1. Gambaran Umum
Republik Palau adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian barat, terdiri dari sekitar 340 pulau yang membentuk bagian barat Kepulauan Caroline. Negara ini mencapai kemerdekaan penuh pada tahun 1994 setelah periode perwalian di bawah administrasi Amerika Serikat dan melalui Perjanjian Asosiasi Bebas dengan AS, yang hingga kini signifikan memengaruhi hubungan luar negeri, pertahanan, dan bantuan keuangannya. Secara geografis, Palau terkenal dengan keindahan alamnya yang memesona, termasuk Kepulauan Rock yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, serta ekosistem laut yang kaya dan beragam, menjadikannya destinasi utama untuk pariwisata, khususnya selam skuba.
Sejarah Palau dimulai dengan permukiman awal oleh migran dari Asia Tenggara Maritim sekitar 3.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, Palau mengalami periode kolonial di bawah kekuasaan Spanyol, Jerman, dan Jepang. Masing-masing periode meninggalkan dampak yang mendalam terhadap masyarakat, ekonomi, dan budaya. Periode mandat Jepang, secara khusus, membawa modernisasi infrastruktur namun juga eksploitasi sumber daya alam dan manusia, serta penderitaan berat selama Perang Dunia II, terutama dalam Pertempuran Peleliu. Pasca-perang, sebagai bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik yang dikelola AS, Palau bergerak menuju pemerintahan sendiri dan demokrasi.
Secara politik, Palau adalah republik presidensial demokratis dengan sistem pemerintahan yang terdiri dari cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ekonomi negara ini bergantung pada pariwisata, pertanian subsisten, perikanan, dan bantuan luar negeri, terutama dari AS. Masyarakat Palau memiliki struktur sosial matrilineal yang kuat, di mana adat istiadat tradisional masih dijaga dan dipraktikkan berdampingan dengan pengaruh budaya asing. Palau menghadapi tantangan kontemporer seperti perubahan iklim, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, dan mencapai kedaulatan ekonomi yang lebih besar, sambil terus berupaya memperkuat institusi demokrasinya dan meningkatkan kesejahteraan sosial bagi warganya, dengan penekanan pada hak asasi manusia dan pelestarian warisan alam serta budayanya yang unik.
2. Etimologi

Nama untuk kepulauan ini dalam bahasa Palau, Belau, berasal dari kata dalam bahasa Palau untuk "desa", yaitu beluu (yang pada akhirnya berasal dari kata Proto-Austronesia *banua), atau dari kata aibebelau ("jawaban tidak langsung"), yang berkaitan dengan salah satu mitos penciptaan Palau. Nama "Palau" yang digunakan dalam bahasa Inggris dan banyak bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Spanyol Los Palaos, yang kemudian masuk ke bahasa Inggris melalui bahasa Jerman Palau. Nama kuno untuk kepulauan ini dalam bahasa Inggris adalah "Pelew Islands". Meskipun terdapat kemiripan bentuk kata dengan kata dalam bahasa Melayu "pulau" (yang berarti "pulau"), kemungkinan besar nama "Palau" tidak berasal dari kata tersebut. Dalam bahasa Melayu, "pulau" merujuk pada daratan yang dikelilingi air, yang juga merupakan karakteristik geografis Palau sebagai sebuah kepulauan di Samudra Pasifik.
3. Sejarah
Sejarah Palau mencakup periode panjang dari permukiman awal ribuan tahun lalu, melalui berbagai masa kekuasaan kolonial, hingga mencapai kemerdekaan sebagai negara modern. Setiap periode telah meninggalkan jejaknya pada perkembangan sosial, politik, dan budaya masyarakat Palau, serta perjuangan mereka menuju kedaulatan dan demokrasi.
3.1. Sejarah Awal

Palau pertama kali dihuni antara milenium ke-3 dan ke-2 SM, kemungkinan besar oleh para migran dari Filipina atau Indonesia. Pulau Sonsorol, salah satu pulau di barat daya Palau, kemungkinan pertama kali dilihat oleh orang Eropa pada tahun 1522, ketika kapal Trinidad dari Spanyol, kapal utama dalam ekspedisi Ferdinand Magellan, melihat dua pulau kecil di sekitar paralel 5 derajat Lintang Utara dan menamainya "San Juan".
Deskripsi lebih lanjut mengenai Palau baru muncul pada akhir abad ke-17. Pada bulan Desember 1696, sekelompok pelaut dari Kepulauan Caroline terdampar di Samar, Filipina, dan bertemu dengan misionaris Bohemia Paul Klein. Dengan menggunakan kerikil, para pelaut tersebut berusaha menunjukkan kepada Klein perkiraan lokasi dan ukuran pulau-pulau mereka. Klein menggunakan informasi ini untuk membuat peta Eropa pertama wilayah Palau. Ia mengirimkan peta tersebut kepada Superior Jenderal Serikat Jesuit, beserta surat yang merinci nama-nama pulau, budaya masyarakatnya, dan pengalamannya dengan mereka. Laporan Klein ini membangkitkan minat Eropa terhadap kepulauan tersebut.
3.2. Kontak dengan Kekuatan Eropa dan Pemerintahan Kolonial
Kontak awal dengan kekuatan Eropa membawa perubahan signifikan bagi masyarakat Palau, termasuk pengenalan penyakit baru dan dimulainya periode pemerintahan kolonial yang berdampak pada struktur sosial, ekonomi, dan hak-hak penduduk asli.
3.2.1. Era Spanyol (1574-1899)

Setelah laporan Klein, peta dan surat tersebut memicu minat besar terhadap pulau-pulau baru ini. Surat lain yang ditulis oleh Fr. Andrés Serrano dikirim ke Eropa pada tahun 1705, yang pada dasarnya menyalin informasi yang diberikan oleh Klein. Surat-surat ini menghasilkan tiga upaya gagal oleh para Jesuit untuk melakukan perjalanan ke Palau dari Filipina Spanyol pada tahun 1700, 1708, dan 1709. Pulau-pulau ini pertama kali dikunjungi oleh ekspedisi Jesuit yang dipimpin oleh Francisco Padilla pada tanggal 30 November 1710. Ekspedisi ini berakhir dengan terdamparnya dua pendeta, Jacques Du Beron dan Joseph Cortyl, di pantai Sonsorol, karena kapal induk Santísima Trinidad terdorong ke Mindanao oleh badai. Kapal lain dikirim dari Guam pada tahun 1711 untuk menyelamatkan mereka, namun terbalik, menyebabkan kematian tiga pendeta Jesuit lainnya. Kegagalan misi-misi ini memberikan Palau nama Spanyol aslinya, Islas Encantadas (Kepulauan Terpesona).
Secara formal, Palau menjadi bagian dari Hindia Timur Spanyol pada tahun 1885. Pedagang Inggris menjadi pengunjung reguler ke Palau pada abad ke-18 (kapal paket Perusahaan Hindia Timur Britania Antelope karam di lepas Pulau Ulong pada tahun 1783, yang menyebabkan kunjungan Pangeran Lee Boo ke London), diikuti oleh meningkatnya pengaruh Spanyol pada abad ke-19. Palau, dengan nama Palaos, dimasukkan dalam Kongres Malolos pada tahun 1898, kongres revolusioner pertama di Filipina, yang menginginkan kemerdekaan penuh dari penjajah. Palau saat itu merupakan bagian dari Hindia Timur Spanyol yang berpusat di Filipina Spanyol. Palau memiliki satu anggota yang ditunjuk untuk Kongres, menjadi satu-satunya kelompok pulau di seluruh Kepulauan Caroline yang diberikan perwakilan tinggi di Kongres Filipina non-kolonial. Kongres juga mendukung hak Palau untuk menentukan nasib sendiri jika suatu saat ingin menempuh jalan tersebut. Namun, kekuasaan Spanyol di Pasifik mulai melemah.
3.2.2. Era Jerman (1899-1914)
Setelah kekalahan Spanyol dalam Perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898, Spanyol menjual Palau beserta sisa Kepulauan Caroline lainnya (kecuali Guam) kepada Kekaisaran Jerman pada tahun 1899 berdasarkan Traktat Jerman-Spanyol (1899). Palau kemudian dikelola sebagai bagian dari Nugini Jerman. Pemerintahan Jerman berfokus pada pembangunan ekonomi, khususnya pertambangan fosfat di Angaur dan perkebunan kopra. Eksploitasi sumber daya ini seringkali melibatkan kerja paksa atau dalam kondisi yang berat bagi penduduk asli, yang berdampak pada struktur sosial dan kesejahteraan mereka. Jerman membangun beberapa infrastruktur dasar, tetapi fokus utama tetap pada keuntungan ekonomi bagi kekaisaran. Periode ini berakhir dengan pecahnya Perang Dunia I.
3.3. Pemerintahan Mandat Jepang (1914-1945)
Periode pemerintahan Jepang membawa perubahan yang lebih drastis bagi Palau, baik dalam hal pembangunan infrastruktur maupun dampak sosial budaya yang mendalam, termasuk upaya asimilasi dan penderitaan akibat perang.
3.3.1. Pendirian Nanyo-cho dan Kebijakan Pemerintahan

Pada tahun 1914, setelah pecahnya Perang Dunia I, Kekaisaran Jepang menduduki Palau dan kepulauan Mikronesia lainnya yang dikuasai Jerman. Setelah perang, pada tahun 1919, Liga Bangsa-Bangsa secara resmi menyerahkan pulau-pulau ini kepada Jepang sebagai Mandat Pasifik Selatan (南洋庁Nan'yō-chōBahasa Jepang). Koror dijadikan pusat administrasi mandat tersebut.
Jepang melakukan investasi besar dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jalan, pelabuhan, sekolah, dan rumah sakit. Terjadi migrasi besar-besaran orang Jepang ke Palau, sehingga pada tahun 1943, dari sekitar 33.960 penduduk di wilayah administrasi Palau, 25.026 adalah orang Jepang daratan, 2.460 adalah orang Korea (yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Jepang), dan hanya 6.474 adalah penduduk asli Palau.
Kebijakan pendidikan Jepang bertujuan untuk mengasimilasi penduduk Palau ke dalam budaya Jepang. Bahasa Jepang diajarkan di sekolah-sekolah (yang disebut kōgakkō atau sekolah umum untuk penduduk asli), dan sistem pendidikannya berbeda dengan yang diterapkan untuk anak-anak Jepang. Kurikulum untuk penduduk asli terdiri dari tiga tahun wajib dan dua tahun tambahan, dan berbeda dalam beberapa mata pelajaran dibandingkan sekolah untuk anak Jepang, yang mencerminkan adanya diskriminasi. Penggunaan bahasa ibu di kelas dilarang, dan pendidikan Shintoisme serta pengagungan kaisar (kōminka kyōiku) digalakkan. Meskipun demikian, beberapa aspek pembangunan seperti layanan kesehatan dan ekonomi berbasis mata uang juga diperkenalkan.
3.3.2. Perang Pasifik dan Dampaknya

Selama Perang Dunia II, Palau menjadi pangkalan militer penting bagi Jepang. Pulau ini digunakan untuk mendukung invasi Jepang ke Filipina pada tahun 1941. Seiring berjalannya perang dan mendekatnya pasukan Sekutu, Palau menjadi target serangan.
Pada tahun 1944, pertempuran sengit terjadi di Palau, terutama Pertempuran Peleliu dan Pertempuran Angaur. Pertempuran Peleliu sangat memakan korban, dengan lebih dari 2.000 tentara Amerika dan sekitar 10.000 tentara Jepang tewas. Penduduk sipil Palau juga sangat menderita selama perang. Banyak yang dipaksa menjadi pekerja untuk militer Jepang (seperti dalam Palau Teishintai atau Korps Sukarelawan Palau), dipindahkan dari rumah mereka, dan mengalami kekurangan makanan serta kekerasan. Tidak ada korban sipil Palau yang dilaporkan tewas langsung dalam Pertempuran Peleliu, namun dampak perang secara keseluruhan sangat merusak kehidupan mereka. Kekuasaan Jepang berakhir dengan kekalahan Jepang pada tahun 1945.
3.4. Era Perwalian Amerika Serikat (1947-1994)

Setelah Perang Dunia II, Palau menjadi bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik (TTPI) pada tahun 1947, yang dipercayakan kepada Amerika Serikat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 21. Awalnya, AS mengelola Palau melalui Manila, Filipina, namun setelah kemerdekaan Filipina, administrasi dipindahkan ke Guam.
Di bawah pemerintahan AS, Palau mengalami perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang signifikan. AS memperkenalkan sistem pemerintahan demokratis dan pendidikan gaya Barat. Namun, pada awalnya, pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial tidak menjadi prioritas utama, yang dikritik sebagai "kebijakan kebun binatang". Baru pada tahun 1960-an kebijakan ini berubah, dengan pengiriman Peace Corps dan peningkatan investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Selama periode ini, gerakan menuju pemerintahan sendiri dan kemerdekaan mulai tumbuh di Palau. Pada tahun 1978, dalam sebuah referendum, distrik-distrik Palau (bersama dengan Kepulauan Marshall) memilih untuk tidak bergabung dengan Federasi Mikronesia yang baru terbentuk. Sebaliknya, Palau memilih untuk merdeka sendiri.
3.5. Kemerdekaan
Palau mulai menyusun konstitusinya sendiri. Pada tahun 1979, rakyat Palau menyetujui konstitusi yang unik karena mencantumkan klausul anti-nuklir, yang melarang penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan senjata nuklir, senjata kimia, gas, dan senjata biologi di wilayahnya tanpa persetujuan 75% mayoritas dalam referendum. Klausul ini menjadi sumber ketegangan dengan AS selama negosiasi Perjanjian Asosiasi Bebas (Compact of Free Association), karena AS ingin mempertahankan opsi untuk mengoperasikan kapal bertenaga nuklir dan menyimpan senjata nuklir di wilayah tersebut.
Republik Palau secara resmi berdiri pada 1 Januari 1981. Setelah serangkaian referendum (total delapan kali) dan amandemen konstitusi untuk mengakomodasi Perjanjian dengan AS (termasuk menurunkan ambang batas persetujuan untuk Perjanjian menjadi mayoritas sederhana), Perjanjian Asosiasi Bebas akhirnya diratifikasi pada tahun 1993.
Palau mencapai kemerdekaan penuh pada 1 Oktober 1994, ketika Perjanjian Asosiasi Bebas dengan Amerika Serikat mulai berlaku. Ini menandai berakhirnya status perwalian Palau, sebagai bagian terakhir dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik yang merdeka. Pada tahun yang sama, Palau bergabung dengan PBB.
Pasca-kemerdekaan, Palau menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan demokrasi, mencapai kedaulatan ekonomi, dan mengatasi isu-isu lingkungan. Negara ini terus mengandalkan bantuan keuangan dari AS berdasarkan Perjanjian. Pada tahun 2005, Palau memimpin Micronesia Challenge, sebuah inisiatif regional untuk konservasi sumber daya alam. Pada tahun 2009, Palau menciptakan suaka hiu pertama di dunia. Tahun 2012, Kepulauan Rock Palau ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Palau juga aktif dalam isu perubahan iklim global. Meskipun telah mencapai banyak kemajuan, ketergantungan ekonomi pada bantuan luar negeri dan dampak perubahan iklim tetap menjadi isu utama bagi pembangunan berkelanjutan dan kedaulatan Palau.
4. Geografi
Palau adalah negara kepulauan yang terletak di bagian barat Samudra Pasifik, di subkawasan Mikronesia. Wilayahnya terdiri dari sekitar 340 pulau, yang sebagian besar merupakan bagian dari Kepulauan Caroline.
4.1. Topografi dan Pulau-Pulau Utama


Wilayah Palau terdiri dari sebuah kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik. Pulau-pulau yang paling padat penduduknya adalah Angaur, Babeldaob, Koror, dan Peleliu. Tiga pulau terakhir terletak berdekatan dalam satu terumbu penghalang yang sama, sedangkan Angaur adalah pulau samudra yang terletak beberapa kilometer di selatan. Sekitar dua pertiga populasi tinggal di Koror.
Atol karang Kayangel berada di sebelah utara pulau-pulau utama ini, sementara Kepulauan Rock (sekitar 200 pulau) yang tidak berpenghuni terletak di sebelah barat gugusan pulau utama. Kepulauan Rock, juga dikenal sebagai Chelbacheb, terkenal dengan formasi pulau-pulau batu kapur berbentuk jamur yang diselimuti vegetasi hijau lebat dan dikelilingi oleh laguna berwarna biru kehijauan.

Gugusan pulau terpencil yang terdiri dari enam pulau, dikenal sebagai Kepulauan Barat Daya (Palau), sekitar 600 km dari pulau-pulau utama, merupakan bagian dari negara bagian Hatohobei dan Sonsorol.
Pulau terbesar adalah Babeldaob, yang juga merupakan lokasi ibu kota negara, Ngerulmud, di negara bagian Melekeok. Babeldaob memiliki topografi yang lebih beragam, dengan perbukitan, hutan hujan, dan sungai.
4.2. Iklim
Palau memiliki iklim hutan hujan tropis (Af menurut klasifikasi iklim Köppen) dengan suhu rata-rata tahunan sekitar 28 °C. Curah hujan tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata 3.80 K mm. Kelembapan rata-rata adalah 82%. Meskipun hujan lebih sering turun antara bulan Juni dan Oktober, masih banyak sinar matahari sepanjang tahun.
Palau terletak di tepi sabuk topan. Gangguan tropis sering berkembang di dekat Palau setiap tahun, tetapi siklon tropis yang signifikan cukup langka. Topan Mike (1990), Topan Bopha (2012), dan Topan Haiyan (2013) adalah satu-satunya sistem yang melanda Palau sebagai topan dalam catatan sejarah.
Parameter Iklim | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Ags | Sep | Okt | Nov | Des | Tahunan |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Suhu tertinggi rata-rata (°C) | 30.6 | 30.6 | 30.9 | 31.3 | 31.4 | 31.0 | 30.6 | 30.7 | 30.9 | 31.1 | 31.4 | 31.1 | 31.0 |
Suhu rata-rata harian (°C) | 27.3 | 27.2 | 27.5 | 27.9 | 28.0 | 27.6 | 27.4 | 27.5 | 27.7 | 27.7 | 27.9 | 27.7 | 27.6 |
Suhu terendah rata-rata (°C) | 23.9 | 23.9 | 24.1 | 24.4 | 24.5 | 24.2 | 24.1 | 24.3 | 24.5 | 24.4 | 24.4 | 24.2 | 24.2 |
Curah hujan rata-rata (mm) | 271.8 | 231.6 | 208.3 | 220.2 | 304.5 | 438.7 | 458.2 | 379.7 | 301.2 | 352.3 | 287.5 | 304.3 | 3758.3 |
Rata-rata hari hujan (≥ 1.0 mm) | 19.0 | 15.9 | 16.7 | 14.8 | 20.0 | 21.9 | 21.0 | 19.8 | 16.8 | 20.1 | 18.7 | 19.9 | 224.6 |
Rata-rata jam penyinaran matahari bulanan | 198.4 | 194.9 | 244.9 | 234.0 | 210.8 | 168.0 | 186.0 | 176.7 | 198.0 | 179.8 | 183.0 | 182.9 | 2357.4 |
4.3. Lingkungan Hidup

Palau memiliki sejarah konservasi lingkungan yang kuat. Misalnya, kepulauan Ngerukewid dan daerah sekitarnya dilindungi di bawah Suaka Margasatwa Kepulauan Ngerukewid, yang didirikan pada tahun 1956. Meskipun sebagian besar Palau masih bebas dari degradasi lingkungan, beberapa area menjadi perhatian termasuk penangkapan ikan dengan dinamit ilegal, fasilitas pembuangan limbah padat yang tidak memadai di Koror, serta pengerukan pasir dan karang yang ekstensif di laguna Palau.
Seperti negara-negara kepulauan Pasifik lainnya, kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman lingkungan utama. Namun, menurut Basis Data Emisi untuk Penelitian Atmosfer Global, rata-rata emisi karbon dioksida per orang adalah 60 ton pada tahun 2019, tertinggi di dunia, dan sebagian besar berasal dari transportasi. Genangan di daerah dataran rendah mengancam vegetasi pesisir, pertanian, dan pasokan air yang sudah tidak mencukupi. Pengolahan air limbah menjadi masalah, bersama dengan penanganan limbah beracun dari pupuk dan biosida.
Satu spesies buaya air asin, Crocodylus porosus, adalah hewan asli Palau, yang terdapat dalam jumlah bervariasi di seluruh hutan bakau dan di beberapa bagian Kepulauan Rock. Meskipun spesies ini umumnya dianggap sangat berbahaya, hanya ada satu serangan fatal terhadap manusia yang tercatat di Palau dalam sejarah modern, yaitu pada 28 Desember 1965. Serangan ini menyebabkan program pemberantasan buaya dan perdagangan kulit buaya yang berlangsung hingga tahun 1980-an. Program pengelolaan dan konservasi yang berjalan sejak tahun 1990-an telah menyebabkan stabilisasi populasi buaya Palau.
Palau memiliki ekoregion darat hutan lembap tropis Palau. Negara ini memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 2019 sebesar 8,09/10, menempatkannya di peringkat ke-27 secara global dari 172 negara. Negara ini rentan terhadap gempa bumi, aktivitas gunung berapi, dan badai tropis.
Keadilan lingkungan menjadi isu penting, karena Palau, seperti banyak negara kepulauan kecil lainnya, berkontribusi sangat sedikit terhadap perubahan iklim global namun termasuk yang paling rentan terhadap dampaknya. Upaya konservasi Palau tidak hanya melindungi keanekaragaman hayati tetapi juga merupakan bagian dari perjuangan untuk kedaulatan dan keberlanjutan di tengah ancaman eksternal.
4.3.1. Kawasan Konservasi dan Kebijakan Perlindungan Laut
Pada tanggal 5 November 2005, Presiden Thomas Remengesau Jr. memimpin inisiatif lingkungan regional yang disebut Micronesia Challenge, yang bertujuan untuk melestarikan 30% perairan pesisir dekat pantai dan 20% lahan hutan pada tahun 2020. Setelah Palau, inisiatif ini diikuti oleh Federasi Mikronesia, Kepulauan Marshall, serta wilayah AS Guam dan Kepulauan Mariana Utara. Bersama-sama, wilayah gabungan ini mewakili hampir 5% dari wilayah laut Samudra Pasifik dan 7% dari garis pantainya.
Pada tanggal 25 September 2009, Palau mengumumkan akan menciptakan suaka hiu pertama di dunia. Palau melarang semua penangkapan hiu komersial di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) miliknya. Suaka ini melindungi sekitar 600.00 K km2 lautan, area yang setara dengan luas Prancis. Presiden Johnson Toribiong mengumumkan suaka tersebut pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengusulkan larangan penangkapan hiu di seluruh dunia.
Pada tahun 2015, Palau secara resmi melindungi 80% sumber daya airnya, menjadi negara pertama yang melakukannya. Perlindungan sumber daya air ini dilaporkan telah meningkatkan ekonomi negara secara signifikan dalam waktu kurang dari dua tahun.
Pada tahun 2017, Palau menjadi negara pertama di dunia yang menetapkan janji ramah lingkungan, yang dikenal sebagai Palau Pledge, yang dicap pada paspor lokal dan asing. Pengunjung diwajibkan menandatangani janji ini untuk bertindak secara bertanggung jawab secara ekologis dan budaya demi anak-anak Palau.
Pada tahun 2012, Palau menerima Penghargaan Kebijakan Masa Depan dari World Future Council, karena "Palau adalah pemimpin global dalam melindungi ekosistem laut". Kepulauan Rock Selatan dan Lagunanya juga telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, mengakui nilai alam dan budayanya yang luar biasa.
5. Politik dan Pemerintahan

Palau adalah sebuah republik demokrasi perwakilan. Sistem politik dan pemerintahan di Palau didasarkan pada konstitusi yang diadopsi pada tahun 1981. Perkembangan demokrasi dan partisipasi masyarakat menjadi aspek penting dalam dinamika politik negara ini.
5.1. Struktur Pemerintahan
Presiden Palau adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan empat tahun. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh pemerintah.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan Kongres Nasional Palau (Olbiil Era KelulauBahasa Palau). Kongres Nasional adalah badan bikameral yang terdiri dari Senat (dengan 13 anggota) dan Dewan Delegasi (dengan 16 anggota, satu dari setiap negara bagian). Semua legislator menjabat selama empat tahun.
Kekuasaan yudikatif independen dari eksekutif dan legislatif. Sistem peradilan terdiri dari Mahkamah Agung, Pengadilan Umum, dan Pengadilan Tanah. Mahkamah Agung memiliki divisi persidangan dan banding dan dipimpin oleh seorang Ketua Hakim. Hakim diangkat seumur hidup oleh Presiden dengan persetujuan Kongres Nasional Palau.
Pada November 2020, Surangel Whipps Jr. terpilih sebagai Presiden Palau yang baru, menggantikan Presiden Tommy Remengesau.
5.2. Pembagian Administratif

Palau dibagi menjadi enam belas negara bagian (hingga tahun 1984 disebut munisipalitas). Setiap negara bagian memiliki gubernur dan badan legislatif sendiri. Berikut adalah daftar negara bagian beserta luas wilayah dan populasi berdasarkan sensus 2015 dan 2020:
Bendera | Negara Bagian | Luas (km2) | Populasi Sensus 2015 | Populasi Sensus 2020 | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
Kayangel | 1.7 | 54 | 41 | Terdiri dari pulau-pulau di Atol Kayangel | |
Ngarchelong | 11.2 | 316 | 384 | Di ujung utara Pulau Babeldaob | |
Ngaraard | 34 | 413 | 396 | Di ujung utara Pulau Babeldaob, tepat di selatan Negara Bagian Ngarchelong | |
![]() | Ngardmau | 34 | 185 | 238 | Di sisi barat Pulau Babeldaob |
Ngaremlengui | 68 | 350 | 349 | Di sisi barat Pulau Babeldaob | |
Ngatpang | 33 | 282 | 289 | Di sisi barat Pulau Babeldaob | |
![]() | Ngiwal | 17 | 282 | 312 | Di sisi timur Pulau Babeldaob |
Melekeok | 26 | 277 | 318 | Di sisi timur Pulau Babeldaob, lokasi ibu kota Ngerulmud | |
![]() | Ngchesar | 43 | 291 | 319 | Di sisi timur Pulau Babeldaob |
Aimeliik | 44 | 334 | 363 | Di bagian barat daya Pulau Babeldaob | |
![]() | Airai | 59 | 2,455 | 2,529 | Di bagian tenggara Pulau Babeldaob, lokasi bandara internasional |
![]() | Koror | 60.52 | 11,444 | 11,199 | Terdiri dari pulau Koror, Pulau Ngerekebesang, dan Pulau Malakal, ditambah Kepulauan Rock (Chelbacheb) dan Eil Malk di barat daya |
Peleliu | 22.3 | 484 | 470 | Terdiri dari Pulau Peleliu dan beberapa pulau kecil di utaranya, terutama Ngercheu | |
Angaur | 8.06 | 119 | 114 | Pulau Angaur, 12 km selatan Peleliu | |
Sonsorol | 3.1 | 40 | 53 | Terdiri dari pulau Sonsorol, Pulau Fanna, Pulo Anna, dan Pulau Merir | |
Hatohobei | 0.9 | 25 | 39 | Terdiri dari Pulau Tobi dan Helen Reef (tidak berpenghuni) |
Secara historis, Kepulauan Rock Palau telah menjadi bagian dari Negara Bagian Koror.
5.3. Pertahanan dan Keamanan
Perjanjian Asosiasi Bebas antara Amerika Serikat dan Palau mengatur hubungan pertahanan. Palau tidak memiliki militer sendiri dan bergantung pada Amerika Serikat untuk pertahanannya. Berdasarkan perjanjian tersebut, militer Amerika Serikat diberikan akses ke pulau-pulau tersebut selama 50 tahun. Peran Angkatan Laut AS minimal, terbatas pada sejumlah kecil Seabees (insinyur konstruksi). Penjaga Pantai AS berpatroli di perairan nasional.
Pemerintah Palau telah setuju untuk menjadi tuan rumah stasiun radar frekuensi tinggi Angkatan Udara Amerika Serikat yang besar di Palau, sebuah sistem radar jarak jauh (over-the-horizon radar) yang diperkirakan menelan biaya lebih dari 100.00 M USD dan diharapkan beroperasi pada tahun 2026. Kehadiran militer AS ini, meskipun memberikan keamanan, juga menjadi subjek diskusi terkait kedaulatan dan dampak sosial-lingkungan.
5.4. Penegakan Hukum Maritim

Divisi Penegakan Hukum Laut (Division of Marine Law Enforcement) Palau bertugas melakukan patroli di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara seluas 600.00 K km2. Mereka mengoperasikan dua kapal patroli jarak jauh, Kedam dan Remeliik II, untuk memburu nelayan ilegal dan tanpa izin. Kapal-kapal yang lebih kecil digunakan untuk operasi pesisir. Pangkalan mereka berada di Koror. Upaya penegakan hukum maritim ini penting untuk melindungi sumber daya laut Palau yang melimpah dan merupakan bagian integral dari ekonomi dan kedaulatan negara.
5.5. Ekonomi Politik
Interaksi antara proses politik dan ekonomi di Palau sangat signifikan. Sebagai negara kecil yang bergantung pada bantuan internasional, terutama dari Amerika Serikat melalui Perjanjian Asosiasi Bebas, kebijakan ekonomi seringkali terkait erat dengan dinamika politik dan hubungan internasional. Menurut Michael Walsh, presiden Islands Society, Palau adalah contoh kunci keberhasilan pembangunan negara modern di kawasan Indo-Pasifik, berhasil bertransisi secara damai dari pemerintahan kolonial menjadi anggota penuh PBB dan mempertahankan hubungan luar negeri yang kuat.
Namun, ketergantungan Palau pada bantuan internasional menjadi sorotan, seperti yang ditunjukkan oleh pidato Presiden Surangel Whipps Jr. di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pengaruh Amerika telah menyebabkan beberapa pihak memperdebatkan tantangan terhadap kedaulatannya, meskipun tidak secara resmi ditetapkan sebagai protektorat. Pengaruh Amerika telah menghasilkan perubahan besar pada masyarakat, ekonomi, dan proses politik Palau, sehingga beberapa pihak berpendapat bahwa Palau mungkin belum dapat dilihat sebagai negara yang sepenuhnya merdeka atau keberhasilan penuh dari pembangunan negara modern.
Distribusi sumber daya, dampak proyek pembangunan terhadap lingkungan dan masyarakat lokal, serta upaya untuk mencapai kemandirian ekonomi yang lebih besar adalah isu-isu penting dalam ekonomi politik Palau. Kebijakan yang mendukung pariwisata berkelanjutan, konservasi laut, dan diversifikasi ekonomi seringkali menjadi agenda utama pemerintah, yang juga harus menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dengan pelestarian budaya dan lingkungan. Korupsi dan tata kelola yang baik juga merupakan aspek penting yang mempengaruhi kepercayaan publik dan investasi.
6. Hubungan Luar Negeri
Sebagai negara berdaulat, Palau menjalankan hubungan luar negerinya sendiri. Sejak kemerdekaan, Palau telah menjalin hubungan diplomatik dengan banyak negara, termasuk banyak negara tetangga di Pasifik.
Pada tanggal 29 November 1994, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan Resolusi 963 yang merekomendasikan penerimaan Palau ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menyetujui penerimaan Palau berdasarkan Resolusi 49/63 pada tanggal 15 Desember 1994. Sejak itu, Palau telah bergabung dengan beberapa organisasi internasional lainnya.
Dalam politik internasional, Palau sering memberikan suara sejalan dengan Amerika Serikat dalam resolusi Majelis Umum PBB.
Pada tahun 1981, Palau memilih konstitusi bebas nuklir pertama di dunia. Konstitusi ini melarang penggunaan, penyimpanan, dan pembuangan senjata nuklir, kimia beracun, gas, dan biologi tanpa persetujuan terlebih dahulu oleh mayoritas 75 persen dalam referendum. Larangan ini menunda transisi Palau menuju kemerdekaan karena selama negosiasi perjanjian, AS bersikeras pada opsi untuk mengoperasikan kapal bertenaga nuklir dan menyimpan senjata nuklir di dalam wilayah tersebut, yang memicu kampanye untuk kemerdekaan dan denuklirisasi. Pada tahun 2017, Palau menandatangani Traktat Pelarangan Senjata Nuklir PBB.
Palau adalah anggota Perjanjian Nauru untuk Pengelolaan Perikanan.
Pada bulan Juni 2009, Palau mengumumkan akan menerima hingga tujuh belas warga Uyghur yang sebelumnya ditahan oleh militer Amerika di kamp tahanan Teluk Guantanamo, dengan kompensasi dari Amerika untuk biaya pemeliharaan mereka. Akhirnya, enam dari tujuh belas orang tersebut dipindahkan ke Palau pada akhir Oktober 2009.
6.1. Hubungan dengan Amerika Serikat
Hubungan Palau dengan Amerika Serikat sangat sentral dan diatur oleh Perjanjian Asosiasi Bebas (Compact of Free Association). Berdasarkan perjanjian ini, AS bertanggung jawab atas pertahanan Palau, memberikan bantuan keuangan yang signifikan, dan akses ke berbagai layanan sosial AS. Sebaliknya, AS memiliki hak strategis di Palau, termasuk akses militer.
Amerika Serikat memiliki delegasi diplomatik dan kedutaan besar di Palau, tetapi sebagian besar aspek hubungan kedua negara berkaitan dengan proyek-proyek yang didanai perjanjian, yang merupakan tanggung jawab Kantor Urusan Insuler dari Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Sebagai bagian dari perjanjian ini, Palau diberikan kode pos 96939 dan 96940, serta layanan pengiriman surat reguler dari United States Postal Service. Ketergantungan finansial dan militer ini seringkali menjadi bahan perdebatan mengenai sejauh mana kedaulatan penuh Palau dapat dijalankan.
6.2. Hubungan dengan Jepang
Palau memiliki hubungan dekat dengan Jepang, yang telah mendanai berbagai proyek infrastruktur, termasuk Jembatan Koror-Babeldaob. Hubungan ini juga dilandasi oleh sejarah masa lalu ketika Palau menjadi mandat Jepang. Banyak warga Palau senior masih dapat berbahasa Jepang, dan terdapat pengaruh budaya Jepang yang terlihat di Palau.
Pada tahun 2015, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko dari Jepang mengunjungi Peleliu untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II dan untuk menghormati korban perang dari kedua belah pihak. Kunjungan ini menandai pentingnya hubungan bilateral dan rekonsiliasi sejarah.
6.3. Hubungan dengan Republik Tiongkok (Taiwan)
Palau adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang mempertahankan hubungan diplomatik resmi dengan Republik Tiongkok (Taiwan) daripada dengan Republik Rakyat Tiongkok. Taiwan memberikan bantuan ekonomi yang cukup besar kepada Palau, termasuk dukungan untuk kehadiran Palau di forum internasional seperti PBB dan Konferensi Perubahan Iklim PBB. Hubungan ini mencerminkan dinamika geopolitik di Pasifik, di mana Taiwan dan RRT bersaing untuk mendapatkan pengakuan diplomatik.
6.4. Hubungan dengan Negara Lain dan Organisasi Internasional
Palau menjalin hubungan dengan negara-negara kepulauan Pasifik tetangganya dan merupakan anggota Forum Kepulauan Pasifik (PIF), meskipun sempat menarik diri pada Februari 2021 terkait sengketa pemilihan sekretaris jenderal forum, namun kemudian bergabung kembali. Palau juga memiliki status pengamat di ASEAN, sebuah langkah yang didukung oleh Filipina.
Palau aktif di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya, seringkali menyuarakan isu-isu penting bagi negara kepulauan kecil seperti perubahan iklim dan konservasi laut. Palau juga memiliki hubungan diplomatik dengan negara-negara lain termasuk Korea Selatan dan Filipina. Filipina, sebagai tetangga dekat di sebelah barat, telah menyatakan niatnya untuk mendukung Palau jika ingin bergabung dengan ASEAN.
7. Ekonomi
Struktur ekonomi Palau sangat bergantung pada beberapa sektor kunci, dengan bantuan luar negeri memainkan peran penting dalam keuangan pemerintah. Distribusi pendapatan dan dampak sosial dari kebijakan ekonomi menjadi pertimbangan penting dalam pembangunan negara.
7.1. Industri Utama

Ekonomi Palau terutama terdiri dari pariwisata, pertanian subsisten, dan perikanan.
Pariwisata: Ini adalah industri terbesar. Kegiatan pariwisata berfokus pada selam skuba dan snorkeling di lingkungan laut yang kaya di pulau-pulau tersebut, termasuk dinding terumbu karang dan bangkai kapal Perang Dunia II. Kepulauan Rock yang indah adalah daya tarik utama. Pada bulan April 2022, Palau meluncurkan Ol'au Palau, sebuah program pariwisata bertanggung jawab yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan alam dan budaya tradisional negara tersebut.
Pertanian: Sebagian besar bersifat subsisten, dengan tanaman seperti singkong, talas, dan ubi jalar ditanam untuk konsumsi lokal.
Perikanan: Baik perikanan komersial maupun subsisten penting bagi ekonomi dan pasokan makanan lokal. Ekspor tuna adalah salah satu sumber pendapatan.
Pemerintah adalah pemberi kerja terbesar, dan sangat bergantung pada bantuan keuangan AS.
7.2. Perdagangan dan Investasi
Ekspor utama Palau meliputi ikan (terutama tuna), kopra, dan kerajinan tangan. Impor utama meliputi mesin, bahan bakar minyak, makanan, dan barang-barang manufaktur. Mitra dagang utama termasuk Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Taiwan.
Registri kapal Palau, meskipun mewakili kurang dari 0,001% armada kapal komersial dunia, mencakup hampir 60% dari bendera pelayaran terakhir (last-voyage flags) pada tahun 2019. Ini menunjukkan bahwa registri tersebut mungkin digunakan oleh perusahaan pelayaran untuk menghindari tanggung jawab akhir masa pakai kapal, yang mencakup penonaktifan kapal dengan cara yang memperhatikan dampak lingkungan dan kondisi kerja.
7.3. Keuangan dan Mata Uang
Keuangan pemerintah Palau sangat bergantung pada bantuan dari Amerika Serikat berdasarkan Perjanjian Asosiasi Bebas. Bantuan juga datang dari negara lain seperti Jepang dan Taiwan.
Mata uang resmi yang digunakan di Palau adalah Dolar Amerika Serikat (USD).
Pajak penghasilan memiliki tiga tingkatan dengan tarif progresif masing-masing 9,3 persen, 15 persen, dan 19,6 persen. Pajak perusahaan adalah empat persen. Pajak Barang dan Jasa Palau (Palau Goods and Services Tax - PGST) diperkenalkan pada 1 Januari 2023. Ini adalah pajak berbasis luas sebesar 10%, yang berlaku untuk sebagian besar barang dan jasa serta barang lain yang dijual atau dikonsumsi di Palau. Tidak ada pajak properti.
Pada November 2006, Pacific Saving Bank secara resmi mengumumkan kebangkrutan. Dilaporkan bahwa 641 deposan terkena dampaknya. Kompensasi untuk sebagian nasabah, terutama yang memiliki simpanan kecil, diberikan menggunakan dana pinjaman dari Taiwan.
7.4. Transportasi
Sistem transportasi di Palau mencakup transportasi darat, laut, dan udara, yang menghubungkan pulau-pulau di dalam negeri serta Palau dengan dunia luar.
7.4.1. Transportasi Domestik

Jaringan jalan utama terdapat di pulau-pulau besar seperti Koror dan Babeldaob. Jembatan Koror-Babeldaob (juga dikenal sebagai Jembatan Persahabatan Jepang-Palau) menghubungkan kedua pulau penting ini. Compact Road adalah jalan lingkar utama di Babeldaob yang dibangun dengan dana AS, meningkatkan aksesibilitas di pulau terbesar tersebut.
Dari 61 km jalan raya, hanya 36 km yang beraspal. Mengemudi di sisi kanan jalan, dan batas kecepatan adalah 40 km/h.
Transportasi antar pulau sebagian besar bergantung pada perahu pribadi dan layanan udara domestik. Namun, ada beberapa kapal yang dioperasikan negara sebagai alternatif yang lebih murah. Layanan feri menghubungkan beberapa pulau utama. Negara bagian Angaur dan Peleliu memiliki layanan reguler ke tujuan domestik.
7.4.2. Transportasi Internasional
Bandar Udara Internasional Roman Tmetuchl (sebelumnya dikenal sebagai Bandara Internasional Palau) terletak di pulau Babeldaob, dekat Koror. Bandara ini melayani penerbangan internasional terjadwal langsung dengan Guam, Manila (Filipina), dan Taipei (Taiwan).
Maskapai yang beroperasi termasuk United Airlines (ke/dari Guam, dan sekali seminggu ke Yap), Korean Air (tiga kali seminggu ke Incheon, Korea Selatan), dan China Airlines (dua hingga empat kali seminggu antara Koror dan Taipei). Pada Mei 2024, Nauru Airlines memulai penerbangan mingguan langsung ke Brisbane, Australia.
Kapal barang, militer, dan kapal pesiar sering singgah di Pelabuhan Malaehaka, di Pulau Malakal di luar Koror.
7.5. Informasi dan Komunikasi
Palau terhubung ke sistem kabel bawah laut yang menyediakan layanan internet dan komunikasi internasional. Penyedia layanan telekomunikasi utama adalah Palau National Communications Corporation (PNCC), yang menawarkan layanan telepon tetap, seluler, dan internet. Penetrasi internet telah meningkat, meskipun biayanya bisa relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju.
Media penyiaran meliputi stasiun televisi dan radio. Ada beberapa surat kabar lokal seperti Island Times dan Tia Belau. Program televisi dari luar negeri, termasuk dari AS dan Jepang (NHK), juga tersedia melalui layanan kabel.
8. Demografi
Statistik populasi dan karakteristik sosial Palau memberikan gambaran tentang masyarakatnya yang beragam.
8.1. Populasi
Populasi Palau diperkirakan sekitar 17.614 jiwa pada sensus tahun 2020, sedikit menurun dari 17.661 pada sensus 2015. Perkiraan tahun 2023 sekitar 21.779 jiwa. Kepadatan penduduk relatif rendah. Struktur usia menunjukkan populasi yang relatif muda, meskipun ada tren penuaan seperti di banyak negara lain. Tingkat pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh migrasi keluar, terutama kaum muda yang mencari pendidikan dan pekerjaan di luar negeri.
Tahun Sensus | Populasi | Perubahan % |
---|---|---|
1958 | 8.987 | - |
1970 | 11.210 | +24,7% |
1980 | 12.116 | +8,1% |
1990 | 15.122 | +24,8% |
1995 | 17.225 | +14,0% |
2000 | 19.129 | +11,1% |
2005 | 19.907 | +4,1% |
2015 | 17.661 | -11,3% |
2020 | 17.614 | -0,3% |
8.2. Kelompok Etnis
Mayoritas penduduk, sekitar 73%, adalah penduduk asli Palau yang merupakan keturunan campuran Melanesia dan Austronesia. Terdapat banyak komunitas Asia di Palau. Orang Filipina membentuk kelompok Asia terbesar dan kelompok etnis terbesar kedua di negara ini, yang sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke masa kolonial Spanyol. Terdapat juga sejumlah signifikan orang Tionghoa dan orang Korea.
Ada juga sejumlah kecil warga Palau keturunan campuran atau penuh Jepang. Sebagian besar warga Palau keturunan Asia datang pada akhir abad ke-20, dengan banyak orang Tionghoa, Bangladesh, dan Nepal datang ke Palau sebagai pekerja tidak terampil dan profesional. Ada juga sejumlah kecil orang Eropa dan Amerika.
8.3. Bahasa
Bahasa resmi Palau adalah bahasa Palau (anggota rumpun bahasa Austronesia) dan bahasa Inggris. Di dua negara bagian, Sonsorol dan Hatohobei, bahasa lokal yaitu bahasa Sonsorol dan bahasa Tobi, masing-masing diakui sebagai bahasa resmi bersama dengan bahasa Palau. Bahasa Jepang dituturkan oleh beberapa warga Palau yang lebih tua dan merupakan bahasa resmi di negara bagian Angaur.
Karena warisan sistem pendidikan dari masa republik sebagai wilayah perwalian, bahasa Inggris adalah mata pelajaran inti dalam Sistem Pendidikan Palau, dengan mayoritas penduduknya menggunakannya sebagai bahasa kedua. Dialek lokal yang dipengaruhi oleh bahasa Inggris Filipina juga berkembang.
8.4. Agama
Menurut sensus 2020:
- Katolik Roma: 46,9%
- Protestan: 25,9% (terutama Kristen Injili)
- Advent Hari Ketujuh: 5%
- Modekngei (agama sinkretis lokal): 5,1%
- Islam: 4,9%
- Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Mormon): 0,9%
- Agama lain/Tidak beragama/Tidak disebutkan: 11,4%
Pendudukan Jerman dan Jepang di Palau sama-sama mensubsidi misionaris. Jerman mengirim misionaris Katolik Roma dan Protestan, Jepang mengirim misionaris Shinto dan Buddha, sementara Spanyol telah lebih dulu mengirim misionaris Katolik Roma. Saat ini, tiga perempat populasi adalah Kristen. Modekngei, yang merupakan kombinasi dari Kekristenan, agama tradisional Palau, dan ramalan nasib, serta agama kuno Palau masih umum dianut. Pemerintahan Jepang membawa Buddhisme Mahayana dan Shinto ke Palau, yang merupakan agama mayoritas di antara para pemukim Jepang. Namun, setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, orang Jepang yang tersisa sebagian besar berpindah ke agama Kristen, sementara beberapa terus menjalankan Buddhisme tetapi berhenti mempraktikkan ritus Shinto. Ada sekitar 400 Muslim Bengali di Palau.
9. Layanan Publik
Layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan merupakan aspek penting dalam pembangunan sosial di Palau.
9.1. Pendidikan
Pendidikan dasar diwajibkan hingga usia 16 tahun. Sekolah-sekolah meliputi institusi publik (termasuk Palau High School) dan swasta. Palau Community College (PCC) adalah lembaga pendidikan tinggi utama di negara ini, menawarkan berbagai program diploma dan sertifikat, serta beberapa program sarjana muda melalui kemitraan dengan universitas di luar negeri.
Sistem sekolah terdiri dari sekolah dasar (kelas 1-8) dan sekolah menengah atas (kelas 9-12). Bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang sarjana, pascasarjana, dan program profesional yang lebih tinggi, mereka biasanya melanjutkan studi ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat. Palau juga menawarkan pembelajaran jarak jauh melalui kemitraan dengan universitas seperti Universitas Negeri San Diego dan Universitas Pasifik Selatan.
Bahasa Inggris adalah bahasa pengantar utama dalam sistem pendidikan, meskipun bahasa Palau juga digunakan. Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja lokal.
9.2. Kesehatan
Fasilitas medis utama di Palau adalah Rumah Sakit Nasional Belau (Belau National Hospital), sebuah rumah sakit dengan 80 tempat tidur yang terletak di Koror. Rumah sakit ini menyediakan berbagai layanan medis dasar dan beberapa layanan spesialis. Namun, untuk beberapa spesialisasi medis yang kompleks atau perawatan lanjutan, pasien seringkali dirujuk ke luar negeri, seperti ke Taiwan, Filipina, atau Hawaii.
Palau tidak memiliki spesialis dermatologi atau oftalmologi (spesialis mata) tetap. Obat-obatan VEGF untuk penyakit mata akibat diabetes tidak dapat diberikan untuk kondisi mata, sehingga operasi laser dilakukan oleh dokter mata dari Amerika yang berkunjung. Rumah Sakit Nasional Belau tidak dapat menangani pendarahan otak tertentu, sehingga memerlukan evakuasi medis darurat ke Taiwan.
Masalah kesehatan utama di Palau meliputi penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung, yang terkait dengan perubahan gaya hidup dan pola makan. Pemerintah Palau, melalui Kementerian Kesehatan, menjalankan berbagai program kesehatan masyarakat untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat.
10. Budaya

Budaya Palau kaya akan tradisi lisan, seni, dan struktur sosial yang unik, yang terus dilestarikan meskipun ada pengaruh dari luar.
10.1. Masyarakat dan Adat Tradisional
Masyarakat Palau secara tradisional mengikuti sistem matrilineal yang ketat. Praktik matrilineal terlihat dalam hampir setiap aspek tradisi Palau, terutama dalam pemakaman, pernikahan, warisan, dan pewarisan gelar adat. Klan (kebliil) adalah unit sosial dasar, dan identitas seseorang sangat terkait dengan klan ibunya.
Sistem kepala suku masih memainkan peran penting dalam masyarakat Palau. Dewan Kepala, yang terdiri dari para kepala suku tradisional tertinggi dari setiap negara bagian, bertindak sebagai penasihat Presiden mengenai hukum adat dan tradisi.
Rumah pertemuan tradisional yang disebut bai adalah pusat kehidupan komunitas di masa lalu. Bai diukir dan dicat dengan indah, menggambarkan legenda, sejarah, dan aspek penting lainnya dari budaya Palau.
Adat istiadat terkait peristiwa penting seperti kelahiran, pernikahan, dan kematian sangat dijaga. Misalnya, upacara ngasech adalah ritual pemurnian untuk wanita yang baru pertama kali melahirkan. Pemakaman juga melibatkan serangkaian ritual yang kompleks dan partisipasi komunitas yang luas.
10.2. Kuliner
Masakan Palau memanfaatkan bahan-bahan lokal seperti talas (kukau, brak), singkong (diokang), ubi jalar, ikan, dan daging babi. Pengaruh dari masakan Jepang, Amerika, dan Filipina juga kuat karena kehadiran historis dan pekerja migran.
Beberapa hidangan lokal yang terkenal antara lain:
- Sup kelelawar buah (fruit bat soup): Kelelawar buah dimasak utuh dalam santan dengan jahe dan rempah-rempah lainnya. Ini dianggap sebagai hidangan lezat bagi sebagian orang.
- Taro dan produk olahannya: Talas direbus, dipanggang, atau dibuat menjadi hidangan seperti demok (daun talas yang dimasak dengan santan).
- Hidangan laut: Ikan segar, kepiting, dan kerang merupakan bagian penting dari diet.
Minuman lokal termasuk minuman beralkohol yang terbuat dari nira kelapa; minuman yang terbuat dari akar kava (meskipun tidak sepopuler di beberapa negara Pasifik lainnya); dan kebiasaan mengunyah sirih pinang. Sebuah hidangan penutup yang disebut tama juga dikembangkan di Palau.
10.3. Olahraga
Olahraga populer di Palau mencakup berbagai cabang, baik yang diperkenalkan dari luar maupun yang bersifat tradisional.
10.3.1. Bisbol
Bisbol telah populer di Palau sejak diperkenalkan oleh Jepang pada tahun 1920-an. Tim nasional bisbol Palau telah meraih medali emas di Pesta Olahraga Mikronesia pada tahun 1990, 1998, dan 2010, serta di Pesta Olahraga Pasifik 2007. Pada 20 Juni 2022, Bligh Madris, seorang pemain luar kiri, memainkan pertandingan pertamanya untuk Pittsburgh Pirates melawan Chicago Cubs, menjadikannya orang Palau pertama yang bermain di Major League Baseball (MLB).
10.3.2. Sepak Bola
Palau memiliki tim nasional sepak bola, yang diorganisir oleh Palau Football Association, tetapi bukan anggota FIFA. Asosiasi ini menyelenggarakan Liga Sepak Bola Palau. Meskipun tidak sepopuler bisbol, sepak bola memiliki pengikutnya sendiri.
10.3.3. Partisipasi Olimpiade
Palau pertama kali berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas pada tahun 2000 di Sydney. Sejak itu, Palau telah mengirimkan delegasi ke setiap Olimpiade Musim Panas. Atlet Palau biasanya berkompetisi dalam cabang olahraga seperti atletik, renang, gulat, dan angkat besi. Hingga saat ini, Palau belum memenangkan medali Olimpiade.
10.4. Media Massa dan Surat Kabar
Palau memiliki beberapa surat kabar, antara lain Rengel Belau (1983-1985), Tia Belau (1992-sekarang), dan Island Times. Stasiun radio seperti Palau Wave Radio dan stasiun televisi lokal menyediakan berita dan hiburan. Layanan televisi kabel juga tersedia, menawarkan saluran internasional. Internet dan media sosial semakin memainkan peran penting dalam penyebaran informasi.
10.5. Seni dan Musik
Seni tradisional Palau meliputi ukiran kayu, tenun, dan pembuatan perhiasan dari cangkang kura-kura dan bahan alami lainnya. Storyboards adalah bentuk seni ukir kayu yang terkenal, yang menggambarkan legenda dan cerita rakyat Palau.
Musik dan tarian tradisional merupakan bagian integral dari upacara dan perayaan budaya. Tarian seringkali diiringi oleh nyanyian dan alat musik perkusi sederhana. Musik modern juga populer, dengan pengaruh dari berbagai genre internasional.
10.6. Situs Warisan Dunia

Laguna Selatan Kepulauan Rock (Rock Islands Southern Lagoon) di Palau terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2012. Situs ini mencakup area seluas 100.20 K ha dan terdiri dari 445 pulau batu kapur vulkanik tak berpenghuni, banyak di antaranya berbentuk jamur yang unik, dikelilingi oleh laguna berwarna pirus dan terumbu karang. Situs ini memiliki keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi, termasuk lebih dari 385 spesies karang, dan berbagai jenis ikan, mamalia laut, serta 13 spesies hiu. Selain nilai alamnya, situs ini juga memiliki sisa-sisa arkeologi dari pendudukan manusia selama lebih dari tiga ribu tahun, termasuk seni cadas dan sisa-sisa desa kuno, yang memberikan kesaksian tentang kehidupan masyarakat kepulauan kecil yang beradaptasi dengan lingkungan laut.
Situs tentatif UNESCO lainnya termasuk Teras Ngebedech (Ouballang ra Ngebedech), Kawasan Konservasi Imeong, Situs Tambang Yapease, dan Peti Mati Batu Tet el Bad (Tet el Bad Stone Coffin).
10.7. Hari Libur Nasional
Palau memiliki beberapa hari libur nasional dan resmi, di antaranya:
- 1 Januari: Hari Tahun Baru
- 15 Maret: Hari Pemuda
- 5 Mei: Hari Lansia
- 1 Juni: Hari Presiden
- 9 Juli: Hari Konstitusi (memperingati pengesahan konstitusi pada tahun 1979)
- Senin pertama bulan September: Hari Buruh
- 1 Oktober: Hari Kemerdekaan (memperingati kemerdekaan penuh pada tahun 1994)
- 24 Oktober: Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Kamis terakhir bulan November: Hari Pengucapan Syukur (Thanksgiving Day)
- 25 Desember: Hari Natal
Selain itu, setiap negara bagian mungkin memiliki hari libur lokalnya sendiri.