1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Fukushima Yasumasa lahir pada tanggal 27 Oktober 1852 (15 September 1852 menurut kalender lunar lama) di kaki Istana Matsumoto di Provinsi Shinano (sekarang Matsumoto, Prefektur Nagano) sebagai putra sulung Fukushima Yasuhiro, seorang pengikut tingkat rendah dari Daimyō Matsumoto. Nama masa kecilnya adalah Kinjūtarō. Ibunya meninggal ketika ia berusia tiga tahun.
Pada tahun 1867, ia melakukan perjalanan ke Edo (kemudian Tokyo) untuk belajar di Kobusho, sebuah sekolah militer untuk para hatamoto, yang berlokasi di Tsukiji. Saat itu, ia juga belajar bermain seruling dan terompet. Pada Maret 1868, ia memperoleh izin untuk mengoperasikan drum militer gaya Belanda. Ia kemudian bergabung dengan kontingen Matsumoto sebagai pengikut ayahnya dalam Perang Boshin (1868-1869), bertugas di garis depan Echigo. Di sana, ia belajar musik dari berbagai band militer pasukan kekaisaran dan mengembangkan sistem musik untuk pasukan Matsumoto, yang membuatnya dipromosikan sebagai pengawas umum di sekolah klan.
Pada tahun 1869, ia menemani tuan klannya, Toda Mitsunori, ke Tokyo dan belajar bahasa asing di Kaisei Gakkō, sebuah sekolah yang berspesialisasi dalam studi asing. Ia juga melanjutkan studi bahasa Inggris di berbagai sekolah swasta seperti Juku Uryū Mitsutora pada tahun 1869, serta di Hokumonsha dan Ranchūsha di Waseda pada tahun 1871. Setelah pendanaan dari klan dihentikan akibat Haiban-chiken (penghapusan sistem klan), ia bekerja sebagai penerjemah untuk perusahaan surat kabar Nisshin Shinji-shi, kemudian sebagai guru bahasa Inggris di Kannan Gijuku, dan sebagai tutor pribadi di rumah seorang pejabat Kementerian Keuangan. Berkat koneksi, ia menjadi tutor di rumah Eto Shinpei, Menteri Kehakiman, dan pada April 1873, ia diangkat sebagai pegawai kelas tiga belas di Kementerian Kehakiman (departemen penerjemahan Meihō-ryō). Ia kemudian pindah ke Kementerian Perang sebagai personel sipil pada September 1874. Sebelumnya, dari Juli hingga Oktober 1876, ia juga melakukan perjalanan dinas ke Amerika Serikat dan mendampingi Saigō Tsugumichi ke Pameran Centennial di Philadelphia (1876). Ia berpartisipasi dalam pasukan pemerintah dalam Pemberontakan Satsuma (1877) sebagai juru tulis militer, juga menjabat sebagai utusan untuk Yamagata Aritomo. Kecerdasan cepat dan kemampuannya bergaul dengan baik membuatnya mendapatkan jabatan di Staf Umum Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada usia muda. Pada November 1884, ia diangkat sebagai anggota Biro Barat Staf Umum sekaligus utusan.
2. Karier Militer dan Aktivitas Luar Negeri
Fukushima Yasumasa memulai karier militernya pada Mei 1878 setelah lulus ujian perwira militer, diangkat sebagai Letnan Angkatan Darat. Pada Desember tahun yang sama, ia menjadi utusan kepala staf umum. Ia ditugaskan di batalyon infanteri instruktur militer pada Maret 1879, kemudian di departemen barat staf umum pada Desember tahun yang sama, melakukan investigasi lapangan di Tiongkok, Korea, dan Mongolia. Ia dipromosikan menjadi Kapten Angkatan Darat pada Februari 1883 dan ditugaskan di kedutaan besar Qing pada Juni tahun yang sama.
Dari Februari hingga April 1885, ia menjabat sebagai anggota staf dalam negosiasi Perjanjian Tianjin (1885). Ia belajar di bawah bimbingan Jenderal Jerman Jakob Meckel di Sekolah Staf Angkatan Darat. Ia melakukan inspeksi ekstensif di India Britania dan Burma dari 1886 hingga 1887. Pada tahun 1887, ia dipromosikan menjadi Mayor dan dikirim sebagai atase militer ke Kedutaan Besar Jepang di Berlin. Selama berada di Berlin, ia bertugas di Kedutaan Besar Jepang dan melakukan analisis intelijen bersama Duta Besar Saionji Kinmochi, melaporkan informasi mengenai pembangunan jalur kereta api Siberia di Rusia. Ia populer di kalangan masyarakat Jerman karena kemahirannya dalam berbagai bahasa dan kemampuannya memenangkan taruhan terkait kekuatan fisik. Ia bahkan mengklaim bahwa perjalanan panjangnya melintasi Rusia dimulai dari sebuah taruhan yang dibuat saat minum bersama para mayor kavaleri Jerman, meskipun beberapa sejarawan meragukan klaim ini karena Fukushima dikabarkan tidak pernah minum alkohol. Namun, ia sangat mengagumi Kolonel Frederick Gustavus Burnaby, seorang perwira kavaleri Britania yang melakukan perjalanan epik ke Khiva pada tahun 1874. Fukushima juga memiliki pandangan politik yang sama dengan Burnaby, yaitu menganggap Rusia sebagai musuh utama Britania Raya dan Jepang.
Pada tahun 1892, menjelang kepulangannya ke Jepang, ia memilih untuk melakukan perjalanan epik melintasi dua benua dengan kuda, dari Berlin ke Vladivostok. Perjalanan ini berlangsung selama satu tahun empat bulan dan mencakup tujuan pengintaian pembangunan Jalur Kereta Api Trans-Siberia yang masih dalam konstruksi, serta pengumpulan intelijen tentang infrastruktur lokal dan sistem komando di sepanjang rute. Ia menempuh jarak sekitar 14.00 K km (menurut sumber Inggris) atau sekitar 18.00 K km (menurut sumber Jepang) dalam perjalanan ini. Sebelum memasuki Manchuria, pada Februari 1893, ia dipromosikan menjadi Letnan Kolonel. Kisah perjalanannya menjadikannya pahlawan nasional Jepang dan memberinya Order of the Sacred Treasures, kelas ketiga. Setelah perjalanan ini, ia melanjutkan investigasi lapangan di berbagai tempat termasuk Semenanjung Balkan dan India, melaporkan informasi lokal kepada Wakil Kepala Staf Umum, Kawakami Sōroku, dan pejabat lainnya. Setelah kembali ke Jepang dari perjalanannya melintasi Asia, Fukushima menyumbangkan kudanya ke Kebun Binatang Ueno di Tokyo, tempat kuda-kuda tersebut dengan cepat menjadi daya tarik wisata terkenal.
3. Partisipasi dalam Perang Besar dan Eksplorasi
Fukushima Yasumasa berperan penting dalam beberapa konflik militer besar yang membentuk kebijakan luar negeri Jepang.
Ia menjabat sebagai kepala staf Angkatan Darat Pertama Jepang ketika Perang Tiongkok-Jepang Pertama pecah pada tahun 1894. Pada Maret 1895, ia dipromosikan menjadi Kolonel dan menjadi kepala departemen kompilasi di Staf Umum. Setelah itu, ia menjabat sebagai Kepala Departemen Ketiga dan kemudian Kepala Departemen Kedua di Staf Umum.
Pada April 1900, ia dipromosikan menjadi Mayor Jenderal dan menjabat sebagai kepala staf Markas Besar Komando Barat sebelum diberangkatkan. Pada tahun 1900, ia bertugas dalam Pemberontakan Boxer, di mana ia memimpin pasukan Jepang di Tianjin dan bertanggung jawab atas misi asing. Dari September 1900 hingga Juni 1901, ia menjabat sebagai kepala staf komando pasukan sekutu di Tiongkok, memimpin konferensi operasional dan bertindak sebagai mediator dengan menguasai bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan bahasa resmi Beijing. Ia juga mengunjungi Mesir, Utsmaniyah Turki, Persia, Arabia, India, Burma, Siam, dan Turkistan sebagai perwira staf umum.
Pada tahun 1902, ia mewakili Kaisar Meiji pada penobatan Raja Edward VII di Britania Raya, di mana ia juga berpartisipasi dalam negosiasi diplomatik rahasia di balik layar yang mengarah pada Aliansi Inggris-Jepang.
Selama Perang Rusia-Jepang (1904-1905), Fukushima menjadi perwira staf di markas besar Angkatan Darat Manchuria. Ia memanfaatkan pengalaman masa lalunya untuk memimpin departemen intelijen, terutama dalam memimpin "Satuan Tugas Khusus Liao-Xi" dan "Pasukan Relawan Manchuria" yang terdiri dari bandit Manchuria untuk berperang. Peranannya dalam memimpin operasi intelijen semacam itu umumnya kurang dikenal publik. Sebelum perang, ia juga melakukan perjalanan ke Saskatchewan, Kanada, dalam perjalanan ke New York untuk menegoisasikan bantuan keuangan untuk perang tersebut. Sebuah jalur kereta api di timur Regina, Saskatchewan, dinamai Fukushima untuk menghormatinya.
4. Pemikiran dan Filosofi
Fukushima Yasumasa adalah seorang tokoh dengan pemikiran geopolitik yang kuat dan pandangan militeristik yang tegas. Ia sangat yakin akan pentingnya kekuatan dan strategi dalam menentukan posisi suatu negara di kancah internasional. Salah satu pandangan utamanya, yang ia bagikan dengan perwira kavaleri Inggris Frederick Gustavus Burnaby, adalah bahwa Rusia merupakan musuh utama bagi Britania Raya maupun Jepang. Pandangan ini mungkin memengaruhi keputusannya untuk melakukan perjalanan epik melintasi Siberia, yang memberinya kesempatan untuk mengumpulkan intelijen mengenai infrastruktur dan kekuatan militer Rusia.
Setelah kembali dari tugas aktif, ia mempromosikan doktrin "Gōken Shugi" (剛健主義Bahasa Jepang, Prinsip Kekuatan dan Ketahanan), yang menekankan pentingnya pengembangan kekuatan fisik dan mental di kalangan masyarakat Jepang. Ia bahkan melakukan perjalanan berkuda ke seluruh negeri untuk mempromosikan gagasan ini.
Fukushima juga menjalin hubungan baik dengan sesama jenderal penyair, Akashi Motojiro, dan meskipun tidak terlalu dekat, keduanya berbagi ide mengenai kebutuhan jangka panjang dinas rahasia Jepang di wilayah Asia. Fukushima bahkan pernah menulis puisi berjudul "Dari Kelopak yang Gugur hingga Bintang yang Terbit", yang menghormati seorang pelacur yang menjadi patriot melalui aktivitas pengumpulan intelijennya. Ini menunjukkan sisi lain dari pemikirannya yang kompleks, yang tidak hanya terbatas pada strategi militer tetapi juga mencakup apresiasi terhadap kontribusi individu dari berbagai latar belakang terhadap tujuan nasional.
5. Jabatan Resmi dan Dinas Publik
Fukushima Yasumasa memegang beberapa jabatan penting sepanjang kariernya, baik di militer maupun setelahnya. Pada April 1906, ia diangkat sebagai Wakil Kepala Staf Umum dan dipromosikan menjadi Letnan Jenderal pada Juli tahun yang sama.
Dari 26 April 1912 hingga 15 September 1914, ia menjabat sebagai Gubernur Jenderal Wilayah Sewa Kwantung, sebuah wilayah strategis yang dikuasai Jepang di Manchuria. Selama masa jabatannya, ia bertanggung jawab atas administrasi sipil dan militer di wilayah tersebut, yang menjadi pos penting bagi kepentingan Jepang di Asia Timur.
Pada 15 September 1914, ia dipromosikan menjadi Jenderal dan dipindahkan ke cadangan kedua. Setelah dipindahkan ke cadangan, ia tidak sepenuhnya pensiun dari kehidupan publik. Pada November 1914, ia menjabat sebagai wakil presiden Asosiasi Reserivis, sebuah organisasi yang mendukung mantan prajurit dan memperkuat semangat militer di kalangan masyarakat.
6. Kehidupan Pribadi
Fukushima Yasumasa menikah dengan Fukushima Sadako, putri dari Takano Sadakiyo, seorang Bakushin (pengikut langsung Keshogunan Tokugawa). Mereka memiliki beberapa anak:
- Putra tertua: Fukushima Masaichi, seorang Mayor Angkatan Darat.
- Putra kedua: Fukushima Jiro, seorang Letnan Angkatan Darat, yang gugur dalam Perang Rusia-Jepang.
- Putra ketiga: Fukushima Saburo, menjabat sebagai Manajer Penjualan di Hitachi Seisakusho.
- Putra keempat: Fukushima Shiro, seorang Letnan Kolonel Angkatan Darat. Ia mewarisi gelar kebangsawanan dan menjadi kepala keluarga sesuai wasiat ayahnya.
- Putra kelima: Fukushima Goro, juga bergabung dengan Angkatan Darat, dan kemudian mengubah nama keluarganya menjadi Ito.
- Putri tertua: Fukushima Misako, menikah dengan Sonoda Tadao, putra dari Sonoda Kokichi.
Beberapa biografi telah ditulis tentang dirinya, termasuk "Fukushima Shogun Iseki" oleh Ota Ayama, "Fukushima Yasumasa to Tanki Siberia Odan" (atas dan bawah) oleh Shimanuki Shigeyoshi, dan "Siberia Odan - Fukushima Yasumasa Taishō Den" oleh Sakai Fujio.
7. Kematian dan Warisan
Fukushima Yasumasa meninggal pada 19 Februari 1919 di usia 66 tahun (atau 67 tahun menurut perhitungan usia tradisional Jepang) di kediamannya di Takada-mura, pinggiran Tokyo (sekarang dekat Zoshigaya, Distrik Toshima). Makamnya terletak di Pemakaman Aoyama di Minato, Tokyo. Beberapa artefak pribadinya, termasuk cambuk kudanya, dilestarikan di Museum Kota Matsumoto di Matsumoto, Nagano. Ia diangkat ke gelar danshaku (男爵baronBahasa Jepang) pada tahun 1907 di bawah sistem kazoku (sistem kebangsawanan Jepang), yang diberikan atas pengabdian militernya yang luar biasa. Ia meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah militer dan eksplorasi Jepang. Kisah perjalanannya melintasi Siberia dengan kuda menjadikannya simbol keberanian dan ketahanan nasional. Peranannya sebagai perwira intelijen dan ahli geografi juga menunjukkan kontribusinya dalam memperkuat posisi geopolitik Jepang. Berbagai penghargaan dan gelar, baik dari Jepang maupun dari negara-negara asing, mengakui kontribusi dan pengabdiannya sepanjang karier yang cemerlang.

7.1. Penghargaan dan Gelar
Fukushima Yasumasa menerima berbagai penghargaan dan gelar sepanjang kariernya, baik dari Jepang maupun dari negara-negara asing, yang mencerminkan pengabdian dan kontribusinya yang luas.
Tanggal | Penghargaan/Gelar | Kategori | Keterangan |
---|---|---|---|
21 November 1889 | Ordo Albert, Komandan Kelas Dua | Sachsen (Asing) | |
22 November 1889 | Ordo Harta Karun Suci Kelas Enam | Jepang (Ordo) | |
3 Juli 1890 | Junior Rank Sixth Court Rank (Jū Rokui) | Jepang (Pangkat) | |
30 Maret 1892 | Ordo Elang Merah Kelas Tiga | Jerman (Asing) | |
30 Maret 1892 | Ordo Leopold Kelas Empat | Belgia (Asing) | |
11 April 1893 | Senior Rank Sixth Court Rank (Sei Rokui) | Jepang (Pangkat) | |
18 Oktober 1895 | Ordo Elang Emas Kelas Empat | Jepang (Ordo) | |
15 November 1895 | Junior Rank Fifth Court Rank (Jū Goi) | Jepang (Pangkat) | |
18 November 1895 | Medali Kampanye Perang Tiongkok-Jepang Pertama | Jepang (Militer) | |
16 Februari 1897 | Ordo Singa dan Matahari Kelas Dua | Persia (Asing) | |
18 Mei 1898 | Ordo Naga Kembar Kelas Tiga, Peringkat Pertama | Qing (Asing) | |
4 Juli 1899 | Ordo Naga Kembar Kelas Dua, Peringkat Tiga | Qing (Asing) | |
10 Juli 1900 | Senior Rank Fifth Court Rank (Sei Goi) | Jepang (Pangkat) | |
25 Oktober 1901 | Ordo Elang Merah Kelas Dua dengan Bintang | Prusia (Asing) | |
5 Desember 1901 | Ordo Oranye-Nassau, Grand Officer | Belanda (Asing) | |
25 Desember 1901 | Ordo Leopold, Grand Officer | Belgia (Asing) | |
16 Januari 1902 | Legion Kehormatan, Grand Officer | Prancis (Asing) | |
23 April 1902 | Ordo St. Stanislaus Kelas Satu dengan Pedang | Rusia (Asing) | |
1902 | Ordo Pangeran Danilo I | Montenegro (Asing) | |
28 Maret 1903 | Ordo Merit Militer, Grand Cross | Spanyol (Asing) | |
28 Maret 1903 | Ordo Naga Kembar Kelas Dua, Peringkat Pertama | Qing (Asing) | |
9 Mei 1903 | Medali Penobatan Raja Edward VII dan Ratu Alexandra | Britania Raya (Asing) | |
16 Mei 1903 | Ordo Mahkota Besi Kelas Satu dengan Dekorasi Tempur | Austria-Hungaria (Asing) | |
8 Juni 1903 | Medali Kampanye Asia Timur Angkatan Darat Jerman | Jerman (Asing) | |
6 Juli 1903 | Ordo Bath, Ksatria Komandan (KCB) | Britania Raya (Asing) | |
21 Desember 1903 | Ordo Mahkota Italia Kelas Dua | Italia (Asing) | |
1 April 1906 | Ordo Elang Emas Kelas Dua | Jepang (Ordo) | |
1 April 1906 | Medali Kampanye Perang Rusia-Jepang | Jepang (Militer) | |
21 September 1907 | Baron (Danshaku) | Jepang (Kebangsawanan) | |
13 November 1907 | Ordo Harta Karun Suci Kelas Satu | Jepang (Ordo) | |
26 Desember 1907 | Ordo Kamboja, Grand Officer | Prancis (Asing) | |
22 Agustus 1908 | Ordo Naga Kembar Kelas Tiga, Peringkat Satu | Qing (Asing) | |
22 April 1910 | Ordo Taeguk Kelas Satu | Kekaisaran Korea (Asing) | |
10 Agustus 1910 | Senior Rank Fourth Court Rank (Sei Shii) | Jepang (Pangkat) | |
20 Agustus 1910 | Ordo Heinrich Singa Kelas Satu | Kadipaten Brunswick (Asing) | |
20 Agustus 1913 | Junior Rank Third Court Rank (Jū Sanmi) | Jepang (Pangkat) | |
8 Juni 1914 | Ordo Macan Berbudaya Kelas Satu | Republik Tiongkok (Asing) | |
15 September 1914 | Ordo Matahari Terbit dengan Selempang Besar | Jepang (Ordo) | |
30 September 1914 | Senior Rank Third Court Rank (Sei Sanmi) | Jepang (Pangkat) | |
10 November 1915 | Medali Peringatan Penobatan Taishō | Jepang (Peringatan) | |
19 Februari 1919 | Junior Rank Second Court Rank (Jū Nii) | Jepang (Pangkat) |

8. Evaluasi dan Tinjauan Sejarah
Fukushima Yasumasa adalah seorang tokoh militer yang sangat dihormati pada masanya, dikenal karena kecerdasannya, kemampuan bahasa yang luar biasa, dan keberanian eksplorasi. Pencapaian militernya, terutama partisipasinya dalam Perang Tiongkok-Jepang Pertama, Pemberontakan Boxer, dan Perang Rusia-Jepang, menunjukkan perannya dalam ekspansi kekuatan Jepang di Asia Timur.
Peranannya sebagai atase militer di Berlin dan perjalanannya melintasi Siberia tidak hanya menunjukkan kemampuan eksplorasinya tetapi juga kapasitasnya sebagai perwira intelijen yang mengumpulkan informasi penting tentang jalur kereta api Trans-Siberia dan infrastruktur Rusia, yang krusial bagi strategi Jepang di kemudian hari. Pandangannya yang menganggap Rusia sebagai musuh utama juga mencerminkan orientasi geopolitik Jepang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang mendorong ambisi imperialisme Jepang di Asia.
Namun, dari tinjauan sejarah, peran Fukushima tidak dapat dipisahkan dari konteks imperialisme Jepang yang agresif. Sebagai Gubernur Jenderal Wilayah Sewa Kwantung dan tokoh kunci dalam operasi militer di Tiongkok, ia secara tidak langsung berkontribusi pada penegasan kontrol Jepang atas wilayah-wilayah yang disengketakan dan perluasan pengaruhnya di Asia. Meskipun ia dipandang sebagai pahlawan nasional di Jepang karena keberanian dan kecerdasannya, tindakan dan posisinya sebagai bagian dari mesin militer kekaisaran memiliki dampak signifikan terhadap tatanan sosial dan politik di Asia Timur, yang sering kali melibatkan korban dan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah-wilayah yang diduduki Jepang.
Secara keseluruhan, Fukushima Yasumasa adalah seorang jenderal yang sangat cakap dan seorang penjelajah yang berani. Warisannya mencerminkan kompleksitas sejarah Jepang di era modernisasi dan ekspansi, di mana pencapaian individu yang luar biasa sering kali terjalin dengan dampak sosial dan politik yang lebih luas dari kebijakan negara.