1. Pendahuluan
Kansai Yamamoto (山本 寛斎Yamamoto KansaiBahasa Jepang, 8 Februari 1944 - 21 Juli 2020) adalah seorang desainer fesyen dan produser acara terkemuka asal Jepang, yang memiliki pengaruh besar terutama pada era 1970-an dan 1980-an. Dikenal dengan estetika "maksimalisme liar" dan "kelebihan yang transgresif", karyanya kerap digambarkan sebagai kebalikan dari konsep wabi-sabi yang tenang. Yamamoto adalah desainer Jepang pertama yang menggelar peragaan busana di London pada tahun 1971, dan ia meraih ketenaran internasional melalui desain kostum panggung avant-garde untuk David Bowie, terutama dalam tur Ziggy Stardust. Selain karier fesyennya, Yamamoto juga diakui sebagai produser acara yang inovatif, menciptakan "Pertunjukan Super" yang memadukan fesyen, musik, dan seni pertunjukan skala besar di seluruh dunia. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup, karier fesyen, kontribusinya dalam produksi acara, serta warisan dan pengaruhnya dalam dunia seni dan budaya.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Kansai Yamamoto memiliki latar belakang pribadi yang kompleks dan perjalanan pendidikan yang beragam, yang membentuk fondasi bagi karier kreatifnya yang unik.
2.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Kansai Yamamoto lahir pada tahun 1944 di Yokohama, Prefektur Kanagawa, Jepang. Namun, ia dibesarkan di Gifu, Prefektur Gifu. Masa kecilnya ditandai dengan lingkungan keluarga yang sulit; orang tuanya bercerai ketika ia masih kecil, dan ia bersama kedua saudaranya (salah satunya adalah Yoshihiko Yamamoto) diasuh oleh sang ayah. Akibat kelalaian sang ayah dalam mengasuh, Yamamoto dan saudara-saudaranya sempat ditempatkan di fasilitas perlindungan anak di Prefektur Kochi. Setelah itu, ia kembali diasuh oleh ayahnya dan pindah ke Gifu, tempat nenek dari pihak ayahnya tinggal. Selama periode ini, Yamamoto sering berpindah sekolah, sekitar 10 kali di berbagai kota seperti Kochi dan Osaka, yang memberinya pengalaman adaptasi dan perubahan yang dinamis sejak usia muda.
Ketika ayahnya memulai bisnis jahitan, Kansai kecil ikut membantu dalam proses menjahit. Ketertarikan awalnya pada fesyen muncul ketika teman-temannya di sekolah menengah meminta bantuannya untuk memodifikasi seragam. Pengalaman ini membuatnya mulai menggunakan mesin jahit sejak usia sekolah menengah dan menumbuhkan ambisinya untuk menjadi seorang penjahit. Ia juga terinspirasi oleh gaya fesyen dalam film "Plein Soleil" (1960).
2.2. Latar Belakang Pendidikan
Yamamoto menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Gifu (Gifu Prefectural Gifu Technical High School), di mana ia memilih jurusan teknik sipil. Meskipun ia sebenarnya ingin belajar arsitektur, jurusan tersebut tidak tersedia, sehingga ia memilih teknik sipil yang ia anggap memiliki kaitan serupa. Namun, ia merasa kecewa dengan kurikulum yang lebih berfokus pada pekerjaan lapangan dan konstruksi sipil dasar.
Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan studinya di Universitas Nihon di Tokyo, mengambil jurusan Bahasa Inggris di Fakultas Sastra dan Ilmu Pengetahuan. Namun, Kansai Yamamoto memutuskan untuk keluar dari universitas pada tahun 1965 untuk sepenuhnya fokus pada minatnya di dunia fesyen. Meskipun tidak menempuh pendidikan fesyen formal, ia belajar secara otodidak dan juga magang di atelier milik desainer-desainer terkemuka seperti Junko Koshino dan Hisashi Hosono. Pada tahun 1967, ia berhasil meraih penghargaan Soen dari Bunka Fashion College, sebuah pengakuan awal atas bakatnya dalam desain.
3. Karier Fesyen
Karier fesyen Kansai Yamamoto ditandai oleh inovasi yang berani dan ekspansi internasional, yang menjadikannya salah satu ikon mode Jepang yang paling berpengaruh.
3.1. Karier Awal dan Debut
Setelah menimba ilmu di bawah bimbingan desainer Junko Koshino dan Hisashi Hosono, Kansai Yamamoto memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri, Yamamoto Kansai Company, Ltd., di Tokyo pada tahun 1971. Pada tahun yang sama, ia membuat debut koleksi terobosannya di London, menjadikannya desainer Jepang pertama yang menggelar peragaan busana di ibu kota mode tersebut. Koleksinya juga diperkenalkan di Amerika Serikat, tepatnya di Hess's Department Store di Allentown, Pennsylvania, sebuah toko yang dikenal sering menampilkan koleksi-koleksi avant-garde. Keberaniannya untuk mendobrak batasan dan menampilkan desain yang unik langsung menarik perhatian dunia mode. Pada tahun 1977, Kansai Yamamoto menerima penghargaan Tokyo Fashion Editors Award, semakin mengukuhkan posisinya di industri.
3.2. Pengakuan Internasional dan Kolaborasi Penting
Setelah debut suksesnya di London, Kansai Yamamoto memperluas jangkauannya ke pusat-pusat mode global lainnya. Ia membuat debut di Paris pada tahun 1975, diikuti oleh partisipasi di New York Collection pada tahun 1979. Estetika desainnya yang dikenal sebagai "maksimalisme liar" atau "kelebihan yang transgresif" menjadi ciri khasnya, sering kali digambarkan sebagai "kebalikan" dari konsep wabi-sabi yang minimalis dan bersahaja.

Salah satu kolaborasi paling ikonik dalam kariernya adalah dengan musisi legendaris David Bowie. Yamamoto bertanggung jawab merancang kostum panggung yang androgini dan futuristik untuk Bowie, terutama untuk tur "Ziggy Stardust Tour" pada tahun 1973. Kostum-kostum ini, seperti "Tokyo Pop" bodysuit yang terkenal, tidak hanya menjadi bagian tak terpisahkan dari citra panggung Bowie, tetapi juga menegaskan status Yamamoto sebagai inovator dalam fesyen dan seni pertunjukan. Kolaborasi ini memperkuat pengakuan internasionalnya dan menunjukkan kemampuannya dalam memadukan fesyen dengan ekspresi artistik yang lebih luas.
3.3. Filosofi dan Gaya Desain
Filosofi desain Kansai Yamamoto berakar pada konsep tradisional Jepang yang disebut 'Kabuku' (歌舞く), yang berarti "condong ke arah yang tidak biasa" atau "menjadi avant-garde". Ini mencerminkan pendekatan desainnya yang berani, flamboyan, dan seringkali provokatif. Yamamoto secara organik mengintegrasikan elemen-elemen tradisional Jepang ke dalam desain busana Barat, menciptakan perpaduan budaya yang unik.
Ia dikenal sering menggunakan motif kimono yang kaya dan warna-warna cerah, bahkan dalam pakaian gaya Barat, untuk menghadirkan kesan Jepang yang otentik. Selain itu, desainnya juga banyak dipengaruhi oleh seni patung Buddha dan kaligrafi Jepang. Pengaruh dari patung Buddha terlihat dalam pakaiannya yang memiliki siluet tiga dimensi dan bentuk yang mengesankan. Sementara itu, sentuhan kaligrafi diaplikasikan melalui desain yang tampak seperti goresan kuas sumi yang besar dan dinamis, memberikan nuansa artistik dan ekspresif. Desain-desain ini sangat populer di seluruh dunia karena keberanian dan orisinalitasnya. Meskipun dikenal dengan desainnya yang kompleks, Yamamoto juga membuat desain sederhana seperti gaun koktail yang satu warna untuk umum.
3.4. Ekspansi dan Evolusi Merek
Setelah meraih pengakuan global, Kansai Yamamoto terus memperluas jejaknya dengan membuka "Boutique Kansai" di berbagai kota besar di seluruh dunia, termasuk Paris, Milan, New York, dan Madrid. Pembukaan butik-butik ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai desainer fesyen internasional yang terkemuka.
Pada tahun 1992, Yamamoto menampilkan koleksi terakhirnya untuk musim gugur/dingin, menandai jeda dari dunia fesyen adibusana. Setelah itu, ia mengalihkan fokus kariernya menjadi seorang produser acara, khususnya untuk Super Show-nya. Meskipun demikian, ia tetap meminjamkan namanya untuk produk-produk berlisensi, mulai dari kacamata hingga peralatan makan.
Meski fokus utamanya beralih ke produksi acara, Kansai Yamamoto beberapa kali melakukan "comeback" ke dunia fesyen. Pada Juli 2013, ia kembali menampilkan koleksinya di Festival Topeng Britania Baru ke-19 di Kokopo, Papua Nugini. Di tahun yang sama, ia juga menggelar peragaan busana berskala kecil di Tokyo dan serangkaian peragaan busana langsung di Victoria and Albert Museum di London. Pada tahun 2018, Yamamoto berkolaborasi dengan merek mewah Louis Vuitton untuk koleksi Resort 2018 mereka, menciptakan pola dan cetakan yang terinspirasi dari seni klasik Jepang dan Kabuki, menunjukkan relevansinya yang berkelanjutan dalam industri mode.
4. Produksi Acara
Selain dikenal sebagai desainer fesyen, Kansai Yamamoto juga memberikan kontribusi signifikan sebagai produser acara, terutama melalui konsep "Pertunjukan Super" yang revolusioner.
4.1. Pertunjukan Super Kansai
Kansai Yamamoto menciptakan serangkaian acara besar yang ia sebut "Super Show", yang merupakan perpaduan inovatif antara fesyen, musik, tari, akrobatik, festival tradisional Jepang, dan berbagai spektakel lainnya. Acara-acara ini dirancang untuk menjadi pengalaman multisensori yang mengesankan, menggabungkan elemen-elemen seni pertunjukan untuk menciptakan tontonan yang tak terlupakan.
Pertunjukan-pertunjukan ini diselenggarakan di berbagai kota internasional dan lokasi besar di Jepang. Beberapa "Super Show" Kansai yang paling terkenal meliputi:
- "Hello!! Russia"** (1993) di Lapangan Merah, Moskow, Rusia, yang menarik sekitar 120.000 penonton, menjadi salah satu acara publik terbesar yang pernah diadakan di sana.
- "Hello!! Vietnam"** (1995) di Hanoi, Vietnam, tepatnya di Danau Ba Mau dalam Taman Lenin.
- "Hello!! India"** (1997) di Stadion Jawaharlal Nehru, New Delhi, India.
- "Hello Japan - Hello 21!! In Gifu"** (2000) di Stadion Nagara River, Gifu, Jepang, menampilkan artis seperti Mirai Yamamoto, Miyuki Matsuda, dan Shōfukutei Tsurube.
- "Yamaguchi Genki Densetsu"** (2001) di Taman Peringatan Yamaguchi Kirara Haku, Yamaguchi, Jepang, sebagai bagian dari Eksposisi Kirara Haku.
- "Abbordaggio - Sekken Kougeki"** (2004) di Nippon Budokan, menampilkan Sho Aikawa, Aya Ueto, Takashi Miike, Eiko Koike, Mirai Yamamoto, Kippei Shiina, dan Chihara Brothers.
- "Taiyo no Fune"** (2007) di Tokyo Dome, menampilkan Masahiro Matsuoka, Aya Ueto, Antonio Inoki, Yuki Kudo, dan Tsuyoshi Nagabuchi.
- "Inochi no Matsuri - FESTIVAL OF LIFE"** (2009) di Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Bali, Indonesia.
- "Seven Samurai"** (2010) di Ariake Coliseum, Tokyo.
- "Hello!! China"** (2012) di Beijing Olympic Basketball Stadium, Tiongkok, sebagai bagian dari peringatan 40 tahun normalisasi hubungan diplomatik Jepang-Tiongkok.
- "Hello!! Istanbul"** (2014) di Esma Sultan Mansion, Istanbul, Turki.
Melalui "Pertunjukan Super" ini, Kansai Yamamoto membuktikan dirinya sebagai seniman serba bisa yang mampu menggabungkan berbagai disiplin ilmu menjadi pengalaman yang kohesif dan memukau, melampaui batasan tradisional antara fesyen dan seni pertunjukan.
5. Karya Desain Lainnya
Jangkauan desain Kansai Yamamoto melampaui adibusana dan produksi acara, mencakup berbagai proyek di bidang lain seperti seragam sekolah dan desain transportasi.
5.1. Desain Seragam Sekolah
Kansai Yamamoto memberikan kontribusi signifikan dalam mendesain seragam untuk berbagai institusi pendidikan di Jepang. Desainnya sering kali menghadirkan sentuhan modern dan gaya khas Yamamoto ke dalam seragam sekolah, yang mungkin mencerminkan semangat 'Kabuku' atau penggunaan warna cerah yang ia kenal. Beberapa sekolah yang seragamnya didesain olehnya (termasuk yang mungkin sudah tidak digunakan lagi) antara lain:
- Sekolah Menengah Pertama dan Atas Hakuryo Hyogo
- Sekolah Menengah Pertama dan Atas Hakuryo Okayama
- Sekolah Menengah Atas Mito Koryo di Prefektur Ibaraki
- Sekolah Menengah Atas Wanita Kyoto Seian
- Sekolah Menengah Atas Nagasaki Nanzan
- Sekolah Menengah Atas Nagano Nagano
- Sekolah Menengah Atas Tomita di Prefektur Gifu
- Sekolah Menengah Atas Takaoka Koryo di Prefektur Toyama (dari 1992 hingga 1999)
- Sekolah Menengah Atas Toyama Prefectural Toyama Minami
- Sekolah Menengah Kejuruan Gifu Prefectural Gifu (alma mater-nya)
- Sekolah Menengah Atas Konan Prefectural Fukushima
- Sekolah Menengah Atas Sapporo Hokuto
- Sekolah Menengah Atas Afiliasi Kogakuin University (dari 1991 hingga 1998)
- Sekolah Menengah Atas Wakayama Prefectural Wakayama
- Sekolah Menengah Atas Kitami Hakuyo Prefectural Hokkaido
Selain itu, ia juga berkontribusi pada desain interior di kampus Universitas Kokushikan Setagaya dan Umegaoka.
5.2. Desain Transportasi
Yamamoto juga merambah sektor transportasi publik, meninggalkan jejak desain yang khas pada kereta api dan seragam staf.
- Kereta Skyliner Keisei:** Ia bertanggung jawab atas desain eksterior dan interior untuk kereta seri AE yang mulai beroperasi pada tahun 2010. Kereta ini melayani rute Narita Airport ke pusat Tokyo melalui Jalur Akses Narita Skyaccess. Proses pemilihan warna untuk kereta ini sangat mendetail; Yamamoto bahkan mengaplikasikan tujuh warna kandidat secara langsung pada badan kereta untuk melihat efeknya sebelum membuat keputusan akhir.
- Logo Skyliner:** Ia juga merancang logo "SKYLiNER" dengan gaya tipografi yang khas.
- Seragam Staf Kereta Api Keisei:** Selain desain kereta, ia juga merancang seragam untuk awak kereta dan staf stasiun Kereta Api Keisei, memberikan tampilan yang segar dan modern.
6. Pameran dan Retrospektif
Kansai Yamamoto secara aktif menampilkan karyanya dalam berbagai pameran, memungkinkan publik untuk mengapresiasi kontribusi artistik dan warisannya yang luas.
6.1. Pameran Penting
Karya-karya Kansai Yamamoto telah menjadi subjek dari berbagai pameran solo dan retrospektif di museum dan institusi budaya terkemuka di seluruh dunia. Pameran-pameran ini menyoroti perjalanan kariernya, filosofi desainnya, dan dampaknya yang signifikan terhadap fesyen dan seni.
- "Netsuki Shinten: Kansai Genki Shugi"** (atau "Pameran Penuh Gairah: Prinsip Energi Kansai") diadakan pada tahun 2008 di Edo-Tokyo Museum. Pameran ini menampilkan semangat dan energi yang menjadi ciri khas karyanya.
7. Publikasi
Kansai Yamamoto juga mendokumentasikan pemikiran, pengalaman, dan filosofinya melalui beberapa buku yang ia terbitkan sepanjang kariernya.
- Super Fashion oleh Yamamoto Kansai (Kodansha, 1974)
- Kansai Kanzen Nensho (Kansai Fully Burned) oleh Yamamoto Kansai (Shincho Bunko, 1983)
- Kansai Tetsumaru Zen Kodo - Mirai e Mukete (Kansai Tetsumaru's Complete Actions - Towards the Future) oleh Yamamoto Kansai (Chikuma Shobo, 1987)
- Yamamoto Kansai Hello Jiko Hyogen - Bessatsu Kagai Jugyo Yokoso Senpai (KTC Chuo Shuppan, 2000)
- Shinai! OK!! (Won't Die! OK!!) (Nihon Jitsugyo Publishing, 2004)
- Atsuki Kokoro Kansai no Nekketu Go 10 Kajo (Passionate Heart: Kansai's 10 Articles of Passionate Words) (PHP Shinsho, 2008)
- Ue wo Muite. (Look Up.) (Shodensha, 2012) - Ditulis bersama
- Ue wo Mukou, Nippon Waga Kuni ni wa Sekai ni Hokoru "Tsuyosa" to "Kibo" ga Aru (Let's Look Up, Japan: Our Country Has "Strength" and "Hope" to Boast to the World) (PHP Institute, 2010) - Ditulis bersama dengan politisi Yoji Yamamoto, Keiji Furuya, Ichiro Kamoshita, Seiichi Eto, dan Yoshihisa Furukawa.
8. Penampilan Media
Selain desain dan produksi acara, Kansai Yamamoto juga terlibat dalam berbagai penampilan media, termasuk film, televisi, dan iklan komersial, seringkali membawa gaya dan kepribadiannya yang unik ke layar kaca.
8.1. Film dan Televisi
Yamamoto memiliki beberapa penampilan sebagai aktor atau penampil tamu dalam program televisi dan film.
- Film:**
- Aoi Honoo (The Blue Flame) (2003, Toho) - Sebagai Sone Ryuji.
- Televisi:**
- Ai no Ryukeichi
- Turning Point
- Chugakusei Nikki (Middle Schoolers' Diary)
- Watashi ga Kodomo Datta Koro Dasshutsu Yamamoto Kansai (When I Was a Child: Escape Kansai Yamamoto) (NHK, 1 Oktober 2008) - Sebuah program dokumenter yang mengulas masa kecilnya.
8.2. Iklan dan Periklanan
Kansai Yamamoto juga berpartisipasi dalam berbagai kampanye iklan komersial, seringkali menampilkan gaya khasnya atau berkolaborasi dengan anggota keluarganya.
- Nestlé Jepang "Gold Blend" (untuk Nestle Japan).
- Konica Minolta "Sakura Color Hyakunen Print" (untuk Konishiroku Photo Industry, sekarang Konica Minolta).
- Toyota Corolla Axio (Generasi ke-10/Model E140 (Facelift)) - Untuk kampanye "Just Sizing - Corolla Axio is Fresh" (Oktober 2008 - Maret 2009). Dalam iklan ini, ia tampil bersama putrinya, Mirai Yamamoto.
9. Penghargaan dan Apresiasi
Sepanjang kariernya yang gemilang, Kansai Yamamoto menerima berbagai penghargaan dan apresiasi yang mengakui kontribusinya yang luar biasa dalam dunia fesyen dan seni pertunjukan.
- Penghargaan Soen dari Bunka Fashion College pada tahun 1967.
- Penghargaan Tokyo Fashion Editors pada tahun 1977.
- Penghargaan Klub Editor Fesyen (Fashion Editor Club Award) dalam Penghargaan Soen ke-21.
- Penghargaan Khusus Juri dalam Penghargaan Acara Jepang (Japan Event Grand Prize) ke-7.
- Penghargaan Internasional dalam Penghargaan Kreasi Tokyo (Tokyo Creation Award) ke-7.
- Penghargaan Kontributor Budaya Kostum Rakyat / Penghargaan Budaya Internasional ke-21.
- Penghargaan Best Jeanist pada tahun 2004.
Ia juga menjabat sebagai anggota Komite Penasihat Pariwisata Nasional (VISIT JAPAN) dan Komite Proyek Luar Negeri Pertukaran Warga Negara Jepang-Uni Eropa pada tahun 2005. Selain itu, ia juga menjadi profesor tamu di Universitas Seni Osaka.
10. Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Kehidupan pribadi Kansai Yamamoto, terutama hubungan keluarganya, memiliki pengaruh besar dalam membentuk karakternya dan filosofi hidupnya.
10.1. Hubungan Keluarga
Lingkungan keluarga Yamamoto di masa kecilnya digambarkan cukup kompleks, terutama karena karakter ayahnya yang bebas dan sering mengabaikan tanggung jawab. Ayahnya dikenal sering meninggalkan anak-anaknya demi wanita lain, bahkan pernah meninggalkan Yamamoto yang masih duduk di bangku sekolah menengah untuk mengurus toko sendiri. Pengalaman-pengalaman sulit ini meninggalkan kesan mendalam bagi Yamamoto, membuatnya bertekad untuk tidak menjadi pria seperti ayahnya. Ia berjanji akan melindungi istri dan anak-anaknya dengan nyawanya jika ia menikah kelak.
Kansai Yamamoto adalah ayah dari aktris Mirai Yamamoto dan memiliki seorang menantu laki-laki, aktor Kippei Shiina. Ia juga memiliki dua saudara kandung laki-laki, termasuk Yoshihiko Yamamoto (wakil presiden Kansai Super Studio), dan seorang saudara tiri laki-laki, aktor Yusuke Iseya, yang 32 tahun lebih muda darinya dan bahkan lebih muda 2 tahun dari putrinya, Mirai.
Yamamoto sangat mencintai putrinya, Mirai. Ketika Mirai lahir, ia sedang mengalami masa-masa sulit dalam kariernya sebagai desainer dan hidup dalam kemiskinan. Oleh karena itu, ia menamai putrinya "Mirai" (未來MiraiBahasa Jepang) yang berarti "masa depan" atau "harapan", sebagai simbol harapan yang ia gantungkan pada putrinya. Kecintaannya pada Mirai terlihat jelas saat pernikahan Mirai. Ia tidak hanya mendesain kostum pernikahan untuk putrinya, tetapi juga untuk menantunya, Kippei Shiina. Ia bahkan menjadi produser acara pernikahan tersebut, menunjukkan dedikasi dan perhatiannya yang luar biasa terhadap kebahagiaan keluarga.
11. Kematian
Kansai Yamamoto meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit serius.
11.1. Penyakit dan Kepergian
Pada Maret 2020, Kansai Yamamoto didiagnosis menderita leukemia mieloid akut. Kondisi kesehatannya diumumkan secara publik pada 31 Maret 2020, di mana ia menyatakan sedang menjalani perawatan dan bertekad untuk kembali. Namun, pada 21 Juli 2020, Kansai Yamamoto meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Kabar duka ini pertama kali dilaporkan oleh putrinya, aktris Mirai Yamamoto, melalui akun Instagram-nya, yang menyatakan bahwa sang ayah telah "berpulang dengan tenang" dikelilingi oleh keluarga, termasuk dirinya. Setelah itu, pengumuman resmi juga disampaikan melalui akun Instagram resmi Kansai Yamamoto.
12. Warisan dan Pengaruh
Warisan Kansai Yamamoto jauh melampaui koleksi busananya, meninggalkan dampak mendalam pada budaya, seni, dan bahkan industri di luar fesyen.
12.1. Dampak Budaya dan Artistik
Kansai Yamamoto adalah seorang pionir yang secara signifikan memengaruhi tren fesyen dan seni pertunjukan dengan desainnya yang unik dan avant-garde. Estetika "maksimalisme liar" dan "kelebihan transgresif" yang menjadi ciri khasnya memberikan alternatif yang berani terhadap tren mode yang lebih konservatif atau minimalis. Ia memainkan peran penting dalam mempopulerkan estetika Jepang secara global, bukan melalui kesederhanaan, melainkan melalui kemewahan, warna cerah, dan penggabungan elemen-elemen tradisional Jepang seperti motif kimono, Buddha, dan kaligrafi ke dalam busana modern.
Pada tahun 1999, ia berkolaborasi dengan desainer Junko Koshino untuk menciptakan versi modern dari kimono, yang berhasil menghidupkan kembali minat terhadap busana klasik ini di kalangan audiens yang lebih luas. Di tahun yang sama, ia juga mengorganisir sebuah program fesyen di bawah naungan Komite Kerja Sama Budaya Campuran India-Jepang, menunjukkan komitmennya terhadap pertukaran budaya melalui fesyen. Kontribusinya terhadap "Pertunjukan Super" juga membuktikan visinya yang inovatif dalam memadukan berbagai bentuk seni menjadi pengalaman multisensori yang mengesankan, mempengaruhi cara seni pertunjukan skala besar diselenggarakan.
12.2. Karya Seni Terakhir
Karya seni terakhir yang dibuat Kansai Yamamoto sebelum meninggal dunia adalah "Coat Raja Bajak Laut" yang dirancang untuk Monkey D. Luffy, karakter utama dari seri manga dan anime populer One Piece. Karya ini dipamerkan dalam pameran "BUSTERCALL=ONE PIECE Exhibition", yang dibuka setelah kematiannya pada November 2020. Coat ini digambarkan sebagai pakaian yang mungkin akan dikenakan Luffy setelah berhasil mendapatkan "Harta Karun Terbesar Satu Potong" (One Piece). Karya terakhir ini menjadi penghormatan terakhir terhadap semangat kreatif dan imajinasi Kansai Yamamoto yang tak terbatas.