | 0 |
2005 | 5 | 0 |
2006 | 0 | 0 |
2007 | 0 | 0 |
2008 | 2 | 0 |
2009 | 3 | 0 |
2010 | 0 | 0 |
2011 | 3 | 0 |
Total | 36 | 0 |
5. Kehidupan pribadi
Eric Djemba-Djemba lahir di Douala, Kamerun. Selain kewarganegaraan Kamerun, ia juga memiliki kewarganegaraan Prancis yang diperoleh melalui naturalisasi pada 17 Oktober 2001.
Pada tahun 2007, setelah kepindahannya dari Manchester United ke Aston Villa, Djemba-Djemba menyatakan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan keuangan yang buruk, di mana sebagian besar gajinya digunakan untuk membayar cicilan pinjaman. Pada puncaknya, ketika ia bermain di Manchester United, ia diketahui mendapatkan gaji bulanan sekitar 75.00 K GBP.
Ia pernah menikah dan memiliki empat anak sebelum akhirnya bercerai. Djemba-Djemba adalah seorang Kristen dan secara terbuka menyatakan keyakinannya. Meskipun menghadapi masalah keuangan di masa lalu, ia menggambarkan dirinya sebagai "pria sederhana" yang suka naik kereta dan makan di KFC, kadang-kadang menikmati hidangan ikan kakap.
6. Prestasi
Eric Djemba-Djemba meraih beberapa gelar juara baik di level klub maupun internasional sepanjang karier profesionalnya.
6.1. Klub
Manchester United
- Piala FA: 2003-04
- Community Shield FA: 2003
6.2. Internasional
Kamerun
- Piala Negara-Negara Afrika: 2002
7. Penerimaan dan evaluasi
Karier Eric Djemba-Djemba seringkali menjadi subjek evaluasi yang beragam. Meskipun memiliki fisik yang kuat dan gaya bermain yang agresif, ia kesulitan untuk konsisten di klub-klub besar. Masa baktinya di Manchester United dan Aston Villa secara luas dianggap sebagai "transfer gagal" oleh media dan bahkan oleh manajer legendaris Alex Ferguson, yang secara terbuka menyatakan bahwa Djemba-Djemba adalah salah satu rekrutan terburuk dalam kariernya. Media seperti Daily Mail juga menempatkan Djemba-Djemba dalam daftar pemain yang dianggap "transfer flop" terbesar dalam sejarah Liga Primer Inggris.
Namun, penilaian ini juga harus dilihat dalam konteks. Di klub-klub yang levelnya tidak setinggi tim-tim Liga Primer, seperti Odense BK di Denmark dan Qatar SC, Djemba-Djemba mampu menunjukkan performa yang lebih impresif dan bahkan dianggap sebagai pemain terbaik di liga oleh banyak pihak. Ini menunjukkan bahwa meskipun ia tidak memenuhi ekspektasi di panggung terbesar, Djemba-Djemba tetap merupakan pemain yang kompeten dan berharga di level yang sesuai. Konsistensi menjadi tantangan utamanya, dan ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan tuntutan Liga Primer Inggris yang sangat kompetitif menjadi faktor utama dalam evaluasi karier yang terkadang kritis.