1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Johnson lahir di Manchester, Inggris. Ayahnya, William Aloysius Johnson, adalah seorang seniman dan kepala Sekolah Seni di Burslem, Stoke-on-Trent, Staffordshire. Ia mengenyam pendidikan di Stonyhurst College, sebuah sekolah independen Yesuit, di mana ia menerima pendidikan yang sangat berakar pada metode Yesuit. Johnson sendiri lebih menyukai kurikulum ini dibandingkan kurikulum yang lebih sekuler di Universitas Oxford.
Setelah itu, Johnson melanjutkan studinya di Magdalen College, Oxford, di mana ia belajar sejarah dan dibimbing oleh sejarawan A. J. P. Taylor. Ia juga menjadi anggota dari Stubbs Society, sebuah perkumpulan eksklusif. Setelah lulus dengan gelar kehormatan kelas dua, Johnson menjalani wajib militer di Angkatan Darat, bergabung dengan King's Royal Rifle Corps dan kemudian Royal Army Educational Corps. Selama masa ini, ia ditugaskan sebagai kapten (pelaksana) yang sebagian besar berbasis di Gibraltar, di mana ia menyaksikan langsung "kesengsaraan dan kekejaman rezim Francisco Franco yang suram."
2. Karier Jurnalistik dan Evolusi Politik
Pengalaman militernya membantu Johnson mendapatkan pekerjaan di jurnal Paris, Réalités, sebagai asisten editor dari tahun 1952 hingga 1955. Selama periode ini, ia menganut pandangan politik sayap kiri, terutama setelah menyaksikan respons polisi yang brutal terhadap kerusuhan di Paris pada Mei 1952 (di mana kaum Komunis memberontak atas kunjungan jenderal Amerika Matthew Ridgway, yang baru saja diangkat sebagai Panglima Tertinggi NATO di Eropa). Ia menggambarkan "keganasan [respon tersebut] yang tidak akan saya percayai jika saya tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri." Setelah itu, ia menjabat sebagai koresponden Paris untuk New Statesman. Untuk sementara waktu, ia adalah seorang Bevanite yang teguh dan merupakan rekan dari Aneurin Bevan sendiri. Kembali ke London pada tahun 1955, Johnson bergabung dengan staf Statesman.
Beberapa tulisan awal Johnson sudah menunjukkan tanda-tanda sikap ikonoklasme. Buku pertamanya, tentang Perang Suez, terbit pada tahun 1957. Pada tahun berikutnya, ia menyerang novel James Bond karya Ian Fleming, Dr No. Pada tahun 1964, ia memperingatkan tentang "Ancaman Beatlism" dalam sebuah artikel yang kemudian disebut "agak dibesar-besarkan" oleh Henry Fairlie di The Spectator. Novelnya, Merrie England (1964), bahkan diejek oleh The New York Times.
Johnson berturut-turut menjabat sebagai penulis utama, wakil editor, dan editor New Statesman dari tahun 1965 hingga 1970. Pengangkatannya sebagai editor New Statesman sempat menimbulkan kecurigaan karena kehadirannya di acara malam Antonia Fraser, yang saat itu menikah dengan seorang anggota parlemen Konservatif. Penulis Leonard Woolf bahkan menentang seorang Katolik mengisi posisi tersebut, sehingga Johnson ditempatkan dalam masa percobaan enam bulan. Antologi artikelnya dari masa Statesman, berjudul Statesmen and Nations (1971), menunjukkan keterbukaan terhadap Eropa Kontinental. Dalam salah satu artikel, Johnson bahkan melihat secara positif peristiwa Mei 1968 di Paris, yang membuat Colin Welch di The Spectator menuduh Johnson memiliki "selera terhadap kekerasan." Selama masa kerjanya di Statesman, Johnson melaporkan 54 laporan dari luar negeri.
Pada akhir tahun 1970-an, Johnson mulai menulis artikel di New Statesman yang menyerang serikat buruh pada khususnya dan sayap kiri pada umumnya, menandai pergeseran pandangan politiknya. Ia menjabat di Komisi Kerajaan untuk Pers (1974-1977) dan menjadi anggota Otoritas Kabel (regulator) dari tahun 1984 hingga 1990. Dari tahun 1981 hingga 2009, ia menulis kolom untuk The Spectator, yang awalnya berfokus pada perkembangan media sebelum kemudian berjudul "And Another Thing". Dalam jurnalismenya, Johnson umumnya membahas isu-isu dan peristiwa yang ia anggap sebagai indikasi kemunduran sosial secara umum, baik dalam seni, pendidikan, praktik keagamaan, maupun perilaku pribadi. Ia juga berkontribusi secara teratur pada Daily Mail hingga tahun 2001, meskipun dalam wawancara pada November 2003, ia mengkritik Mail karena dampak buruknya: "Saya sampai pada kesimpulan bahwa jenis jurnalisme semacam itu buruk bagi negara, buruk bagi masyarakat, buruk bagi surat kabar."
Johnson adalah kontributor tetap untuk The Daily Telegraph, terutama sebagai peninjau buku, dan di Amerika Serikat ia menulis untuk The New York Times, The Wall Street Journal, Commentary, dan National Review. Ia juga berkontribusi pada majalah Forbes. Pada awal 1980-an, ia sempat menulis untuk The Sun setelah Rupert Murdoch mendesaknya untuk "sedikit meningkatkan nadanya."
3. Karya Tulis
Paul Johnson adalah seorang penulis yang sangat produktif, menghasilkan lebih dari 50 buku yang mencakup berbagai genre dan subjek, serta banyak artikel jurnalistik.
3.1. Kontribusi Jurnalistik
Johnson dikenal sebagai kolumnis dan esais yang tajam di berbagai media terkemuka, mencerminkan evolusi pandangan politiknya dari kiri ke konservatif. Ia menulis kolom untuk The Spectator dari tahun 1981 hingga 2009, yang sebagian besar berfokus pada perkembangan media dan kemudian dikenal dengan judul "And Another Thing". Kontribusinya juga muncul di Daily Mail hingga tahun 2001, serta sebagai peninjau buku di The Daily Telegraph.
Di Amerika Serikat, karyanya sering diterbitkan di surat kabar dan majalah terkemuka seperti The New York Times, The Wall Street Journal, Commentary, National Review, dan Forbes. Pada awal 1980-an, ia juga menulis untuk surat kabar tabloid The Sun atas dorongan Rupert Murdoch untuk "sedikit meningkatkan nadanya."
3.2. Buku
Karya-karya buku Paul Johnson mencakup spektrum luas dari sejarah, biografi, polemik, seni, hingga fiksi dan catatan perjalanan.
3.2.1. Antologi, Polemik, dan Sejarah Kontemporer
Karya-karya ini mencerminkan pandangan dan analisis Johnson terhadap isu-isu kontemporer serta peristiwa sejarah terkini:
- Conviction (1957)
- The Suez War (1957)
- Journey into Chaos (1958)
- Statesmen and Nations (1971), antologi artikel dari New Statesman pada tahun 1950-an dan 1960-an.
- Enemies of Society (1977)
- The Recovery of Freedom (1980)
- The Best of Everything (1981) - kontributor.
- The Pick of Paul Johnson (1985)
- The Oxford Book of Political Anecdotes (1986, edisi ke-2 1991)
- Intellectuals: From Marx and Tolstoy to Sartre and Chomsky (1988), menganalisis para intelektual dan dampaknya.
- The Quotable Paul Johnson: A Topical Compilation of His Wit, Wisdom and Satire (1994, ed. George J. Marlin, Richard P. Rabatin, Heather Higgins)
- Wake Up Britain - a Latter-day Pamphlet (1994)
- To Hell with Picasso & Other Essays: Selected Pieces from "The Spectator" (1996)
- Churchill (2009), biografi singkat Winston Churchill.
- Darwin: Portrait of a genius (2012), biografi Charles Darwin.
3.2.2. Seni dan Arsitektur
Johnson juga menulis tentang sejarah seni dan arsitektur, menunjukkan minatnya yang luas:
- British Cathedrals (1980)
- Gerald Laing : Portraits Thomas Gibson (1993, bersama Gerald Laing & David Mellor MP)
- Julian Barrow's London (1999)
- Art: A New History (2003), sebuah tinjauan komprehensif tentang sejarah seni.
3.2.3. Buku Sejarah
Sebagai sejarawan populer, Johnson dikenal karena karyanya yang mendalam dalam sejarah dunia dan tokoh-tokoh penting:
- The Offshore Islanders: England's People from Roman Occupation to the Present (1972), kemudian direvisi sebagai History of the English People (1985) dan Offshore Islanders: A History of the English People (1998).
- Elizabeth I: A Study in Power and Intellect (1974), biografi Elizabeth I.
- The Life and Times of Edward III (1974), biografi Edward III.
- Civilizations of the Holy Land (1976)
- Education of an Establishment (1977), dalam The World of the Public School.
- The Civilization of Ancient Egypt (1978)
- Ireland: A Concise History from the Twelfth Century to the Present Day (1981), sebelumnya berjudul ...Land of Troubles (1980).
- A History of the Modern World from 1917 to the 1980s (1983), kemudian direvisi mencakup hingga 2000.
- Gold Fields A Centenary Portrait (1987)
- A History of the Jews (1987), sejarah komprehensif tentang Yahudi.
- The Birth of the Modern: World Society 1815-1830 (1991), membahas periode awal modernitas.
- A History of the American People (1997), sejarah Amerika Serikat.
- The Renaissance: A Short History (2000), sejarah singkat periode Renaissance.
- Napoleon (2002), biografi Napoleon Bonaparte.
- George Washington: The Founding Father (2005), biografi George Washington.
- Creators: From Chaucer and Durer to Picasso and Disney (2006), mengeksplorasi tokoh-tokoh kreatif dari berbagai bidang.
- Heroes: From Alexander the Great and Julius Caesar to Churchill and De Gaulle (2007), membahas figur-figur heroik dalam sejarah.
- Humorists: From Hogarth to Noel Coward (2010)
- Socrates: A Man For Our Times (2011), biografi Socrates.
3.2.4. Memoar
Johnson juga menulis tulisan-tulisan yang merefleksikan pengalaman pribadinya:
- The Vanished Landscape: A 1930s Childhood in the Potteries (2004), memoar masa kecilnya di Potteries.
- Brief Lives (2010)
3.2.5. Novel
Karya fiksinya meliputi:
- Left of Centre (1959)
- Merrie England (1964)
3.2.6. Tulisan Keagamaan
Sebagai seorang Katolik yang konservatif, beberapa karyanya berfokus pada sejarah dan eksplorasi keagamaan:
- Pope John XXIII (1975), biografi Paus Yohanes XXIII.
- A History of Christianity (1976), sejarah Kekristenan.
- Pope John Paul II and the Catholic Restoration (1982), membahas kepausan Paus Yohanes Paulus II.
- The Quest for God: A Personal Pilgrimage (1996), sebuah perjalanan spiritual pribadi.
- The Papacy (1997), membahas Kepausan.
- Jesus: A Biography From a Believer (2010), biografi Yesus dari sudut pandang seorang penganut.
3.2.7. Catatan Perjalanan
Karya-karya ini mendokumentasikan perjalanannya dan observasinya tentang tempat-tempat yang dikunjunginya:
- The Highland Jaunt (1973, bersama George Gale)
- A Place in History: Places & Buildings of British History (1974)
- National Trust Book of British Castles (1978), kemudian berjudul Castles of England, Scotland And Wales (1992).
- The Aerofilms Book of London from the Air (1984)
4. Pemikiran dan Ideologi
Pandangan politik Paul Johnson mengalami pergeseran signifikan dari sayap kiri ke konservatisme yang kuat, yang tercermin dalam tulisan dan komentarnya. Ia adalah seorang kritikus tajam terhadap modernitas karena apa yang ia anggap sebagai relativisme moral. Ia juga menentang mereka yang menggunakan teori evolusi Charles Darwin untuk membenarkan ateisme mereka, seperti Richard Dawkins dan Steven Pinker, atau menggunakannya untuk mempromosikan eksperimen bioteknologi.
Sebagai seorang Katolik yang konservatif, Johnson menganggap teologi pembebasan sebagai suatu bid'ah. Ia juga membela selibat klerikal (hidup selibat bagi imam), meskipun ia berbeda pendapat dengan beberapa pihak lain dengan melihat banyak alasan baik untuk penahbisan perempuan sebagai imam.
Johnson adalah seorang anti-komunis yang kuat dan sangat dikagumi oleh kaum konservatif di Amerika Serikat dan negara lain. Ia secara terbuka membela Richard Nixon dalam skandal Watergate, menganggap upaya penutupan Nixon jauh lebih tidak menjijikkan daripada sumpah palsu Bill Clinton dan keterlibatan Oliver North dalam skandal Iran-Contra.
Ia juga dikenal karena dukungannya terhadap tokoh-tokoh kontroversial seperti Augusto Pinochet, mantan diktator Chili yang berkuasa melalui kudeta dan rezimnya dituding melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara luas. Johnson mempertahankan Pinochet sebagai "pahlawan" baginya, mengklaim bahwa kritik terhadap kediktatoran Pinochet atas dasar hak asasi manusia berasal dari "Uni Soviet, yang mesin propagandanya berhasil menjelek-jelekkan [Pinochet] di kalangan kelas menengah di seluruh dunia. Itu adalah kemenangan terakhir KGB sebelum lenyap ke tong sampah sejarah." Ia bahkan terlibat aktif dalam kampanye yang dipimpin oleh Norman Lamont untuk mencegah ekstradisi Pinochet ke Spanyol setelah penangkapannya di London pada tahun 1998, dengan menyatakan bahwa "telah ada banyak upaya untuk menghubungkannya dengan kekejaman hak asasi manusia, tetapi tidak ada yang memberikan satu pun bukti." Meskipun ia pada awalnya menyaksikan "kesengsaraan dan kekejaman rezim Francisco Franco yang suram" saat bertugas di Gibraltar, ia kemudian mengungkapkan kekaguman terbatas terhadap diktator Spanyol tersebut.
Johnson juga seorang Euroskeptis terkemuka, memainkan peran penting dalam kampanye "Tidak" selama referendum keanggotaan Komunitas Eropa Britania Raya 1975 mengenai apakah Britania Raya harus tetap berada di MEE. Pada tahun 2010, Johnson mencatat bahwa "Anda tidak dapat memiliki mata uang bersama tanpa kebijakan keuangan bersama, dan Anda tidak dapat memiliki itu tanpa pemerintahan bersama. Ketiga hal itu saling terkait. Jadi [integrasi Eropa] ini sepenuhnya dapat diprediksi. Tidak banyak pemikiran dan penilaian cermat yang masuk ke dalam Uni Eropa. Ini sepenuhnya dijalankan oleh birokrat." Ia menggambarkan Prancis sebagai "republik yang dijalankan oleh elit birokrasi dan partai, yang kesalahannya diatasi dengan pemogokan, kerusuhan jalanan, dan blokade" daripada sebagai demokrasi.
5. Kehidupan Pribadi
Paul Johnson menikah pada tahun 1958 dengan psikoterapis dan mantan calon parlemen Partai Buruh, Marigold Hunt. Marigold adalah putri Thomas Hunt, seorang dokter yang pernah merawat Winston Churchill, Clement Attlee, dan Anthony Eden.
Paul dan Marigold Johnson memiliki empat orang anak:
- Daniel Johnson, seorang jurnalis lepas, editor majalah Standpoint, dan sebelumnya wakil editor The Daily Telegraph.
- Luke Johnson, seorang pengusaha dan mantan ketua Channel 4 Television.
- Sophie Johnson-Clark, seorang eksekutif televisi independen.
- Cosmo Johnson, seorang penulis drama.
Mereka memiliki sepuluh cucu. Saudara perempuan Marigold Johnson, Sarah, menikah dengan jurnalis, mantan diplomat, dan politikus George Walden; putri mereka, Celia Walden, menikah dengan presenter televisi dan mantan editor surat kabar Piers Morgan.
Pada tahun 1998, terungkap bahwa Johnson memiliki hubungan asmara selama sebelas tahun dengan Gloria Stewart, seorang jurnalis lepas, yang merekam mereka bersama di ruang kerjanya "atas perintah tabloid Inggris." Stewart awalnya mengklaim bahwa ia mengungkapkan hubungan tersebut karena keberatannya terhadap kemunafikan Johnson tentang agama dan nilai-nilai keluarga, tetapi kemudian mengakui bahwa hubungan mereka berakhir ketika Johnson "menemukan pacar lain."
Selain menulis, Johnson juga adalah seorang pelukis cat air yang rajin. Ia juga berteman dengan penulis drama Tom Stoppard, yang mendedikasikan dramanya tahun 1978, Night and Day, kepadanya.
6. Penghargaan dan Kehormatan
Sepanjang kariernya, Paul Johnson menerima beberapa penghargaan dan kehormatan yang signifikan:
- Pada tahun 2006, ia dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh Presiden Amerika Serikat George W. Bush.
- Pada tahun 2016, Johnson diangkat sebagai Commander of the Order of the British Empire (CBE) dalam 2016 Birthday Honours atas jasanya dalam bidang sastra.
7. Kematian
Paul Johnson meninggal dunia di kediamannya di London pada 12 Januari 2023, pada usia 94 tahun.
8. Warisan dan Penerimaan
Warisan Paul Johnson adalah jejak yang luas dalam dunia jurnalisme dan historiografi. Ia dikenang sebagai penulis yang produktif dan provokatif yang secara signifikan memengaruhi wacana konservatif di Britania Raya dan Amerika Serikat. Penerimaan karyanya sangat bervariasi; ia dipuji karena gaya prosa yang jelas, penelitian yang cermat, dan kemampuannya untuk mensintesis sejarah yang kompleks menjadi narasi yang mudah diakses. Banyak sejarawan populer lain dan tokoh politik konservatif menganggapnya sebagai tokoh yang menginspirasi.
Namun, Johnson juga merupakan sosok yang sangat mempolarisasi, terutama karena pergeseran politiknya yang dramatis dan pandangan kontroversialnya. Kritikus sering menyoroti pembelaannya terhadap tokoh-tokoh seperti Augusto Pinochet dan Francisco Franco, yang rezimnya ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pandangannya tentang moralitas modernitas, evolusi, dan ateisme juga memicu perdebatan sengit. Pergeserannya dari sayap kiri dikritik oleh beberapa mantan rekannya di New Statesman, yang bahkan menggambarkannya sebagai "peniup angin dari Barat." Meskipun demikian, daya tarik Johnson terletak pada kemampuannya untuk menantang pemikiran konvensional dan mempertahankan pandangannya dengan keyakinan yang kuat, memastikan bahwa karyanya akan terus menjadi subjek diskusi dan analisis di tahun-tahun mendatang.