1. Ikhtisar
Luksemburg, secara resmi Keharyapatihan Luksemburg, adalah sebuah negara terkurung daratan di Eropa Barat yang memainkan peran penting dalam sejarah dan integrasi Eropa meskipun ukurannya kecil. Terletak di persimpangan budaya Jermanik dan Roman, negara ini berbatasan dengan Belgia, Jerman, dan Prancis. Ibu kotanya, Kota Luksemburg, bukan hanya pusat bersejarah yang signifikan dengan benteng-bentengnya yang diakui UNESCO, tetapi juga salah satu dari empat pusat institusional utama Uni Eropa, menjadi tuan rumah bagi lembaga-lembaga penting seperti Mahkamah Eropa.
Sejarah Luksemburg ditandai oleh perjuangan panjang untuk kedaulatan, mulai dari pendiriannya sebagai sebuah county pada abad ke-10, perkembangannya menjadi kadipaten yang berpengaruh di bawah Wangsa Luksemburg yang pernah melahirkan beberapa Kaisar Romawi Suci, hingga periode kekuasaan asing oleh berbagai kekuatan Eropa. Kemerdekaannya secara bertahap diraih pada abad ke-19, namun netralitasnya dilanggar dalam dua Perang Dunia, yang memperkuat komitmennya terhadap kerja sama internasional dan integrasi Eropa pascaperang. Perkembangan ini mencerminkan upaya berkelanjutan untuk menjaga identitas nasional di tengah pengaruh negara-negara tetangga yang lebih besar.
Secara politik, Luksemburg adalah monarki konstitusional parlementer yang stabil, dengan Adipati Agung sebagai kepala negara seremonial dan sistem demokrasi multipartai yang kuat. Negara ini menjunjung tinggi supremasi hukum, hak asasi manusia, dan partisipasi aktif dalam organisasi internasional, yang berkontribusi pada perannya sebagai mediator dan pendukung nilai-nilai liberal di Eropa.
Ekonomi Luksemburg telah bertransformasi dari yang didominasi industri baja menjadi pusat keuangan internasional terkemuka, menghasilkan salah satu PDB per kapita tertinggi di dunia. Meskipun demikian, status sebagai pusat keuangan juga menimbulkan isu transparansi pajak dan dampak sosial seperti biaya hidup tinggi dan potensi kesenjangan pendapatan, yang coba diatasi pemerintah melalui kebijakan sosial dan diversifikasi ekonomi menuju sektor berbasis pengetahuan dan teknologi tinggi, serta promosi transportasi publik gratis sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Masyarakat Luksemburg sangat multikultural, dengan persentase imigran dan pekerja lintas batas yang tinggi, menciptakan lingkungan multibahasa di mana bahasa Luksemburg, Prancis, dan Jerman digunakan secara luas. Negara ini memiliki sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif, mencakup layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta kebijakan progresif dalam isu-isu sosial seperti hak-hak LGBT, yang mencerminkan komitmen terhadap kesetaraan dan inklusivitas. Budaya Luksemburg merupakan perpaduan unik dari pengaruh Jermanik dan Roman, dengan tradisi lokal yang kaya, seni yang berkembang, dan warisan arsitektur yang signifikan.
2. Nama dan Etimologi
Nama resmi negara ini adalah Keharyapatihan Luksemburg (Groussherzogtum LëtzebuergGroussherzogtum LetzebuergBahasa Luxemburg, Grand-Duché de LuxembourgGrand Dysye de LyksamburBahasa Prancis, Großherzogtum LuxemburgGrossherzogtum LuksemburgBahasa Jerman). Dalam bahasa Inggris, nama resminya adalah Grand Duchy of Luxembourg. Nama umumnya adalah Luksemburg. Dalam bahasa Indonesia, terkadang juga dieja sebagai Luksembourg atau Luksemburg, yang terakhir berasal dari pelafalan bahasa Jerman. Pelafalan dalam bahasa Prancis adalah Lyksambur.
Nama "Luxembourg" berasal dari benteng Lucilinburhuc, yang berarti "kastil kecil" atau "benteng kecil" dalam bahasa Jerman Hulu Kuno. Benteng ini didirikan oleh Count Siegfried dari Ardennes pada tahun 963 di atas sebuah tanjung berbatu yang dikenal sebagai Bock, di lokasi yang sekarang menjadi Kota Luksemburg. Seiring waktu, nama Lucilinburhuc berevolusi menjadi Lützelburg, dan kemudian menjadi Luxembourg. Awalnya merujuk pada benteng dan kota di sekitarnya, nama ini kemudian meluas untuk mencakup seluruh wilayah county, kadipaten, dan akhirnya keharyapatihan.
3. Sejarah
Sejarah Luksemburg mencakup periode panjang dari permukiman awal di zaman kuno, pembentukan county dan kadipaten yang berpengaruh di Abad Pertengahan, periode kekuasaan asing oleh berbagai kekuatan Eropa, hingga pembentukan keharyapatihan modern dan perannya dalam integrasi Eropa. Sejarah negara ini diwarnai oleh perjuangan untuk mempertahankan identitas dan kemerdekaannya di tengah-tengah negara-negara tetangga yang lebih besar, serta dampak signifikan dari berbagai konflik Eropa terhadap penduduk dan perkembangannya.
3.1. Zaman Kuno dan Abad Pertengahan Awal
Wilayah Luksemburg modern pertama kali dihuni oleh suku-suku Keltik sejak abad ke-2 SM. Suku Treveri adalah salah satu suku Keltik utama yang mendiami wilayah ini. Bukti arkeologis keberadaan mereka, seperti Oppidum Titelberg, menunjukkan adanya pusat permukiman yang penting. Sekitar tahun 58 hingga 51 SM, wilayah ini ditaklukkan oleh pasukan Romawi di bawah Julius Caesar selama Perang Galia, dan menjadi bagian dari provinsi Gallia Belgica di Kekaisaran Romawi selama kurang lebih 450 tahun. Di bawah pemerintahan Romawi, wilayah ini mengalami Romanisasi, dengan pengadopsian budaya, bahasa Latin, dan infrastruktur Romawi, seperti jalan raya yang melintasi wilayah tersebut. Situs Dalheim Ricciacum dan mosaik Vichten adalah contoh peninggalan periode Gallo-Romawi ini.

Mulai abad ke-4 M, suku-suku Jermanik, terutama Franka, mulai menyusup ke wilayah ini. Kekaisaran Romawi secara resmi meninggalkan wilayah ini pada tahun 406 M, dan selanjutnya menjadi bagian dari Kerajaan Franka. Para Franka Salian yang bermukim di daerah ini diyakini membawa bahasa Jermanik ke Luksemburg, yang merupakan cikal bakal dialek Moselle Franconian dan kemudian bahasa Luksemburg modern. Proses Kristenisasi di Luksemburg umumnya dimulai pada akhir abad ke-7. Tokoh penting dalam proses ini adalah Willibrord, seorang misionaris Northumbria yang mendirikan Biara Echternach pada tahun 698 M. Biara ini menjadi salah satu pusat keagamaan dan budaya terpenting di Eropa utara selama berabad-abad, menghasilkan manuskrip-manuskrip berharga seperti Codex Aureus dari Echternach, yang mencerminkan peran penting lembaga keagamaan dalam pelestarian pengetahuan dan budaya.
3.2. County Luksemburg (963-1354)
Sejarah tercatat Luksemburg dimulai pada tahun 963 ketika Siegfried, seorang bangsawan dari wilayah Ardennes dan keturunan Charlemagne, memperoleh wilayah Lucilinburhuc (sekarang Kastil Luksemburg) yang terletak di atas batu Bock melalui pertukaran dengan Biara St. Maximin di Trier. Di sekitar benteng inilah sebuah kota secara bertahap berkembang, yang menjadi pusat dari sebuah negara bagian dengan nilai strategis besar di dalam Kadipaten Lorraine. Benteng ini terus diperluas oleh keturunan Siegfried. Pada tahun 1083, salah satu keturunannya, Conrad I, adalah yang pertama menyebut dirinya sebagai "Count Luksemburg", yang secara efektif menandai pembentukan County Luksemburg yang independen, meskipun masih merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci.

Selama abad-abad berikutnya, para Count Luksemburg secara bertahap memperluas wilayah dan pengaruh mereka melalui pernikahan, warisan, dan penaklukan. Pada pertengahan abad ke-13, para count telah berhasil mengumpulkan kekayaan dan kekuasaan yang cukup besar, memperluas wilayah mereka dari sungai Meuse hingga Moselle. Pada masa pemerintahan Henry V si Pirang, wilayah-wilayah seperti Bitburg, La Roche-en-Ardenne, Durbuy, Arlon, Thionville, Marville, dan Longwy telah dimasukkan atau menjadi negara vasal bagi County Luksemburg. Pada tahun 1264, County Vianden yang bersaing juga menjadi vasal. Kemunduran besar selama periode ini terjadi pada tahun 1288 ketika Henry VI dan tiga saudaranya tewas dalam Pertempuran Worringen ketika mencoba tanpa hasil untuk menambahkan Kadipaten Limburg ke wilayah mereka. Meskipun kalah, pertempuran ini membantu para Count Luksemburg mencapai kejayaan militer yang sebelumnya kurang mereka miliki. Puncak kekuasaan para Count Luksemburg tercapai ketika Henry VII menjadi Raja Romawi, Raja Italia, dan akhirnya, pada tahun 1312, menjadi Kaisar Romawi Suci, yang meningkatkan status dan pengaruh Luksemburg di panggung Eropa.
3.3. Kadipaten Luksemburg dan Zaman Keemasan (1354-1443)
Dengan naiknya Henry VII sebagai Kaisar, Wangsa Luksemburg tidak hanya mulai memerintah Kekaisaran Romawi Suci, tetapi juga dengan cepat mulai menjalankan pengaruh yang berkembang atas bagian-bagian lain Eropa Tengah. Putra Henry, John si Buta, selain menjadi Count Luksemburg, juga menjadi Raja Bohemia. Dia tetap menjadi tokoh utama dalam sejarah dan cerita rakyat Luksemburg dan dianggap oleh banyak sejarawan sebagai lambang kesatriaan di zaman pertengahan. Dia juga dikenal karena mendirikan Schueberfouer pada tahun 1340 dan kematiannya yang heroik di Pertempuran Crécy pada tahun 1346. John si Buta dianggap sebagai pahlawan nasional di Luksemburg, meskipun keterlibatannya dalam berbagai konflik juga membawa dampak bagi rakyat biasa.
Pada abad ke-14 dan awal abad ke-15, tiga anggota Wangsa Luksemburg lainnya memerintah sebagai Kaisar Romawi Suci dan Raja Bohemia: keturunan John yaitu Charles IV, Sigismund (yang juga merupakan Raja Hungaria dan Kroasia), dan Wenceslaus IV. Charles IV menciptakan Bulla Emas 1356 yang bertahan lama, sebuah dekrit yang menetapkan aspek-aspek penting dari struktur konstitusional Kekaisaran, yang berdampak pada stabilitas politik di Eropa Tengah. Luksemburg tetap menjadi tanah feodal (county) independen dari Kekaisaran Romawi Suci, dan pada tahun 1354, Charles IV menaikkan statusnya menjadi kadipaten, dengan saudara tirinya Wenceslaus I menjadi Adipati Luksemburg pertama. Sementara kerabatnya sibuk memerintah dan memperluas kekuasaan mereka di dalam Kekaisaran Romawi Suci dan di tempat lain, Wenceslaus menganeksasi County Chiny pada tahun 1364, dan dengan itu, wilayah Kadipaten Luksemburg yang baru mencapai luas terbesarnya.
Selama 130 tahun ini, Wangsa Luksemburg bersaing dengan Wangsa Habsburg untuk supremasi di dalam Kekaisaran Romawi Suci dan Eropa Tengah. Semua berakhir pada tahun 1443, ketika Wangsa Luksemburg mengalami krisis suksesi, yang dipicu oleh kurangnya pewaris laki-laki untuk naik takhta. Karena Sigismund dan Elizabeth dari Görlitz keduanya tidak memiliki pewaris, semua harta milik Dinasti Luksemburg didistribusikan kembali di antara aristokrasi Eropa. Kadipaten Luksemburg menjadi milik Philip si Baik, Adipati Burgundia. Seiring Wangsa Luksemburg punah dan Luksemburg sekarang menjadi bagian dari Belanda Burgundia, ini menandai dimulainya hampir 400 tahun kekuasaan asing atas Luksemburg, sebuah periode yang membawa tantangan signifikan terhadap otonomi dan identitas lokal.
3.4. Periode Kekuasaan Asing (1443-1794)

Pada tahun 1482, Philip si Tampan mewarisi semua yang kemudian dikenal sebagai Belanda Habsburg, dan dengan itu Kadipaten Luksemburg. Selama hampir 320 tahun, Luksemburg akan tetap menjadi milik Wangsa Habsburg yang perkasa, awalnya di bawah kekuasaan Austria (1506-1556), kemudian di bawah kekuasaan Spanyol (1556-1714), sebelum kembali lagi ke kekuasaan Austria (1714-1794). Periode ini ditandai oleh keterlibatan Luksemburg dalam berbagai perang besar Eropa, yang berdampak besar pada populasi dan ekonomi lokal.
Dengan menjadi milik Habsburg, Kadipaten Luksemburg, seperti banyak negara di Eropa pada waktu itu, menjadi sangat terlibat dalam banyak konflik untuk dominasi Eropa antara negara-negara yang dikuasai Habsburg dan Kerajaan Prancis. Pada tahun 1542, Raja Prancis, François I, menginvasi Luksemburg dua kali, tetapi Habsburg di bawah Charles V berhasil merebut kembali Kadipaten setiap kali. Invasi dan pendudukan berulang kali ini membawa penderitaan bagi penduduk sipil.
Luksemburg menjadi bagian dari Belanda Spanyol pada tahun 1556, dan ketika Prancis dan Spanyol berperang pada tahun 1635, hal itu menghasilkan Traktat Pyrenees, di mana pembagian pertama Luksemburg diputuskan. Di bawah Traktat tersebut, Spanyol menyerahkan benteng-benteng Luksemburg di Stenay, Thionville, dan Montmédy, beserta wilayah sekitarnya kepada Prancis, yang secara efektif mengurangi ukuran Luksemburg untuk pertama kalinya dalam berabad-abad. Kehilangan wilayah ini merupakan pukulan bagi integritas kadipaten.
Dalam konteks Perang Sembilan Tahun pada tahun 1684, Prancis menginvasi Luksemburg lagi, menaklukkan dan menduduki Kadipaten hingga tahun 1697 ketika dikembalikan kepada Spanyol untuk mendapatkan dukungan bagi perjuangan Wangsa Bourbon selama pendahuluan Perang Suksesi Spanyol. Ketika perang pecah pada tahun 1701, Luksemburg dan Belanda Spanyol dikelola oleh faksi pro-Prancis di bawah gubernur Maximilian II Emanuel, Elektor Bavaria dan berpihak pada Bourbon. Kadipaten tersebut kemudian diduduki oleh pasukan sekutu pro-Austria selama konflik dan dianugerahkan kepada Austria pada akhir perang tahun 1714. Seiring Kadipaten Luksemburg berulang kali berpindah tangan dari kekuasaan Spanyol dan Austria ke Prancis, masing-masing negara penakluk berkontribusi untuk memperkuat dan memperluas Benteng Luksemburg yang telah berkembang selama bertahun-tahun. Salah satu contohnya adalah insinyur militer Prancis Marquis de Vauban yang memajukan benteng di sekitar dan di ketinggian kota, dinding benteng yang masih terlihat hingga saat ini. Penguatan benteng ini, meskipun penting secara militer, seringkali dibayar mahal oleh penduduk lokal melalui pajak dan kerja paksa.
3.5. Revolusi Prancis dan Era Napoleon (1794-1815)
Selama Perang Koalisi Pertama, Prancis Revolusioner menginvasi Belanda Austria, dan dengan itu, Luksemburg. Pada tahun 1793 dan 1794, sebagian besar Kadipaten ditaklukkan dengan relatif cepat dan Tentara Revolusioner Prancis melakukan banyak kekejaman dan penjarahan terhadap penduduk sipil dan biara-biara Luksemburg. Pembantaian di Differdange dan Dudelange, serta penghancuran biara-biara Clairefontaine, Echternach, dan Orval adalah beberapa contoh kekejaman tersebut, yang meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat. Namun, Benteng Luksemburg bertahan selama hampir 7 bulan sebelum pasukan Austria yang mempertahankannya menyerah. Pertahanan panjang Luksemburg membuat Lazare Carnot menyebut Luksemburg sebagai "benteng terbaik di dunia, kecuali Gibraltar", yang memunculkan julukan kota tersebut sebagai Gibraltar dari Utara.
Luksemburg dianeksasi oleh Prancis, menjadi département des forêts (departemen hutan), dan penggabungan bekas Kadipaten sebagai département ke dalam Prancis diresmikan dalam Traktat Campo Formio pada tahun 1797. Sejak awal pendudukan, pejabat Prancis baru di Luksemburg, yang hanya berbicara bahasa Prancis, menerapkan banyak reformasi republik, di antaranya prinsip laïcité (sekularisme), yang menimbulkan protes di Luksemburg yang mayoritas Katolik. Selain itu, bahasa Prancis diterapkan sebagai satu-satunya bahasa resmi dan orang Luksemburg dilarang mengakses semua layanan sipil. Ketika tentara Prancis memberlakukan wajib militer bagi penduduk lokal, kerusuhan pecah yang memuncak pada tahun 1798 ketika petani Luksemburg memulai pemberontakan yang dikenal sebagai Klëppelkrich. Meskipun Prancis berhasil dengan cepat menekan pemberontakan ini, yang menunjukkan perlawanan rakyat terhadap penindasan, peristiwa tersebut memiliki dampak mendalam pada memori sejarah negara dan warganya. Namun, banyak gagasan republik dari era ini, seperti kesetaraan di hadapan hukum, terus memiliki efek abadi pada Luksemburg; salah satu contohnya adalah implementasi Kode Napoleon yang diperkenalkan pada tahun 1804 dan masih berlaku hingga saat ini, yang berkontribusi pada modernisasi sistem hukum.
3.6. Pembentukan Keharyapatihan dan Proses Kemerdekaan (1815-1890)
Setelah kekalahan Napoleon pada tahun 1815, Kadipaten Luksemburg dipulihkan. Namun, karena wilayah tersebut pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Suci serta Belanda Habsburg di masa lalu, baik Kerajaan Prusia maupun Kerajaan Bersatu Belanda kini mengklaim kepemilikan atas wilayah tersebut. Dalam Kongres Wina, kekuatan-kekuatan besar memutuskan bahwa Luksemburg akan menjadi negara anggota Konfederasi Jerman yang baru dibentuk, tetapi pada saat yang sama William I dari Belanda, Raja Belanda, akan menjadi, dalam uni personal, kepala negara. Untuk memuaskan Prusia, diputuskan bahwa tidak hanya Benteng Luksemburg akan dijaga oleh pasukan Prusia, tetapi juga sebagian besar wilayah Luksemburg (terutama daerah di sekitar Bitburg dan St. Vith) akan menjadi milik Prusia. Ini menandai kedua kalinya Kadipaten Luksemburg dikurangi ukurannya, dan umumnya dikenal sebagai Pembagian Kedua Luksemburg. Untuk mengkompensasi Kadipaten atas kerugian ini, diputuskan untuk mengangkat status Kadipaten menjadi Keharyapatihan, sehingga memberikan gelar tambahan kepada raja-raja Belanda sebagai Adipati Agung Luksemburg. Namun, dari tahun 1816 hingga 1830, William I mengabaikan kedaulatan Kadipaten, memperlakukan Luksemburg sebagai negara taklukan sambil mengenakan pajak tinggi, yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penduduk.
Setelah Belgia menjadi negara merdeka menyusul Revolusi Belgia 1830-1831 yang berhasil, Belgia mengklaim seluruh Keharyapatihan Luksemburg sebagai bagian dari Belgia. Namun, Raja Belanda yang juga merupakan Adipati Agung Luksemburg, serta Prusia, tidak ingin kehilangan cengkeraman mereka atas benteng Luksemburg yang perkasa dan tidak setuju dengan klaim Belgia. Perselisihan ini diselesaikan dalam Traktat London 1839 di mana keputusan Pembagian Ketiga Luksemburg diambil. Kali ini wilayah tersebut dikurangi lebih dari setengahnya, karena bagian barat negara yang mayoritas berbahasa Prancis (tetapi juga bagian berbahasa Luksemburg dari Arelerland) dipindahkan ke negara Belgia yang baru, sehingga memberikan Luksemburg perbatasannya saat ini. Traktat 1839 juga menetapkan kemerdekaan penuh dari Keharyapatihan Luksemburg yang tersisa dan berbahasa Jermanik, sebuah langkah penting menuju kedaulatan penuh.
Pada tahun 1842, Luksemburg bergabung dengan Serikat Pabean Jerman (Zollverein). Hal ini mengakibatkan terbukanya pasar Jerman, pengembangan industri baja Luksemburg, dan perluasan jaringan kereta api Luksemburg dari tahun 1855 hingga 1875, yang membawa kemajuan ekonomi tetapi juga meningkatkan pengaruh Jerman. Setelah Krisis Luksemburg tahun 1866 hampir menyebabkan perang antara Prusia dan Prancis, karena keduanya tidak mau melihat pihak lain mengambil pengaruh atas Luksemburg dan bentengnya yang perkasa, kemerdekaan dan netralitas Keharyapatihan ditegaskan kembali oleh Traktat London Kedua dan Prusia akhirnya bersedia menarik pasukannya dari Benteng Luksemburg dengan syarat benteng tersebut dibongkar. Hal itu terjadi pada tahun yang sama. Pada saat Perang Prancis-Prusia tahun 1870, netralitas Luksemburg dihormati, dan baik Prancis maupun Jerman tidak menginvasi negara tersebut.
Sebagai akibat dari perselisihan yang berulang antara kekuatan-kekuatan besar Eropa, rakyat Luksemburg secara bertahap mengembangkan kesadaran akan kemerdekaan dan kebangkitan nasional terjadi pada abad ke-19. Rakyat Luksemburg mulai menyebut diri mereka sebagai Luksemburg, bukan bagian dari salah satu negara tetangga yang lebih besar. Kesadaran Mir wëlle bleiwe wat mir sinn ("Kami ingin tetap menjadi diri kami sendiri ") mencapai puncaknya pada tahun 1890, ketika langkah terakhir menuju kemerdekaan penuh akhirnya diambil: karena krisis suksesi, monarki Belanda berhenti memegang gelar Adipati Agung Luksemburg. Dimulai dengan Adolphe dari Nassau-Weilburg, Keharyapatihan akan memiliki monarkinya sendiri dari Wangsa Nassau-Weilburg, sehingga menegaskan kembali kemerdekaan penuhnya dan memperkuat identitas nasional.
3.7. Dua Perang Dunia dan Periode Antarperang (1890-1945)
Pada bulan Agustus 1914, selama Perang Dunia I, Kekaisaran Jerman melanggar netralitas Luksemburg dengan menginvasinya untuk mengalahkan Prancis. Meskipun demikian, meskipun pendudukan Jerman, Luksemburg diizinkan untuk mempertahankan sebagian besar kemerdekaan dan mekanisme politiknya. Tanpa menyadari fakta bahwa Jerman secara diam-diam berencana untuk menganeksasi Keharyapatihan jika Jerman menang (program Septemberprogramm), pemerintah Luksemburg terus mengejar kebijakan netralitas yang ketat. Namun, penduduk Luksemburg tidak percaya Jerman berniat baik, khawatir bahwa Jerman akan menganeksasi Luksemburg. Sekitar 1.000 orang Luksemburg bertugas di tentara Prancis; pengorbanan mereka telah diperingati di Gëlle Fra, menjadi simbol perlawanan dan patriotisme.
Setelah perang, Adipati Agung Marie-Adélaïde dianggap oleh banyak orang (termasuk pemerintah Prancis dan Belgia) telah berkolaborasi dengan Jerman dan seruan untuk turun takhta dan pendirian Republik menjadi lebih keras, mencerminkan ketegangan sosial dan politik. Setelah mundurnya tentara Kekaisaran Jerman, komunis di Kota Luksemburg dan Esch-sur-Alzette mencoba mendirikan republik pekerja soviet yang mirip dengan yang muncul di Jerman, tetapi upaya ini hanya berlangsung 2 hari. Pada November 1918, sebuah mosi di Kamar Deputi yang menuntut penghapusan monarki dikalahkan tipis dengan 21 suara berbanding 19 (dengan tiga abstain). Prancis mempertanyakan netralitas pemerintah Luksemburg, dan terutama Marie-Adélaïde, selama perang, dan seruan untuk aneksasi Luksemburg ke Prancis atau Belgia semakin keras di kedua negara. Pada Januari 1919, sebuah kompi Tentara Luksemburg memberontak, menyatakan dirinya sebagai tentara republik baru, tetapi pasukan Prancis campur tangan dan mengakhiri pemberontakan. Namun demikian, ketidaksetiaan yang ditunjukkan oleh angkatan bersenjatanya sendiri terlalu berat bagi Marie-Adélaïde, yang turun takhta demi saudara perempuannya Charlotte 5 hari kemudian. Pada tahun yang sama, dalam sebuah referendum populer, 77,8% penduduk Luksemburg menyatakan mendukung mempertahankan monarki dan menolak pendirian republik, sebuah keputusan demokratis yang penting. Selama waktu ini, Belgia mendorong aneksasi Luksemburg. Namun, semua klaim tersebut akhirnya ditolak di Konferensi Perdamaian Paris, sehingga mengamankan kemerdekaan Luksemburg.
Pada tahun 1939, tentara Luksemburg meningkat menjadi 425 karena kehadiran Jerman Nazi. Pada tanggal 9 Mei 1940, Luksemburg menutup Garis Schuster pertahanan dengan Jerman; satu hari kemudian, netralitas Luksemburg dilanggar lagi ketika Wehrmacht Jerman Nazi memasuki negara itu "sepenuhnya tanpa pembenaran". Berbeda dengan Perang Dunia Pertama, di bawah pendudukan Jerman selama Perang Dunia II, negara itu diperlakukan sebagai wilayah Jerman dan secara tidak resmi dianeksasi ke provinsi Gau Moselland Jerman Nazi yang berdekatan. Kali ini, Luksemburg tidak tetap netral karena pemerintah Luksemburg di pengasingan yang berbasis di London mendukung Sekutu, mengirimkan sekelompok kecil sukarelawan yang berpartisipasi dalam invasi Normandia, dan berbagai kelompok perlawanan terbentuk di dalam negara yang diduduki, menunjukkan semangat juang rakyat. Dengan 2,45% dari populasi sebelum perang terbunuh, dan sepertiga dari semua bangunan di Luksemburg hancur atau rusak berat (terutama karena Pertempuran Bulge), Luksemburg menderita kerugian tertinggi di Eropa Barat, tetapi komitmennya terhadap upaya perang Sekutu tidak pernah dipertanyakan. Sekitar 1.000-2.500 orang Yahudi Luksemburg dibunuh dalam Holocaust, sebuah tragedi kemanusiaan yang mengerikan.
3.8. Pembangunan Pascaperang dan Integrasi Eropa (1945-sekarang)
Keharyapatihan menjadi anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945. Status netral Luksemburg di bawah konstitusi secara resmi berakhir pada tahun 1948, dan pada bulan April 1949 ia juga menjadi anggota pendiri NATO. Selama Perang Dingin, Luksemburg melanjutkan keterlibatannya di pihak Blok Barat. Pada awal tahun lima puluhan, sebuah kontingen kecil pasukan bertempur dalam Perang Korea. Pasukan Luksemburg juga telah dikerahkan ke Afghanistan, untuk mendukung ISAF. Luksemburg memenangkan medali emas pertamanya di Olimpiade Musim Panas 1952 di Helsinki ketika Josy Barthel memenangkan lari 1500 meter.
Pada tahun 1950-an, Luksemburg menjadi salah satu dari enam negara pendiri Komunitas Eropa, menyusul pendirian Komunitas Batubara dan Baja Eropa pada tahun 1952, dan kemudian pembentukan Komunitas Ekonomi Eropa dan Komunitas Energi Atom Eropa pada tahun 1958. Pada tahun 1993, dua yang pertama dari ini digabungkan ke dalam Uni Eropa. Dengan tokoh-tokoh seperti Robert Schuman (salah satu bapak pendiri UE), Pierre Werner (dianggap sebagai bapak Euro), Gaston Thorn, Jacques Santer dan Jean-Claude Juncker (semua mantan presiden Komisi Eropa), politisi Luksemburg berkontribusi secara substansial pada pembentukan dan pendirian UE, mempromosikan perdamaian dan kerja sama. Pada tahun 1999, Luksemburg bergabung dengan zona euro. Setelah itu, negara tersebut terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2013-14). Perkembangan demokrasi di Luksemburg pascaperang ditandai dengan stabilitas politik, penguatan institusi demokrasi, dan perluasan hak-hak sipil. Negara ini secara konsisten menunjukkan komitmen terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum, serta partisipasi aktif dalam organisasi internasional yang mempromosikan nilai-nilai ini. Pembangunan sosial difokuskan pada penciptaan negara kesejahteraan yang komprehensif, dengan layanan kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial berkualitas tinggi yang dapat diakses oleh semua warga negara. Kebijakan sosial Luksemburg mencerminkan nilai-nilai liberalisme sosial, yang menekankan kesetaraan, solidaritas, dan perlindungan bagi kelompok rentan.
Industri baja yang mengeksploitasi lahan bijih besi kaya di Tanah Merah pada awal abad ke-20 mendorong industrialisasi Luksemburg. Setelah penurunan industri baja pada tahun 1970-an, negara tersebut fokus pada pembentukan dirinya sebagai pusat keuangan global dan berkembang menjadi pusat perbankan yang terkenal. Sejak awal abad ke-21, pemerintahnya telah fokus pada pengembangan negara menjadi ekonomi pengetahuan, dengan pendirian Universitas Luksemburg dan program luar angkasa nasional. Pada tahun 2020, Luksemburg menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan transportasi umum gratis secara nasional, sebuah langkah progresif menuju mobilitas berkelanjutan. Dampak sosial dari perubahan ekonomi ini termasuk peningkatan standar hidup, tetapi juga tantangan terkait kesenjangan pendapatan dan biaya hidup yang tinggi, terutama di wilayah perkotaan. Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah ini melalui berbagai kebijakan sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk memastikan pemerataan dan keadilan sosial yang lebih besar.
Pada tanggal 19 Desember 2023, Kamar Deputi Luksemburg mengadopsi undang-undang untuk memodernisasi kredit pajak investasi saat ini. Undang-undang tersebut mulai berlaku kurang dari dua minggu kemudian pada tanggal 1 Januari 2024.
4. Geografi
Luksemburg adalah salah satu negara terkecil di Eropa, dengan luas wilayah sekitar 2.59 K km2. Negara ini terletak di Eropa Barat, terkurung daratan dan berbatasan dengan Belgia di barat dan utara, Jerman di timur, dan Prancis di selatan. Lokasinya yang strategis telah membentuk sejarah dan budayanya, seringkali menjadikannya sebagai titik persimpangan pengaruh Eropa.
4.1. Bentang Alam
Secara geografis, Luksemburg terbagi menjadi dua wilayah utama: Oesling di utara dan Gutland di selatan. Perbedaan ini memengaruhi distribusi populasi dan jenis kegiatan ekonomi.
- Oesling merupakan bagian dari dataran tinggi Ardennes. Wilayah ini didominasi oleh perbukitan dan pegunungan rendah, dengan titik tertinggi adalah Kneiff dekat Wilwerdange, mencapai ketinggian 560 m. Puncak penting lainnya termasuk Buurgplaatz (559 m) dekat Huldange dan Napoléonsgaard (554 m) dekat Rambrouch. Wilayah ini jarang penduduknya, dengan hanya satu kota, Wiltz, yang memiliki populasi lebih dari lima ribu jiwa. Lanskapnya cocok untuk kegiatan kehutanan dan rekreasi alam.
- Gutland (tanah baik) mencakup dua pertiga wilayah selatan negara dan lebih padat penduduknya dibandingkan Oesling. Wilayah ini memiliki bentang alam yang lebih beragam dan dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub-wilayah geografis:
- Dataran Tinggi Luksemburg: Terletak di selatan-tengah Luksemburg, merupakan formasi batu pasir yang luas dan datar, dan merupakan lokasi Kota Luksemburg.
- Swiss Kecil (Mullerthal): Di sebelah timur Luksemburg, memiliki medan terjal dan hutan lebat, populer untuk pariwisata alam.
- Lembah Moselle: Merupakan wilayah terendah, membentang di sepanjang perbatasan tenggara. Wilayah ini terkenal dengan perkebunan anggurnya yang menghasilkan anggur berkualitas.
- Tanah Merah (Terres Rouges): Di ujung selatan dan barat daya, merupakan jantung industri Luksemburg di masa lalu, terutama industri baja, dan rumah bagi banyak kota terbesar di Luksemburg.
Perbatasan antara Luksemburg dan Jerman dibentuk oleh tiga sungai: Sungai Moselle, Sungai Sauer, dan Sungai Our. Sungai-sungai utama lainnya adalah Sungai Alzette, Sungai Attert, Sungai Clerve, dan Sungai Wiltz. Lembah Sauer tengah dan Attert membentuk perbatasan antara Gutland dan Oesling.
4.2. Iklim
Luksemburg memiliki iklim lautan (Köppen: Cfb), yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi, terutama di akhir musim panas. Musim panasnya hangat dan musim dinginnya sejuk. Suhu rata-rata tahunan adalah sekitar 8.6 °C. Suhu rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Januari (0.2 °C), dan tertinggi pada bulan Juli (17.2 °C). Curah hujan tahunan rata-rata adalah 847.7 mm. Curah hujan relatif merata sepanjang tahun, dengan curah hujan terendah pada bulan Februari (59.6 mm) dan tertinggi pada bulan November (79.3 mm). Iklim ini mendukung pertanian di wilayah Gutland dan pertumbuhan hutan yang luas.
4.3. Lingkungan
Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahun 2012, Luksemburg adalah salah satu negara dengan kinerja terbaik di dunia dalam perlindungan lingkungan, menempati peringkat keempat dari 132 negara yang dinilai. Pada tahun 2020, Luksemburg menempati peringkat kedua dari 180 negara. Negara ini juga menempati peringkat keenam di antara sepuluh kota paling layak huni di dunia menurut Mercer. Luksemburg berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 55% dalam 10 tahun dan mencapai emisi nol pada tahun 2050. Selain itu, negara ini bertujuan untuk meningkatkan pertanian organiknya lima kali lipat. Pada tahun 2024, Luksemburg menduduki peringkat ke-2 secara global dalam Indeks Kinerja Lingkungan. Aspek keadilan lingkungan juga menjadi perhatian, dengan upaya untuk memastikan bahwa manfaat dari kebijakan lingkungan didistribusikan secara adil dan bahwa kelompok rentan tidak secara tidak proporsional menanggung beban masalah lingkungan. Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk mempromosikan energi terbarukan, transportasi berkelanjutan (termasuk transportasi umum gratis), dan pengelolaan limbah yang efisien, yang mencerminkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
5. Politik
Luksemburg adalah negara demokrasi parlementer yang dipimpin oleh seorang monarki konstitusional. Sistem politiknya didasarkan pada Konstitusi Luksemburg, yang awalnya diadopsi pada 17 Oktober 1868 dan terakhir diperbarui pada 1 Juli 2023. Kedaulatan berada di tangan bangsa, yang dijalankan oleh Adipati Agung sesuai dengan Konstitusi dan hukum. Negara ini dikenal dengan stabilitas politiknya, konsensus sosial yang kuat, dan partisipasinya yang aktif dalam organisasi internasional, serta komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia.
5.1. Struktur Pemerintahan

Struktur pemerintahan Luksemburg terdiri dari beberapa lembaga utama yang menjamin pemisahan kekuasaan:
- Adipati Agung: Sebagai kepala negara, Adipati Agung memiliki peran seremonial dan representatif, serta menandatangani undang-undang. Saat ini, Adipati Agung Henri adalah kepala negara. Adipati Agung memiliki kekuasaan untuk membubarkan badan legislatif, dalam hal ini pemilihan baru harus diadakan dalam waktu tiga bulan. Perannya penting dalam menjaga kesinambungan dan identitas nasional.
- Parlemen (Kamar Deputi): Kekuasaan legislatif dipegang oleh Kamar Deputi (Chambre des Députés), sebuah badan legislatif unikameral yang terdiri dari 60 anggota. Anggota parlemen dipilih secara langsung untuk masa jabatan lima tahun dari empat daerah pemilihan melalui sistem perwakilan proporsional. Parlemen bertanggung jawab untuk membuat undang-undang, mengawasi pemerintah, dan menyetujui anggaran negara.
- Eksekutif (Kabinet): Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh Adipati Agung dan kabinet (Pemerintah), yang terdiri dari beberapa anggota dengan gelar menteri, menteri delegasi, atau sekretaris negara, yang dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri saat ini adalah Luc Frieden. Kabinet bertanggung jawab kepada Kamar Deputi atas pelaksanaan undang-undang dan administrasi negara.
- Dewan Negara: Sebuah badan kedua, Dewan Negara (Conseil d'État), yang terdiri dari 21 warga negara biasa yang ditunjuk oleh Adipati Agung atas rekomendasi dari Pemerintah dan Kamar Deputi, memberikan nasihat kepada Kamar Deputi dalam penyusunan undang-undang. Perannya adalah untuk memastikan kualitas legislasi.

Perkembangan demokrasi di Luksemburg ditandai oleh partisipasi publik yang tinggi, budaya politik konsensus, dan penghormatan terhadap hak-hak sipil dan politik. Sistem pemilihan umum yang transparan dan adil memastikan representasi yang memadai bagi berbagai kelompok masyarakat. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan dan menjaga akuntabilitas pemerintah.
5.2. Pembagian Administratif
Luksemburg dibagi menjadi 12 kanton, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi 100 komune. Dua belas komune memiliki status kota; kota Luksemburg adalah yang terbesar dan merupakan pusat administrasi utama. Hingga tahun 2015, terdapat tiga distrik sebagai unit administratif di atas kanton, namun kemudian dihapuskan untuk menyederhanakan struktur pemerintahan dan memperkuat otonomi komune. Kanton-kanton tersebut adalah:
# Capellen
# Clervaux
# Diekirch
# Echternach
# Esch-sur-Alzette
# Grevenmacher
# Luksemburg
# Mersch
# Redange
# Remich
# Vianden
# Wiltz
5.3. Hukum dan Peradilan
Sistem peradilan Luksemburg didasarkan pada tradisi hukum sipil dan dipengaruhi oleh Kode Napoleon. Terdiri dari tiga pengadilan rendah (justices de paix; di Esch-sur-Alzette, kota Luksemburg, dan Diekirch), dua pengadilan distrik (Luksemburg dan Diekirch), dan sebuah Pengadilan Tinggi Kehakiman (Luksemburg), yang mencakup Pengadilan Banding dan Pengadilan Kasasi. Terdapat juga Pengadilan Administratif dan Mahkamah Administratif, serta Mahkamah Konstitusi, yang semuanya berlokasi di ibu kota. Penegakan supremasi hukum merupakan prinsip fundamental dalam sistem hukum Luksemburg, dengan jaminan hak-hak individu, proses peradilan yang adil, dan akses terhadap keadilan.
6. Pertahanan

Angkatan bersenjata Luksemburg, yang dikenal sebagai Tentara Luksemburg (Lëtzebuerger Arméi), sebagian besar berbasis di kasernanya, Centre militaire Caserne Grand-Duc Jean di Härebierg di Diekirch. Staf umum berbasis di ibu kota, État-Major. Angkatan bersenjata berada di bawah kendali sipil, dengan Adipati Agung sebagai Panglima Tertinggi. Menteri Pertahanan, saat ini Yuriko Backes, mengawasi operasi angkatan bersenjata. Kepala profesional angkatan bersenjata adalah Kepala Pertahanan, yang bertanggung jawab kepada menteri dan memegang pangkat jenderal. Meskipun kecil, angkatan bersenjata memainkan peran dalam keamanan kolektif.
Sebagai negara yang terkurung daratan, Luksemburg tidak memiliki angkatan laut. Tujuh belas pesawat AWACS NATO terdaftar sebagai pesawat Luksemburg, yang mencerminkan kontribusinya terhadap kemampuan pengawasan NATO. Sesuai dengan perjanjian bersama dengan Belgia, kedua negara telah mengajukan pendanaan untuk satu pesawat kargo militer Airbus A400M.
Ukuran angkatan bersenjata Luksemburg relatif kecil, terdiri dari sekitar 1.150 personel aktif yang semuanya adalah sukarelawan sejak wajib militer dihapuskan pada tahun 1967, sebuah langkah yang mencerminkan pergeseran menuju profesionalisasi militer. Tugas utama angkatan bersenjata meliputi pertahanan teritorial, partisipasi dalam misi penjaga perdamaian dan kemanusiaan internasional, serta dukungan kepada otoritas sipil dalam situasi darurat.
Luksemburg telah berpartisipasi dalam Eurocorps, menyumbangkan pasukan untuk misi UNPROFOR dan IFOR di bekas Yugoslavia, dan telah berpartisipasi dengan kontingen kecil dalam misi SFOR NATO di Bosnia dan Herzegovina. Pasukan Luksemburg juga telah dikerahkan ke Afghanistan, untuk mendukung ISAF. Angkatan bersenjata juga telah berpartisipasi dalam misi bantuan kemanusiaan seperti mendirikan kamp pengungsi untuk orang Kurdi dan menyediakan pasokan darurat ke Albania. Partisipasi aktif ini mencerminkan komitmen Luksemburg terhadap kerja sama keamanan internasional, multilateralisme, dan kontribusinya terhadap stabilitas global serta upaya kemanusiaan, sejalan dengan nilai-nilai sosial liberalnya.
7. Hubungan Luar Negeri

Luksemburg telah lama menjadi pendukung utama integrasi politik dan ekonomi Eropa. Kebijakan luar negerinya berpusat pada partisipasi aktif dalam organisasi multilateral, pemeliharaan hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan mitra global, serta promosi perdamaian, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Sebagai negara kecil dengan ekonomi terbuka, Luksemburg sangat bergantung pada stabilitas dan kerja sama internasional.
7.1. Peran dalam Uni Eropa
Luksemburg adalah salah satu dari enam negara pendiri Komunitas Ekonomi Eropa (sekarang Uni Eropa). Keterlibatan historisnya dalam proses integrasi Eropa sangat signifikan. Pada tahun 1921, Luksemburg dan Belgia membentuk Uni Ekonomi Belgia-Luksemburg (BLEU) untuk menciptakan rezim mata uang yang dapat dipertukarkan dan pabean bersama. Negara ini juga merupakan anggota Uni Ekonomi Benelux. Luksemburg berpartisipasi dalam Grup Schengen, yang dinamai menurut desa Schengen di Luksemburg tempat perjanjian tersebut ditandatangani, yang melambangkan komitmen terhadap kebebasan bergerak.
Luksemburg dianggap sebagai salah satu ibu kota Eropa dan merupakan lokasi Mahkamah Eropa, Pengadilan Auditor Eropa, Bank Investasi Eropa, Kantor Statistik Uni Eropa (Eurostat), dan organ-organ penting UE lainnya. Sekretariat Parlemen Eropa berlokasi di Luksemburg, meskipun Parlemen biasanya bertemu di Brussel dan terkadang di Strasbourg. Luksemburg juga merupakan lokasi Pengadilan EFTA, yang bertanggung jawab atas tiga anggota EFTA yang merupakan bagian dari Pasar Tunggal Eropa melalui Perjanjian EEA.
Luksemburg secara konsisten mendukung pendalaman integrasi Uni Eropa dan perluasannya. Kontribusi negara ini terhadap pengembangan nilai-nilai sosial liberal di Eropa terlihat dari dukungannya terhadap kebijakan yang mempromosikan hak asasi manusia, supremasi hukum, demokrasi, dan pembangunan berkelanjutan. Banyak politisi Luksemburg, seperti Robert Schuman, Pierre Werner, Gaston Thorn, Jacques Santer, dan Jean-Claude Juncker, telah memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengembangan Uni Eropa.
7.2. Hubungan dengan Negara-negara Utama
Luksemburg menjaga hubungan bilateral yang erat dengan negara-negara tetangganya: Jerman, Prancis, dan Belgia. Hubungan ini didasarkan pada kerja sama ekonomi, budaya, dan politik yang kuat. Fenomena pekerja lintas batas, di mana sejumlah besar penduduk dari negara-negara tetangga bekerja di Luksemburg, merupakan aspek penting dari hubungan ini, yang menunjukkan interdependensi regional.
Selain negara tetangga, Luksemburg juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara besar lainnya, termasuk Amerika Serikat. Mayoritas penduduk Luksemburg secara konsisten percaya bahwa persatuan Eropa hanya masuk akal dalam konteks hubungan transatlantik yang dinamis, dan oleh karena itu secara tradisional mengejar kebijakan luar negeri yang pro-NATO dan pro-AS.
Dalam hubungan bilateralnya, Luksemburg memperhatikan aspek kerja sama serta potensi isu terkait dampak sosial atau hak asasi manusia yang mungkin timbul. Negara ini aktif dalam mempromosikan dialog dan solusi damai untuk konflik internasional. Luksemburg juga berkontribusi pada upaya bantuan pembangunan internasional, yang mencerminkan komitmennya terhadap solidaritas global dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
8. Ekonomi
Ekonomi Luksemburg yang sangat maju dan terbuka ditandai oleh sektor keuangan yang dominan, transformasi dari industri baja tradisional, serta perkembangan signifikan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Bagian ini akan mengulas struktur dan karakteristik ekonomi Luksemburg, termasuk dinamika PDB dan ketenagakerjaan, peran industri-industri utamanya, serta infrastruktur transportasi dan komunikasi yang mendukungnya, dengan memperhatikan dampak sosial dan upaya menuju pembangunan berkelanjutan.
8.1. Struktur dan Karakteristik Ekonomi
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Luksemburg, disesuaikan dengan paritas daya beli (PPP), adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun 2025, PDB (PPP) diperkirakan mencapai 106.50 B USD dengan PDB per kapita (PPP) sebesar 154.91 K USD. PDB nominal pada tahun 2025 diperkirakan sebesar 96.99 B USD dengan PDB per kapita nominal sebesar 141.08 K USD. Tingkat pengangguran secara tradisional rendah, meskipun mengalami kenaikan menjadi 6,1% pada Mei 2012 setelah Resesi Hebat. Indeks Gini Luksemburg pada tahun 2023 adalah 30,6, yang menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan yang relatif moderat dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya, meskipun tekanan biaya hidup tetap menjadi isu.
Ekonomi Luksemburg sangat menarik bagi investasi asing karena stabilitas politik, kerangka hukum yang baik, tenaga kerja multibahasa, dan lokasinya yang strategis di jantung Eropa. Fenomena pekerja lintas batas (frontaliers) sangat signifikan, di mana sejumlah besar pekerja dari Prancis, Belgia, dan Jerman datang bekerja di Luksemburg setiap hari, terutama di sektor keuangan dan jasa. Ketergantungan pada pekerja lintas batas ini juga memiliki implikasi sosial dan infrastruktur.
Pemerintah Luksemburg telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan pemerataan dan keadilan sosial, termasuk sistem jaminan sosial yang komprehensif, upah minimum yang tinggi, dan investasi dalam pendidikan dan layanan publik. Namun, biaya hidup yang tinggi, terutama perumahan di daerah perkotaan, tetap menjadi tantangan. Upaya diversifikasi ekonomi juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada sektor keuangan dan menciptakan pertumbuhan yang lebih seimbang dan berkelanjutan.
8.2. Industri Utama
Struktur ekonomi Luksemburg telah mengalami transformasi signifikan selama beberapa dekade terakhir. Sektor industri, yang pernah didominasi oleh baja, kini telah terdiversifikasi, dan sektor jasa, terutama keuangan, telah menjadi pilar utama ekonomi. Perkembangan ini membawa manfaat ekonomi tetapi juga tantangan sosial dan lingkungan.
8.2.1. Sektor Keuangan
Luksemburg adalah pusat keuangan internasional terkemuka. Negara ini merupakan pusat dana investasi terbesar kedua di dunia (setelah Amerika Serikat), pusat perbankan swasta terpenting di zona euro, dan pusat terkemuka Eropa untuk perusahaan reasuransi. Perkembangan industri jasa keuangan, termasuk perbankan, manajemen aset, dana investasi, dan asuransi, telah mendorong pertumbuhan ekonomi negara secara signifikan.
Namun, status Luksemburg sebagai pusat keuangan juga menimbulkan kontroversi terkait perannya sebagai surga pajak. Pada bulan April 2009, kekhawatiran tentang undang-undang kerahasiaan perbankan Luksemburg dan reputasinya sebagai surga pajak menyebabkan negara ini dimasukkan ke dalam "daftar abu-abu" negara-negara dengan pengaturan perbankan yang dipertanyakan oleh G20. Sebagai tanggapan, negara tersebut segera mengadopsi standar OECD tentang pertukaran informasi dan kemudian dimasukkan ke dalam kategori "yurisdiksi yang telah secara substansial menerapkan standar pajak yang disepakati secara internasional". Pada November 2014, skandal Luxembourg Leaks mengungkap bagaimana Luksemburg, di bawah kepemimpinan mantan Perdana Menteri Jean-Claude Juncker (yang saat itu baru menjadi kepala Komisi Eropa), telah menjadi pusat utama penghindaran pajak perusahaan di Eropa. Sejak itu, Luksemburg telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi dan mematuhi standar internasional terkait perpajakan dan anti pencucian uang. Dampak sosial dari sektor keuangan yang besar, termasuk potensi peningkatan kesenjangan, tekanan pada infrastruktur, dan kebutuhan akan tata kelola yang etis, terus menjadi bahan diskusi dan perhatian kebijakan.
8.2.2. Industri Baja
Industri baja memainkan peran penting dalam sejarah ekonomi Luksemburg, terutama pada awal abad ke-20 ketika eksploitasi deposit bijih besi yang kaya di wilayah "Tanah Merah" (Minette) mendorong industrialisasi negara. Perusahaan seperti ARBED (sekarang bagian dari ArcelorMittal) menjadi pemain global utama. Meskipun industri baja mengalami penurunan signifikan sejak tahun 1970-an karena persaingan global dan restrukturisasi, sektor ini masih memiliki kehadiran di Luksemburg, dengan ArcelorMittal mempertahankan kantor pusat globalnya di negara tersebut. Penurunan industri baja berdampak besar pada ekonomi dan masyarakat, yang mengarah pada upaya diversifikasi ekonomi yang sukses. Transisi sosial dan lingkungan yang terkait dengan restrukturisasi industri baja, seperti pengelolaan bekas lokasi industri, dukungan bagi pekerja yang terkena dampak, dan upaya reklamasi lahan, telah menjadi tantangan kebijakan yang penting dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
8.2.3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Media
Pemerintah Luksemburg telah secara aktif mempromosikan pengembangan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan media sebagai bagian dari upaya diversifikasi ekonomi dan membangun ekonomi berbasis pengetahuan. Negara ini telah berhasil menarik perusahaan internet dan teknologi tinggi, termasuk Skype dan Amazon, yang telah memindahkan kantor pusat regional mereka ke Luksemburg. Perusahaan pengembang/produsen pemindai 3D Artec 3D juga telah mendirikan kantor di Luksemburg.
Industri komunikasi satelit merupakan sektor penting lainnya, dengan SES S.A. menjadi salah satu operator satelit terbesar di dunia yang berkantor pusat di Luksemburg. RTL Group, salah satu perusahaan media penyiaran terkemuka di Eropa, juga berbasis di Luksemburg. Perkembangan teknologi ini membawa implikasi sosial, termasuk kebutuhan akan tenaga kerja terampil, dampak pada privasi dan keamanan data, serta peran media dalam masyarakat demokratis dan penyebaran informasi yang bertanggung jawab.
8.2.4. Industri Lainnya
Selain sektor keuangan, baja, dan TIK, Luksemburg memiliki beberapa industri penting lainnya yang berkontribusi pada diversifikasi ekonomi dan lapangan kerja:
- Kimia dan Karet: Industri kimia dan produksi karet telah menjadi bagian dari diversifikasi industri pasca-baja, menghasilkan produk untuk pasar Eropa dan global.
- Pariwisata: Luksemburg menarik wisatawan dengan kota bersejarahnya (Situs Warisan Dunia UNESCO), kastil-kastil, dan lanskap alam yang indah, terutama di wilayah Ardennes dan Mullerthal ("Swiss Kecil"). Pengembangan pariwisata berkelanjutan menjadi fokus untuk menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan budaya.
- Pertanian: Meskipun kontribusinya terhadap PDB relatif kecil (sekitar 2,1% dari populasi aktif pada tahun 2010 bekerja di sektor pertanian), pertanian masih penting, terutama di wilayah pedesaan untuk ketahanan pangan lokal dan pelestarian lanskap. Produksi anggur, terutama anggur putih berkualitas tinggi di sepanjang lembah Moselle, adalah spesialisasi pertanian yang terkenal. Terdapat 2.200 kepemilikan pertanian dengan luas rata-rata per kepemilikan 60 hektar pada tahun 2010. Pemerintah mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan organik.
8.3. Transportasi

Luksemburg memiliki fasilitas dan layanan transportasi darat, kereta api, dan udara yang modern dan efisien, yang penting untuk mendukung ekonominya yang terbuka dan mobilitas penduduk serta pekerja lintas batas. Jaringan jalan telah dimodernisasi secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir dengan 165 km jalan tol yang menghubungkan ibu kota dengan negara-negara tetangga. Kehadiran jalur kereta api berkecepatan tinggi TGV ke Paris telah menyebabkan renovasi stasiun kereta api kota dan terminal penumpang baru di Bandar Udara Luksemburg dibuka pada tahun 2008. Kota Luksemburg memperkenalkan kembali trem pada bulan Desember 2017 dan ada rencana untuk membuka jalur kereta ringan di daerah-daerah yang berdekatan dalam beberapa tahun ke depan.
Terdapat 681 mobil per 1000 orang di Luksemburg-lebih tinggi dari sebagian besar negara bagian lain, dan hanya dilampaui oleh Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Islandia, dan negara-negara kecil lainnya seperti Monako, San Marino, Liechtenstein, wilayah seberang laut Inggris Gibraltar, dan Brunei. Tingginya kepemilikan mobil ini menimbulkan tantangan kemacetan dan lingkungan.
Pada tanggal 29 Februari 2020, Luksemburg menjadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan transportasi umum gratis secara nasional, yang hampir seluruhnya didanai oleh pajak publik. Kebijakan progresif ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, meningkatkan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat, dan mempromosikan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Dampak dari kebijakan ini terhadap penggunaan transportasi umum, kemacetan, emisi karbon, dan keadilan sosial terus dipantau dan dievaluasi.
8.4. Komunikasi
Industri telekomunikasi di Luksemburg bersifat liberal dan jaringan komunikasi elektronik berkembang secara signifikan. Persaingan antar operator dijamin oleh kerangka legislatif Paquet Telecom Pemerintah tahun 2011 yang mentransposisikan Arahan Telekomunikasi Eropa ke dalam hukum Luksemburg. Hal ini mendorong investasi dalam jaringan dan layanan. Regulator ILR - Institut Luxembourgeois de Régulation memastikan kepatuhan terhadap aturan hukum ini.
Luksemburg memiliki jaringan serat optik dan kabel modern yang tersebar luas di seluruh negeri. Pada tahun 2010, Pemerintah Luksemburg meluncurkan strategi Nasional untuk jaringan berkecepatan sangat tinggi dengan tujuan menjadi pemimpin global dalam hal broadband berkecepatan sangat tinggi dengan mencapai cakupan penuh 1 Gbit/s di seluruh negeri pada tahun 2020. Pada tahun 2011, Luksemburg memiliki cakupan Akses Generasi Berikutnya (NGA) sebesar 75%. Pada bulan April 2013, Luksemburg menampilkan kecepatan unduh tertinggi keenam di dunia dan tertinggi kedua di Eropa: 32,46 Mbit/s. Lokasi negara di Eropa Tengah, ekonomi yang stabil, dan pajak yang rendah mendukung industri telekomunikasi. Akses universal terhadap teknologi digital menjadi prioritas untuk memastikan inklusi digital.
Luksemburg terhubung ke semua Bursa Internet utama Eropa (AMS-IX Amsterdam, DE-CIX Frankfurt, LINX London), pusat data, dan POP melalui jaringan optik redundan. Selain itu, negara ini terhubung ke layanan ruang pertemuan virtual (vmmr) dari operator pusat data internasional Ancotel. Ini memungkinkan Luksemburg untuk terhubung dengan semua operator telekomunikasi utama dan operator data di seluruh dunia. Titik interkoneksi berada di Frankfurt, London, New York, dan Hong Kong. Luksemburg telah memantapkan dirinya sebagai salah satu pusat teknologi keuangan (FinTech) terkemuka di Eropa, dengan pemerintah Luksemburg mendukung inisiatif seperti Luxembourg House of Financial Technology. Sekitar 20 pusat data beroperasi di Luksemburg. Enam pusat data bersertifikat Desain Tier IV. Dalam survei terhadap sembilan pusat data internasional yang dilakukan pada bulan Desember 2012 dan Januari 2013 dan mengukur ketersediaan (waktu aktif) dan kinerja (penundaan penerimaan data dari situs web yang diminta), tiga posisi teratas dipegang oleh pusat data Luksemburg. Tingkat penetrasi internet sangat tinggi, dengan sebagian besar rumah tangga dan bisnis memiliki akses ke koneksi broadband berkecepatan tinggi, yang mendukung ekonomi digital dan partisipasi masyarakat dalam informasi.
9. Masyarakat
Masyarakat Luksemburg ditandai oleh keragaman budaya yang signifikan, standar hidup yang tinggi, dan sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif. Negara ini memiliki populasi yang relatif kecil namun terus bertambah, sebagian besar karena tingkat imigrasi yang tinggi, yang membawa dinamika sosial dan tantangan integrasi.
9.1. Demografi

Pada Januari 2024, Luksemburg memiliki populasi sekitar 672.050 jiwa, menjadikannya salah satu negara berpenduduk paling sedikit di Eropa. Meskipun demikian, Luksemburg memiliki salah satu tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi di Eropa, terutama didorong oleh imigrasi. Sensus penduduk tahun 2021 mencatat populasi sebesar 643.941 jiwa. Kepadatan penduduknya adalah sekitar 255 jiwa/km².
Sebagian besar penduduk tinggal di daerah perkotaan, dengan Kota Luksemburg dan sekitarnya menjadi pusat populasi utama. Tingkat urbanisasi tinggi, dengan infrastruktur dan layanan yang berkembang baik di kota-kota. Struktur usia penduduk menunjukkan tren penuaan yang umum di negara-negara maju, meskipun imigrasi kaum muda membantu menyeimbangkan demografi dan menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh ekonomi yang dinamis.
9.2. Etnisitas dan Imigrasi
Penduduk Luksemburg disebut Luksemburger. Populasi imigran meningkat pada abad ke-20 karena kedatangan imigran dari Belgia, Prancis, Italia, Jerman, dan Portugal; yang terakhir merupakan kelompok terbesar. Pada tahun 2013, sekitar 88.000 penduduk Luksemburg memiliki kewarganegaraan Portugis. Pada tahun 2013, terdapat 537.039 penduduk tetap, 44,5% di antaranya berasal dari latar belakang asing atau warga negara asing; kelompok etnis asing terbesar adalah Portugis, yang merupakan 16,4% dari total populasi, diikuti oleh Prancis (6,6%), Italia (3,4%), Belgia (3,3%), dan Jerman (2,3%). Sebanyak 6,4% lainnya berasal dari latar belakang Uni Eropa lainnya, sementara 6,1% sisanya berasal dari latar belakang non-Uni Eropa lainnya, tetapi sebagian besar dari Eropa lainnya.
Sejak dimulainya Perang Yugoslavia, Luksemburg telah menerima banyak imigran dari Bosnia dan Herzegovina, Montenegro, dan Serbia. Setiap tahun, lebih dari 10.000 imigran baru tiba di Luksemburg, sebagian besar dari negara-negara Uni Eropa, serta Eropa Timur. Pada tahun 2000, terdapat 162.000 imigran di Luksemburg, menyumbang 37% dari total populasi. Diperkirakan ada 5.000 imigran ilegal di Luksemburg pada tahun 1999.
Kebijakan multikulturalisme diterapkan untuk mengakomodasi keragaman ini, dengan penekanan pada hak-hak imigran dan integrasi mereka ke dalam masyarakat. Namun, tantangan integrasi bagi kelompok minoritas dan rentan tetap ada, termasuk akses ke perumahan yang terjangkau, pasar kerja, dan partisipasi sosial. Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil bekerja untuk mempromosikan inklusi, kesetaraan, dan mengatasi diskriminasi. Dampak sosial dari imigrasi yang tinggi termasuk tekanan pada layanan publik dan infrastruktur, serta dinamika sosial yang kompleks dalam masyarakat yang semakin beragam, yang memerlukan kebijakan publik yang responsif dan adil.
9.3. Bahasa

Luksemburg memiliki situasi bahasa yang unik dengan tiga bahasa resmi: Luksemburg, Prancis, dan Jerman. Penggunaan multibahasa ini merupakan cerminan dari identitas nasional dan keterbukaan terhadap pengaruh Eropa.
- Bahasa Luksemburg (Lëtzebuergesch): Adalah bahasa nasional dan dianggap sebagai bahasa ibu atau "bahasa hati" bagi banyak orang Luksemburg. Bahasa ini digunakan dalam percakapan sehari-hari, media tertentu, dan semakin banyak dalam sastra dan film. Pengetahuan bahasa Luksemburg merupakan kriteria untuk naturalisasi, yang bertujuan untuk memperkuat kohesi sosial.
- Bahasa Prancis: Merupakan bahasa legislasi dan sering digunakan dalam administrasi, peradilan, dan komunikasi resmi. Bahasa Prancis juga dominan di sektor bisnis dan sebagai lingua franca di antara populasi yang beragam. Sebagian besar komunikasi tertulis resmi, seperti pernyataan pemerintah, rambu jalan, dan iklan, menggunakan bahasa Prancis.
- Bahasa Jerman: Digunakan secara luas di media, dan merupakan bahasa pertama yang diajarkan di sekolah dasar (bahasa literasi). Banyak orang Luksemburg menganggap bahasa Jerman sebagai bahasa kedua mereka karena kemiripannya dengan bahasa Luksemburg.
Selain ketiga bahasa resmi tersebut, bahasa Inggris juga diajarkan secara wajib di sekolah dan banyak penduduk Luksemburg dapat berbicara bahasa Inggris, terutama di sektor keuangan dan bisnis internasional. Bahasa Portugis juga umum digunakan karena komunitas imigran Portugis yang besar.
Sistem multibahasa ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, dan tempat kerja, yang mendukung pasar kerja yang dinamis dan masyarakat yang kosmopolitan. Meskipun ada klaim bahwa bahasa Luksemburg dan Jerman mungkin terancam oleh dominasi bahasa Prancis, upaya terus dilakukan untuk mempromosikan dan melestarikan semua bahasa resmi, serta memastikan bahwa kebijakan bahasa mendukung inklusi dan partisipasi semua warga.
9.4. Agama
Luksemburg adalah negara sekuler, tetapi negara mengakui agama-agama tertentu sebagai agama yang diamanatkan secara resmi. Ini memberi negara peran dalam administrasi agama dan penunjukan pendeta, sebagai imbalannya negara membayar biaya operasional dan upah tertentu. Agama-agama yang dicakup oleh pengaturan tersebut adalah Katolik, Yudaisme, Ortodoks Yunani, Anglikanisme, Ortodoks Rusia, Lutheranisme, Calvinisme, Mennonitisme, dan Islam. Pengaturan ini mencerminkan upaya untuk menyeimbangkan prinsip sekularisme dengan pengakuan terhadap peran historis dan sosial agama.
Sejak tahun 1980, pemerintah dilarang mengumpulkan statistik tentang keyakinan atau praktik keagamaan untuk melindungi privasi individu. Perkiraan tahun 2000 oleh CIA Factbook adalah bahwa 87% orang Luksemburg adalah Katolik, termasuk keluarga kadipaten agung, dengan 13% sisanya adalah Protestan, Kristen Ortodoks, Yahudi, Muslim, dan mereka yang menganut agama lain atau tidak beragama. Menurut studi Pew Research Center tahun 2010, 70,4% adalah Kristen, 2,3% Muslim, 26,8% tidak terafiliasi, dan 0,5% agama lain. Menurut jajak pendapat Eurobarometer tahun 2005, 44% warga Luksemburg menjawab bahwa "mereka percaya ada Tuhan", sedangkan 28% menjawab bahwa "mereka percaya ada semacam roh atau kekuatan hidup", dan 22% bahwa "mereka tidak percaya ada semacam roh, tuhan, atau kekuatan hidup".
Pasal 19 Konstitusi Luksemburg menjamin kebebasan beribadah dan praktik agama di depan umum, serta kebebasan menyatakan keyakinan agama. Hubungan antara agama dan negara diatur oleh konvensi, dengan penekanan pada netralitas negara sambil mengakui peran agama dalam masyarakat dan mempromosikan dialog antaragama untuk kohesi sosial.
9.5. Pendidikan

Sistem pendidikan Luksemburg bersifat multibahasa dan wajib bagi anak-anak berusia 4 hingga 16 tahun. Sebagian besar sekolah dikelola oleh negara dan gratis, memastikan akses universal terhadap pendidikan. Sistem ini terdiri dari:
- Pendidikan Dasar (enseignement fondamental): Mencakup taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Tahun-tahun pertama sekolah dasar menggunakan bahasa Luksemburg, kemudian beralih ke bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar utama untuk literasi. Bahasa Prancis mulai diajarkan pada tahap ini. Pendekatan multibahasa ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk masyarakat yang beragam.
- Pendidikan Menengah (enseignement secondaire): Bahasa pengantar utama beralih ke bahasa Prancis. Kemahiran dalam ketiga bahasa (Luksemburg, Jerman, Prancis) diperlukan untuk lulus dari sekolah menengah. Bahasa Inggris juga diajarkan sebagai mata pelajaran wajib. Sistem ini menawarkan jalur akademis dan kejuruan.
- Pendidikan Tinggi: Universitas Luksemburg adalah satu-satunya universitas negeri di negara ini, menawarkan berbagai program studi dalam lingkungan yang internasional. Selain itu, terdapat beberapa lembaga pendidikan tinggi khusus dan sekolah bisnis, seperti Luxembourg School of Business. Banyak siswa Luksemburg juga melanjutkan studi di luar negeri, yang didukung oleh skema beasiswa pemerintah.
Sistem pendidikan bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan linguistik yang kuat, pemikiran kritis, dan mempersiapkan mereka untuk pasar kerja yang multikultural dan internasional. Tantangan yang dihadapi termasuk memastikan kesetaraan akses dan hasil bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang linguistik atau sosial ekonomi mereka, dan terus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat berbasis pengetahuan.
9.6. Kesehatan
Luksemburg memiliki sistem perawatan kesehatan universal berkualitas tinggi yang dapat diakses oleh semua penduduk, yang merupakan pilar penting dari negara kesejahteraan. Sistem ini didanai melalui kontribusi jaminan sosial wajib dari pemberi kerja dan pekerja, serta subsidi pemerintah. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia, pengeluaran perawatan kesehatan atas nama pemerintah Luksemburg mencapai $4,1 Miliar, atau sekitar $8.182 untuk setiap warga negara. Luksemburg mengizinkan penduduk untuk memilih dokter mereka sendiri. Cakupan perawatan kesehatan publik mencakup 80% hingga 90% dari semua biaya perawatan kesehatan. Negara Luksemburg secara kolektif menghabiskan hampir 7% dari Produk Domestik Bruto untuk kesehatan, menempatkannya di antara negara-negara dengan pengeluaran tertinggi untuk layanan kesehatan dan program terkait pada tahun 2010, dan menempati peringkat ke-6 dalam indeks kesehatan tertinggi negara-negara di Eropa pada tahun 2023.
Indikator kesehatan masyarakat umumnya sangat baik, dengan harapan hidup yang tinggi dan angka kematian bayi yang rendah. Sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif juga mencakup tunjangan sakit, cuti hamil, dan dukungan untuk penyandang disabilitas dan lansia, yang mencerminkan komitmen terhadap solidaritas sosial. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi sistem perawatan kesehatan, mempromosikan kesehatan preventif, dan mengatasi tantangan seperti penuaan populasi dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, sambil memastikan akses yang adil bagi semua.
9.7. Hak Asasi Manusia
Luksemburg memiliki catatan hak asasi manusia yang kuat dan berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, supremasi hukum, dan kesetaraan. Negara ini adalah pihak dalam berbagai perjanjian hak asasi manusia internasional dan regional dan secara aktif mempromosikan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negerinya.
- Kesetaraan Gender: Upaya signifikan telah dilakukan untuk mempromosikan kesetaraan gender di semua bidang kehidupan, termasuk partisipasi politik, pasar kerja, dan pendidikan. Undang-undang melarang diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, dan langkah-langkah diambil untuk mengatasi kesenjangan upah gender dan meningkatkan representasi perempuan di posisi kepemimpinan. Namun, tantangan dalam mencapai kesetaraan penuh masih ada.
- Hak-hak Minoritas: Dengan populasi imigran yang besar, Luksemburg berusaha untuk melindungi hak-hak minoritas dan mempromosikan integrasi. Kebijakan anti-diskriminasi diterapkan, dan upaya dilakukan untuk memerangi rasisme dan xenofobia. Akses yang adil terhadap layanan dan partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik didorong.
- Kebebasan Berpendapat dan Pers: Kebebasan berpendapat dan pers dijamin oleh konstitusi. Media yang beragam dan independen memainkan peran penting dalam masyarakat demokratis, menyediakan platform untuk berbagai pandangan dan pengawasan publik.
- Hak-hak LGBT: Luksemburg adalah salah satu negara paling progresif di Eropa dalam hal hak-hak LGBT. Pernikahan sesama jenis telah legal sejak 2015, dan undang-undang melindungi dari diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender. Negara ini secara aktif mendukung kesetaraan bagi individu LGBT.
- Hak-hak Pekerja: Hak-hak pekerja dilindungi dengan baik, dengan serikat pekerja yang kuat dan dialog sosial yang mapan antara pengusaha dan pekerja. Standar kerja yang tinggi dan perlindungan sosial bagi pekerja dijamin.
Meskipun catatannya positif secara umum, beberapa isu hak asasi manusia yang menjadi perhatian termasuk kondisi di penjara, perdagangan manusia, dan kebutuhan untuk terus memperkuat mekanisme untuk mengatasi diskriminasi dan memastikan akuntabilitas lembaga publik. Komitmen terhadap nilai-nilai liberal sosial tercermin dalam kebijakan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak individu dan mempromosikan masyarakat yang adil, inklusif, dan setara.
10. Budaya
Budaya Luksemburg sangat dipengaruhi oleh budaya negara-negara tetangganya, Prancis dan Jerman, namun tetap mempertahankan sejumlah tradisi rakyat yang khas, mengingat sejarahnya yang panjang sebagai negara pedesaan dan persimpangan Eropa. Keragaman budaya ini diperkaya oleh komunitas imigran yang besar, yang menjadikan Luksemburg sebagai masyarakat kosmopolitan.
10.1. Seni Rupa

Luksemburg telah menghasilkan beberapa seniman yang dikenal secara internasional. Dalam seni lukis, tokoh-tokoh seperti Théo Kerg, Joseph Kutter, dan Michel Majerus telah memberikan kontribusi penting pada seni modern dan kontemporer. Fotografer Edward Steichen, yang lahir di Luksemburg sebelum pindah ke Amerika Serikat, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah fotografi. Pameran monumentalnya, The Family of Man, yang mempromosikan perdamaian dan kemanusiaan universal pascaperang, telah dimasukkan dalam Daftar Memori Dunia UNESCO dan sekarang disimpan secara permanen di Clervaux. Museum-museum seperti Museum Nasional Sejarah dan Seni (NMHA) dan Museum Seni Modern Grand Duke Jean (Mudam) di Kota Luksemburg memamerkan karya seni baik dari seniman Luksemburg maupun internasional, serta mendukung dialog budaya.
10.2. Sastra
Sastra Luksemburg memiliki karakteristik multibahasa, dengan karya-karya yang ditulis dalam bahasa Luksemburg, Prancis, dan Jerman. Sejarah sastranya mencerminkan identitas budaya negara yang kompleks dan pencarian identitas nasional. Penulis-penulis Luksemburg telah mengeksplorasi tema-tema identitas nasional, sejarah, perubahan sosial, dan pengalaman hidup dalam masyarakat multibahasa dan multikultural. Upaya untuk mempromosikan sastra dalam bahasa Luksemburg telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dengan dukungan untuk publikasi dan acara sastra.
10.3. Musik
Musik di Luksemburg mencakup berbagai genre, dari musik tradisional hingga musik populer kontemporer dan musik klasik. Musik tradisional sering dikaitkan dengan festival dan perayaan rakyat. Adegan musik kontemporer semakin berkembang, dengan banyak musisi dan band lokal yang mendapatkan pengakuan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Philharmonie Luxembourg adalah salah satu gedung konser utama yang menjadi tuan rumah bagi pertunjukan musik klasik internasional dan mendukung bakat lokal. Luksemburg adalah peserta pendiri Kontes Lagu Eurovision, dan berpartisipasi setiap tahun antara 1956 dan sebelum terdegradasi setelah kompetisi 1993, dengan pengecualian tahun 1959. Meskipun Luksemburg bebas untuk berpartisipasi lagi pada tahun 1995, ia memilih untuk tidak kembali ke kompetisi sebelum 2024. Ia telah memenangkan kompetisi sebanyak lima kali, pada tahun 1961, 1965, 1972, 1973 dan 1983 dan menjadi tuan rumah kontes pada tahun 1962, 1966, 1973, dan 1984. Hanya sembilan dari 38 entri sebelum tahun 2024, dan tidak ada satu pun dari lima entri pemenangnya, yang dibawakan oleh seniman Luksemburg. Sekembalinya pada tahun 2024, hal ini, bagaimanapun, dengan penekanan khusus pada promosi musik dan seniman dari Luksemburg.
10.4. Arsitektur
Arsitektur Luksemburg mencerminkan sejarahnya yang panjang, dengan perpaduan gaya dari berbagai periode. Bangunan bersejarah, termasuk kastil-kastil abad pertengahan, gereja-gereja Gotik, dan benteng-benteng yang mengesankan (terutama di Kota Luksemburg, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO), berdiri berdampingan dengan arsitektur modern. Arsitektur kontemporer di Luksemburg sering menampilkan desain inovatif dan berkelanjutan, seperti yang terlihat pada banyak bangunan publik dan komersial baru, termasuk lembaga-lembaga Eropa. Pelestarian warisan arsitektur dan perencanaan kota yang cermat menjadi perhatian penting.
10.5. Kuliner
Masakan Luksemburg mencerminkan posisinya di perbatasan antara dunia Latin dan Jermanik, sangat dipengaruhi oleh masakan negara tetangga Prancis dan Jerman. Baru-baru ini, masakan ini diperkaya oleh banyak imigran Italia dan Portugis, yang menambah keragaman kuliner. Sebagian besar hidangan asli Luksemburg, yang dikonsumsi sebagai hidangan sehari-hari tradisional, memiliki akar dalam hidangan rakyat negara itu, sama seperti di negara tetangga Jerman. Beberapa hidangan tradisional yang terkenal termasuk:
- Judd mat Gaardebounen: Leher babi asap dengan kacang buncis, sering dianggap sebagai hidangan nasional.
- Bouneschlupp: Sup kacang hijau dengan kentang dan bacon.
- Kachkéis: Keju masak yang disajikan dengan mustard.
- Berbagai jenis sosis dan produk daging olahan.
Luksemburg juga menghasilkan anggur putih berkualitas tinggi dari lembah Moselle, terutama varietas Riesling, Pinot Gris, dan Auxerrois, serta berbagai jenis bir. Negara ini memiliki jumlah restoran berbintang Michelin per kapita tertinggi kedua di dunia, setelah Jepang, yang menunjukkan standar kuliner yang tinggi.
10.6. Olahraga

Tidak seperti kebanyakan negara di Eropa, olahraga di Luksemburg tidak terkonsentrasi pada olahraga nasional tertentu, melainkan mencakup sejumlah olahraga, baik tim maupun individu. Meskipun kurangnya fokus olahraga sentral, lebih dari 100.000 orang di Luksemburg, dari total populasi 660.000, adalah anggota berlisensi dari satu federasi olahraga atau lainnya. Stade de Luxembourg, yang terletak di Gasperich, selatan Kota Luksemburg, adalah stadion nasional negara itu dan tempat olahraga terbesar di negara itu dengan kapasitas 9.386 untuk acara olahraga, termasuk sepak bola dan uni rugbi, dan 15.000 untuk konser. Tempat dalam ruangan terbesar di negara ini adalah d'Coque, Kirchberg, timur laut Kota Luksemburg, yang memiliki kapasitas 8.300. Arena ini digunakan untuk bola basket, bola tangan, senam, dan bola voli, termasuk final Kejuaraan Bola Voli Wanita Eropa 2007.
Cabang olahraga yang populer termasuk sepak bola, balap sepeda (dengan tokoh legendaris seperti Charly Gaul dan Fränk Schleck serta Andy Schleck), tenis, dan atletik. Luksemburg secara teratur berpartisipasi dalam Olimpiade dan kompetisi olahraga internasional lainnya. Hess Cycling Team adalah tim balap sepeda jalan raya wanita Luksemburg. Partisipasi dalam olahraga didorong di semua tingkatan usia dan kemampuan, dengan fokus pada manfaat kesehatan dan sosial.
10.7. Media
Bahasa utama media di Luksemburg adalah Prancis dan Jerman. Surat kabar dengan sirkulasi terbesar adalah harian berbahasa Jerman Luxemburger Wort. Karena multibahasa yang kuat di Luksemburg, surat kabar sering mengganti artikel dalam bahasa Prancis dan artikel dalam bahasa Jerman, tanpa terjemahan. Selain itu, ada publikasi cetak nasional dan radio berbahasa Inggris dan Portugis, tetapi angka audiens yang akurat sulit diukur karena survei media nasional oleh ILRES dilakukan dalam bahasa Prancis. Kebebasan pers dihormati, dan media memainkan peran penting dalam menyediakan informasi dan memfasilitasi debat publik.
Luksemburg dikenal di Eropa karena stasiun radio dan televisinya (Radio Luxembourg dan RTL Group). Ini juga merupakan rumah uplink SES, operator layanan satelit utama Eropa untuk Jerman dan Inggris.
Karena undang-undang tahun 1988 yang menetapkan skema pajak khusus untuk investasi audiovisual, film dan produksi bersama di Luksemburg terus berkembang. Ada sekitar 30 perusahaan produksi terdaftar di Luksemburg. Luksemburg memenangkan Oscar pada tahun 2014 dalam kategori Film Pendek Animasi dengan Mr Hublot.
10.8. Simbol Nasional
Simbol-simbol nasional Luksemburg mencerminkan sejarah dan identitas negara, serta perjuangannya untuk kemerdekaan:
- Bendera: Terdiri dari tiga garis horizontal berwarna merah, putih, dan biru muda.
- Lagu Kebangsaan: "Ons Heemecht" (Tanah Air Kita). Terdapat juga lagu kerajaan, "De Wilhelmus".
- Lambang Negara: Menampilkan singa merah di atas perisai bergaris biru dan putih, dengan mahkota di atasnya.
- Moto Nasional: "Mir wëlle bleiwe wat mir sinn" (Kita ingin tetap menjadi diri kita sendiri), yang mencerminkan keinginan Luksemburg untuk mempertahankan identitas dan kemerdekaannya di tengah pengaruh negara-negara besar.
10.9. Warisan Dunia
Kota Tua Luksemburg dan benteng-bentengnya ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1994. Pengakuan ini disebabkan oleh pelestarian yang luar biasa dari benteng-bentengnya yang luas dan kawasan bersejarahnya, yang telah memainkan peran penting dalam sejarah Eropa selama berabad-abad. Benteng Luksemburg pernah dianggap sebagai salah satu yang terkuat di Eropa, yang dikenal sebagai "Gibraltar dari Utara". Pelestarian warisan ini penting untuk identitas nasional dan pariwisata.
10.10. Hari Libur Nasional
Hari libur nasional utama di Luksemburg meliputi:
- Tahun Baru (1 Januari)
- Senin Paskah
- Hari Buruh (1 Mei)
- Hari Eropa (9 Mei)
- Hari Kenaikan Isa Almasih
- Senin Pentakosta
- Hari Nasional (Hari Ulang Tahun Resmi Adipati Agung, 23 Juni), dirayakan dengan parade dan perayaan publik.
- Maria Diangkat ke Surga (15 Agustus)
- Hari Semua Orang Kudus (1 November)
- Hari Natal (25 Desember)
- Hari Santo Stefanus (26 Desember)
Selain itu, terdapat beberapa hari libur lokal dan tradisi yang dirayakan di berbagai wilayah negara, yang mencerminkan keragaman budaya regional.
11. Kota-kota Utama
Luksemburg memiliki beberapa kota penting selain ibu kotanya, Kota Luksemburg. Kota-kota ini memainkan peran penting dalam ekonomi, budaya, dan kehidupan sosial negara, serta mencerminkan sejarah industri dan perkembangan modern.
- Luksemburg (Kota): Sebagai ibu kota dan kota terbesar, Kota Luksemburg adalah pusat politik, ekonomi, dan budaya negara. Dengan populasi sekitar 132.780 jiwa (2023), kota ini adalah rumah bagi banyak lembaga Uni Eropa. Terkenal dengan Kota Tua dan benteng-bentengnya yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, serta sektor keuangan yang dinamis. q=Luxembourg City|position=right
- Esch-sur-Alzette: Kota terbesar kedua di Luksemburg dengan populasi sekitar 36.625 jiwa (2023). Terletak di wilayah "Tanah Merah" di selatan, Esch-sur-Alzette memiliki sejarah industri baja yang kaya dan kini menjadi pusat budaya dan pendidikan yang penting, termasuk kampus utama Universitas Luksemburg. Kota ini telah mengalami regenerasi signifikan pasca-industri.
- Differdange: Terletak di barat daya, dekat perbatasan dengan Prancis dan Belgia. Dengan populasi sekitar 29.536 jiwa (2023), Differdange juga merupakan bagian dari wilayah industri baja dan telah mengalami transformasi menjadi pusat perkotaan modern dengan fasilitas budaya dan olahraga, serta investasi dalam teknologi hijau.
- Dudelange: Kota penting lainnya di wilayah selatan dengan populasi sekitar 21.952 jiwa (2023). Dudelange memiliki warisan industri yang kuat dan kini menawarkan berbagai kegiatan budaya dan rekreasi, termasuk Pusat Seni Pluriel dan fokus pada industri kreatif.
- Pétange: Terletak di barat daya, dengan populasi sekitar 20.563 jiwa. Kota ini merupakan pusat transportasi dan komersial yang penting, terutama karena kedekatannya dengan perbatasan tiga negara.
- Sanem: Dengan populasi 18.333 jiwa, Sanem adalah komune besar di kanton Esch-sur-Alzette, yang mencakup beberapa kota kecil dan desa, dan sedang mengalami perkembangan perumahan dan infrastruktur.
- Hesperange: Terletak di sebelah selatan Kota Luksemburg, dengan populasi 16.433 jiwa, Hesperange adalah komune yang berkembang pesat dengan campuran area perumahan dan komersial, serta taman dan ruang hijau yang luas.
- Bettembourg: Dengan populasi 11.422 jiwa, Bettembourg terkenal dengan Parc Merveilleux, sebuah taman hiburan dan kebun binatang, serta sebagai pusat logistik.
- Schifflange: Komune industri lain di selatan dengan populasi 11.363 jiwa, yang juga sedang bertransisi menuju ekonomi yang lebih beragam.
- Käerjeng: Terbentuk dari penggabungan komune Bascharage dan Clemency, dengan populasi 11.015 jiwa, dan merupakan pusat regional di bagian barat negara.
Kota-kota ini, bersama dengan banyak komune lainnya, membentuk lanskap perkotaan dan pedesaan Luksemburg yang beragam, masing-masing dengan karakteristik dan kontribusinya sendiri terhadap negara.
12. Tokoh Penting
Luksemburg telah menghasilkan sejumlah tokoh yang memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dampak tindakan mereka terhadap demokrasi, hak asasi manusia, dan kemajuan sosial bervariasi.
- Count Siegfried (abad ke-10): Dianggap sebagai pendiri Luksemburg dengan membangun kastil di Bock pada tahun 963. Tindakannya meletakkan dasar bagi pembentukan entitas teritorial yang kemudian berkembang menjadi negara, yang secara fundamental memengaruhi lanskap politik regional dan menjadi titik awal identitas Luksemburg.
- Countess Ermesinde (1186-1247): Seorang penguasa wanita yang kuat dan berpengaruh yang memperluas wilayah County Luksemburg dan memberikan piagam kebebasan kepada kota-kota. Pemberian piagam ini dapat dilihat sebagai langkah awal menuju otonomi lokal dan hak-hak sipil, yang berdampak positif pada perkembangan masyarakat perkotaan.
- Henry VII (c. 1275-1313): Count Luksemburg yang menjadi Raja Romawi dan kemudian Kaisar Romawi Suci. Peningkatannya ke takhta kekaisaran meningkatkan prestise Wangsa Luksemburg secara signifikan di Eropa, meskipun fokusnya lebih pada urusan kekaisaran daripada reformasi internal di Luksemburg.
- John si Buta, Raja Bohemia (1296-1346): Putra Henry VII, Count Luksemburg dan Raja Bohemia, dikenal karena keberaniannya dan dianggap sebagai pahlawan nasional. Meskipun dikagumi karena kesatriaannya, keterlibatannya yang terus-menerus dalam perang di seluruh Eropa seringkali membebani sumber daya dan rakyat Luksemburg.
- Charles IV (1316-1378): Cucu John si Buta, Kaisar Romawi Suci dan Raja Bohemia, yang mengangkat Luksemburg menjadi Kadipaten pada tahun 1354. Pemerintahannya menandai puncak kekuasaan Wangsa Luksemburg, dan Bulla Emas 1356 yang ia keluarkan menstabilkan struktur konstitusional Kekaisaran Romawi Suci, yang secara tidak langsung berdampak pada stabilitas regional.
- Keluarga Keharyapatihan Luksemburg:
- Adipati Agung Adolphe: Mengakhiri uni personal dengan Belanda pada tahun 1890, menandai kemerdekaan penuh Luksemburg dan penguatan kedaulatan nasional. Ini merupakan langkah positif untuk penentuan nasib sendiri.
- Adipati Agung Marie-Adélaïde: Menghadapi krisis politik setelah Perang Dunia I karena dituduh pro-Jerman, yang menyebabkan abdikasinya. Peristiwa ini memicu perdebatan tentang peran monarki dan sempat mengancam stabilitas, tetapi referendum kemudian menegaskan dukungan rakyat untuk monarki konstitusional.
- Adipati Agung Charlotte: Memimpin selama pendudukan Nazi dari pengasingan dan rekonstruksi pascaperang. Ia menjadi simbol perlawanan nasional terhadap penindasan fasis dan memainkan peran kunci dalam membangun kembali negara dengan fondasi sosial yang lebih kuat, serta mendukung partisipasi Luksemburg dalam integrasi Eropa awal yang bertujuan untuk perdamaian dan kemakmuran.
- Adipati Agung Jean: Melanjutkan peran ibunya dalam modernisasi Luksemburg dan memperkuat posisinya di Eropa. Masa pemerintahannya menyaksikan konsolidasi negara kesejahteraan dan partisipasi aktif dalam Uni Eropa.
- Adipati Agung Henri: Penguasa saat ini, melanjutkan peran konstitusional dalam demokrasi parlementer, mendukung isu-isu sosial, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
- Robert Schuman (1886-1963): Lahir di Luksemburg, politisi Prancis ini dianggap sebagai salah satu "Bapak Pendiri Uni Eropa" karena perannya dalam Deklarasi Schuman. Visinya untuk Eropa yang bersatu secara ekonomi dan politik berdampak positif besar pada perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia di benua itu.
- Pierre Werner (1913-2002): Mantan Perdana Menteri Luksemburg, sering disebut sebagai "Bapak Euro" karena kontribusinya pada gagasan mata uang tunggal Eropa. Integrasi moneter ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan, meskipun implikasi sosialnya (seperti hilangnya kedaulatan moneter nasional) juga menjadi bahan diskusi.
- Gaston Thorn (1928-2007): Mantan Perdana Menteri Luksemburg dan Presiden Komisi Eropa, memainkan peran penting dalam politik Eropa, mempromosikan liberalisme dan pasar bebas, serta memperdalam integrasi Eropa.
- Jacques Santer (lahir 1937): Mantan Perdana Menteri Luksemburg dan Presiden Komisi Eropa. Masa jabatannya di Komisi Eropa berakhir dengan pengunduran diri massal komisi karena tuduhan salah urus, yang menyoroti isu akuntabilitas dalam lembaga-lembaga Eropa.
- Jean-Claude Juncker (lahir 1954): Mantan Perdana Menteri Luksemburg dan Presiden Komisi Eropa, tokoh berpengaruh dalam politik Uni Eropa yang mendorong integrasi lebih lanjut dan mengatasi berbagai krisis. Namun, masa jabatannya sebagai Perdana Menteri juga dikaitkan dengan perkembangan Luksemburg sebagai pusat keuangan dengan praktik pajak yang kontroversial (Luxembourg Leaks), yang menimbulkan pertanyaan tentang keadilan sosial, transparansi fiskal, dan dampak terhadap negara lain.
- Edward Steichen (1879-1973): Fotografer Luksemburg-Amerika yang sangat berpengaruh. Pamerannya "The Family of Man" mempromosikan nilai-nilai humanis universal dan persaudaraan antarmanusia pascaperang, yang sejalan dengan cita-cita kemajuan sosial dan perdamaian.
- Joseph Kutter (1894-1941): Salah satu pelukis Luksemburg paling penting abad ke-20, karyanya mencerminkan kondisi sosial dan emosional zamannya.
- Charly Gaul (1932-2005): Pembalap sepeda legendaris, pemenang Tour de France dan Giro d'Italia. Prestasinya membawa kebanggaan nasional tetapi kurang terkait langsung dengan isu demokrasi atau hak asasi manusia.
- Andy Schleck (lahir 1985) & Fränk Schleck (lahir 1980): Kakak beradik pembalap sepeda profesional yang sukses secara internasional, melanjutkan tradisi balap sepeda Luksemburg yang kuat.
Tokoh-tokoh ini, dan banyak lainnya, telah membentuk sejarah, politik, ekonomi, dan budaya Luksemburg, serta memberikan dampak pada panggung Eropa dan dunia, dengan tindakan dan warisan yang dapat dianalisis dari berbagai perspektif, termasuk dampaknya pada kemajuan sosial dan nilai-nilai demokrasi.