1. Gambaran Umum
Republik Chili adalah sebuah negara yang terletak di bagian barat daya Amerika Selatan, membentang sebagai jalur daratan yang panjang dan sempit antara Samudra Pasifik di sebelah barat dan Pegunungan Andes di sebelah timur. Secara geografis, Chili memiliki keragaman yang luar biasa, mulai dari Gurun Atacama yang paling kering di dunia di utara, hingga hutan hujan sedang, gletser, dan fyord di selatan. Negara ini juga mengklaim sebagian wilayah Antarktika dan memiliki beberapa pulau di Pasifik, termasuk Pulau Paskah yang terkenal. Sejarah Chili ditandai oleh periode kolonisasi Spanyol, perjuangan kemerdekaan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Bernardo O'Higgins, dan perkembangan sebagai republik yang mengalami pertumbuhan wilayah serta konflik internal dan eksternal. Abad ke-20 menjadi periode penting dengan proses demokratisasi, industrialisasi yang bergantung pada pertambangan tembaga, serta gejolak politik signifikan yang berpuncak pada kudeta militer tahun 1973 dan kediktatoran Augusto Pinochet selama 17 tahun, yang diwarnai pelanggaran hak asasi manusia berat. Transisi menuju demokrasi pada tahun 1990 membawa perubahan politik dan sosial, meskipun warisan kebijakan ekonomi neoliberal dari era Pinochet terus membentuk lanskap ekonomi negara, yang ditandai dengan pertumbuhan tetapi juga kesenjangan pendapatan yang tinggi.
Dalam sistem politiknya, Chili adalah republik presidensial demokratis dengan pemisahan kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Negara ini telah mengalami berbagai reformasi konstitusional yang bertujuan untuk memperkuat institusi demokrasi dan perlindungan hak asasi manusia. Ekonomi Chili merupakan salah satu yang paling stabil dan makmur di Amerika Latin, dengan status sebagai negara berpenghasilan tinggi dan anggota OECD. Sektor pertambangan, khususnya tembaga dan litium, memainkan peran sentral, di samping sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan pariwisata yang berkembang. Meskipun demikian, Chili menghadapi tantangan terkait kesenjangan sosial-ekonomi, yang memicu protes besar pada tahun 2019-2022 dan proses konstitusional yang sedang berlangsung untuk mengatasi tuntutan keadilan sosial dan partisipasi masyarakat yang lebih besar.
Masyarakat Chili beragam secara etnis, terdiri dari keturunan Eropa, Mestizo, dan kelompok-kelompok penduduk asli seperti Mapuche, Aymara, dan Rapa Nui, yang perjuangan hak-haknya menjadi isu sosial penting. Urbanisasi tinggi dengan sebagian besar populasi tinggal di kota-kota besar seperti Santiago, Valparaíso, dan Concepción. Dalam hal budaya, Chili memiliki warisan sastra yang kaya, dengan dua peraih Nobel Sastra, Gabriela Mistral dan Pablo Neruda. Musik dan tarian tradisional seperti Cueca, serta gerakan musik berpengaruh seperti Nueva Canción, mencerminkan identitas budaya negara. Artikel ini akan menguraikan berbagai aspek Chili dengan merefleksikan perspektif kiri-tengah dan liberalisme sosial, menekankan pada perkembangan demokrasi, hak asasi manusia, keadilan sosial, dan partisipasi masyarakat.
2. Etimologi
Terdapat berbagai teori mengenai asal-usul nama negara 'Chili'. Sebelum kedatangan bangsa Eropa, penduduk asli di wilayah tersebut telah menyebut daratan di selatan Gurun Atacama sebagai Chili. Para penakluk Spanyol kemudian melanjutkan penggunaan nama ini.
Salah satu teori yang populer, dikemukakan oleh sejarawan Spanyol abad ke-17, Diego de Rosales, menyatakan bahwa suku Inka menyebut lembah Sungai Aconcagua sebagai Chili, yang merupakan perubahan dari nama seorang kepala suku (cacique) Picunche bernama Tili. Teori lain menghubungkannya dengan kemiripan lembah Aconcagua dengan Lembah Casma di Peru, di mana terdapat sebuah kota dan lembah bernama Chili.
Beberapa teori lain merujuk pada bahasa-bahasa penduduk asli:
- Dari bahasa Mapuche, kata chilli dapat berarti 'tempat berakhirnya daratan'.
- Dari bahasa Quechua, chiri berarti 'dingin', atau tchili berarti 'salju' atau 'titik terdalam Bumi'.
- Ada juga yang mengaitkannya dengan onomatope dalam bahasa Mapuche, cheele-cheele, yang menirukan kicauan burung trile (Agelaius thilius).
- Antropolog Ricardo E. Latcham berpendapat bahwa kata "chili" berasal dari sekelompok suku Indian dari suatu wilayah yang memiliki sungai bernama "chili", dan nama ini dibawa ke Chili oleh suku Inka.
- Sejarawan Uruguay, Miguel Luis Amunátegui, menyatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Aymara, chilli, yang bermakna "ujung daratan".
Para conquistador Spanyol mendengar nama ini dari suku Inka. Para penyintas dari ekspedisi Spanyol pertama Diego de Almagro ke selatan dari Peru pada tahun 1535-1536 menyebut diri mereka sebagai "orang-orang Chilli". Akhirnya, Almagro dianggap berjasa dalam menyebarluaskan nama Chile setelah menamai lembah Sungai Mapocho dengan nama tersebut. Ejaan lama "Chili" digunakan dalam bahasa Inggris hingga awal abad ke-20 sebelum beralih ke "Chile". Secara resmi, nama "Chili" untuk negara ini ditetapkan melalui dekret oleh Direktur Agung Chili, Ramón Freire, pada tanggal 30 Juli 1824.
3. Sejarah
Sejarah Chili mencakup periode panjang dari pemukiman manusia awal ribuan tahun yang lalu, melalui peradaban pribumi, penaklukan oleh Spanyol, perjuangan kemerdekaan, pembentukan negara-bangsa, hingga perkembangan politik, sosial, dan ekonomi modern. Bagian ini akan menguraikan perjalanan sejarah Chili secara kronologis, dengan penekanan pada dampaknya terhadap perkembangan demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
3.1. Prasejarah dan Pemukiman Awal

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa wilayah Chili telah dihuni manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Situs Monte Verde di lembah selatan-tengah Chili menunjukkan keberadaan manusia sporadis setidaknya sejak 18.500 tahun yang lalu, menjadikannya salah satu situs pemukiman manusia tertua yang diketahui di Amerika. Sekitar 10.000 tahun yang lalu, kelompok-kelompok penduduk asli Amerika yang bermigrasi mulai menetap di lembah-lembah subur dan wilayah pesisir Chili. Situs-situs penting lainnya dari periode hunian manusia awal termasuk Cueva del Milodón dan tabung lava di Kawah Pali-Aike.
Di Chili utara, budaya Chinchorro berkembang antara tahun 5000 SM hingga 1700 SM. Mereka dikenal sebagai yang pertama di dunia yang mengembangkan teknik mumifikasi buatan, jauh lebih awal daripada praktik serupa di Mesir kuno. Mumi tertua Chinchorro berasal dari sekitar 5050 SM.
Berbagai kelompok budaya kuno lainnya juga mendiami wilayah Chili. Suku Aymara, Atacama, dan Diaguita menetap di utara, mengembangkan pertanian dan dipengaruhi oleh Kekaisaran Inka yang memperluas wilayahnya ke Chili utara hingga Sungai Maule pada akhir abad ke-15. Suku Chango mendiami pesisir utara dan tengah. Di selatan Sungai Maule, wilayah tersebut didominasi oleh suku Mapuche (juga dikenal sebagai Araucanian oleh Spanyol), kelompok etnis pribumi terbesar di Chili, yang berhasil melawan upaya penaklukan Inka dalam Pertempuran Maule. Di wilayah paling selatan, terdapat kelompok-kelompok seperti Aonikenk (Tehuelche), Caucahue, Chono, Kawésqar (Alacalufe), Selk'nam (Ona), dan Yaghan (Yamana). Di Pulau Paskah, sebuah peradaban Polinesia yang unik berkembang dengan moai-nya yang terkenal. Populasi pribumi di Chili diperkirakan mencapai sekitar 1,2 juta jiwa pada abad ke-16 ketika bangsa Eropa tiba.
3.2. Kolonisasi Spanyol

Penjelajah Eropa pertama yang mencapai wilayah yang kini dikenal sebagai Chili adalah Ferdinand Magellan, yang pada tahun 1520 menemukan Selat Magellan saat berupaya mengelilingi dunia. Upaya penaklukan Chili oleh Spanyol dimulai setelah penaklukan Kekaisaran Inka. Ekspedisi pertama dipimpin oleh Diego de Almagro pada tahun 1535, yang datang dari Peru untuk mencari emas, namun gagal. Penaklukan yang lebih sistematis dilakukan oleh Pedro de Valdivia, salah satu letnan Francisco Pizarro, yang pada tanggal 12 Februari 1541 mendirikan kota Santiago de Nueva Extremadura (kini Santiago). Meskipun Spanyol tidak menemukan emas dan perak dalam jumlah besar seperti yang diharapkan, mereka menyadari potensi pertanian di lembah tengah Chili, dan wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Spanyol sebagai Kegubernuran Chili, yang secara administratif berada di bawah Kewalirajaan Peru.
Proses kolonisasi berlangsung lambat dan penuh perlawanan dari penduduk asli, terutama suku Mapuche. Pemberontakan besar Mapuche yang dipimpin oleh Lautaro pada tahun 1553 mengakibatkan kematian Valdivia dan kehancuran banyak permukiman kolonial. Pemberontakan besar lainnya terjadi pada tahun 1598 dan 1655. Perlawanan sengit dari suku Mapuche, yang dikenal sebagai Perang Arauco, berlangsung selama hampir tiga abad dan menyebabkan perbatasan selatan koloni Spanyol sering kali terdorong ke utara, dengan Sungai Biobío sering menjadi garis demarkasi yang dikenal sebagai La Frontera. Penghapusan perbudakan penduduk asli oleh mahkota Spanyol pada tahun 1683 dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi intensitas perlawanan, meskipun hubungan tetap tegang karena campur tangan kolonial yang terus menerus.
Terisolasi oleh gurun di utara, suku Mapuche di selatan, Pegunungan Andes di timur, dan Samudra Pasifik di barat, Chili menjadi salah satu wilayah yang paling terpusat dan homogen di Amerika Spanyol. Wilayah ini berfungsi sebagai semacam garnisun perbatasan, dengan misi untuk mencegah perambahan baik oleh suku Mapuche maupun musuh-musuh Eropa Spanyol, terutama Inggris dan Belanda. Para bajak laut seperti Francis Drake, yang menyerbu Valparaíso pada tahun 1578, juga menjadi ancaman. Chili memiliki salah satu angkatan bersenjata tetap terbesar di Amerika, menjadikannya salah satu wilayah jajahan Spanyol yang paling termiliterisasi, namun juga menjadi beban bagi kas Kewalirajaan Peru.
Sensus umum pertama yang dilakukan antara tahun 1777 dan 1778 di bawah pemerintahan Agustín de Jáuregui menunjukkan populasi sekitar 259.646 jiwa, dengan komposisi 73,5% keturunan Eropa, 7,9% mestizo, 8,6% penduduk asli, dan 9,8% orang kulit hitam. Sensus lain di Chiloé (1784) dan Keuskupan Concepción (1812) memberikan gambaran demografis serupa dengan variasi regional.
3.3. Kemerdekaan dan Pembangunan Bangsa


Gerakan kemerdekaan Chili dipicu oleh pendudukan Spanyol oleh Napoleon Bonaparte pada tahun 1808, yang menggantikan Raja Spanyol dengan saudaranya, Joseph Bonaparte. Pada tanggal 18 September 1810, sebuah junta nasional dibentuk di Santiago atas nama Raja Ferdinand VII yang digulingkan. Junta ini memproklamasikan pemerintahan otonom untuk Chili di dalam monarki Spanyol, sebuah peristiwa yang kini dirayakan sebagai Hari Nasional Chili (Fiestas Patrias).
Periode ini, yang dikenal sebagai Patria Vieja (Tanah Air Lama), menyaksikan munculnya gerakan kemerdekaan penuh di bawah pimpinan José Miguel Carrera. Upaya Spanyol untuk menegakkan kembali kekuasaannya (Reconquista) menyebabkan perjuangan yang berkepanjangan dan konflik internal, termasuk perselisihan antara Carrera dan Bernardo O'Higgins. Peperangan berlangsung hingga tahun 1817 ketika O'Higgins, bersama dengan José de San Martín, pahlawan kemerdekaan Argentina, memimpin Tentara Andes menyeberangi Pegunungan Andes dan mengalahkan pasukan royalis dalam Pertempuran Chacabuco. Pada tanggal 12 Februari 1818, Chili secara resmi mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai sebuah republik.
Meskipun merdeka secara politik, struktur sosial Chili pada abad ke-19 sebagian besar masih mempertahankan esensi hierarki kolonial, yang sangat dipengaruhi oleh politik keluarga dan Gereja Katolik Roma. O'Higgins menjadi Direktur Agung pertama Chili, namun pemerintahannya yang reformis menimbulkan ketidakpuasan di kalangan oligarki, yang menyebabkan pengunduran dirinya pada tahun 1823. Pada tahun yang sama, perbudakan secara resmi dihapuskan di Chili. Setelah periode ketidakstabilan politik, kaum konservatif memenangkan Perang Saudara tahun 1829-1830. Di bawah pemerintahan Joaquín Prieto dan pengaruh kuat menteri Diego Portales, Konstitusi Chili 1833 dirumuskan, yang meletakkan dasar bagi negara republik yang relatif stabil namun otoriter selama beberapa dekade.
Selama abad ke-19, Chili mengalami pertumbuhan ekonomi dan perluasan wilayah yang signifikan. Penemuan bijih perak di Chañarcillo dan berkembangnya perdagangan melalui pelabuhan Valparaíso mendorong ekonomi. Chili secara bertahap memperluas kedaulatannya ke selatan, melalui Pendudukan Araucanía yang mengakhiri perlawanan Mapuche pada tahun 1880-an, dan melakukan kolonisasi di Llanquihue dengan imigran Jerman. Wilayah Magallanes dikuasai pada tahun 1843. Dalam Perang Pasifik (1879-1883) melawan Peru dan Bolivia, Chili berhasil merebut wilayah utara yang kaya akan sendawa, yang menjadi sumber kemakmuran nasional. Perang ini juga mengakibatkan Bolivia kehilangan aksesnya ke laut. Pada tahun 1888, Chili menganeksasi Pulau Paskah.
Perang Saudara tahun 1891 mengakibatkan redistribusi kekuasaan antara Presiden dan Kongres, dan Chili memasuki periode yang dikenal sebagai Republik Parlementer. Namun, perang saudara ini juga merupakan kontes antara kepentingan pengembangan industri lokal dan kepentingan perbankan yang kuat yang memiliki hubungan dengan investor asing.
3.4. Abad ke-20
Memasuki abad ke-20, Chili menghadapi berbagai tantangan politik, sosial, dan ekonomi. Periode ini ditandai dengan upaya demokratisasi, konflik sosial, perubahan model ekonomi, serta intervensi militer yang berdampak besar pada perkembangan negara.
3.4.1. Republik Parlementer dan Perubahan Politik

Periode Republik Parlementer (1891-1925) di Chili ditandai oleh dominasi Kongres atas kekuasaan eksekutif. Meskipun Chili mengalami pertumbuhan ekonomi berkat ekspor sendawa, periode ini juga diwarnai oleh ketidakstabilan politik, konflik sosial yang meningkat terkait kondisi buruh tambang dan perkotaan, serta munculnya gerakan-gerakan kelas pekerja dan menengah yang menuntut reformasi. Pada awal abad ke-20, Chili dan Argentina menyelesaikan sengketa perbatasan Andes melalui arbitrasi Britania Raya pada tahun 1902, dan sengketa Puna de Atacama pada tahun 1903. Pada tahun 1904, Perjanjian Damai dan Persahabatan dengan Bolivia menetapkan perbatasan antara kedua negara.
Ekonomi Chili pada masa ini sebagian besar masih dikendalikan oleh oligarki. Pada tahun 1920-an, Arturo Alessandri Palma terpilih sebagai presiden dengan dukungan kelas menengah dan pekerja yang baru muncul. Program reformasinya banyak dihambat oleh Kongres yang konservatif. Kelompok-kelompok Marxis juga mulai mendapatkan dukungan populer yang kuat. Kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Luis Altamirano pada tahun 1924 memulai periode ketidakstabilan politik yang berlangsung hingga tahun 1932. Salah satu pemerintahan terlama dalam periode ini adalah pemerintahan Jenderal Carlos Ibáñez del Campo (1927-1931), yang memerintah secara de facto sebagai diktator. Meskipun demikian, Ibáñez kemudian menyerahkan kekuasaan kepada penerus yang terpilih secara demokratis.
Pada tahun 1932, pemerintahan konstitusional dipulihkan, dan Partai Radikal, sebuah partai kelas menengah yang kuat, muncul sebagai kekuatan kunci dalam pemerintahan koalisi selama 20 tahun berikutnya (1932-1952). Selama periode dominasi Partai Radikal, peran negara dalam ekonomi meningkat. Pemerintahan Pedro Aguirre Cerda (1938-1941) dari Front Rakyat mempromosikan industrialisasi melalui pembentukan CORFO (Korporasi Pengembangan Produksi), terutama setelah gempa bumi dahsyat tahun 1939. Pada tahun 1952, Ibáñez del Campo kembali terpilih sebagai presiden. Ia digantikan oleh Jorge Alessandri pada tahun 1958, yang membawa kembali konservatisme ke tampuk kekuasaan secara demokratis.
Pada tahun 1964, Eduardo Frei Montalva dari Partai Demokrat Kristen terpilih sebagai presiden dengan mayoritas absolut. Pemerintahannya, dengan slogan "Revolusi dalam Kebebasan" (Revolución en Libertad), memulai periode reformasi besar, khususnya di bidang pendidikan, perumahan, dan reformasi agraria, termasuk serikat pekerja pedesaan. Namun, pada akhir masa jabatannya, Frei menghadapi oposisi yang meningkat baik dari kaum kiri yang menganggap reformasinya tidak memadai maupun dari kaum konservatif yang menganggapnya berlebihan.
3.4.2. Pemerintahan Persatuan Rakyat dan Kudeta Militer


Pada pemilihan umum tahun 1970, Senator Salvador Allende dari Partai Sosialis Chili, yang memimpin koalisi Persatuan Rakyat (Unidad Popular), memenangkan suara terbanyak (pluralitas, sekitar 36,6%) dalam kontes tiga arah. Karena tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas absolut, Kongres Nasional Chili, sesuai tradisi, memilih Allende sebagai presiden. Pemerintahan Allende adalah pemerintahan sosialis pertama di dunia yang terpilih secara demokratis.
Pemerintahan Allende berupaya mengimplementasikan program "Jalan Chili Menuju Sosialisme", yang mencakup nasionalisasi industri-industri kunci seperti pertambangan tembaga (yang disetujui secara bulat oleh Kongres), perbankan, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Kebijakan lainnya termasuk reformasi agraria yang dipercepat, peningkatan upah, dan pembekuan harga untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan meredistribusi pendapatan. Pada tahun pertama, terjadi peningkatan output industri dan penurunan pengangguran. Namun, program ini segera menghadapi tantangan besar.
Di dalam negeri, kebijakan Allende menimbulkan polarisasi politik yang tajam. Oposisi dari kalangan konservatif, pemilik tanah, dan beberapa sektor bisnis semakin kuat. Ekonomi mulai mengalami kesulitan akibat penurunan investasi swasta, pelarian modal, dan kesulitan mendapatkan kredit internasional. Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Richard Nixon, yang khawatir dengan pemerintahan Marxis di Amerika Latin, secara aktif berupaya menggoyahkan pemerintahan Allende melalui tekanan ekonomi dan dukungan terselubung kepada kelompok oposisi. Inflasi melonjak tak terkendali pada awal tahun 1973, dan terjadi kekurangan barang-barang kebutuhan pokok. Mogok kerja oleh berbagai sektor, termasuk pengemudi truk, semakin memperburuk situasi. Pada Mei 1973, Mahkamah Agung Chili, yang berseberangan dengan Allende, secara terbuka mengkritik pemerintah atas apa yang dianggap sebagai "pelanggaran legalitas".
Situasi politik dan ekonomi yang memburuk ini berpuncak pada kudeta militer pada tanggal 11 September 1973. Angkatan bersenjata, yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet, menyerbu istana kepresidenan, La Moneda. Selama serangan tersebut, Presiden Allende meninggal dunia; laporan resmi menyatakan bunuh diri. Kudeta ini mengakhiri periode demokrasi Chili dan memulai era kediktatoran militer yang panjang dan represif, yang berdampak besar pada perkembangan demokrasi dan hak asasi manusia di negara tersebut. Keterlibatan Amerika Serikat dalam mendukung destabilisasi pemerintahan Allende dan kudeta itu sendiri telah menjadi subjek perdebatan dan kritik internasional.
3.4.3. Era Kediktatoran Militer (1973-1990)

Setelah kudeta 11 September 1973, sebuah junta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet Ugarte mengambil alih kekuasaan di Chili. Rezim militer ini memerintah selama 17 tahun dan ditandai oleh penindasan politik yang brutal dan pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis. Segera setelah kudeta, Kongres dibubarkan, partai-partai politik dilarang, dan kebebasan sipil ditangguhkan. Ribuan orang yang dianggap sebagai pendukung pemerintahan Allende atau lawan rezim ditangkap, disiksa, dibunuh, atau "menghilang". Menurut laporan resmi seperti Laporan Rettig dan Komisi Valech, lebih dari 3.000 orang tewas atau hilang, dan puluhan ribu lainnya mengalami penyiksaan. Salah satu kasus terkenal adalah pembunuhan penyanyi-penulis lagu Víctor Jara di Stadion Nasional Santiago, yang diubah menjadi kamp konsentrasi sementara. Chili juga berpartisipasi aktif dalam Operasi Condor, sebuah kampanye represi politik dan teror negara yang melibatkan dinas intelijen negara-negara Kerucut Selatan lainnya.
Pada tahun 1980, rezim Pinochet mengesahkan konstitusi baru melalui sebuah referendum yang kontroversial. Konstitusi ini memberikan kekuasaan yang besar kepada Pinochet dan melembagakan peran militer dalam politik. Secara ekonomi, rezim ini menerapkan kebijakan neoliberalisme radikal yang dirancang oleh sekelompok ekonom yang dikenal sebagai "Chicago Boys". Kebijakan ini meliputi privatisasi perusahaan negara, deregulasi pasar, liberalisasi perdagangan, dan pemotongan belanja sosial. Meskipun kebijakan ini dikreditkan dengan modernisasi ekonomi Chili dan menghasilkan periode pertumbuhan yang disebut "Keajaiban Chili" oleh beberapa pihak, kebijakan ini juga memperburuk kesenjangan pendapatan dan berdampak negatif pada sektor-sektor sosial tertentu. Krisis ekonomi pada tahun 1982 sempat menggoyahkan model ini.
Meskipun terjadi represi, oposisi terhadap rezim militer terus tumbuh. Pada akhir tahun 1980-an, sebagai akibat dari tekanan domestik yang meningkat, termasuk protes massal pada tahun 1983-1988, dan tekanan internasional, rezim secara bertahap mengizinkan lebih banyak kebebasan berkumpul, berbicara, dan berorganisasi. Sesuai dengan ketentuan konstitusi 1980, sebuah referendum diadakan pada tanggal 5 Oktober 1988 untuk menentukan apakah Pinochet akan melanjutkan masa jabatannya sebagai presiden. Opsi "Tidak" memenangkan referendum dengan 56% suara, yang menandai awal dari transisi menuju demokrasi.
3.5. Abad ke-21


Memasuki abad ke-21, Chili melanjutkan jalur demokrasi dan pembangunan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan sosial dan politik baru. Koalisi tengah-kiri Concertación tetap berkuasa hingga tahun 2010, dengan Ricardo Lagos (2000-2006) dan Michelle Bachelet (periode pertama, 2006-2010) sebagai presiden. Pemerintahan Lagos menandatangani perjanjian perdagangan bebas penting dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Michelle Bachelet menjadi presiden perempuan pertama Chili, dengan fokus pada kebijakan sosial.
Pada tanggal 27 Februari 2010, Chili dilanda gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,8 Mw dan tsunami berikutnya, yang menyebabkan lebih dari 500 kematian dan kerusakan infrastruktur yang luas. Bencana ini menjadi ujian besar bagi kapasitas negara dalam penanggulangan bencana dan rekonstruksi. Pada tahun yang sama, dunia menyaksikan penyelamatan dramatis 33 penambang yang terjebak di tambang San José di Gurun Atacama.
Pada tahun 2010, Sebastián Piñera, seorang konservatif, memenangkan pemilihan presiden, mengakhiri dua dekade pemerintahan Concertación. Pemerintahan Piñera (periode pertama, 2010-2014) melanjutkan kebijakan ekonomi pasar bebas sambil mengatasi dampak gempa bumi. Michelle Bachelet kembali terpilih untuk periode kedua (2014-2018), diikuti oleh periode kedua Sebastián Piñera (2018-2022).
Mulai Oktober 2019, Chili dilanda unjuk rasa besar-besaran yang dipicu oleh kenaikan tarif kereta bawah tanah Santiago. Protes ini dengan cepat meluas menjadi gerakan sosial yang menuntut perubahan struktural untuk mengatasi masalah kesenjangan ekonomi yang parah, biaya hidup yang tinggi, privatisasi layanan publik, dan ketidaksetaraan yang dirasakan dalam masyarakat. Protes ini, yang kadang-kadang diwarnai kekerasan dan represi negara, mengguncang stabilitas politik Chili.
Sebagai respons terhadap tuntutan masyarakat, pada November 2019, sebagian besar partai politik mencapai kesepakatan untuk mengadakan referendum nasional mengenai penyusunan konstitusi baru untuk menggantikan konstitusi era Pinochet tahun 1980. Pada referendum Oktober 2020, mayoritas besar rakyat Chili (78,28%) memilih untuk menyusun konstitusi baru. Sebuah Konvensi Konstitusional dipilih pada Mei 2021 untuk merancang draf konstitusi.
Pada Desember 2021, Gabriel Boric, seorang mantan pemimpin protes mahasiswa sayap kiri berusia 35 tahun, memenangkan pemilihan presiden, menjadi presiden termuda dalam sejarah Chili. Ia dilantik pada Maret 2022 dengan kabinet yang mayoritas perempuan. Namun, proses konstitusional menghadapi kemunduran ketika draf konstitusi baru yang diajukan oleh Konvensi Konstitusional yang cenderung kiri ditolak oleh 62% pemilih dalam referendum September 2022. Upaya kedua untuk menyusun konstitusi baru, kali ini dipimpin oleh Dewan Konstitusional yang didominasi konservatif, juga gagal ketika drafnya ditolak dalam referendum Desember 2023. Dengan demikian, konstitusi tahun 1980 tetap berlaku, dan Chili terus bergulat dengan tantangan untuk mencapai konsensus mengenai reformasi sosial dan politik yang mendasar.
4. Geografi
Chili adalah negara yang unik secara geografis, membentang lebih dari 4.30 K km dari utara ke selatan di sepanjang sisi barat Pegunungan Andes, namun lebarnya rata-rata hanya 175 km. Keragaman geografis ini menghasilkan berbagai macam lingkungan alam, mulai dari gurun terkering di dunia hingga gletser subantartika.

4.1. Topografi dan Geologi

Chili terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, zona yang sangat aktif secara seismik dan vulkanik akibat subduksi Lempeng Nazca dan Lempeng Antarktika di bawah Lempeng Amerika Selatan. Relief Chili didominasi oleh dua barisan pegunungan utama yang berjalan sejajar: Pegunungan Andes di timur dan Jajaran Pesisir Chili di barat. Di antara keduanya terdapat Lembah Tengah atau Depresi Intermedia, yang merupakan wilayah paling padat penduduk dan subur secara pertanian. Sekitar 80% wilayah Chili adalah pegunungan.
Pegunungan Andes membentuk perbatasan alami Chili dengan Bolivia dan Argentina. Puncak tertinggi Chili adalah Nevado Ojos del Salado (6.89 K m), yang juga merupakan gunung berapi tertinggi di dunia. Jajaran Pesisir Chili memiliki ketinggian yang lebih rendah, dengan puncak tertingginya adalah Cerro Vicuña Mackenna (3.11 K m). Di antara Jajaran Pesisir dan Samudra Pasifik terdapat dataran pantai yang lebarnya bervariasi.
Secara umum, relief Chili dapat dibagi menjadi beberapa zona utama dari utara ke selatan:
- Utara Jauh (Norte Grande): Wilayah ini didominasi oleh Gurun Atacama, gurun terkering di dunia. Di sini terdapat dataran tinggi Altiplano Andes, dengan aktivitas vulkanik dan formasi garam seperti Salar de Atacama.
- Utara Dekat (Norte Chico): Zona transisi di mana Andes mulai menurun ketinggiannya dan mendekati pantai. Depresi Intermedia hampir menghilang, digantikan oleh lembah-lembah transversal yang subur.
- Chili Tengah (Zona Central): Wilayah paling padat penduduk. Dataran pantai melebar, dan Depresi Intermedia muncul kembali sebagai lembah yang subur. Pegunungan Andes masih tinggi, namun mulai menurun ke arah selatan. Di bagian selatan zona ini, terdapat Jajaran Nahuelbuta (bagian dari Jajaran Pesisir) dan danau-danau glasial.
- Chili Selatan (Zona Sur) dan Zona Austral: Wilayah ini sangat dipengaruhi oleh glasiasi masa lalu. Depresi Intermedia tenggelam di bawah laut, membentuk fyord dan kepulauan seperti Kepulauan Chiloé dan Kepulauan Chonos. Pegunungan Andes kehilangan ketinggian dan terpecah menjadi pulau-pulau. Di Patagonia, terdapat Lapangan Es Patagonia Selatan, salah satu cadangan air tawar terbesar di dunia di luar Antarktika.
Chili juga memiliki wilayah kepulauan di Samudra Pasifik (disebut Chili Insular), termasuk Kepulauan Juan Fernández dan Pulau Paskah, yang berasal dari aktivitas vulkanik di Punggung Pasifik Timur.
4.2. Iklim
Karena bentang geografisnya yang panjang dari utara ke selatan dan variasi ketinggian yang signifikan, Chili memiliki keragaman iklim yang luar biasa. Menurut sistem klasifikasi iklim Köppen, terdapat setidaknya delapan belas subtipe iklim utama di dalam perbatasannya. Sebagian besar negara mengalami empat musim: musim panas (Desember hingga Februari), musim gugur (Maret hingga Mei), musim dingin (Juni hingga Agustus), dan musim semi (September hingga November).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi iklim Chili adalah lokasinya di Samudra Pasifik bagian tenggara, Arus Humboldt yang dingin, Pegunungan Andes yang bertindak sebagai penghalang iklim, dan Sabuk Tekanan Tinggi Pasifik Selatan.
Berikut adalah tipe-tipe iklim utama berdasarkan wilayah:
- Utara Jauh: Didominasi oleh iklim gurun (BWk, BWh) yang sangat kering di Gurun Atacama. Beberapa daerah pesisir mengalami kabut tebal yang disebut camanchaca. Di wilayah Altiplano yang lebih tinggi, iklimnya adalah iklim tundra (ET) atau iklim stepa dingin (BSk) dengan curah hujan musim panas.
- Utara Dekat: Merupakan zona transisi dengan iklim stepa hangat dan dingin (BSh, BSk). Curah hujan tidak teratur dan terkonsentrasi pada musim dingin.
- Chili Tengah: Ditandai oleh iklim Mediterania (Csb, Csa), dengan musim panas yang kering dan hangat serta musim dingin yang sejuk dan basah. Wilayah ini sangat cocok untuk pertanian, termasuk anggur.
- Chili Selatan: Memiliki iklim lautan (Cfb), dengan curah hujan yang melimpah sepanjang tahun. Suhu lebih sejuk.
- Zona Austral (Patagonia): Iklimnya bervariasi dari iklim lautan hingga iklim subkutub (Cfc) dan iklim tundra (ET) di wilayah pegunungan dan paling selatan. Angin kencang sering terjadi.
- Chili Insular: Pulau Paskah memiliki iklim tropis hutan hujan (Af) hingga iklim subtropis basah (Cfa). Kepulauan Juan Fernández memiliki iklim Mediterania (Csb) atau iklim subtropis basah (Cfa).
- Wilayah Antarktika Chili: Didominasi oleh iklim kutub (EF, ET).
Perubahan iklim diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap Chili, termasuk peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan bencana alam seperti kebakaran hutan, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kenaikan permukaan laut. Sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, dan keamanan air sangat rentan terhadap dampak ini.
4.3. Sumber Daya Air


Chili dialiri oleh banyak sungai, yang umumnya pendek dan memiliki debit yang relatif rendah karena topografi negara yang sempit. Sebagian besar sungai mengalir dari Pegunungan Andes di timur menuju Samudra Pasifik di barat.
Di wilayah Norte Grande yang gersang, sungai-sungai bersifat endorheik (tidak mencapai laut) atau hanya berupa aliran musiman pendek, dengan pengecualian Sungai Loa, yang merupakan sungai terpanjang di Chili (440 km). Di lembah-lembah tinggi Altiplano, terdapat lahan basah yang menjadi sumber bagi danau-danau seperti Danau Chungará (terletak di ketinggian 4.50 K m di atas permukaan laut). Sungai Lauca dan Sungai Lluta merupakan sungai lintas batas dengan Bolivia.
Di wilayah Norte Chico dan Chili Tengah, jumlah sungai meningkat dan membentuk lembah-lembah penting untuk pertanian. Sungai-sungai utama di sini antara lain Sungai Elqui (75 km), Sungai Aconcagua (142 km), Sungai Maipo (250 km) beserta anak sungainya, Mapocho (110 km), dan Sungai Maule (240 km). Sumber air utama sungai-sungai ini adalah lelehan salju Andes pada musim panas dan hujan pada musim dingin. Danau-danau besar di zona ini termasuk danau buatan Danau Rapel, Laguna del Maule, dan Laguna de La Laja.
Di Chili Selatan, sungai-sungai memiliki debit yang lebih besar karena curah hujan yang lebih tinggi. Sungai Biobío (380 km) adalah salah satu yang terpenting, menjadi sumber tenaga air. Sungai-sungai penting lainnya adalah Sungai Imperial dan Sungai Toltén. Wilayah ini juga kaya akan danau-danau glasial yang indah, seperti Danau Villarrica, Danau Ranco, Danau Puyehue, Danau Rupanco, Danau Todos los Santos, dan Danau Llanquihue (danau terbesar kedua di Chili).
Di Patagonia, sungai-sungai seperti Futaleufú, Palena, Baker (debit terbesar di Chili), dan Pascua memiliki aliran yang deras. Terdapat banyak danau besar, beberapa di antaranya lintas batas dengan Argentina, seperti Danau Jenderal Carrera/Buenos Aires (danau terbesar di Chili dengan luas 970 km2 di sisi Chili), Danau Cochrane, dan Danau O'Higgins/San Martín. Lapangan Es Patagonia Selatan merupakan sumber air tawar glasial yang sangat signifikan.
Masalah lingkungan terkait sumber daya air di Chili meliputi kelangkaan air di utara, polusi dari kegiatan pertambangan dan pertanian, serta dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan air dan gletser.
4.4. Keanekaragaman Hayati


Flora dan fauna Chili memiliki tingkat endemisme yang tinggi karena geografi negara yang unik, dengan Gurun Atacama di utara dan Pegunungan Andes di timur bertindak sebagai penghalang alami. Panjang negara yang lebih dari 4.30 K km juga menghasilkan berbagai macam iklim dan lingkungan.
Flora:
Vegetasi Chili sangat bervariasi. Di Utara Jauh yang sangat kering, vegetasi langka, didominasi oleh kaktus dan semak gurun. Lereng Andes memiliki semak tola dan rerumputan. Lembah Tengah dicirikan oleh vegetasi sklerofil seperti kaktus, espinos (Acacia caven), pinus Chili (Araucaria araucana), southern beeches, dan copihue (Lapageria rosea), bunga nasional Chili. Di Selatan, curah hujan yang tinggi menghasilkan hutan lebat yang terdiri dari laurel, magnolia, berbagai jenis tumbuhan runjung dan beech, yang menjadi lebih kecil dan kerdil ke arah selatan ekstrem. Di Patagonia, terdapat padang rumput luas. Banyak flora Chili berbeda dari flora Argentina, menunjukkan peran Andes sebagai penghalang. Beberapa elemen flora Chili memiliki asal-usul Antarktika, yang dimungkinkan oleh jembatan darat selama zaman es Kapur. Chili memiliki Indeks Integritas Lanskap Hutan 2018 sebesar 7,37/10, menempatkannya di peringkat ke-43 dari 172 negara secara global. Lebih dari 3.000 spesies jamur telah dicatat di Chili, namun jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi, dengan sekitar 1.995 spesies diidentifikasi sebagai kemungkinan endemik.
Fauna:
Isolasi geografis Chili telah membatasi imigrasi fauna, sehingga hanya sedikit hewan khas Amerika Selatan yang ditemukan di sini. Mamalia besar termasuk puma, guanako (mirip llama), dan chilla (mirip rubah). Di wilayah hutan, terdapat beberapa jenis marsupialia dan rusa kecil yang dikenal sebagai pudú. Terdapat banyak spesies burung kecil, tetapi sebagian besar jenis burung besar Amerika Latin yang umum tidak ada. Hanya sedikit ikan air tawar asli, tetapi ikan trout Amerika Utara telah berhasil diintroduksi ke danau-danau Andes. Berkat Arus Humboldt, perairan laut Chili kaya akan ikan dan bentuk kehidupan laut lainnya, yang mendukung beragam unggas air, termasuk beberapa jenis penguin. Paus juga melimpah, dan sekitar enam spesies anjing laut ditemukan di wilayah tersebut. Kondor Andes (Vultur gryphus) adalah burung nasional Chili dan merupakan simbol penting.
Kawasan Lindung dan Isu Lingkungan:
Chili memiliki banyak taman nasional dan kawasan lindung untuk melestarikan keanekaragaman hayatinya yang unik. Beberapa yang terkenal adalah Taman Nasional Torres del Paine, Taman Nasional Lauca, dan Taman Nasional Vicente Pérez Rosales. Isu-isu lingkungan utama termasuk deforestasi, terutama konversi hutan asli menjadi perkebunan pinus dan eukaliptus, polusi dari kegiatan pertambangan, tekanan pada sumber daya air, dan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem yang rentan. Upaya pelestarian melibatkan pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), dan komunitas lokal, dengan fokus pada praktik berkelanjutan dan perlindungan spesies endemik serta habitatnya.
5. Politik
Sistem politik Chili adalah republik presidensial demokrasi perwakilan, di mana Presiden Chili adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh pemerintah. Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan Kongres Nasional bikameral. Kekuasaan yudikatif bersifat independen dari eksekutif dan legislatif. Konstitusi Chili saat ini dirancang pada tahun 1980 selama rezim militer Augusto Pinochet dan telah mengalami beberapa amendemen signifikan sejak transisi menuju demokrasi.
5.1. Konstitusi dan Struktur Pemerintahan

Konstitusi Chili yang berlaku saat ini adalah Konstitusi tahun 1980, yang dirancang oleh Jaime Guzmán dan disetujui melalui referendum kontroversial di bawah rezim militer Augusto Pinochet. Konstitusi ini mulai berlaku pada Maret 1981. Setelah kekalahan Pinochet dalam referendum tahun 1988, konstitusi ini diamendemen untuk memudahkan amendemen di masa depan. Pada bulan September 2005, Presiden Ricardo Lagos menandatangani beberapa amendemen konstitusional penting yang disahkan oleh Kongres. Amendemen ini termasuk penghapusan posisi senator yang ditunjuk dan senator seumur hidup, memberikan Presiden wewenang untuk memberhentikan panglima tertinggi angkatan bersenjata, dan mengurangi masa jabatan presiden dari enam menjadi empat tahun. Gabriel Boric adalah presiden saat ini, yang menjabat sejak Maret 2022.
Struktur pemerintahan Chili menganut prinsip pemisahan kekuasaan:
- Eksekutif: Dipimpin oleh Presiden Republik, yang merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan empat tahun dan tidak dapat dipilih kembali secara berturut-turut. Presiden bertanggung jawab atas administrasi negara dan menunjuk menteri-menteri kabinet.

- Legislatif: Dipegang oleh Kongres Nasional Chili (Congreso Nacional), yang bersifat bikameral dan berkedudukan di Valparaíso. Kongres terdiri dari:
- Senat (Senado): Saat ini memiliki 50 anggota yang dipilih untuk masa jabatan delapan tahun, dengan setengah anggotanya diperbarui setiap empat tahun.
- Dewan Perwakilan (Cámara de Diputados): Saat ini memiliki 155 anggota yang dipilih untuk masa jabatan empat tahun.
Istana Kehakiman di Santiago. - Yudikatif: Bersifat independen dan terdiri dari sistem peradilan yang mencakup pengadilan banding, pengadilan militer, mahkamah konstitusi, dan Mahkamah Agung sebagai pengadilan tertinggi. Pada bulan Juni 2005, Chili menyelesaikan perombakan sistem peradilan pidananya secara nasional, menggantikan sistem inkuisitorial dengan sistem adversarial yang lebih mirip dengan yurisdiksi hukum umum.
Perlindungan hak asasi manusia dan pengembangan demokrasi telah menjadi fokus penting sejak kembalinya Chili ke pemerintahan sipil. Proses konstitusional baru-baru ini (2019-2023), meskipun belum menghasilkan konstitusi baru, mencerminkan upaya masyarakat untuk mengatasi warisan otoriter dan memperdalam demokrasi serta keadilan sosial.
5.2. Partai Politik Utama dan Sistem Pemilihan Umum
Chili memiliki sistem multipartai yang telah mengalami evolusi signifikan, terutama setelah berakhirnya kediktatoran militer. Selama periode 1989 hingga 2013, sistem pemilihan umum parlementer menggunakan sistem binomial, yang cenderung mendukung pembentukan dua blok politik mayoritas - Concertación (tengah-kiri) dan Aliansi (tengah-kanan) - dan sering kali mengecualikan representasi kelompok politik non-mayoritas. Sistem ini dikritik karena dianggap kurang representatif.
Pada tahun 2015, disetujui reformasi sistem pemilihan umum yang menggantikan sistem binomial dengan sistem perwakilan proporsional moderat yang menggunakan metode D'Hondt. Sistem baru ini mulai berlaku sejak pemilihan umum parlemen tahun 2017 dan telah memungkinkan masuknya lebih banyak partai dan koalisi baru ke dalam Kongres, menciptakan lanskap politik yang lebih terfragmentasi namun berpotensi lebih representatif.
Koalisi politik utama di Chili saat ini meliputi:
- Pemerintah:
- Apruebo Dignidad (Setuju Martabat): Koalisi sayap kiri yang berasal dari pemilihan Konvensi Konstitusional tahun 2021. Presiden Gabriel Boric berasal dari koalisi ini. Terdiri dari koalisi Frente Amplio (Front Luas) dan koalisi Chile Digno (Chili Layak), yang mencakup Partai Komunis Chili dan partai-partai sayap kiri lainnya.
- Sosialisme Demokratik (Socialismo Democrático): Koalisi tengah-kiri, penerus koalisi Constituent Unity, yang juga merupakan penerus dari Concertación. Terdiri dari Partai Sosialis, Partai untuk Demokrasi (PPD), Partai Radikal, dan Partai Liberal.
- Oposisi:
- Chile Vamos (Ayo Chili): Koalisi tengah-kanan dengan akar konservatisme liberal. Terdiri dari partai Renovación Nacional (RN), Unión Demócrata Independiente (UDI), dan Evópoli. Koalisi ini berakar dari Aliansi dan merupakan koalisi yang berkuasa di bawah pemerintahan Sebastián Piñera.
Partai-partai lain yang memiliki perwakilan di Kongres termasuk Partai Republik (sayap kanan jauh) dan Partai Demokrat Kristen (tengah). Anggota parlemen independen juga memainkan peran dalam lanskap politik.
Pemilihan umum presiden, parlemen, dan daerah diadakan secara berkala. Hak pilih bersifat universal untuk warga negara berusia 18 tahun ke atas. Evolusi sistem pemilihan umum terus menjadi topik diskusi penting dalam upaya memperkuat demokrasi dan memastikan representasi yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
5.3. Pembagian Administratif
Chili dibagi secara administratif menjadi 16 region (regiones), yang merupakan unit administratif tingkat pertama. Setiap region dipimpin oleh seorang intendente (gubernur regional) yang ditunjuk oleh Presiden hingga tahun 2021. Sejak tahun 2021, gubernur regional dipilih secara langsung oleh rakyat. Region-region ini diberi nama dan sebelumnya juga diberi nomor Romawi yang diurutkan dari utara ke selatan, kecuali untuk Region Metropolitan Santiago yang ditetapkan sebagai RM (Región Metropolitana). Pembentukan region-region baru pada tahun 2007 (XV Arica y Parinacota dan XIV Los Ríos) dan 2018 (XVI Ñuble) telah mengganggu urutan penomoran Romawi tersebut, dan penggunaan nomor Romawi secara resmi telah dihapus.
Setiap region dibagi lagi menjadi provinsi (provincias), yang merupakan unit administratif tingkat kedua. Terdapat total 56 provinsi di Chili. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang gobernador provincial (gubernur provinsi) yang ditunjuk oleh Presiden.
Provinsi-provinsi kemudian dibagi lagi menjadi komune (comunas), yang merupakan unit administratif tingkat ketiga dan unit pemerintahan lokal dasar. Terdapat total 348 komune di Chili. Setiap komune dikelola oleh sebuah municipalidad (kotamadya) yang dipimpin oleh seorang alcalde (wali kota) dan sebuah dewan komunal (concejo municipal), yang keduanya dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan empat tahun.
Sistem pembagian administratif ini bertujuan untuk mendesentralisasikan pemerintahan dan memfasilitasi administrasi serta pembangunan di berbagai wilayah negara yang sangat beragam secara geografis dan demografis.
Berikut adalah daftar region di Chili beserta ibu kotanya:
Nama Region | Ibu Kota |
---|---|
Arica y Parinacota | Arica |
Tarapacá | Iquique |
Antofagasta | Antofagasta |
Atacama | Copiapó |
Coquimbo | La Serena |
Valparaíso | Valparaíso |
Metropolitana de Santiago | Santiago |
Libertador General Bernardo O'Higgins | Rancagua |
Maule | Talca |
Ñuble | Chillán |
Biobío | Concepción |
La Araucanía | Temuco |
Los Ríos | Valdivia |
Los Lagos | Puerto Montt |
Aysén del General Carlos Ibáñez del Campo | Coyhaique |
Magallanes y de la Antártica Chilena | Punta Arenas |
6. Pertahanan
Angkatan Bersenjata Chili (Fuerzas Armadas de Chile) bertanggung jawab atas pertahanan nasional dan tunduk pada kontrol sipil yang dijalankan oleh Presiden Republik melalui Menteri Pertahanan Nasional. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Kebijakan pertahanan Chili difokuskan pada penjagaan kedaulatan teritorial, partisipasi dalam operasi penjaga perdamaian internasional, dan penanggulangan bencana alam.
6.1. Komposisi dan Peran Militer


Angkatan Bersenjata Chili terdiri dari tiga cabang utama: Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Selain itu, terdapat Carabineros de Chile (kepolisian nasional) yang memiliki karakter militer dan berada di bawah Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Publik untuk urusan operasional, namun secara nominal dapat berada di bawah Kementerian Pertahanan dalam situasi tertentu.
- Angkatan Darat Chili (Ejército de Chile): Dengan kekuatan sekitar 45.000 personel, Angkatan Darat Chili memiliki markas besar di Santiago dan terorganisir dalam beberapa divisi yang tersebar di seluruh wilayah negara, sebuah Brigade Udara di Rancagua, dan Komando Pasukan Khusus di Colina. Angkatan Darat Chili dianggap sebagai salah satu yang paling profesional dan berteknologi maju di Amerika Latin. Perannya mencakup pertahanan darat, keamanan perbatasan, dan partisipasi dalam misi penjaga perdamaian. Peralatan utamanya termasuk tank Leopard 2A4CHL, kendaraan tempur infanteri, dan sistem artileri modern.
- Angkatan Laut Chili (Armada de Chile): Berkekuatan sekitar 25.000 personel, termasuk sekitar 2.500 Marinir. Armada Angkatan Laut Chili terdiri dari kapal-kapal permukaan, kapal selam, dan pesawat patroli maritim. Kapal-kapal tempur utamanya termasuk frigat modern yang berbasis di Valparaíso. Angkatan Laut juga mengoperasikan empat kapal selam yang berbasis di Talcahuano. Peran utamanya adalah melindungi kepentingan maritim Chili, mengamankan jalur laut, melakukan patroli di Zona Ekonomi Eksklusif yang luas, dan mendukung klaim Antarktika Chili.
- Angkatan Udara Chili (Fuerza Aérea de Chile, FACh): Dengan kekuatan sekitar 12.500 personel, Angkatan Udara Chili mengoperasikan berbagai jenis pesawat, termasuk pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, pesawat angkut, dan helikopter. Aset udara didistribusikan di antara lima brigade udara yang berkedudukan di Iquique, Antofagasta, Santiago, Puerto Montt, dan Punta Arenas. FACh juga mengoperasikan pangkalan udara di Pulau King George, Antarktika. Perannya meliputi pertahanan udara, pengintaian, dukungan udara, dan transportasi.
- Carabineros de Chile: Meskipun merupakan kepolisian nasional, Carabineros memiliki struktur dan pelatihan militer. Dengan kekuatan lebih dari 40.000 personel, mereka bertanggung jawab atas penegakan hukum, ketertiban umum, manajemen lalu lintas, pemberantasan narkoba, kontrol perbatasan, dan kontra-terorisme di seluruh Chili. Setelah kudeta tahun 1973, Carabineros dimasukkan ke dalam Kementerian Pertahanan. Dengan kembalinya demokrasi, kontrol operasional dipindahkan ke Kementerian Dalam Negeri, meskipun hubungan dengan Kementerian Pertahanan tetap ada.
Chili telah menandatangani Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir PBB pada tahun 2017. Menurut Indeks Perdamaian Global tahun 2024, Chili menempati peringkat ke-64 sebagai negara paling damai di dunia. Militer Chili juga aktif dalam misi penjaga perdamaian PBB di berbagai belahan dunia.
7. Hubungan Luar Negeri
Sejak kembalinya demokrasi pada tahun 1990, Chili telah aktif berpartisipasi dalam arena politik internasional, membangun hubungan diplomatik yang luas, dan memainkan peran penting dalam berbagai organisasi multilateral. Kebijakan luar negeri Chili menekankan pada promosi demokrasi, hak asasi manusia, perdagangan bebas, dan integrasi regional.
7.1. Aktivitas di Organisasi Internasional Utama
Chili adalah anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945 dan telah berpartisipasi aktif dalam berbagai badan dan program PBB. Negara ini telah beberapa kali menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan terpilih kembali sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 2011 untuk masa jabatan tiga tahun. Chili juga berkontribusi dalam operasi penjaga perdamaian PBB di berbagai negara.
Di tingkat regional, Chili memainkan peran penting dalam Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS). Seorang warga negara Chili, José Miguel Insulza, menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OAS dari tahun 2005 hingga 2015. Chili juga merupakan anggota aktif dari Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) dan Aliansi Pasifik, sebuah blok perdagangan regional yang progresif.
Dalam bidang ekonomi, Chili bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada tahun 2010, menjadi negara Amerika Selatan pertama yang melakukannya. Keanggotaan ini mencerminkan komitmen Chili terhadap standar tata kelola yang baik dan reformasi ekonomi. Chili juga merupakan anggota penuh Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dan telah menjadi tuan rumah KTT APEC pada tahun 2004 (dan dijadwalkan lagi pada 2019 namun dibatalkan karena protes). Sebagai anggota asosiasi Mercosur, Chili berpartisipasi dalam isu-isu ekonomi internasional dan perdagangan bebas di kawasan.
Chili telah menjadi tuan rumah berbagai pertemuan internasional penting, termasuk Forum Menteri Pertahanan Amerika (2002), Forum Komunitas Demokrasi (2005), dan KTT Ibero-Amerika (2007). Dalam aktivitasnya di organisasi-organisasi ini, Chili seringkali menekankan pentingnya nilai-nilai demokrasi, perlindungan hak asasi manusia, dan penyelesaian sengketa secara damai.
7.2. Hubungan dengan Negara Tetangga dan Negara Besar
Chili memiliki sejarah hubungan yang kompleks dengan negara-negara tetangganya. Dengan Argentina, sebagian besar sengketa perbatasan, termasuk di wilayah Patagonia dan Selat Beagle, telah diselesaikan melalui negosiasi dan mediasi, terutama pada akhir abad ke-20. Saat ini, hubungan kedua negara umumnya baik dan ditandai oleh kerja sama di berbagai bidang.
Hubungan dengan Bolivia tetap tegang akibat dampak Perang Pasifik (1879-1883), di mana Bolivia kehilangan aksesnya ke laut. Bolivia terus menuntut akses berdaulat ke Samudra Pasifik, sebuah isu yang telah dibawa ke Mahkamah Internasional. Meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal sejak tahun 1978, kedua negara mempertahankan hubungan konsuler.
Hubungan dengan Peru juga dipengaruhi oleh Perang Pasifik, di mana Peru kehilangan wilayah selatannya kepada Chili. Sengketa batas maritim antara kedua negara diselesaikan oleh Mahkamah Internasional pada tahun 2014. Meskipun ada ketegangan historis, hubungan ekonomi dan budaya antara Chili dan Peru cukup signifikan.
Dengan negara-negara besar, Chili menjaga hubungan yang aktif. Hubungan dengan Amerika Serikat bersifat multifaset, mencakup kerja sama ekonomi, politik, dan keamanan. Perjanjian Perdagangan Bebas Chili-AS mulai berlaku pada tahun 2004. Namun, terdapat periode ketegangan, terutama terkait peran AS selama era kediktatoran Pinochet.
Chili memiliki hubungan yang kuat dengan Uni Eropa, yang merupakan mitra dagang dan investasi penting. Perjanjian Asosiasi Chili-Uni Eropa mencakup aspek politik, ekonomi, dan kerja sama. Hubungan dengan negara-negara anggota Uni Eropa secara individual juga signifikan.
Di Asia, Chili telah mengembangkan hubungan yang semakin erat dengan negara-negara utama. Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Chili. Jepang dan Korea Selatan juga merupakan mitra dagang dan investasi yang penting, dengan perjanjian perdagangan bebas yang telah berlaku. Chili secara aktif mempromosikan dirinya sebagai jembatan antara Amerika Latin dan Asia-Pasifik.
Dalam semua hubungan internasionalnya, Chili berusaha untuk memproyeksikan citra sebagai negara yang stabil, demokratis, dan terbuka terhadap kerja sama global, sambil tetap memperhatikan kepentingan nasionalnya. Isu-isu hak asasi manusia dan penyelesaian sengketa secara damai sering menjadi bagian dari agenda kebijakan luar negerinya.
8. Ekonomi
Ekonomi Chili diakui sebagai salah satu yang paling stabil dan makmur di Amerika Latin, ditandai dengan kebijakan pasar terbuka, sektor ekspor yang kuat, dan keanggotaan dalam organisasi ekonomi internasional seperti OECD. Namun, negara ini juga menghadapi tantangan terkait kesenjangan pendapatan dan ketergantungan pada komoditas.
8.1. Status dan Kebijakan Ekonomi

Chili diklasifikasikan sebagai negara berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia sejak Juli 2013 dan merupakan negara Amerika Selatan pertama yang bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada Mei 2010. Mata uang resmi adalah Peso Chili (CLP), dan bank sentralnya adalah Bank Sentral Chili. Ekonomi Chili sangat bergantung pada perdagangan internasional dan investasi asing.
Kebijakan ekonomi Chili sebagian besar dipengaruhi oleh model neoliberalisme yang diterapkan secara intensif selama era kediktatoran militer (1973-1990) dan sebagian besar dilanjutkan oleh pemerintahan-pemerintahan berikutnya. Kebijakan ini mencakup privatisasi perusahaan negara, deregulasi pasar, liberalisasi perdagangan, dan disiplin fiskal. Kebijakan ini telah berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang stabil selama beberapa dekade dan penurunan angka kemiskinan secara signifikan (dari sekitar 45% pada tahun 1987 menjadi sekitar 11% pada tahun 2009, meskipun angka ini bervariasi tergantung metodologi).
Meskipun demikian, model ekonomi ini juga dikritik karena menghasilkan tingkat kesenjangan pendapatan yang tinggi, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara OECD. Masalah ini, bersama dengan isu-isu terkait biaya hidup, kualitas layanan publik (pendidikan, kesehatan), dan sistem pensiun swasta (AFP), menjadi pemicu utama unjuk rasa besar-besaran pada tahun 2019-2022. Protes ini menuntut reformasi sosial dan ekonomi yang lebih mendasar untuk mencapai kesetaraan yang lebih besar dan perlindungan sosial yang lebih baik. Hak-hak buruh dan keberlanjutan lingkungan juga menjadi perhatian yang semakin meningkat dalam diskusi kebijakan ekonomi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Chili melambat dibandingkan dekade-dekade sebelumnya, dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global (terutama tembaga) dan ketidakpastian politik domestik. Pemerintah telah berupaya untuk mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan investasi dalam inovasi dan teknologi. Chili memiliki peringkat kredit yang baik dan mengelola utang publiknya secara hati-hati.
8.2. Industri Utama
Ekonomi Chili didukung oleh beberapa sektor industri utama yang memanfaatkan sumber daya alam dan posisi geografis negara tersebut. Sektor-sektor ini memainkan peran penting dalam PDB, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.
8.2.1. Pertambangan

Sektor pertambangan adalah tulang punggung ekonomi Chili. Negara ini adalah produsen tembaga terbesar di dunia, menyumbang sekitar sepertiga dari produksi global. Tambang tembaga raksasa seperti Escondida dan Chuquicamata adalah salah satu yang terbesar di dunia. Codelco, perusahaan tambang tembaga milik negara, adalah salah satu produsen tembaga utama global. Selain tembaga, Chili juga merupakan produsen penting litium (produsen terbesar kedua di dunia), iodium, renium, molibdenum, dan perak. Cadangan litium Chili yang besar di Salar de Atacama menjadi semakin strategis dengan meningkatnya permintaan baterai untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi. Pertambangan menyumbang sebagian besar pendapatan ekspor Chili. Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan terkait dampak lingkungan, seperti penggunaan air yang intensif di daerah kering dan polusi, serta isu kondisi kerja di beberapa tambang.
8.2.2. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan Chili beragam dan berorientasi ekspor.
- Pertanian: Chili adalah pengekspor utama buah-buahan segar seperti anggur meja, apel, beri biru, ceri, plum, dan kiwi. Anggur (minuman) juga merupakan produk ekspor penting, dengan Chili menjadi salah satu produsen dan pengekspor anggur terbesar di dunia. Produk pertanian lainnya termasuk pir, bawang, gandum, jagung, dan asparagus. Keunggulan Chili terletak pada lokasinya di Belahan Bumi Selatan yang memungkinkan panen pada saat musim berlawanan dengan Belahan Bumi Utara, serta kondisi iklim yang beragam. Isu keberlanjutan dan dampaknya terhadap petani kecil menjadi perhatian dalam sektor ini.
- Kehutanan: Industri kehutanan Chili signifikan, dengan produksi utama kayu dan bubur kayu dari perkebunan pinus dan eukaliptus. Produk kehutanan diekspor dalam jumlah besar. Pengelolaan hutan berkelanjutan dan dampak perkebunan monokultur terhadap keanekaragaman hayati menjadi isu penting.
- Perikanan: Dengan garis pantai yang panjang, Chili memiliki industri perikanan dan akuakultur yang besar. Negara ini adalah produsen salmon budidaya terbesar kedua di dunia setelah Norwegia. Produk perikanan tangkap lainnya termasuk ikan teri (untuk tepung ikan) dan berbagai jenis ikan serta kerang-kerangan. Penangkapan ikan berlebih dan dampak lingkungan dari akuakultur menjadi tantangan yang perlu diatasi.
8.2.3. Pariwisata

Pariwisata merupakan sektor yang semakin penting bagi ekonomi Chili, dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam beberapa dekade terakhir. Chili menawarkan beragam daya tarik wisata, mulai dari keindahan alam yang spektakuler hingga situs budaya dan sejarah.
Sumber daya pariwisata utama meliputi:
- Utara: Gurun Atacama dengan lanskap uniknya seperti Valle de la Luna (Lembah Bulan), geiser El Tatio, dan observatorium astronomi kelas dunia. Kota San Pedro de Atacama adalah pusat wisata populer di wilayah ini.
- Chili Tengah: Wilayah ini menawarkan lembah anggur yang terkenal, resor ski di Pegunungan Andes seperti Portillo dan Valle Nevado, serta kota-kota bersejarah seperti Santiago (ibu kota) dan Valparaíso (Situs Warisan Dunia UNESCO dengan arsitektur berwarna-warni dan elevator uniknya).
- Selatan: Wilayah danau dan gunung berapi dengan pemandangan alam yang menakjubkan, ideal untuk kegiatan luar ruangan seperti hiking, kayak, dan memancing. Pucón di tepi Danau Villarrica adalah destinasi populer. Kepulauan Chiloé dengan gereja-gereja kayunya yang unik (Situs Warisan Dunia UNESCO) juga menarik banyak wisatawan.

- Patagonia: Wilayah selatan ekstrem ini terkenal dengan lanskap liar dan dramatisnya, termasuk Taman Nasional Torres del Paine dengan puncak granit ikoniknya, gletser-gletser luas di Lapangan Es Patagonia Selatan, dan fyord-fyord yang indah.

- Pulau Paskah (Rapa Nui): Terletak di Samudra Pasifik, pulau ini terkenal dengan patung-patung moai misteriusnya dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Industri pariwisata Chili berkontribusi pada PDB dan penciptaan lapangan kerja. Pemerintah dan sektor swasta terus berupaya mempromosikan Chili sebagai destinasi wisata internasional dan mengembangkan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan.
8.3. Perdagangan dan Investasi
Chili memiliki ekonomi yang sangat terbuka dan berorientasi ekspor, dengan jaringan perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang luas dengan berbagai negara dan blok ekonomi di seluruh dunia. Kebijakan perdagangan yang liberal dan upaya untuk menarik investasi asing langsung (FDI) telah menjadi pilar strategi pembangunan ekonomi Chili.
Chili telah menandatangani FTA dengan mitra dagang utama termasuk Amerika Serikat (efektif 2004), Uni Eropa, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, dan banyak negara Amerika Latin lainnya. Chili juga merupakan anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dan anggota asosiasi Mercosur. Keterlibatan aktif dalam negosiasi perdagangan multilateral dan regional menunjukkan komitmen Chili terhadap liberalisasi perdagangan.
Struktur ekspor Chili didominasi oleh komoditas, terutama tembaga dan produk pertambangan lainnya seperti litium dan molibdenum. Produk pertanian (buah-buahan segar, anggur), produk kehutanan (kayu, bubur kayu), dan produk perikanan (salmon) juga merupakan komponen ekspor yang penting. Mitra dagang utama Chili termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Dalam hal impor, Chili mengimpor berbagai macam barang, termasuk barang modal, barang konsumsi, dan bahan bakar. Mitra impor utama serupa dengan mitra ekspornya.
Pemerintah Chili secara aktif mempromosikan negara sebagai tujuan investasi yang menarik. Undang-Undang Investasi Asing Chili dirancang untuk memberikan perlakuan yang adil dan transparan bagi investor asing, menjamin akses ke pasar valuta asing resmi untuk repatriasi keuntungan dan modal. FDI telah memainkan peran penting dalam pengembangan sektor-sektor kunci seperti pertambangan, energi, dan infrastruktur. Upaya terus dilakukan untuk menarik FDI ke sektor-sektor baru dan bernilai tambah lebih tinggi, termasuk teknologi dan layanan.
8.4. Sumber Daya Energi

Status dan kebijakan sumber daya energi Chili dipengaruhi oleh keterbatasan sumber daya bahan bakar fosil domestik dan potensi besar dalam energi terbarukan, khususnya energi surya. Chili secara historis bergantung pada impor minyak, gas alam, dan batu bara untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energinya.
Konsumsi listrik di Chili dilayani oleh beberapa sistem interkoneksi utama. Sumber pembangkit listrik tradisional meliputi tenaga air, gas alam, batu bara, dan minyak. Tenaga air telah lama menjadi komponen penting dalam bauran energi Chili, memanfaatkan potensi sungai-sungai di Andes.
Dalam beberapa tahun terakhir, Chili telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan energi terbarukan. Negara ini memiliki salah satu potensi energi surya terbaik di dunia, terutama di Gurun Atacama yang memiliki tingkat iradiasi surya tertinggi. Pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk mendorong investasi dalam energi surya dan energi angin, yang telah mengalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2021, kapasitas terpasang energi terbarukan Chili mencakup 6.807 MW tenaga air, 3.137 MW tenaga angin, 4.468 MW tenaga surya, dan 375 MW biomassa.
Chili telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050 dan secara aktif berupaya untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil serta meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energinya. Upaya ini mencakup penutupan bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara dan promosi efisiensi energi. Pengembangan hidrogen hijau juga menjadi fokus baru, memanfaatkan potensi energi surya dan angin yang melimpah.
Meskipun ada kemajuan, tantangan tetap ada, termasuk kebutuhan untuk memodernisasi jaringan transmisi listrik untuk mengakomodasi sumber energi terbarukan yang bersifat intermiten dan memastikan pasokan energi yang andal dan terjangkau bagi seluruh negeri.
9. Transportasi
Jaringan transportasi Chili sangat penting untuk menghubungkan wilayah negara yang panjang dan sempit serta mendukung kegiatan ekonominya yang berorientasi ekspor. Infrastruktur transportasi mencakup transportasi darat, kereta api, udara, dan laut.
9.1. Transportasi Darat

Jaringan jalan raya utama di Chili adalah Rute Pan-Amerika (Rute 5 Chili), yang membentang dari perbatasan Peru di utara hingga Puerto Montt di selatan, dengan beberapa bagian telah ditingkatkan menjadi jalan tol dengan jalur ganda. Peningkatan infrastruktur jalan yang signifikan telah terjadi sejak pertengahan tahun 1990-an melalui proses tender konsesi. Selain Rute 5, terdapat jalan raya penting lainnya yang menghubungkan kota-kota besar, pelabuhan, dan pusat produksi, seperti rute antara Santiago dan Valparaíso, serta akses ke Concepción. Jaringan jalan tol perkotaan di Santiago juga telah dikembangkan secara ekstensif. Total panjang jalan raya di Chili pada tahun 2020 adalah sekitar 85.98 K km, dengan sekitar 21.29 K km di antaranya telah diaspal.
Bus adalah sarana transportasi darat antarkota utama bagi sebagian besar penduduk, menghubungkan hampir seluruh wilayah negara. Layanan bus jarak jauh tersedia dari Arica di utara hingga Punta Arenas di selatan, meskipun perjalanan ke wilayah selatan ekstrem seringkali memerlukan transit melalui wilayah Argentina karena kondisi geografis.
9.2. Transportasi Kereta Api
Sistem kereta api Chili, yang pernah menjadi tulang punggung transportasi negara, mengalami penurunan signifikan pada paruh kedua abad ke-20. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada upaya untuk merevitalisasi beberapa layanan penumpang dan kargo. Empresa de los Ferrocarriles del Estado (EFE) adalah perusahaan kereta api negara.
Layanan penumpang utama saat ini terpusat di sekitar Santiago, dengan layanan jarak menengah ke selatan seperti ke Chillán. Terdapat juga layanan kereta komuter di sekitar Santiago (Metrotrén), Valparaíso (Merval), dan Concepción (Biotrén). Metro Santiago adalah sistem kereta bawah tanah yang modern dan ekstensif di ibu kota.
Transportasi kargo melalui kereta api masih memainkan peran penting, terutama untuk mengangkut komoditas seperti produk pertambangan dan kehutanan.
9.3. Transportasi Udara

Transportasi udara sangat penting untuk menghubungkan wilayah Chili yang luas dan terpencil, termasuk Pulau Paskah. Bandara internasional utama adalah Bandar Udara Internasional Arturo Merino Benítez (SCL) di Santiago, yang berfungsi sebagai hub utama untuk penerbangan domestik dan internasional. Maskapai penerbangan nasional utama adalah LATAM Airlines.
Bandara-bandara penting lainnya yang melayani penerbangan domestik dan beberapa penerbangan internasional regional meliputi bandara di Iquique, Antofagasta, Concepción, Puerto Montt, dan Punta Arenas. Bandar Udara Internasional Mataveri di Pulau Paskah adalah salah satu bandara paling terpencil di dunia. Total terdapat 372 landasan pacu di Chili, dengan 62 di antaranya telah diaspal.
9.4. Transportasi Laut
Sebagai negara maritim dengan garis pantai yang panjang, transportasi laut sangat vital bagi perdagangan internasional Chili. Pelabuhan-pelabuhan utama seperti Valparaíso, San Antonio, Iquique, dan Antofagasta menangani sebagian besar kargo ekspor-impor negara, terutama produk pertambangan dan pertanian.
Layanan feri juga penting untuk menghubungkan wilayah kepulauan di selatan, seperti Kepulauan Chiloé dan wilayah Patagonia yang terfragmentasi oleh fyord dan kanal. Jaringan transportasi laut mendukung industri perikanan dan akuakultur yang signifikan.
10. Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Komunikasi
Chili telah menunjukkan kemajuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan infrastruktur komunikasi, meskipun tantangan dalam hal pendanaan dan sumber daya manusia masih ada.
10.1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Utama

Salah satu bidang ilmu pengetahuan di mana Chili memiliki keunggulan global adalah astronomi. Kondisi atmosfer yang sangat jernih dan kering di Chili utara, khususnya di Gurun Atacama, menjadikannya lokasi ideal untuk observatorium astronomi. Beberapa observatorium internasional terbesar dan tercanggih di dunia berlokasi di Chili, termasuk Very Large Telescope (VLT) di Observatorium Paranal, Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), dan Observatorium La Silla. Fasilitas-fasilitas ini menarik ilmuwan dari seluruh dunia dan berkontribusi signifikan pada penemuan-penemuan astronomi.
Bidang geologi juga penting mengingat Chili terletak di zona seismik aktif dan memiliki kekayaan sumber daya mineral yang melimpah. Penelitian dalam seismologi, vulkanologi, dan eksplorasi mineral terus berkembang.
Chili juga berupaya meningkatkan kapasitasnya dalam bidang bioteknologi, energi terbarukan, dan teknologi informasi. Pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendorong inovasi dan pengembangan teknologi, termasuk dukungan untuk perusahaan rintisan (startup) dan kolaborasi antara universitas, industri, dan sektor publik. Chili menempati peringkat pertama dalam Indeks Inovasi Global tahun 2024 di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
10.2. Informasi dan Komunikasi

Infrastruktur informasi dan komunikasi (TIK) di Chili telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Privatisasi sektor telekomunikasi dimulai pada tahun 1988, yang mengarah pada modernisasi sistem dan peningkatan persaingan.
Tingkat penetrasi internet di Chili termasuk yang tertinggi di Amerika Latin. Pada tahun 2012, sekitar 61,42% populasi menggunakan internet. Akses internet pita lebar, baik tetap maupun seluler, telah meluas secara signifikan. Kode negara domain tingkat atas internet untuk Chili adalah .cl.
Komunikasi seluler juga sangat berkembang, dengan tingkat penetrasi yang tinggi. Pada tahun 2012, terdapat 24,13 juta pelanggan seluler, melebihi jumlah populasi. Jaringan 4G dan 5G telah diluncurkan dan terus diperluas.
Pemerintah Chili telah mengakui pentingnya TIK untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Berbagai program telah diluncurkan untuk meningkatkan literasi digital, memperluas akses internet ke daerah pedesaan dan terpencil, serta mempromosikan penggunaan TIK di sektor pendidikan dan layanan publik. Pada tahun 2017, Chili meluncurkan strategi keamanan siber nasional pertamanya dengan dukungan dari Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS). Torre Entel di Santiago adalah salah satu ikon infrastruktur telekomunikasi negara.
11. Masyarakat
Masyarakat Chili adalah masyarakat yang kompleks dan dinamis, dibentuk oleh sejarah, geografi, dan interaksi berbagai kelompok etnis dan budaya. Negara ini telah mengalami perubahan sosial yang signifikan, terutama dalam beberapa dekade terakhir, terkait dengan urbanisasi, modernisasi, dan tantangan kesetaraan.
11.1. Kependudukan
Menurut sensus tahun 2017, populasi Chili adalah 17.574.003 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk telah menurun sejak tahun 1990 karena penurunan angka kelahiran. Pada tahun 2023, populasi diperkirakan sekitar 19,6 juta jiwa. Diperkirakan populasi akan mencapai sekitar 20,2 juta jiwa pada tahun 2050.
Struktur usia populasi menunjukkan tren penuaan, dengan persentase penduduk berusia lanjut yang meningkat. Pada tahun 2009, harapan hidup rata-rata adalah 78,4 tahun (75,7 untuk pria dan 81,2 untuk wanita), salah satu yang tertinggi di Amerika Latin. Angka kelahiran pada tahun 2009 adalah 15,0 per 1.000 penduduk, dan angka kematian adalah 5,4 per 1.000 penduduk, menghasilkan tingkat pertumbuhan alami sebesar 0,96%. Angka kematian bayi adalah 7,9 per 1.000 kelahiran hidup.
Distribusi populasi tidak merata, dengan konsentrasi tinggi di wilayah tengah, khususnya di sekitar ibu kota, Santiago.
11.2. Komposisi Etnis


Masyarakat Chili dicirikan oleh keragaman etnis sebagai hasil dari percampuran antara penduduk asli Amerika, imigran Eropa, dan kelompok-kelompok lain. Identifikasi etnis di Chili bersifat kompleks dan sering kali tumpang tindih antara identifikasi berdasarkan keturunan dan identifikasi diri.
- Keturunan Eropa dan Mestizo: Mayoritas populasi Chili memiliki keturunan Eropa atau merupakan Mestizo (campuran Eropa dan penduduk asli Amerika). Imigran Eropa utama berasal dari Spanyol (terutama Kastilia, Andalusia, dan Basque). Kelompok imigran Eropa lainnya yang signifikan secara historis termasuk Jerman, Italia, Kroasia, Prancis, dan Britania Raya. Sulit untuk memberikan angka pasti karena tingkat percampuran yang tinggi dan bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka. Beberapa studi genetik menunjukkan kontribusi genetik Eropa sekitar 52-57%, penduduk asli Amerika sekitar 38-44%, dan Afrika sekitar 2,5-4%. Namun, dalam survei identifikasi diri (misalnya Latinobarómetro 2011), sekitar 59% responden mengidentifikasi diri sebagai "Putih", 25% sebagai "Mestizo", dan 8% sebagai "pribumi".
- Penduduk Asli: Menurut sensus 2017, sekitar 12,8% populasi mengidentifikasi diri sebagai bagian dari salah satu kelompok penduduk asli. Kelompok terbesar adalah Mapuche, diikuti oleh Aymara, Diaguita, Atacameño (Likan Antai), Quechua, Rapa Nui (di Pulau Paskah), Colla, Kawésqar, dan Yaghan.
- Kelompok Imigran Lainnya: Chili juga memiliki komunitas keturunan Palestina yang signifikan, salah satu yang terbesar di luar Timur Tengah. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan imigrasi dari negara-negara Amerika Latin lainnya, terutama Venezuela, Peru, Haiti, Kolombia, dan Bolivia. Terdapat juga komunitas kecil keturunan Asia Timur (misalnya Tionghoa dan Korea) dan kelompok-kelompok lain.
Komposisi etnis Chili terus berkembang seiring dengan dinamika migrasi dan perubahan identitas sosial.
11.2.1. Penduduk Asli
Penduduk asli Chili merupakan bagian integral dari sejarah dan masyarakat negara tersebut, meskipun mereka telah menghadapi diskriminasi dan marginalisasi sepanjang sejarah. Menurut sensus tahun 2017, sekitar 12,8% dari populasi (sekitar 2,1 juta orang) mengidentifikasi diri sebagai anggota salah satu dari sembilan kelompok etnis pribumi yang diakui secara resmi.
Kelompok penduduk asli utama meliputi:
- Mapuche: Merupakan kelompok pribumi terbesar, mencakup sekitar 80% dari populasi pribumi Chili. Mereka secara historis mendiami wilayah selatan-tengah Chili (Araucanía dan sekitarnya). Perjuangan Mapuche untuk pengakuan hak atas tanah leluhur, otonomi budaya, dan partisipasi politik telah menjadi isu sosial dan politik yang penting dan seringkali tegang di Chili.
- Aymara: Terutama mendiami wilayah utara, dekat perbatasan dengan Peru dan Bolivia.
- Rapa Nui: Penduduk asli Pulau Paskah, dengan warisan budaya Polinesia yang unik.
- Kelompok lain yang lebih kecil termasuk Atacameño (Likan Antai), Quechua, Colla, Diaguita (diakui pada tahun 2006), Kawésqar (Alacalufe), dan Yaghan (Yamana), yang sebagian besar mendiami wilayah utara dan selatan ekstrem. Beberapa kelompok seperti Selk'nam (Ona) hampir punah.
Pemerintah Chili telah meratifikasi Konvensi ILO No. 169 tentang Masyarakat Adat dan Kesukuan pada tahun 2008, yang mengakui hak-hak kolektif penduduk asli. Namun, implementasi konvensi ini dan penyelesaian isu-isu terkait hak atas tanah, sumber daya alam, dan representasi politik masih menjadi tantangan. Fokus pada hak asasi manusia dan hak-hak minoritas penduduk asli terus menjadi agenda penting bagi pemerintah dan masyarakat sipil Chili.
11.2.2. Kelompok Imigran
Chili, meskipun secara historis tidak menerima gelombang imigrasi sebesar negara-negara tetangga seperti Argentina atau Brasil, telah menjadi rumah bagi berbagai kelompok imigran yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap masyarakat dan budayanya.
Imigran Eropa paling awal adalah para penjajah Spanyol pada abad ke-16. Selama abad ke-18 dan ke-19, imigran Basque juga datang dan berintegrasi ke dalam elite keturunan Kastilia. Setelah kemerdekaan, Chili tidak menjadi tujuan utama migran Eropa karena letaknya yang jauh. Antara tahun 1851 dan 1924, Chili hanya menerima 0,5% dari imigrasi Eropa ke Amerika Latin.
Namun, beberapa kelompok imigran Eropa memainkan peran penting:
- Jerman: Pada pertengahan abad ke-19, pemerintah Chili mendorong kolonisasi wilayah selatan dengan imigran Jerman. Mereka menetap terutama di wilayah sekitar Valdivia, Osorno, dan Llanquihue, dan memberikan pengaruh budaya yang kuat di sana, terutama dalam arsitektur dan pertanian.
- Kroasia, Italia, Prancis, dan Britania Raya: Komunitas dari negara-negara ini juga terbentuk, terutama di kota-kota pelabuhan dan pusat-pusat ekonomi.
- Palestina: Chili memiliki salah satu komunitas diaspora Palestina terbesar di luar dunia Arab, dengan perkiraan sekitar 500.000 orang keturunan Palestina. Mereka mulai tiba pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terutama dari Betlehem, Beit Jala, dan Beit Sahour, dan telah berhasil berintegrasi ke dalam masyarakat Chili, terutama dalam perdagangan dan politik.
Dalam beberapa dekade terakhir, terutama sejak tahun 2010-an, Chili mengalami peningkatan imigrasi yang signifikan dari negara-negara Amerika Latin lainnya. Gelombang imigran terbesar datang dari:
- Venezuela: Akibat krisis politik dan ekonomi di Venezuela, ratusan ribu warga Venezuela telah mencari perlindungan dan peluang di Chili.
- Peru, Haiti, Kolombia, dan Bolivia: Merupakan kelompok imigran penting lainnya.
Peningkatan imigrasi ini telah membawa keragaman budaya yang lebih besar tetapi juga menimbulkan tantangan terkait integrasi sosial, pasar tenaga kerja, dan layanan publik. Kebijakan imigrasi Chili telah mengalami perubahan untuk merespons dinamika baru ini.
11.3. Urbanisasi
Chili adalah salah satu negara paling terurbanisasi di Amerika Latin. Sekitar 85-90% populasi negara ini tinggal di daerah perkotaan. Konsentrasi penduduk terbesar terdapat di wilayah tengah, khususnya di Santiago Raya (Gran Santiago), ibu kota negara, yang menampung sekitar 40% dari total populasi Chili (sekitar 7 juta jiwa). Santiago adalah pusat politik, ekonomi, budaya, dan transportasi utama negara.
Kota-kota besar lainnya meliputi:
- Valparaíso Raya (Gran Valparaíso): Wilayah metropolitan pesisir yang mencakup kota pelabuhan bersejarah Valparaíso (Situs Warisan Dunia UNESCO) dan kota resor Viña del Mar. Populasinya sekitar 1 juta jiwa.
- Concepción Raya (Gran Concepción): Pusat industri dan universitas penting di selatan-tengah Chili, dengan populasi lebih dari 800.000 jiwa. Kota-kota utamanya adalah Concepción dan Talcahuano.
- Kota-kota regional penting lainnya termasuk Antofagasta dan Iquique (pusat pertambangan dan pelabuhan di utara), La Serena-Coquimbo (pusat pariwisata dan pertanian di utara-tengah), Temuco (pusat wilayah Araucanía), dan Puerto Montt (gerbang menuju Patagonia).
Proses urbanisasi di Chili telah berlangsung pesat sejak pertengahan abad ke-20, didorong oleh migrasi dari pedesaan ke perkotaan untuk mencari peluang ekonomi dan layanan yang lebih baik. Urbanisasi ini telah membawa modernisasi dan pembangunan, tetapi juga menimbulkan tantangan seperti kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, polusi udara (terutama di Santiago), dan kesenjangan dalam akses terhadap perumahan dan layanan perkotaan berkualitas antara berbagai kelompok sosial. Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah ini melalui perencanaan kota, pengembangan infrastruktur, dan kebijakan sosial.
11.4. Agama

Secara historis, Gereja Katolik Roma telah menjadi agama dominan di Chili sejak masa kolonisasi Spanyol. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, terjadi penurunan jumlah penganut Katolik dan peningkatan keragaman agama serta kelompok non-religius.
Menurut data sensus tahun 2012, sekitar 66,7% populasi Chili berusia 15 tahun ke atas mengidentifikasi diri sebagai Katolik Roma. Angka ini menunjukkan penurunan dari sensus tahun 2002 yang mencatat 70%. Data yang lebih baru dari survei tahun 2019-2020 menunjukkan penurunan lebih lanjut, dengan sekitar 45% mengidentifikasi diri sebagai Katolik.
Kelompok agama terbesar kedua adalah Protestanisme atau Injili (Evangélico), yang mencakup sekitar 16-18% populasi. Mayoritas dari kelompok ini adalah Pentakosta, tetapi denominasi lain seperti Baptis, Metodis, Lutheran, dan Advent juga ada.
Persentase orang yang mengidentifikasi diri sebagai ateis, agnostik, atau tidak beragama telah meningkat secara signifikan, mencapai sekitar 32-35% dalam survei terbaru. Terdapat juga komunitas agama minoritas lainnya seperti Saksi-Saksi Yehuwa, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Mormon), Yahudi, Islam, dan Bahá'í. Chili adalah rumah bagi Rumah Ibadah Bahá'í Amerika Latin yang terletak di Santiago.
Konstitusi Chili menjamin kebebasan beragama, dan pemisahan gereja dan negara secara resmi ditetapkan pada tahun 1925. Meskipun Gereja Katolik secara historis memiliki pengaruh sosial dan budaya yang kuat, Chili adalah negara sekuler. Pemerintah mengakui beberapa hari raya keagamaan Katolik sebagai hari libur nasional. Hari Reformasi (31 Oktober) juga diakui sebagai hari libur nasional untuk menghormati gereja-gereja Injili.
Peran sosial agama di Chili telah berkembang. Selama masa kediktatoran militer, beberapa institusi keagamaan, termasuk Vikariat Solidaritas Gereja Katolik, memainkan peran penting dalam membela hak asasi manusia. Saat ini, isu-isu seperti pendidikan agama, peran gereja dalam debat publik mengenai masalah moral dan sosial, serta hubungan antara agama dan negara terus menjadi bahan diskusi.
11.5. Bahasa

Bahasa resmi dan yang paling banyak digunakan di Chili adalah bahasa Spanyol. Namun, bahasa Spanyol Chili memiliki aksen dan beberapa kosakata yang khas, yang membedakannya dari varietas bahasa Spanyol lainnya di Amerika Latin. Beberapa ciri khasnya termasuk aspirasi atau penghilangan bunyi /s/ di akhir suku kata atau sebelum konsonan, dan penggunaan bentuk kata kerja voseo informal dalam beberapa konteks. Variasi dialek dalam bahasa Spanyol Chili tidak terlalu besar antar wilayah, meskipun ada perbedaan berdasarkan kelas sosial dan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Selain bahasa Spanyol, terdapat beberapa bahasa pribumi yang masih dituturkan, meskipun jumlah penuturnya terus menurun:
- Mapudungun: Bahasa suku Mapuche, merupakan bahasa pribumi dengan jumlah penutur terbesar, terutama di wilayah Araucanía dan sekitarnya.
- Aymara: Dituturkan di wilayah utara, dekat perbatasan dengan Peru dan Bolivia.
- Rapa Nui: Bahasa Polinesia yang dituturkan di Pulau Paskah.
- Quechua Chili: Varietas Quechua yang dituturkan oleh beberapa komunitas di utara.
- Bahasa-bahasa lain dengan jumlah penutur yang sangat kecil dan terancam punah termasuk Qawasqar dan Yaghan di wilayah selatan ekstrem.
Terdapat juga Bahasa Isyarat Chili (Lengua de Señas Chilena, LSCh) yang digunakan oleh komunitas Tuli.
Bahasa imigran seperti Jerman masih dituturkan dalam beberapa komunitas di selatan Chili, sebagai warisan dari imigrasi abad ke-19. Bahasa Inggris diajarkan secara luas sebagai bahasa asing di sekolah-sekolah, dan penggunaannya meningkat dalam konteks bisnis dan pariwisata. Pemerintah Chili melalui program seperti English Opens Doors berupaya meningkatkan kemahiran bahasa Inggris di kalangan siswa.
11.6. Kesehatan dan Kesejahteraan

Sistem layanan kesehatan di Chili bersifat campuran, terdiri dari sektor publik dan swasta. Sektor publik dikelola oleh Fondo Nacional de Salud (FONASA), sebuah dana asuransi kesehatan pemerintah yang mencakup sebagian besar populasi. Warga negara dan penduduk tetap wajib membayar kontribusi sekitar 7% dari pendapatan mereka ke FONASA atau ke sistem asuransi kesehatan swasta. FONASA menyediakan cakupan layanan kesehatan melalui jaringan rumah sakit dan klinik publik, serta melalui perjanjian dengan penyedia layanan swasta.
Sektor swasta terdiri dari Instituciones de Salud Previsional (ISAPRE), yaitu perusahaan asuransi kesehatan swasta yang menawarkan berbagai rencana dengan tingkat cakupan dan biaya yang berbeda. Sekitar 15-20% populasi, umumnya mereka yang berpenghasilan lebih tinggi, memilih untuk bergabung dengan ISAPRE.
Indikator kesehatan utama di Chili relatif baik dibandingkan dengan negara-negara Amerika Latin lainnya. Harapan hidup tinggi, dan angka kematian bayi terus menurun. Namun, sistem kesehatan Chili menghadapi tantangan terkait kesenjangan dalam akses dan kualitas layanan antara sektor publik dan swasta, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Waktu tunggu yang lama untuk beberapa prosedur medis di sektor publik dan biaya perawatan yang tinggi di sektor swasta adalah beberapa isu yang sering dikeluhkan.
Sistem jaminan sosial Chili juga mencakup sistem pensiun swasta yang dikelola oleh Administradoras de Fondos de Pensiones (AFP). Sistem ini, yang diperkenalkan pada tahun 1981, bersifat wajib bagi sebagian besar pekerja formal dan didasarkan pada kapitalisasi individu. Meskipun sistem AFP telah berkontribusi pada pengembangan pasar modal Chili, sistem ini juga dikritik karena menghasilkan tingkat pensiun yang rendah bagi banyak pensiunan, yang memicu tuntutan reformasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir.
Kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan bertujuan untuk meningkatkan akses universal terhadap layanan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan memperkuat perlindungan sosial bagi seluruh penduduk, terutama kelompok rentan.
11.7. Pendidikan

Sistem pendidikan Chili terdiri dari beberapa tingkatan: pendidikan prasekolah (hingga usia 5 tahun), pendidikan dasar (enseñanza básica, usia 6-13 tahun, 8 tahun), dan pendidikan menengah (enseñanza media, usia 14-17 tahun, 4 tahun). Pendidikan dasar dan dua tahun pertama pendidikan menengah bersifat wajib. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah umum, siswa dapat memilih jalur ilmiah-humanistik yang mempersiapkan mereka untuk pendidikan tinggi, atau jalur teknis-profesional yang memberikan pelatihan kejuruan.
Sistem pendidikan Chili sering dikritik karena tingkat segregasi sosial-ekonomi yang tinggi. Terdapat tiga jenis sekolah utama:
- Sekolah negeri (colegios municipales): Dibiayai oleh pemerintah daerah dan sebagian besar gratis, namun seringkali memiliki kualitas dan hasil yang lebih rendah, dan dihadiri oleh siswa dari latar belakang ekonomi kurang mampu.
- Sekolah swasta bersubsidi (colegios particulares subvencionados): Menerima dana dari pemerintah dan juga dapat memungut biaya dari keluarga siswa. Sekolah ini melayani siswa dari berbagai latar belakang pendapatan dan umumnya memiliki hasil akademik menengah.
- Sekolah swasta murni (colegios particulares pagados): Dibiayai sepenuhnya oleh biaya sekolah yang tinggi dan umumnya memiliki hasil akademik terbaik, dihadiri oleh siswa dari keluarga berpenghasilan tinggi.
Pendidikan tinggi di Chili terdiri dari universitas (baik negeri maupun swasta), institut profesional, dan pusat pelatihan teknis. Beberapa universitas utama dan tertua termasuk Universitas Chili (Universidad de Chile), Universitas Katolik Kepausan Chili (Pontificia Universidad Católica de Chile), dan Universitas Santiago de Chile (Universidad de Santiago de Chile). Akses ke pendidikan tinggi bersifat kompetitif, dan biaya kuliah bisa sangat mahal, yang telah menjadi sumber protes mahasiswa besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir (seperti gerakan mahasiswa tahun 2006 dan 2011-2013) yang menuntut pendidikan gratis dan berkualitas. Meskipun telah ada reformasi untuk meningkatkan akses dan pendanaan, isu-isu terkait kualitas, kesetaraan, dan keterjangkauan pendidikan tetap menjadi agenda penting di Chili.
11.8. Masalah Sosial
Chili, meskipun mencapai kemajuan ekonomi yang signifikan, menghadapi sejumlah masalah sosial yang kompleks yang telah menjadi sumber ketegangan dan tuntutan perubahan dalam masyarakat.
Salah satu masalah sosial yang paling menonjol adalah kesenjangan pendapatan yang tinggi. Meskipun angka kemiskinan absolut telah menurun drastis, Chili tetap menjadi salah satu negara dengan distribusi pendapatan paling tidak merata di antara negara-negara OECD. Koefisien Gini Chili secara konsisten menunjukkan tingkat ketidaksetaraan yang tinggi. Kesenjangan ini termanifestasi dalam akses yang tidak setara terhadap layanan berkualitas di bidang pendidikan, kesehatan, dan perumahan, serta dalam peluang ekonomi.
Konflik sosial sering muncul sebagai respons terhadap ketidaksetaraan ini dan masalah-masalah struktural lainnya. Unjuk rasa besar-besaran yang dimulai pada Oktober 2019 adalah contoh paling signifikan baru-baru ini. Dipicu oleh kenaikan tarif transportasi publik, protes ini dengan cepat berkembang menjadi gerakan nasional yang lebih luas, menuntut diakhirinya model ekonomi neoliberal, konstitusi baru, dan reformasi mendalam dalam sistem pensiun, kesehatan, dan pendidikan. Protes ini mencerminkan frustrasi yang mendalam terhadap biaya hidup yang tinggi, upah yang stagnan bagi sebagian besar populasi, dan persepsi bahwa sistem yang ada tidak adil dan tidak memberikan perlindungan sosial yang memadai.
Hak-hak penduduk asli, terutama suku Mapuche, terus menjadi isu sensitif. Tuntutan atas pengembalian tanah leluhur, otonomi budaya, dan pengakuan hak-hak politik seringkali berujung pada konflik dengan negara dan perusahaan swasta, terutama di wilayah Araucanía. Kekerasan sporadis dan represi negara telah memperburuk situasi.
Masalah sosial lainnya termasuk diskriminasi terhadap kelompok minoritas, kekerasan berbasis gender, dan tantangan terkait integrasi imigran baru. Keadilan sosial dan penghormatan terhadap hak asasi manusia menjadi tema sentral dalam banyak debat publik dan gerakan sosial di Chili kontemporer. Upaya untuk merancang konstitusi baru pada tahun 2020-2023, meskipun akhirnya tidak berhasil, adalah salah satu manifestasi dari upaya masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini secara fundamental.
12. Budaya
Budaya Chili merupakan perpaduan yang kaya antara warisan penduduk asli, pengaruh kolonial Spanyol yang dominan, dan kontribusi dari berbagai gelombang imigran Eropa dan Timur Tengah. Dari periode permukiman pertanian awal hingga masa pra-Kolombia, Chili utara adalah wilayah budaya Andes yang dipengaruhi oleh tradisi altiplano, sementara wilayah selatan merupakan pusat aktivitas budaya Mapuche. Selama periode kolonial dan awal republik, budaya negara didominasi oleh Spanyol. Pengaruh Eropa lainnya, terutama Inggris, Prancis, dan Jerman, dimulai pada abad ke-19 dan berlanjut hingga kini. Imigran Jerman, misalnya, memengaruhi arsitektur pedesaan gaya Bavaria dan kuliner di Chili selatan.
12.1. Musik dan Tarian

Musik di Chili sangat beragam, mencakup musik folklor, musik populer, dan musik klasik. Geografi negara yang luas menghasilkan gaya musik yang berbeda di utara, tengah, dan selatan, termasuk musik khas Pulau Paskah dan musik Mapuche.
Tarian nasional Chili adalah cueca. Tarian ini memiliki variasi regional dan merupakan ekspresi penting dari identitas Chili, biasanya ditarikan dengan pasangan yang menggunakan sapu tangan. Bentuk lagu tradisional Chili lainnya, meskipun bukan tarian, adalah tonada, yang berasal dari musik yang dibawa oleh penjajah Spanyol dan dibedakan dari cueca oleh bagian melodi tengah dan melodi yang lebih menonjol.
Pada tahun 1950-an hingga 1970-an, bentuk-bentuk musik rakyat asli dihidupkan kembali melalui gerakan Nueva Canción Chilena (Lagu Baru Chili). Gerakan ini dipimpin oleh komponis dan penyanyi seperti Violeta Parra, Raúl de Ramón, dan Pedro Messone, dan sering dikaitkan dengan aktivis politik dan reformis seperti Víctor Jara, serta kelompok musik Inti-Illimani dan Quilapayún. Gerakan ini memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan politik Chili pada masa itu.
Dalam musik populer kontemporer, banyak band rock Chili seperti Los Jaivas (yang terkenal dengan perpaduan rock progresif dan musik rakyat Andes), Los Prisioneros, La Ley, Los Tres, dan Los Bunkers telah mencapai kesuksesan internasional. Setiap bulan Februari, Festival Lagu Internasional Viña del Mar, sebuah festival musik dan komedi tahunan, diadakan di Viña del Mar dan merupakan salah satu perhelatan musik terpenting di Amerika Latin.