1. Overview

Keiji Takayama (高山 圭司, 高山 圭司Takayama KeijiBahasa Jepang, lahir 20 Februari 1969), yang lebih dikenal dengan nama ringnya Gedo (外道, 外道GedōBahasa Jepang), adalah seorang pegulat profesional Jepang, manajer, dan booker yang terikat kontrak dengan New Japan Pro-Wrestling (NJPW). Sejak awal tahun 2010-an, Gedo telah menjadi booker utama NJPW, yang memainkan peran penting dalam arah kreatif dan kesuksesan promosi tersebut. Sebagai pegulat, Gedo dikenal luas atas karyanya sebagai tim tag yang sangat sukses bersama Jado, sebuah kemitraan yang berlangsung dari tahun 1990 hingga pertengahan tahun 2010-an.
Selain perannya di balik layar, Gedo juga merupakan karakter di layar NJPW, terutama sebagai manajer untuk faksi "heel" (jahat) Bullet Club yang terkenal, dan sebelumnya menjadi manajer Chaos, Kazuchika Okada, dan Jay White. Gedo adalah sosok yang sangat dihormati di industri gulat profesional, diakui atas keahliannya dalam taktik "heel" (jahat), keterampilan "mic" yang luar biasa, dan kemampuannya untuk mengambil "bump" (teknik penerimaan serangan) dengan sangat baik. Ia juga merupakan penerima delapan kali penghargaan Best Booker dari Wrestling Observer Newsletter dan dilantik ke dalam Wrestling Observer Newsletter Hall of Fame pada tahun 2019, yang menegaskan warisan dan pengaruhnya yang signifikan dalam olahraga gulat profesional.
2. Kehidupan Awal dan Debut
Keiji Takayama, lahir pada 20 Februari 1969 di Musashimurayama, Tokyo, Jepang, memulai perjalanan gulat profesionalnya setelah berhasil lolos audisi untuk "Takeshi Puroresu Gundan" (TPG) pada tahun 1988. Di TPG, yang merupakan parodi NJPW dari era Rock 'n Wrestling World Wrestling Federation, Takayama belajar dasar-dasar gulat dan teknik "bump" dari Apollo Sugawara. Ia kemudian menyatakan bahwa dirinya telah melakukan "latihan untuk bertahan dari latihan" karena mendengar betapa kerasnya pelatihan bagi para siswa, sehingga ia tidak terlalu kesulitan menghadapinya.
Nama ring awalnya adalah Black Wolf, namun ia tidak pernah bertanding dengan nama itu di Jepang. Ia kemudian mengubahnya menjadi Black-Eyed Man saat berafiliasi dengan FMW, meskipun ia juga tidak pernah bertanding secara resmi. Pada 19 Maret 1989, Gedo membuat debut resminya di Hall of Eden, Amsterdam, Belanda, melawan Monkey Magic Wakita, yang kemudian dikenal sebagai Super Delfin.
Pada Maret 1990, Takayama bergabung dengan Universal Wrestling Federation (UWF) dan membentuk tim tag "Punish & Crush" bersama Coolie SZ (yang kemudian dikenal sebagai Jado). Tim ini mengadopsi citra yang terinspirasi dari Road Warriors. Pada 1 September 1990, Gedo berperan sebagai wasit dalam pertandingan deathmatch kandang antara Bull Nakano dan Aja Kong di All Japan Women's Pro-Wrestling. Keputusannya yang kontroversial untuk menyatakan Aja Kong menang melalui count-out menuai kritik dari penggemar dan memicu pertandingan ulang tanpa wasit yang terkenal. Takayama sendiri yang menciptakan nama ring "Jado" dan "Gedo" setelah menonton film "Battles Without Honor and Humanity" (仁義なき戦い, 仁義なき戦aiJingi Naki TatakaiBahasa Jepang), terinspirasi dari dialog Bunta Sugawara yang menyebut "An kusare gedō ga!" (あんクサレ外道が!, あんクサレ外道が!Bahasa Jepang). Karena "Jado" tumpang tindih dengan nama panggilan Atsushi Onita, Takayama memilih nama "Gedo" untuk dirinya sendiri.
3. Karier Gulat Profesional
Karier gulat profesional Gedo telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, ditandai oleh kemitraan tim tag yang legendaris, kesuksesan tunggal, dan transisi yang signifikan ke peran di balik layar sebagai manajer dan booker utama. Sepanjang sebagian besar kariernya, Gedo telah beroperasi sebagai karakter "heel" (jahat), membangun reputasi sebagai ahli strategi yang cerdas dan provokator yang brilian.
3.1. Karier Awal dan Aktivitas Tim Tag (1989-2001)
Setelah debutnya di Takeshi Puroresu Gundan (TPG) dan waktu singkat di FMW tanpa bertanding, Gedo bergabung dengan Universal Wrestling Association (UWA) di Meksiko pada tahun 1990. Di sana, ia dan Jado membentuk tim tag "Punish" (Jado) dan "Crush" (Gedo). Mereka meraih gelar UWA/UWF Intercontinental Tag Team Championship untuk pertama kalinya pada 8 November 1991, mengalahkan Silver King dan El Texano, dan kemudian memenangkan gelar ini dua kali lagi pada tahun 1992. Pengalamannya di Meksiko, termasuk belajar dari Gran Hamada, memperluas cakrawala gulatnya. Selama periode ini, Gedo sempat membubarkan tim tagnya dengan Jado untuk membentuk "Bad Company" bersama Pat Tanaka dan Villano III. Kemitraannya dengan Pat Tanaka, seorang master dalam mengambil "bump", secara signifikan meningkatkan keterampilan Gedo dalam teknik penerimaan serangan. Ia mengadaptasi gerakan asli Tanaka, seperti teknik "konoha uke" (木の葉受け, 木の葉受けkonoha ukeBahasa Jepang, "penerimaan daun"), di mana ia memutar tubuhnya seperti daun saat menerima lariat.
Pada November 1992, Gedo dan Jado menjadi pegulat lepas dan mengadopsi nama ring mereka saat ini, Gedo dan Jado, kembali ke Meksiko. Mereka kemudian tampil di promosi independen seperti W*ING dan terlibat dalam insiden fire deathmatch pada 2 November 1993, di mana Yukihiko Kanemura mengalami luka bakar parah akibat api yang tak terduga. Pada Februari 1994, atas undangan Último Dragón, Gedo dan Jado pindah ke Wrestling and Romance (WAR), di mana mereka bergabung dengan Hiromichi Fuyuki untuk membentuk Fuyuki-Gun. Di WAR, Gedo menjadi pegulat pertama yang memegang semua gelar promosi tersebut, memenangkan WAR World Six-Man Tag Team Championship lima kali bersama Fuyuki dan Jado, dan menjadi Juara Kelas Berat Junior Internasional WAR dua kali, serta Juara Tim Tag Kelas Berat Junior Internasional WAR satu kali bersama Lion Do. Gedo juga menunjukkan kehebatannya di divisi junior heavyweight, mencapai semifinal 1994 Super J-Cup (kalah dari Wild Pegasus) dan final 1995 Super J-Cup (kalah dari Jushin Thunder Liger setelah empat pertandingan malam itu).
Pada tahun 1996, Gedo dan Jado meninggalkan WAR yang sedang menurun dan pindah ke Frontier Martial-Arts Wrestling (FMW). Pada 21 Maret 1997, Gedo, bersama Jado dan Kodo Fuyuki, memenangkan FMW World Street Fight 6-Man Tag Team Championship. Pada tahun yang sama, Gedo melakukan tur ke Amerika Utara, tampil di acara WCW Halloween Havoc 1997 melawan Chris Jericho, di mana komentator Mike Tenay menjulukinya "Dusty Rhodes dari Jepang" karena gaya brawling ala Amerika Selatan tahun 1970-an yang ia sukai. Ia juga memenangkan CRMW North American Mid-Heavyweight Championship pada 31 Agustus 1997. Kembali ke Jepang, Gedo memenangkan berbagai gelar tim tag di FMW dan promosi independen lainnya, termasuk BJW Tag Team Championship bersama Jado pada Desember 1997. Pada Juni 1999, Gedo memenangkan FMW Brass Knuckles Tag Team Championship bersama Koji Nakagawa. Pada 2001, Gedo bersama Jado, Masato Tanaka, Hideki Hosaka, dan Kaori Nakayama, meninggalkan FMW untuk menjadi pegulat lepas, yang kemudian dikenal sebagai "Complete Players."
3.2. New Japan Pro-Wrestling (2001-sekarang)
Periode Gedo di New Japan Pro-Wrestling (NJPW) adalah yang paling panjang dan paling berpengaruh dalam kariernya, di mana ia bertransisi dari pegulat tim tag yang sukses menjadi manajer bintang dan akhirnya menjadi booker utama promosi tersebut.
3.2.1. Kembali ke NJPW dan CHAOS (2001-2011)
Pada Juni 2001, Gedo dan Jado kembali ke NJPW sebagai anggota Team 2000 dan berfokus pada divisi junior heavyweight. Mereka dengan cepat memenangkan IWGP Junior Heavyweight Tag Team Championship pada 20 Juli 2001, mengalahkan Jushin Thunder Liger dan El Samurai. Ini menandai awal rivalitas sengit dengan Liger, yang memuncak ketika Jado dan Gedo secara mengejutkan membuka topeng Liger. Mereka memenangkan gelar tim tag ini lagi pada tahun 2003 dan 2006.
Pada Juli 2007, Gedo dan Jado bergabung dengan faksi "heel" Great Bash Heel (GBH). Selama periode ini, Gedo menolak tawaran kontrak dari World Wrestling Entertainment (WWE) karena ia akan diminta untuk memerankan karakter stereotip Jepang, sebuah keputusan yang mencerminkan komitmennya terhadap otentisitas dalam gulat. Pada April 2009, Gedo dan Jado meninggalkan GBH dan menjadi anggota pendiri stable Chaos, yang dipimpin oleh Toru Yano. Keduanya kembali meraih puncak divisi tim tag junior NJPW pada 13 November 2010, dengan memenangkan Super J Tag League 2010 setelah mengalahkan rekan setim mereka di Chaos, Davey Richards dan Rocky Romero, di final. Namun, mereka gagal memenangkan gelar IWGP Junior Heavyweight Tag Team dari Golden☆Lovers (Kenny Omega dan Kota Ibushi) pada 26 Desember 2010. Pada akhir tahun 2011, Wrestling Observer Newsletter menobatkan Gedo dan Jado sebagai "Booker of the Year", penghargaan yang kemudian mereka menangkan tiga kali lagi bersama-sama.
3.2.2. Peran Booker Utama dan Manajer (2012-2018)
Pada 4 Januari 2012, Gedo mengambil peran manajer untuk Kazuchika Okada yang baru kembali ke NJPW, membawa Okada ke dalam stable Chaos. Ia menjadi juru bicara Okada yang karismatik, memperkenalkan frasa khas seperti "Kin no ame ga furu zo!!" (金の雨が降るぞ!!, 金の雨が降るぞ!!Bahasa Jepang, "Akan turun hujan emas!!") dan "Level ga chigain da yo!!" (レベルが違うんだよ!!, レベルが違うんだよ!!Bahasa Jepang, "Levelnya berbeda!!"). Gedo menjadi dikenal sebagai "Rainmaker" Okada, memainkan peran kunci dalam kebangkitan karier Okada menjadi salah satu bintang top NJPW.
Pada 5 Juli 2013, Gedo mendapatkan kesempatan pertamanya untuk memperebutkan IWGP Junior Heavyweight Championship dalam hampir satu dekade, mencoba menghentikan Prince Devitt dari meraih kesempatan untuk menantang Okada untuk IWGP Heavyweight Championship. Meskipun ia gagal, pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai pertarungan yang baik dan memicu "Gedo call" dari para penggemar. Pada awal 2015, Gedo mengambil alih sebagai booker utama NJPW ketika Jado menjadi booker baru untuk Pro Wrestling Noah, sebuah transisi yang mengkonsolidasikan pengaruh Gedo di balik layar.
3.2.3. Bergabung dengan Bullet Club dan Manajemen (2018-sekarang)
Pada final G1 Climax 2018, Okada mengumumkan perpisahan dengan Gedo. Gedo kembali di Destruction in Kobe, di mana ia tampak akan menyelamatkan Okada, namun malah memukulnya dengan kursi, menjadi manajer baru Jay White. Pada King of Pro-Wrestling, Gedo, White, dan Jado secara resmi membelot dari Chaos untuk bergabung dengan Bullet Club.
Sepanjang masa kepemimpinan White di Bullet Club, Gedo terus menjadi manajernya, sambil sesekali masih bergulat, terutama dalam pertandingan tim tag bersama White dan anggota Bullet Club lainnya. Setelah White meninggalkan NJPW, Gedo mulai mengelola David Finlay, yang menjadi pemimpin baru Bullet Club. Gedo dan Finlay kemudian membentuk sub-grup dalam Bullet Club bernama "Bullet Club War Dogs," yang terdiri dari mereka berdua bersama Alex Coughlin, Clark Connors, Drilla Moloney, dan Gabe Kidd, dengan pegulat seperti Jake Lee, Sanada, dan Taiji Ishimori bergabung kemudian.
3.3. Pro Wrestling Noah (2016)
Pada 12 Juni 2016, Gedo membuat penampilan mengejutkan di acara Pro Wrestling Noah. Ia bersatu kembali dengan Jado untuk secara tidak berhasil menantang Atsushi Kotoge dan Daisuke Harada untuk GHC Junior Heavyweight Tag Team Championship milik Noah dalam pertandingan tiga arah, yang juga melibatkan Taichi dan Taka Michinoku. Namun, pada 8 Oktober, Gedo dan Jado berhasil mengalahkan Kotoge dan Harada untuk memenangkan GHC Junior Heavyweight Tag Team Championship. Mereka kehilangan gelar tersebut kembali kepada Kotoge dan Harada pada 24 Desember 2016.
4. Gaya dan Teknik Gulat
Gedo dikenal karena gayanya yang unik di atas ring, yang ditandai oleh perpaduan antara taktik "heel" yang cerdas dan teknik gulat yang luar biasa. Ia adalah pegulat yang lebih kecil, tetapi mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan kecerdikan untuk mengalahkan lawan-lawannya. Gedo sangat mahir dalam menggunakan trik dan penyimpangan perhatian wasit, menganut apa yang ia sebut sebagai "estetika kejahatan" (悪の美学, 悪の美学aku no bigakuBahasa Jepang), di mana ia melakukan serangan terlarang di luar pandangan wasit. Kemampuannya untuk mengambil "bump" dengan dramatis dan meyakinkan, seperti gerakan "konoha uke" (木の葉受け, 木の葉受けkonoha ukeBahasa Jepang, "penerimaan daun") saat menerima lariat, membuatnya dipuji sebagai salah satu pegulat terbaik di dunia dalam hal keterampilan ini oleh tokoh-tokoh seperti TAKA Michinoku dan Dick Togo. Togo bahkan menyebut Gedo sebagai salah satu pegulat yang ia jadikan panutan.
Selain kemampuan di atas ring, Gedo juga dikenal memiliki keterampilan mikrofon yang luar biasa. Ia sering menjadi juru bicara bagi timnya dan stable-nya, terutama ketika bersama Jado, dan terkenal karena provokasinya yang menggunakan bahasa Inggris, seperti "Motherfucker!!" (yang sering diucapkan "Madhafaka!!"), "Hey! Hey! Hey!", dan "Shit!" saat menerima serangan. Suara seraknya dan pengucapan khasnya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter "heel"nya.
Berikut adalah beberapa gerakan dan teknik khas Gedo:
- Superfly: Nama lain untuk Frog splash. Ini adalah gerakan finisher utamanya, yang seringkali mengakhiri pertandingan. Nama gerakan ini diambil dari kecintaannya pada Jimmy Snuka dan ia sering meneriakkan "Superfly!" sebelum melompat.
- Gedo Clutch: Gerakan pinfall asli Gedo, yang banyak ditiru oleh pegulat lain. Seringkali dilakukan setelah serangan low blow atau complete shot, atau dari low dropkick.
- Complete Shot: Gerakan facebuster yang dulunya merupakan finisher tetapi kemudian menjadi set-up move. Ia mengajarkan gerakan ini kepada anggota Team 2000 seperti Masahiro Chono dan juga kepada Jay White di Bullet Club.
- Thrust Kick: Tendangan yang menyerupai superkick, digunakan sebagai counter atau untuk mengubah tempo pertandingan. Dalam beberapa tahun terakhir, ia sering melakukannya sambil berlutut di depan lawan.
- Knuckle Part: Pukulan tinju yang ia berikan dengan gerakan seperti tamparan. Setelah bergabung dengan Bullet Club, ia sering menggunakan buku jari kuningan (brass knuckles).
- Manhattan Drop: Digunakan sebagai counter, seringkali diikuti dengan DDT. Ia juga kadang menyisipkan knuckle punch atau chin crusher di antara keduanya.
- Chin Crusher: Gerakan chinbuster yang sering digunakan oleh pegulat "tukang" (craftsmen) tipe "heel".
- Moonsault Attack: Moonsault press yang ditujukan pada lawan yang berdiri di luar ring. Tidak lagi digunakan belakangan ini.
- Diving Headbutt: Gerakan lain yang dulunya merupakan finisher khasnya, yang juga tidak lagi digunakan. Ia mampu melompat jauh ke tengah ring dengan gerakan ini.
- Tombstone Piledriver: Digunakan sebagai set-up move untuk finisher sebelumnya. Menariknya, gerakan ini sekarang digunakan oleh Kazuchika Okada, mantan kliennya, sebagai set-up move untuk finisher-nya.
- WAR Special: Kuncian submission yang menjadi finisher Gedo selama berafiliasi dengan WAR. Ia menyiksa banyak lawan dengan gerakan ini di turnamen Super J-Cup pertamanya.
- Low Blow: Tendangan ke selangkangan, terutama digunakan saat lawan berada di belakangnya. Dikenal karena presisi dan kecepatannya yang luar biasa. Pernah ia coba pada Giant Baba namun tidak sampai.
- Cane Attack: Serangan dengan tongkat yang ia gantung di lehernya saat masuk arena. Belakangan ini digantikan oleh serangan dengan shinai.
- Shinai Attack: Serangan dengan pedang bambu (shinai), seringkali sebagai bentuk intervensi dari luar ring untuk membantu rekan setimnya. Menjadi salah satu gerakan khas Gedo saat ini.
- Gong/Mallet Attack: Serangan dengan gong atau palu.
- Leather Belt Attack: Memukul punggung lawan dengan sabuk kulit.
- Super Powerbomb: Gerakan tim tag yang sering ia lakukan bersama Jado, Tanaka, atau Fuyuki, di mana Gedo sebagian besar berperan sebagai pemberi bantuan.
5. Filosofi Manajemen dan Booking
Gedo telah membangun reputasi sebagai salah satu booker paling cerdas dan berpengaruh dalam sejarah gulat profesional Jepang. Filosofi manajemen dan booking-nya berpusat pada "estetika kejahatan" (悪の美学, 悪の美学aku no bigakuBahasa Jepang) yang ia terapkan di atas ring: melakukan pelanggaran aturan di luar pandangan wasit. Pendekatan ini melampaui sekadar kenakalan "heel" sederhana dan menjadi filosofi strategis yang diterapkan pada alur cerita dan pengembangan karakter. Ia percaya bahwa "heel" sejati adalah mereka yang mampu melanggar aturan dalam kerangka pertandingan, seringkali dengan mengalihkan perhatian wasit atau menggunakan spot buta.
Sebagai booker utama New Japan Pro-Wrestling (NJPW) sejak awal 2010-an, Gedo berperan penting dalam periode kebangkitan promosi tersebut. Ia dikenal karena penceritaan yang kuat dan pembangunan bintang yang hati-hati. Contoh paling menonjol adalah peran Gedo dalam mengembangkan karier Kazuchika Okada. Gedo mengambil Okada sebagai manajernya setelah Okada kembali dari tur belajar di TNA, menciptakan gimmick "Rainmaker" dan mendukung Okada melalui serangkaian kemenangan penting yang mengubahnya menjadi bintang main event global. Frasa khas Gedo, seperti "Kin no ame ga furu zo!!" (Akan turun hujan emas!!) dan "Level ga chigain da yo!!" (Levelnya berbeda!!), tidak hanya menjadi catchphrase yang ikonik tetapi juga membantu menegaskan dominasi Okada.
Gedo's booking ditandai oleh perpaduan antara inovasi dan penghormatan terhadap tradisi gulat Jepang. Ia mampu menciptakan alur cerita yang menarik dan match-up yang menguras emosi, sambil tetap menjaga fokus pada gulat bergaya "Strong Style" NJPW. Keberhasilannya dalam mengelola daftar nama NJPW dan mengembangkan generasi bintang baru, termasuk Jay White dan David Finlay setelah Okada, telah membuatnya meraih banyak penghargaan "Best Booker" dari Wrestling Observer Newsletter, menegaskan pengaruhnya yang tak tertandingi pada arah kreatif dan kesuksesan finansial NJPW. Filosofinya tidak hanya tentang menciptakan "heel" yang efektif, tetapi juga membangun narasi yang kohesif dan mengembangkan karakter yang mendalam, yang menguntungkan seluruh promosi.
6. Kejuaraan dan Prestasi
Gedo telah meraih banyak kejuaraan dan penghargaan sepanjang karier gulat profesionalnya di berbagai promosi, baik sebagai pegulat tunggal maupun sebagai anggota tim tag.

- Big Japan Pro Wrestling
- BJW Tag Team Championship (1 kali) - dengan Jado
- Frontier Martial-Arts Wrestling / World Entertainment Wrestling
- FMW Brass Knuckles Tag Team Championship (1 kali) - dengan Koji Nakagawa
- FMW World Street Fight 6-Man Tag Team Championship (1 kali) - dengan Kodo Fuyuki dan Jado
- WEW Hardcore Tag Team Championship (1 kali) - dengan Jado
- WEW 6-Man Tag Team Championship (5 kali) - dengan Kodo Fuyuki dan Koji Nakagawa (1), Koji Nakagawa dan Jado (2), Jado dan Kaori Nakayama (1), serta Jado dan Masato Tanaka (1)
- WEW Tag Team Championship (3 kali) - dengan Koji Nakagawa (1), Kodo Fuyuki (1), dan Masato Tanaka (1)
- WEW 6-Man Tag Team Championship Tournament (1999) - dengan Kodo Fuyuki dan Gedo
- New Japan Pro-Wrestling
- IWGP Junior Heavyweight Tag Team Championship (4 kali) - dengan Jado
- DREAM*Win Jr. Tag Team Tournament (2002) - dengan El Samurai
- Super J Tag League (2010) - dengan Jado
- Pro Wrestling Illustrated
- Peringkat No. 121 dari 500 pegulat tunggal teratas dalam PWI 500 pada tahun 2006
- Pro Wrestling Noah
- GHC Junior Heavyweight Tag Team Championship (1 kali) - dengan Jado
- Tokyo Sports
- Penghargaan Tim Tag Terbaik (2001) - dengan Jado
- Toryumon X
- UWA World Trios Championship (1 kali) - dengan Jado dan Katsushi Takemura
- Universal Wrestling Association
- UWA/UWF Intercontinental Tag Team Championship (4 kali) - dengan Punish (2), Pat Tanaka (1), dan Dick Togo (1)
- Wrestle Association "R"
- WAR International Junior Heavyweight Championship (2 kali)
- International Junior Heavyweight Tag Team Championship (1 kali) - dengan Lion Do
- WAR World Six-Man Tag Team Championship (5 kali) - dengan Hiromichi Fuyuki dan Jado
- WAR World Six-Man Tag Team Championship Tournament (1994) - dengan Hiromichi Fuyuki dan Jado
- Super J Cup 1995 Contestant Decision Tournament (1995) - dengan Último Dragón dan Lionheart
- WAR International Junior Heavyweight Championship Tournament (1995)
- WAR International Junior Heavyweight Tag Team Championship Tournament (1996) - dengan Lion Do
- Wrestling Observer Newsletter
- Booker Terbaik (2011-2014) - dengan Jado
- Booker Terbaik (2016-2019)
- Wrestling Observer Newsletter Hall of Fame (Kelas 2019)
- Michinoku Pro Wrestling
- Michinoku Futaritabi (dengan Dick Togo)
- Pro Wrestling El Dorado
- UWA World 6-Man Tag Team Championship (dengan Jado dan Takeshi Takemura)
- Lain-lain
- Rocky Mountain Wrestling Mid-Heavyweight Championship
- Rocky Mountain Wrestling North American Mid-Heavyweight Championship
7. Citra Publik dan Kehidupan Pribadi

Di balik persona "heel" (jahat) yang ia perankan di atas ring, Keiji Takayama, atau Gedo, dikenal memiliki citra publik dan kehidupan pribadi yang cukup berbeda. Meskipun penampilannya yang seringkali "jahat" dan agresif di ring, ia secara pribadi dikenal sebagai seorang yang "berakal sehat" (常識人, 常識人jōshikijinBahasa Jepang), tidak pernah mengonsumsi alkohol, dan sangat berdedikasi pada latihannya. Dedikasi ini mendorongnya untuk menerapkan pelatihan ilmiah dan melakukan physical transformation yang signifikan setelah bergabung dengan New Japan Pro-Wrestling (NJPW) pada tahun 2001, terinspirasi oleh etos kerja pegulat asing saat ia berkompetisi di ECW.
Gedo memiliki penampilan yang khas: ia lebih pendek dari Jado, sering mengenakan bandana yang menutupi matanya saat masuk arena, memiliki gigi depan yang tanggal, dan menumbuhkan janggut di dagu, cambang, dan di bawah hidungnya.
Salah satu aspek paling menonjol dari citra publik Gedo adalah keterampilan mikrofonnya yang luar biasa. Ia sering menjadi juru bicara bagi tim tag-nya, Jado & Gedo, dan juga menjadi hypeman bagi pegulat yang ia manajeri seperti Kazuchika Okada dan Jay White. Keterampilan verbalnya, seringkali diselingi dengan makian dan provokasi berbahasa Inggris, telah menjadi ciri khas karakternya.
Pada tahun 2007, Gedo menolak tawaran dari World Wrestling Entertainment (WWE). Alasannya adalah karena ia akan diminta untuk memerankan karakter Jepang yang stereotip, sebuah peran yang tidak ingin ia terima. Keputusan ini menunjukkan komitmen Gedo terhadap karakter dan identitasnya sendiri dalam gulat profesional, memilih untuk membangun warisannya di Jepang daripada mengorbankan integritas artistiknya di panggung yang lebih besar.
8. Aktivitas Lain
Di luar karier gulat dan booking-nya, Gedo juga merambah dunia publikasi. Ia adalah penulis buku berjudul To Be The Gedo "Level ga Chigau!" Ikinokori Jutsu (To Be The 外道 "レヴェルが違う!"生き残り術To Be The Gedō "Reveru ga Chigau!" Ikinokori JutsuBahasa Jepang), yang diterbitkan pada 22 Desember 2017 oleh Baseball Magazine Co. Ltd. Buku ini kemungkinan besar membahas filosofi hidup dan kariernya, serta etos "level yang berbeda" yang sering ia promosikan dalam gulat profesional.
9. Warisan dan Penilaian
Gedo telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah gulat profesional, terutama di Jepang, berkat kontribusinya yang beragam sebagai pegulat, manajer, dan booker. Warisannya paling jelas terlihat dalam kemitraan tim tag legendarisnya dengan Jado, yang berlangsung selama lebih dari 30 tahun dan dianggap sebagai tim tag terlama di Jepang yang masih aktif secara sporadis. Mereka memenangkan berbagai kejuaraan tim tag di berbagai promosi, termasuk IWGP Junior Heavyweight Tag Team Championship empat kali, dan menerima penghargaan Tim Tag Terbaik pada tahun 2001.
Namun, pengaruh Gedo yang paling signifikan mungkin berasal dari perannya sebagai booker utama New Japan Pro-Wrestling (NJPW) sejak awal 2010-an. Di bawah kepemimpinannya, NJPW mengalami periode kebangkitan dan ekspansi global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia dipuji atas kemampuan penceritaan yang inovatif, pengembangan karakter yang mendalam, dan strategi booking yang cerdas, yang memuncak dalam kesuksesan fenomena Kazuchika Okada sebagai "Rainmaker". Gedo dikenal memiliki "estetika kejahatan" yang ia terapkan dalam booking-nya, menekankan pentingnya heel yang cerdik dan mampu memanipulasi situasi.
Keahliannya sebagai booker diakui secara luas, terbukti dari delapan kali ia menerima penghargaan "Best Booker" dari Wrestling Observer Newsletter. Ini adalah rekor yang luar biasa dan menempatkannya di antara para booker terhebat dalam sejarah gulat. Sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa ini, Gedo dilantik ke dalam Wrestling Observer Newsletter Hall of Fame pada tahun 2019, sebuah kehormatan tertinggi dalam industri gulat.
Secara keseluruhan, warisan Gedo adalah tentang seorang individu yang secara konsisten berinovasi dan beradaptasi dalam dunia gulat. Dari seorang pegulat junior heavyweight yang sangat dihormati dengan keterampilan bump yang luar biasa, hingga menjadi master mikrofon, manajer bintang, dan booker visioner, Gedo telah membentuk lanskap gulat Jepang dengan cara yang sedikit orang lain bisa. Dampaknya tidak hanya terbatas pada gelar yang ia menangkan atau pertandingan yang ia book, tetapi juga pada cara ia mengubah persepsi tentang gulat, mengangkat standar penceritaan, dan mengukir namanya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam olahraga tersebut.