1. Early Life and Family Background
Herbert II adalah seorang bangsawan yang sangat sadar akan garis keturunannya yang terhubung dengan Charlemagne, yang memberinya legitimasi dan pengaruh di antara para bangsawan Frank.
1.1. Birth and Ancestry
Herbert II lahir sekitar tahun 880 di Vermandois, Normandy. Ia adalah putra dari Herbert I dari Vermandois dan ibunya bernama Bertha atau Liutgard, putri dari Adalelme, Comte Troyes. Keluarga Herbert II berasal dari cabang dinasti Carolingian, yaitu Wangsa Herbertian, yang merupakan keturunan tidak sah dari Pippin Carloman, putra kedua Charlemagne, melalui cucu tidak sahnya, Pippin II dari Senlis. Silsilah ini menempatkannya sebagai kerabat jauh Charles III yang Sederhana, meskipun garis keturunan mereka terpisah. Keluarga Herbertian memiliki dendam historis terhadap keturunan Louis I yang Saleh setelah Bernard, putra Pippin Carloman, dibutakan atas perintah Louis I.
1.2. Family Connections
Hubungan kekerabatan Herbert II sangat memperkuat posisinya di Kerajaan Franka Barat. Saudara perempuannya, Beatrice, menikah dengan Robert I, yang kemudian menjadi Raja Franka Barat. Sebelum tahun 907, Herbert II sendiri menikahi Adele dari Prancis, putri dari Raja Robert I. Pernikahan ini memberinya County Meaux sebagai mahar dan secara signifikan memperkuat aliansinya dengan faksi Robertian yang sedang naik daun. Selain itu, bibinya, Popa dari Valois, menikah dengan Rollo, Adipati Normandy, yang semakin memperluas jaringan kekerabatan dan pengaruhnya di wilayah utara Prancis.
2. Titles and Territories
Herbert II berhasil mengkonsolidasikan dan memperluas wilayah kekuasaannya, menjadikannya salah satu penguasa paling kuat di Francia Barat.
2.1. Inheritance and Acquisition
Pada tahun 907, setelah kematian ayahnya, Herbert II mewarisi gelar Comte Vermandois dan Comte Soissons. Ia juga mewarisi posisi abbas awam di Saint-Quentin dan Saint-Médard di Soissons, yang memberinya pendapatan signifikan dari tanah-tanah biara tersebut. Melalui pernikahannya dengan Adele dari Prancis, ia memperoleh County Meaux. Selain itu, ia berhasil mengakuisisi County Beauvais setelah kematian kerabatnya, Comte Bernard. Pada tahun 918, ia juga disebut sebagai Comte Mézerais dan Vexin, meskipun ia sempat kehilangan Vexin sebelum kemudian merebutnya kembali. Pada tahun 924, ia diangkat sebagai Comte Péronne oleh Raja Rudolph. Ia juga mengambil alih Amiens pada tahun 926 setelah mengusir Comte Rudolf dari Amiens, dan menguasai Laon pada tahun yang sama.
2.2. Territorial Influence
Herbert II adalah penguasa pertama yang secara efektif menguasai wilayah yang kemudian dikenal sebagai provinsi Champagne. Wilayah kekuasaannya yang luas, yang mencakup Vermandois, Meaux, Soissons, dan pengaruhnya di Champagne, menjadikannya salah satu bangsawan paling berpengaruh di bagian tengah dan utara Kerajaan Franka Barat. Ia juga membangun dan memperkuat berbagai benteng, termasuk Château-Thierry, yang menjadi pusat kekuasaannya. Pengaruhnya sangat besar dalam pembentukan dan konsolidasi wilayah-wilayah ini di tengah fragmentasi politik pada abad ke-10.
3. Political Career
Karier politik Herbert II ditandai oleh ambisi besar, konflik dengan monarki Carolingian, dan upaya gigih untuk memperluas kekuasaan keluarganya.
3.1. Consolidation of Power and Early Activities
Setelah mewarisi wilayah ayahnya pada tahun 907, Herbert II segera mengambil langkah-langkah untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Ia memanfaatkan posisinya sebagai abbas awam untuk mengumpulkan kekayaan dari biara-biara yang dikuasainya, seperti Saint-Médard di Soissons. Bersama sepupunya, Comte Bernard dari Beauvais dan Senlis, ia membentuk kelompok bangsawan paling berkuasa di Franka Barat bagian utara dan timur Paris. Ia juga memperkuat pertahanan wilayahnya dengan membangun benteng, seperti di Château-Thierry, yang memberinya basis militer yang kuat.
3.2. Conflict with the Carolingians
Salah satu tindakan paling berani Herbert II adalah penangkapan Raja Charles III yang Sederhana pada tanggal 15 Juni 923. Ia memenjarakan Raja Charles III di Château-Thierry dan kemudian memindahkannya ke penjara di Péronne, di mana Raja Charles III meninggal sebagai tawanan pada tahun 929. Tindakan ini merupakan pengkhianatan, karena Herbert II awalnya menjanjikan tempat perlindungan yang aman bagi raja. Herbert II secara terang-terangan menggunakan Raja Charles III sebagai alat tawar-menawar dalam perebutan kekuasaan dengan Raja Rudolph, menuntut berbagai konsesi dan wilayah sebagai imbalan. Paus Yohanes X mengutuk tindakan Herbert II dan mengancamnya dengan ekskomunikasi, tetapi Herbert II mengabaikan peringatan tersebut, menunjukkan penghinaan terhadap otoritas kepausan.
3.3. Relations with Kings Rudolph and Louis IV
Hubungan Herbert II dengan Raja Rudolph sangat bergejolak. Pada tahun 926, setelah kematian Comte Roger I dari Laon, Herbert II menuntut County Laon untuk putra sulungnya, Eudes. Ia merebut kota itu meskipun ada perlawanan dari Raja Rudolph, yang menyebabkan bentrokan pada tahun 927. Herbert II berhasil mempertahankan Laon selama empat tahun dengan mengancam akan membebaskan Raja Charles III. Namun, setelah kematian Charles III pada tahun 929, Raja Rudolph kembali menyerang Laon pada tahun 931 dan berhasil mengalahkan Herbert II. Pada tahun yang sama, Raja Rudolph juga memasuki Reims dan mengalahkan putra Herbert, Hugh, yang saat itu menjabat sebagai Uskup Agung Reims. Dalam waktu tiga tahun, Herbert II kehilangan Vitry, Laon, Château-Thierry, dan Soissons. Intervensi sekutunya, Henry I sang Pemburu Burung, Raja Jerman, memungkinkan Herbert II untuk memulihkan sebagian besar wilayahnya (kecuali Reims dan Laon) dengan imbalan penyerahan diri kepada Raja Rudolph.
Kemudian, Herbert II bersekutu dengan Hugh yang Agung dan William Longsword, Adipati Normandy, untuk melawan Raja Louis IV. Louis IV telah memberikan County Laon kepada Roger II, putra Roger I, pada tahun 941. Herbert II dan Hugh yang Agung berhasil merebut kembali Reims dan menangkap Artald, sehingga putra Herbert, Hugh, dapat dikembalikan sebagai Uskup Agung. Sekali lagi, mediasi Raja Jerman, Otto I, di Visé, dekat Liège, pada tahun 942 membantu menormalkan situasi.
3.4. Role in Ecclesiastical Appointments
Herbert II secara aktif menggunakan institusi gereja untuk memperkuat kekuasaan politiknya. Pada tahun 922, ketika Seulf menjadi Uskup Agung Reims, Seulf berjanji kepada Herbert II bahwa ia dapat menominasikan penggantinya sebagai upaya untuk menenangkan Herbert. Setelah kematian Seulf pada tahun 925, Herbert II, dengan bantuan Raja Rudolph, berhasil mendapatkan keuskupan agung Reims untuk putra keduanya, Hugh, yang saat itu baru berusia lima tahun. Herbert II bahkan mengirim utusan ke Roma untuk mendapatkan persetujuan dari Paus Yohanes X, yang diberikan pada tahun 926. Ia mengancam Paus Yohanes X bahwa ia akan membagi-bagi tanah keuskupan jika penunjukan putranya tidak disetujui. Hugh yang masih muda kemudian dikirim ke Auxerre untuk belajar. Namun, penunjukan ini ditentang oleh Artald, yang kemudian menjadi Uskup Agung Reims yang baru pada tahun 931 setelah Hugh dikalahkan oleh Raja Rudolph. Herbert II kemudian kembali menempatkan putranya, Hugh, sebagai Uskup Agung Reims pada tahun 941 setelah merebut kembali kota itu.
4. Diplomacy and External Relations
Herbert II secara strategis menjalin hubungan dengan kekuatan eksternal, terutama raja-raja Jerman, untuk mencapai tujuan politiknya dan menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayahnya.
4.1. Intervention of German Kings
Raja-raja Jerman memainkan peran penting dalam menengahi konflik yang melibatkan Herbert II. Henry I sang Pemburu Burung mengintervensi konflik antara Herbert II dan Raja Rudolph, memungkinkan Herbert II untuk memulihkan sebagian besar wilayahnya dengan imbalan penyerahan diri. Kemudian, Otto I juga berperan sebagai mediator dalam perselisihan antara Herbert II, Hugh yang Agung, dan Raja Louis IV. Mediasi Otto I di Visé pada tahun 942 berhasil menormalkan situasi yang tegang, menunjukkan pengaruh besar kekuatan eksternal terhadap politik Franka Barat.
4.2. Alliances and Conflicts
Herbert II membentuk aliansi strategis dengan tokoh-tokoh kuat lainnya untuk memperkuat posisinya. Ia bersekutu dengan Hugh yang Agung, Adipati Franka, dan William Longsword, Adipati Normandy, dalam berbagai konflik melawan monarki Carolingian. Aliansi ini sangat penting dalam menantang otoritas raja dan membentuk keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut. Ia juga terlibat dalam pertempuran melawan Viking bersama menantunya, Arnulf I dari Flanders, untuk mempertahankan wilayah utara. Konflik-konflik ini, meskipun seringkali menguntungkan Herbert II, juga menyebabkan ketidakstabilan dan perubahan aliansi yang konstan.
5. Death
Kematian Herbert II menandai berakhirnya era dominasinya yang ambisius dan seringkali kontroversial.
5.1. Date and Location of Death
Herbert II meninggal pada tanggal 23 Februari 943. Ia wafat di Saint-Quentin, yang merupakan ibu kota dari County Vermandois, salah satu wilayah utama kekuasaannya.
5.2. Circumstances of Death
Herbert II meninggal karena sebab alami. Kisah dramatis yang menyatakan bahwa ia digantung oleh Raja Louis IV selama perburuan adalah fiktif. Laporan ini berasal dari karya *Deeds of the Abbots of St. Bertin* oleh Folcwin, yang ditulis bertahun-tahun kemudian, sekitar tahun 960, pada masa pemerintahan putra Louis IV, Lothair III. Namun, Flodoard dari Reims, seorang penulis sejarah kontemporer yang menyediakan narasi politik paling andal untuk masa pemerintahan Louis IV, tidak memberikan indikasi bahwa raja berperan dalam kematian Herbert. Meskipun demikian, kisah fiktif ini tetap menjadi bagian dari narasi sejarah yang populer.

6. Legacy and Evaluation
Warisan Herbert II sangat signifikan dalam membentuk lanskap politik Prancis abad pertengahan, meskipun garis keturunan laki-lakinya akhirnya punah.
6.1. Division of Estates
Setelah kematian Herbert II, wilayah dan harta kekayaannya yang luas dibagi di antara putra-putranya. Pembagian ini menyebabkan konflik selama tiga tahun di antara mereka, yang akhirnya dimediasi oleh Hugh yang Agung. Vermandois dan Amiens diberikan kepada dua putra tertua, Eudes dan Adalbert I. Sementara itu, Robert dan Herbert "yang Lebih Tua", putra-putra yang lebih muda, menerima kepemilikan berharga yang tersebar di seluruh Champagne.
6.2. Family Lineage
Garis keturunan laki-laki langsung dari Herbert II berakhir dengan kematian Stephen, putra tunggal Herbert III, yang meninggal tanpa keturunan antara tahun 1019 dan 1020. Namun, pengaruh keluarganya berlanjut melalui garis keturunan perempuan dan melalui cabang-cabang lain dari keturunannya, seperti melalui keturunan Otto I dari Chiny, putra Adalbert I, yang berlanjut hingga abad ke-13. Wilayah Laon, yang pernah diperjuangkan Herbert II, kembali ke tangan Roger II pada tahun 938 setelah kematian Herbert II, tetapi kemudian menjadi domain kerajaan di bawah raja-raja Franka Barat dan kemudian Prancis.
6.3. Historical Evaluation
Herbert II adalah seorang bangsawan yang sangat ambisius dan pragmatis. Kontribusinya terhadap pembentukan wilayah dan stabilitas politik di wilayah yang kemudian menjadi Champagne tidak dapat disangkal. Namun, metodenya dalam perebutan kekuasaan seringkali mengorbankan tatanan yang ada dan otoritas kerajaan. Penangkapan dan pemenjaraan Raja Charles III menunjukkan ambisinya yang tidak mengenal batas dan kesediaannya untuk menantang monarki. Upayanya untuk menempatkan putranya sebagai Uskup Agung Reims juga mencerminkan penggunaan institusi gereja sebagai alat politik. Meskipun ia berhasil membangun fondasi bagi kekuasaan regional yang kuat, tindakannya juga berkontribusi pada fragmentasi politik dan ketidakstabilan di Franka Barat pada masanya. Ia adalah contoh klasik dari bangsawan abad ke-10 yang berjuang untuk otonomi dan kekuasaan di tengah melemahnya otoritas pusat.
7. Family
Herbert II menikah dengan Adele dari Prancis, putri dari Raja Robert I dari Prancis. Mereka memiliki beberapa anak yang memainkan peran penting dalam sejarah abad pertengahan.
7.1. Spouse and Children
Nama | Tanggal Lahir | Tanggal Kematian | Gelar dan Catatan |
---|---|---|---|
Eudes dari Vermandois | sekitar 910 | 946 | Comte Amiens dan Vienne |
Adalbert I dari Vermandois | sekitar 915 | 987 | Menikah dengan Gerberge dari Lorraine |
Adela dari Vermandois | 910 | 960 | Menikah pada tahun 934 dengan Comte Arnulf I dari Flanders |
Herbert "yang Lebih Tua" | sekitar 910 | 980 | Comte Omois, Meaux, dan Troyes. Menikah pada tahun 951 dengan Eadgifu dari Wessex, putri Edward yang Tua dan janda Charles III |
Robert dari Vermandois | 967 | Comte Meaux dan Troyes | |
Luitgarde dari Vermandois | sekitar 915 | 978 | Menikah pada tahun 940 dengan William I, Adipati Normandy; menikah kedua kalinya sekitar 943-944 dengan Theobald I dari Blois. Putra mereka adalah Odo I dari Blois. |
Hugh dari Vermandois | 920 | 962 | Uskup Agung Reims |
Guy I dari Soissons | sekitar 919 | 986 | Comte Soissons |