1. Gambaran Umum
Peru, secara resmi Republik Peru (República del PerúRepublika del PeruBahasa Spanyol; Piruw RepublikaPiruw Ripublikaque; Piruw SuyuPiruw Suyuaym), adalah sebuah negara yang terletak di bagian barat Amerika Selatan. Negara ini berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia di utara, Brasil di timur, Bolivia di tenggara, Chili di selatan, serta Samudra Pasifik di barat dan barat daya. Dengan luas wilayah 1.29 M km2, Peru merupakan negara terbesar ke-19 di dunia dan terbesar ketiga di Amerika Selatan. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Lima, yang juga merupakan pusat politik, budaya, dan ekonomi negara. Populasi Peru diperkirakan lebih dari 34 juta jiwa pada tahun 2023, menjadikannya negara terpadat ke-43 di dunia. Populasi ini terdiri dari beragam kelompok etnis termasuk Mestizo, penduduk asli Amerika, keturunan Eropa, Afrika, dan Asia. Bahasa Spanyol adalah bahasa resmi utama, meskipun bahasa Quechua, bahasa Aymara, dan bahasa-bahasa pribumi lainnya juga diakui sebagai bahasa resmi bersama di wilayah-wilayah di mana bahasa tersebut dominan dan digunakan secara luas, terutama di daerah pedesaan. Semboyan nasional Peru adalah "Firme y feliz por la uniónFirme i feliz por la unionBahasa Spanyol" ("Teguh dan Bahagia untuk Persatuan"). Lagu kebangsaan resmi adalah "Himno Nacional del Perú", dan terdapat juga "Marcha de Banderas" ("Mars Bendera") yang sering digunakan dalam acara-acara resmi. Mata uang yang digunakan adalah Sol (PEN). Peru menggunakan zona waktu PET (UTC-5), kode panggilan telepon internasionalnya adalah +51, dan domain tingkat atas kode negaranya adalah .pe. Lalu lintas di Peru berjalan di sisi kanan jalan.
Wilayah Peru memiliki sejarah peradaban yang panjang, menjadi rumah bagi berbagai budaya kuno seperti Caral-Supe, salah satu peradaban tertua di Amerika, dan kemudian Kekaisaran Inka, negara terbesar di Amerika pra-Kolumbus. Penaklukan Spanyol pada abad ke-16 mengubah secara drastis lanskap sosial dan politik, mendirikan Kewalirajaan Peru yang menjadi pusat penting kekuasaan kolonial Spanyol. Peru memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1821 dan mengkonsolidasikannya pada tahun 1824 setelah kampanye militer yang dipimpin oleh José de San Martín dan Simón Bolívar. Sejarah pasca-kemerdekaan Peru ditandai oleh periode ketidakstabilan politik, konflik internal, dan tantangan ekonomi, meskipun juga mengalami periode pertumbuhan dan modernisasi. Abad ke-20 dan awal abad ke-21 menyaksikan upaya demokratisasi yang kompleks, perjuangan melawan konflik bersenjata internal yang brutal (terutama dengan Sendero Luminoso dan MRTA), serta krisis politik yang berkelanjutan yang dipicu oleh korupsi dan perebutan kekuasaan, yang berdampak signifikan terhadap hak asasi manusia dan pembangunan sosial.
Secara geografis, Peru adalah negara megadiverse, dengan habitat yang beragam mulai dari dataran kering di wilayah pesisir Pasifik di barat, puncak-puncak Pegunungan Andes yang membentang dari utara ke tenggara, hingga hutan hujan tropis Cekungan Amazon di timur dengan Sungai Amazon. Keanekaragaman ini juga tercermin dalam iklim dan kekayaan hayati negara tersebut. Sistem pemerintahan Peru adalah republik presidensial kesatuan dengan sistem multipartai, yang didasarkan pada pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ekonomi Peru bergantung pada sektor-sektor seperti pertambangan (tembaga, emas, perak), manufaktur, pertanian, dan perikanan, dengan sektor pariwisata yang juga berkembang pesat berkat warisan arkeologi yang kaya seperti Machu Picchu dan Garis Nazca. Meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi, Peru terus menghadapi tantangan terkait kemiskinan, ketimpangan sosial, dan korupsi yang merusak. Budaya Peru merupakan perpaduan yang kaya antara tradisi pribumi, pengaruh Eropa (terutama Spanyol), dan kontribusi dari kelompok imigran lainnya, yang tercermin dalam seni, musik, sastra, dan kuliner yang diakui secara internasional.
2. Etimologi
Asal usul nama negara "Peru" terkait dengan beberapa teori, namun yang paling diterima secara luas adalah bahwa nama tersebut mungkin berasal dari "Birú", nama seorang penguasa lokal yang tinggal di dekat Teluk San Miguel, Kota Panama, pada awal abad ke-16. Ketika para konkuistador Spanyol, yang dipimpin oleh Francisco Pizarro, tiba di wilayah tersebut pada tahun 1522, mereka meyakini bahwa wilayah kekuasaan Birú ini adalah bagian paling selatan dari Dunia Baru yang telah mereka ketahui.
Ketika Pizarro dan pasukannya melanjutkan penjelajahan dan penaklukan ke wilayah yang lebih jauh ke selatan, nama "Birú" atau "Perú" kemudian digunakan untuk merujuk pada wilayah-wilayah yang lebih luas tersebut, termasuk Kekaisaran Inka. Ada juga versi alternatif yang diceritakan oleh penulis kontemporer Inca Garcilaso de la Vega, putra seorang putri Inka dan seorang konkuistador. Ia menyatakan bahwa nama "Birú" adalah nama seorang Indian biasa yang ditemui oleh awak kapal dalam sebuah misi eksplorasi untuk gubernur Pedro Arias Dávila, dan menyebutkan lebih banyak contoh kesalahpahaman akibat kurangnya bahasa yang sama.
Mahkota Spanyol memberikan status hukum pada nama tersebut dengan Kapitulasi Toledo pada tahun 1529, yang secara resmi menetapkan Kekaisaran Inka yang baru ditemui sebagai provinsi Peru. Selama masa penjajahan Spanyol, wilayah ini dikenal sebagai Kewalirajaan Peru (Virreinato del PerúVirreinato del PeruBahasa Spanyol). Setelah mencapai kemerdekaan, nama ini dipertahankan, dan negara tersebut dikenal sebagai Republik Peru (República del PerúRepublika del PeruBahasa Spanyol), yang secara resmi diadopsi dalam konstitusi tahun 1979.
3. Sejarah
Sejarah Peru mencakup periode yang sangat panjang, mulai dari peradaban kuno di Andes hingga perkembangan kontemporer sebagai sebuah republik. Wilayah ini merupakan tempat lahirnya berbagai budaya maju sebelum kedatangan bangsa Eropa, dengan puncaknya pada Kekaisaran Inka. Penaklukan Spanyol pada abad ke-16 membawa perubahan drastis, diikuti oleh periode kolonial yang panjang. Perjuangan kemerdekaan pada awal abad ke-19 mengarah pada pembentukan Republik Peru, yang kemudian menghadapi berbagai tantangan politik, ekonomi, dan sosial, termasuk konflik internal dan upaya pembangunan demokrasi.
3.1. Era Pra-Columbus dan Peradaban Andes


Wilayah Peru merupakan salah satu pusat peradaban tertua di dunia, dengan bukti kehadiran manusia sejak sekitar 12.500 SM. Peradaban-peradaban Andes kuno ini mengembangkan sistem pertanian yang maju, menggunakan teknik seperti irigasi dan terasering, serta mempraktikkan domestikasi hewan seperti llama dan alpaka. Beberapa peradaban paling awal dan penting yang berkembang di wilayah ini meliputi:
- Peradaban Caral-Supe (juga dikenal sebagai Norte Chico), yang berkembang antara 3.000 hingga 1.800 SM di sepanjang pesisir Pasifik. Peradaban ini dianggap sebagai salah satu peradaban tertua di Amerika dan merupakan salah satu dari beberapa tempat lahir peradaban di dunia. Mereka membangun kota-kota dengan piramida batu dan alun-alun melingkar yang monumental.
- Budaya Chavín (sekitar 1500 hingga 300 SM) berkembang di Andes utara, dengan pusat keagamaan utamanya di Chavín de Huántar. Chavín memiliki pengaruh budaya dan agama yang luas di seluruh wilayah Andes, yang dicirikan oleh seni ikonografi yang kompleks, seringkali menampilkan makhluk antropomorfik dan zoomorfik seperti jaguar, ular, dan kondor.
- Budaya Paracas dan Budaya Nazca berkembang di pesisir selatan. Paracas (sekitar 800 SM hingga 100 M) terkenal dengan tekstilnya yang rumit dan berwarna-warni serta praktik trepanasi tengkorak. Budaya Nazca (sekitar 100 SM hingga 800 M) melanjutkan tradisi tembikar polikrom dan terkenal dengan Garis Nazca yang misterius, geoglif raksasa yang terukir di dataran gurun.
- Budaya Moche (sekitar 100 hingga 700 M) berkembang di pesisir utara. Mereka adalah ahli metalurgi, pembuat keramik yang ulung (terutama potret kendi yang realistis), dan pembangun kuil-kuil bata-lumpur besar yang disebut huaca (misalnya, Huaca del Sol dan Huaca de la Luna). Masyarakat Moche memiliki organisasi sosial yang kompleks dan dipimpin oleh elite prajurit-pendeta.
- Kekaisaran Wari dan Kekaisaran Tiwanaku adalah dua negara besar yang mendominasi wilayah Andes tengah dan selatan antara sekitar 500 hingga 1000 M. Wari, dengan pusat di dekat Ayacucho modern, memperluas pengaruhnya melalui jaringan jalan dan pusat administrasi. Tiwanaku, yang berpusat di dekat Danau Titicaca (sekarang Bolivia), terkenal dengan arsitektur batu monumental dan pengaruh agama yang kuat.
- Kerajaan Chimú (sekitar 900 hingga 1470 M) muncul sebagai kekuatan dominan di pesisir utara setelah kemunduran Wari dan Moche. Ibu kota mereka, Chan Chan, adalah kota bata-lumpur terbesar di Amerika pra-Columbus. Chimú adalah pengrajin logam yang terampil, terutama dalam emas dan perak, sebelum akhirnya ditaklukkan oleh Kekaisaran Inka.
Peradaban-peradaban ini meletakkan dasar bagi perkembangan sosial, politik, dan budaya yang kemudian diwarisi dan dikembangkan lebih lanjut oleh Kekaisaran Inka. Mereka menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap lingkungan Andes yang beragam, mulai dari pesisir gurun hingga dataran tinggi pegunungan.
3.2. Kekaisaran Inka


Kekaisaran Inka, yang dikenal oleh penduduknya sebagai TawantinsuyuTawantinsuyuque ("Empat Wilayah Bersatu"), muncul sebagai kekuatan dominan di wilayah Andes pada abad ke-15. Berpusat di Cusco, yang dianggap sebagai "pusar dunia" oleh suku Inka, kekaisaran ini mengalami ekspansi yang sangat cepat di bawah kepemimpinan beberapa penguasa visioner, terutama Pachacuti (memerintah 1438-1471) dan putranya, Túpac Inca Yupanqui (memerintah 1471-1493).
Dalam waktu kurang dari satu abad, Kekaisaran Inka berhasil menguasai wilayah yang luas, membentang dari selatan Kolombia saat ini hingga Chili tengah dan utara, serta mencakup sebagian besar wilayah Ekuador, Peru, Bolivia, dan barat laut Argentina. Wilayah kekaisaran ini mencakup beragam lanskap, mulai dari pesisir Pasifik yang kering, pegunungan Andes yang menjulang tinggi, hingga hutan hujan Amazon bagian atas. Populasi kekaisaran diperkirakan antara 9 hingga 16 juta jiwa.
Organisasi Sosial-Politik dan Administrasi:
Kekaisaran Inka memiliki struktur sosial-politik yang sangat terorganisir dan hierarkis. Di puncak hierarki adalah Sapa Inka, penguasa absolut yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari, Inti. Di bawah Sapa Inka terdapat kaum bangsawan, pendeta, dan pejabat militer. Sistem administrasi Inka sangat efisien, dengan jaringan jalan raya yang luas (Qhapaq Ñan) yang menghubungkan berbagai bagian kekaisaran, memungkinkan komunikasi cepat melalui utusan pelari (chasqui) dan pergerakan pasukan. Gudang penyimpanan (qullqa) dibangun di seluruh kekaisaran untuk menyimpan makanan dan barang-barang lainnya, memastikan pasokan selama masa paceklik atau perang.
Sistem pencatatan utama mereka adalah quipu, yaitu kumpulan tali berwarna dengan simpul-simpul yang digunakan untuk menyimpan data statistik dan naratif, meskipun makna pastinya masih menjadi subjek penelitian. Tenaga kerja diorganisir melalui sistem mita, di mana rakyat biasa diwajibkan memberikan layanan kerja untuk proyek-proyek negara, seperti pembangunan jalan, kuil, atau pekerjaan pertanian di lahan negara.
Pencapaian Budaya dan Teknologi:
Suku Inka terkenal dengan keahlian arsitektur batu mereka, yang mampu membangun struktur monumental dengan presisi luar biasa tanpa menggunakan mortar. Contoh-contoh terkenal termasuk Machu Picchu, Sacsayhuamán, dan Ollantaytambo. Mereka juga ahli dalam pertanian terasering, yang memungkinkan mereka bercocok tanam di lereng-lereng curam Andes. Dalam bidang metalurgi, mereka bekerja dengan emas, perak, dan tembaga, meskipun besi tidak dikenal. Tekstil Inka juga sangat dihargai karena kualitas dan desainnya yang rumit. Bahasa resmi kekaisaran adalah bahasa Quechua, yang penyebarannya difasilitasi oleh ekspansi Inka.
Keruntuhan:
Pada awal abad ke-16, Kekaisaran Inka dilanda perang saudara antara dua bersaudara, Huáscar dan Atahualpa, yang memperebutkan takhta setelah kematian ayah mereka, Huayna Capac, akibat wabah penyakit (kemungkinan cacar) yang dibawa oleh orang Eropa. Perang saudara ini melemahkan kekaisaran secara signifikan.
Pada tahun 1532, sekelompok kecil konkuistador Spanyol yang dipimpin oleh Francisco Pizarro tiba di Peru. Memanfaatkan perpecahan internal dan keunggulan teknologi militer (kuda, baju zirah, senjata api), Pizarro berhasil menangkap Atahualpa dalam Pertempuran Cajamarca. Meskipun Atahualpa menawarkan tebusan emas dan perak yang sangat besar, ia tetap dieksekusi pada tahun 1533. Penangkapan dan eksekusi Atahualpa menandai awal keruntuhan Kekaisaran Inka. Meskipun perlawanan sporadis dari sisa-sisa bangsawan Inka berlanjut selama beberapa dekade, penaklukan Spanyol akhirnya berhasil mengakhiri kekuasaan Inka dan memulai era kolonial di Peru.
3.3. Penaklukan dan Periode Kolonial

Penaklukan Spanyol atas Kekaisaran Inka dimulai dengan kedatangan Francisco Pizarro dan pasukannya pada tahun 1532. Memanfaatkan perang saudara yang sedang berlangsung antara Huáscar dan Atahualpa, serta keunggulan teknologi militer, Spanyol berhasil menangkap Atahualpa dalam Pertempuran Cajamarca. Meskipun tebusan besar dibayarkan, Atahualpa tetap dieksekusi pada tahun 1533, yang secara efektif melumpuhkan struktur kepemimpinan Inka. Pada tahun 1535, Pizarro mendirikan kota Lima, yang kemudian menjadi ibu kota Kewalirajaan Peru.
Pembentukan Kewalirajaan Peru:
Pada tahun 1542, Kekaisaran Spanyol secara resmi mendirikan Kewalirajaan Peru (Virreinato del PerúVirreinato del PeruBahasa Spanyol), yang pada awalnya mencakup sebagian besar wilayah Amerika Selatan yang dikuasai Spanyol. Lima menjadi pusat administrasi, politik, dan ekonomi kolonial yang penting. Kewalirajaan ini diperintah oleh seorang Wali Raja (VirreyVirreyBahasa Spanyol) yang mewakili Raja Spanyol.
Struktur Pemerintahan Kolonial dan Eksploitasi Ekonomi:
Pemerintahan kolonial Spanyol didasarkan pada sistem hierarkis yang ketat. Masyarakat dibagi berdasarkan ras dan asal-usul, dengan orang Spanyol kelahiran Spanyol (peninsularespeninsularesBahasa Spanyol) menempati posisi tertinggi, diikuti oleh kreol (orang Spanyol kelahiran Amerika), mestizo (campuran Eropa dan pribumi), penduduk pribumi, dan budak Afrika.
Ekonomi kolonial Peru sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam, terutama pertambangan perak dan emas. Tambang Potosí (sekarang di Bolivia, tetapi saat itu bagian dari Kewalirajaan Peru) menjadi sumber perak terbesar di dunia, yang sangat memperkaya Mahkota Spanyol. Penduduk pribumi dipaksa bekerja di tambang melalui sistem mita, sebuah adaptasi dari sistem kerja komunal Inka yang diubah menjadi bentuk kerja paksa yang brutal. Selain pertambangan, pertanian di perkebunan besar (hacienda) juga menjadi penting, dengan tanaman seperti tebu dan kapas ditanam untuk ekspor.
Dampak Sosial-Demografis terhadap Penduduk Asli:
Penaklukan dan kolonisasi Spanyol membawa dampak buruk yang luar biasa bagi penduduk asli Peru. Penyakit-penyakit dari Dunia Lama seperti cacar, campak, dan influenza, yang terhadapnya penduduk asli tidak memiliki kekebalan, menyebabkan penurunan populasi yang drastis. Diperkirakan populasi pribumi berkurang secara signifikan dalam beberapa dekade pertama setelah kontak dengan Eropa. Selain penyakit, kerja paksa, perampasan tanah, dan kekerasan juga berkontribusi pada penderitaan dan penurunan populasi penduduk asli. Budaya dan agama pribumi ditekan, dan upaya dilakukan untuk mengkristenkan penduduk asli, seringkali dengan paksa.
Perlawanan dan Pemberontakan:
Meskipun penaklukan berlangsung cepat, perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Spanyol terus berlanjut dalam berbagai bentuk. Sisa-sisa bangsawan Inka mendirikan Negara Neo-Inka di Vilcabamba, yang bertahan hingga tahun 1572 ketika pemimpin terakhirnya, Túpac Amaru, ditangkap dan dieksekusi. Sepanjang periode kolonial, terjadi berbagai pemberontakan lokal oleh penduduk pribumi dan kelompok lain yang menentang eksploitasi dan penindasan. Salah satu pemberontakan pribumi terbesar terjadi pada akhir abad ke-18, dipimpin oleh Túpac Amaru II (José Gabriel Condorcanqui) pada tahun 1780. Meskipun pemberontakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan brutal oleh Spanyol, ia menunjukkan adanya perlawanan yang kuat terhadap sistem kolonial dan menjadi inspirasi bagi gerakan kemerdekaan di kemudian hari.
Periode kolonial berlangsung selama hampir tiga abad, meninggalkan warisan yang kompleks dalam hal bahasa, agama, struktur sosial, dan ekonomi yang masih terasa hingga saat ini di Peru.
3.4. Kemerdekaan

Gerakan kemerdekaan di Peru pada awal abad ke-19 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk melemahnya Kekaisaran Spanyol akibat Perang Semenanjung di Eropa, penyebaran ide-ide Pencerahan, dan keberhasilan revolusi di Amerika Utara dan Prancis. Meskipun demikian, Peru, sebagai pusat kekuasaan kolonial Spanyol di Amerika Selatan, tetap menjadi benteng kaum royalis. Elite Kreol Peru cenderung konservatif dan ragu-ragu untuk memutuskan hubungan dengan Spanyol, berbeda dengan wilayah lain di Amerika Selatan.
Proses Perang Kemerdekaan:
Kemerdekaan Peru akhirnya dicapai lebih banyak karena intervensi dari kekuatan luar daripada gerakan internal yang kuat. Dua tokoh kunci dalam proses ini adalah José de San Martín dari Argentina dan Simón Bolívar dari Venezuela.
- Kampanye José de San Martín: Setelah membebaskan Chili, San Martín memimpin pasukannya mendarat di pantai Peru pada tahun 1820. Strateginya adalah untuk melemahkan kekuasaan royalis melalui blokade dan negosiasi, sambil mendorong sentimen pro-kemerdekaan di kalangan penduduk lokal. Pada tanggal 28 Juli 1821, San Martín secara resmi memproklamasikan kemerdekaan Peru di Lima, meskipun sebagian besar wilayah pedalaman dan pegunungan masih dikuasai oleh pasukan royalis. San Martín diangkat sebagai "Pelindung Peru" dan membentuk pemerintahan pertama.
- Intervensi Simón Bolívar: Setelah Konferensi Guayaquil pada tahun 1822, di mana San Martín dan Bolívar bertemu, San Martín mengundurkan diri dan menyerahkan kepemimpinan perjuangan kemerdekaan Peru kepada Bolívar. Bolívar dan pasukannya, termasuk jenderal brilian Antonio José de Sucre, melancarkan kampanye militer yang menentukan. Kemenangan penting diraih dalam Pertempuran Junín (6 Agustus 1824) dan, yang paling krusial, Pertempuran Ayacucho (9 Desember 1824). Pertempuran Ayacucho dianggap sebagai pertempuran terakhir dan paling menentukan dalam perang kemerdekaan Amerika Spanyol, yang mengakhiri kekuasaan Spanyol di Amerika Selatan secara efektif.
Konsolidasi Kemerdekaan dan Tantangan Awal:
Setelah kemenangan di Ayacucho, kemerdekaan Peru dikonsolidasikan. Namun, negara yang baru lahir ini segera menghadapi berbagai tantangan. Pembentukan republik yang stabil terbukti sulit. Periode awal pasca-kemerdekaan ditandai oleh ketidakstabilan politik yang parah, dengan seringnya terjadi perebutan kekuasaan di antara para pemimpin militer (caudillo). Ekonomi negara hancur akibat perang yang berkepanjangan, dan perpecahan sosial serta regional tetap menjadi masalah besar. Upaya untuk membentuk identitas nasional yang kohesif dan membangun institusi politik yang kuat menjadi agenda utama bagi para pemimpin Peru di masa-masa awal kemerdekaan. Selain itu, penetapan batas wilayah dengan negara-negara tetangga yang baru merdeka juga menjadi sumber konflik di kemudian hari.
3.5. Abad ke-19
Setelah kemerdekaan dari Spanyol pada tahun 1824, abad ke-19 di Peru ditandai oleh periode ketidakstabilan politik yang signifikan, perkembangan ekonomi yang fluktuatif, dan konflik eksternal yang membentuk kembali wilayah dan identitas nasionalnya.

Ketidakstabilan Politik dan Caudillismo:
Dekade-dekade awal pasca-kemerdekaan didominasi oleh caudillismo, di mana para pemimpin militer yang karismatik dan memiliki pengikut setia bersaing untuk merebut kekuasaan. Sering terjadi kudeta, perang saudara singkat, dan perubahan pemerintahan yang cepat. Kurangnya konsensus politik dan institusi yang lemah menghambat pembentukan negara yang stabil. Tokoh-tokoh seperti Agustín Gamarra dan Ramón Castilla adalah contoh dari caudillo yang berpengaruh pada periode ini.
Era Guano dan Kemakmuran Sementara:
Dari sekitar tahun 1840-an hingga 1870-an, Peru mengalami periode kemakmuran ekonomi yang dikenal sebagai "Era Guano". Guano, kotoran burung laut yang kaya akan nitrat dan fosfat, ditemukan melimpah di pulau-pulau lepas pantai Peru dan menjadi komoditas ekspor yang sangat berharga sebagai pupuk. Pendapatan dari ekspor guano memungkinkan pemerintah untuk melunasi utang luar negeri, berinvestasi dalam infrastruktur (seperti pembangunan jalur kereta api pertama di Amerika Selatan), memodernisasi angkatan bersenjata, dan menghapuskan pajak kepala bagi penduduk pribumi serta perbudakan bagi keturunan Afrika. Di bawah kepemimpinan Presiden Ramón Castilla, periode ini juga menyaksikan beberapa reformasi liberal dan upaya konsolidasi negara. Namun, kekayaan dari guano tidak dikelola dengan baik, seringkali dihabiskan untuk proyek-proyek mewah atau jatuh ke tangan elite korup. Ketergantungan yang berlebihan pada satu komoditas ekspor membuat ekonomi Peru rentan terhadap fluktuasi harga pasar internasional.
Perang Pasifik (1879-1884):

Era Guano berakhir dengan menipisnya cadangan dan munculnya pupuk sintetis. Peru kemudian beralih ke ekspor sendawa (nitrat), yang juga ditemukan di provinsi selatan Tarapacá. Sengketa atas wilayah kaya sendawa di Gurun Atacama antara Chili, Bolivia, dan Peru memicu Perang Pasifik. Peru, yang terikat perjanjian aliansi pertahanan dengan Bolivia, terseret ke dalam perang melawan Chili.
Perang ini berakhir dengan kekalahan telak bagi Peru dan Bolivia. Peru kehilangan provinsi Tarapacá secara permanen kepada Chili. Provinsi Tacna dan Arica juga diduduki oleh Chili; Arica kemudian dianeksasi secara permanen oleh Chili, sementara Tacna dikembalikan ke Peru pada tahun 1929 setelah melalui proses negosiasi yang panjang. Perang Pasifik memiliki dampak yang menghancurkan bagi Peru, baik secara ekonomi, teritorial, maupun psikologis. Pahlawan perang seperti Miguel Grau Seminario dan Francisco Bolognesi menjadi simbol perlawanan nasional.
Perubahan Sosial dan Upaya Rekonstruksi Nasional:
Setelah perang, Peru menghadapi tugas berat untuk rekonstruksi nasional. Ekonomi hancur, dan negara terjerumus dalam utang. Periode ini juga menyaksikan perubahan sosial, termasuk meningkatnya kesadaran akan masalah penduduk pribumi dan upaya awal untuk mengintegrasikan mereka ke dalam kehidupan nasional, meskipun seringkali dengan hasil yang terbatas. Politik tetap tidak stabil, dengan berbagai faksi bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Menjelang akhir abad ke-19, upaya dilakukan untuk memodernisasi negara dan membangun kembali ekonomi, seringkali dengan keterlibatan modal asing yang signifikan, terutama dari Inggris. Periode ini meletakkan dasar bagi tantangan dan perkembangan yang akan dihadapi Peru di abad ke-20.
3.6. Abad ke-20

Abad ke-20 di Peru diwarnai oleh dinamika politik yang kompleks, periode kediktatoran yang silih berganti dengan upaya demokratisasi, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, munculnya gerakan sosial dan politik baru, serta konflik internal bersenjata yang brutal.

Awal Abad dan Kediktatoran Leguía:
Awal abad ke-20 ditandai oleh upaya modernisasi dan periode pemerintahan sipil yang relatif stabil yang dikenal sebagai "Republik Aristokratik", di mana elite pemilik tanah dan pedagang mendominasi politik. Namun, periode ini berakhir dengan munculnya Augusto B. Leguía, yang memerintah sebagai diktator selama sebelas tahun (Oncenio, 1919-1930). Leguía mempromosikan pembangunan infrastruktur besar-besaran dengan investasi asing (terutama Amerika Serikat), tetapi pemerintahannya juga bersifat otoriter dan korup. Depresi Hebat tahun 1929 menyebabkan jatuhnya Leguía dan memicu periode ketidakstabilan politik baru.
Munculnya APRA dan Ketegangan Politik:
Pada periode ini, Aliansi Revolusioner Rakyat Amerika (APRA), sebuah partai politik populis dengan ideologi reformis dan anti-imperialis, didirikan oleh Víctor Raúl Haya de la Torre. APRA menjadi kekuatan politik utama, tetapi seringkali dilarang dan para pemimpinnya diasingkan oleh rezim militer atau konservatif yang berkuasa. Persaingan antara APRA dan koalisi elite tradisional serta militer mendefinisikan politik Peru selama beberapa dekade. Konflik bersenjata juga terjadi dengan negara tetangga, seperti perang singkat dengan Kolombia (1932-1933) dan Perang Ekuador-Peru (1941), yang dimenangkan oleh Peru dan menghasilkan Protokol Rio yang menetapkan sebagian besar perbatasan antara kedua negara.
Pemerintahan Militer dan Reformasi Agraria Velasco Alvarado:

Setelah periode pemerintahan sipil yang singkat dan tidak stabil, militer kembali mengambil alih kekuasaan pada tahun 1968 melalui kudeta yang dipimpin oleh Jenderal Juan Velasco Alvarado. Rezim militer Velasco (1968-1975) melancarkan program reformasi radikal yang disebut "Revolusi Peru". Ini termasuk nasionalisasi industri-industri kunci (seperti minyak dan pertambangan), dan yang paling signifikan adalah reformasi agraria besar-besaran yang bertujuan untuk membongkar sistem hacienda (perkebunan besar) dan mendistribusikan kembali tanah kepada petani dan koperasi. Meskipun bertujuan untuk keadilan sosial, reformasi ini seringkali tidak dikelola dengan baik dan berdampak negatif pada produksi pertanian. Kebijakan luar negeri Velasco bersifat nasionalis dan Kiri. Velasco digulingkan oleh Jenderal Francisco Morales Bermúdez pada tahun 1975, yang secara bertahap mengembalikan Peru ke pemerintahan sipil pada tahun 1980.
Konflik Internal Bersenjata (1980-2000):
Kembalinya demokrasi pada tahun 1980 bertepatan dengan munculnya dua kelompok gerilya Maois yang brutal: Sendero Luminoso (Jalan Bendersng) dan, pada tingkat yang lebih rendah, Gerakan Revolusioner Túpac Amaru (MRTA). Sendero Luminoso, yang dipimpin oleh Abimael Guzmán, bertujuan untuk menggulingkan negara Peru dan mendirikan rezim komunis melalui perang gerilya yang berkepanjangan. Konflik internal ini berlangsung selama dua dekade dan menyebabkan puluhan ribu kematian, sebagian besar warga sipil, serta pelanggaran hak asasi manusia yang meluas baik oleh kelompok gerilya maupun pasukan keamanan negara. Konflik ini menciptakan trauma mendalam dalam masyarakat Peru.
Era Alberto Fujimori (1990-2000):
Di tengah krisis ekonomi (hiperinflasi) dan eskalasi konflik internal, Alberto Fujimori, seorang akademisi keturunan Jepang yang kurang dikenal, terpilih sebagai presiden pada tahun 1990. Fujimori menerapkan kebijakan ekonomi neoliberal yang drastis ("Fujishock") yang berhasil mengendalikan inflasi tetapi juga menyebabkan kesulitan sosial bagi banyak orang. Pada tahun 1992, Fujimori melakukan "kudeta sendiri" (autogolpe), membubarkan Kongres dan menangguhkan konstitusi, dengan alasan untuk memberantas korupsi dan terorisme secara lebih efektif. Di bawah pemerintahannya yang otoriter, pemimpin Sendero Luminoso, Abimael Guzmán, ditangkap pada tahun 1992, yang secara signifikan melemahkan kelompok tersebut. Namun, pemerintahan Fujimori juga diwarnai oleh korupsi besar-besaran yang melibatkan penasihatnya, Vladimiro Montesinos, serta pelanggaran hak asasi manusia yang serius dalam perang melawan terorisme (misalnya, Pembantaian Barrios Altos dan Pembantaian La Cantuta). Fujimori terpaksa mengundurkan diri pada tahun 2000 di tengah skandal korupsi yang meluas dan melarikan diri ke Jepang.
Abad ke-20 meninggalkan warisan yang kompleks bagi Peru, termasuk kemajuan dalam beberapa aspek modernisasi tetapi juga periode otoritarianisme, kekerasan politik yang ekstrem, dan ketidaksetaraan sosial yang mendalam, yang terus membentuk tantangan bagi negara di abad ke-21.
3.7. Abad ke-21

Memasuki abad ke-21, Peru berupaya memulihkan dan memperkuat institusi demokrasi setelah periode otoritarianisme Alberto Fujimori. Pemerintah transisi di bawah Valentín Paniagua menyelenggarakan pemilihan umum yang bebas dan adil pada tahun 2001, yang dimenangkan oleh Alejandro Toledo, menjadikannya presiden pribumi pertama Peru. Pemerintahan Toledo (2001-2006) berfokus pada pertumbuhan ekonomi, pemberantasan kemiskinan, dan penuntutan atas pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi era Fujimori.
Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Sosial:
Selama dua dekade pertama abad ke-21, Peru mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang signifikan, didorong oleh harga komoditas global yang tinggi (terutama mineral seperti tembaga dan emas) dan kebijakan makroekonomi yang stabil. Pertumbuhan ini berhasil mengurangi tingkat kemiskinan secara nasional. Namun, kekayaan yang dihasilkan seringkali tidak terdistribusi secara merata, menyebabkan ketimpangan sosial yang persisten antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok etnis yang berbeda. Konflik sosial terkait isu lingkungan dan hak atas tanah, terutama yang melibatkan industri ekstraktif dan komunitas pribumi, juga meningkat.
Krisis Politik Berkelanjutan:
Meskipun ada kemajuan ekonomi, politik Peru tetap sangat tidak stabil dan ditandai oleh krisis yang berulang. Beberapa faktor utama penyebabnya adalah:
- Korupsi yang Merajalela: Skandal korupsi besar, terutama yang terkait dengan perusahaan konstruksi Brasil Odebrecht, melibatkan hampir semua presiden dan tokoh politik penting sejak awal abad ke-21. Hal ini mengikis kepercayaan publik terhadap institusi politik.
- Fragmentasi Politik dan Konfrontasi Eksekutif-Legislatif: Sistem multipartai yang terfragmentasi seringkali menghasilkan Kongres yang terpecah belah dan pemerintahan minoritas. Hubungan antara cabang eksekutif dan legislatif seringkali konfrontatif, menyebabkan kebuntuan politik dan penggunaan mekanisme pemakzulan (vacancia presidencial) secara berulang.
- Siklus Presiden yang Singkat: Sejak 2016, Peru mengalami pergantian presiden yang sangat cepat. Pedro Pablo Kuczynski (2016-2018) mengundurkan diri di tengah ancaman pemakzulan terkait skandal Odebrecht. Penggantinya, Martín Vizcarra (2018-2020), juga dimakzulkan oleh Kongres atas tuduhan korupsi. Pemakzulan Vizcarra memicu protes massal dan krisis politik yang singkat, yang menyaksikan Manuel Merino menjabat sebagai presiden hanya selama lima hari sebelum mengundurkan diri. Francisco Sagasti kemudian menjabat sebagai presiden sementara hingga pemilihan umum 2021.
- Polarisasi dan Protes Sosial: Pemilihan umum 2021 menunjukkan polarisasi politik yang mendalam, dengan kemenangan tipis Pedro Castillo, seorang guru dari pedesaan dengan platform kiri, atas Keiko Fujimori, putri Alberto Fujimori. Pemerintahan Castillo (2021-2022) dilanda ketidakstabilan, upaya pemakzulan, dan tuduhan korupsi. Pada Desember 2022, setelah Castillo mencoba membubarkan Kongres secara inkonstitusional, ia dimakzulkan dan ditangkap. Wakil Presiden Dina Boluarte mengambil alih jabatan, menjadi presiden perempuan pertama Peru. Penggulingan Castillo memicu protes sosial yang meluas, terutama di wilayah selatan dan di kalangan pendukung Castillo, yang menuntut pengunduran diri Boluarte, pembubaran Kongres, pemilihan umum segera, dan konstitusi baru. Protes ini seringkali direspons dengan kekerasan oleh aparat keamanan, yang mengakibatkan puluhan kematian dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.
Dampak Pandemi COVID-19:
Pandemi COVID-19 menghantam Peru dengan sangat keras, menyebabkan salah satu tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia. Pandemi ini tidak hanya membebani sistem layanan kesehatan yang sudah rapuh tetapi juga memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang ada, serta memicu krisis ekonomi yang parah.
Abad ke-21 bagi Peru merupakan periode yang penuh kontradiksi: pertumbuhan ekonomi yang mengesankan di satu sisi, namun di sisi lain diwarnai oleh instabilitas politik yang kronis, korupsi yang sistemik, ketimpangan sosial yang mendalam, dan konflik sosial yang terus berlanjut. Tantangan utama bagi Peru adalah membangun institusi politik yang kuat dan akuntabel, memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dan mengatasi perpecahan sosial serta warisan konflik masa lalu untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
4. Geografi

Peru terletak di bagian barat benua Amerika Selatan, menghadap Samudra Pasifik. Negara ini memiliki luas wilayah sekitar 1.29 M km2, menjadikannya negara terbesar ketiga di Amerika Selatan setelah Brasil dan Argentina. Peru berbatasan dengan Ekuador dan Kolombia di sebelah utara, Brasil di sebelah timur, Bolivia di sebelah tenggara, dan Chili di sebelah selatan. Di sebelah barat, Peru memiliki garis pantai yang panjang dengan Samudra Pasifik.

Secara tradisional, geografi Peru dibagi menjadi tiga wilayah fisiografis utama yang sangat berbeda:
- Costa (Pesisir): Wilayah ini merupakan dataran sempit yang sebagian besar kering dan gersang, membentang di sepanjang pantai Pasifik. Meskipun gersang, wilayah ini dialiri oleh sungai-sungai musiman yang membentuk lembah-lembah subur tempat sebagian besar populasi dan aktivitas ekonomi terkonsentrasi. Kota-kota besar seperti Lima, Trujillo, dan Chiclayo berada di wilayah ini. Iklimnya umumnya sedang dengan kelembaban tinggi, dipengaruhi oleh Arus Humboldt yang dingin.
- Sierra (Pegunungan): Wilayah ini didominasi oleh Pegunungan Andes yang megah, yang membentang dari utara ke selatan negara ini. Sierra mencakup dataran tinggi (Altiplano) dan puncak-puncak tertinggi, termasuk gunung tertinggi di Peru, Huascarán, dengan ketinggian 6.77 K m. Wilayah ini memiliki keragaman ekologi yang tinggi, mulai dari lembah-lembah subur hingga padang rumput alpin (puna). Cusco, bekas ibu kota Kekaisaran Inka, dan kota-kota penting lainnya seperti Arequipa dan Huancayo terletak di Sierra.
- Selva (Hutan Hujan): Wilayah ini mencakup sebagian besar bagian timur Peru dan merupakan bagian dari hutan hujan Amazon yang luas. Selva dicirikan oleh dataran rendah yang datar atau bergelombang ringan, ditutupi oleh vegetasi tropis yang lebat dan dialiri oleh banyak sungai besar yang merupakan anak sungai dari Sungai Amazon. Wilayah ini kaya akan keanekaragaman hayati tetapi memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kota-kota utama di Selva termasuk Iquitos (yang hanya dapat diakses melalui udara atau sungai) dan Pucallpa.
Sungai-sungai utama Peru sebagian besar berasal dari Pegunungan Andes. Sungai-sungai yang mengalir ke barat menuju Pasifik umumnya pendek dan curam, dengan debit air yang bervariasi tergantung musim. Sungai-sungai yang mengalir ke timur membentuk bagian dari sistem Sungai Amazon yang luas, seperti Sungai Marañón dan Sungai Ucayali, yang merupakan dua hulu utama Sungai Amazon. Danau Titicaca, danau tertinggi di dunia yang dapat dilayari, terletak di Altiplano di perbatasan antara Peru dan Bolivia.
Perbatasan darat terpanjang Peru adalah dengan Brasil. Posisi geografisnya yang strategis di Amerika Selatan, dengan akses ke Pasifik dan Cekungan Amazon, memberikan Peru potensi ekonomi dan geopolitik yang signifikan.
4.1. Iklim
Peru memiliki keragaman iklim yang luar biasa, salah satu yang paling beragam di dunia, yang disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor utama:
- Lintang Tropis: Sebagian besar wilayah Peru terletak di zona tropis, yang secara umum seharusnya menghasilkan iklim yang hangat dan lembap.
- Pegunungan Andes: Rantai pegunungan Andes yang menjulang tinggi bertindak sebagai penghalang iklim yang signifikan, menciptakan variasi suhu dan curah hujan yang ekstrem berdasarkan ketinggian dan sisi pegunungan (barat atau timur).
- Arus Humboldt (Arus Peru): Arus laut dingin ini mengalir ke utara di sepanjang pantai Pasifik Peru, mendinginkan suhu udara di wilayah pesisir (Costa) dan menciptakan kondisi yang sangat kering (gurun) karena menghambat pembentukan awan hujan.
- Fenomena El Niño-Osilasi Selatan (ENSO): Secara periodik, fenomena El Niño menyebabkan pemanasan air laut di Pasifik timur, yang dapat mengganggu pola iklim normal, membawa hujan lebat dan banjir ke wilayah pesisir yang biasanya kering, serta kekeringan di beberapa bagian Sierra.
Variasi iklim di setiap wilayah geografis utama adalah sebagai berikut:
- Costa (Pesisir):
- Pesisir Tengah dan Selatan: Dicirikan oleh iklim gurun subtropis yang sejuk dan kering (seperti Lima). Suhu sedang sepanjang tahun, dengan sedikit variasi musiman. Curah hujan sangat rendah, seringkali dalam bentuk gerimis halus yang disebut garúa, terutama selama musim dingin (Mei-Oktober). Kelembaban tinggi dan sering berkabut.
- Pesisir Utara: Lebih hangat dan lebih lembap daripada pesisir tengah dan selatan. Curah hujan lebih tinggi, terutama selama musim panas (Desember-Maret) dan selama periode El Niño yang kuat. Iklimnya berkisar dari semi-kering hingga tropis kering.
- Sierra (Pegunungan):
- Iklim sangat bervariasi tergantung ketinggian. Secara umum, suhu menurun seiring dengan kenaikan ketinggian.
- Lembah-lembah Antar-Pegunungan Rendah (misalnya, sekitar 2.000-3.500 mdpl): Iklim sedang dengan musim hujan yang jelas (biasanya Oktober-April) dan musim kemarau (Mei-September). Siang hari bisa hangat, tetapi malam hari dingin.
- Dataran Tinggi (Puna, di atas 3.500-4.000 mdpl): Iklim dingin hingga sangat dingin (tundra alpin). Suhu rata-rata rendah, dengan perbedaan suhu harian yang besar. Sering terjadi embun beku di malam hari. Curah hujan terutama berupa salju atau hujan es.
- Puncak-Puncak Tertinggi (di atas 5.000 mdpl): Iklim glasial dengan salju dan es abadi.
- Selva (Hutan Hujan):
- Selva Alta (Lereng Timur Andes, sekitar 400-1.000 mdpl): Iklim tropis sangat lembap dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, meskipun ada periode yang sedikit lebih kering. Suhu hangat.
- Selva Baja (Dataran Rendah Amazon, di bawah 400 mdpl): Iklim hutan hujan tropis khatulistiwa. Suhu tinggi dan curah hujan melimpah sepanjang tahun, dengan kelembaban yang sangat tinggi. Ada sedikit variasi musiman dalam curah hujan, dengan periode "air tinggi" dan "air rendah" di sungai-sungai. Bagian paling selatan Selva dapat mengalami musim dingin yang lebih dingin dan curah hujan musiman.
Keragaman iklim ini menghasilkan berbagai macam ekosistem dan zona kehidupan, dari gurun pesisir hingga gletser alpine dan hutan hujan tropis yang lebat, yang berkontribusi pada kekayaan keanekaragaman hayati Peru.
4.2. Margasatwa dan Keanekaragaman Hayati

Peru diakui sebagai salah satu dari 17 negara megadiverse di dunia, yang berarti negara ini memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa tinggi. Variasi geografis dan iklim yang ekstrem, dari gurun pesisir Pasifik, pegunungan Andes yang menjulang tinggi, hingga hutan hujan Amazon yang luas, telah menciptakan berbagai macam ekosistem yang mendukung beragam flora dan fauna.
Flora (Tumbuhan):
Peru memiliki lebih dari 21.000 spesies tumbuhan yang telah dilaporkan, dengan tingkat endemisme yang tinggi (sekitar 5.855 spesies hanya ditemukan di Peru). Beberapa contoh flora khas meliputi:
- Pesisir (Costa): Vegetasi gurun seperti kaktus dan semak belukar. Di loma (oasis kabut), vegetasi unik berkembang selama musim dingin yang berkabut. Lembah-lembah sungai mendukung pertanian.
- Pegunungan (Sierra): Di atas batas pohon, terdapat ekosistem puna dengan rumput ichu, semak kerdil, dan tumbuhan tahan kekeringan seperti Puya raimondii, bromeliad terbesar di dunia. Hutan awan di lereng Andes kaya akan lumut, anggrek, dan bromeliad.
- Hutan Hujan (Selva): Hutan hujan Amazon di Peru adalah rumah bagi keanekaragaman pohon yang luar biasa, tanaman merambat, epifit, dan tanaman kanopi lainnya. Banyak spesies kayu berharga dan tanaman obat ditemukan di sini.
Fauna (Hewan):
Kekayaan fauna Peru juga sangat mengesankan:
- Mamalia: Lebih dari 500 spesies mamalia, termasuk spesies ikonik Andes seperti puma, beruang berkacamata (satu-satunya beruang asli Amerika Selatan), vikuna, guanako, alpaka, dan llama. Di hutan Amazon, terdapat jaguar, tapir, berbagai jenis monyet, kapibara, dan lumba-lumba sungai.
- Burung: Peru adalah salah satu negara dengan keanekaragaman burung tertinggi di dunia, dengan lebih dari 1.800 spesies (sekitar 120 di antaranya endemik). Spesies terkenal termasuk Kondor Andes, Gallito de las rocas Andina (burung nasional Peru), berbagai jenis kolibri, makaw, dan burung guano di pesisir yang kotorannya menjadi komoditas ekspor penting di masa lalu.
- Reptil dan Amfibi: Lebih dari 300 spesies reptil dan jumlah amfibi yang terus bertambah seiring penemuan baru. Hutan hujan Amazon adalah rumah bagi berbagai jenis ular (termasuk anakonda), kadal, kura-kura, dan katak berwarna-warni.
- Ikan: Lebih dari 1.000 spesies ikan air tawar, terutama di sistem Sungai Amazon. Perairan laut Peru, yang dipengaruhi oleh Arus Humboldt yang kaya nutrisi, mendukung industri perikanan yang besar, dengan spesies seperti ikan teri, sarden, dan makarel.
- Serangga dan Invertebrata Lainnya: Keanekaragaman serangga dan invertebrata lainnya di Peru sangat besar dan sebagian besar belum terinventarisasi sepenuhnya.
Upaya Konservasi:
Pemerintah Peru telah mendirikan banyak kawasan lindung untuk melindungi keanekaragaman hayati yang luar biasa ini. Ini termasuk taman nasional, cagar alam, dan kawasan konservasi regional. Beberapa kawasan lindung yang terkenal secara internasional adalah Taman Nasional Manú, Taman Nasional Huascarán, dan Cagar Nasional Paracas.
Tantangan Lingkungan:
Meskipun kaya akan keanekaragaman hayati, Peru menghadapi berbagai tantangan lingkungan, termasuk:
- Deforestasi di wilayah Amazon akibat penebangan liar, perluasan pertanian, pertambangan ilegal, dan pembangunan jalan.
- Perubahan iklim, yang berdampak pada gletser Andes (sumber air penting), pola cuaca, dan keanekaragaman hayati.
- Polusi dari aktivitas pertambangan, pertanian, dan perkotaan.
- Penangkapan ikan dan perburuan liar yang mengancam beberapa spesies.
- Konflik antara konservasi dan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Upaya untuk menyeimbangkan konservasi dengan pembangunan berkelanjutan menjadi agenda penting bagi Peru dalam menjaga warisan alamnya yang tak ternilai.
5. Pemerintahan dan Politik
Peru adalah sebuah republik presidensial kesatuan dengan sistem multipartai. Sistem politik negara ini didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan antara cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sebagaimana diatur dalam Konstitusi Peru tahun 1993. Namun, dalam praktiknya, politik Peru seringkali ditandai oleh ketidakstabilan, fragmentasi partai, dan hubungan yang tegang antara eksekutif dan legislatif.
5.1. Struktur Pemerintahan

Struktur pemerintahan Peru terdiri dari tiga cabang utama:
- Cabang Eksekutif:
- Presiden: Merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan lima tahun dan tidak dapat dipilih kembali secara berturut-turut untuk periode berikutnya. Presiden bertanggung jawab atas administrasi negara, kebijakan luar negeri, dan merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Presiden saat ini adalah Dina Boluarte.
- Wakil Presiden: Terdapat dua posisi wakil presiden yang dipilih bersamaan dengan presiden. Jika presiden berhalangan, wakil presiden pertama akan menggantikannya. Saat ini, posisi Wakil Presiden Pertama kosong.
- Dewan Menteri (Kabinet): Dipimpin oleh seorang Presiden Dewan Menteri (sering disebut Perdana Menteri), yang ditunjuk oleh Presiden. Perdana Menteri dan menteri-menteri lainnya bertanggung jawab atas berbagai kementerian dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Perdana Menteri saat ini adalah Gustavo Adrianzén. Kabinet dapat dikenai mosi tidak percaya oleh Kongres.
- Cabang Legislatif:
- Kongres Republik: Merupakan badan legislatif unikameral (satu kamar) yang terdiri dari 130 anggota (congresistas). Anggota Kongres dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan lima tahun, berdasarkan sistem perwakilan proporsional. Kongres memiliki kekuasaan untuk membuat undang-undang, mengawasi tindakan eksekutif, dan dapat memakzulkan presiden serta pejabat tinggi lainnya. Presiden Kongres saat ini adalah Eduardo Salhuana. Hubungan antara Kongres dan Presiden seringkali penuh ketegangan, dan Kongres memiliki sejarah menggunakan mekanisme pemakzulan secara kontroversial.
- Cabang Yudikatif:
- Mahkamah Agung (Corte Suprema de Justicia): Merupakan pengadilan tertinggi dalam sistem peradilan Peru. Para hakim Mahkamah Agung diangkat oleh Dewan Kehakiman Nasional (Junta Nacional de Justicia).
- Sistem Peradilan Lainnya: Di bawah Mahkamah Agung terdapat pengadilan tinggi di berbagai distrik yudisial, pengadilan tingkat pertama, dan hakim perdamaian. Terdapat juga Mahkamah Konstitusi (Tribunal Constitucional), sebuah badan otonom yang bertugas menafsirkan konstitusi dan menyelesaikan sengketa konstitusional.
- Kejaksaan Agung (Ministerio Público) dipimpin oleh Jaksa Agung Negara (Fiscal de la Nación) dan bertugas melakukan penuntutan pidana serta membela legalitas.
Mekanisme Checks and Balances dan Tantangan:
Konstitusi Peru menyediakan mekanisme checks and balances (saling uji dan imbang) antara ketiga cabang kekuasaan. Misalnya, Presiden dapat memveto undang-undang yang disahkan Kongres (meskipun Kongres dapat mengesampingkan veto dengan suara mayoritas tertentu), dan Kongres dapat memakzulkan Presiden. Namun, dalam praktiknya, mekanisme ini seringkali menjadi sumber konflik dan ketidakstabilan politik, terutama akibat interpretasi yang luas terhadap alasan pemakzulan "ketidakmampuan moral permanen" oleh Kongres. Korupsi dan lemahnya institusi juga menjadi tantangan besar dalam implementasi tata kelola pemerintahan yang efektif dan demokratis di Peru.
5.2. Pembagian Administratif
Peru adalah negara kesatuan yang terdesentralisasi. Secara administratif, wilayah Peru dibagi menjadi beberapa tingkatan:
1. Region (Daerah) (Regiones): Peru dibagi menjadi 25 region dan Provinsi Lima (yang memiliki status khusus dan tidak termasuk dalam region manapun, berfungsi sebagai ibu kota negara). Setiap region memiliki pemerintahan otonom yang dipimpin oleh seorang Gubernur Regional (Gobernador Regional) dan Dewan Regional (Consejo Regional), yang dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan empat tahun. Pemerintahan regional bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan regional, pelaksanaan proyek investasi publik, promosi kegiatan ekonomi, dan pengelolaan properti publik di wilayahnya.
Daftar region (beserta ibu kotanya dalam tanda kurung):
- Amazonas (Chachapoyas)
- Ancash (Huaraz)
- Apurímac (Abancay)
- Arequipa (Arequipa)
- Ayacucho (Ayacucho)
- Cajamarca (Cajamarca)
- Callao (status khusus, Callao)
- Cuzco (Cusco)
- Huancavelica (Huancavelica)
- Huánuco (Huánuco)
- Ica (Ica)
- Junín (Huancayo)
- La Libertad (Trujillo)
- Lambayeque (Chiclayo)
- Lima (Huacho)
- Loreto (Iquitos)
- Madre de Dios (Puerto Maldonado)
- Moquegua (Moquegua)
- Pasco (Cerro de Pasco)
- Piura (Piura)
- Puno (Puno)
- San Martín (Moyobamba)
- Tacna (Tacna)
- Tumbes (Tumbes)
- Ucayali (Pucallpa)
2. Provinsi (Provincias): Setiap region (kecuali Callao yang merupakan provinsi konstitusional tunggal) dibagi lagi menjadi beberapa provinsi. Saat ini terdapat 196 provinsi di seluruh Peru (termasuk Provinsi Lima dan Provinsi Konstitusional Callao). Pemerintahan provinsi dipimpin oleh seorang Walikota Provinsi (Alcalde Provincial) dan Dewan Kota Provinsi (Concejo Municipal Provincial).
3. Distrik (Distritos): Setiap provinsi dibagi lagi menjadi beberapa distrik. Terdapat 1874 distrik di Peru. Pemerintahan distrik dipimpin oleh seorang Walikota Distrik (Alcalde Distrital) dan Dewan Kota Distrik (Concejo Municipal Distrital).
Proses desentralisasi di Peru bertujuan untuk memberikan otonomi yang lebih besar kepada pemerintah daerah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Namun, tantangan seperti kapasitas institusional yang terbatas di tingkat daerah, korupsi, dan koordinasi yang kurang efektif antara pemerintah pusat dan daerah masih menjadi isu penting.
5.3. Hubungan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri Peru secara historis berfokus pada pemeliharaan hubungan baik dengan negara-negara tetangga, partisipasi aktif dalam organisasi regional dan internasional, serta promosi perdagangan dan investasi. Selama beberapa dekade terakhir, Peru telah berusaha untuk memainkan peran yang lebih signifikan di panggung global, terutama dalam isu-isu yang berkaitan dengan demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Arah Kebijakan Utama:
- Integrasi Regional: Peru adalah anggota pendiri Komunitas Andes (CAN), sebuah blok perdagangan regional yang juga mencakup Bolivia, Kolombia, dan Ekuador. Peru juga merupakan anggota Aliansi Pasifik, sebuah inisiatif integrasi ekonomi yang lebih berorientasi pasar bebas bersama Chili, Kolombia, dan Meksiko. Selain itu, Peru adalah anggota Uni Negara Amerika Selatan (UNASUR), meskipun partisipasinya dalam organisasi ini berfluktuasi.
- Hubungan Multilateral: Peru adalah anggota aktif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai badan khususnya. Peru juga merupakan anggota Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) dan sering mengambil bagian dalam upaya kolektif untuk mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia di kawasan Amerika.
- Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC): Peru adalah anggota APEC dan telah menjadi tuan rumah pertemuan puncak APEC. Keanggotaan ini mencerminkan upaya Peru untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, yang telah menjadi mitra dagang dan investor penting.
- Promosi Perdagangan dan Investasi: Peru telah secara aktif mengejar perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan berbagai negara dan blok ekonomi, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Jepang, dan banyak negara lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk membuka pasar bagi produk ekspor Peru dan menarik investasi asing.
- Hubungan Bilateral:
- Negara Tetangga: Peru menjaga hubungan diplomatik dengan semua negara tetangganya. Meskipun ada sejarah sengketa perbatasan, sebagian besar telah diselesaikan secara damai. Hubungan dengan Chili, misalnya, telah membaik secara signifikan setelah penyelesaian sengketa maritim di Mahkamah Internasional.
- Mitra Strategis Lainnya: Peru memiliki hubungan yang signifikan dengan Amerika Serikat dalam berbagai bidang, termasuk perdagangan, keamanan (pemberantasan narkoba), dan kerja sama pembangunan. Hubungan dengan Tiongkok juga semakin penting, terutama dalam hal perdagangan dan investasi.
- Isu-Isu Relevan:
- Perdagangan: Diversifikasi ekspor dan akses pasar adalah prioritas utama.
- Keamanan: Kerja sama regional dalam memerangi kejahatan transnasional, termasuk perdagangan narkoba dan terorisme.
- Hak Asasi Manusia dan Demokrasi: Peru secara umum mendukung prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negerinya, meskipun rekam jejak domestiknya sendiri terkadang menghadapi kritik. Peru adalah salah satu pendiri Grup Lima, sebuah koalisi negara-s
- Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan: Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan rentan terhadap perubahan iklim, isu-isu lingkungan menjadi semakin penting dalam agenda luar negeri Peru.
Secara keseluruhan, Peru menjalankan kebijakan luar negeri yang pragmatis, berusaha menyeimbangkan kepentingan nasionalnya dengan komitmen terhadap norma-norma internasional dan integrasi regional. Namun, instabilitas politik domestik terkadang dapat mempengaruhi konsistensi dan efektivitas kebijakan luar negerinya.
5.4. Militer dan Penegakan Hukum

Sistem pertahanan dan keamanan Peru terdiri dari Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Nasional, yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam menjaga kedaulatan negara dan ketertiban umum.
Angkatan Bersenjata Peru (Fuerzas Armadas del Perú):
Angkatan Bersenjata Peru bertanggung jawab untuk menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara. Mereka berada di bawah komando Presiden Peru sebagai Panglima Tertinggi dan dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan Bersenjata terdiri dari tiga cabang utama:
- Angkatan Darat Peru (Ejército del Perú): Bertugas untuk operasi darat, pertahanan perbatasan, dan dapat terlibat dalam operasi keamanan internal jika diperlukan.
- Angkatan Laut Peru (Marina de Guerra del Perú): Bertanggung jawab atas pertahanan maritim, perlindungan jalur laut, pengawasan zona ekonomi eksklusif, dan operasi sungai di wilayah Amazon. Angkatan Laut juga mencakup Korps Marinir.
- Angkatan Udara Peru (Fuerza Aérea del Perú): Bertugas untuk pertahanan udara, superioritas udara, pengintaian, dan dukungan udara untuk cabang lain.
Misi utama Angkatan Bersenjata Peru meliputi:
- Pertahanan terhadap agresi eksternal.
- Partisipasi dalam menjaga ketertiban internal, terutama dalam memerangi sisa-sisa kelompok teroris dan organisasi kriminal perdagangan narkoba di wilayah-wilayah tertentu seperti VRAEM (Lembah Sungai Apurímac, Ene, dan Mantaro).
- Partisipasi dalam misi penjaga perdamaian internasional di bawah mandat PBB.
- Bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam.
Peru telah melakukan upaya modernisasi angkatan bersenjatanya dalam beberapa tahun terakhir, meskipun dengan keterbatasan anggaran. Isu-isu terkait hak asasi manusia dalam konteks operasi keamanan internal, terutama selama konflik bersenjata melawan Sendero Luminoso dan MRTA pada akhir abad ke-20, tetap menjadi perhatian dan subjek penyelidikan. Sejak tahun 1999, wajib militer telah dihapuskan dan digantikan dengan layanan militer sukarela.
Kepolisian Nasional Peru (Policía Nacional del Perú - PNP):
Kepolisian Nasional Peru adalah lembaga penegak hukum sipil utama yang bertanggung jawab untuk menjaga ketertiban umum, keamanan warga negara, mencegah dan menyelidiki kejahatan, serta mengatur lalu lintas. PNP berada di bawah yurisdiksi Kementerian Dalam Negeri.
Fungsi utama PNP meliputi:
- Pencegahan kejahatan dan pemeliharaan ketertiban umum.
- Penyelidikan kriminal.
- Pengaturan dan pengawasan lalu lintas.
- Perlindungan perbatasan (bersama dengan Angkatan Bersenjata).
- Operasi anti-narkoba dan anti-terorisme.
PNP menghadapi berbagai tantangan, termasuk korupsi, kurangnya sumber daya, dan kebutuhan untuk meningkatkan profesionalisme dan kepercayaan publik. Seperti halnya Angkatan Bersenjata, isu hak asasi manusia dalam pelaksanaan tugas kepolisian juga menjadi perhatian, terutama terkait penggunaan kekuatan dan perlakuan terhadap tahanan.
Baik Angkatan Bersenjata maupun Kepolisian Nasional memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan Peru. Namun, kedua institusi ini juga terus berupaya untuk mengatasi tantangan internal dan meningkatkan akuntabilitas serta penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam menjalankan tugas mereka.
5.5. Korupsi dalam Politik
Korupsi merupakan masalah yang sangat serius, sistemik, dan meluas dalam politik Peru, yang telah mengakar di berbagai tingkatan pemerintahan dan mempengaruhi stabilitas negara serta kepercayaan publik selama beberapa dekade. Dampaknya merusak pembangunan berkelanjutan, memperburuk ketidaksetaraan, dan menghambat upaya untuk memperkuat institusi demokrasi.
Karakteristik Korupsi di Peru:
- Sistemik dan Meluas: Korupsi tidak terbatas pada kasus-kasus individual, tetapi seringkali melibatkan jaringan yang terorganisir dan mencakup berbagai lembaga negara, mulai dari tingkat nasional hingga lokal. Ini mencakup berbagai bentuk, seperti penyuapan, penggelapan dana publik, nepotisme, penyalahgunaan wewenang, dan pencucian uang.
- Melibatkan Pejabat Tinggi: Banyak skandal korupsi besar melibatkan pejabat tinggi, termasuk presiden, menteri, anggota Kongres, gubernur regional, dan hakim. Sejak awal abad ke-21, hampir semua mantan presiden Peru telah diselidiki, didakwa, atau dihukum atas tuduhan korupsi. Skandal Odebrecht, sebuah perusahaan konstruksi Brasil, secara khusus mengungkap jaringan suap yang luas di seluruh Amerika Latin, termasuk Peru, yang melibatkan banyak tokoh politik penting.
- Dampak Merusak:
- Terhadap Stabilitas Politik: Korupsi telah menjadi pemicu utama krisis politik yang berulang di Peru, termasuk pemakzulan presiden, pengunduran diri pejabat, dan kebuntuan legislatif.
- Terhadap Kepercayaan Publik: Tingkat korupsi yang tinggi telah sangat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap politisi, partai politik, dan institusi publik secara keseluruhan, yang dapat menyebabkan apatisme politik atau dukungan terhadap solusi otoriter.
- Terhadap Pembangunan: Dana publik yang seharusnya digunakan untuk layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur seringkali dialihkan melalui praktik korupsi, yang menghambat pembangunan dan memperburuk kemiskinan serta ketidaksetaraan.
- Terhadap Supremasi Hukum: Korupsi dalam sistem peradilan dan penegakan hukum melemahkan supremasi hukum dan menciptakan impunitas bagi pelaku kejahatan.
Upaya Pemberantasan Korupsi:
Peru telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi, meskipun dengan hasil yang beragam:- Kerangka Hukum dan Institusional: Pembentukan lembaga-lembaga anti-korupsi khusus, seperti kantor kejaksaan khusus anti-korupsi dan pengadilan khusus. Penguatan undang-undang terkait transparansi, akses informasi, dan pelaporan kekayaan pejabat publik.
- Kerja Sama Internasional: Partisipasi dalam konvensi anti-korupsi internasional dan kerja sama dengan negara lain dalam penyelidikan kasus korupsi lintas batas.
- Peran Media dan Masyarakat Sipil: Media investigatif dan organisasi masyarakat sipil memainkan peran penting dalam mengungkap kasus-kasus korupsi dan menuntut akuntabilitas dari pejabat publik.
- Reformasi Politik: Upaya untuk mereformasi sistem pendanaan partai politik dan meningkatkan pengawasan terhadap kampanye pemilu.
Tantangan Besar:
Meskipun ada upaya-upaya tersebut, pemberantasan korupsi di Peru menghadapi tantangan besar:- Kurangnya Kemauan Politik yang Konsisten: Komitmen politik untuk memberantas korupsi seringkali tidak konsisten dan dipengaruhi oleh kepentingan partisan.
- Lemahnya Institusi: Lembaga-lembaga penegak hukum dan peradilan seringkali kekurangan sumber daya, independensi, dan kapasitas untuk menangani kasus korupsi yang kompleks secara efektif.
- Budaya Impunitas: Masih adanya persepsi bahwa pejabat tinggi dapat menghindari hukuman atas tindakan korupsi.
- Fragmentasi Politik: Sistem politik yang terfragmentasi dapat mempersulit upaya untuk membangun konsensus dan mengimplementasikan reformasi anti-korupsi yang komprehensif.
Membangun budaya pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel tetap menjadi salah satu tantangan paling mendesak bagi Peru dalam upayanya untuk mencapai stabilitas politik, pembangunan ekonomi yang inklusif, dan penguatan demokrasi. Perspektif kiri-tengah akan menekankan bagaimana korupsi secara tidak proporsional merugikan kelompok-kelompok yang paling rentan dan menghambat upaya untuk mencapai keadilan sosial.
6. Ekonomi

Ekonomi Peru diklasifikasikan sebagai ekonomi berpendapatan menengah ke atas oleh Bank Dunia dan merupakan salah satu yang terbesar di Amerika Latin. Selama dua dekade terakhir, Peru telah mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang signifikan, didorong oleh harga komoditas global yang tinggi, kebijakan makroekonomi yang stabil, dan peningkatan investasi. Namun, negara ini juga menghadapi tantangan struktural terkait kemiskinan, ketimpangan sosial yang persisten, dan kebutuhan untuk diversifikasi ekonomi di luar ketergantungan pada sumber daya alam.
Gambaran Umum:
- Produk Domestik Bruto (PDB): PDB Peru telah menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, meskipun melambat dalam beberapa tahun terakhir akibat faktor internal dan eksternal. Pada tahun 2025, PDB (PPP) diperkirakan sekitar 632.73 B USD dan PDB nominal sekitar 294.90 B USD. Angka-angka ini menempatkan Peru pada peringkat PDB PPP ke-47 dan PDB nominal ke-50 di dunia.
- Mata Uang: Mata uang resmi adalah Sol (PEN).
- Inflasi: Peru umumnya berhasil menjaga inflasi tetap rendah dan stabil, salah satu yang terendah di Amerika Latin, meskipun tekanan inflasi dapat meningkat karena faktor global.
- Kemiskinan dan Ketimpangan: Meskipun pertumbuhan ekonomi telah membantu mengurangi tingkat kemiskinan secara signifikan, kemiskinan tetap menjadi masalah, terutama di daerah pedesaan dan di kalangan penduduk pribumi. Ketimpangan pendapatan dan akses terhadap layanan dasar juga masih tinggi. Indeks Gini Peru pada tahun 2022 adalah 40,2.
- Sumber Daya Alam: Peru kaya akan sumber daya alam, terutama mineral (tembaga, emas, perak, seng, timah), gas alam, dan perikanan. Sektor ekstraktif memainkan peran penting dalam ekonomi dan pendapatan ekspor.
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM): Peru memiliki IPM 0,762 pada tahun 2022 (peringkat ke-87 dunia), menempatkannya dalam kategori pembangunan manusia yang tinggi.
Sektor-Sektor Ekonomi Utama:
Ekonomi Peru didukung oleh beberapa sektor utama:
- Jasa: Merupakan kontributor terbesar terhadap PDB, mencakup perdagangan, pariwisata, keuangan, transportasi, dan layanan lainnya.
- Industri Ekstraktif (Pertambangan dan Energi): Sektor pertambangan adalah sumber utama pendapatan ekspor. Peru adalah salah satu produsen utama tembaga, perak, emas, dan seng di dunia. Sektor energi juga penting, dengan cadangan gas alam yang signifikan.
- Industri Manufaktur: Meliputi pengolahan makanan, tekstil dan pakaian jadi, pengolahan logam, dan produk kimia.
- Pertanian: Meskipun kontribusinya terhadap PDB lebih kecil dibandingkan sektor lain, pertanian tetap penting bagi lapangan kerja, terutama di daerah pedesaan. Produk utama termasuk kopi, kakao, asparagus, kentang, quinoa, dan buah-buahan.
- Perikanan: Industri perikanan Peru adalah salah satu yang terbesar di dunia, terutama untuk produksi tepung ikan dari ikan teri (anchoveta) yang melimpah di perairan Arus Humboldt.
Tantangan Struktural:
- Diversifikasi Ekonomi: Ketergantungan yang tinggi pada ekspor komoditas primer membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga global. Upaya diversifikasi ke sektor dengan nilai tambah lebih tinggi masih berlangsung.
- Infrastruktur: Kesenjangan infrastruktur, terutama dalam transportasi dan energi, menjadi kendala bagi pertumbuhan dan integrasi regional.
- Informalitas: Sebagian besar tenaga kerja Peru bekerja di sektor informal, yang seringkali berarti kondisi kerja yang buruk, kurangnya perlindungan sosial, dan produktivitas yang rendah.
- Tata Kelola dan Korupsi: Korupsi dan tata kelola yang lemah menghambat investasi, efisiensi, dan pembangunan yang adil.
- Dampak Lingkungan dan Sosial dari Industri Ekstraktif: Aktivitas pertambangan dan energi seringkali menimbulkan konflik dengan komunitas lokal terkait isu lingkungan, hak atas tanah, dan pembagian manfaat.
Dari perspektif kiri-tengah, analisis ekonomi Peru akan menekankan pentingnya memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi bersifat inklusif dan berkelanjutan, mengurangi ketimpangan, memperkuat hak-hak buruh dan komunitas lokal, serta melindungi lingkungan. Diversifikasi ekonomi yang menciptakan lapangan kerja berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat akan menjadi fokus utama.
6.1. Sektor Utama
Ekonomi Peru didukung oleh beberapa sektor utama yang memiliki kontribusi, karakteristik, dan tantangan masing-masing. Pengembangan sektor-sektor ini sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi negara dan kesejahteraan sosial masyarakat.
6.1.1. Pertambangan

Sektor pertambangan memainkan peran sentral dalam perekonomian Peru dan merupakan sumber utama pendapatan ekspor negara. Peru adalah salah satu produsen mineral terkemuka di dunia, kaya akan cadangan tembaga, emas, perak, seng, timah, dan molibdenum. Pada tahun 2019, negara ini merupakan produsen tembaga dan seng terbesar kedua di dunia, produsen emas terbesar kedelapan, produsen timbal terbesar ketiga, produsen timah terbesar keempat, produsen boron terbesar kelima, dan produsen molibdenum terbesar keempat. Pada tahun 2023, Peru adalah produsen perak terbesar ketiga secara global. Tambang-tambang besar seperti Yanacocha (emas) dan Antamina (tembaga dan seng) memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi nasional.
Meskipun penting bagi ekonomi, sektor pertambangan juga menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi:
- Dampak Sosial-Ekonomi dan Lingkungan: Aktivitas pertambangan seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti polusi air dan tanah, serta deforestasi. Selain itu, dampak sosial terhadap komunitas lokal, termasuk potensi penggusuran, hilangnya mata pencaharian tradisional, dan masalah kesehatan, menjadi perhatian serius.
- Konflik dengan Komunitas Lokal: Sering terjadi konflik antara perusahaan tambang dan komunitas lokal (terutama masyarakat adat) terkait hak atas tanah, pembagian manfaat ekonomi, dan dampak lingkungan. Konflik ini terkadang berujung pada protes dan kekerasan.
- Isu Hak-Hak Buruh: Kondisi kerja dan hak-hak buruh di sektor pertambangan, terutama di tambang skala kecil dan informal, menjadi isu penting.
- Tata Kelola Sumber Daya Alam: Tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya mineral menjadi krusial untuk memastikan bahwa kekayaan alam Peru memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat dan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak atau menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki. Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya redistribusi kekayaan dari sektor ini untuk program sosial dan perlindungan lingkungan yang lebih kuat.
6.1.2. Pertanian

Pertanian merupakan sektor penting bagi perekonomian Peru, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja di daerah pedesaan dan kontribusi terhadap ketahanan pangan serta ekspor. Peru memiliki keragaman produk pertanian yang tinggi berkat variasi iklim dan ekosistemnya. Produk-produk pertanian utama meliputi:
- Tanaman Pangan Tradisional: Kentang (Peru adalah pusat asal-usul kentang dan memiliki ribuan varietas), jagung (termasuk varietas unik seperti jagung ungu), kinoa, kiwicha (amaranth), dan berbagai jenis kacang-kacangan. Kinoa, khususnya, telah mendapatkan popularitas global sebagai "superfood".
- Produk Ekspor: Kopi, kakao (terutama varietas organik dan berkualitas tinggi), asparagus (Peru adalah salah satu pengekspor asparagus terbesar di dunia), mangga, anggur (termasuk untuk produksi pisco), alpukat, pisang, dan blueberry.
- Tanaman Industri: Tebu dan kapas.
Isu-isu krusial dalam sektor pertanian Peru meliputi:
- Reformasi Agraria dan Hak atas Tanah: Sejarah reformasi agraria di Peru kompleks. Akses dan kepemilikan tanah bagi petani kecil dan masyarakat adat tetap menjadi isu penting. Banyak petani kecil menghadapi kesulitan dalam mengakses kredit, teknologi, dan pasar.
- Keamanan Pangan: Meskipun Peru adalah produsen makanan, sebagian populasi masih menghadapi kerawanan pangan, terutama di daerah-daerah termiskin. Menurut laporan FAO tahun 2022, separuh populasi Peru mengalami kerawanan pangan sedang, dan lebih dari 20% mengalami kerawanan pangan parah.
- Dampak Agribisnis Skala Besar: Pertumbuhan agribisnis skala besar untuk ekspor telah memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan (penggunaan air, pestisida) dan potensi marginalisasi petani kecil serta komunitas pedesaan.
- Perubahan Iklim: Sektor pertanian sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, dan mencairnya gletser yang menjadi sumber air irigasi.
Perspektif kiri-tengah akan menyoroti kebutuhan untuk mendukung pertanian keluarga dan petani kecil, mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan, memastikan keamanan pangan bagi seluruh populasi, dan melindungi hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam mereka.
6.1.3. Perikanan
Industri perikanan dan akuakultur Peru sangat signifikan secara global, didukung oleh kekayaan sumber daya laut di Samudra Pasifik, terutama berkat Arus Humboldt yang dingin dan kaya nutrisi. Arus ini menciptakan salah satu ekosistem laut paling produktif di dunia.
- Jenis Tangkapan Utama: Spesies yang paling penting secara komersial adalah ikan teri Peru (Engraulis ringens), yang sebagian besar diolah menjadi tepung ikan dan minyak ikan untuk pakan ternak dan akuakultur global. Peru adalah produsen dan pengekspor tepung ikan terbesar di dunia. Selain ikan teri, tangkapan penting lainnya termasuk makerel pasifik, hake, sarden, cumi-cumi, dan berbagai jenis ikan serta kerang untuk konsumsi manusia.
- Tantangan Terkait Penangkapan Ikan Berlebih (Overfishing): Stok ikan teri dan spesies lainnya rentan terhadap penangkapan ikan berlebih, terutama jika tidak dikelola dengan hati-hati. Fenomena El Niño juga dapat berdampak signifikan terhadap populasi ikan.
- Praktik Perikanan Berkelanjutan: Ada upaya untuk menerapkan praktik perikanan yang lebih berkelanjutan, termasuk penetapan kuota tangkapan, musim penangkapan, dan perlindungan area bertelur. Namun, penegakan hukum dan pengawasan masih menjadi tantangan, terutama terhadap armada penangkapan ikan skala kecil dan ilegal.
- Dampak terhadap Ekosistem Laut dan Komunitas Nelayan: Kesehatan ekosistem laut Peru sangat penting tidak hanya untuk industri perikanan tetapi juga untuk keanekaragaman hayati secara keseluruhan. Komunitas nelayan pesisir, terutama nelayan skala kecil (artisanal), sangat bergantung pada sumber daya laut ini untuk mata pencaharian mereka dan seringkali menjadi pihak yang paling rentan terhadap dampak penangkapan ikan berlebih atau perubahan lingkungan.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, perlindungan ekosistem laut, dan memastikan bahwa manfaat dari industri ini juga dirasakan oleh komunitas nelayan lokal, serta mengatasi masalah kondisi kerja di sektor ini.
6.1.4. Industri Manufaktur
Sektor industri manufaktur di Peru mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pengolahan sumber daya alam hingga produksi barang konsumsi dan industri. Beberapa subsektor utama meliputi:
- Tekstil dan Pakaian Jadi: Peru memiliki tradisi panjang dalam produksi tekstil, memanfaatkan kapas berkualitas tinggi (seperti kapas Pima) dan wol alpaka. Industri ini menghasilkan pakaian jadi baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
- Pengolahan Makanan dan Minuman: Subsektor ini mengolah produk pertanian dan perikanan lokal menjadi makanan olahan, minuman, dan produk lainnya. Ini termasuk pengalengan ikan, pembekuan buah dan sayuran, produksi minuman ringan, bir, dan pisco.
- Pengolahan Logam dan Produk Logam: Mengolah mineral yang ditambang di Peru menjadi produk setengah jadi atau jadi, seperti konsentrat tembaga, batangan emas, dan produk logam lainnya.
- Produk Kimia: Meliputi produksi pupuk, pestisida, produk farmasi dasar, dan bahan kimia industri lainnya.
- Industri lainnya: Termasuk produksi bahan bangunan (semen, keramik), percetakan dan penerbitan, serta perakitan.
Tantangan yang dihadapi sektor industri manufaktur Peru meliputi:
- Meningkatkan Nilai Tambah: Masih ada kebutuhan untuk meningkatkan nilai tambah produk manufaktur agar lebih kompetitif di pasar global dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
- Daya Saing: Persaingan dari produsen global, biaya energi, dan infrastruktur yang kurang memadai dapat mempengaruhi daya saing.
- Kondisi Tenaga Kerja: Isu terkait upah, kondisi kerja, dan hak-hak serikat pekerja menjadi perhatian dalam beberapa bagian sektor manufaktur.
- Standar Lingkungan: Pemenuhan standar lingkungan dalam proses produksi menjadi semakin penting.
Pemerintah Peru telah berupaya untuk mendorong pengembangan sektor manufaktur melalui berbagai insentif dan kebijakan. Perspektif kiri-tengah akan fokus pada penciptaan lapangan kerja yang layak, perlindungan hak-hak buruh, promosi industri yang ramah lingkungan, dan pengembangan industri yang mendukung kemandirian ekonomi nasional.
6.2. Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat dan kontributor penting bagi perekonomian Peru. Negara ini memiliki potensi pariwisata yang sangat besar berkat kombinasi unik dari warisan budaya yang kaya, situs arkeologi pra-Columbus yang spektakuler, dan keindahan alam yang beragam.

Daya Tarik Utama:
- Warisan Arkeologi dan Sejarah:
- Machu Picchu: Situs benteng Inka abad ke-15 yang paling terkenal di dunia, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
- Cusco dan Lembah Suci: Cusco, bekas ibu kota Kekaisaran Inka, kaya akan arsitektur Inka dan kolonial Spanyol. Lembah Suci di sekitarnya memiliki banyak situs Inka penting lainnya seperti Ollantaytambo dan Pisac.
- Garis Nazca: Geoglif raksasa misterius yang terukir di dataran gurun Nazca, juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
- Situs Pra-Inka Lainnya: Seperti Chan Chan (ibu kota Chimú), Sipán (makam penguasa Moche), Caral-Supe (salah satu kota tertua di Amerika), dan Kuil Chavín de Huántar.
- Pusat Sejarah Kota Kolonial: Seperti pusat sejarah Lima dan Arequipa, keduanya juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
- Keindahan Alam dan Ekowisata:
- Pegunungan Andes: Menawarkan pemandangan spektakuler, jalur pendakian (seperti Jalur Inka ke Machu Picchu), dan olahraga petualangan.
- Hutan Hujan Amazon: Menyediakan pengalaman ekowisata, pengamatan satwa liar, dan interaksi dengan komunitas pribumi. Taman Nasional seperti Taman Nasional Manú dan Cagar Nasional Tambopata sangat populer.
- Pesisir Pasifik: Menawarkan pantai untuk berselancar, pengamatan burung laut, dan cagar alam laut seperti Cagar Nasional Paracas.
- Danau Titicaca: Danau tertinggi di dunia yang dapat dilayari, dengan pulau-pulau terapung buatan suku Uros dan budaya lokal yang unik.
- Pariwisata Budaya dan Gastronomi:
- Kuliner Peru telah mendapatkan pengakuan internasional, menarik wisatawan gastronomi.
- Festival tradisional, musik, dan tarian juga menjadi daya tarik.
Kontribusi Ekonomi dan Tantangan:
Pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB Peru, menghasilkan devisa, dan menciptakan lapangan kerja di berbagai sektor (akomodasi, transportasi, restoran, pemandu wisata, kerajinan tangan).
Namun, sektor ini juga menghadapi tantangan:- Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan: Penting untuk mengelola pariwisata secara berkelanjutan untuk melindungi warisan budaya dan alam dari dampak negatif kunjungan massal (misalnya, di Machu Picchu).
- Manfaat bagi Komunitas Lokal: Memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata juga dirasakan oleh komunitas lokal, terutama masyarakat adat yang tinggal di sekitar situs wisata, dan bukan hanya terkonsentrasi pada perusahaan besar.
- Infrastruktur: Pengembangan infrastruktur pariwisata yang memadai (aksesibilitas, akomodasi, layanan) di berbagai destinasi.
- Formalisasi Sektor: Banyak usaha kecil di sektor pariwisata masih bersifat informal.
- Dampak Krisis: Sektor pariwisata sangat rentan terhadap krisis global seperti pandemi atau ketidakstabilan politik domestik.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya pariwisata yang berbasis komunitas, berkelanjutan secara lingkungan dan sosial, serta memastikan distribusi manfaat yang adil kepada pekerja dan komunitas lokal, sambil tetap melestarikan warisan budaya dan alam Peru yang unik.
6.3. Perdagangan
Perdagangan internasional memainkan peran penting dalam ekonomi Peru, dengan negara ini secara aktif terlibat dalam ekspor komoditas primer dan produk manufaktur tertentu, serta mengimpor barang modal, barang konsumsi, dan input industri.
Struktur Komoditas Ekspor dan Impor:
- Ekspor Utama:
- Produk Primer (Dominan): Mineral adalah komponen ekspor terbesar, terutama tembaga, emas, seng, perak, dan timah. Produk pertanian seperti kopi, kakao, asparagus, anggur, mangga, alpukat, dan kinoa juga merupakan ekspor penting. Produk perikanan, terutama tepung ikan (dari ikan teri) dan minyak ikan, juga memberikan kontribusi signifikan. Gas alam juga diekspor.
- Produk Non-Tradisional/Manufaktur: Tekstil dan pakaian jadi (dari kapas Pima dan wol alpaka), produk pertanian olahan (misalnya, buah-buahan dan sayuran kalengan atau beku), produk kimia, dan beberapa produk logam olahan.
- Impor Utama:
- Barang modal (mesin dan peralatan untuk industri).
- Input industri (bahan baku dan barang setengah jadi).
- Bahan bakar dan pelumas.
- Barang konsumsi (kendaraan, elektronik, makanan olahan).
Mitra Dagang Utama:
Negara-negara mitra dagang utama Peru meliputi:- Tiongkok: Telah menjadi mitra dagang terbesar Peru, terutama sebagai tujuan ekspor mineral dan importir barang manufaktur.
- Amerika Serikat: Mitra dagang penting lainnya, baik untuk ekspor (produk pertanian, tekstil) maupun impor.
- Uni Eropa: Sebagai blok, Uni Eropa adalah mitra dagang yang signifikan.
- Negara-negara Amerika Latin lainnya: Seperti Brasil, Chili, Kolombia, dan Ekuador.
- Negara-negara Asia lainnya: Seperti Jepang dan Korea Selatan.
Neraca Perdagangan:
Neraca perdagangan Peru seringkali dipengaruhi oleh harga komoditas global. Ketika harga mineral tinggi, neraca perdagangan cenderung surplus, dan sebaliknya. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan ekspor non-tradisional untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas.
Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA):
Peru telah secara aktif mengejar dan menandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara dan blok ekonomi utama untuk membuka pasar bagi produknya dan menarik investasi. Beberapa FTA penting termasuk dengan:- Amerika Serikat (Peru-US TPA)
- Uni Eropa
- Tiongkok
- Jepang
- Korea Selatan
- Kanada
- Chili
- Singapura
- Sebagai anggota Aliansi Pasifik dan Komunitas Andes, Peru juga memiliki perjanjian perdagangan preferensial dengan negara-negara anggota lainnya.
- Peru juga merupakan anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Dampak Perjanjian Perdagangan Bebas:
FTA telah membantu meningkatkan volume perdagangan dan investasi Peru. Namun, dampaknya terhadap berbagai sektor produktif dan aspek sosial-ekonomi masyarakat menjadi subjek perdebatan. Perspektif kiri-tengah akan cenderung kritis terhadap potensi dampak negatif FTA pada sektor-sektor yang lebih rentan (seperti petani kecil yang bersaing dengan impor bersubsidi), hak-hak buruh, standar lingkungan, dan kedaulatan ekonomi nasional. Penting untuk memastikan bahwa perjanjian perdagangan dinegosiasikan dengan mempertimbangkan kepentingan nasional yang lebih luas dan dampaknya terhadap pembangunan yang adil dan berkelanjutan.
7. Infrastruktur
Pengembangan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu kunci utama bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup di Peru. Pemerintah Peru telah berupaya untuk meningkatkan berbagai jenis infrastruktur, meskipun tantangan signifikan masih ada, terutama terkait konektivitas di wilayah yang sulit dijangkau dan dampak lingkungan dari proyek-proyek besar.
7.1. Transportasi
Infrastruktur transportasi di Peru mencakup jaringan jalan raya, sistem kereta api yang terbatas, pelabuhan-pelabuhan penting, dan bandara-bandara internasional.
- Jalan Raya: Jaringan jalan raya Peru terdiri dari jalan nasional, regional, dan lokal. Jalan Raya Pan-Amerika (Carretera Panamericana) adalah arteri utama yang membentang di sepanjang pesisir (Costa), menghubungkan Peru dengan negara-negara tetangga di utara dan selatan. Jalan Raya Antar Oseania (Carretera Interoceánica) adalah proyek ambisius yang menghubungkan pantai Pasifik Peru dengan Brasil di Atlantik, melintasi Andes dan Amazon, meskipun pembangunannya juga menimbulkan kontroversi terkait dampak lingkungan dan sosial. Pada tahun 2021, jaringan jalan Peru mencapai 175.59 K km, dengan sekitar 29.58 K km telah diaspal. Tantangan utama adalah pemeliharaan jalan dan konektivitas ke daerah-daerah terpencil di Sierra dan Selva.
- Kereta Api: Sistem kereta api di Peru relatif terbatas dan tidak terhubung secara nasional. Jalur utama yang ada sebagian besar dibangun pada abad ke-19 untuk mengangkut mineral. Jalur yang terkenal termasuk Kereta Api Sentral Andino (Ferrocarril Central Andino), salah satu jalur kereta api tertinggi di dunia yang menghubungkan Lima dengan wilayah pertambangan di Sierra tengah, dan jalur kereta api selatan yang menghubungkan Cusco dengan Machu Picchu dan Puno (Danau Titicaca). Pada tahun 2018, Peru hanya memiliki sekitar 1.94 K km jalur kereta api.
- Pelabuhan: Sebagai negara maritim, pelabuhan memainkan peran penting dalam perdagangan internasional Peru. Pelabuhan utama adalah:
- Callao: Pelabuhan terbesar dan terpenting di Peru, melayani wilayah metropolitan Lima dan sebagian besar perdagangan negara.
- Terminal Pelabuhan Chancay: Sebuah proyek pelabuhan besar baru yang didukung Tiongkok di utara Lima, diharapkan menjadi salah satu yang terbesar di Amerika Latin setelah selesai, berpotensi mengubah dinamika perdagangan regional. Tahap pertama diharapkan selesai pada akhir 2024.
- Pelabuhan penting lainnya termasuk Matarani dan Ilo di selatan, serta Paita di utara.
- Bandara: Peru memiliki beberapa bandara internasional dan banyak bandara domestik.
- Bandara Internasional Jorge Chávez di Lima adalah bandara utama dan hub internasional negara. Bandara ini sedang menjalani ekspansi besar untuk meningkatkan kapasitasnya.
- Bandara internasional penting lainnya termasuk di Cusco (melayani pariwisata Machu Picchu), Arequipa, dan Iquitos. Pembangunan Bandar Udara Internasional Chinchero baru untuk melayani Cusco sedang berlangsung.
Tantangan Konektivitas dan Dampak Lingkungan:
Salah satu tantangan terbesar adalah menyediakan konektivitas yang memadai ke wilayah Sierra yang bergunung-gunung dan wilayah Selva (Amazon) yang luas dan terpencil, di mana pembangunan infrastruktur jalan dan kereta api sangat mahal dan sulit. Proyek-proyek infrastruktur transportasi besar, terutama di wilayah Amazon, juga seringkali menimbulkan kekhawatiran signifikan terkait dampak lingkungan (deforestasi, fragmentasi habitat) dan sosial (dampak pada komunitas pribumi). Perspektif kiri-tengah akan menekankan perlunya perencanaan infrastruktur yang mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan sosial, serta partisipasi masyarakat yang terkena dampak.
7.2. Energi

Sektor energi Peru didukung oleh beragam sumber, dengan potensi besar terutama pada tenaga hidroelektrik dan gas alam. Upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit, memperluas jaringan transmisi dan distribusi, serta mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan.
Sumber-Sumber Energi Utama:
- Tenaga Hidroelektrik: Pegunungan Andes menyediakan potensi besar untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA merupakan kontributor signifikan terhadap bauran energi listrik Peru. Pada tahun 2021, kapasitas terpasang PLTA mencapai 5.49 K MW.
- Gas Alam: Peru memiliki cadangan gas alam yang cukup besar, terutama di wilayah Camisea di Amazon. Gas alam digunakan untuk pembangkit listrik (PLTGU - Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap), industri, dan konsumsi domestik. Ekspor gas alam cair (LNG) juga menjadi sumber pendapatan.
- Minyak Bumi: Peru juga memiliki produksi minyak bumi, meskipun tidak sebesar gas alam. Sebagian besar produksi berasal dari wilayah Amazon dan lepas pantai utara.
- Batu Bara: Kontribusi batu bara dalam bauran energi relatif kecil.
- Energi Terbarukan (Selain Hidro): Peru mulai mengembangkan sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya dan tenaga angin. Pada tahun 2021, kapasitas terpasang tenaga angin adalah 409 MW, tenaga surya 336 MW, dan biomassa 185 MW. Ada potensi signifikan untuk pengembangan lebih lanjut, terutama tenaga surya di wilayah pesisir yang kering dan tenaga angin di beberapa lokasi strategis.
Kapasitas Pembangkit dan Jaringan:
- Sistem Kelistrikan Nasional yang Terinterkoneksi (SEIN) menghubungkan sebagian besar pembangkit listrik dan pusat-pusat konsumsi di negara ini.
- Produksi listrik Peru pada Oktober 2022 berasal dari 52% PLTA, 38,3% pembangkit termal (minyak, gas, batu bara), dan 9,7% dari sumber energi terbarukan lainnya (angin, surya, dll.).
Isu-Isu Terkait Energi:
- Akses Energi yang Merata: Meskipun ada kemajuan (tingkat elektrifikasi mencapai 94,2% pada tahun 2016), masih ada tantangan dalam menyediakan akses listrik yang andal dan terjangkau ke semua wilayah, terutama daerah pedesaan dan terpencil di Sierra dan Selva.
- Efisiensi Energi: Peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor (industri, transportasi, rumah tangga) menjadi penting untuk mengurangi permintaan dan dampak lingkungan.
- Pengembangan Sumber Energi Terbarukan: Peru memiliki target untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energinya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengatasi perubahan iklim.
- Dampak Lingkungan dan Sosial: Proyek-proyek energi besar, seperti bendungan hidroelektrik atau eksploitasi gas alam di Amazon, seringkali menimbulkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan (deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati) dan sosial (dampak pada komunitas pribumi, relokasi).
- Keamanan Energi: Menjaga pasokan energi yang stabil dan beragam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya transisi ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, memastikan akses energi yang adil bagi semua warga, meminimalkan dampak lingkungan dan sosial dari proyek-proyek energi, serta memastikan bahwa pengelolaan sumber daya energi memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.
7.3. Layanan Kesehatan

Sistem layanan kesehatan di Peru terdiri dari campuran penyedia layanan publik dan swasta, dengan tantangan signifikan terkait aksesibilitas, kualitas, dan pemerataan layanan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Struktur Sistem Layanan Kesehatan:
- Sektor Publik:
- Kementerian Kesehatan (Ministerio de Salud - MINSA): Merupakan penyedia layanan kesehatan publik terbesar, yang melayani sebagian besar populasi, terutama mereka yang tidak memiliki jenis asuransi lain atau yang berada dalam kondisi kemiskinan. MINSA mengelola jaringan rumah sakit, pusat kesehatan, dan pos kesehatan di seluruh negeri.
- Asuransi Kesehatan Sosial (EsSalud - Seguro Social de Salud): Menyediakan layanan kesehatan bagi pekerja formal dan tanggungan mereka. EsSalud memiliki jaringan fasilitas kesehatan sendiri yang umumnya dianggap memiliki kualitas lebih baik daripada fasilitas MINSA, tetapi seringkali menghadapi masalah antrean panjang dan waktu tunggu.
- Angkatan Bersenjata dan Kepolisian Nasional: Memiliki sistem layanan kesehatan sendiri untuk personel mereka dan keluarga.
- Sektor Swasta:
- Meliputi klinik, rumah sakit, dan laboratorium swasta yang menawarkan layanan kesehatan berbayar atau melalui skema asuransi kesehatan swasta. Fasilitas swasta umumnya terkonsentrasi di kota-kota besar dan melayani populasi dengan kemampuan ekonomi lebih tinggi.
- Perusahaan Asuransi Swasta (Entidades Prestadoras de Salud - EPS): Menawarkan rencana asuransi kesehatan komplementer atau alternatif.
Isu-Isu Utama dalam Layanan Kesehatan:
- Aksesibilitas dan Pemerataan: Meskipun ada upaya untuk memperluas cakupan layanan, akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas masih menjadi masalah besar, terutama bagi penduduk di daerah pedesaan, terpencil (khususnya di Sierra dan Selva), dan kelompok masyarakat miskin serta rentan.
- Kualitas Layanan: Kualitas layanan kesehatan bervariasi secara signifikan antara sektor publik dan swasta, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Fasilitas publik seringkali kekurangan sumber daya, peralatan medis modern, dan obat-obatan.
- Ketersediaan Fasilitas dan Tenaga Medis: Terdapat kekurangan tenaga medis (dokter, perawat, spesialis) dan fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di luar kota-kota besar. Distribusi tenaga medis tidak merata, dengan konsentrasi di Lima dan kota-kota pesisir lainnya.
- Pendanaan Kesehatan: Meskipun pengeluaran pemerintah untuk kesehatan telah meningkat, pendanaan sektor kesehatan secara keseluruhan masih dianggap belum memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi. Biaya out-of-pocket (biaya yang dikeluarkan langsung oleh pasien) masih tinggi bagi banyak keluarga.
- Cakupan Asuransi Kesehatan: Menurut sensus 2017, 75,5% populasi memiliki suatu bentuk asuransi kesehatan. Namun, ini berarti sekitar seperempat populasi tidak memiliki asuransi sama sekali. Pemerintah telah berupaya memperluas cakupan melalui Seguro Integral de Salud (SIS), asuransi bersubsidi untuk masyarakat miskin dan rentan.
- Masalah Kesehatan Publik Utama: Peru menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular (seperti tuberkulosis, penyakit pernapasan akut, penyakit yang ditularkan melalui vektor) dan meningkatnya penyakit tidak menular (seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker). Malnutrisi kronis pada anak-anak, terutama di daerah miskin, juga masih menjadi masalah serius. Angka kematian bayi telah menurun signifikan dari tahun 1990 hingga 2011, menjadi 18 per seribu kelahiran. Harapan hidup pada tahun 2016 adalah 72,6 tahun untuk pria dan 77,9 tahun untuk wanita.
- Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi mengungkap kelemahan sistem kesehatan Peru secara drastis, dengan tingginya angka kematian dan tekanan berat pada fasilitas serta tenaga medis.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya memperkuat sistem layanan kesehatan publik, memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan berkualitas bagi semua warga negara tanpa memandang kemampuan ekonomi atau lokasi geografis, meningkatkan investasi dalam infrastruktur kesehatan dan sumber daya manusia, serta mengatasi determinan sosial kesehatan untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam status kesehatan.
8. Demografi

Peru adalah negara dengan populasi yang beragam dan dinamis, dengan perkiraan jumlah penduduk mencapai 33.396.698 jiwa pada tahun 2022, menjadikannya negara terpadat keempat di Amerika Selatan. Kepadatan penduduknya sekitar 25,79 jiwa per kilometer persegi, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 1,1%. Sebagian besar penduduk Peru (sekitar 58,8%) tinggal di wilayah pesisir (Costa), diikuti oleh wilayah pegunungan (Sierra) dengan 27%, dan wilayah hutan hujan (Selva) dengan 14,2%. Urbanisasi merupakan tren yang signifikan, dengan sekitar 80% populasi tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2020. Harapan hidup di Peru pada tahun 2016 adalah 75,0 tahun (72,4 tahun untuk pria dan 77,7 tahun untuk wanita). Populasi usia produktif (ekonomis aktif) mencakup sekitar 53,78% dari total populasi.
Peru juga merupakan negara asal bagi diaspora yang signifikan; antara tahun 1990 dan 2011, sekitar 2,4 juta warga Peru beremigrasi, dengan tujuan utama Amerika Serikat, Spanyol, Argentina, Italia, Chili, Jepang, dan Venezuela. Sebaliknya, sejak 2016, Peru telah menerima gelombang besar imigran dari Venezuela yang melarikan diri dari krisis di negara mereka, menjadikan Peru sebagai negara kedua dengan jumlah imigran Venezuela terbanyak setelah Kolombia.
Kota-kota terbesar di Peru terkonsentrasi di pesisir, seperti Sullana, Piura, Chiclayo, Trujillo, Chimbote, Lima, dan Ica. Di Sierra, kota-kota besar meliputi Arequipa, Cusco, Huancayo, Cajamarca, dan Juliaca. Di Selva, Iquitos adalah kota terbesar, diikuti oleh Pucallpa, Tarapoto, Moyobamba, dan Tingo María.


Berikut adalah daftar kota-kota terbesar di Peru berdasarkan perkiraan populasi tahun 2024 dari Institut Nasional Statistik dan Informatika (INEI):
Peringkat | Kota | Region | Populasi (Perkiraan 2024) | Catatan |
---|---|---|---|---|
1 | Lima | Lima | 10.213.900 | Pop. Metro |
2 | Arequipa | Arequipa | 1.177.200 | Pop. Metro |
3 | Trujillo | La Libertad | 1.048.800 | Pop. Metro |
4 | Chiclayo | Lambayeque | 615.700 | Pop. Metro |
5 | Piura | Piura | 586.300 | |
6 | Huancayo | Junín | 563.400 | |
7 | Cusco | Cusco | 490.900 | |
8 | Iquitos | Loreto | 458.300 | |
9 | Pucallpa | Ucayali | 428.700 | |
10 | Chimbote | Ancash | 410.300 | |
11 | Ica | Ica | 362.400 | |
12 | Juliaca | Puno | 341.700 | |
13 | Tacna | Tacna | 327.800 | |
14 | Ayacucho | Ayacucho | 261.200 | |
15 | Cajamarca | Cajamarca | 254.300 | |
16 | Huánuco | Huánuco | 242.400 | |
17 | Chincha Alta | Ica | 222.500 | |
18 | Sullana | Piura | 209.200 | |
19 | Huacho | Lima | 192.100 | |
20 | Tarapoto | San Martín | 178.800 |
8.1. Kelompok Etnis

Peru adalah negara multietnik yang terbentuk dari gelombang kedatangan berbagai kelompok masyarakat selama lima abad. Penduduk asli Amerika (Amerindian) telah menghuni wilayah Peru selama ribuan tahun sebelum penaklukan Spanyol pada abad ke-16. Menurut sensus tahun 2017, yang untuk pertama kalinya menyertakan pertanyaan tentang identifikasi diri etnis, komposisi etnis Peru adalah sebagai berikut:
- Mestizo (campuran Eropa dan Pribumi): 60,20%. Ini adalah kelompok etnis terbesar di Peru.
- Pribumi (Amerindian): 25,75%. Kelompok pribumi utama adalah:
- Quechua: 22,3%. Terutama mendiami wilayah Sierra (pegunungan Andes). Mereka adalah keturunan dari berbagai kelompok yang menjadi bagian dari atau dipengaruhi oleh Kekaisaran Inka.
- Aymara: 2,4%. Terutama terkonsentrasi di sekitar Danau Titicaca di selatan Peru, berbatasan dengan Bolivia.
- Kelompok Pribumi Amazon: Sekitar 1,8% hingga 2,3% (tergantung klasifikasi) dari populasi, terdiri dari banyak kelompok etnis yang berbeda dengan bahasa dan budaya masing-masing, seperti Asháninka, Aguaruna, dan Shipibo-Conibo. Terdapat sekitar 15 suku pribumi yang hidup dalam isolasi sukarela (uncontacted tribes) di hutan Amazon Peru.
- Keturunan Eropa (Putih): 5,89%. Sebagian besar adalah keturunan Spanyol, tetapi juga ada keturunan Italia, Jerman, Prancis, Inggris, dan Kroasia (imigran Kroasia pertama datang pada tahun 1573).
- Afro-Peru (Hitam): 3,57%. Keturunan budak Afrika yang dibawa selama periode kolonial untuk bekerja di perkebunan pesisir dan tambang. Mereka memiliki kontribusi budaya yang signifikan, terutama dalam musik dan tarian. Peru secara resmi meminta maaf atas perlakuan buruk terhadap warga keturunan Afrika pada tahun 2009.
- Keturunan Asia Timur (Asia): 0,16%. Terutama terdiri dari:
- Keturunan Tionghoa (Tusán): Imigran Tionghoa datang pada pertengahan abad ke-19 sebagai pekerja kontrak setelah penghapusan perbudakan.
- Keturunan Jepang (Nikkei): Imigran Jepang juga datang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Peru memiliki populasi keturunan Jepang terbesar kedua di Amerika Latin setelah Brasil. Alberto Fujimori, mantan presiden Peru, adalah seorang Nikkei.
- Lainnya: 1,10% hingga 4,42% (tergantung penggabungan kategori "tidak menjawab"). Ini bisa mencakup kelompok-kelompok yang lebih kecil atau mereka yang tidak mengidentifikasi diri dengan kategori utama.
- Tidak Menjawab/Tidak Diketahui: 3,32%.
Sepanjang sejarah Peru, komposisi etnis telah berubah, dengan penurunan proporsi penduduk asli akibat berbagai faktor sosial-ekonomi, kontrol kelahiran, tingkat kematian yang tinggi, dan eksklusi. Ada kecenderungan menuju pembauran etnis yang lambat dan umum dari semua segmen etnis yang dimulai sejak awal periode kolonial.
Isu-Isu Terkait Etnisitas:
- Hak-Hak Minoritas dan Masyarakat Adat: Pengakuan dan perlindungan hak-hak budaya, teritorial, dan partisipasi politik masyarakat adat dan kelompok minoritas lainnya tetap menjadi isu penting.
- Inklusi Sosial: Upaya untuk mencapai inklusi sosial yang lebih besar bagi semua kelompok etnis dan mengatasi ketidaksetaraan struktural.
- Diskriminasi: Diskriminasi berdasarkan etnisitas atau asal-usul masih terjadi, meskipun ada upaya untuk melawannya. Beberapa kalangan merasa ada superioritas terhadap penduduk asli dari pegunungan dan hutan, yang terkadang mengarah pada rasisme.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya multikulturalisme, penghormatan terhadap keragaman, perlindungan hak-hak semua kelompok etnis (terutama yang terpinggirkan), dan upaya untuk mengatasi diskriminasi serta ketidaksetaraan struktural yang berakar pada sejarah kolonial dan pasca-kolonial.
8.2. Bahasa

Menurut Konstitusi Peru tahun 1993, bahasa resmi negara adalah:
- Bahasa Spanyol: Merupakan bahasa yang dominan dan digunakan oleh mayoritas penduduk (sekitar 82,6% penutur asli pada tahun 2017). Bahasa Spanyol digunakan dalam pemerintahan, pendidikan formal, media massa, dan perdagangan di seluruh negeri. Bahasa Spanyol Peru memiliki variasi regionalnya sendiri.
- Bahasa Quechua: Merupakan bahasa pribumi yang paling banyak digunakan (sekitar 16,92% penutur pada tahun 2017). Bahasa Quechua memiliki banyak dialek dan secara resmi diakui di wilayah-wilayah di mana bahasa ini dominan, terutama di Sierra (pegunungan Andes). Ada upaya yang semakin terorganisir untuk mengajarkan Quechua di sekolah-sekolah umum di daerah-daerah berbahasa Quechua.
- Bahasa Aymara: Digunakan oleh sekitar 1,7% populasi, terutama di wilayah selatan dekat Danau Titicaca, berbatasan dengan Bolivia. Bahasa Aymara juga berstatus resmi di wilayah-wilayah di mana ia dominan.
- Bahasa-Bahasa Pribumi Lainnya: Sekitar 0,8% populasi berbicara bahasa pribumi lainnya. Di wilayah Amazon Peru (Selva), terdapat keragaman bahasa pribumi yang sangat besar, dengan puluhan bahasa yang berbeda seperti bahasa Asháninka, bahasa Bora, dan bahasa Aguaruna. Banyak dari bahasa-bahasa ini terancam punah.
Distribusi dan Penggunaan Bahasa:
- Di daerah perkotaan, terutama di wilayah pesisir (Costa), monolingualisme Spanyol sangat umum.
- Di banyak daerah pedesaan, khususnya di Sierra dan Selva, bilingualisme (Spanyol dan bahasa pribumi) atau bahkan multilingualisme lebih umum.
- Meskipun bahasa Spanyol adalah lingua franca nasional, bahasa-bahasa pribumi memainkan peran penting dalam identitas budaya dan kehidupan sehari-hari banyak komunitas.
Upaya Pelestarian dan Revitalisasi:
Pemerintah Peru telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi dan mempromosikan penggunaan bahasa-bahasa pribumi. Undang-Undang Nomor 29735 (Undang-Undang yang Mengatur Penggunaan, Pelestarian, Pengembangan, Pemulihan, Promosi, dan Penyebaran Bahasa-Bahasa Asli Peru) dan peraturannya (Dekrit Agung No. 004-2016-MC) bertujuan untuk menstandarisasi ejaan toponimi dalam alfabet bahasa pribumi yang dinormalisasi dan memastikan hak-hak linguistik bagi penutur bahasa pribumi, termasuk akses terhadap layanan publik dalam bahasa mereka.
Meskipun ada upaya ini, banyak bahasa pribumi, terutama yang memiliki jumlah penutur kecil, menghadapi ancaman kepunahan akibat dominasi bahasa Spanyol dan kurangnya transmisi antar generasi. Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya hak-hak linguistik sebagai bagian dari hak asasi manusia dan hak budaya, serta mendukung upaya untuk merevitalisasi dan melestarikan kekayaan linguistik Peru yang beragam.
8.3. Agama

Agama memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Peru, dengan mayoritas penduduk mengidentifikasi diri sebagai Kristen, terutama Katolik Roma. Namun, terdapat juga keragaman kepercayaan dan praktik keagamaan yang mencerminkan sejarah dan budaya negara tersebut.
Dominasi Katolik Roma:
Katolik Roma telah menjadi agama dominan di Peru selama berabad-abad, sebuah warisan dari periode kolonial Spanyol. Menurut sensus tahun 2017, sekitar 76% populasi berusia 12 tahun ke atas mengidentifikasi diri sebagai Katolik. Gereja Katolik memiliki pengaruh yang signifikan dalam masyarakat, budaya, dan bahkan politik Peru. Banyak universitas terkemuka, seperti Universitas Katolik Kepausan Peru dan Universitas Katolik San Pablo, berafiliasi dengan Gereja Katolik. Katedral-katedral megah, seperti Katedral Metropolitan Lima, Katedral Cusco, dan Katedral Basilika Arequipa, menjadi landmark penting di kota-kota utama.
Pertumbuhan Denominasi Protestan:
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah penganut denominasi Protestan, khususnya kelompok Evangelis. Pada sensus 2017, sekitar 14,1% populasi mengidentifikasi diri sebagai Evangelis, dan 4,8% lainnya sebagai Protestan, Yahudi, Orang Suci Zaman Akhir (Mormon), dan Saksi-Saksi Yehuwa. Pertumbuhan ini lebih terasa di daerah perkotaan dan di kalangan masyarakat miskin.
Agama-Agama Minoritas Lainnya dan Non-Religius:
Selain Katolik dan Protestan, terdapat komunitas agama minoritas lainnya di Peru, termasuk Yahudi, Islam, Buddha, dan kepercayaan tradisional Tionghoa. Sekitar 5,1% populasi pada tahun 2017 mengidentifikasi diri sebagai tidak beragama (ateis atau agnostik).
Sinkretisme Agama:
Salah satu ciri khas praktik keagamaan di Peru adalah tingkat sinkretisme yang tinggi antara kepercayaan Katolik dan tradisi agama pribumi Andes. Banyak ritual dan dewa-dewi pra-Columbus telah diintegrasikan atau disesuaikan dengan perayaan dan santo-santa Katolik. Contohnya adalah penghormatan terhadap Pachamama (Ibu Pertiwi) yang seringkali berjalan seiring dengan devosi kepada Perawan Maria. Festival-festival keagamaan besar seperti Corpus Christi, Pekan Suci, dan Natal seringkali menggabungkan elemen-elemen budaya pribumi.
Peran Agama dalam Kehidupan Sosial dan Budaya:
Agama, terutama Katolik, memainkan peran sentral dalam banyak aspek kehidupan sosial dan budaya Peru. Setiap kota dan desa umumnya memiliki gereja atau katedral resmi dan santo pelindung. Dua santo pelindung Peru yang paling terkenal adalah Santa Rosa dari Lima, santa pertama dari benua Amerika, dan Santo Martin de Porres. Prosesi keagamaan besar seperti pawai Señor de los Milagros (Tuhan Keajaiban) di Lima menarik jutaan umat setiap tahunnya. Festival-festival pribumi pra-Columbus seperti Inti Raymi (Festival Matahari Inka) juga masih dirayakan secara luas, terutama di komunitas pedesaan.
Kebebasan Beragama:
Konstitusi Peru menjamin kebebasan beragama. Secara umum, terdapat toleransi terhadap berbagai kepercayaan, meskipun Gereja Katolik secara historis memiliki posisi yang lebih istimewa. Isu-isu terkait hubungan antara negara dan gereja, serta peran agama dalam pendidikan dan kebijakan publik, terkadang menjadi subjek perdebatan.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi semua warga negara, penghormatan terhadap keragaman spiritual (termasuk kepercayaan pribumi), serta pemisahan yang jelas antara negara dan institusi agama untuk memastikan kesetaraan dan non-diskriminasi.
8.4. Pendidikan

Sistem pendidikan di Peru berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan, yang bertanggung jawab untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengawasi kebijakan pendidikan nasional. Pendidikan di Peru dibagi menjadi beberapa tingkatan, mulai dari pendidikan awal hingga pendidikan tinggi.
Struktur Sistem Pendidikan Formal:
1. Pendidikan Awal (Educación Inicial): Diperuntukkan bagi anak-anak usia 0 hingga 5 tahun. Terdiri dari:
- Pusat Penitipan Anak (Cunas): Untuk anak usia 0-2 tahun, fokus pada stimulasi dan perkembangan komprehensif.
- Taman Kanak-Kanak (Jardines): Untuk anak usia 3-5 tahun, menawarkan kegiatan teknis-pedagogis.
2. Pendidikan Dasar (Educación Primaria): Dimulai pada usia 6 tahun dan berlangsung selama enam tahun (kelas 1 hingga 6).
3. Pendidikan Menengah (Educación Secundaria): Berlangsung selama lima tahun (kelas 1 hingga 5 menengah, setara dengan SMP dan SMA).
4. Pendidikan Tinggi (Educación Superior): Meliputi:
- Pendidikan Teknis dan Kejuruan: Ditawarkan oleh institut teknologi dan sekolah kejuruan.
- Pendidikan Universitas: Untuk masuk universitas, calon mahasiswa harus lulus ujian masuk. Tingkat kesulitan ujian bervariasi antar universitas. Peru adalah rumah bagi salah satu institusi pendidikan tinggi tertua di Dunia Baru, yaitu Universitas Nasional San Marcos di Lima, yang didirikan pada 12 Mei 1551 selama periode Kewalirajaan Peru. Universitas ini dianggap sebagai universitas pertama yang didirikan secara resmi dan tertua yang terus berfungsi di benua Amerika.
Akses dan Kualitas Pendidikan:
- Kewajiban Belajar: Menurut Konstitusi Peru, pendidikan bersifat wajib dan gratis di sekolah negeri untuk tingkat pendidikan awal, dasar, dan menengah. Pendidikan di universitas negeri juga gratis bagi mahasiswa yang memenuhi persyaratan akademik dan lulus ujian masuk.
- Tingkat Melek Huruf: Tingkat melek huruf di Peru diperkirakan sebesar 92,9% pada tahun 2007. Angka ini lebih rendah di daerah pedesaan (80,3%) dibandingkan daerah perkotaan (96,3%). Data yang lebih baru dari ENAHO 2016 menunjukkan tingkat melek huruf 15 tahun ke atas sebesar 94,1% (pria 97,1%, wanita 91,0%).
- Angka Partisipasi Sekolah: Angka partisipasi sekolah telah meningkat, tetapi masih ada tantangan dalam memastikan semua anak menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, terutama di daerah miskin dan terpencil.
- Kualitas Pendidikan: Kualitas pendidikan bervariasi secara signifikan antara sekolah negeri dan swasta, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Banyak sekolah, terutama sekolah negeri, kekurangan sumber daya, fasilitas yang memadai, dan guru yang terlatih dengan baik.
Tantangan dalam Pendidikan:
- Pemerataan Kesempatan: Mencapai pemerataan kesempatan pendidikan bagi semua kelompok sosial, termasuk masyarakat adat, anak-anak penyandang disabilitas, dan penduduk di daerah terpencil, tetap menjadi tantangan besar.
- Kualitas Guru: Peningkatan kualitas pelatihan guru, kondisi kerja, dan remunerasi guru menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
- Kurikulum yang Relevan: Mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan siswa dan pasar kerja, serta yang menghargai keragaman budaya Peru.
- Infrastruktur Pendidikan: Banyak sekolah, terutama di daerah pedesaan, memiliki infrastruktur yang buruk.
- Pendanaan: Meskipun anggaran pendidikan telah meningkat, pendanaan yang memadai dan efisien tetap diperlukan.
Perspektif kiri-tengah akan menekankan pentingnya pendidikan publik yang berkualitas dan dapat diakses oleh semua warga negara sebagai hak dasar dan sebagai alat untuk mobilitas sosial dan pembangunan nasional. Fokusnya adalah pada pengurangan kesenjangan pendidikan, peningkatan kualitas pengajaran, dan memastikan bahwa sistem pendidikan inklusif dan menghargai keragaman.
9. Budaya

Budaya Peru adalah hasil perpaduan yang kaya dan kompleks antara tradisi peradaban pribumi kuno yang telah berkembang selama ribuan tahun, pengaruh kolonial Eropa (terutama Spanyol) yang dominan selama hampir tiga abad, serta kontribusi dari berbagai kelompok imigran, termasuk dari Afrika dan Asia. Keberagaman geografis Peru, dari pesisir Pasifik hingga pegunungan Andes dan hutan hujan Amazon, juga turut membentuk ekspresi budaya yang beragam di berbagai wilayah. Perspektif kiri-tengah akan cenderung menyoroti bagaimana budaya Peru mencerminkan dinamika sosial, resistensi terhadap dominasi, dan upaya untuk melestarikan identitas di tengah perubahan.
9.1. Seni Rupa

Seni rupa Peru memiliki sejarah yang sangat panjang dan kaya, dimulai dari peradaban pra-Columbus hingga ekspresi kontemporer.
- Seni Pra-Columbus: Peradaban kuno seperti Cupisnique dan Chavín menghasilkan karya seni simbolis dan religius menggunakan emas, perak, dan keramik. Moche terkenal dengan keramik potret yang realistis, arsitektur monumental (Huaca del Sol dan Huaca de la Luna), dan karya logam yang canggih. Paracas dan Nazca menghasilkan tekstil yang sangat rumit dan berwarna-warni, serta geoglif Garis Nazca yang terkenal. Wari dan Tiwanaku mengembangkan arsitektur batu dan seni tekstil yang maju. Chimú, dengan ibu kota Chan Chan, adalah ahli pengrajin emas. Kekaisaran Inka mewarisi dan mengembangkan banyak tradisi seni ini, terutama dalam arsitektur batu (misalnya, Machu Picchu, Sacsayhuamán) dan tekstil.
- Seni Era Kolonial: Kedatangan Spanyol pada abad ke-16 membawa pengaruh seni Eropa, terutama Barok. Terbentuklah Sekolah Cusco (Escuela Cusqueña), di mana seniman pribumi dan mestizo diajari teknik lukis Eropa tetapi seringkali memasukkan elemen-elemen lokal dalam karya mereka, menciptakan gaya sinkretis yang unik. Lukisan-lukisan era ini sebagian besar bertema religius, menghiasi banyak gereja dan biara. Contoh seniman terkenal dari sekolah ini termasuk Diego Quispe Tito dan Marcos Zapata. Seni ukir kayu dan arsitektur gereja juga berkembang pesat, dengan ornamen Barok yang kaya.
- Seni Pasca-Kemerdekaan hingga Kontemporer: Setelah kemerdekaan, seni rupa Peru mengalami stagnasi hingga munculnya gerakan Indigenismo pada awal abad ke-20, yang berusaha mengangkat tema-tema dan estetika pribumi sebagai ekspresi identitas nasional. Sejak tahun 1950-an, seni rupa Peru menjadi lebih eklektik, dipengaruhi oleh berbagai aliran seni internasional (seperti surealisme, abstrak, pop art) sambil terus mengeksplorasi akar budaya lokal. Seniman kontemporer Peru seringkali mengangkat isu-isu sosial, politik, dan identitas dalam karya mereka.
9.2. Sastra

Sastra Peru mencakup tradisi lisan dari zaman pra-Columbus, karya-karya era kolonial, hingga sastra modern dan kontemporer.
- Tradisi Pra-Columbus: Meskipun tidak memiliki sistem tulisan alfabetis, peradaban Andes memiliki tradisi lisan yang kaya, termasuk mitos, legenda, dan puisi. Kekaisaran Inka menggunakan quipu (tali bersimpul) untuk pencatatan, yang mungkin juga berfungsi sebagai alat bantu memori untuk narasi.
- Sastra Era Kolonial: Dimulai dengan kronik-kronik yang ditulis oleh penjelajah dan misionaris Spanyol, seperti Francisco Xerez dan Pedro Cieza de León, yang mendokumentasikan penaklukan dan kehidupan di Dunia Baru. Salah satu penulis mestizo paling penting adalah Inca Garcilaso de la Vega, yang karyanya Comentarios Reales de los Incas memberikan pandangan simpatik terhadap peradaban Inka. Sastra religius dan puisi juga berkembang selama periode ini.
- Sastra Abad ke-19: Setelah kemerdekaan, genre Costumbrismo (yang menggambarkan adat istiadat lokal) dan Romantisisme menjadi populer. Ricardo Palma dengan karyanya Tradiciones Peruanas (Tradisi-Tradisi Peru), kumpulan cerita pendek anekdotal berdasarkan sejarah dan legenda Peru, sangat berpengaruh. Clorinda Matto de Turner dengan novelnya Aves sin nido (Burung-Burung Tanpa Sarang) adalah salah satu pelopor novel Indigenista yang mengkritik perlakuan terhadap penduduk pribumi.
- Sastra Abad ke-20 dan Kontemporer:
- Indigenismo: Gerakan ini mencapai puncaknya pada paruh pertama abad ke-20 dengan penulis seperti Ciro Alegría (El mundo es ancho y ajeno - Dunia Ini Luas dan Asing) dan José María Arguedas (Los ríos profundos - Sungai-Sungai yang Dalam), yang karya-karyanya mengeksplorasi kehidupan, budaya, dan penderitaan masyarakat pribumi Andes dari perspektif yang lebih mendalam dan seringkali tragis.
- Vanguardia dan Puisi: Penyair César Vallejo dianggap sebagai salah satu tokoh sastra terbesar Peru dan salah satu penyair paling inovatif dalam bahasa Spanyol. Karyanya yang penuh penderitaan, eksperimental, dan humanis sangat berpengaruh.
- Boom Sastra Amerika Latin dan Sesudahnya: Mario Vargas Llosa, peraih Hadiah Nobel Sastra tahun 2010, adalah salah satu novelis terkemuka dari generasi Boom. Karya-karyanya seperti La ciudad y los perros (Kota dan Anjing-Anjing) dan La casa verde (Rumah Hijau) telah mendapat pengakuan internasional. Penulis penting lainnya termasuk Julio Ramón Ribeyro dan Alfredo Bryce Echenique. Sastra Peru kontemporer terus mengeksplorasi tema-tema identitas, sejarah, kekerasan politik, dan perubahan sosial.
9.3. Kuliner

Kuliner Peru telah mendapatkan pengakuan internasional yang luas dalam beberapa tahun terakhir sebagai salah satu yang paling beragam dan lezat di dunia. Ini adalah hasil perpaduan unik dari bahan-bahan lokal, teknik memasak pribumi, dan pengaruh dari berbagai budaya imigran.
- Bahan-Bahan Utama:
- Kentang: Peru adalah pusat asal-usul kentang dan memiliki ribuan varietas dengan berbagai warna, bentuk, dan rasa.
- Jagung (Maíz): Juga merupakan bahan pokok, dengan banyak varietas termasuk jagung ungu (maíz morado) yang digunakan untuk membuat minuman chicha morada.
- Cabai (Ají): Berbagai jenis cabai seperti ají amarillo, ají panca, dan rocoto memberikan rasa pedas dan khas pada banyak hidangan.
- Kinoa (Quinoa) dan Biji-bijian Andes Lainnya: Seperti kiwicha (amaranth).
- Makanan Laut: Berkat garis pantainya yang panjang dan Arus Humboldt yang kaya, Peru memiliki akses ke berbagai jenis ikan dan kerang segar.
- Daging: Daging sapi, ayam, babi, serta daging khas Andes seperti alpaka dan cuy (marmut).
- Hidangan Ikonik:
- Ceviche: Dianggap sebagai hidangan nasional Peru, terbuat dari potongan ikan mentah segar yang direndam dalam jus jeruk nipis, dicampur dengan bawang merah, cabai, dan ketumbar, biasanya disajikan dengan ubi jalar dan jagung.
- Lomo Saltado: Tumisan potongan daging sapi dengan bawang bombay, tomat, cabai, dan kecap, disajikan dengan kentang goreng dan nasi. Ini adalah contoh perpaduan masakan Tionghoa-Peru (Chifa).
- Ají de Gallina: Suwiran ayam dalam saus krim kental yang terbuat dari cabai kuning (ají amarillo), roti, susu, dan kacang kenari, disajikan dengan nasi dan kentang rebus.
- Anticuchos: Sate hati sapi yang direndam dalam bumbu cuka, cabai, dan rempah-rempah, kemudian dipanggang.
- Pachamanca: Hidangan tradisional Andes yang dimasak di dalam tanah menggunakan batu panas, terdiri dari berbagai jenis daging (domba, babi, ayam), kentang, ubi jalar, jagung, dan bumbu-bumbu.
- Rocoto Relleno: Cabai rocoto besar yang diisi dengan daging cincang, bawang, zaitun, dan keju, kemudian dipanggang.
- Causa Limeña: Hidangan dingin berlapis yang terbuat dari kentang tumbuk berbumbu ají amarillo, dengan isian ayam, tuna, atau makanan laut.
- Minuman Khas:
- Pisco Sour: Koktail nasional Peru, terbuat dari pisco (minuman anggur suling), jus jeruk nipis, putih telur, sirup gula, dan Angostura bitters.
- Inca Kola: Minuman ringan berwarna kuning cerah dengan rasa manis seperti permen karet, sangat populer di Peru.
- Chicha Morada: Minuman non-alkohol yang terbuat dari jagung ungu rebus, nanas, kayu manis, dan cengkeh.
- Chicha de Jora: Bir jagung tradisional Andes yang difermentasi.
- Pengaruh Budaya: Kuliner Peru mencerminkan sejarah multikulturalnya:
- Pribumi Andes: Penggunaan kentang, jagung, kinoa, cabai, dan teknik memasak seperti pachamanca.
- Spanyol: Membawa bahan-bahan seperti gandum, daging sapi, babi, ayam, bawang bombay, bawang putih, dan zaitun, serta teknik memasak Eropa.
- Afrika: Memperkenalkan bahan-bahan seperti pisang tanduk dan teknik menggoreng, serta hidangan seperti anticuchos.
- Tionghoa (Chifa): Imigran Tionghoa menciptakan perpaduan unik masakan Kanton dengan bahan-bahan Peru, menghasilkan hidangan seperti lomo saltado dan arroz chaufa (nasi goreng).
- Jepang (Nikkei): Imigran Jepang menggabungkan teknik dan estetika Jepang dengan bahan-bahan Peru, menghasilkan masakan Nikkei yang inovatif, terutama dalam hidangan laut seperti tiradito (mirip sashimi dengan saus pedas).
- Italia: Membawa pasta, pesto, dan hidangan lainnya yang diadaptasi dengan bahan lokal.
Gastronomi Peru telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan daya tarik wisata yang signifikan. Koki-koki Peru seperti Gastón Acurio telah memainkan peran penting dalam mempromosikan kuliner Peru di panggung dunia.
9.4. Musik dan Tarian

Musik dan tarian Peru sangat beragam, mencerminkan perpaduan budaya pribumi Andes, pengaruh Eropa (terutama Spanyol), dan tradisi Afrika. Setiap wilayah di Peru memiliki genre musik dan tarian khasnya sendiri.

Musik dan Tarian Andes (Sierra):
- Huayno: Genre musik dan tarian paling populer dan tersebar luas di wilayah Andes Peru. Biasanya diiringi oleh instrumen seperti quena (seruling Andes), siku (panpipe), charango (instrumen senar kecil mirip ukulele), gitar, biola, dan drum. Liriknya seringkali tentang cinta, alam, atau kehidupan sehari-hari. Tariannya bersifat komunal dan sering dilakukan dalam pasangan.
- Sikuri: Musik yang dimainkan oleh ansambel panpipe (siku) dengan berbagai ukuran, seringkali disertai dengan drum.
- Tarian gunting (Danza de las Tijeras): Tarian ritualistik yang sangat atletis dan kompetitif dari wilayah selatan-tengah Andes (Ayacucho, Huancavelica, Apurímac). Para penari, yang mengenakan kostum berwarna-warni, melakukan gerakan akrobatik sambil membenturkan dua bilah logam yang menyerupai gunting. Tarian ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.
- Berbagai tarian festival lainnya yang terkait dengan siklus pertanian, perayaan keagamaan (seringkali sinkretis), atau peristiwa sejarah.
Musik dan Tarian Pesisir (Costa):
- Musik Criolla: Genre musik yang berkembang di wilayah pesisir, terutama Lima, dengan pengaruh kuat dari tradisi Spanyol dan Eropa lainnya, serta elemen Afrika dan pribumi.
- Marinera: Dianggap sebagai tarian nasional Peru. Ini adalah tarian pasangan yang elegan dan menggoda, di mana penari pria (seringkali dengan kuda) dan wanita (dengan sapu tangan) saling berinteraksi. Ada variasi regional seperti Marinera Limeña, Marinera Norteña (dari utara, lebih cepat dan energik), dan Marinera Serrana.
- Vals Peruano (Waltz Peru): Adaptasi waltz Eropa dengan sentuhan melankolis dan liris khas Peru. Tokoh penting dalam genre ini termasuk Felipe Pinglo Alva.
- Tondero: Tarian yang berasal dari wilayah utara pesisir (Piura, Lambayeque), dengan ritme yang lebih cepat dan gerakan yang lebih bebas daripada Marinera. Memiliki akar dari musik gipsi Spanyol dan tradisi Afrika.
- Zamacueca: Tarian pasangan yang juga populer di Chili (sebagai Cueca) dan Argentina. Di Peru, ini adalah salah satu pendahulu Marinera.
- Musik Afro-Peru: Berkembang dari tradisi budak Afrika yang dibawa ke Peru. Dicirikan oleh ritme yang kompleks dan penggunaan instrumen perkusi khas seperti cajón (kotak drum kayu yang diduduki dan dipukul oleh pemain), quijada (rahang keledai), dan cajita. Genre seperti festejo, landó, dan alcatraz adalah bagian dari tradisi ini. Tokoh-tokoh seperti Nicomedes Santa Cruz dan Susana Baca telah mempopulerkan musik Afro-Peru secara internasional.
Musik Amazon (Selva):
Wilayah Amazon memiliki tradisi musiknya sendiri yang terkait dengan berbagai kelompok etnis pribumi. Musik ini seringkali menggunakan instrumen tiup dan perkusi yang terbuat dari bahan-bahan alami dan terkait dengan ritual, upacara, atau kehidupan sehari-hari. Pengaruh musik populer dari wilayah lain (seperti cumbia) juga telah menciptakan genre campuran di daerah perkotaan Amazon.
Genre Populer Kontemporer:
- Chicha atau Cumbia Peru: Genre musik populer yang muncul pada tahun 1960-an dan 1970-an, menggabungkan elemen cumbia Kolombia, musik Andes (huayno), musik rock (terutama gitar listrik), dan pengaruh lainnya. Sangat populer di kalangan kelas pekerja perkotaan.
- Rock Peru: Peru juga memiliki skena musik rock yangaktif sejak tahun 1960-an, dengan berbagai subgenre.
Secara keseluruhan, musik dan tarian adalah bagian integral dari identitas budaya Peru dan seringkali menjadi pusat perayaan komunitas dan festival di seluruh negeri.
9.5. Sinema

Industri film Peru, meskipun tidak sebesar beberapa negara Amerika Latin lainnya, telah menghasilkan karya-karya yang signifikan dan mendapatkan pengakuan baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Perkembangan sinema Peru dapat dibagi menjadi beberapa periode:
Awal Mula dan Periode Bisu:
Sinema pertama kali muncul di Peru pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan pemutaran film-film asing. Produksi film lokal dimulai secara sporadis. Salah satu pusat awal produksi film yang menarik adalah Iquitos pada tahun 1932 selama masa booming karet, yang membawa teknologi dan pengaruh asing ke kota tersebut, menghasilkan filmografi yang berbeda dari yang diproduksi di Lima.
Era Film Bersuara dan Perkembangan Awal:
Film bersuara mulai diproduksi di Peru pada tahun 1930-an. Selama pertengahan abad ke-20, industri film Peru menghasilkan berbagai genre, termasuk drama, komedi, dan film musikal, meskipun seringkali dengan sumber daya yang terbatas.
Sinema Modern dan Kontemporer:
- Tahun 1980-an dan 1990-an: Periode konflik internal bersenjata dan krisis ekonomi berdampak pada produksi film. Namun, beberapa pembuat film terus berkarya, seringkali dengan tema-tema sosial dan politik yang relevan dengan kondisi negara.
- Kebangkitan di Abad ke-21: Sejak awal tahun 2000-an, sinema Peru mengalami kebangkitan dengan munculnya generasi baru pembuat film dan peningkatan dukungan dari pemerintah serta sektor swasta. Film-film Peru mulai mendapatkan lebih banyak perhatian di festival-festival film internasional.
- Claudia Llosa: Salah satu sutradara Peru paling terkenal secara internasional. Filmnya Madeinusa (2006), yang berlatar di sebuah desa Andes imajiner, memenangkan penghargaan di Festival Film Rotterdam. Film berikutnya, The Milk of Sorrow (La Teta Asustada, 2009), memenangkan Golden Bear di Festival Film Berlin dan menjadi film Peru pertama yang dinominasikan untuk Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik.
- Film Animasi: Peru juga memproduksi film animasi 3D pertama di Amerika Latin, Piratas en el Callao (2005), yang berlatar di kota pelabuhan bersejarah Callao.
- Tema dan Genre: Sinema Peru kontemporer mengeksplorasi berbagai tema, termasuk identitas, sejarah, dampak konflik internal, isu-isu sosial, dan kehidupan perkotaan serta pedesaan. Genre yang diproduksi juga beragam, mulai dari drama, thriller, komedi, hingga film dokumenter.
- Tantangan: Industri film Peru masih menghadapi tantangan seperti pendanaan yang terbatas, persaingan dari film Hollywood, dan distribusi film lokal di dalam negeri. Namun, ada peningkatan upaya untuk mempromosikan produksi film nasional dan membangun audiens yang lebih luas.
Beberapa sutradara dan aktor Peru yang dikenal telah berkontribusi pada perkembangan sinema Peru dan mendapatkan pengakuan atas karya mereka. Perspektif kiri-tengah mungkin akan menyoroti film-film yang memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan, mengkritik ketidakadilan sosial, atau mengeksplorasi dampak konflik dan trauma sejarah.
9.6. Olahraga

Olahraga memainkan peran penting dalam budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Peru, dengan berbagai cabang olahraga yang populer dan digemari.
Sepak Bola (Fútbol):
Sepak bola adalah olahraga paling populer dan paling banyak diikuti di Peru, seperti halnya di banyak negara Amerika Latin lainnya. Antusiasme terhadap tim nasional dan liga domestik sangat tinggi.
- Tim Nasional Peru: Tim nasional sepak bola Peru telah berpartisipasi dalam Piala Dunia FIFA sebanyak lima kali (1930, 1970, 1978, 1982, dan 2018). Prestasi terbaik mereka adalah mencapai perempat final pada tahun 1970. Tim ini juga telah memenangkan Copa América dua kali, pada tahun 1939 dan 1975. Beberapa pemain legendaris Peru termasuk Teófilo Cubillas, yang dianggap sebagai pemain sepak bola terbesar Peru.
- Liga Domestik: Liga sepak bola profesional utama di Peru adalah Liga 1 (sebelumnya dikenal sebagai Primera División). Klub-klub terkenal termasuk Universitario de Deportes, Alianza Lima, dan Sporting Cristal, yang semuanya berbasis di Lima dan memiliki basis penggemar yang besar. Klub Cienciano dari Cusco berhasil memenangkan Copa Sudamericana pada tahun 2003 dan Recopa Sudamericana pada tahun 2004, sebuah pencapaian penting bagi klub Peru di kancah internasional.
- Stadion: Stadion terbesar di Peru adalah Stadion Monumental "U" di Lima, kandang Universitario, dengan kapasitas lebih dari 80.000 penonton. Stadion Nasional (Estadio Nacional) di Lima juga merupakan fasilitas penting dan sering menjadi tuan rumah pertandingan tim nasional serta acara besar lainnya.
Olahraga Populer Lainnya:
- Voli: Voli adalah olahraga tim yang sangat populer, terutama di kalangan wanita. Tim nasional voli wanita Peru mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1980-an, memenangkan medali perak di Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul setelah kalah tipis dari Uni Soviet di final. Prestasi ini menjadikan voli sebagai sumber kebanggaan nasional.
- Selancar (Surfing): Dengan garis pantai Pasifik yang panjang dan ombak yang bagus, selancar sangat populer di Peru. Negara ini telah menghasilkan beberapa peselancar kelas dunia dan menjadi tuan rumah kompetisi selancar internasional.
- Karate: Peru juga memiliki tradisi yang kuat dalam karate dan telah meraih prestasi di tingkat internasional.
- Olahraga Lainnya: Olahraga lain yang juga dimainkan dan diikuti termasuk bola basket, atletik, tinju, dan catur.
Prestasi Internasional dan Acara yang Diselenggarakan:
Peru telah berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas dan Pesta Olahraga Pan Amerika, meraih medali dalam berbagai cabang olahraga. Negara ini juga telah menjadi tuan rumah beberapa acara olahraga internasional penting, termasuk Copa América 2004, Piala Dunia U-17 FIFA 2005, Pesta Olahraga Bolivia 2013 dan 2024, serta acara olahraga terbesar yang pernah diselenggarakan, Pesta Olahraga Pan Amerika 2019 di Lima.
Olahraga di Peru tidak hanya menjadi sarana rekreasi dan kompetisi, tetapi juga bagian penting dari identitas nasional dan sarana untuk mempersatukan masyarakat.
9.7. Situs Warisan Dunia
Peru memiliki kekayaan warisan budaya dan alam yang luar biasa, yang diakui secara internasional melalui penetapan sejumlah situs sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Hingga saat ini, Peru memiliki 13 situs yang terdaftar, terdiri dari situs budaya, situs alam, dan situs campuran. Situs-situs ini mencerminkan sejarah peradaban kuno yang panjang, keindahan alam yang spektakuler, dan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Beberapa Situs Warisan Dunia yang paling terkenal di Peru meliputi:
- Kota Cusco (Budaya, 1983): Bekas ibu kota Kekaisaran Inka, kota ini memadukan arsitektur Inka yang monumental (seperti Qorikancha) dengan bangunan-bangunan kolonial Spanyol yang megah, menciptakan lanskap perkotaan yang unik.
- Suaka Sejarah Machu Picchu (Campuran Budaya/Alam, 1983): Benteng atau kota kuno Inka yang paling ikonik, terletak di pegunungan Andes. Terkenal karena arsitektur batu yang canggih, pemandangan alam yang dramatis, dan misteri seputar pembangunannya.
- Situs Arkeologi Chavín (Budaya, 1985): Pusat upacara penting dari peradaban Chavín kuno (sekitar 900 SM), terkenal dengan arsitektur batu berukir yang kompleks dan ikonografi religiusnya.
- Taman Nasional Huascarán (Alam, 1985): Terletak di Cordillera Blanca, pegunungan tropis tertinggi di dunia. Taman ini melindungi ekosistem pegunungan yang beragam, gletser, dan puncak-puncak tertinggi Peru, termasuk Huascarán.
- Zona Arkeologi Chan Chan (Budaya, 1986): Bekas ibu kota Kerajaan Chimor, merupakan kota bata-lumpur (adobe) terbesar di Amerika pra-Columbus. Situs ini terancam oleh erosi.
- Taman Nasional Manú (Alam, 1987): Salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, terletak di hutan hujan Amazon. Melindungi berbagai macam flora dan fauna, termasuk banyak spesies langka dan terancam punah.
- Pusat Sejarah Lima (Budaya, 1988, diperluas 1991): Sebagai "Kota Para Raja" (Ciudad de los Reyes), Lima adalah ibu kota Kewalirajaan Peru. Pusat bersejarahnya menampilkan arsitektur kolonial Spanyol yang indah, termasuk istana, gereja, biara, dan rumah-rumah bangsawan dengan balkon kayu berukir yang khas.
- Taman Nasional Río Abiseo (Campuran Budaya/Alam, 1990, diperluas 1992): Melindungi hutan awan Andes dan situs-situs arkeologi pra-Columbus yang penting, seperti Gran Pajatén.
- Garis dan Geoglif Nazca dan Palpa (Budaya, 1994): Geoglif raksasa yang terukir di dataran gurun Nazca, menggambarkan berbagai bentuk hewan, tumbuhan, dan garis geometris. Tujuan dan metode pembuatannya masih menjadi misteri.
- Pusat Sejarah Kota Arequipa (Budaya, 2000): Dikenal sebagai "Kota Putih" karena bangunannya yang terbuat dari sillar (batu vulkanik putih). Arsitekturnya merupakan perpaduan tradisi Eropa dan pribumi, dengan gereja-gereja dan rumah-rumah kolonial yang indah, dikelilingi oleh gunung berapi yang megah.
- Kota Suci Caral-Supe (Budaya, 2009): Situs arkeologi dari peradaban Norte Chico, salah satu pusat peradaban tertua di Amerika (berkembang sekitar 5.000 tahun yang lalu).
- Qhapaq Ñan, Sistem Jalan Andes (Budaya, 2014): Situs transnasional (bersama Argentina, Bolivia, Chili, Kolombia, Ekuador) yang mengakui jaringan jalan raya luas yang dibangun oleh Kekaisaran Inka, yang merupakan pencapaian teknik luar biasa dan alat penting untuk integrasi kekaisaran.
- Kompleks Arkeoastronomi Chankillo (Budaya, 2021): Observatorium surya kuno (abad ke-4 SM) yang terdiri dari tiga belas menara batu yang berjajar di punggung bukit, digunakan untuk menandai siklus matahari sepanjang tahun.
Penetapan situs-situs ini sebagai Warisan Dunia menyoroti signifikansi global dari warisan budaya dan alam Peru, serta pentingnya upaya pelestarian untuk generasi mendatang.
9.8. Festival dan Hari Libur Nasional
Peru memiliki kalender yang kaya akan festival dan hari libur nasional, yang mencerminkan perpaduan tradisi Katolik Roma, warisan peradaban pribumi (terutama Inka), dan perayaan sipil yang memperingati peristiwa sejarah penting. Festival-festival ini seringkali penuh warna, musik, tarian, dan ritual keagamaan atau adat.
Beberapa festival dan hari libur nasional utama meliputi:
- Tahun Baru (Año Nuevo): 1 Januari. Dirayakan dengan kembang api, pesta, dan tradisi lokal seperti memakai pakaian dalam berwarna kuning untuk keberuntungan.
- Karnaval (Carnaval): Februari atau awal Maret (tanggalnya bervariasi tergantung Paskah). Dirayakan di seluruh negeri dengan parade, musik, tarian, dan permainan air atau tepung. Setiap daerah memiliki tradisi karnavalnya sendiri yang unik.
- Pekan Suci (Semana Santa): Maret atau April (minggu sebelum Paskah). Dirayakan dengan khusyuk di seluruh Peru, dengan prosesi keagamaan, misa, dan tradisi khusus. Kota-kota seperti Ayacucho dan Cusco terkenal dengan perayaan Pekan Suci mereka yang megah.
- Hari Buruh (Día del Trabajo): 1 Mei.
- Inti Raymi (Festival Matahari Inka): 24 Juni. Perayaan Inka kuno yang paling penting, diadakan di Cusco (terutama di benteng Sacsayhuamán). Ini adalah rekonstruksi upacara penghormatan kepada dewa matahari (Inti) yang penuh warna, dengan musik, tarian, dan kostum tradisional. Menarik banyak wisatawan.
- Hari Santo Petrus dan Santo Paulus (San Pedro y San Pablo): 29 Juni. Dirayakan terutama di komunitas nelayan pesisir, karena Santo Petrus adalah pelindung para nelayan.
- Hari Kemerdekaan Peru (Fiestas Patrias): 28 dan 29 Juli. Merupakan hari libur nasional terpenting, memperingati proklamasi kemerdekaan Peru oleh José de San Martín pada 28 Juli 1821. Dirayakan dengan parade militer, pidato presiden, festival, dan acara budaya di seluruh negeri.
- Hari Santa Rosa dari Lima (Santa Rosa de Lima): 30 Agustus. Merayakan santa pelindung Peru, Amerika, dan Filipina.
- Hari Pertempuran Angamos (Día del Combate de Angamos): 8 Oktober. Memperingati pertempuran laut penting selama Perang Pasifik (1879) dan kepahlawanan Laksamana Miguel Grau Seminario.
- Señor de los Milagros (Pawai Tuhan Keajaiban): Terutama bulan Oktober di Lima. Salah satu prosesi keagamaan terbesar dan paling penting di Amerika Latin. Jutaan umat berjubah ungu mengikuti gambar Kristus yang diyakini ajaib dalam pawai di jalan-jalan Lima.
- Hari Semua Orang Kudus (Día de Todos los Santos): 1 November. Hari untuk mengunjungi makam keluarga dan menghormati orang yang telah meninggal.
- Hari Pembuahan Tak Bernoda (Día de la Inmaculada Concepción): 8 Desember. Perayaan Katolik penting untuk menghormati Perawan Maria.
- Natal (Navidad): 25 Desember. Dirayakan dengan tradisi Katolik, termasuk misa malam Natal, dekorasi, dan pertemuan keluarga.
Selain itu, banyak daerah dan komunitas di Peru memiliki festival lokal mereka sendiri yang terkait dengan santo pelindung, panen, atau tradisi adat. Festival-festival ini memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Peru, serta menjadi daya tarik bagi wisatawan.
10. Tokoh Ternama
Peru telah melahirkan banyak tokoh penting yang memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berikut adalah beberapa contoh tokoh ternama dari Peru, dikategorikan berdasarkan bidangnya:
Sejarah dan Politik:
- Pachacuti (abad ke-15): Sapa Inka kesembilan yang dianggap sebagai pendiri dan arsitek utama Kekaisaran Inka, yang melakukan ekspansi besar-besaran dan reorganisasi kekaisaran.
- Atahualpa (c. 1502-1533): Sapa Inka terakhir yang memerintah sebelum penaklukan Spanyol. Ditangkap dan dieksekusi oleh Francisco Pizarro.
- Túpac Amaru II (José Gabriel Condorcanqui, c. 1738-1781): Pemimpin pemberontakan pribumi besar melawan kekuasaan kolonial Spanyol pada akhir abad ke-18.
- José de San Martín (1778-1850): Jenderal Argentina yang memainkan peran kunci dalam kemerdekaan Peru dan memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1821.
- Simón Bolívar (1783-1830): Pemimpin militer dan politik Venezuela yang juga memainkan peran penting dalam mengkonsolidasikan kemerdekaan Peru dan negara-negara Amerika Selatan lainnya.
- Ramón Castilla (1797-1867): Presiden Peru pada pertengahan abad ke-19, dikenal karena menghapuskan perbudakan dan pajak kepala pribumi, serta memodernisasi negara selama Era Guano.
- Miguel Grau Seminario (1834-1879): Laksamana Angkatan Laut Peru, pahlawan nasional yang gugur dalam Pertempuran Angamos selama Perang Pasifik.
- Víctor Raúl Haya de la Torre (1895-1979): Pendiri APRA, salah satu partai politik paling berpengaruh dan tahan lama di Peru, serta tokoh ideologis penting di Amerika Latin.
- Juan Velasco Alvarado (1910-1977): Jenderal yang memimpin kudeta militer pada tahun 1968 dan melancarkan program reformasi radikal selama pemerintahannya.
- Alberto Fujimori (lahir 1938): Presiden Peru dari tahun 1990 hingga 2000. Dikenal karena kebijakan ekonomi neoliberal, pemberantasan terorisme, tetapi juga karena otoritarianisme dan korupsi.
- Javier Pérez de Cuéllar (1920-2020): Diplomat Peru yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa kelima dari tahun 1982 hingga 1991.
- Dina Boluarte (lahir 1962): Presiden Peru saat ini, menjadi wanita pertama yang memegang jabatan tersebut.
Sastra dan Seni:
- Inca Garcilaso de la Vega (c. 1539-1616): Penulis dan sejarawan mestizo, terkenal dengan karyanya Comentarios Reales de los Incas yang memberikan pandangan mendalam tentang budaya dan sejarah Inka.
- Ricardo Palma (1833-1919): Penulis terkenal karena Tradiciones Peruanas, kumpulan cerita anekdotal berdasarkan sejarah dan legenda Peru.
- César Vallejo (1892-1938): Dianggap sebagai salah satu penyair terbesar abad ke-20 dalam bahasa Spanyol, terkenal dengan puisinya yang inovatif dan penuh penderitaan.
- José María Arguedas (1911-1969): Novelis dan antropolog, karyanya mengeksplorasi dunia budaya Andes dan konflik antara budaya pribumi dan Barat di Peru.
- Mario Vargas Llosa (lahir 1936): Novelis, esais, dan politikus, peraih Hadiah Nobel Sastra tahun 2010. Salah satu tokoh utama dari gerakan Boom Sastra Amerika Latin.
- Susana Baca (lahir 1944): Penyanyi dan komposer Afro-Peru terkemuka, telah memainkan peran penting dalam mempopulerkan musik Afro-Peru di seluruh dunia. Pemenang Latin Grammy.
- Juan Diego Flórez (lahir 1973): Penyanyi tenor opera terkenal secara internasional.
- Claudia Llosa (lahir 1976): Sutradara film, karyanya La Teta Asustada (The Milk of Sorrow) memenangkan Golden Bear di Festival Film Berlin dan dinominasikan untuk Academy Award.
- Martín Chambi (1891-1973): Fotografer pribumi yang mendokumentasikan kehidupan masyarakat dan budaya Andes pada paruh pertama abad ke-20.
Ilmu Pengetahuan:
- Pedro Paulet (1874-1945): Ilmuwan dan insinyur, dianggap sebagai salah satu pelopor dalam bidang propulsi roket berbahan bakar cair.
- Santiago Antúnez de Mayolo (1887-1967): Insinyur dan fisikawan, memberikan kontribusi penting dalam pengembangan tenaga hidroelektrik di Peru dan memiliki teori tentang partikel elementer.
Olahraga:
- Teófilo Cubillas (lahir 1949): Dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbesar Peru sepanjang masa, bermain dalam tiga Piala Dunia FIFA.
- Sofía Mulánovich (lahir 1983): Peselancar profesional, juara dunia selancar wanita pada tahun 2004.
- Gladys Tejeda (lahir 1985): Atlet lari maraton, peraih medali emas di Pesta Olahraga Pan Amerika.
Daftar ini tentu tidak lengkap, tetapi memberikan gambaran tentang keragaman bakat dan kontribusi yang berasal dari Peru. Perspektif kiri-tengah mungkin akan menyoroti tokoh-tokoh yang berjuang untuk keadilan sosial, hak asasi manusia, atau yang karyanya memberikan suara kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan.