1. Overview
Herbert Friedrich Wilhelm Backe (1 Mei 1896 - 6 April 1947) adalah seorang politikus Jerman dan fungsioner SS berpangkat Obergruppenführer di Jerman Nazi. Ia menjabat sebagai Sekretaris Negara dan kemudian Menteri di Kementerian Pangan dan Pertanian Reich. Sebagai seorang ideolog rasial yang dogmatis dan teknokrat, Backe dikenal sebagai rekan lama Richard Walther Darré dan teman pribadi Reinhard Heydrich. Ia adalah arsitek utama dan pelaksana Rencana Kelaparan (Hunger Plan atau Der Backe-Plan), sebuah kebijakan keji yang bertujuan menyebabkan kelaparan massal terhadap jutaan warga sipil Slavia dan Yahudi di wilayah pendudukan Uni Soviet setelah Operasi Barbarossa pada tahun 1941.
Rencana Kelaparan dirancang untuk mengalihkan pasokan makanan dari wilayah Ukraina yang kaya ke Jerman dan Wehrmacht (Angkatan Bersenjata Jerman) yang menyerbu, dengan mengorbankan penduduk lokal. Akibat kebijakan ini, jutaan warga sipil tewas kelaparan di wilayah-wilayah yang diduduki Jerman. Backe ditangkap pada tahun 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II dan dijadwalkan untuk diadili atas kejahatan perang di Pengadilan Nuremberg dalam Pengadilan Kementerian. Namun, ia melakukan bunuh diri di sel penjaranya pada tahun 1947, sebelum persidangannya dimulai.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Kehidupan awal Herbert Backe, yang diwarnai oleh pengalaman di Kekaisaran Rusia dan Perang Dunia I, membentuk pandangan dunia dan kecenderungan anti-komunisnya sebelum ia memasuki kancah politik dan pemerintahan Nazi.
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Herbert Friedrich Wilhelm Backe lahir pada 1 Mei 1896, di Batumi, Georgia, yang pada saat itu merupakan bagian dari Kegubernuran Kutais, Kekaisaran Rusia. Ia adalah putra kedua dari lima bersaudara dari pasangan Albrecht Backe, seorang mantan letnan Prusia yang kemudian menjadi pedagang dan pengusaha Jerman, dan seorang ibu berdarah Jerman Kaukasus yang keluarganya beremigrasi dari Württemberg ke Rusia pada awal abad ke-19. Pada tahun 1907, ayahnya, Albrecht, melakukan bunuh diri.
2.2. Pendidikan dan Pengalaman Awal
Dari tahun 1902 hingga 1905, Backe menempuh pendidikan di sekolah gereja Evangelis Jerman di Tbilisi (saat itu disebut Tiflis), dan kemudian melanjutkan studi di sekolah Rusia dari tahun 1905 hingga 1914. Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914 dan Kekaisaran Jerman menyatakan perang terhadap Rusia, Backe, sebagai warga negara Prusia, diinternir sebagai warga negara musuh. Pengalaman dipenjara karena menjadi seorang Jerman dan menyaksikan awal Revolusi Rusia yang kacau balau, termasuk runtuhnya kekaisaran Rusia, sangat memengaruhi Backe dan menjadikannya seorang yang sangat anti-komunis.
Setelah Revolusi Rusia, pemerintah Bolshevik yang dipimpin Vladimir Lenin menandatangani Perjanjian Brest-Litovsk dengan Jerman pada Maret 1918, yang menarik Rusia dari perang. Akibatnya, warga Prusia tidak lagi dianggap sebagai musuh, dan Backe dibebaskan pada April 1918. Untuk melarikan diri dari kekacauan Perang Saudara Rusia, ia kembali ke Jerman pada Juni 1918 dengan bantuan Palang Merah Swedia di Saint Petersburg. Di Jerman, ia awalnya bekerja sebagai buruh. Setelah lulus Abitur pada tahun 1919, ia mendaftar di Universitas Göttingen pada tahun 1920 untuk mempelajari Agronomi. Setelah menyelesaikan gelarnya pada tahun 1923, ia sempat bekerja di bidang pertanian dan kemudian menjadi asisten dosen geografi pertanian di Universitas Leibniz Hannover (saat itu Universitas Teknik Hanover) dari tahun 1924 hingga 1927. Pada tahun 1926, ia mengajukan disertasi doktoralnya ke Universitas Göttingen, tetapi ditolak. Disertasi Backe, yang berjudul Die russische Getreidewirtschaft als Grundlage der Land- und Volkswirtschaft Russlands (Ekonomi Gandum Rusia sebagai Dasar Ekonomi Pertanian dan Rakyat Rusia), sebenarnya adalah sebuah manifesto untuk imperialisme rasial, yang mengusulkan bahwa kelas atas pendudukan Jerman akan melawan penduduk lokal yang "secara etnis inferior" untuk menguasai pasokan makanan mereka.
2.3. Karier Awal dan Bisnis
Pada tahun 1927, Backe bekerja sebagai inspektur dan administrator di sebuah pertanian besar di Pomerania. Pada tahun 1928, ia menikah dengan Ursula Kahl. Dengan dukungan finansial dari ayah mertuanya, pada November 1928, ia menjadi penyewa domain Hornsen, sebuah lahan pertanian seluas sekitar 950 acre di distrik Alfeld (Leine). Ia berhasil mengelola pertanian tersebut dengan sukses.
3. Karier Politik dan Pemerintahan Nazi
Perjalanan karier Herbert Backe dalam struktur politik dan pemerintahan Nazi Jerman menunjukkan kenaikan pangkat yang cepat, dari keanggotaan partai hingga memegang posisi menteri, yang mencerminkan perannya sebagai teknokrat yang vital bagi rezim.
3.1. Keanggotaan Partai dan SS
Selama masa kuliahnya, pada musim dingin 1922 hingga Agustus 1923, Backe bergabung dengan SA (Pasukan Badai), organisasi paramiliter Partai Nazi. Pada 1 Desember 1925, ia secara resmi bergabung dengan Partai Nazi (NSDAP) di Hanover, dengan nomor anggota 87.882. Meskipun keanggotaannya sempat berakhir pada 24 November 1926 setelah pembubaran entitas politik regional (Gau) untuk Hanover Selatan, ia kembali menjalin kontak dengan aktivitas NSDAP sekitar tahun 1930 dan mendaftar kembali pada 1 Oktober 1931.
Setelah Partai Nazi merebut kekuasaan, Backe direkrut ke dalam SS pada 1 Oktober 1933, dengan pangkat SS-Sturmbannführer (Mayor SS) dan nomor anggota 22.766. Di dalam SS, ia ditugaskan ke Kantor Pusat Ras dan Pemukiman SS (SS-Rasse- und Siedlungshauptamt). Ia terus naik pangkat di SS, mencapai SS-Obergruppenführer (Jenderal Senior SS) pada 9 November 1942.
3.2. Kementerian Reich untuk Makanan dan Pertanian
Pada 27 Oktober 1933, Backe diangkat sebagai Sekretaris Negara di Kementerian Pangan dan Pertanian Reich di bawah Menteri Richard Walther Darré. Meskipun Darré secara resmi adalah menteri, Backe adalah seorang teknokrat yang tidak mengindahkan ideologi "Darah dan Tanah" (Blut und Boden) yang diusung Darré. Backe dengan cepat menjadi menteri de facto dan memiliki kekuasaan yang sangat besar, mengendalikan kebijakan pangan Jerman secara keseluruhan, sehingga ia sering dijuluki "diktator pangan".
Pada 23 Mei 1942, ketika Darré ditempatkan dalam cuti panjang karena sakit dan konflik dengan Adolf Hitler, Backe ditugaskan untuk menjalankan tanggung jawab Darré sebagai Menteri Pangan dan Pertanian, meskipun secara nominal ia tetap menjabat sebagai Sekretaris Negara. Ia juga mengambil alih tanggung jawab Darré sebagai Pemimpin Petani Reich dalam kepemimpinan nasional Partai Nazi. Akhirnya, pada 6 April 1944, Hitler secara resmi menunjuk Backe sebagai Menteri Pangan dan Pertanian Reich.
3.3. Jabatan Penting Lainnya
Selain perannya di Kementerian Pangan dan Pertanian, Backe juga memegang beberapa posisi penting lainnya yang menunjukkan pengaruhnya dalam birokrasi Nazi. Ia menjadi anggota Dewan Negara Prusia. Pada Oktober 1936, ia diangkat sebagai perwakilan pertanian untuk Rencana Empat Tahun yang dipimpin oleh Hermann Göring, yang memberinya pengaruh signifikan dalam perencanaan ekonomi dan pasokan pangan Jerman.
3.4. Tanda Kehormatan dan Pangkat SS
Selama kariernya di rezim Nazi, Herbert Backe menerima berbagai pangkat dan penghargaan.
Berikut adalah urutan kenaikan pangkatnya di SS:
Tanggal | Pangkat SS |
---|---|
1 Oktober 1933 | SS-Sturmbannführer (Mayor SS) |
29 Maret 1934 | SS-Obersturmbannführer (Letnan Kolonel SS) |
20 April 1934 | SS-Standartenführer (Kolonel SS) |
9 September 1934 | SS-Oberführer (Brigadir Senior SS) |
1 Januari 1935 | SS-Brigadeführer (Brigadir Jenderal SS) |
30 Januari 1938 | SS-Gruppenführer (Mayor Jenderal SS) |
9 November 1942 | SS-Obergruppenführer (Jenderal Senior SS) |
Backe juga dianugerahi berbagai tanda kehormatan dan lencana, di antaranya:
Tanda Kehormatan | Catatan |
---|---|
Salib Jasa Perang (Kriegsverdienstkreuz) | Kelas 1 dan Kelas 2 (tanpa Pedang) |
Lencana Emas Partai Nazi (Goldenes Parteiabzeichen) | 30 Januari 1938 |
Lencana Reli Brunswick | 1931 |
Penghargaan Dinas Partai Nazi (Dienstauszeichnung der NSDAP) | perak dan perunggu |
Penghargaan Dinas SS (SS-Dienstauszeichnung) | |
Pedang Kehormatan Reichsführer-SS | 1 Desember 1937 |
Cincin Kehormatan SS | 1936 |
Lencana Sipil SS (SS-Zivilabzeichen) | No. 45.853 |
Julleuchter der SS | 16 Desember 1935 |
Chevron Kehormatan untuk Pengawal Lama (Ehrenwinkel der Alten Kämpfer) | |
Medali Peringatan 13 Maret 1938 | (Anschluss) |
Medali Peringatan 1 Oktober 1938 | (Sudetenland) |
Lencana Olahraga SA (SA-Sportabzeichen) | perunggu |
Dekorasi Olimpiade Jerman (Olympia-Ehrenzeichen) | Kelas 1 (1936) |
Salib Perwira Agung Orde Mahkota Italia | (Kerajaan Italia) |
Salib Perwira Agung Orde Santo Mauritius dan Lazarus | (Kerajaan Italia) |
Salib Agung Orde Jasa Sipil | (Bulgaria) |
Salib Agung Orde Singa Finlandia |
4. Ideologi dan 'Rencana Kelaparan'
Ideologi rasial Herbert Backe dan perannya sebagai teknokrat yang brutal menjadi dasar bagi kebijakan kontroversialnya yang dikenal sebagai 'Rencana Kelaparan', sebuah kejahatan kemanusiaan yang menargetkan jutaan warga sipil.
4.1. Latar Belakang Ideologis
Backe adalah seorang ideolog rasial yang dogmatis dan teknokrat yang pragmatis. Meskipun ia tidak sepenuhnya menganut ideologi "Darah dan Tanah" yang diusung oleh Richard Walther Darré, ia memiliki pandangan imperialis dan eksploitatif yang mendalam terhadap wilayah pendudukan, terutama di Timur. Disertasi doktoralnya sendiri merupakan "manifesto imperialisme rasial" yang mengusulkan bahwa pendudukan Jerman harus melawan penduduk lokal yang dianggap "secara etnis inferior" untuk menguasai sumber daya pangan mereka. Pandangan ini sejalan dengan tujuan Nazi untuk menciptakan "ruang hidup" (Lebensraum) di Eropa Timur, yang melibatkan pemusnahan atau perbudakan penduduk asli.
4.2. Pengembangan dan Pelaksanaan 'Rencana Kelaparan'
Pada tahun 1941, Backe menasihati Hitler tentang krisis pangan yang akan datang di Jerman dan, bersama dengan Kantor Rencana Empat Tahun, mengajukan laporan yang menguraikan perlunya merebut pasokan makanan dari wilayah pendudukan Uni Soviet untuk menopang Jerman selama perang. Laporan ini secara dingin memperkirakan bahwa jutaan warga Slavia akan mati kelaparan sebagai akibatnya.
Berdasarkan pandangan ini, Backe merancang dan mengimplementasikan secara rinci apa yang kemudian dikenal sebagai 'Rencana Kelaparan' (Hungerplan, juga disebut Der Backe-Plan). Tujuan utama rencana ini adalah menyebabkan kelaparan massal yang disengaja terhadap populasi sipil Slavia dan Yahudi di bawah pendudukan Jerman. Rencana ini menyediakan pengalihan dan pengalihan kembali bahan makanan Ukraina dari Rusia tengah dan utara untuk kepentingan tentara invasi Jerman dan penduduk di Jerman.

Pelaksana utama rencana ini adalah Hans-Joachim Riecke, yang mengepalai bagian pertanian dari Staf Ekonomi Timur. Menurut sejarawan Timothy Snyder, sebagai akibat dari rencana Backe, "sekitar 4,2 juta warga negara Soviet (sebagian besar Rusia, Belarusia, dan Ukraina) mati kelaparan oleh penjajah Jerman pada tahun 1941-1944". Kebijakan ini secara terang-terangan melanggar hak asasi manusia dan merupakan kejahatan perang yang sistematis, menunjukkan tingkat kekejaman rezim Nazi dalam mengejar tujuan rasial dan geopolitiknya.
5. Perang Dunia II dan Kehidupan Akhir
Peran Herbert Backe selama Perang Dunia II sangat sentral dalam pengelolaan pasokan pangan Jerman di tengah konflik yang meluas. Namun, setelah kekalahan Nazi, ia menghadapi konsekuensi atas kejahatan yang dilakukannya.
5.1. Peran Selama Perang
Selama Perang Dunia II, Backe bertanggung jawab penuh dalam mengelola pasokan pangan Jerman dan mengimplementasikan kebijakan pangan yang keras. Ini termasuk memastikan ketersediaan makanan untuk pasukan Jerman dan penduduk sipil di Jerman, seringkali dengan mengorbankan wilayah pendudukan. Dampak paling mengerikan dari perannya adalah implementasi 'Rencana Kelaparan', yang secara langsung menyebabkan kematian jutaan orang di Eropa Timur. Ia adalah "diktator pangan" yang secara efektif mengendalikan semua aspek kebijakan pangan Jerman.

5.2. Penangkapan dan Persiapan Pengadilan
Backe tetap menjabat sebagai Reichsminister Pangan dan Pertanian dalam surat wasiat terakhir Hitler dan mempertahankan posisinya hingga 23 Mei 1945 di Pemerintahan Flensburg yang berumur pendek, dipimpin oleh Großadmiral Karl Dönitz. Setelah Penyerahan Diri Jerman, Backe, bersama dengan Julius Dorpmüller, diperintahkan oleh Sekutu untuk terbang ke markas besar Dwight D. Eisenhower di Reims. Ia terkejut ketika ditangkap; ia mengira Amerika akan membutuhkannya sebagai ahli untuk menghindari masalah kelaparan di Jerman. Backe bahkan telah mempersiapkan diri untuk percakapan yang diharapkan dengan Jenderal Eisenhower.
Dalam penahanan Sekutu, Backe diinterogasi selama persiapan Pengadilan Nuremberg pada 21 Februari dan 14 Maret 1947. Di sel penjaranya di penjara penjahat perang Nuremberg, Backe menulis dua risalah: sebuah laporan besar tentang hidupnya dan karyanya tentang Nazisme, dan juga pada 31 Januari 1946, sebuah garis besar wasiat untuk istrinya, Ursula, dan keempat anaknya. Ia membela Nazisme dalam surat kepada istrinya pada 31 Januari 1946, menyebutnya sebagai salah satu "gagasan terbesar sepanjang masa," yang "menemukan pukulan terkuatnya dalam kebijakan pertanian Nasional Sosialis."
6. Kematian
Akhir hidup Herbert Backe ditandai dengan penahanan dan interogasi yang intens, yang memuncak pada tindakan bunuh diri di penjara, di tengah ketakutannya akan konsekuensi atas kejahatan yang ia lakukan.
6.1. Penahanan, Pengadilan, dan Bunuh Diri
Setelah penangkapannya, Herbert Backe ditahan di penjara penjahat perang Nuremberg. Selama penahanannya, ia menjalani interogasi sebagai bagian dari persiapan untuk diadili dalam Pengadilan Kementerian di Nuremberg. Backe sangat takut akan diekstradisi ke Uni Soviet, di mana ia kemungkinan besar akan menghadapi hukuman yang lebih berat atas perannya dalam 'Rencana Kelaparan' yang menyebabkan kematian jutaan warga Soviet.

Karena ketakutan ini, pada 6 April 1947, Herbert Backe melakukan bunuh diri dengan gantung diri di sel penjaranya di Nuremberg. Kematiannya terjadi sebelum ia dapat diadili secara resmi di hadapan Pengadilan Nuremberg.
7. Penilaian dan Kontroversi
Penilaian historis terhadap Herbert Backe secara luas mengutuk perannya sebagai arsitek 'Rencana Kelaparan', sebuah kebijakan yang secara sengaja menyebabkan kelaparan massal dan merupakan kejahatan kemanusiaan yang mengerikan.
Backe adalah seorang teknokrat yang brutal, yang secara efisien mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang berakar pada ideologi rasial Nazi. Disertasinya yang ditolak, yang ia sebut sebagai "manifesto imperialisme rasial," sudah menunjukkan pandangan ekstremnya tentang eksploitasi sumber daya dan populasi. Ia memprioritaskan keamanan pangan Jerman di atas segalanya, bahkan jika itu berarti jutaan orang Slavia dan Yahudi harus mati kelaparan. Pandangan ini, yang juga dianut oleh para pejabat tinggi Nazi lainnya seperti Hermann Göring dan Heinrich Himmler, mencerminkan dehumanisasi ekstrem terhadap kelompok-kelompok yang dianggap "inferior."
Kontroversi utama seputar Backe adalah perannya dalam 'Rencana Kelaparan', yang secara langsung menyebabkan kematian 4,2 juta warga Soviet. Kebijakan ini bukan hasil sampingan perang, melainkan tindakan yang disengaja dan direncanakan untuk tujuan genosida. Meskipun ia tidak pernah diadili secara resmi, catatan-catatan dan kesaksian historis mengidentifikasinya sebagai salah satu pelaku utama kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Nazi. Bahkan dalam surat terakhirnya, Backe tetap membela Nazisme sebagai "gagasan terbesar sepanjang masa," menunjukkan kurangnya penyesalan atas tindakan-tindakannya yang menghancurkan.
8. Kehidupan Pribadi
Herbert Backe menikah dengan Ursula Kahl pada 26 Oktober 1928. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat orang anak: tiga putra dan satu putri. Backe memiliki tinggi sekitar 175 cm. Meskipun awalnya beragama Protestan, ia meninggalkan gereja pada tahun 1942, sesuai dengan kebijakan SS yang mendorong anggotanya untuk menjauh dari afiliasi keagamaan tradisional.