1. Ikhtisar
James Dewey Watson (lahir 6 April 1928) adalah seorang ahli biologi molekuler, genetikawan, dan zoolog berkebangsaan Amerika Serikat yang dikenal luas sebagai salah satu penemu struktur DNA heliks ganda pada tahun 1953, bersama Francis Crick. Penemuan revolusioner ini, yang juga melibatkan kontribusi penting dari Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin, mengubah pemahaman fundamental tentang kehidupan dan membuka era modern biologi. Atas karya mereka mengenai struktur molekuler asam nukleat dan signifikansinya dalam transfer informasi pada materi hidup, Watson, Crick, dan Wilkins dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1962.
Setelah penemuan DNA, Watson melanjutkan karier akademisnya di Universitas Harvard dan kemudian menjadi direktur Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL) selama puluhan tahun, mengubahnya menjadi pusat penelitian terkemuka dalam biologi molekuler dan kanker. Ia juga memainkan peran kunci dalam inisiasi dan kepemimpinan awal Proyek Genom Manusia, sebuah inisiatif monumental untuk memetakan seluruh genom manusia.
Meskipun pencapaian ilmiahnya luar biasa, reputasi Watson tercoreng oleh serangkaian pernyataan publik yang kontroversial, terutama mengenai ras dan kecerdasan, eugenika, dan perlakuan terhadap rekan kerja, khususnya Rosalind Franklin. Pandangannya yang dianggap rasis dan misogini memicu kecaman luas dari komunitas ilmiah dan publik, yang pada akhirnya menyebabkan pencabutan gelar kehormatan dan pemutusan hubungan dengan institusi-institusi ilmiah tempat ia bernaung. Warisan Watson tetap kompleks, diakui atas kontribusi ilmiahnya yang tak terbantahkan namun juga dikritik tajam atas pandangan sosialnya yang problematis.
2. Awal Kehidupan dan Pendidikan
2.1. Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
James Dewey Watson lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, pada 6 April 1928. Ia adalah putra tunggal dari Jean (née Mitchell) dan James D. Watson, seorang pengusaha yang sebagian besar keturunan imigran Inggris kolonial di Amerika. Kakeknya dari pihak ibu, Lauchlin Mitchell, adalah seorang penjahit dari Glasgow, Skotlandia, sementara neneknya dari pihak ibu, Lizzie Gleason, adalah anak dari orang tua yang berasal dari County Tipperary, Irlandia.
Watson dibesarkan di sisi selatan Chicago dan bersekolah di sekolah umum, termasuk Horace Mann Elementary School dan South Shore High School. Ia dibesarkan dalam rumah tangga yang religius, di mana ibunya adalah seorang Katolik yang cukup religius, sedangkan ayahnya adalah seorang Episkopalian yang telah kehilangan kepercayaannya pada Tuhan. Watson sendiri dibesarkan sebagai seorang Katolik, namun kemudian ia menggambarkan dirinya sebagai "pelarian dari agama Katolik". Ia menyatakan, "Hal paling beruntung yang pernah terjadi padaku adalah ayahku tidak percaya pada Tuhan." Pada usia 11 tahun, Watson berhenti menghadiri misa dan mengalihkan fokusnya pada "pengejaran pengetahuan ilmiah dan humanistik." Sejak kecil, ia memiliki ketertarikan pada pengamatan burung, hobi yang juga digemari ayahnya, sehingga ia sempat mempertimbangkan untuk mengambil jurusan ornitologi. Ia bahkan pernah tampil di acara radio populer Quiz Kids, yang menantang anak-anak cerdas untuk menjawab pertanyaan.
2.2. Pendidikan
Berkat kebijakan liberal presiden universitas Robert Maynard Hutchins, Watson diterima di Universitas Chicago dengan beasiswa penuh pada usia 15 tahun. Di antara para profesornya adalah Louis Leon Thurstone, dari siapa Watson belajar tentang analisis faktor, yang kemudian ia rujuk dalam pandangannya yang kontroversial tentang ras.
Pada tahun 1946, setelah membaca buku Erwin Schrödinger yang berjudul What Is Life?, Watson mengubah ambisi profesionalnya dari studi ornitologi ke genetika. Ia meraih gelar BS di bidang zoologi dari Universitas Chicago pada tahun 1947. Dalam otobiografinya, Avoid Boring People, Watson menggambarkan Universitas Chicago sebagai "institusi akademik yang idilis di mana ia ditanamkan kapasitas untuk berpikir kritis dan dorongan etis untuk tidak menoleransi orang bodoh yang menghalangi pencariannya akan kebenaran," berbeda dengan pengalamannya di kemudian hari.
Pada tahun 1947, Watson melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Indiana, tertarik oleh kehadiran pemenang Hadiah Nobel 1946, Hermann Joseph Muller, yang karyanya pada tahun 1920-an telah meletakkan dasar sifat-sifat molekul hereditas yang disajikan Schrödinger. Watson menerima gelar PhD dari Universitas Indiana pada tahun 1950, dengan Salvador Luria sebagai pembimbing doktoralnya. Proyek penelitian doktoralnya melibatkan penggunaan sinar-X untuk menginaktivasi bakteriofag (virus yang menginfeksi bakteri).
3. Karier Ilmiah dan Penemuan DNA
3.1. Pengaruh Awal dan Kelompok Faga
Watson awalnya tertarik pada biologi molekuler melalui karya Salvador Luria, yang kemudian berbagi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran tahun 1969 atas karyanya pada eksperimen Luria-Delbrück mengenai sifat mutasi genetik. Luria adalah bagian dari kelompok peneliti yang tersebar yang memanfaatkan virus yang menginfeksi bakteri, yang disebut bakteriofag. Ia dan Max Delbrück adalah pemimpin dari "Kelompok Faga" (Phage Group) yang baru, sebuah gerakan penting bagi para genetikawan yang beralih dari sistem eksperimental seperti Drosophila menuju genetika mikroba.
Pada awal 1948, Watson memulai penelitian PhD-nya di laboratorium Luria di Universitas Indiana. Musim semi itu, ia pertama kali bertemu Delbrück di apartemen Luria dan lagi pada musim panas itu selama perjalanan pertama Watson ke Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL). Kelompok Faga adalah lingkungan intelektual di mana Watson menjadi ilmuwan yang bekerja. Yang penting, anggota Kelompok Faga merasa bahwa mereka berada di jalur untuk menemukan sifat fisik gen. Pada tahun 1949, Watson mengikuti kursus dengan Felix Haurowitz yang mencakup pandangan konvensional saat itu: bahwa gen adalah protein dan mampu mereplikasi diri. Komponen molekuler utama lainnya dari kromosom, DNA, secara luas dianggap sebagai "tetranukleotida bodoh," yang hanya berfungsi sebagai peran struktural untuk mendukung protein. Bahkan pada awal ini, Watson, di bawah pengaruh Kelompok Faga, menyadari eksperimen Avery-MacLeod-McCarty, yang menunjukkan bahwa DNA adalah molekul genetik.
Watson kemudian pergi ke Universitas Kopenhagen pada September 1950 untuk satu tahun penelitian pascadoktoral, pertama kali menuju laboratorium ahli biokimia Herman Kalckar. Kalckar tertarik pada sintesis enzimatik asam nukleat, dan ia ingin menggunakan faga sebagai sistem eksperimental. Watson ingin menjelajahi struktur DNA, dan minatnya tidak sesuai dengan Kalckar. Setelah bekerja sebagian tahun dengan Kalckar, Watson menghabiskan sisa waktunya di Kopenhagen melakukan eksperimen dengan ahli fisiologi mikroba Ole Maaløe, yang saat itu adalah anggota Kelompok Faga. Eksperimen tersebut, yang Watson ketahui selama konferensi faga Cold Spring Harbor musim panas sebelumnya, melibatkan penggunaan fosfat radioaktif sebagai pelacak untuk menentukan komponen molekuler mana dari partikel faga yang benar-benar menginfeksi bakteri target selama infeksi virus. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah protein atau DNA adalah materi genetik, tetapi setelah berkonsultasi dengan Max Delbrück, mereka menentukan bahwa hasilnya tidak meyakinkan dan tidak dapat secara spesifik mengidentifikasi molekul yang baru diberi label sebagai DNA. Watson tidak pernah mengembangkan interaksi yang konstruktif dengan Kalckar, tetapi ia menemani Kalckar ke sebuah pertemuan di Italia, di mana Watson melihat Maurice Wilkins berbicara tentang data difraksi sinar-X untuk DNA. Watson sekarang yakin bahwa DNA memiliki struktur molekuler tertentu yang dapat dijelaskan.
Pada tahun 1951, ahli kimia Linus Pauling di California menerbitkan model alfa heliks asam amino-nya, hasil yang tumbuh dari upaya Pauling dalam kristalografi sinar-X dan pembuatan model molekuler. Setelah mendapatkan beberapa hasil dari faga dan penelitian eksperimental lainnya yang dilakukan di Universitas Indiana, Statens Serum Institut (Denmark), CSHL, dan California Institute of Technology, Watson sekarang memiliki keinginan untuk belajar melakukan eksperimen difraksi sinar-X sehingga ia dapat bekerja untuk menentukan struktur DNA. Musim panas itu, Luria bertemu John Kendrew, dan ia mengatur proyek penelitian pascadoktoral baru untuk Watson di Inggris. Pada tahun 1951 Watson mengunjungi Stazione Zoologica 'Anton Dohrn' di Naples.
3.2. Pencarian Struktur DNA
Pada pertengahan Maret 1953, Watson dan Crick menyimpulkan struktur heliks ganda DNA. Penemuan mereka sangat bergantung pada data eksperimental yang dikumpulkan di King's College London, terutama oleh Rosalind Franklin dan mahasiswanya Raymond Gosling, yang untuk itu mereka tidak memberikan atribusi yang layak pada awalnya.

3.2.1. Kolaborasi dengan Francis Crick
Watson bertemu Francis Crick di Laboratorium Cavendish, Universitas Cambridge, Inggris, pada tahun 1951. Crick, seorang fisikawan yang beralih ke biologi, dan Watson, seorang ahli biologi molekuler muda, membentuk kemitraan intelektual yang unik. Mereka berdua memiliki ketertarikan yang sama untuk mengungkap struktur DNA. Mereka bekerja dengan metode "model building," di mana mereka mencoba menyusun model fisik molekul DNA berdasarkan data yang tersedia, mirip dengan pendekatan yang digunakan oleh Linus Pauling.
Awalnya, Watson dan Crick sempat mempertimbangkan model heliks tiga rangkap untuk DNA, tetapi kemudian menyadari bahwa model tersebut tidak konsisten dengan data yang ada. Mereka juga sempat membuat model yang salah dengan tulang punggung gula-fosfat di bagian dalam dan basa-basa nitrogen di luar. Kemitraan mereka ditandai oleh diskusi intensif dan pertukaran ide yang cepat, seringkali diwarnai dengan persaingan yang sehat dan kadang-kadang kritik tajam.
3.2.2. Kontribusi Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins
Kontribusi Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins dari King's College London sangat krusial bagi penemuan struktur DNA. Franklin, seorang ahli kristalografi sinar-X, menghasilkan gambar difraksi sinar-X DNA berkualitas tinggi, terutama "Foto 51," yang memberikan bukti paling kuat untuk sifat heliks DNA. Data Franklin juga memberikan perkiraan kandungan air kristal DNA, yang konsisten dengan dua tulang punggung gula-fosfat berada di bagian luar molekul. Identifikasinya terhadap grup ruang untuk kristal DNA juga mengungkapkan kepada Crick bahwa kedua untai DNA adalah antiparalel.
Watson dan Crick memiliki tiga sumber data Franklin yang belum dipublikasikan:
- Seminar Franklin pada tahun 1951, yang dihadiri oleh Watson.
- Diskusi dengan Wilkins, yang bekerja di laboratorium yang sama dengan Franklin.
- Laporan kemajuan penelitian yang dimaksudkan untuk mempromosikan koordinasi laboratorium yang didukung oleh Medical Research Council (MRC), di mana Watson, Crick, Wilkins, dan Franklin semuanya bekerja.
Kontroversi muncul karena Watson dan Crick menggunakan data Franklin tanpa sepengetahuannya atau persetujuannya dalam pembangunan model heliks ganda DNA. Dalam bukunya The Double Helix, Watson kemudian mengakui bahwa "Rosy, tentu saja, tidak secara langsung memberi kami datanya. Bahkan, tidak ada seorang pun di King's yang menyadari bahwa data itu ada di tangan kami." Watson juga menggambarkan Franklin dalam bukunya dengan cara yang negatif, memberikan kesan bahwa ia adalah asisten Wilkins dan tidak mampu menafsirkan data DNA-nya sendiri. Hal ini memicu kritik luas di kalangan populer dan ilmiah atas "perlakuan misoginis" Watson terhadap Franklin dan kegagalannya untuk memberikan atribusi yang layak atas karyanya pada DNA.
Kritikus menyoroti komentar-komentar meremehkan tentang "Rosy" dalam buku Watson, seperti "Jelas Rosy harus pergi atau ditempatkan pada tempatnya... Sayangnya Maurice tidak melihat cara yang layak untuk menendang Rosy." dan "Tentu saja cara yang buruk untuk keluar ke kegelapan malam November adalah diberitahu oleh seorang wanita untuk menahan diri dari menyatakan pendapat tentang subjek yang tidak Anda latih." Namun, beberapa pihak, seperti Robert P. Crease dan Jeremy Bernstein, berpendapat bahwa Franklin "tidak memecahkan struktur DNA" dan bahwa "gelar 'penemu' diberikan kepada mereka yang pertama kali menyatukan potongan-potongan itu." Sementara itu, Matthew Cobb dan Nathaniel C. Comfort menyatakan bahwa Franklin bukanlah "korban" melainkan "kontributor yang setara dalam solusi struktur."
Meskipun demikian, korespondensi kemudian antara Franklin dan Watson di arsip CSHL menunjukkan bahwa kedua ilmuwan tersebut kemudian bertukar korespondensi ilmiah yang konstruktif. Franklin berkonsultasi dengan Watson mengenai penelitian virus mosaik tembakau RNA-nya. Semua kontributor menerbitkan temuan mereka dalam volume Nature yang sama: Watson J. D. dan Crick F. H. C. "A Structure for Deoxyribose Nucleic Acid"; Wilkins M. H. F., Stokes A. R. & Wilson H. R. "Molecular Structure of Deoxypentose Nucleic Acids"; dan Franklin R. dan Gosling R. G. "Molecular Configuration in Sodium Thymonucleate."
3.2.3. Publikasi Model Heliks Ganda
Pada pertengahan Maret 1953, Watson dan Crick berhasil menyimpulkan struktur heliks ganda DNA. Lawrence Bragg, direktur Laboratorium Cavendish, membuat pengumuman asli penemuan tersebut pada konferensi Solvay tentang protein di Belgia pada 8 April 1953, meskipun tidak dilaporkan oleh pers. Watson dan Crick kemudian menyerahkan makalah berjudul "Molecular Structure of Nucleic Acids: A Structure for Deoxyribose Nucleic Acid" kepada jurnal ilmiah Nature, yang diterbitkan pada 25 April 1953.
Bragg memberikan ceramah di Guy's Hospital Medical School di London pada Kamis, 14 Mei 1953, yang menghasilkan artikel pada 15 Mei 1953 oleh Peter Ritchie Calder di surat kabar London News Chronicle, berjudul "Why You Are You. Nearer Secret of Life".
Sydney Brenner, Jack D. Dunitz, Dorothy Hodgkin, Leslie Orgel, dan Beryl M. Oughton adalah beberapa orang pertama pada April 1953 yang melihat model struktur DNA yang dibangun oleh Crick dan Watson; pada saat itu, mereka bekerja di departemen kimia Universitas Oxford. Semua terkesan oleh model DNA yang baru, terutama Brenner, yang kemudian bekerja dengan Crick di Cambridge di Laboratorium Cavendish dan Laboratorium Biologi Molekuler yang baru.
Surat kabar mahasiswa Universitas Cambridge Varsity memuat artikel singkatnya sendiri tentang penemuan tersebut pada Sabtu, 30 Mei 1953. Watson kemudian mempresentasikan makalah tentang struktur heliks ganda DNA pada Simposium Cold Spring Harbor ke-18 tentang Virus pada awal Juni 1953, enam minggu setelah publikasi makalah Watson dan Crick di Nature. Banyak yang hadir pada pertemuan itu belum mendengar tentang penemuan tersebut. Simposium Cold Spring Harbor 1953 adalah kesempatan pertama bagi banyak orang untuk melihat model heliks ganda DNA.

Watson, Crick, dan Wilkins dianugerahi Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1962 atas penelitian mereka tentang struktur asam nukleat. Rosalind Franklin telah meninggal pada tahun 1958 dan karena itu tidak memenuhi syarat untuk nominasi. Publikasi struktur heliks ganda DNA telah digambarkan sebagai titik balik dalam sains; pemahaman tentang kehidupan secara fundamental berubah dan era modern biologi dimulai.
4. Karier Akademis dan Penelitian Pasca-DNA
4.1. Universitas Harvard
Pada tahun 1956, Watson menerima posisi di departemen biologi di Universitas Harvard. Karyanya di Harvard berfokus pada RNA dan perannya dalam transfer informasi genetik. Watson memperjuangkan perubahan fokus di sekolah tersebut dari biologi klasik ke biologi molekuler, menyatakan bahwa disiplin ilmu seperti ekologi, biologi perkembangan, taksonomi, fisiologi, dan lain-lain telah stagnan dan hanya dapat maju setelah disiplin ilmu dasar biologi molekuler dan biokimia menjelaskan dasar-dasar mereka, bahkan sampai pada titik mencegah studi mereka oleh mahasiswa.
Watson terus menjadi anggota fakultas Harvard hingga tahun 1976, meskipun ia mengambil alih jabatan direktur Cold Spring Harbor Laboratory pada tahun 1968. Selama masa jabatannya di Harvard, Watson berpartisipasi dalam protes menentang Perang Vietnam, memimpin kelompok 12 ahli biologi dan biokimia yang menyerukan "penarikan segera pasukan AS dari Vietnam". Pada tahun 1975, pada peringatan tiga puluh tahun pemboman Hiroshima, Watson adalah salah satu dari lebih dari 2000 ilmuwan dan insinyur yang berbicara menentang proliferasi nuklir kepada Presiden Gerald Ford, dengan alasan bahwa tidak ada metode yang terbukti untuk pembuangan limbah radioaktif yang aman, dan bahwa pembangkit nuklir merupakan ancaman keamanan karena kemungkinan pencurian plutonium oleh teroris.
4.2. Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL)

Pada tahun 1968, Watson menjadi direktur Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL) di Long Island, New York. Antara tahun 1970 dan 1972, kedua putra Watson lahir, dan pada tahun 1974, keluarga muda itu menjadikan Cold Spring Harbor sebagai tempat tinggal permanen mereka. Watson menjabat sebagai direktur dan presiden laboratorium selama sekitar 35 tahun, dan kemudian ia menjabat sebagai kanselir dan kemudian kanselir emeritus.
Dalam perannya sebagai direktur, presiden, dan kanselir, Watson memimpin CSHL untuk mengartikulasikan misinya saat ini, "dedikasi untuk menjelajahi biologi molekuler dan genetika untuk memajukan pemahaman dan kemampuan untuk mendiagnosis dan mengobati kanker, penyakit neurologis, dan penyebab penderitaan manusia lainnya." CSHL secara substansial memperluas program penelitian dan pendidikan sainsnya di bawah arahan Watson. Ia dikreditkan dengan "mengubah fasilitas kecil menjadi salah satu institusi pendidikan dan penelitian terbesar di dunia. Memulai program untuk mempelajari penyebab kanker manusia, para ilmuwan di bawah arahannya telah memberikan kontribusi besar untuk memahami dasar genetik kanker." Dalam ringkasan retrospektif pencapaian Watson di sana, Bruce William Stillman, presiden laboratorium, mengatakan, "Jim Watson menciptakan lingkungan penelitian yang tak tertandingi di dunia sains."
Watson sangat tertarik pada penelitian kanker, terutama setelah Presiden Richard Nixon menandatangani National Cancer Act pada tahun 1971, yang mengalokasikan dana besar untuk penelitian kanker. Watson melihat ini sebagai kesempatan untuk mengubah CSHL menjadi pusat penelitian kanker terkemuka. Ia merekrut ilmuwan-ilmuwan muda berbakat seperti Joseph Sambrook, yang terkenal dengan penelitiannya tentang virus tumor DNA, khususnya SV40. Di bawah kepemimpinan Watson, CSHL menjadi pionir dalam penelitian onkogen (gen penyebab kanker) dan mengembangkan teknik-teknik baru untuk menganalisis DNA dan RNA, termasuk penggunaan enzim restriksi dan elektroforesis gel. Pada tahun 1977, Richard Roberts dari CSHL menemukan RNA splicing atau gen terpecah, yang kemudian memberinya Hadiah Nobel pada tahun 1993. Penemuan ini menunjukkan bahwa informasi RNA diedit sebelum sintesis protein, dengan urutan basa DNA yang tidak berguna (intron) dipotong dan urutan yang berguna (ekson) disambungkan.
Pada tahun 2007, Watson mengatakan, "Saya menentang sayap kiri karena mereka tidak menyukai genetika, karena genetika menyiratkan bahwa kadang-kadang dalam hidup kita gagal karena kita memiliki gen yang buruk. Mereka ingin semua kegagalan dalam hidup disebabkan oleh sistem yang jahat."
4.3. Proyek Genom Manusia

Pada tahun 1988, Watson diangkat sebagai kepala perencanaan penelitian Proyek Genom Manusia di bawah National Institutes of Health (NIH), sebuah posisi yang ia pegang hingga 10 April 1992. Proyek ini bertujuan untuk memetakan dan mengurutkan seluruh genom manusia. Watson memiliki visi agar genom manusia menjadi milik dunia dan menentang upaya Bernadine Healy, Direktur NIH yang baru, untuk memperoleh paten atas urutan gen. Ia melihat kepemilikan "hukum alam" sebagai hambatan yang tidak logis bagi penelitian. Dua tahun sebelum mengundurkan diri dari Proyek Genom, ia menyatakan pendapatnya tentang kontroversi yang panjang dan berkelanjutan ini: "Negara-negara di dunia harus melihat bahwa genom manusia adalah milik rakyat dunia, bukan negara-negara." Ia mengundurkan diri beberapa minggu setelah pengumuman tahun 1992 bahwa NIH akan mengajukan paten atas cDNA spesifik otak.
Meskipun Watson meninggalkan proyek tersebut karena konflik paten, ia telah memastikan bahwa sebagian besar anggaran proyek dialokasikan untuk penelitian tentang implikasi etis, hukum, dan sosial dari penemuan genom manusia (ELSI - Ethical, Legal, and Social Implications). Ini adalah langkah revolusioner yang memastikan bahwa aspek-aspek kemanusiaan dari penelitian genetik dipertimbangkan secara serius.
Pada tahun 1994, Watson menjadi presiden Cold Spring Harbor Laboratory. Francis Collins mengambil alih peran sebagai direktur Proyek Genom Manusia, yang akhirnya berhasil memetakan genom manusia secara lengkap pada tahun 2003.
5. Tulisan dan Publikasi
5.1. The Double Helix
Pada tahun 1968, Watson menulis The Double Helix, sebuah buku yang masuk dalam daftar "100 Best Nonfiction" oleh Modern Library. Buku ini merinci kisah penemuan struktur DNA, serta kepribadian, konflik, dan kontroversi seputar pekerjaan mereka, dan mencakup banyak kesan emosional pribadinya pada saat itu. Judul asli Watson seharusnya adalah "Honest Jim".
Kontroversi menyelimuti publikasi buku tersebut. Buku Watson awalnya akan diterbitkan oleh Harvard University Press, tetapi Francis Crick dan Maurice Wilkins, di antara yang lain, keberatan. Universitas tempat Watson bernaung akhirnya membatalkan proyek tersebut, dan buku itu diterbitkan secara komersial. Dalam sebuah wawancara dengan Anne Sayre untuk bukunya, Rosalind Franklin and DNA (diterbitkan pada tahun 1975), Francis Crick mengatakan bahwa ia menganggap buku Watson sebagai "tumpukan omong kosong terkutuk yang tercela."
5.2. Buku Teks dan Karya Lainnya
Buku teks pertama Watson, The Molecular Biology of the Gene (1965), menggunakan konsep "kepala" - subjudul deklaratif singkat. Buku teks berikutnya adalah Molecular Biology of the Cell (1983), di mana ia mengoordinasikan pekerjaan sekelompok ilmuwan-penulis. Buku ketiganya adalah Recombinant DNA (1983), yang menjelaskan cara-cara di mana rekayasa genetika telah membawa informasi baru tentang bagaimana organisme berfungsi.
Pada tahun 2007, Watson menerbitkan memoar berjudul Avoid Boring People: Lessons from a Life in Science. Dalam buku ini, ia menggambarkan beberapa rekan akademisnya sebagai "dinosaurus," "pemalas," "fosil," "mantan," "biasa-biasa saja," dan "hambar."
6. Kontroversi dan Pernyataan Publik
6.1. Pandangan tentang Ras dan Kecerdasan
Watson telah berulang kali menegaskan bahwa perbedaan rata-rata IQ terukur antara kulit hitam dan kulit putih disebabkan oleh genetika. Pada awal Oktober 2007, ia diwawancarai oleh Charlotte Hunt-Grubbe di Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL). Ia membahas pandangannya bahwa orang Afrika kurang cerdas dibandingkan orang Barat. Watson mengatakan niatnya adalah untuk mempromosikan sains, bukan rasisme, tetapi beberapa tempat di Britania Raya membatalkan penampilannya, dan ia membatalkan sisa turnya. Sebuah editorial di Nature mengatakan bahwa pernyataannya "melampaui batas" tetapi menyatakan harapan bahwa tur tersebut tidak dibatalkan sehingga Watson harus menghadapi para kritikusnya secara langsung, mendorong diskusi ilmiah tentang masalah tersebut. Karena kontroversi tersebut, dewan pengawas di Cold Spring Harbor Laboratory menangguhkan tanggung jawab administratif Watson. Watson mengeluarkan permintaan maaf, kemudian pensiun pada usia 79 tahun dari CSHL dari apa yang disebut laboratorium sebagai "hampir 40 tahun pelayanan terhormat". Watson mengaitkan pengunduran dirinya dengan usianya dan keadaan yang tidak pernah ia duga atau inginkan.
Pada tahun 2000, Watson juga mengemukakan hubungan antara warna kulit dan dorongan seksual, berhipotesis bahwa orang berkulit gelap memiliki libido yang lebih kuat. Ia berargumen bahwa ekstrak melanin-yang memberi warna pada kulit-telah ditemukan dapat meningkatkan dorongan seksual subjek. "Itulah mengapa Anda memiliki pecinta Latin," katanya, menurut orang-orang yang menghadiri kuliah tersebut. "Anda belum pernah mendengar tentang pecinta Inggris. Hanya seorang Pasien Inggris." Ia juga mengatakan bahwa stereotip yang terkait dengan kelompok ras dan etnis memiliki dasar genetik: Yahudi cerdas, Tionghoa cerdas tetapi tidak kreatif karena seleksi untuk konformitas, dan India patuh karena seleksi di bawah endogami kasta. Mengenai perbedaan kecerdasan antara kulit hitam dan kulit putih, Watson menegaskan bahwa "semua kebijakan sosial kita didasarkan pada fakta bahwa kecerdasan mereka (kulit hitam) sama dengan kita (kulit putih) - padahal semua pengujian mengatakan tidak demikian... orang-orang yang harus berurusan dengan karyawan kulit hitam merasa ini tidak benar."
Pada Januari 2019, setelah penayangan film dokumenter televisi yang dibuat tahun sebelumnya di mana ia mengulangi pandangannya tentang ras dan genetika, CSHL mencabut gelar kehormatan yang telah diberikan kepada Watson dan memutuskan semua hubungan yang tersisa dengannya. Watson tidak menanggapi perkembangan tersebut.
6.2. Perlakuan terhadap Rosalind Franklin
Watson telah menerima kritik signifikan mengenai penggambaran dan dugaan kurangnya pengakuan terhadap kontribusi Rosalind Franklin dalam penemuan struktur DNA. Dalam bukunya The Double Helix, Watson menggambarkan Franklin dengan cara yang dianggap meremehkan dan misoginis, menyebutnya sebagai "Rosy" yang "sulit" dan "histories." Ia juga memberikan kesan bahwa Franklin tidak mampu menafsirkan data difraksi sinar-X-nya sendiri dan bahwa data tersebut diperoleh oleh Watson dan Crick tanpa persetujuannya.
Kritik ini menyoroti bias gender yang mungkin ada dalam sains pada masa itu dan bagaimana kontribusi ilmuwan wanita sering kali kurang diakui. Meskipun kemudian Watson mengakui pentingnya data Franklin, penggambaran awalnya telah membentuk narasi yang merugikan reputasi Franklin dan memicu perdebatan tentang etika ilmiah dan atribusi yang adil.
6.3. Pernyataan Kontroversial Lainnya
Selain pandangannya tentang ras dan kecerdasan, Watson juga membuat komentar kontroversial lainnya tentang berbagai topik:
- Homoseksualitas**: Pada tahun 1997, Watson dikutip di The Sunday Telegraph yang menyatakan: "Jika Anda dapat menemukan gen yang menentukan seksualitas dan seorang wanita memutuskan dia tidak ingin memiliki anak homoseksual, biarkan dia." Biolog Richard Dawkins menulis surat kepada The Independent yang mengklaim bahwa posisi Watson disalahartikan oleh artikel The Sunday Telegraph, dan bahwa Watson akan sama-sama mempertimbangkan kemungkinan memiliki anak heteroseksual sebagai alasan yang sama validnya untuk aborsi, untuk menekankan bahwa Watson mendukung pilihan.
- Obesitas**: Pada tahun 2000, Watson dikutip mengatakan: "Setiap kali Anda mewawancarai orang gemuk, Anda merasa tidak enak, karena Anda tahu Anda tidak akan mempekerjakan mereka."
- Eugenika dan Rekayasa Genetika**: Watson telah berulang kali mendukung penyaringan genetik dan rekayasa genetika dalam kuliah umum dan wawancara, dengan alasan bahwa kebodohan adalah penyakit dan 10% orang "yang benar-benar bodoh" harus disembuhkan. Ia juga menyarankan bahwa kecantikan dapat direkayasa secara genetik, mengatakan pada tahun 2003, "Orang-orang mengatakan akan mengerikan jika kita membuat semua gadis cantik. Saya pikir itu akan bagus."
6.4. Reaksi Sosial dan Institusional
Pernyataan kontroversial Watson memicu gelombang kecaman dari berbagai pihak, termasuk institusi ilmiah, akademisi, dan publik.
- Penangguhan dan Pengunduran Diri**: Pada Oktober 2007, setelah pernyataannya tentang ras dan kecerdasan, Cold Spring Harbor Laboratory (CSHL) menangguhkan Watson dari tanggung jawab administratifnya. Sepekan kemudian, ia mengundurkan diri dari CSHL pada usia 79 tahun, mengakhiri "hampir 40 tahun pelayanan terhormat" di institusi tersebut. Watson menyatakan pengunduran dirinya disebabkan oleh usianya dan "keadaan yang tidak pernah ia duga atau inginkan."
- Pencabutan Gelar Kehormatan**: Pada Januari 2019, menyusul penayangan film dokumenter PBS di mana Watson mengulangi pandangan rasisnya, CSHL secara resmi mencabut semua gelar kehormatan yang telah diberikan kepadanya, termasuk Kanselir Emeritus, Oliver R. Grace Professor Emeritus, dan Wali Amanat Kehormatan. Institusi tersebut menyatakan bahwa pernyataan Watson "tidak berdasar dan sembrono" serta "secara efektif membalikkan permintaan maaf tertulis dan penarikan yang dibuat Dr. Watson pada tahun 2007."
- Pembatalan Acara Publik**: Beberapa lembaga akademik di Inggris membatalkan undangan untuk Watson berbicara di hadapan publik, dan ia terpaksa membatalkan sisa tur ceramahnya.
- Penjualan dan Pengembalian Medali Nobel**: Pada tahun 2014, Watson menjual medali Hadiah Nobel-nya untuk mengumpulkan dana, mengeluh bahwa ia telah dijadikan "orang yang tidak ada" setelah pernyataan kontroversialnya. Medali tersebut terjual di pelelangan Christie's pada Desember 2014 seharga 4.10 M USD. Ia adalah penerima Nobel pertama yang masih hidup yang melelang medalinya. Sebagian dana yang terkumpul dari penjualan tersebut dimaksudkan untuk mendukung penelitian ilmiah dan pekerjaan konservasi. Medali tersebut kemudian dikembalikan kepada Watson oleh pembelinya, miliarder Rusia Alisher Usmanov, yang menyatakan bahwa Watson adalah "salah satu ahli biologi terhebat dalam sejarah" dan medali itu "harus menjadi miliknya."
7. Kehidupan Pribadi
7.1. Pernikahan dan Keluarga
Watson menikah dengan Elizabeth Lewis pada tahun 1968. Mereka memiliki dua putra, Rufus Robert Watson (lahir 1970) dan Duncan James Watson (lahir 1972). Watson terkadang berbicara tentang putranya Rufus, yang menderita skizofrenia, untuk mendorong kemajuan dalam pemahaman dan pengobatan penyakit mental dengan menentukan bagaimana genetika berkontribusi padanya.
7.2. Keyakinan Pribadi
Watson adalah seorang ateis. Pada tahun 2003, ia adalah salah satu dari 22 pemenang Nobel yang menandatangani Manifesto Humanis. Ia juga pernah menyatakan bahwa ia menyumbangkan 1.00 K USD untuk kampanye kepresidenan Bernie Sanders pada tahun 2016.
8. Penghargaan dan Kehormatan
8.1. Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran
Penghargaan paling signifikan yang diterima Watson adalah Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1962. Ia berbagi penghargaan ini dengan Francis Crick dan Maurice Wilkins "atas penemuan mereka mengenai struktur molekuler asam nukleat dan signifikansinya untuk transfer informasi dalam materi hidup." Penghargaan ini mengakui dampak monumental penemuan heliks ganda DNA terhadap biologi dan kedokteran.
8.2. Penghargaan Utama dan Afiliasi Lainnya
Watson juga menerima berbagai penghargaan dan gelar kehormatan lainnya, serta menjadi anggota dari banyak organisasi profesional dan kehormatan:
Penghargaan | Tahun |
---|---|
Albert Lasker Award for Basic Medical Research | 1960 |
Eli Lilly Award in Biological Chemistry | 1960 |
John J. Carty Award for the Advancement of Science | 1971 |
Presidential Medal of Freedom | 1977 |
Golden Plate Award of the American Academy of Achievement | 1986 |
Copley Medal dari Royal Society | 1993 |
Lomonosov Gold Medal | 1994 |
National Medal of Science | 1997 |
Liberty Medal | 2000 |
Benjamin Franklin Medal for Distinguished Achievement in the Sciences | 2001 |
Gairdner Foundation International Award | 2002 |
Honorary Knight Commander of the Order of the British Empire (KBE) | 2002 |
Othmer Gold Medal | 2005 |
CSHL Double Helix Medal Honoree | 2008 |
Irish America Hall of Fame | 2011 |
Hope Funds for Cancer Research: James D. Watson Award of Excellence for Scientific Achievement | 2014 |
Gelar Kehormatan yang Diterima:
Watson menerima banyak gelar Doktor Kehormatan (DSc, LLD, MD, DrHC, ScD) dari berbagai universitas terkemuka di seluruh dunia, termasuk Universitas Chicago (1961), Universitas Indiana (1963), Universitas Harvard (1978), dan Universitas Cambridge (1993).
Afiliasi Profesional dan Kehormatan:
Ia adalah anggota dari American Academy of Arts and Sciences, American Philosophical Society, National Academy of Sciences, Royal Society (Anggota Asing sejak 1981), European Molecular Biology Organization (sejak 1985), Royal Danish Academy of Sciences and Letters, dan Russian Academy of Sciences. Ia juga merupakan Anggota Kehormatan di Clare College, Universitas Cambridge, dan Hastings Center, sebuah institusi penelitian bioetika independen. Namun, pada Januari 2019, Cold Spring Harbor Laboratory mencabut gelar kehormatan dan afiliasinya, termasuk Kanselir Emeritus, Oliver R. Grace Professor Emeritus, dan Wali Amanat Kehormatan.
9. Warisan dan Dampak
9.1. Dampak pada Biologi Molekuler dan Genetika
Penemuan struktur heliks ganda DNA oleh Watson dan Crick pada tahun 1953 adalah salah satu tonggak terpenting dalam sejarah sains abad ke-20. Penemuan ini secara fundamental mengubah pemahaman tentang bagaimana informasi genetik disimpan, direplikasi, dan diturunkan. Ini membuka jalan bagi seluruh bidang biologi molekuler dan genetika, yang sebelumnya hanya berupa hipotesis.
Dampak langsungnya meliputi:
- Pemahaman Kode Genetik**: Penemuan struktur DNA memungkinkan para ilmuwan untuk mulai memecahkan kode genetik, memahami bagaimana urutan basa DNA diterjemahkan menjadi protein.
- Dasar Rekayasa Genetika**: Pengetahuan tentang struktur DNA menjadi dasar bagi pengembangan teknologi DNA rekombinan dan rekayasa genetika, yang memungkinkan manipulasi gen untuk tujuan penelitian, medis, dan pertanian.
- Proyek Genom Manusia**: Visi Watson untuk memetakan seluruh genom manusia, yang ia pimpin pada tahap awal, adalah kelanjutan logis dari penemuan DNA. Proyek ini telah merevolusi kedokteran, membuka jalan bagi kedokteran presisi dan pemahaman yang lebih dalam tentang penyakit genetik.
- Penelitian Kanker**: Di Cold Spring Harbor Laboratory, Watson mengarahkan fokus penelitian ke kanker, yang kini dipahami sebagai penyakit genetik. Kontribusinya dalam membangun CSHL sebagai pusat penelitian kanker terkemuka telah menghasilkan kemajuan signifikan dalam pemahaman dan pengobatan penyakit ini.
Secara keseluruhan, karyanya telah meletakkan dasar bagi hampir semua kemajuan dalam biologi dan kedokteran modern, dari terapi gen hingga diagnostik molekuler.
9.2. Dampak pada Budaya Sains dan Etika
Selain kontribusi ilmiahnya, Watson juga memiliki dampak signifikan pada budaya sains dan perdebatan etis.
- Popularisasi Sains**: Bukunya The Double Helix adalah salah satu contoh awal memoar ilmiah yang sukses, yang mempopulerkan proses penemuan ilmiah dan kepribadian di balik sains kepada khalayak luas. Ia menjadikan sains lebih mudah diakses dan menarik bagi non-ilmuwan.
- Perdebatan Etis**: Karya dan pernyataan kontroversial Watson telah memicu perdebatan penting tentang bioetika. Pandangannya tentang eugenika, rekayasa genetika, dan perbedaan rasial telah memaksa komunitas ilmiah dan masyarakat untuk bergulat dengan implikasi etis dari kemajuan genetik. Perannya dalam memasukkan komponen etika, hukum, dan sosial (ELSI) ke dalam Proyek Genom Manusia menunjukkan kesadarannya akan kebutuhan untuk mengatasi masalah-masalah ini, meskipun pandangannya sendiri seringkali kontroversial.
- Warisan yang Kompleks**: Warisan Watson adalah paradoks. Ia dihormati sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah, yang karyanya membentuk dasar biologi modern. Namun, ia juga dikutuk karena pandangan sosialnya yang rasis dan misoginis, yang mencerminkan sisi gelap dari otoritas ilmiah dan bahaya dari determinisme genetik. Reputasinya yang rusak dan pencabutan gelar kehormatan menjadi pengingat akan pentingnya tanggung jawab sosial bagi para ilmuwan dan perlunya menantang bias dalam sains.