1. Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Raphaël Géminiani lahir dari keluarga imigran Italia yang melarikan diri dari fasisme, memulai hidupnya di Prancis sebelum menemukan panggilan di dunia balap sepeda sejak usia muda.
1.1. Kehidupan Keluarga dan Imigrasi
Raphaël Géminiani adalah salah satu dari empat bersaudara dari keluarga imigran Italia. Ayahnya, Giovanni, membawa keluarganya ke Prancis pada tahun 1920 untuk melarikan diri dari gerakan fasis yang sedang meningkat di Italia. Sebelum pindah, Giovanni memiliki pabrik sepeda di Lugo yang kemudian terbakar. Setelah tiba di Prancis, ia mendirikan toko sepeda di Clermont-Ferrand dan bersikeras agar keluarganya berbicara bahasa Prancis sejak saat itu.
1.2. Masa Kecil dan Pengaruh Awal
Kakak laki-laki Raphaël, Angelo, adalah seorang pembalap amatir yang baik. Raphaël sendiri meninggalkan sekolah pada usia 12 tahun dan mulai bekerja di toko sepeda ayahnya, membangun roda-roda sepeda. Meskipun Prancis saat itu masih diduduki oleh Jerman, balapan sepeda tetap diadakan. Ayahnya pernah meragukan potensi Raphaël sebagai pembalap, dengan mengatakan, "Lihatlah dirimu di cermin, Nak, dan katakan padaku apakah kamu pernah melihat seorang coureur dengan kaki sekurus kakimu. Maaf, tapi balap sepeda adalah urusan Angelo, bukan urusanmu."
Namun, pada usia 16 tahun, pada tahun 1943, Raphaël memenangkan babak pertama Premier Pas Dunlop, sebuah kejuaraan pemuda. Ia kemudian menempati posisi ketiga di babak berikutnya dan lolos ke final yang diadakan pada 3 Juni 1943 di Montluçon. Géminiani mengenang nasihat ayahnya untuk menyerang di sebuah bukit 15 km dari garis finis. Ia mengikuti nasihat itu, melancarkan serangan besar di bukit tersebut, dan memenangkan balapan. Ia juga mencatat bahwa Louison Bobet, yang kemudian menjadi rival dan rekan dekatnya, finis di posisi keenam dalam balapan yang sama. Setelah perang, Géminiani mulai berkompetisi dalam balapan amatir-profesional campuran, awalnya secara lokal kemudian nasional. Ia menerima kontrak profesional pada tahun 1946 untuk tim Métropole dari manajernya, Romain Bellenger.
2. Karier Balap Sepeda sebagai Atlet
Karier profesional Géminiani sebagai pembalap sepeda ditandai dengan partisipasi awal di Tour de France, berbagai prestasi di Grand Tour, kemenangan penting lainnya, serta kepribadiannya yang khas.
2.1. Debut Profesional dan Tour de France Awal
Géminiani memulai debut profesionalnya pada tahun 1946. Partisipasi pertamanya di Tour de France pada tahun 1947 tidak berhasil. Tahap pertama dari Paris ke Lille berlangsung di tengah musim panas terpanas dalam beberapa dekade, dengan jalanan yang masih rusak akibat perang dan seringkali berbatu. Géminiani finis 20 menit di belakang para pemimpin. Keesokan harinya, balapan menuju Brussels, di mana ia tertinggal 30 menit. Banyak pembalap mundur karena panas ekstrem. Tahap dari Brussels ke Luksemburg yang diiklankan sepanjang 365 km ternyata lebih dari 400 km. Pembalap berebut minuman dari kafe pinggir jalan dan bahkan berkelahi untuk mendapatkan air mancur. Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air kepada para pembalap saat mendekati Luksemburg.
Géminiani finis 50 menit di belakang dan terlalu lelah untuk makan malam. Pada tahap menuju Strasbourg, wajah Géminiani sangat bengkak dan melepuh sehingga ia hampir tidak bisa melihat dengan jelas. Ia kemudian menderita penyakit mulut dan kuku setelah minum air kotor dari palung ternak karena dehidrasi parah. Ia demam dan hampir buta keesokan paginya, sehingga harus mundur dari balapan dan dirawat di rumah sakit. Butuh dua hari untuk mencapai Clermont-Ferrand dan enam hari lagi untuk pulih sepenuhnya.
Insiden ini memicu kritik ketika Géminiani dipilih untuk tim Southwest-Centre dan kemudian tim nasional untuk Tour de France 1948. Rumor beredar di wilayah asalnya, Auvergne, bahwa ia hanya terpilih pada tahun 1947 karena ayahnya menyuap para selektor. Keterkejutannya semakin besar ketika ia mengalahkan favorit lokal, Jean Blanc, dalam sebuah balapan dekat Clermont-Ferrand tiga hari sebelum Tour dimulai. Géminiani mengenang bahwa ia tidur dengan mengenakan pakaian balapnya pada malam sebelum seleksi pertamanya untuk tim nasional. Setelah empat hari di Tour 1948, ia berada di posisi keenam. Meskipun kehilangan waktu di pegunungan, ia tetap bersama pembalap yang lebih kuat seperti Jean Robic, Louison Bobet, dan Gino Bartali. Ia finis di posisi ke-15 secara keseluruhan, setelah mendukung rekan setimnya, Guy Lapébie, yang finis ketiga. Sambutan di Clermont-Ferrand berubah drastis; para penggemar menemuinya di stasiun dan mengaraknya melalui kota dengan mobil terbuka, di belakang seorang pria yang membawa bendera Prancis.
2.2. Prestasi di Grand Tour
Raphaël Géminiani memiliki catatan prestasi yang mengesankan dalam tiga balapan sepeda terbesar: Tour de France, Giro d'Italia, dan Vuelta a España.
2.2.1. Tour de France
Géminiani berpartisipasi dalam sembilan edisi Tour de France. Ia meraih posisi terbaiknya di klasemen umum pada tahun 1951, finis di posisi kedua di belakang Hugo Koblet. Ia juga memenangkan klasifikasi pegunungan pada tahun yang sama. Sepanjang kariernya, ia memenangkan total tujuh etape di Tour de France antara tahun 1949 dan 1955, dan mengenakan kaos kuning sebagai pemimpin klasemen umum selama empat hari. Selain itu, ia finis di posisi keempat pada 1950, kesembilan pada 1953, keenam pada 1955, dan ketiga pada 1958.
2.2.2. Giro d'Italia
Di Giro d'Italia, Géminiani menunjukkan kemampuannya di medan pegunungan. Ia memenangkan klasifikasi pegunungan pada 1951 dan 1957. Selain itu, ia finis di posisi kesembilan pada 1952, keempat pada 1955, kelima pada 1957, dan kedelapan pada 1958.
2.2.3. Vuelta a España
Pada 1955, Géminiani meraih posisi ketiga di klasemen umum. Ia juga finis di posisi kelima pada 1957. Pada 1959, ia memenangkan dua etape uji coba waktu tim.
Pada tahun 1955, Géminiani mencapai prestasi luar biasa dengan finis di 10 besar dalam ketiga Grand Tour (Tour de France, Giro d'Italia, dan Vuelta a España) dalam satu musim. Prestasi ini hanya disamai oleh Gastone Nencini pada tahun 1957 dan belum pernah terulang sejak saat itu.
2.3. Kemenangan dan Penghargaan Utama
Selain pencapaiannya di Grand Tour, Géminiani juga meraih kemenangan penting di kejuaraan nasional dan balapan klasik lainnya.
2.3.1. Kejuaraan Nasional
Pada tahun 1943, Raphaël Géminiani memenangkan Kejuaraan Balap Jalan Nasional Prancis untuk kategori junior. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1953, ia kembali meraih gelar juara nasional, kali ini di kategori profesional balap jalan raya.
2.3.2. Balapan Lainnya
Géminiani juga memenangkan beberapa balapan penting lainnya sepanjang kariernya. Ia memenangkan Grand Prix du Midi Libre dan Polymultipliée pada tahun 1951. Ia juga memenangkan Polymultipliée pada tahun 1950. Kemenangan lainnya termasuk Circuit des villes d'eaux d'Auvergne dan Tour de Corrèze pada tahun 1949, serta GP de Marmignolles pada tahun 1950. Pada tahun-tahun berikutnya, ia meraih kemenangan di Abidjan (1956), Quilan (1957), Tulle (1957, 1958), dan GP d'Alger (1959). Ia juga memenangkan Bol d'Or des Monédières Chaumeil tiga kali berturut-turut pada tahun 1956, 1957, dan 1958.
2.4. Karakteristik dan Perilaku
Raphaël Géminiani dikenal bukan hanya karena kemampuannya di atas sepeda, tetapi juga karena kepribadiannya yang kuat dan seringkali meledak-ledak, yang memberinya julukan khas dan terlibat dalam beberapa insiden terkenal.
2.4.1. Julukan dan Kepribadian
Kepribadian Géminiani yang kuat membuatnya mendapatkan julukan Le Grand Fusil, yang secara kasar berarti "Si Senapan Besar" atau "Top Gun". Julukan ini mencerminkan sifatnya yang berapi-api, blak-blakan, dan tidak takut untuk mengungkapkan pendapatnya atau terlibat dalam konfrontasi. Sifatnya ini sering kali memengaruhi interaksinya dengan pembalap lain dan media, menjadikannya salah satu figur paling berwarna di peloton.
2.4.2. Persaingan dan Insiden
Géminiani memiliki beberapa persaingan sengit dan terlibat dalam insiden-insiden yang menjadi legenda di dunia balap sepeda. Salah satu yang paling terkenal adalah perselisihannya dengan Louison Bobet. Pada Tour de France 1953, setelah balapan yang melelahkan dari Albi ke Béziers, Géminiani finis kedua di belakang Nello Lauredi, sehingga menggagalkan bonus waktu yang seharusnya didapatkan Bobet. Hal ini memicu pertengkaran sengit saat makan malam di hotel tim Prancis. Géminiani begitu kesal dengan tuduhan Bobet sehingga ia dikabarkan mengosongkan piringnya di atas kepala Bobet, membuat Bobet menangis dan meninggalkan meja.
Sifatnya yang cepat marah juga terlihat pada Tour de France 1952. Setelah etape menuju Namur, Jean Robic mengadakan konferensi pers dadakan di bak mandinya. Géminiani mendengar Robic mengatakan kepada wartawan, "Saya adalah yang paling licik hari ini. Saya berpura-pura mati agar tidak perlu melakukan pekerjaan apa pun. Dan sekarang saya memiliki banyak peluang, sementara Gem seharusnya berduka atas Tour-nya." Géminiani menerobos kerumunan wartawan dan menenggelamkan Robic di bawah air sebanyak tiga kali. Kejadian ini dilerai oleh Marcel Bidot dan Raymond Le Bert, seorang soigneur untuk Bobet, yang mendesak mereka untuk bekerja sama. Ironisnya, insiden ini memicu kedekatan antara Géminiani dan Bobet, dengan Géminiani kemudian membimbing Bobet dalam tiga kemenangan Tour de France-nya.
Temperamen Géminiani juga terlihat pada Tour de France 1958, yang dikenal sebagai "Tour Yudas". Géminiani memimpin balapan ketika Charly Gaul dari Luksemburg menyerang dalam badai hujan di etape ke-21. Gaul melintasi tiga tanjakan sendirian di Pegunungan Chartreuse dan berhasil menyalip Géminiani. Géminiani kemudian mengecam tim nasional Prancis secara umum, dan Bobet secara khusus, menuduh mereka sebagai "Yudas" karena tidak mendukungnya. Géminiani merasa dikhianati karena ia percaya sesama pembalap Prancis harus saling membantu, terutama karena Bobet sebelumnya telah menyatakan akan membantunya memenangkan Tour. Géminiani juga merasa pahit karena dikeluarkan dari tim Bobet akibat politik seleksi. Ia menyebut keledai yang diberikan kepadanya oleh seorang penggemar di Brussels dengan nama Marcel, merujuk pada selektor Prancis Marcel Bidot yang tidak memilihnya untuk tim nasional.
Insiden lain yang menunjukkan temperamennya terjadi pada Giro d'Italia 1957. Saat mendaki, Géminiani merasa didorong dan dipukul oleh penonton. Ia kemudian melepaskan pompa sepedanya dan memukul seorang penonton di gusi, menyebabkan penonton itu kehilangan lima gigi.
Ada pula anekdot terkenal dengan pembalap Swiss-Jerman, Ferdi Kübler, pada Tour de France 1955. Géminiani dan Kübler melarikan diri sebelum Mont Ventoux pada etape dari Marseille ke Avignon. Dalam cuaca panas ekstrem, Kübler menyerang dengan agresif. Géminiani memperingatkannya, "Tenang, Ferdi! Ventoux tidak seperti tanjakan lainnya." Kübler membalas dalam bahasa Prancis yang terbata-bata, "Ferdi juga bukan juara seperti yang lain." Meskipun Kübler kemudian menyangkal cerita ini dan menyebut Géminiani sebagai "telepon" karena suka bergosip, anekanekdot ini tetap menjadi bagian dari warisan Géminiani.
3. Karier Manajerial dan Kepelatihan
Setelah pensiun sebagai atlet, Raphaël Géminiani beralih ke peran manajerial dan kepelatihan, membimbing tim dan atlet terkemuka seperti Jacques Anquetil, serta menghadapi tantangan sponsor dalam olahraga.
3.1. Manajemen Tim dan Sponsor
Karier manajerial Géminiani mencapai puncaknya bersama tim St-Raphaël dan Ford-France, terutama dengan Jacques Anquetil. Sebagai kemitraan, mereka memenangkan empat Tour de France, dua Giro d'Italia, Dauphiné-Libéré, dan Bordeaux-Paris.
Géminiani pensiun dari balapan ketika hanya produsen sepeda yang diizinkan mensponsori tim, dan semakin sedikit dari mereka yang memiliki dana untuk melakukannya. Géminiani sendiri telah mensponsori dirinya dan pembalap lain untuk mempromosikan sepeda yang dibuat dengan namanya. Namun, saat merekrut Jacques Anquetil, ia membutuhkan lebih banyak uang daripada yang bisa disediakan oleh industri sepeda. Meskipun ada sponsor dari luar industri sebelumnya, seperti ITP Pools di Inggris dan Nivea di Italia, mereka berskala kecil dan tidak menarik perhatian badan pengelola, Union Cycliste Internationale (UCI). Namun, sponsor dari luar di tanah Tour de France, di mana penyelenggara Jacques Goddet dan Félix Lévitan memiliki kekuatan politik besar, adalah hal yang berbeda.
Géminiani menjual timnya kepada perusahaan apéritif St-Raphaël bertepatan dengan pembukaan Tour de France untuk tim komersial pada tahun 1962. Goddet, Lévitan, dan Tour mereka menentang sponsor extra-sportif, khawatir akan munculnya saingan yang kuat dan bahwa iklan di jersey akan mengurangi kebutuhan sponsor untuk membeli ruang iklan di surat kabar mereka, L'Équipe. Géminiani diancam akan diskors. Ia mencoba mengklaim bahwa "Raphaël" merujuk pada dirinya sendiri, bukan perusahaan. Argumen ini berlangsung sepanjang musim dingin dan mencapai UCI. Perselisihan berlanjut hingga Milan-San Remo, saat keputusan sangat dibutuhkan. UCI menentang sponsor luar, tetapi presidennya, Achille Joinard, mendukungnya. Menurut Géminiani, Joinard memberitahunya untuk mengenakan jersey biasa saat start, lalu menggantinya dengan jersey St-Raphaël sesaat sebelum balapan dimulai, dan bahwa telegram pelarangan akan tiba setelah balapan dimulai. Joinard melihat sponsor komersial sebagai masa depan dan memiliki sejarah perselisihan dengan Lévitan mengenai siapa yang memiliki pengaruh lebih besar dalam bersepeda.
Dengan Géminiani, Anquetil memenangkan banyak kemenangan paling berkesan, seperti kemenangan beruntun di Critérium du Dauphiné Libéré 1965 dan Bordeaux-Paris. Setelah St-Raphaël menarik diri dari sponsor pada akhir tahun 1964, Géminiani menjual timnya kepada divisi Prancis dari Ford, produsen mobil, dan kemudian pada tahun 1969 kepada perusahaan pemantik rokok dan pulpen, Bic. Dominique Pezard, yang selama bertahun-tahun menjadi pengemudi pejabat balapan di Tour, menceritakan bagaimana ayahnya, yang bekerja untuk Baron Bich (pendiri Bic), membantu mendirikan tim balap sepeda Bic. Tim tersebut mencakup pembalap-pembalap seperti Anquetil, Lucien Aimar, Julio Jiménez, Jean Stablinski, Rolf Wolfshohl, Joaquim Agostinho, dan kemudian Luis Ocaña. Ocaña memenangkan Tour de France 1973 dengan seragam Bic. Namun, tahun berikutnya, Baron Bich membaca tentang Ocaña yang mengeluh bahwa tim belum membayarnya. Pezard mengatakan bahwa uang itu disimpan di rekening perusahaan yang dikelola oleh Géminiani. Ketika Baron membaca bahwa Ocaña belum dibayar, ia segera menghentikan sponsor karena prinsipnya yang ketat. Tim Bic berakhir setelah tujuh tahun, tetapi Bic terus mensponsori tim amatir di Val d'Oise.
3.2. Pembinaan Atlet Unggulan
Géminiani memainkan peran kunci dalam membimbing dan mendukung kesuksesan pembalap-pembalap terkenal. Salah satu hubungan paling penting adalah dengan Jacques Anquetil. Géminiani sangat menghormati Anquetil, meskipun Anquetil sering kali tidak populer di mata publik dibandingkan rivalnya, Raymond Poulidor. Géminiani mengenang bagaimana Anquetil sering menangis di kamar hotelnya setelah dihina dan diludahi oleh penonton. Ia bersikeras bahwa Anquetil adalah "monster keberanian" yang menderita di pegunungan tetapi berhasil mengatasi lawan-lawannya dengan keberanian dan gertakan.
Pada tahun 1965, ketika Poulidor dianggap lebih diakui karena menjatuhkan Anquetil tahun sebelumnya di Puy-de-Dôme daripada Anquetil yang memenangkan seluruh Tour, Géminiani membujuk Anquetil untuk melakukan 'double' yang mustahil: memenangkan Critérium du Dauphiné Libéré dan, keesokan harinya, balapan Bordeaux-Paris sepanjang 557 km. Anquetil memenangkan Dauphiné pada pukul 3 sore, terbang ke Bordeaux pada pukul 6:30 sore, makan malam pada tengah malam, dan kemudian memulai balapan. Meskipun menderita kram perut dan hampir mundur, Géminiani memprovokasi Anquetil dengan kata-kata kasar untuk membangkitkan harga dirinya. Anquetil pulih di pagi hari dan memenangkan Bordeaux-Paris di Parc des Princes. Ada rumor bahwa jet yang membawa Anquetil ke Bordeaux disediakan melalui dana negara atas perintah Presiden Charles de Gaulle, sebuah klaim yang disebutkan Géminiani dalam biografinya tanpa menyangkalnya.
Pada tahun 1985, Géminiani menjadi direktur olahraga tim La Redoute dan berperan penting dalam keberhasilan Stephen Roche yang finis ketiga di Tour de France 1985. Ia menyuruh Roche untuk menyerang pada etape ke-18 setelah melihat rute Tour tahun itu. Pada akhir tahun itu, La Redoute pensiun dari olahraga. Roche kemudian membawa Géminiani ke tim barunya, Carrera. Pada tahun 1986, Géminiani menjadi manajer tim Café de Colombia.
4. Pandangan dan Opini
Géminiani dikenal karena pandangannya yang blak-blakan mengenai isu-isu penting dalam dunia balap sepeda, termasuk sikapnya terhadap doping dan kritik tajamnya terhadap komersialisasi olahraga modern.
4.1. Sikap Terhadap Doping
Géminiani sangat blak-blakan mengenai penggunaan doping dalam bersepeda. Pada tahun 1962, ia menyatakan, "Saya tidak suka kata 'doping'. Mari kita bicara tentang stimulan. Adalah normal bagi seorang pembalap untuk mengonsumsi stimulan: para dokterlah yang merekomendasikannya. Ada produk-produk yang, jauh dari berbahaya, mengembalikan keseimbangan tubuh. Saya mengikuti 12 Tour de France dan sejumlah besar balapan lainnya. Saya mengonsumsi stimulan. Dengan bimbingan dokter, tentu saja.... Semua pembalap generasi saya menggunakan doping."
Pada tahun 1977, ia menyebut pemeriksaan doping sebagai "kanker bersepeda". Ia secara terbuka mengakui telah menggunakan obat-obatan selama kariernya.
Setelah kematian Tom Simpson selama Tour de France 1967, di mana obat-obatan ditemukan di tubuhnya dan di kantong jersey balapnya, Géminiani mengkritik dokter yang merawat Simpson, Pierre Dumas. Ia berpendapat bahwa Dumas membunuh Simpson karena Simpson meninggal karena serangan jantung, yang bisa terjadi pada siapa saja. Géminiani menyatakan bahwa dalam kasus seperti itu, pasien harus diimobilisasi, kepalanya diturunkan untuk mengalirkan darah ke jantung, dan disuntik dengan adrenalin atau Maxitron untuk memulai kembali jantung. Namun, Dumas, menurut Géminiani, justru membaringkan Simpson di bebatuan dengan kepala terangkat, menggunakan masker oksigen, dan membawanya ke rumah sakit dengan helikopter. Meskipun demikian, penerus Dumas, Dr. Miserez, kemudian membantah Géminiani, menyatakan bahwa serangan jantung Simpson menjadi ireversibel karena produk doping.
4.2. Kritik Terhadap Balap Sepeda Modern
Géminiani juga mengemukakan kritik tajam terhadap balap sepeda modern, khususnya terkait komersialisasi dan motivasi atlet. Ia percaya bahwa Tour de France seharusnya kembali ke sistem tim nasional, seperti yang pernah berlaku dari tahun 1930-an hingga awal 1960-an, serta pada tahun 1967 dan 1968.
Ia berpendapat, "Saat ini, para pembalap tidak peduli jika mereka ditemukan positif dalam kontrol doping ketika mereka mengenakan jersey dengan nama bubuk pencuci di bahu mereka. Enam bulan kemudian mereka akan berganti tim. Jika mereka mengenakan jersey nasional, itu akan sangat berbeda. Pers dan opini publik akan mengejar mereka. Adapun sponsor, mereka tidak akan rugi dari perubahan itu. Mereka akan memiliki pembalap di beberapa tim dan keuntungan komersial dari balapan akan meningkat. Anda hanya perlu melihat dampak media dari tim Prancis dalam olahraga yang hampir semi-rahasia. Ada tiga kali lebih banyak penonton TV untuk bola tangan wanita daripada untuk etape pegunungan Tour de France."
Mengenai cara pembalap modern berkompetisi, ia berkata, "Saat ini, sebagian besar pembalap berbaris di garis start dengan satu-satunya ambisi untuk tampil di televisi. Mereka lebih baik ikut Star Academy! Di peloton, Anda mendengar hal-hal yang luar biasa. 'Kemarin saya memenuhi kontrak saya: saya punya 10 menit di TV dengan Gérard Holtz.' Tapi itu bukan Tour de France! Memenuhi kontrak Anda, itu berarti melintasi tanjakan di Pegunungan Pirenia setidaknya sekali sendirian dan di depan balapan. Itu berarti menyerang di Mont Ventoux seolah hidup Anda bergantung padanya."
5. Kehidupan Pribadi dan Hubungan
Kehidupan pribadi Raphaël Géminiani, terutama hubungannya yang mendalam dengan rekan-rekan sesama pembalap seperti Fausto Coppi, memberikan wawasan lebih jauh tentang karakternya di luar lintasan balap.
5.1. Hubungan dengan Fausto Coppi
Géminiani memiliki persahabatan yang mendalam dengan legenda balap sepeda Italia, Fausto Coppi. Pada Desember 1959, Burkina Faso (yang saat itu dikenal sebagai koloni Prancis Haute Volta) merayakan tahun pertama kemerdekaannya. Presiden Maurice Yaméogo mengundang Coppi, Géminiani, Anquetil, Bobet, Roger Hassenforder, dan Henry Anglade untuk balapan melawan pembalap lokal dan kemudian berburu.
Géminiani mengenang tidur sekamar dengan Coppi di sebuah rumah yang dipenuhi nyamuk. Géminiani sudah terbiasa dengan nyamuk, tetapi Coppi tidak. Géminiani menceritakan bahwa Coppi memukuli nyamuk dengan handuk, dan ia berkali-kali menyarankan Coppi untuk menutupi kepalanya di bawah selimut. Tanpa mereka sadari, malam itu akan memiliki konsekuensi tragis. Keduanya tertular malaria dan jatuh sakit setelah kembali ke rumah. Géminiani mengatakan suhunya mencapai 41.6 °C, ia mengigau, dan tidak bisa berhenti berbicara. Ia didiagnosis menderita plasmodium falciparum, bentuk malaria yang fatal, oleh Institut Pasteur. Géminiani pulih, tetapi Coppi meninggal dunia, karena dokternya yakin ia menderita penyakit bronkial. Géminiani, yang pernah membalap untuk Coppi pada tahun 1953 di tim Bianchi, sering kali mengenang Coppi, menyebutnya "guruku - ia mengajariku segalanya." Ia juga mengatakan bahwa Coppi "menemukan segalanya: diet, latihan, teknik, ia 15 tahun lebih maju dari semua orang."
Coppi memenangkan Paris-Roubaix 1950, dan dua tahun kemudian memberikan sepeda Bianchi 231560 yang ia gunakan dalam balapan itu kepada rekan setim barunya, Géminiani. Sepeda ini kemudian dipulihkan pada awal 1990-an dan dikembalikan kepada Géminiani pada November 1995 dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Gino Bartali. Pada tahun 2002, Géminiani menyerahkan sepeda tersebut kepada klub Vel' d'Auvergne, di mana ia menjabat sebagai presiden, untuk dilelang guna mengumpulkan dana pelatihan pembalap muda.
6. Merek Sepeda 'R. Géminiani'
Raphaël Géminiani mengikuti jejak pembalap terkemuka lainnya dengan melisensikan namanya untuk lini sepeda. Ia bahkan menjadikan dirinya sponsor timnya sendiri untuk mempromosikan sepeda-sepeda ini. Terdapat ketidakpastian apakah rangka sepeda tersebut dibuat oleh Mercier atau perusahaan lain di Saint-Étienne, yaitu Cizeron; ada kemungkinan keduanya terlibat dalam pembuatannya.
Sheldon Brown, seorang mekanik sepeda terkemuka, menggambarkan sepeda-sepeda R. Géminiani sebagai "sepeda utama dari tahun-tahun kejayaan Prancis." Ia mencatat bahwa banyak di antaranya "cukup biasa-biasa saja," tetapi menyarankan untuk mencari contoh-contoh kelas atas dari awal tahun 1960-an yang dilengkapi dengan komponen eksotis Prancis. Model-model kelas atas dalam ukuran prima (kurang dari 57) dan dalam kondisi baik dapat bernilai hingga 1.50 K USD atau lebih, sementara model-model biasa mungkin hanya beberapa ratus dolar. Brown menambahkan bahwa sepeda Prancis dari tahun 1950-an dan 1960-an "sulit dipahami dan dihargai."
7. Pencapaian Karier
Tahun | Pencapaian |
---|---|
1943 | Juara Nasional Balap Jalan Raya Junior Prancis |
1946 | Juara Ambert |
1949 | Juara Circuit des villes d'eaux d'Auvergne |
Juara Tour de Corrèze | |
Juara Etape 19 Tour de France | |
1950 | Juara GP de Marmignolles |
Juara Polymultipliée | |
Peringkat 4 Klasemen Umum Tour de France | |
Juara Etape 17 & 19 Tour de France | |
1951 | Juara Umum Grand Prix du Midi Libre |
Juara Polymultipliée | |
Peringkat 2 Klasemen Umum Tour de France | |
Klasifikasi Pegunungan Tour de France | |
Juara Etape 9 Tour de France | |
1952 | Peringkat 9 Klasemen Umum Giro d'Italia |
Klasifikasi Pegunungan Giro d'Italia | |
Juara Etape 8 & 17 Tour de France | |
1953 | Juara Nasional Balap Jalan Raya Profesional Prancis |
Peringkat 9 Klasemen Umum Tour de France | |
1955 | Peringkat 3 Klasemen Umum Vuelta a España |
Peringkat 4 Klasemen Umum Giro d'Italia | |
Peringkat 6 Klasemen Umum Tour de France | |
Juara Etape 9 Tour de France | |
1956 | Juara Abidjan |
Juara Bol d'Or des Monédières Chaumeil | |
1957 | Juara Bol d'Or des Monédières Chaumeil |
Juara Quilan | |
Juara Tulle | |
Peringkat 5 Klasemen Umum Giro d'Italia | |
Klasifikasi Pegunungan Giro d'Italia | |
Peringkat 5 Klasemen Umum Vuelta a España | |
1958 | Juara Bol d'Or des Monédières Chaumeil |
Juara Thiviers | |
Juara Tulle | |
Peringkat 3 Klasemen Umum Tour de France | |
Peringkat 8 Klasemen Umum Giro d'Italia | |
1959 | Juara GP d'Alger |
Juara Etape 1a (Uji Coba Waktu Tim) Vuelta a España | |
Juara Etape 13 (Uji Coba Waktu Tim) Vuelta a España |
8. Kematian
Raphaël Géminiani meninggal dunia di Pérignat-sur-Allier, dekat Pont-du-Château, pada pagi hari tanggal 5 Juli 2024, di usia 99 tahun.
9. Warisan dan Evaluasi
Raphaël Géminiani meninggalkan warisan yang tak terhapuskan dalam dunia balap sepeda, baik sebagai pembalap maupun sebagai direktur olahraga. Dikenal sebagai "Le Grand Fusil" karena kepribadiannya yang kuat dan blak-blakan, ia adalah salah satu figur paling karismatik di eranya. Pencapaiannya sebagai pembalap, termasuk finis podium di ketiga Grand Tour dan kemampuannya untuk finis di 10 besar ketiga Grand Tour dalam satu tahun (1955), menunjukkan ketahanan dan bakat luar biasanya.
Namun, kontribusinya melampaui lintasan balap. Sebagai direktur olahraga, ia adalah arsitek di balik kesuksesan Jacques Anquetil, membimbing "Monsieur Chrono" meraih banyak kemenangan Grand Tour. Kemampuannya untuk memotivasi pembalap, bahkan dengan cara yang tidak konvensional, menjadi ciri khas kepemimpinannya. Hubungannya yang kompleks namun mendalam dengan pembalap seperti Anquetil dan Fausto Coppi menyoroti sisi kemanusiaan dalam olahraga yang keras.
Pandangan jujurnya tentang doping, meskipun kontroversial, memberikan wawasan tentang praktik yang umum pada masanya dan memicu diskusi penting tentang etika dalam olahraga. Kritiknya terhadap komersialisasi balap sepeda modern dan seruannya untuk kembali ke sistem tim nasional mencerminkan keprihatinannya terhadap integritas dan semangat sejati olahraga. Géminiani dikenang sebagai seorang inovator, mentor, dan kritikus yang tak kenal takut, yang terus membentuk narasi balap sepeda jauh setelah ia menggantungkan sepedanya.