1. Kehidupan
José Félix Estigarribia Insaurralde adalah seorang tokoh militer dan politik Paraguay yang memiliki latar belakang sederhana namun mencapai puncak kekuasaan melalui karier militer yang cemerlang dan kemudian kepemimpinan politik yang kontroversial.
1.1. Kehidupan Awal
José Félix Estigarribia Insaurralde lahir pada 21 Februari 1888 di Caraguatay, Cordillera, Paraguay. Ia adalah putra dari Mateo Estigarribia dan Casilda Insaurralde, yang keduanya adalah petani keturunan Basque. Lingkungan masa kecilnya di Caraguatay, sebuah daerah pedesaan, tidak selalu ideal untuk pendidikan atau kemajuan hidup.
1.2. Pendidikan
Meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana, Estigarribia berhasil melanjutkan pendidikannya. Ia menempuh pendidikan di sekolah dasar di kampung halamannya. Pada tahun 1908, ia melanjutkan studi di Trinity College of Agriculture, tempat ia memperoleh diploma di bidang agronomi. Namun, setelah mendapatkan gelar tersebut, Estigarribia memutuskan untuk mengubah jalur kariernya secara drastis. Pada tahun 1910, ia bergabung dengan angkatan darat dengan pangkat letnan infanteri. Keputusan ini menandai awal dari karier militernya yang panjang dan berpengaruh. Ia kemudian melanjutkan pelatihan militer di Chili, dari tahun 1911 hingga 1913, di Sekolah Militer Bernardo O'Higgins. Setelah itu, ia juga melanjutkan pelatihan di Prancis, di Sekolah Staf École Supérieure de Guerre di Paris, di mana ia menjadi murid Jenderal Maurice Gamelin dan Marsekal Foch. Estigarribia lulus dari sana dengan nilai terbaik.
1.3. Karier Awal
Setelah bergabung dengan militer pada tahun 1910, Estigarribia dengan cepat menunjukkan bakatnya. Pada tahun 1917, ia dipromosikan menjadi kapten. Ia memainkan peran penting dalam revolusi tahun 1922 di Paraguay dan kemudian dipromosikan menjadi mayor. Berkat keahliannya, ia terpilih untuk mengikuti kursus staf selama tiga tahun di École Supérieure de Guerre di Paris. Sekembalinya pada tahun 1928, ia diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Namun, kurang dari setahun setelah diangkat, ia diberhentikan dari jabatannya karena ketidaksepakatan dengan pemerintah mengenai strategi pertahanan Chaco. Ia berpendapat bahwa Chaco harus dipertahankan dengan menghancurkan musuh, bukan hanya menduduki tanah. Meskipun demikian, ketika perang melawan Bolivia tampak tak terhindarkan, pemerintah memutuskan bahwa Letnan Kolonel Estigarribia adalah orang yang dibutuhkan di Chaco. Saat itu, ia berusia 44 tahun.
2. Aktivitas dan Pencapaian Utama
José Félix Estigarribia mencapai puncak ketenaran dan kekuasaan melalui perannya yang menentukan dalam Perang Chaco dan masa kepresidenannya yang singkat namun berdampak besar.
2.1. Perang Chaco

Sebagai panglima tertinggi angkatan darat dan pemimpin operasi, Estigarribia memiliki partisipasi yang brilian dalam Perang Chaco (1932-1935). Ia memimpin Angkatan Darat Paraguay selama tahun pertama perang dengan pangkat kolonel. Ia dipromosikan menjadi jenderal setelah kemenangan di Campo Grande dan Pozo Favorite. Strategi dan taktiknya sejak saat itu menarik minat dan menjadi bahan studi di akademi militer di seluruh dunia. Ia berhasil menghentikan pergerakan pasukan Bolivia menuju Sungai Paraguay dan menghancurkan divisi musuh yang kuat dengan secara fleksibel menggunakan teknik pertempuran posisi dan perang gerilya.
Perang Chaco menjadi perang komunikasi di mana pengelolaan ruang dan waktu menjadi sangat penting. Estigarribia bertekad agar pemerintah Paraguay menerima rencana mobilisasi umum dan memulai serangan kejutan ofensif pertama Paraguay (September-Desember 1932) sebelum Bolivia dapat memobilisasi sumber dayanya. Di bawah komandonya, upaya maksimal Paraguay jelas memimpin kampanye militer yang sukses melawan tentara Bolivia, yang lebih unggul dalam jumlah personel dan sumber daya, memaksa mereka mundur ke Rio Parapiti. Pemikiran strategisnya tentang perang gerakan, pentingnya logistik (terutama air), konsentrasi kekuatan kejutan, transisi dari defensif ke ofensif, dan pengetahuan mendalam tentang musuh serta medan operasi menempatkannya pada posisi istimewa di antara para pemimpin militer di antara dua perang dunia. Ia memanfaatkan secara maksimal para perwira di bawah komandonya dan diyakini menunjukkan kebajikan tempur dan moral seorang prajurit Paraguay.
Setelah kemenangan gemilang Paraguay dalam Perang Chaco, Estigarribia kembali ke Asunción pada tahun 1935 sebagai "Pahlawan Perang Chaco" dan dianugerahi pensiun seumur hidup sebesar 1.000 peso emas per bulan. Ia diberhentikan dari posisi kepala angkatan bersenjata setelah Presiden Eusebio Ayala digulingkan dalam Revolusi Febrerista oleh Rafael Franco, tetapi kemudian menjabat sebagai duta besar Paraguay untuk Amerika Serikat.
2.2. Masa Kepresidenan
Estigarribia terpilih sebagai presiden untuk masa jabatan empat tahun pada tahun 1939 dan mulai menjabat pada 15 Agustus. Enam bulan kemudian, pada 19 Februari 1940, Estigarribia membubarkan lembaga legislatif, merebut kekuasaan darurat, dan menangguhkan Konstitusi. Ia menyatakan bahwa "bangsa kita berada di ambang anarki yang mengerikan" dan mengumumkan bahwa demokrasi akan dipulihkan segera setelah kerangka konstitusional yang berfungsi dapat dirancang.
q=Asunción|position=right
Namun, janji itu ternyata kosong. Dalam waktu lima bulan, ia merombak konstitusi menjadi dokumen yang sangat otoriter. Presiden diberikan kekuasaan luas untuk bertindak demi apa yang dianggapnya sebagai kebaikan negara, mengkodifikasi kekuasaan darurat Estigarribia. Pada saat yang sama, kekuasaan legislatif secara signifikan dibatasi. Konstitusi, yang disetujui dalam referendum Agustus 1940, mengubah kepresidenan Estigarribia menjadi kediktatoran yang sah.
3. Ideologi dan Pandangan Politik
Ideologi dan pandangan politik José Félix Estigarribia, terutama selama masa kepresidenannya, menunjukkan kecenderungan yang kuat ke arah otoritarianisme. Meskipun ia terpilih secara demokratis dan awalnya menjanjikan pemulihan demokrasi, tindakannya setelah menjabat dengan cepat mengarah pada konsolidasi kekuasaan di tangan eksekutif.
Ia percaya bahwa dalam menghadapi apa yang ia sebut sebagai "anarki" dan kekacauan politik di Paraguay pasca-Perang Chaco, diperlukan kepemimpinan yang kuat dan terpusat. Pandangan ini tercermin dalam keputusannya untuk membubarkan lembaga legislatif, merebut kekuasaan darurat, dan menangguhkan konstitusi yang ada. Ia kemudian merancang konstitusi baru yang secara signifikan membatasi kekuasaan legislatif dan memberikan kekuasaan yang sangat luas kepada presiden. Konstitusi ini, yang disetujui melalui referendum, secara efektif melegalkan kediktatorannya. Pendekatan ini menunjukkan keyakinannya bahwa stabilitas dan kemajuan negara hanya dapat dicapai melalui pemerintahan yang otoriter, di mana presiden memiliki wewenang mutlak untuk bertindak demi kepentingan negara, tanpa banyak batasan atau pengawasan.
4. Kehidupan Pribadi
José Félix Estigarribia menikah dengan Julia Miranda Cueto. Julia Miranda Cueto menjabat sebagai Ibu Negara Paraguay selama masa kepresidenan suaminya yang singkat. Mereka berdua sering bepergian bersama, termasuk dalam tur di pedalaman Paraguay yang akhirnya berujung pada kecelakaan fatal yang merenggut nyawa keduanya.
5. Kematian
Pada 7 September 1940, Estigarribia dan istrinya, Ibu Negara Julia Miranda Cueto, sedang dalam tur di pedalaman Paraguay. Dalam perjalanan dari Altos menuju kediaman pedesaan mereka di San Bernardino, pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Agapuey. Semua orang yang berada di dalam pesawat tewas dalam kecelakaan tersebut. Kematiannya yang mendadak mengakhiri masa kepresidenannya yang otoriter hanya dalam waktu satu tahun. Estigarribia digantikan oleh Higinio Morínigo, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perang. Setelah kematiannya, ia secara anumerta dipromosikan ke pangkat marsekal.
6. Penilaian
Penilaian terhadap José Félix Estigarribia terbagi antara pengakuan atas jasa militernya yang luar biasa dan kritik tajam terhadap kepemimpinan politiknya yang otoriter.
6.1. Penilaian Positif
Estigarribia secara luas dihormati sebagai pahlawan perang nasional di Paraguay. Perannya sebagai panglima tertinggi dalam Perang Chaco dianggap brilian dan menentukan kemenangan Paraguay atas Bolivia, meskipun Bolivia memiliki keunggulan dalam jumlah pasukan dan sumber daya. Strategi dan taktik militernya, yang melibatkan perang gerakan, pentingnya logistik, konsentrasi kekuatan kejutan, dan transisi dari defensif ke ofensif, telah menjadi subjek studi di akademi militer di seluruh dunia. Ia dipandang sebagai pemimpin militer yang memanfaatkan secara maksimal para perwira di bawah komandonya dan menunjukkan kebajikan tempur serta moral seorang prajurit Paraguay. Kemenangan yang ia raih dalam konflik yang sulit tersebut mengamankan wilayah Chaco untuk Paraguay dan memberinya status legendaris di mata banyak warga Paraguay.
6.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun diakui sebagai pahlawan perang, masa kepresidenan Estigarribia sangat kontroversial. Enam bulan setelah menjabat, ia membubarkan lembaga legislatif, merebut kekuasaan darurat, dan menangguhkan konstitusi. Tindakan ini secara efektif mengakhiri proses demokrasi di Paraguay dan mendirikan sebuah kediktatoran. Konstitusi baru yang ia rancang dan disahkan melalui referendum memberikan kekuasaan yang sangat luas kepada presiden, secara signifikan membatasi kekuasaan legislatif, dan mengkodifikasi kekuasaan daruratnya. Para kritikus melihat ini sebagai penyalahgunaan kekuasaan dan pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, meskipun ia mengklaim bahwa tindakan tersebut diperlukan untuk mencegah "anarki" di negara itu. Konstitusi otoriter yang ia ciptakan menjadi preseden berbahaya dan digunakan oleh rezim-rezim berikutnya untuk mempertahankan kekuasaan otoriter mereka.
7. Dampak
Tindakan dan warisan José Félix Estigarribia memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap Paraguay, baik dalam bidang militer maupun politik.
7.1. Warisan dan Pengaruh Lanjutan
Strategi militer Estigarribia dalam Perang Chaco terus dipelajari di akademi militer di seluruh dunia sebagai contoh cemerlang dari kepemimpinan dan taktik dalam kondisi yang menantang. Penekanannya pada logistik, perang gerakan, dan pemanfaatan medan secara efektif menjadi pelajaran berharga bagi generasi perwira militer berikutnya.
Namun, dampak politiknya jauh lebih kontroversial. Konstitusi otoriter yang ia susun dan berlakukan pada tahun 1940 menjadi dasar bagi pemerintahan-pemerintahan selanjutnya di Paraguay. Konstitusi ini memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada presiden dan secara signifikan mengurangi peran lembaga legislatif serta hak-hak sipil. Dokumen ini tetap berlaku hingga tahun 1967, dan bahkan konstitusi yang menggantikannya pada tahun 1967 dianggap oleh banyak pihak sebagai sama otoriter, yang kemudian berlaku hingga tahun 1992. Dengan demikian, warisan konstitusional Estigarribia secara tidak langsung berkontribusi pada periode panjang pemerintahan otoriter di Paraguay, yang menghambat perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia di negara tersebut.
8. Peringatan dan Penghormatan
q=Caraguatay|position=left
José Félix Estigarribia dikenang dan dihormati di Paraguay dalam berbagai cara. Sebagai pahlawan Perang Chaco, namanya sering disebut dalam konteks kemenangan militer dan kemerdekaan nasional. Salah satu bentuk penghormatan yang paling terlihat adalah penggambaran potretnya pada mata uang Paraguay. Wajahnya diabadikan pada pecahan 50 PYG, sebuah pengakuan atas perannya yang tak terbantahkan dalam sejarah negara tersebut. Selain itu, banyak jalan, institusi, dan monumen yang dinamai untuk menghormati dirinya, terutama di daerah-daerah yang terkait dengan Perang Chaco atau tempat kelahirannya.