1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Kehidupan awal Richard Bach ditandai dengan latar belakang keluarga yang sederhana dan ketertarikan mendalam pada dunia penerbangan sejak usia muda.
1.1. Kelahiran dan Keluarga
Richard David Bach lahir pada 23 Juni 1936 di Oak Park, Illinois, Amerika Serikat. Ia adalah putra dari Roland R. Bach dan Ruth Shaw Bach. Ayahnya bekerja sebagai manajer cabang Palang Merah Amerika. Richard Bach mengklaim dirinya sebagai keturunan langsung dari komposer terkenal Johann Sebastian Bach.
1.2. Pendidikan
Pada tahun 1955, Bach menempuh pendidikan di Long Beach State College. Meskipun detail lebih lanjut mengenai pendidikan formalnya tidak banyak diungkap, pengalaman akademis ini kemungkinan membentuk dasar pemikirannya.
1.3. Minat Awal pada Penerbangan
Ketertarikan Bach pada penerbangan dimulai sejak usia muda. Penerbangan pertamanya terjadi pada usia 14 tahun, ketika ibunya sedang berkampanye untuk mendapatkan kursi di dewan kota Long Beach, California. Manajer kampanye ibunya, Paul Marcus, yang juga seorang pilot, mengundang Richard untuk terbang bersamanya menggunakan pesawat Globe Swift. Pengalaman ini menjadi titik awal kecintaannya pada dunia penerbangan yang kemudian menjadi tema sentral dalam banyak karyanya.
2. Karier Penerbangan
Karier Richard Bach sebagai pilot mencakup dinas militer dan berbagai aktivitas penerbangan sipil, yang semuanya sangat memengaruhi tulisan-tulisannya.
2.1. Dinas Militer
Bach memulai karier penerbangannya dengan berdinas di Angkatan Laut Cadangan Amerika Serikat. Setelah itu, ia bergabung dengan Sayap Tempur ke-108 Garda Nasional Udara New Jersey, tepatnya di Skuadron Tempur ke-141 (USAF), di mana ia bertugas sebagai pilot pesawat tempur Republic F-84F Thunderstreak. Ia kemudian juga bertugas di cadangan Angkatan Udara Amerika Serikat dan ditempatkan di Prancis pada tahun 1960. Secara keseluruhan, ia mengabdi selama 17 tahun di Angkatan Udara dan mencapai pangkat Letnan sebelum diberhentikan pada tahun 1974.
2.2. Penerbangan Sipil dan Barnstorming
Setelah dinas militernya, Bach menjalani berbagai pekerjaan, termasuk sebagai penulis teknis untuk Douglas Aircraft dan sebagai editor kontributor untuk majalah Flying. Ia kemudian dikenal sebagai seorang barnstormer, yaitu pilot yang melakukan pertunjukan akrobatik udara di berbagai tempat.
Pada musim panas tahun 1970, Bach bersama temannya, Chris Cagle, pergi ke Irlandia untuk berpartisipasi dalam pengambilan adegan penerbangan untuk film Von Richthofen and Brown karya Roger Corman. Mereka menerbangkan berbagai pesawat dari era Perang Dunia I yang merupakan koleksi Blue Max milik mantan pilot Angkatan Udara Kerajaan Kanada, Lynn Garrison. Bach dan Garrison pertama kali bertemu ketika Bach menulis artikel untuk Avian, publikasi penerbangan milik Garrison.

Sebagian besar buku Bach melibatkan penerbangan dalam beberapa cara, mulai dari cerita-cerita awal yang murni tentang menerbangkan pesawat, seperti Stranger to the Ground, hingga karya-karya selanjutnya di mana ia menggunakan penerbangan sebagai metafora filosofis.
3. Karier Sastra
Perjalanan Richard Bach sebagai penulis dimulai dengan karya-karya awal yang berfokus pada penerbangan, kemudian mencapai puncak kesuksesan dengan novel ikoniknya, Jonathan Livingston Seagull, yang memadukan minatnya pada penerbangan dengan filosofi spiritual.
3.1. Karya Awal dan Tema
Buku pertama Richard Bach, Stranger to the Ground (1963), adalah karya autobiografi yang menceritakan pengalamannya saat unit Garda Nasional Udaranya dikerahkan ke Prancis. Buku ini mendapat sambutan positif, termasuk dari Edmund Fuller di The Wall Street Journal. Karya-karya awal Bach lainnya, seperti Biplane (1966) dan Nothing by Chance (1969), juga berpusat pada tema penerbangan. Ia sering kali menggunakan pengalaman terbangnya sebagai landasan untuk mengeksplorasi ide-ide yang lebih dalam.
3.2. Jonathan Livingston Seagull
Novel Jonathan Livingston Seagull yang terbit pada tahun 1970, mengisahkan tentang seekor burung camar yang terbang bukan hanya untuk mencari makan, melainkan karena kecintaan dan hasrat mendalam terhadap penerbangan. Naskah buku ini awalnya ditolak oleh beberapa penerbit sebelum akhirnya diterbitkan oleh Macmillan Publishers. Sebelumnya, cerita ini telah dimuat di majalah Soaring, publikasi dari Soaring Society of America.
Buku ini, yang dilengkapi dengan foto-foto burung camar saat terbang oleh fotografer Russell Munson, menjadi bestseller nomor satu. Meskipun hanya berisi kurang dari 10.000 kata, buku ini berhasil terjual lebih dari satu juta eksemplar hanya pada tahun 1972. Kesuksesan yang mengejutkan ini banyak diberitakan di media pada awal tahun 1970-an.

Pada tahun 1973, Jonathan Livingston Seagull diadaptasi menjadi film dengan judul yang sama, diproduksi oleh Paramount Pictures Corporation, dengan lagu tema oleh Neil Diamond. Namun, Bach kemudian mengajukan gugatan hukum terhadap produser/sutradara Hall Bartlett, menuduh Bartlett telah merusak naskah filmnya dan melanggar klausul dalam kontrak Bach yang menyatakan bahwa film tersebut tidak dapat dirilis di bioskop tanpa persetujuan Bach. Leslie Parrish, yang merupakan produser asosiasi, ditunjuk sebagai mediator antara Bach dan Bartlett, namun mediasi tersebut gagal. Gugatan berakhir dengan dirilisnya film di bioskop dengan beberapa perubahan pada potongan akhir, sementara nama Bach dihapus dari kredit penulisan skenario film tersebut.
3.3. Illusions dan Karya Utama Lainnya
Novel kedua Bach, Illusions: The Adventures of a Reluctant Messiah, yang diterbitkan pada tahun 1977, menceritakan pertemuan dengan seorang mesias modern yang memutuskan untuk berhenti dari perannya. Buku ini melanjutkan gaya penulisan filosofis Bach yang menggunakan narasi fiksi untuk menyampaikan gagasan spiritual.
Pada tahun 1975, Bach menjadi kekuatan pendorong di balik Nothing by Chance, sebuah film dokumenter yang didasarkan pada bukunya dengan judul yang sama. Film ini berpusat pada kegiatan barnstorming modern di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Bach merekrut sekelompok teman pilotnya untuk menciptakan kembali era barnstormer.
Setelah kecelakaan pesawatnya pada tahun 2012, Bach menerbitkan Travels with Puff: A Gentle Game of Life and Death pada 19 Maret 2013, yang naskahnya telah ia kirimkan kepada penerbit sehari sebelum kecelakaan. Pada tahun 2014, ia menerbitkan sekuel dari Illusions, berjudul Illusions II: The Adventures of a Reluctant Student. Buku ini menggabungkan kisah kecelakaan pesawat Bach di kehidupan nyata, dengan penulis membayangkan ia dikunjungi oleh "mesias" Don Shimoda, yang membantunya melalui pemulihan medis yang sulit.
3.4. Gaya Sastra dan Filosofi
Gaya penulisan Richard Bach sangat bersifat semi-autobiografi, menggunakan peristiwa nyata atau fiksi dari kehidupannya untuk mengilustrasikan filosofinya. Ia dikenal karena kecintaannya pada penerbangan dan buku-bukunya yang berkaitan dengan terbang dalam konteks metafora. Filosofi utama yang diusung dalam buku-bukunya adalah bahwa batas fisik dan kematian yang tampak hanyalah ilusi. Ia mendorong pembaca untuk melihat melampaui batasan yang terlihat dan mengeksplorasi potensi diri yang tak terbatas.
Bach juga merupakan lulusan dari Silva Mind Control (sekarang dikenal sebagai Silva Method), sebuah program pengembangan diri yang berfokus pada penggunaan potensi pikiran. Pengalaman ini kemungkinan besar memengaruhi pandangan spiritual dan filosofisnya yang sering kali muncul dalam karyanya, mendorong pembaca untuk mencari makna yang lebih dalam dan kebebasan pribadi.
4. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Richard Bach, terutama pernikahannya dan hubungannya dengan anak-anaknya, sering kali menjadi inspirasi bagi karya-karyanya yang bersifat semi-autobiografi.
4.1. Pernikahan dan Hubungan
Richard Bach telah menikah empat kali:
- Bette Jeanne Franks (1957-1970, bercerai): Istri pertamanya, seorang pilot yang juga menulis buku Patterns: Tales of Flying and of Life tentang kehidupannya sebagai pilot dan ibu tunggal. Ia banyak membantu Bach dalam mengetik dan menyunting tulisan-tulisan penerbangannya. Setelah perceraian mereka pada tahun 1970, Bach menghabiskan bertahun-tahun tanpa bertemu anak-anaknya.
- Leslie Parrish (1981-1999, bercerai): Bach bertemu aktris ini saat pembuatan film Jonathan Livingston Seagull. Parrish memiliki peran penting dalam dua bukunya selanjutnya, The Bridge Across Forever dan One, yang sebagian besar berfokus pada hubungan mereka dan konsep belahan jiwa menurut Bach.
- Sabryna Nelson-Alexopoulos (April 1999-1 April 2011, bercerai).
- Melinda Jane Kellogg (sejak November 2020).
4.2. Anak-anak
Bach memiliki enam anak dengan istri pertamanya, Bette Jeanne Franks. Anak-anak mereka adalah Robert, Kristel, James Marcus Bach, Erika, dan Bethany. Putra mereka, Jonathan, dinamai sesuai karakter utama dalam buku terlaris Bach, Jonathan Livingston Seagull. Jonathan adalah seorang insinyur perangkat lunak dan jurnalis yang menulis buku Above the Clouds (1993) tentang pengalamannya tumbuh besar tanpa mengenal ayahnya dan kemudian bertemu dengannya saat kuliah. Richard Bach menyetujui buku tersebut, meskipun ia mencatat bahwa ada beberapa bagian sejarah pribadi yang "tidak ingin ia lihat dalam cetakan". Putri bungsu mereka, Bethany, meninggal dalam sebuah kecelakaan pada usia 15 tahun pada tahun 1985.
5. Kecelakaan Pesawat Tahun 2012
Pada 31 Agustus 2012, Richard Bach mengalami kecelakaan saat mendarat di Pulau San Juan, Washington. Ia sedang menerbangkan pesawat amfibi Easton Gilbert G Searey tahun 2008 (N346PE) yang ia juluki Puff di sebuah bandara pribadi. Saat mendekati pendaratan, roda pendarat pesawatnya menyentuh beberapa kabel listrik, menyebabkan pesawatnya jatuh terbalik di sebuah ladang sekitar 3219 m (2 mile) dari Friday Harbor. Insiden ini juga menyebabkan dua tiang listrik roboh dan memicu kebakaran rumput kecil.
Setelah kecelakaan itu, Bach dilaporkan dalam kondisi serius namun stabil dengan cedera kepala dan bahu patah. Ia dirawat di rumah sakit selama empat bulan. Bach menyatakan bahwa pengalaman pengalaman mendekati kematian ini menginspirasinya untuk menyelesaikan bagian keempat dari Jonathan Livingston Seagull, yang sebelumnya diterbitkan dalam tiga bagian.
6. Daftar Pustaka
Richard Bach telah menulis banyak karya, baik fiksi maupun non-fiksi, yang sebagian besar mengeksplorasi tema penerbangan, filosofi, dan spiritualitas. Berikut adalah daftar karya-karyanya:
- Stranger to the Ground (1963)
- Biplane (1966)
- Nothing by Chance (1969)
- Jonathan Livingston Seagull (1970)
- A Gift of Wings (1974)
- Illusions: The Adventures of a Reluctant Messiah (1977)
- There's No Such Place As Far Away (1979)
- The Bridge Across Forever: A Love Story (1984)
- One (1988)
- Running from Safety (1995)
- Out of My Mind (2000)
- The Ferret Chronicles (lima novella):
- Air Ferrets Aloft (2002)
- Rescue Ferrets at Sea (2002)
- Writer Ferrets: Chasing the Muse (2002)
- Rancher Ferrets on the Range (2003)
- The Last War: Detective Ferrets and the Case of the Golden Deed (2003)
- Curious Lives: Adventures from the Ferret Chronicles (2005) (kumpulan dari lima buku Ferret Chronicles di atas)
- Flying: The Aviation Trilogy (2003) (edisi koleksi yang berisi Stranger to the Ground, Biplane, dan Nothing by Chance)
- Messiah's Handbook: Reminders for the Advanced Soul (2004)
- Hypnotizing Maria (2009)
- Thank Your Wicked Parents: Blessings from a Difficult Childhood (2012)
- Travels with Puff: A Gentle Game of Life and Death (2013)
- Illusions II: The Adventures of a Reluctant Student (2014)
- Life With My Guardian Angel (2018)
7. Evaluasi dan Warisan
Karya-karya Richard Bach, terutama Jonathan Livingston Seagull, telah meninggalkan jejak signifikan dalam sastra dan pemikiran spiritual, meskipun juga menghadapi kritik dan kontroversi.
7.1. Penerimaan 'Jonathan Livingston Seagull'
Ketika Jonathan Livingston Seagull pertama kali diterbitkan pada tahun 1970, penerimaannya tidak selalu mulus. Beberapa sumber, terutama dari kalangan rohaniwan, mengkritik buku ini karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama, yang mungkin melihat penekanan pada kebebasan individu dan penolakan terhadap batasan sebagai penentangan terhadap kehendak Tuhan. Namun, terlepas dari kritik awal ini, buku tersebut secara tak terduga melonjak menjadi bestseller pada tahun 1972 dan menarik perhatian luas media. Kesuksesannya yang fenomenal menunjukkan bahwa pesan-pesan filosofis dan spiritualnya resonansi kuat dengan banyak pembaca yang mencari inspirasi di luar konvensi.
7.2. Gugatan dan Kontroversi
Selain kontroversi terkait penerimaan awalnya, Jonathan Livingston Seagull juga menjadi subjek gugatan hukum yang signifikan. Pada tahun 1973, Richard Bach menggugat produser/sutradara Hall Bartlett terkait adaptasi film dari novelnya. Bach menuduh Bartlett telah merusak naskah filmnya dan melanggar klausul kontrak yang melarang perilisan film tanpa persetujuan Bach. Meskipun gugatan tersebut berakhir dengan film yang tetap dirilis dengan beberapa perubahan, nama Bach dihapus dari kredit penulisan skenario, menunjukkan adanya ketidaksepakatan serius mengenai visi artistik.
Kontroversi lain muncul dari kehidupan pribadinya, terutama terkait hubungannya dengan anak-anaknya. Putra Bach, Jonathan, menulis buku Above the Clouds (1993) yang menceritakan pengalamannya tumbuh besar tanpa mengenal ayahnya dan kemudian bertemu dengannya saat kuliah. Meskipun Richard Bach menyetujui penerbitan buku tersebut, ia mengakui adanya beberapa detail pribadi yang "tidak ingin ia lihat dalam cetakan", yang menyoroti kompleksitas hubungan keluarga Bach.
7.3. Pengaruh dan Evaluasi
Filosofi dan tulisan Richard Bach telah memberikan pengaruh jangka panjang pada pembaca dan sastra, terutama dalam genre sastra fantasi dan novel filosofis. Karya-karyanya, yang sering menggunakan penerbangan sebagai metafora, mendorong pembaca untuk mempertanyakan batas-batas fisik dan mortalitas, serta untuk mengeksplorasi potensi diri yang tak terbatas. Ia menekankan bahwa batasan yang tampak hanyalah ilusi, sebuah gagasan yang memberdayakan individu untuk mencapai kebebasan dan realisasi diri.
Kecintaannya pada penerbangan tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi juga inti dari pesan-pesan spiritualnya, menjadikan penerbangan sebagai simbol kebebasan, eksplorasi, dan pencarian makna hidup. Meskipun ada kritik dan kontroversi, karya-karya Bach tetap relevan bagi banyak orang yang mencari inspirasi untuk melampaui batasan diri dan menemukan tujuan hidup yang lebih tinggi.
