1. Kehidupan Awal dan Keluarga
Shahzada Dawood lahir pada 12 Februari 1975 di Rawalpindi, Pakistan. Ia adalah putra tertua dari Hussain Dawood, seorang tokoh terkemuka dalam dunia bisnis Pakistan. Dawood memiliki dua saudara perempuan, Azmeh Dawood dan Sabrina Dawood, yang dikenal atas upaya filantropinya, serta seorang saudara laki-laki bernama Abdul Samad Dawood.
Kakek dari pihak ayah, Ahmed Dawood, adalah seorang industrialis Memon terkemuka yang mendirikan Dawood Group, sebuah konglomerat bisnis keluarga yang signifikan di Pakistan.
2. Pendidikan
Dawood menerima pendidikan awalnya di Aitchison College, Lahore, Pakistan. Ia kemudian melanjutkan studinya di luar negeri, meraih gelar Sarjana Hukum (LLB) dari Buckingham University di Britania Raya. Setelah itu, ia memperoleh gelar Magister Sains (MSc) dalam pemasaran tekstil global dari Philadelphia University, yang kini dikenal sebagai Thomas Jefferson University, di Amerika Serikat.
3. Karier
Dalam kariernya, Shahzada Dawood memegang posisi penting di beberapa perusahaan terkemuka. Ia menjabat sebagai wakil ketua di Engro Corporation dan direktur di Dawood Hercules Corporation.
Dawood telah menjadi anggota dewan di Engro Corporation sejak tahun 2003. Pada Oktober 2021, ia diangkat sebagai wakil ketua Engro Corporation. Sebelum menjabat posisi tersebut, ia juga pernah menjadi wakil ketua di Dawood Hercules Corporation. Sepanjang kariernya, Dawood aktif berinvestasi dalam mencari peluang pertumbuhan melalui merger dan akuisisi di berbagai sektor, termasuk tekstil, pupuk, makanan, dan energi, terutama di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham.
4. Aktivitas Sosial dan Pengakuan
Selain perannya di dunia bisnis, Shahzada Dawood juga dikenal atas keterlibatannya dalam isu-isu global dan pengakuan atas kepemimpinannya. Pada tahun 2012, ia dinobatkan sebagai Pemimpin Global Muda (Young Global Leader) oleh World Economic Forum, sebuah pengakuan atas potensi kepemimpinan dan komitmennya terhadap perubahan positif di dunia.
Dawood juga pernah berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2020, dalam rangka peringatan Hari Internasional Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains. Keterlibatannya dalam forum internasional menunjukkan dedikasinya terhadap isu-isu penting seperti kesetaraan gender dan pendidikan sains.
5. Kegiatan Filantropi
Shahzada Dawood memiliki komitmen yang kuat terhadap filantropi dan kesejahteraan sosial. Dari tahun 1996 hingga 2023, ia menjabat sebagai wali amanat di The Dawood Foundation (TDF), sebuah yayasan keluarga yang berfokus pada pendidikan. TDF juga berperan dalam mengoordinasikan Janji Hussain Dawood, sebuah donasi swasta yang disalurkan untuk memerangi COVID-19 di Pakistan. Dawood secara khusus memfokuskan upayanya untuk menyediakan dukungan kesehatan mental bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 di Pakistan.
Selain itu, Dawood juga merupakan wali amanat di Engro Foundation dan anggota Dewan Penasihat Global untuk Prince's Trust International, sebuah organisasi amal yang didirikan oleh Charles III. Ia juga menjabat sebagai anggota dewan di SETI Institute, yang menunjukkan minatnya pada penelitian ilmiah dan eksplorasi.
6. Kehidupan Pribadi
Shahzada Dawood menikah dengan Christine Dawood - Meckel (lahir 1975), seorang wanita kelahiran dan besar di Jerman, pada tahun 2002. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua orang anak: seorang putra bernama Suleman (lahir 2004) dan seorang putri bernama Alina (lahir 2006).
Setelah sempat tinggal di Pakistan dan Singapura, keluarga Dawood menetap di Britania Raya pada tahun 2014. Pada tahun 2016, Dawood menjadi warga negara Malta melalui Program Investor Individu.
Dawood memiliki minat pribadi yang mendalam, termasuk ketertarikan besar dalam menyelidiki habitat alami dan energi terbarukan. Ia juga dikenal sebagai seorang "penggemar fotografi", dengan minat khusus pada fotografi satwa liar dan eksplorasi berbagai habitat alami.
7. Ekspedisi Titan dan Kematian
Shahzada Dawood, bersama keluarganya, berangkat dari kediaman mereka di London menuju Kanada untuk perjalanan selama satu bulan. Sebagai seorang penggemar Titanic dengan "semangat bertahun-tahun untuk sains dan penemuan," Dawood memesan tiket untuk dirinya dan istrinya untuk naik kapal selam Titan guna melihat bangkai kapal Titanic pada akhir pekan Hari Ayah. Namun, istrinya kemudian memberikan tiketnya kepada putra mereka yang berusia 19 tahun, Suleman. Suleman sendiri sangat ingin melihat bangkai kapal tersebut dan bahkan berencana untuk memecahkan rekor Kubus Rubik di dekat lokasi bangkai kapal.
Ekspedisi penyelaman ini, yang diperkirakan akan membawa para penumpang ke kedalaman 3.80 K m, dimulai pada pagi hari tanggal 18 Juni 2023 dan diperkirakan akan berlangsung selama delapan jam. Sekitar 1 jam 45 menit setelah memulai penurunan, Titan kehilangan kontak dengan kapal permukaan, MV Polar Prince. Segera setelah itu, operasi pencarian dan penyelamatan besar-besaran diluncurkan, melibatkan dukungan air dan udara dari Amerika Serikat, Kanada, dan Prancis.
Pada 22 Juni 2023, Penjaga Pantai Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa mereka telah menemukan puing-puing sekitar 500 m dari haluan Titanic. Puing-puing tersebut "konsisten dengan hilangnya ruang tekanan secara katastrofik," dan disimpulkan bahwa semua penumpang di dalam Titan-Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, serta Hamish Harding, Paul-Henri Nargeolet, dan CEO OceanGate Stockton Rush-telah meninggal seketika akibat insiden tersebut.