1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Paul Claudel lahir di Villeneuve-sur-Fère, sebuah desa di departemen Aisne, Prancis, pada 6 Agustus 1868. Ia adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Louis-Prosper dan Louise Cerveaux. Ayahnya bekerja di bidang hipotek dan transaksi bank, sementara ibunya berasal dari keluarga petani dan pendeta Katolik di Champagne. Keluarganya sering berpindah-pindah karena pekerjaan ayahnya sebagai penagih pajak.
1.1. Pendidikan dan Pengalaman Keagamaan
Setelah menghabiskan tahun-tahun awalnya di Champagne, Claudel belajar di lycée Bar-le-Duc dan kemudian di Lycée Louis-le-Grand di Paris pada tahun 1881, ketika orang tuanya pindah ke ibu kota. Pada tahun 1884, ia lulus Baccalauréat dan melanjutkan ke kelas filsafat, di mana ia berteman dengan Romain Rolland dan sering menghadiri konser. Pada tahun 1885, ia masuk Fakultas Hukum Universitas Paris.
Pada tahun 1886, ia membaca buku puisi Arthur Rimbaud berjudul Illuminations dan A Season in Hell, yang sangat memengaruhinya. Pada Hari Natal 1886, saat berusia 18 tahun, ia mengalami konversi spiritual yang mendalam saat mendengarkan paduan suara menyanyikan Vespers di Katedral Notre-Dame de Paris. Ia menggambarkan momen itu sebagai: "Dalam sekejap, hati saya tersentuh, dan saya percaya." Ia tetap menjadi seorang Katolik yang aktif sepanjang sisa hidupnya. Sejak 1887, ia mulai menghadiri "pertemuan Selasa" yang diselenggarakan oleh Stéphane Mallarmé, seorang penyair simbolis terkemuka. Claudel berupaya untuk "mengungkapkan melalui puisi, baik liris maupun dramatis, rancangan agung penciptaan." Pada tahun 1890, ia lulus ujian diplomatik dengan nilai tertinggi dan menjadi spesialis di Departemen Perdagangan Kementerian Luar Negeri.
2. Karier Diplomat
Paul Claudel memulai karier diplomatiknya pada tahun 1893 dan bertugas hingga tahun 1936, selama 43 tahun.
2.1. Penugasan dan Aktivitas Utama
Claudel awalnya menjabat sebagai wakil konsul di New York (April 1893) dan kemudian di Boston (Desember 1893). Dari tahun 1895 hingga 1909, ia menjabat sebagai konsul Prancis di Tiongkok, termasuk sebagai konsul di Shanghai (Juni 1895), wakil konsul di Fuzhou (Oktober 1900), pejabat konsul di Hankou, sekretaris pertama di Kedutaan Besar Beijing, dan pejabat konsul di Tianjin (1906-1909). Pada tahun 1900, ia sempat beristirahat dan menghabiskan waktu di Ligugé Abbey, namun niatnya untuk bergabung dengan Ordo Benediktin ditunda. Pada periode ini, ia menulis banyak tentang Tiongkok, dengan versi definitif karyanya Connaissance de l'Est diterbitkan pada tahun 1914. Ia juga menjalin persahabatan dekat dengan Saint-John Perse, seorang diplomat dan penyair yang juga didukung oleh Philippe Berthelot dari Kementerian Luar Negeri.
Karena posisinya di Dinas Diplomatik, Claudel awalnya menerbitkan karyanya secara anonim atau dengan nama samaran, karena membutuhkan izin dari Kementerian Luar Negeri. Ini membuatnya tetap tidak dikenal sebagai penulis hingga tahun 1909. Pada tahun itu, kelompok pendiri Nouvelle Revue Française (NRF), khususnya temannya André Gide, bersemangat untuk mengakui karyanya. Claudel mengirimkan puisi Hymne du Sacre-Sacrement untuk edisi pertama, yang diterbitkan atas namanya tanpa izin, menyebabkan kegemparan. Namun, ia disarankan untuk mengabaikan kritik, dan ini memulai kolaborasi panjang antara NRF dan Claudel.
Sebelum Perang Dunia I, Claudel bertugas di Eropa: Praha (Desember 1909) sebagai konsul dan konsul jenderal, Frankfurt am Main (Oktober 1911) sebagai konsul jenderal, dan Hamburg (Oktober 1913) sebagai konsul jenderal. Pada periode ini, ia tertarik pada festival teater di Hellerau dan ide-ide Jacques Copeau.
Selama Perang Dunia I, ia bertugas di Roma (1915-1916) sebagai utusan ekonomi, dan kemudian sebagai ministre plénipotentiaire di Rio de Janeiro (1917-1918), di mana ia mengawasi penyediaan pasokan makanan dari Amerika Selatan ke Prancis. Sekretarisnya selama misi di Brasil termasuk Darius Milhaud, yang kemudian menulis musik insidental untuk beberapa drama Claudel. Ia juga menjabat di Kopenhagen (1920) sebagai duta besar kelas satu, duta besar di Tokyo (1921-1927), Washington, D.C. (1928-1933), di mana ia menjadi Dekan Korps Diplomatik pada tahun 1933, dan Brussels (1933-1936).
2.2. Masa Jabatan Duta Besar di Jepang

Paul Claudel menjabat sebagai Duta Besar Prancis untuk Jepang dari 19 November 1921 hingga 17 Februari 1927, dengan cuti kembali ke Prancis dari Januari 1925 hingga Februari 1926. Pada masa ini, hubungan antara Jepang dan Prancis tidak banyak mengalami konflik. Ia bersimpati kepada Jepang yang semakin terisolasi dari Inggris dan Amerika Serikat dalam perluasan kepentingan di Asia Timur, dan ia berupaya untuk saling mengakui kepentingan Jepang di Tiongkok dan kepentingan Prancis di Indochina Prancis. Dengan kecerdasan bisnis internasionalnya, ia juga mempromosikan penjualan pesawat terbang Prancis, memprediksi bahwa Jepang akan meningkatkan kekuatan udaranya setelah Konferensi Angkatan Laut Washington membatasi kapal perang utamanya.
Terpengaruh oleh Japonisme dari saudara perempuannya Camille, Claudel sangat menyukai seni Jepang. Di sela-sela tugas resminya, ia aktif mengunjungi berbagai tempat di Jepang dan memberikan kuliah kepada mahasiswa di Tokyo, Kyoto, Osaka, dan Fukuoka. Ia menyaksikan berbagai pertunjukan seni tradisional Jepang seperti Bugaku (Harunomichi, Nasori), Bunraku, Kabuki (termasuk Kanadehon Chūshingura dan Ishikiri Kajiwara), serta Noh (Dōjōji, Okina, Sumidagawa, Kinuta). Ia mengunjungi kuil-kuil seperti Daitoku-ji, Daikaku-ji, Ryōan-ji, Hase-dera, Kastil Nijō, Sanzen-in, dan Kastil Nagoya, serta mengagumi lukisan dinding dari Sekolah Kanō. Ia menjalin persahabatan dengan seniman seperti pelukis Tomita Keisen, Yamamoto Shunkyo, Takeuchi Seiho, aktor Kabuki Nakamura Fukusuke Kelima, dan pemain Nagauta Kineya Sakichi Keempat.
Ia menyumbangkan artikel berbahasa Prancis dengan terjemahan Jepang dua kali ke majalah Kaizō dan sekali ke Shincho. Ia juga menerbitkan kumpulan puisi berbahasa Prancis dari toko buku Jepang, termasuk Sainte Geneviève (dengan ilustrasi Tomita Keisen), Souffle des quatre souffles (kumpulan puisi haikai), edisi kedua Poèmes du Pont-des-Faisans, dan edisi ketiga Cent phrases pour éventails. Drama tari puitisnya La Femme et son Ombre dipentaskan di Teater Kekaisaran oleh Matsumoto Kōshirō Ketujuh dan Nakamura Fukusuke Kelima.
Selama Gempa Bumi Besar Kantō, ia memimpin upaya penyelamatan dan mendirikan rumah sakit sementara serta tempat penitipan anak. Ia menuliskan kekagumannya akan ketertiban orang-orang Jepang yang sabar mengantre untuk jatah makanan: "Selama beberapa hari tinggal di kamp pengungsian yang besar... saya tidak mendengar satu pun keluhan. Tidak boleh ada gerakan tiba-tiba atau ledakan emosi yang menyakiti atau mengganggu orang di sekitar. Semua orang tampak diam dan tenang seolah berada di perahu yang sama."
Pada 7 Maret 1924, ia bekerja sama dengan Shibusawa Eiichi untuk mendirikan Pusat Kebudayaan Prancis-Jepang. Pada tahun 1925, ia menyelesaikan karya besarnya, Le Soulier de Satin. Pada tahun 1926, bersama Inabata Katsutarō, ia mempromosikan pendirian Institut Prancis-Jepang Kansai (kemudian Institut Français du Japon - Kyoto). Namun, pada tanggal pembukaan 22 Oktober 1927, ia sudah berada di kapal menuju Amerika Serikat sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat.
Menurut Henri Mondor, pada sebuah acara malam di kediaman seorang bangsawan pada 23 November 1943, Claudel berbicara tentang orang Jepang sebagai berikut: "Ada satu bangsa yang saya harapkan tidak akan pernah hancur, yaitu bangsa Jepang. Peradaban kuno yang begitu menarik tidak boleh lenyap. Tidak ada bangsa yang lebih pantas mendapatkan ekspansi luar biasa mereka. Mereka miskin; tetapi mulia, meskipun begitu banyak jumlahnya."
2.3. Pandangan sebagai Diplomat
Paul Claudel adalah seorang konservatif dari aliran lama, yang juga memiliki pandangan antisemitisme yang umum di Prancis konservatif pada masanya. Setelah kekalahan Prancis pada tahun 1940, ia menulis puisi ("Paroles au Maréchal," "Kata-kata untuk Marsekal") yang memuji Philippe Pétain karena telah "mengambil dan menyelamatkan tubuh Prancis yang hancur dan terluka." Sebagai seorang Katolik, ia tidak dapat menghindari rasa puas atas jatuhnya Republik Ketiga Prancis yang antiklerikal.
Namun, buku hariannya menunjukkan penghinaan yang konsisten terhadap Nazisme, mengutuknya sejak tahun 1930 sebagai "setan" dan "menikah dengan Setan," serta menyebut Komunisme dan Nazisme sebagai "Gog dan Magog". Pada tahun 1935, ia menulis surat terbuka kepada Konferensi Yahudi Dunia, mengutuk Undang-Undang Nuremberg sebagai "keji dan bodoh." Dukungannya terhadap Charles de Gaulle dan pasukan Prancis Merdeka mencapai puncaknya dalam ode kemenangannya yang ditujukan kepada de Gaulle ketika Paris dibebaskan pada tahun 1944. Pihak berwenang Vichy menanggapi sikapnya dengan menggeledah rumah Claudel dan mengawasinya. Ia juga menulis kepada Isaïe Schwartz pada Desember 1941, menyatakan penolakannya terhadap Statut des Juifs yang diberlakukan oleh rezim Vichy.
3. Aktivitas Sastra dan Karya
Paul Claudel adalah seorang penulis yang produktif, dengan karya-karya yang mencakup drama, puisi, dan tulisan prosa lainnya.
3.1. Dunia Sastra dan Pengaruh
Claudel sering menyebut Stéphane Mallarmé sebagai gurunya. Puisi-puisinya dipandang sebagai kelanjutan dari Mallarmé, dengan tambahan gagasan tentang dunia sebagai teks keagamaan yang mengungkapkan. Ia menolak prosodi tradisional dan mengembangkan verset claudelien, bentuk sajak bebasnya sendiri. Bentuk ini berada dalam orbit eksperimen para pengikut Walt Whitman, yang sangat mengesankan bagi Claudel. Charles Péguy dan André Spire adalah dua penulis lain yang juga mengembangkan bentuk verset. Pengaruh Vulgata Latin pada karyanya telah diperdebatkan oleh Jean Grosjean. Menurut Claudel sendiri, gaya puitisnya mencerminkan ritme alami detak jantung dan napas manusia. Ia dianggap sebagai penyair terakhir dari aliran Impresionisme dan memiliki kecenderungan nostalgia serta religius. Ia menyatakan bahwa Alkitab adalah buku pegangannya, dan semua tulisannya membentuk "Alkitab baru."
3.2. Drama Utama
Paul Claudel menulis lebih dari 30 drama. Drama-drama paling terkenalnya adalah:
- Le Partage de Midi ("Pembagian Tengah Hari", 1906): Menggambarkan cinta manusia yang penuh gairah dan obsesif.
- L'Annonce faite à Marie ("Kabar yang Disampaikan kepada Maria", 1910): Berfokus pada tema pengorbanan, persembahan, dan pengudusan melalui kisah seorang wanita petani muda Prancis abad pertengahan yang menderita kusta.
- Le Soulier de Satin ("Sepatu Satin", 1931): Sebuah eksplorasi cinta dan kerinduan manusia serta ilahi, berlatar di Imperium Spanyol pada Siglo de Oro. Drama ini dipentaskan di Comédie-Française pada tahun 1943.
- Jeanne d'Arc au Bûcher ("Joan of Arc di Tiang Pancang", 1939): Sebuah oratorio dengan musik oleh Arthur Honegger.

Drama-drama lainnya termasuk Tête d'or (1890), La Jeune Fille Violaine (1892), La Ville (1893), L'Échange (1894), Le Repos du septième jour (1901), L'Otage (1911), L'Ours et la Lune (1917), Le Pain dur (1918), Les Choéphores d'Eschyle (1919), Le Père humilié (1920), Les Euménides d'Eschyle (1920), Protée (1920), Le Livre de Christophe Colomb (1933), La Sagesse ou la Parabole du destin (1939), dan L'Histoire de Tobie et de Sara (1942).
Latar drama-dramanya cenderung romantis dan jauh, seperti Prancis abad pertengahan atau Amerika Selatan Spanyol abad ke-16. Kompleksitas, struktur, dan skala drama-dramanya menyebabkan penerimaan positif oleh penonton tertunda lama. Karya dramatis terakhirnya, L'Histoire de Tobie et de Sara, pertama kali diproduksi oleh Jean Vilar untuk Festival d'Avignon pada tahun 1947.
3.3. Puisi dan Kumpulan Puisi
Selain drama sajaknya, Claudel juga menulis puisi lirik. Contoh utamanya adalah Cinq Grandes Odes ("Lima Ode Besar", 1907/1910). Kumpulan puisi penting lainnya termasuk Connaissance de l'Est ("Pengetahuan dari Timur", 1900), yang versi definitifnya diterbitkan pada tahun 1914. Karya-karya puisinya yang lain meliputi Poèms de la Sexagésime (1905), Processionnal pour saluer le siècle nouveau (1907), Corona benignitatis anni dei (1915), La Messe là-bas (1919), Poèmes de guerre (1914-1916) (1922), Feuilles de saints (1925), La cantate à trois voix (1931), Cent phrases pour éventails (1942), Visages radieux (1945), dan Accompagnements (1949).
Selama di Jepang, ia menerbitkan beberapa kumpulan puisi yang terinspirasi oleh budaya Jepang, seperti Sainte Geneviève (dengan ilustrasi Tomita Keisen), Souffle des quatre souffles (kumpulan puisi haikai), Poèmes du Pont-des-Faisans (kumpulan puisi haikai), dan Cent phrases pour éventails (kumpulan puisi haikai). Ia juga menulis Dodoitsu (1945), sebuah kumpulan puisi yang terinspirasi dari bentuk puisi pendek Jepang.
Disertasi doktoral Boštjan Marko Turk meneliti pengaruh filsafat abad pertengahan pada karya puitis Paul Claudel, khususnya Les Cinq Grandes Odes, yang dirangkum dalam monograf Paul Claudel et l'Actualité de l'être (2011).
3.4. Tulisan Lainnya
Claudel juga menulis berbagai karya prosa, esai, dan korespondensi. Karyanya meliputi:
- Esai dan Kritik: Positions et propositions (2 jilid, 1928, 1934), Figures et paraboles (1936), Contacts et circonstances (1940, sempat dimusnahkan oleh tentara Jerman), Seigneur, apprenez-nous à prier (1942), L'Œil écoute (1946), Une voix sur Israël (1950), Qui ne souffre pas... Réflexions sur le problème social (1958), Présence et prophétie (1958), La Rose et le rosaire (1959), dan Trois figures saintes pour le temps actuel (1959). Ia juga menulis anotasi Alkitab seperti Paul Claudel interroge l'Apocalypse (1952) dan Paul Claudel interroge le Cantique des Cantiques (1954).
- Catatan Perjalanan: L'Oiseau noir dans le soleil levant (1929), yang berisi kesan-kesannya tentang Jepang, dan Sous le signe du dragon (1957), tentang Tiongkok.
- Buku Harian: Mémoires improvisés. Quarante et un entretiens avec Jean Amrouche (1954), Journal. Tome I: 1904-1932 (1968), dan Journal. Tome II: 1933-1955 (1969).
- Korespondensi: Ia memiliki korespondensi yang luas dengan banyak tokoh sastra dan budaya, termasuk André Gide (1899-1926), André Suarès (1904-1938), Gabriel Frizeau dan Francis Jammes (1897-1938), Darius Milhaud (1912-1953), Aurélien Lugné-Poë (1910-1928), Jacques Copeau, Charles Dullin, Louis Jouvet, Jean-Louis Barrault (1974), Jacques Rivière (1907-1924), Élisabeth Sainte-Marie Perrin dan Audrey Parr (1990), Gaston Gallimard (1911-1954), dan Romain Rolland (2005). Korespondensi diplomatiknya juga diterbitkan, seperti Correspondance diplomatique. Tokyo (1921-1927) dan La crise: Correspondance diplomatique, Amérique 1927-1932.
4. Pemikiran dan Filsafat
Pemikiran Paul Claudel sangat dipengaruhi oleh iman Katoliknya yang mendalam, yang menjadi fondasi bagi pandangan dunianya dan ekspresi artistiknya.
4.1. Iman Katolik dan Seni
Keyakinan Katolik yang mendalam adalah fondasi bagi pandangan dunia dan ekspresi artistiknya. Setelah konversinya pada usia 18 tahun, ia tetap menjadi Katolik yang taat sepanjang hidupnya. Baginya, semua karyanya, baik drama maupun puisi, adalah bentuk pujian kepada Tuhan. Ia percaya bahwa sastra adalah sarana untuk mengungkapkan "rancangan agung penciptaan" Tuhan. Ia juga menyatakan bahwa Alkitab adalah buku pegangannya, dan semua tulisannya membentuk "Alkitab baru," menunjukkan bagaimana iman Katoliknya meresapi seluruh aspek kreatifnya.
5. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Paul Claudel, terutama hubungan romantis dan keluarganya, memiliki pengaruh signifikan terhadap karya-karyanya.
5.1. Pernikahan dan Anak
Saat bertugas di Tiongkok, Claudel memiliki hubungan jangka panjang dengan Rosalie Vetch, yang lahir dengan nama Ścibor-Rylska (1871-1951). Rosalie adalah istri dari Francis Vetch, seorang pengusaha Belgia keturunan Polandia, dan cucu dari Hamilton Vetch. Claudel mengenal Francis Vetch melalui pekerjaan diplomatiknya dan bertemu Rosalie dalam perjalanan laut dari Marseille ke Hong Kong pada tahun 1900. Rosalie memiliki empat anak, dan ia hamil anak Claudel ketika hubungan mereka berakhir pada Februari 1905. Louise Marie Agnes Vetch (1905-1996), yang lahir di Brussels, adalah putri Claudel dari Rosalie. Hubungan ini menginspirasi drama-dramanya seperti Le Partage de Midi dan Le Soulier de Satin.
Pada 15 Maret 1906, Claudel menikah dengan Reine Sainte-Marie Perrin (1880-1973). Reine adalah putri dari Louis Sainte-Marie Perrin (1835-1917), seorang arsitek dari Lyon yang dikenal karena menyelesaikan Basilika Notre-Dame de Fourvière. Mereka dikaruniai lima orang anak: dua putra dan tiga putri.
5.2. Hubungan dengan Saudari Camille Claudel
Hubungan Paul Claudel dengan saudara perempuannya, pemahat terkenal Camille Claudel, sangatlah rumit dan tragis. Paul Claudel awalnya memberikan dukungan finansial kepada Camille, yang merupakan kekasih dari pemahat Auguste Rodin. Namun, setelah Camille berpisah dari Rodin dan menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa, Paul Claudel memutuskan untuk memasukkan Camille ke rumah sakit jiwa pada Maret 1913. Camille tetap tinggal di sana selama 30 tahun terakhir hidupnya hingga meninggal pada tahun 1943. Selama periode tersebut, Paul hanya mengunjunginya tujuh kali. Catatan menunjukkan bahwa meskipun Camille mengalami gangguan mental, ia seringkali berpikir jernih saat mengerjakan seninya. Para dokter bahkan mencoba meyakinkan keluarga bahwa Camille tidak perlu berada di institusi tersebut, namun keluarga tetap mempertahankannya di sana.

Kisah ini menjadi subjek novel tahun 2004 oleh Michèle Desbordes berjudul La Robe bleue (Gaun Biru). Jean-Charles de Castelbajac juga menulis lagu "La soeur de Paul" ("Saudari Paul") untuk Mareva Galanter pada tahun 2010. Patung dada Paul Claudel yang dibuat oleh Camille Claudel juga merupakan salah satu karya penting yang menunjukkan hubungan mereka.

6. Kehidupan Akhir dan Pensiun
Pada tahun 1935, Paul Claudel pensiun dari dinas diplomatik setelah 43 tahun berkarier. Ia kemudian pindah ke Brangues di Dauphiné, di mana ia telah membeli sebuah kastel pada tahun 1927. Meskipun demikian, ia masih menghabiskan musim dingin di Paris.

Selama Perang Dunia II, setelah Pertempuran Prancis, Claudel pergi ke Aljazair pada tahun 1940 dan menawarkan diri untuk melayani Prancis Merdeka. Namun, karena tidak mendapat tanggapan, ia kembali ke Brangues. Meskipun ia mendukung Rezim Vichy, ia tidak setuju dengan kebijakan Kardinal Alfred Baudrillart yang berkolaborasi dengan Jerman Nazi. Pada Oktober 1940, Paul-Louis Weiller, yang menikah dengan saudara ipar putri Claudel, ditangkap oleh pemerintah Vichy. Claudel pergi ke Vichy untuk mengintervensi, tetapi tidak berhasil. Weiller kemudian melarikan diri (dengan bantuan Claudel, yang dicurigai pihak berwenang) dan pergi ke New York. Pada Desember 1941, Claudel menulis kepada Isaïe Schwartz, menyatakan penentangannya terhadap Statut des Juifs yang diberlakukan oleh rezim tersebut. Akibatnya, pihak berwenang Vichy menggeledah rumah Claudel dan mengawasinya.
Pada 4 April 1946, Claudel terpilih sebagai anggota Académie française, menggantikan Louis Gillet. Pemilihannya ini terjadi setelah penolakan pada tahun 1935, yang dianggap cukup skandal karena Claude Farrère lebih dipilih. Ia dinominasikan untuk Penghargaan Nobel Kesusastraan dalam enam tahun yang berbeda.
Pada tahun 1936, ia menderita penyakit jantung. Pada tahun 1939, ia menjadi perwakilan pemerintah Prancis dalam upacara penobatan Paus Pius XII. Pada tahun yang sama, ia menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Cambridge. Persahabatannya dengan Romain Rolland, teman masa kecilnya, juga hidup kembali.
Pada tahun 1940, ia diawasi oleh pasukan pendudukan Jerman, dan bukunya Contacts et circonstances segera dimusnahkan setelah diterbitkan. Pada tahun 1941, ia memprotes penganiayaan Yahudi oleh Nazi. Pada tahun 1942, ia menolak undangan untuk bergabung dengan Académie française karena dianggap terkontaminasi oleh Jerman. Pada tahun 1943, ia menulis naskah pementasan yang dipersingkat untuk Le Soulier de Satin, yang dipentaskan di Comédie-Française pada 25 November. Setelah itu, ia sering dimintai bantuan oleh Jean-Louis Barrault.
Setelah pembebasan Prancis pada tahun 1944, ia menjalin hubungan dengan Charles de Gaulle. Pada tahun 1947, ia mengalami serangan jantung. Pada tahun 1948, atas permintaan de Gaulle, ia menjadi anggota Dewan Negara. Pada 17 Oktober 1951, ia menerima Salib Agung Légion d'honneur. Meskipun kesehatannya semakin menurun, ia terus aktif menulis, bepergian, dan terlibat dalam kegiatan teater.
7. Evaluasi dan Warisan
Paul Claudel meninggalkan warisan sastra dan budaya yang kompleks dan berkelanjutan, yang terus menjadi subjek evaluasi dan kritik.
7.1. Evaluasi Sastra
Paul Claudel diakui sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sastra Prancis pada paruh pertama abad ke-20. Ia sering disebut sebagai penyair terakhir dari aliran Impresionisme dan dikenal karena kecenderungan nostalgia serta religiusnya. George Steiner, dalam karyanya The Death of Tragedy, menyebut Claudel sebagai salah satu dari tiga "maestro drama" abad ke-20, bersama Henry de Montherlant dan Bertolt Brecht. Penyair Inggris W. H. Auden mengakui pentingnya Paul Claudel dalam puisinya "In Memory of W. B. Yeats" (1939). Meskipun demikian, nilai teatrikal sejati dari drama-dramanya baru diakui secara luas belakangan ini.
7.2. Dampak Sosial
Karya-karya dan pemikiran Claudel memiliki dampak yang signifikan pada penulis dan masyarakat. Ia dikenal karena pandangan Katoliknya yang mendalam yang meresapi seluruh karyanya, menjadikannya seorang "pengkhotbah" melalui seni. Namun, ia juga menghadapi kritik dan kontroversi, terutama terkait pandangan politik konservatifnya dan sikap antisemitisme yang lazim pada zamannya, serta dukungannya terhadap Rezim Vichy setelah kekalahan Prancis pada tahun 1940. Meskipun demikian, ia juga menentang kolaborasi penuh dengan Nazi dan mengutuk Undang-Undang Nuremberg. Selain itu, hubungannya yang rumit dengan saudara perempuannya, Camille Claudel, dan keputusannya untuk memasukkannya ke rumah sakit jiwa, juga menjadi aspek kontroversial dalam kehidupannya yang banyak dibahas. Paul Claudel juga dihormati melalui Penghargaan Shibusawa-Claudel, yang menunjukkan warisan dan pengaruhnya dalam hubungan budaya.
8. Kematian
Paul Claudel meninggal di rumahnya di Paris pada 23 Februari 1955, pada usia 86 tahun. Empat hari sebelum kematiannya, ia masih terlibat dalam pementasan L'Annonce faite à Marie di Comédie-Française. Upacara pemakaman kenegaraan diadakan di Katedral Notre-Dame de Paris pada 28 Februari. Pada 4 September 1955, ia dimakamkan di salah satu sudut Kastel Brangues, properti miliknya di Brangues. Setelah kematiannya, penerbitan karya-karya dan koleksi karyanya terus berlanjut.