1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Pangeran Heinrich dilahirkan sebagai anggota keluarga kerajaan Prusia dan mendapatkan pendidikan yang ketat untuk mempersiapkannya dalam karier militer, khususnya di angkatan laut.
1.1. Kelahiran dan Keluarga
Pangeran Heinrich lahir di Berlin pada 14 Agustus 1862. Ia adalah anak ketiga dan putra kedua dari delapan bersaudara yang lahir dari Pangeran Mahkota Frederick William (kemudian menjadi Kaisar Frederick III) dan Victoria, Putri Kerajaan Britania Raya (kemudian Permaisuri Victoria dan dalam masa janda disebut Permaisuri Frederick), putri sulung dari Ratu Victoria Britania Raya. Heinrich tiga tahun lebih muda dari kakaknya, Kaisar William II di masa depan, yang lahir pada 27 Januari 1859. Ibunya, Victoria, yang dikenal sebagai seorang intelektual, menuntut kecerdasan tinggi dari anak-anaknya. Namun, Heinrich sering kesulitan memenuhi tuntutan tersebut, bahkan ibunya pernah menulis surat kepada Neneknya, Ratu Victoria, yang menyatakan bahwa Heinrich adalah "pemalas yang putus asa." Akibatnya, Heinrich bersama kakaknya, Wilhelm II, dan adik perempuannya, Charlotte, tumbuh dengan perasaan tidak menyukai ibu mereka.
1.2. Pendidikan
Setelah menempuh pendidikan di gymnasium di Kassel, Pangeran Heinrich meninggalkan sekolah pada pertengahan kelas pada tahun 1877, saat berusia 15 tahun, dan kemudian bergabung dengan program kadet Angkatan Laut Kekaisaran Jerman. Pendidikan angkatan lautnya meliputi perjalanan keliling dunia selama dua tahun (1878-1880), ujian perwira angkatan laut (SeeoffizierhauptprüfungBahasa Jerman) pada Oktober 1880, dan menempuh pendidikan di akademi angkatan laut Jerman dari tahun 1884 hingga 1886. Selama menjadi kadet angkatan laut, ia juga menghabiskan waktu di Jepang dari Juni 1879 hingga April 1880. Setelah penugasannya, Heinrich banyak mengunjungi berbagai negara dan kemudian menerbitkan memoarnya mengenai pengalaman perjalanan internasionalnya.
2. Karier Angkatan Laut
Pangeran Heinrich memiliki karier yang cemerlang di Angkatan Laut Kekaisaran Jerman, naik pangkat dengan cepat dan memegang berbagai komando penting sepanjang masa baktinya.
2.1. Masuk Angkatan Laut dan Komando Awal
Sebagai seorang pangeran kekaisaran, Heinrich dengan cepat mendapatkan jabatan komando. Pada tahun 1887, ia dipercaya memimpin kapal torpedo dan pada saat yang sama, Divisi Kapal Torpedo Pertama. Pada tahun 1888, ia menjadi komandan yacht kekaisaran SMY Hohenzollern. Dari tahun 1889 hingga 1890, ia memimpin kapal penjelajah Irene, kapal pertahanan pantai Beowulf, kapal perang berlapis baja Sachsen, dan kapal tempur pra-dreadnought Wörth.
Selama kariernya, ia menerima berbagai promosi pangkat:
- Unterleutnant zur See (Letnan Muda Laut): 14 Agustus 1872 (Pelatihan Dasar dan Akademi Angkatan Laut 1877-1878).
- Leutnant zur See (Letnan Laut): 18 Oktober 1881 (Pelayaran Latihan dan Akademi Angkatan Laut 1878-1882).
- Kapitänleutnant (Letnan Komandan): 18 Oktober 1884 (Perwira Eksekutif, korvet lapis baja Oldenburg, 1886).
- Korvettenkapitän (Komandan Korvet): 18 Oktober 1887 (Komandan Divisi Kapal Torpedo Pertama, 1887; Komandan Yacht Kekaisaran SMY Hohenzollern, 1888).
- Kapitän zur See (Kapten Laut): 27 Januari 1889 (Komandan kapal penjelajah Irene, 1889-1890; Komandan Kapal Pertahanan Pesisir Lapis Baja Beowulf, 1892; Komandan korvet lapis baja Sachsen, 1892-1894; Komandan kapal tempur pra-dreadnought Wörth, 1894-1895).
2.2. Komando Armada dan Skuadron
Sejak tahun 1897, Pangeran Heinrich memimpin beberapa gugus tugas angkatan laut. Ini termasuk skuadron improvisasi yang berpartisipasi dengan Skuadron Asia Timur dalam mengkonsolidasikan dan mengamankan kekuasaan Jerman di wilayah Kiaochow dan pelabuhan Tsingtao pada tahun 1898. Keberhasilan pangeran lebih bersifat diplomatik daripada militer; ia menjadi penguasa Eropa pertama yang diterima di istana kekaisaran Tiongkok.
Pada tahun 1899, ia secara resmi menjadi komandan Skuadron Asia Timur, kemudian skuadron kapal utama, dan pada tahun 1903 menjadi komandan stasiun angkatan laut Laut Baltik. Dari tahun 1906 hingga 1909, Heinrich adalah komandan Armada Laut Lepas. Pada tahun 1909, ia dipromosikan menjadi Laksamana Besar.
Ia melanjutkan kenaikan pangkatnya:
- Konteradmiral (Laksamana Muda): 15 September 1895 (Komandan Divisi ke-2, Skuadron Tempur ke-1, 1896-1897; Komandan Divisi ke-2, Skuadron Kapal Penjelajah, 1897-1899).
- Vizeadmiral (Laksamana Madya): 5 Desember 1899 (Komandan Skuadron Kapal Penjelajah, 1899-1900; Komandan Skuadron Tempur ke-1, 1900-1903).
- Admiral (Laksamana): 13 September 1901 (Laksamana Komandan, Komando Angkatan Laut Laut Baltik, 1903-1906; Komandan Armada Laut Lepas, 1906-1909).
- Großadmiral (Laksamana Besar): 4 September 1909 (Inspektur Jenderal Angkatan Laut Kekaisaran, 1909-1918; Panglima Armada Baltik, 1914-1918).
2.3. Peran dalam Perang Dunia I
Pada awal Perang Dunia I, Pangeran Heinrich diangkat sebagai Panglima Tertinggi Armada Baltik. Meskipun sarana yang diberikan kepadanya jauh lebih rendah dibandingkan Armada Baltik milik Kekaisaran Rusia, ia berhasil, hingga Revolusi tahun 1917, menempatkan Angkatan Laut Kekaisaran Rusia dalam posisi defensif dan menghalangi mereka melakukan serangan di pantai Jerman. Setelah berakhirnya permusuhan dengan Rusia, misinya berakhir, dan Pangeran Heinrich meninggalkan tugas aktif. Dengan berakhirnya perang dan pembubaran monarki di Jerman akibat Revolusi Jerman, Pangeran Heinrich meninggalkan angkatan laut. Meskipun secara terbuka menentang Revolusi, ia memprioritaskan keselamatan keluarganya dan melarikan diri dari Kiel.
2.4. Pangkat dan Jabatan Penting
Pangeran Heinrich mencapai pangkat tertinggi dalam Angkatan Laut Kekaisaran Jerman dan memegang beberapa jabatan strategis yang krusial. Setelah menjadi Laksamana Besar pada tahun 1909, ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal Angkatan Laut Kekaisaran dari tahun 1909 hingga 1918, peran yang memberinya otoritas pengawasan luas atas kekuatan laut Jerman. Selama Perang Dunia I, ia juga menjabat sebagai Panglima Armada Baltik.
3. Kehidupan Pribadi dan Minat
Di luar tugas-tugas militernya, Pangeran Heinrich memiliki kepribadian yang khas dan minat yang mendalam pada teknologi, olahraga, dan hobi lainnya.
3.1. Kepribadian dan Kehidupan Pribadi

Berbeda dengan kakaknya, Kaisar Wilhelm II, Pangeran Heinrich dikenal karena kepribadiannya yang rendah hati, membuatnya populer di kalangan prajurit dan di wilayah utara Jerman. Ia dinilai sebagai pelaut yang bersemangat dan ulung. Heinrich menunjukkan bakat diplomatik yang lebih baik dibandingkan saudara-saudaranya. Selama kunjungannya ke Amerika Serikat pada tahun 1902, ia memberikan kesan yang baik kepada para jurnalis Amerika dan disambut hangat oleh komunitas Jerman-Amerika. Sebagai seorang militer, ia menganut pandangan pragmatis, sangat menghargai teknologi modern seperti kapal selam dan pesawat terbang, serta secara aktif mengadopsinya sebagai persenjataan.
Setelah Revolusi Jerman, Heinrich tinggal bersama keluarganya di Hemmelmark, dekat Eckernförde, di Schleswig-Holstein. Ia melanjutkan kegemarannya dalam olahraga motor dan berlayar, bahkan di usia tua ia masih menjadi peserta yang sangat sukses dalam berbagai regatta. Ia juga mempopulerkan Prince Henry cap, topi yang masih banyak dipakai, terutama oleh para pelaut senior.
3.2. Minat Teknologi dan Penemuan
Heinrich memiliki dedikasi terhadap teknologi modern dan mampu dengan cepat memahami nilai praktis dari inovasi teknis. Ia menjadi salah satu orang pertama di Jerman yang memperoleh lisensi pilot pada tahun 1910. Selama Perang Dunia I, ia bahkan merencanakan penggunaan kapal induk untuk melawan Angkatan Laut Rusia.
Ia juga tertarik pada mobil dan konon menemukan penghapus kaca depan mobil manual. Sumber lain menyebutkan ia menemukan penghapus kaca depan elektrik dan juga klakson mobil. Pada tahun 1899, Heinrich menerima gelar doktor kehormatan (Doctor of Engineering honoris causaBahasa Jerman) dari Technische Hochschule di Charlottenburg (sekarang Universitas Teknik Berlin).
3.3. Hobi dan Olahraga

Sebagai penggemar yacht, Pangeran Heinrich menjadi salah satu anggota pertama Kieler Yacht-Club, yang didirikan oleh sekelompok perwira angkatan laut pada tahun 1887, dan dengan cepat menjadi pelindung klub tersebut.
Ia juga sangat tertarik pada mobil. Untuk menghormatinya, Prinz-Heinrich-Fahrt (Tur Pangeran Heinrich) didirikan pada tahun 1908, yang seperti Kaiserpreis sebelumnya, merupakan pendahulu dari Grand Prix Jerman. Heinrich dan kakaknya, Wilhelm, memberikan dukungan kepada Kaiserlicher Automobilclub (Klub Otomotif Kekaisaran). Dari tahun 1911 hingga 1914, produsen mobil Inggris Vauxhall Motors memproduksi model C-10, yang disebut "Vauxhall Prince Henry" untuk menghormatinya setelah awalnya dibangun untuk partisipasi dalam balapan tahun 1911.
4. Misi Diplomatik dan Kunjungan Luar Negeri
Sebagai anggota keluarga kekaisaran, Pangeran Heinrich sering kali menjalankan misi diplomatik dan kunjungan resmi ke berbagai negara, memainkan peran penting dalam hubungan internasional Jerman.
4.1. Kunjungan ke Tiongkok
Pada tahun 1898, Pangeran Heinrich memimpin skuadron angkatan laut ke Asia Timur, di mana ia berperan dalam mengkonsolidasikan kendali Jerman atas wilayah Kiaochow dan pelabuhan Tsingtao. Namun, keberhasilan terbesarnya di wilayah ini lebih bersifat diplomatik daripada militer: ia menjadi bangsawan Eropa pertama yang pernah diterima di istana kekaisaran Tiongkok.
4.2. Kunjungan ke Jepang

Pada 6 Oktober 1878, Pangeran Heinrich yang berusia 16 tahun, sebagai kadet angkatan laut dalam perjalanan keliling dunia, berangkat dari Kiel dengan korvet Prinz Adalbert. Setelah mengunjungi negara-negara Amerika Selatan dan melintasi Pasifik dari Hawaii, ia tiba di Pelabuhan Yokohama pada 23 Mei 1879, menandai kunjungan pertamanya ke Jepang.
Pada 26 Mei, Pangeran Kitashirakawa Yoshihisa yang fasih berbahasa Jerman dan Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Hachisuka Mochiaki naik kapal Prinz Adalbert untuk menyampaikan sambutan dari Kaisar Meiji. Pada 28 Mei, Heinrich turun dari kapal dan naik kereta api dari Stasiun Yokohama ke Stasiun Shinbashi, lalu diantar ke Enryōkan, wisma tamu di Hamarikyū. Keesokan harinya, 29 Mei, ia pertama kali menghadap Kaisar Meiji. Heinrich menyerahkan Ordo Elang Hitam, penghargaan tertinggi Prusia, yang dititipkan oleh kakeknya, Wilhelm I. Sebagai balasannya, Kaisar Meiji menganugerahkan Grand Cordon Ordo Matahari Terbit kepadanya. Pada 30 Mei, sebagai balasan kunjungan, Kaisar mengunjungi Heinrich di Enryōkan dan memberinya hadiah berupa vas dan kain sutra.
Selanjutnya, Heinrich melakukan tur ke Jepang. Pada 4 Juni, ia menyaksikan Kabuki ditemani oleh tokoh-tokoh penting seperti Pangeran Arisugawa Taruhito, Pangeran Kitashirakawa Yoshihisa, Iwakura Tomomi, dan Itō Hirobumi. Berbagai acara dan pesta dansa juga diadakan di pemukiman Jerman untuk menyambut Heinrich. Ia juga mendaki Gunung Fuji. Untuk menghindari wabah kolera dan panasnya musim panas, rombongan Heinrich kembali ke Prinz Adalbert di Pelabuhan Yokohama dan pindah ke Vladivostok untuk mencari tempat yang lebih sejuk. Namun, karena kolera juga mewabah di sana, mereka kembali ke Jepang. Awak kapal menghabiskan musim panas Jepang yang sangat panas di perairan utara karena alasan kesehatan, dan mereka menjelajahi pedalaman pulau utara yang belum terjamah dari Hakodate, sebuah kota pelabuhan di Hokkaido.
Pada 17 September, kapal Prinz Adalbert kembali berlabuh di Yokohama. Dari akhir September hingga Oktober, ia mengunjungi Nikkō, dan pada 15 Oktober, sebuah perjamuan diadakan di Istana Kekaisaran Sementara Akasaka, dihadiri oleh Pangeran Arisugawa, Pangeran Kitashirakawa, Menteri Rumah Tangga Kekaisaran Tokudaiji Sanenori, Iwakura, dan Menteri Luar Negeri Inoue Kaoru.
Pada pertengahan November, ia mengunjungi Jepang bagian barat, melihat Istana Kekaisaran Kyoto, menikmati pelayaran Hozugawa di Arashiyama, dan mengunjungi Gion serta Kiyomizu-dera. Ia juga singgah di Ōtsu, Sakamoto, dan Uji. Pada Desember, Prinz Adalbert yang membawa Heinrich menuju Nagasaki, dan setelah meninggalkan Nagasaki pada 6 Januari 1880, kapal itu tiba di Pelabuhan Kobe pada 9 Januari.
Pada 7 Februari, Heinrich, yang saat itu berada di Kobe, diam-diam berburu bebek di Danau Shakaga-ike di Desa Shōji, Distrik Shimashimo, Prefektur Osaka (sekarang Kishibe-Kita, Suita, Prefektur Osaka), meskipun itu adalah area terlarang. Tidak menyadari bahwa ia adalah Pangeran Prusia, Ida Motokichi dari Desa Nanao memukul Heinrich. Keesokan harinya, Kerajaan Prusia yang marah mengajukan protes kepada Prefektur Osaka dan Kementerian Luar Negeri, menyebabkan masalah ini berkembang menjadi insiden diplomatik. Setelah negosiasi, pada 14 Februari, "Upacara Permintaan Maaf" diadakan di Kantor Prefektur Osaka dan Kishibe Jinja, di mana 13 orang yang terlibat dihukum: delapan petugas polisi yang lalai dalam penanganan kasus dipecat karena dianggap tidak menghormati keluarga kerajaan, dan lima inspektur polisi dikenakan sanksi pemotongan gaji selama sebulan.
Ekstrateritorialitas bagi warga negara Jerman (Prusia) di Jepang berawal dari Perjanjian Persahabatan dan Perdagangan Jepang-Prusia (ditandatangani 24 Januari 1861), dilanjutkan dengan perjanjian setelah pembentukan Konfederasi Jerman Utara (ditandatangani 20 Februari 1869), dan kemudian Perjanjian dengan Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Insiden berburu di Suita yang melibatkan Pangeran Prusia ini sering dilihat dari sudut pandang sejarah politik sebagai contoh diplomasi lemah Jepang di bawah perjanjian yang tidak setara, yang memicu peningkatan kritik, Gerakan Hak Rakyat Bebas, dan nasionalisme. Namun, beberapa penelitian, seperti yang dilakukan oleh Yamana Keiichi, menafsirkan bahwa tindakan Jepang bukanlah diplomasi lemah, melainkan bagian dari strategi untuk melanjutkan revisi perjanjian tanpa hambatan besar. Setelah insiden ini, Menteri Luar Negeri Inoue Kaoru mulai mengirimkan rancangan perjanjian revisi yang mencakup penghapusan ekstrateritorialitas dan yurisdiksi konsuler kepada para menteri asing yang berkedudukan di Jepang, sehingga mengintensifkan negosiasi dengan kekuatan-kekuatan besar. Meskipun ada berbagai kesulitan, ini menjadi pemicu keberhasilan penghapusan yurisdiksi konsuler dengan negara-negara besar melalui Perjanjian Perdagangan dan Navigasi Inggris-Jepang pada tahun 1894.
Pada 2 April, setelah insiden tersebut, Heinrich kembali mengunjungi Istana Kekaisaran. Kaisar Meiji dengan tulus menyatakan penyesalan atas insiden di Osaka dan berharap Heinrich akan kembali ke negaranya dengan kenangan indah tentang Jepang, meskipun ada berbagai peristiwa yang terjadi. Heinrich berangkat dari Yokohama pada 5 April, menuju Shanghai, tujuan kunjungan berikutnya.
Heinrich kembali mengunjungi Jepang pada tahun 1899, dan pada tahun 1912, ia menghadiri pemakaman Kaisar Meiji sebagai bagian dari delegasi Jerman.
4.3. Kunjungan ke Amerika Serikat

Pada Maret 1902, Pangeran Heinrich melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Selama kunjungannya, ia dianugerahi gelar doktor kehormatan (LL.D.) dari Universitas Harvard pada 6 Maret 1902. Ia juga menerima Kebebasan Kota dari Kota New York pada 25 Februari 1902, dan dari Philadelphia pada 10 Maret 1902. Kunjungannya meninggalkan kesan yang baik pada para jurnalis Amerika, dan ia disambut hangat oleh komunitas Jerman-Amerika.
5. Gelar, Kehormatan, dan Jabatan Kehormatan
Sepanjang hidupnya, Pangeran Heinrich menerima berbagai penghargaan, gelar kehormatan, dan penunjukan militer dari negara-negara Jerman dan asing, yang mencerminkan status dan pengakuan atas kariernya.
5.1. Kehormatan dan Komisi Regimental Jerman
- Kerajaan Prusia:
- Ksatria Ordo Elang Hitam, 14 Agustus 1872; dengan Kerah, 1881.
- Salib Agung Ordo Elang Merah, 1872.
- Ksatria Ordo Mahkota Kerajaan, Kelas 1, 14 Agustus 1872.
- Salib Komandan Agung Ordo Rumah Kerajaan Hohenzollern, 14 Agustus 1872.
- Ksatria Keadilan dari Johanniter Order.
- Penghargaan Jasa Lama.
- Pour le Mérite (militer), 1 Agustus 1916; dengan Daun Ek, 24 Januari 1918.
- Hohenzollern: Salib Kehormatan Ordo Rumah Kepangeranan Hohenzollern, Kelas 1.
- Anhalt: Salib Agung Ordo Albert Sang Beruang, 1884.
- Baden:
- Ksatria Ordo Rumah Kesetiaan, 1881.
- Ksatria Ordo Berthold Pertama, 1881.
- Kerajaan Bayern: Ksatria Ordo St. Hubert, 1886.
- Brunswick: Salib Agung Ordo Henry Sang Singa, 1888.
- Duchy Ernestine: Salib Agung Ordo Rumah Saxe-Ernestine, 1885.
- Kota-kota Hanseatik Bebas: Salib Hanseatic.
- Hesse dan oleh Rhein:
- Salib Agung Ordo Ludwig, 1 April 1875.
- Ksatria Singa Emas, dengan Kerah, 24 Mei 1888.
- Medali Keberanian.
- Mecklenburg: Salib Agung Ordo Mahkota Wendish, dengan Mahkota Emas dan Berlian.
- Oldenburg: Salib Agung Ordo Adipati Peter Friedrich Ludwig, dengan Mahkota Emas, 18 Februari 1878.
- Saxe-Weimar-Eisenach: Salib Agung Ordo Elang Putih, 1882.
- Kerajaan Sachsen:
- Ksatria Ordo Mahkota Rue, 1882.
- Salib Agung Ordo Albert, dengan Mahkota dan Pedang.
- Württemberg: Salib Agung Mahkota Württemberg, 1882.
- Komisi Resimen dan Pangkat Kehormatan Jerman:**
5.2. Kehormatan Luar Negeri dan Gelar Kehormatan
- Austria-Hungaria: Salib Agung Ordo Kerajaan Hongaria St. Stephen, 1872.
- Belgia: Grand Cordon Ordo Leopold.
- Kekaisaran Brasil: Salib Agung Ordo Salib Selatan.
- Kepangeranan Bulgaria: Salib Agung St. Alexander.
- Tiongkok: Ordo Naga Ganda, Kelas I Tingkat II.
- Denmark: Ksatria Ordo Gajah, 30 Juli 1888.
- Finlandia: Salib Agung Salib Kebebasan, 1918.
- Kerajaan Yunani: Salib Agung Ordo Penebus.
- Kerajaan Hawaii: Salib Agung Ordo Kalākaua.
- Kerajaan Italia:
- Ksatria Ordo Tersuci Pemberitaan Kabar Gembira, 18 Oktober 1875.
- Salib Agung Ordo St. Maurice dan Lazarus, 18 Oktober 1875.
- Keluarga Adipati Agung Tuscan: Salib Agung St. Joseph.
- Takhta Suci: Ksatria Ordo Tertinggi Kristus.
- Kekaisaran Jepang: Grand Cordon Ordo Krisan, 10 Juni 1879.
- Kekaisaran Korea: Grand Cordon Ordo Penguasa Emas, 1904.
- Kepangeranan Montenegro: Salib Agung Ordo Pangeran Danilo I.
- Belanda: Salib Agung Ordo Singa Belanda.
- Kesultanan Utsmaniyah: Ordo Osmanieh, Kelas 1 dengan Berlian.
- Kerajaan Portugal:
- Salib Agung Dua Ordo.
- Salib Agung Ordo Menara dan Pedang.
- Kerajaan Rumania: Salib Agung Bintang Rumania.
- Kekaisaran Rusia:
- Ksatria St. Andrew.
- Ksatria St. Alexander Nevsky.
- Ksatria Elang Putih.
- Ksatria St. Anna, Kelas 1.
- Ksatria St. Stanislaus, Kelas 1.
- Kerajaan Serbia: Salib Agung Elang Putih.
- Kesultanan Johor: Kelas Satu Ordo Keluarga Kerajaan Johor, 24 Februari 1898.
- Siam: Ksatria Ordo Wangsa Kerajaan Chakri, 24 Desember 1899.
- Spanyol:
- Ksatria Bulu Emas, 3 Oktober 1883.
- Salib Agung Jasa Angkatan Laut, dengan Dekorasi Putih, 1903.
- Swedia-Norwegia:
- Ksatria Seraphim, 17 Oktober 1887.
- Salib Agung St. Olav, dengan Kerah, 1 Agustus 1888.
- Britania Raya:
- Salib Agung Kehormatan Bath (sipil), 13 Agustus 1881 (dicabut tahun 1915).
- Ksatria Asing Pendamping Garter, 8 Agustus 1889 (dicabut tahun 1915).
- Penerima Royal Victorian Chain, 9 Agustus 1902 (dicabut tahun 1915).
- Venezuela: Kerah Ordo Pembebas.
Pangeran Heinrich juga dianugerahi gelar doktor kehormatan (Doctor of Engineering honoris causaBahasa Jerman) dari Technische Hochschule di Charlottenburg. Ia juga menerima gelar kehormatan LL.D. dari Universitas Harvard pada Maret 1902, selama kunjungannya ke Amerika Serikat. Selain itu, ia juga dianugerahi gelar Kebebasan Kota New York pada 25 Februari 1902, dan Kebebasan Kota Philadelphia pada 10 Maret 1902.
6. Kehidupan Keluarga
Kehidupan keluarga Pangeran Heinrich didominasi oleh pernikahannya dengan sepupu pertamanya dan tantangan kesehatan yang dihadapi oleh beberapa putranya.
6.1. Pernikahan dan Keturunan

Pada 24 Mei 1888, Heinrich menikahi Putri Irene dari Hesse dan Rhein, yang merupakan sepupu pertamanya. Ayah Heinrich, Kaisar Frederick III, yang saat itu sedang sakit parah, serta ibunya, Permaisuri Victoria, turut hadir dalam pernikahan tersebut. Pernikahan ini menghasilkan tiga putra:
Nama | Gambar | Tanggal Lahir | Tanggal Kematian | Catatan |
---|---|---|---|---|
Waldemar William Louis Frederick Victor Henry | ![]() | 20 Maret 1889 | 2 Mei 1945 | Menikahi Putri Calixta dari Lippe-Biesterfeld, tetapi tidak memiliki keturunan. |
William Victor Charles Augustus Henry Sigismund | ![]() | 27 November 1896 | 14 November 1978 | Menikahi Putri Charlotte dari Saxe-Altenburg, memiliki keturunan. |
Henry Victor Louis Frederick | 9 Januari 1900 | 26 Februari 1904 | Mengidap hemofilia dan meninggal pada usia empat tahun setelah kepalanya terbentur. |
6.2. Hemofilia dalam Keluarga
Dua putranya, Waldemar dan Heinrich, mengidap hemofilia, penyakit yang mereka warisi melalui Irene dari nenek kedua orang tua mereka, Ratu Victoria, yang merupakan pembawa penyakit tersebut. Putra bungsu mereka, Henry, meninggal pada usia empat tahun setelah kepalanya terbentur, sebuah tragedi yang disebabkan oleh kondisi hemofilianya.
7. Kematian
Pangeran Heinrich meninggal dunia akibat kanker tenggorokan pada 20 April 1929. Ia wafat di Schloss Hemmelmark, Barkelsby, Schleswig-Holstein, yang merupakan kediamannya setelah Revolusi Jerman. Pemakamannya dilakukan pada 24 April 1929, di tempat yang sama.
8. Penilaian dan Warisan
Penilaian terhadap Pangeran Heinrich dari sudut pandang publik dan sejarah sering kali menyoroti kepribadiannya yang berbeda dari kakaknya, serta dampaknya pada perkembangan teknologi dan popularitas olahraga tertentu.
8.1. Penilaian Publik dan Sejarah
Pangeran Heinrich, berlawanan dengan kakaknya Kaisar Wilhelm II, memiliki kepribadian yang rendah hati, yang membuatnya populer di kalangan prajurit dan penduduk di wilayah utara Jerman. Ia juga menunjukkan bakat sebagai diplomat, memberikan kesan yang baik pada wartawan Amerika selama kunjungannya pada tahun 1902 dan disambut hangat oleh komunitas Jerman-Amerika. Sebagai seorang tokoh militer, ia dikenal sebagai seorang realis yang sangat menghargai dan secara aktif mengintegrasikan teknologi modern seperti kapal selam dan pesawat terbang ke dalam angkatan laut.
8.2. Dampak pada Teknologi dan Olahraga
Pengaruh Pangeran Heinrich sangat signifikan dalam pengembangan teknologi otomotif dan penerbangan. Ia adalah salah satu orang Jerman pertama yang mendapatkan lisensi pilot, dan kontribusinya termasuk penemuan penghapus kaca depan mobil. Melalui acara seperti Prinz-Heinrich-Fahrt, ia turut serta dalam memajukan olahraga balap mobil. Dalam olahraga air, Pangeran Heinrich adalah seorang penggemar yachting yang bersemangat. Ia menjadi salah satu anggota pertama dan pelindung Kieler Yacht-Club, berperan penting dalam mempopulerkan olahraga layar di Jerman. Semangatnya terhadap inovasi dan aktivitas rekreasi modern meninggalkan warisan yang berarti dalam bidang-bidang tersebut.