1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Stanley Ho memiliki latar belakang keluarga yang kompleks dan masa kecil yang penuh perubahan, dari kemewahan hingga kesulitan finansial.
1.1. Kelahiran, Leluhur, dan Latar Belakang Keluarga
Stanley Ho lahir di Hong Kong Britania pada 25 November 1921. Ia memiliki keturunan campuran Tionghoa, Belanda-Yahudi, dan Inggris. Kakek buyutnya, Charles Henry Maurice Bosman (1839-1892), adalah seorang pedagang Belanda keturunan Yahudi yang kemudian memperoleh kewarganegaraan Inggris. Bosman, yang tiba di Hong Kong pada tahun 1859 dan pergi pada tahun 1873, memiliki hubungan dengan Sze Tai (施娣), seorang wanita Tionghoa dari Bao'an, Shenzhen, yang melahirkan empat putra dan satu putri. Salah satu putranya adalah Hà Đông (Robert HoTung Bosman), seorang pengusaha komprador terkemuka dan paman buyut Stanley Ho. Meskipun keturunan Eurasia, Hà Đông menganggap dirinya Tionghoa, termotivasi oleh ucapan ayahnya bahwa orang Tionghoa miskin.


Kakek Stanley Ho adalah Ho Fook (何福), saudara laki-laki Robert Ho Tung, yang menikahi La Thụy Thái (Lucy Rothwell), seorang Eurasia generasi pertama di Hong Kong. Ibu Stanley Ho adalah Tiển Hưng Vân (Flora Hall), putri dari Stephen Hall (Tiển Đức Phân), seorang Eurasia Tionghoa-Inggris dan pendiri Rumah Sakit Tung Wah Group. Stanley Ho adalah anak kesembilan dari tiga belas bersaudara dari Ho Sai-kwong (何世光), seorang anggota Dewan Legislatif Hong Kong dan mantan ketua Rumah Sakit Tung Wah Group. Hubungan antara keluarga La dan Ho semakin erat melalui bisnis dan pernikahan.
1.2. Masa Kecil dan Pendidikan
Masa kecil Stanley Ho awalnya sangat mewah. Ia pernah menyatakan bahwa keluarganya memiliki begitu banyak uang sehingga ia dimanjakan. Ia memiliki mobil, kapal pesiar, dan rumahnya di kawasan Mid-levels di Pulau Hong Kong sangat luas sehingga bisa digunakan untuk joging. Pada puncak kemewahan, keluarganya memiliki hingga 17 pembantu.
Namun, kehidupan mewahnya berubah drastis ketika Stanley Ho berusia 13 tahun. Pada tahun 1934, ayahnya, Ho Sai-kwong, mengalami kebangkrutan akibat pasar saham dan terpaksa menggadaikan aset serta mencari perlindungan di Vietnam. Peristiwa ini menyebabkan keluarga Ho "terjerumus dalam utang dalam semalam." Ho mengingat ibunya membangunkannya sambil menangis, mengatakan mereka tidak punya uang lagi dan ia harus mencari pekerjaan setelah sekolah. Pengalaman ini membuatnya tidak bisa tidur dan bertekad untuk menjadi kaya.
Setelah kebangkrutan, ia tidak memiliki uang untuk naik bus ke sekolah dan harus berjalan kaki. Ia juga tidak mampu membeli buku pelajaran, sehingga hanya bisa mengandalkan beasiswa. Ia pernah menceritakan betapa sulitnya menemukan koin untuk naik bus, yang ternyata adalah uang palsu.
Ho menempuh pendidikan di Queen's College, Hong Kong. Awalnya, ia ditempatkan di Kelas D, tingkat kelas terendah, karena hasil akademis yang tidak memuaskan. Namun, setelah menyadari bahwa belajar keras adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan status sosialnya, ia mulai berprestasi dan mendapatkan beasiswa untuk masuk Universitas Hong Kong pada tahun 1939. Ia menjadi siswa pertama dari Kelas D yang menerima beasiswa universitas. Di universitas, ia tidak hanya belajar mata pelajaran utama tetapi juga menguasai bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Portugis, yang sangat membantunya dalam karier bisnisnya di kemudian hari. Sayangnya, studinya terhenti pada tahun 1942 akibat pecahnya Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang di Hong Kong. Setelah Hong Kong diduduki Jepang, Ho pindah ke Makau.
2. Karier dan Aktivitas Bisnis
Karier Stanley Ho ditandai oleh keberanian, inovasi, dan ekspansi besar-besaran yang mengubah Makau menjadi pusat perjudian global.
2.1. Usaha Awal dan Masuk ke Makau
Pada musim gugur 1941, Stanley Ho bergabung dengan pasukan sukarelawan yang dibentuk oleh Angkatan Darat Inggris dan bekerja sebagai operator telepon untuk tim peringatan pertahanan udara Inggris di Hong Kong. Setelah Serangan Pearl Harbor pada 8 Desember 1941 dan penyerahan Hong Kong pada 25 Desember, Ho melarikan diri ke Makau, yang saat itu merupakan wilayah netral di bawah kekuasaan Portugal, hanya dengan membawa 10 MOP.

Pada tahun 1942, berkat kemampuan bahasa Inggrisnya, ia direkomendasikan untuk bekerja di perusahaan impor-ekspor Jepang-Tionghoa-Portugis bernama Liên Xương (昌糧油公司) di Makau. Pekerjaan utamanya adalah mengawal kapal. Pada masa itu, di bawah blokade militer Jepang, pengiriman bahan baku ke Makau sangat berisiko. Ho ditugaskan memimpin armada kapal dagang ke Sumatra, Indonesia, melewati wilayah yang dikuasai Angkatan Laut Jepang. Dengan kepiawaiannya berbahasa Jepang, ia berhasil menenangkan tentara Jepang yang mencegat kapalnya, menyelesaikan misi pengiriman, dan mengubah bahaya menjadi keuntungan. Atas kontribusinya, pada akhir tahun 1943, ia menerima bonus dividen sebesar 1.00 M MOP, jumlah yang sangat besar pada masa itu.
Pada tahun 1945, di usia 24 tahun, Ho meninggalkan Liên Xương untuk memulai bisnisnya sendiri. Awalnya ia ingin mendirikan pabrik tekstil, tetapi istrinya, Lê Uyển Hoa, menyarankan untuk berbisnis impor tekstil karena pasar Makau yang kecil. Dengan dukungan pemerintah Makau, ia dan temannya Hà Thiến Hành (pendiri Hang Seng Bank) mendirikan toko "Đại Mỹ Dương Hàng" untuk berbisnis kuota tekstil, yang segera sukses besar. Pada musim gugur 1947, ia juga mendirikan pabrik penyulingan minyak tanah bersama Lương Cơ Hạo.
Kesuksesan Stanley Ho memicu kecemburuan dari gangster Makau. Pada tahun 1953, setelah upaya pembunuhan yang melukai sopirnya, Ho merasa tidak aman dan memutuskan untuk kembali ke Hong Kong bersama keluarganya. Di Hong Kong, ia melihat potensi besar dalam industri real estat yang sedang berkembang pesat. Ia menggunakan modalnya untuk mendirikan Perusahaan Konstruksi Lợi An, yang membangun banyak gedung perumahan di berbagai lokasi di Hong Kong, dari Wan Chai hingga Causeway Bay, menghasilkan keuntungan besar. Pada pertengahan 1950-an, ia telah menjadi taipan di Hong Kong.
2.2. Monopoli Perjudian Makau
Peluang besar berikutnya muncul pada tahun 1961, ketika pemerintah Portugal mengumumkan rencana untuk membuka Makau sebagai zona pariwisata dan hiburan, serta mengundang investor untuk mengajukan penawaran lisensi konsesi perjudian. Stanley Ho, bersama dengan mitranya termasuk taipan Hong Kong Henry Fok, penjudi Makau Yip Hon, dan iparnya Teddy Yip, mengajukan tawaran yang ambisius. Mereka memenangkan tender lisensi monopoli perjudian Makau senilai 410.00 K USD, dengan 51.00 K USD di antaranya disediakan oleh Henry Fok. Tawaran mereka mengalahkan keluarga Fu, baron kasino Makau yang telah lama berkuasa, dengan selisih hanya 17.00 K MOP.
Pada tahun 1961, perusahaan yang mereka dirikan berganti nama menjadi Sociedade de Turismo e Diversões de Macau, S.A.R.L. (STDM). Pada akhir 1962, Ho membuka Hotel Estoril, resor kasino mewah pertama di Makau. Pada tahun 1970, Ho membuka kasino andalannya, Hotel Kasino Lisboa. Selama lebih dari 30 tahun, ia secara eksklusif menggunakan hak perjudian yang diperolehnya untuk mengembangkan Makau dari koloni Portugis yang biasa-biasa saja menjadi pusat perjudian terkemuka di Asia. Meskipun monopoli perjudiannya berakhir pada tahun 2002 dengan masuknya operator kasino internasional seperti Wynn Resorts dan Las Vegas Sands, Ho tetap menjadi pemilik kasino-kasino utama seperti Grand Lisboa.

2.3. Shun Tak Holdings dan Diversifikasi Bisnis
Pada tahun 1970, Stanley Ho mendirikan Shun Tak Holdings Ltd. di Hong Kong, yang kemudian terdaftar di Bursa Efek Hong Kong. Melalui anak perusahaannya, TurboJET, ia memiliki salah satu armada jetfoil berkecepatan tinggi terbesar di dunia, yang mengangkut penumpang antara Hong Kong dan Makau.

Diversifikasi bisnis Ho sangat luas, meliputi berbagai sektor di luar perjudian. Selain hiburan dan pariwisata, Shun Tak Holdings juga berinvestasi di bidang pelayaran, real estat, perbankan, dan transportasi udara. Pada tahun 1989, setelah STDM mengambil alih kendali penuh atas Macau Jockey Club, Ho menjadi ketua dan CEO-nya. Ia juga melakukan banyak investasi lain, termasuk dalam modal ventura dan real estat asing, seperti di Singapura dan London.
2.4. Investasi Internasional
Selain kerajaan bisnisnya di Hong Kong dan Makau, Stanley Ho juga memperluas jejak investasinya secara internasional. Ia memiliki operasi bisnis di Tiongkok daratan, Portugal, Korea Utara (di mana ia mengoperasikan kasino), Vietnam, Filipina, Mozambique, Indonesia, dan Timor Leste.
2.5. Perdagangan Junket dan Operasi VIP
Pada tahun 1980-an, Stanley Ho memelopori praktik subkontrak ruang perjudian pribadi di kasinonya kepada agen-agen independen. Praktik ini berkembang sebagai respons terhadap praktik Triad (mafia Tionghoa) yang membeli tiket hidrofoil untuk dijual kembali kepada turis. Ho mengembangkan praktik ini sebagai alternatif, yang memungkinkan agen-agen Triad memiliki akses langsung ke kasinonya melalui komisi atas penjualan chip kasino kepada para penjudi. Praktik ini kemudian berkembang menjadi sistem kontrak VIP yang dikenal sebagai perdagangan junket, menjadi aspek penting dalam struktur industri perjudian Makau.
3. Keterlibatan Politik dan Sosial
Stanley Ho tidak hanya seorang taipan bisnis, tetapi juga sosok yang memiliki pengaruh signifikan dalam ranah politik dan filantropi di Hong Kong dan Makau.
3.1. Peran Politik dan Posisi Penasihat
Stanley Ho memainkan peran penting dalam transisi Makau dari koloni Portugis ke Wilayah Administratif Khusus Tiongkok. Pada tahun 1987, ketika Portugal setuju untuk mengembalikan Makau ke Tiongkok pada tahun 1999, Ho menjadi anggota komite penasihat bersama yang mengawasi proses ini.
Ia juga merupakan anggota Komite Tetap Komite Nasional ke-9, ke-10, dan ke-11 dari Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), sebuah badan penasihat politik utama di Tiongkok. Selain itu, ia menjabat sebagai anggota Komite Seleksi untuk Pemerintah Wilayah Administratif Khusus Hong Kong yang pertama dan anggota Komite Konsultatif untuk Undang-Undang Dasar Wilayah Administratif Khusus Hong Kong. Keterlibatannya dalam badan-badan politik ini mencerminkan pengaruhnya yang luas dalam pemerintahan di kedua wilayah tersebut.
3.2. Filantropi dan Dukungan Komunitas
Stanley Ho dikenal atas kegiatan filantropisnya yang luas dan dukungannya terhadap berbagai institusi pendidikan dan budaya.
Pada tahun 2003, ia menyumbangkan kepala babi hutan perunggu dari Dinasti Qing kepada Museum Seni Poly Tiongkok, sebuah organisasi milik negara yang bertujuan untuk mengembangkan, memamerkan, menyelamatkan, dan melindungi peninggalan budaya Tiongkok. Kepala babi hutan tersebut adalah bagian dari koleksi dua belas patung yang dijarah dari Istana Musim Panas Lama di Beijing pada tahun 1860 ketika dijarah dan dibakar oleh pasukan Prancis dan Inggris. Pada 21 September 2007, Ho juga menyumbangkan patung kepala kuda perunggu Dinasti Qing, yang juga berasal dari Istana Musim Panas Lama, kepada pemerintah Tiongkok. Ia dilaporkan telah membeli patung ini dari seorang pengusaha Taiwan seharga 8.84 M USD.


Ho juga aktif mendukung pendidikan. Ia menjabat sebagai Presiden Asosiasi Pengembang Real Estat Hong Kong, Ketua Dewan Direksi Yayasan Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Universitas Hong Kong, dan anggota Dewan Universitas Hong Kong serta Dewan Universitas Politeknik Hong Kong. Gedung Stanley Ho di Universitas Politeknik Hong Kong dinamai untuk menghormatinya. Ia juga merupakan anggota Dewan Universitas Makau dan pendiri Yayasan Pengembangan Medis Dr. Stanley Ho.
Selain itu, ia adalah anggota dewan pengawas Better Hong Kong Foundation. Ho juga memiliki minat besar dalam seni tari; ia sering menari tango, cha-cha-cha, dan waltz, serta mensponsori berbagai pertunjukan tari di Hong Kong dan Makau, termasuk Festival Seni Hong Kong dan Festival Seni Makau. Ia mengundang kelompok tari terkenal internasional, seperti Balet Nasional Tiongkok, untuk tampil di Hong Kong dan Makau. Ho adalah pelindung Balet Hong Kong, Asosiasi Guru Tari Internasional, dan seorang Anggota Akademi Tari Kerajaan.


4. Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Kehidupan pribadi Stanley Ho, terutama terkait pernikahan dan keluarganya, sering kali menjadi sorotan publik karena kerumitan dan sengketa yang menyertainya.
4.1. Pernikahan dan Anak-anak
Stanley Ho memiliki 17 anak dari empat wanita yang ia sebut sebagai istrinya. Meskipun poligami dilarang di Hong Kong sejak 1971, beberapa pernikahannya diakui berdasarkan hukum adat Tiongkok yang berlaku sebelumnya.
- Istri Pertama: Clementina Ângela Leitão (Lê Uyển Hoa) (Agustus 1923 - 21 Februari 2004)
Ia menikah dengan Clementina pada tahun 1942. Clementina berasal dari keluarga Leitão Portugis yang terkemuka di Makau; kakeknya adalah seorang pengacara dan satu-satunya notaris publik di Makau pada masanya. Ayah Clementina, Carlos de Mello Leitão, adalah pendiri surat kabar Đông phương Bồ Đào Nha dan seorang notaris serta pengacara yang sangat kaya. Clementina adalah anak ke-14 dari 24 bersaudara yang lahir dari ayah yang sama dan tiga istri selir di Makau (poligami legal di Makau hingga 1971). Stanley Ho belajar bahasa Portugis dari Clementina dan mendapatkan dukungan dalam bisnisnya di Makau.
Mereka memiliki empat anak:
- Hà Siêu Anh (Jane Francis Ho) (lahir 1947), menikah dengan Tiêu Bách Thành (mantan).
- Hà Du Quang (Robert) (1948-1981), meninggal dalam kecelakaan mobil di Portugal bersama menantunya, Suki Potier.
- Hà Siêu Hiền (Angela), menikah dengan Peter Kjaer.
- Hà Siêu Hùng (Deborah) (lahir 1962).
Pada tahun 1973, Clementina mengalami kecelakaan kendaraan bermotor yang menyebabkan kehilangan memori sebagian. Sejak tahun 1956, ia juga menderita kolitis parah yang menyebabkan penurunan berat badan drastis dari 52 kg menjadi 31 kg. Clementina Ho meninggal pada tahun 2004 dan dimakamkan di Pemakaman Santo Mikael sang Malaikat Agung di Makau.
- Istri Kedua: Lucina Azul Jean Ying née Laam King-ying (Lam Quỳnh Anh) (lahir 1943 - meninggal 2022)
Ho bertemu Lucina pada akhir 1950-an, dan mereka memulai hubungan yang diakui di Makau dan Hong Kong pada waktu itu karena aturan warisan dari Hukum Besar Qing. Lucina, yang berusia 14 tahun saat menikah dengan Ho yang berusia 36 tahun pada tahun 1957, sering mendampingi Ho dalam acara-acara publik dan amal, dikenal sebagai "raja dan ratu dansa". Keluarganya kini tinggal di Kanada.
Mereka memiliki lima anak:
- Hà Siêu Quỳnh (Pansy Ho) (lahir 1962), salah satu mitra di MGM Macau.
- Hà Siêu Phượng (Daisy Ho) (lahir 1964), mengambil alih jabatan ketua SJM dari ayahnya.
- Hà Siêu Hà (Maise) (lahir 1966).
- Hà Siêu Nghi (Josie Ho) (lahir 1974), seorang penyanyi rock dan aktris pemenang penghargaan.
- Hà Du Long (lahir 1976), CEO Melco Crown Entertainment Ltd., perusahaan kasino lain yang berbasis di Makau.
- Istri Ketiga: Ina Chan (Trần Uyển Trân) (lahir 1954)
Ho memulai hubungan dengan Ina Chan pada tahun 1985. Hubungan ini tidak sah secara hukum di Hong Kong maupun Makau. Ina Chan awalnya adalah salah satu perawat yang merawat Clementina Leitão setelah kecelakaan mobilnya.
Mereka memiliki tiga anak:
- Hà Siêu Vân (Florinda) (lahir 1989).
- Hà Siêu Liên (Laurinda) (lahir 1991), kembar dengan Orlando.
- Hà Du Khải (Orlando) (lahir 1991), kembar dengan Laurinda.
- Istri Keempat: Angela Leong On-kei (Lương An Kì) (lahir 1961)
Ho bertemu Angela Leong pada tahun 1988 ketika ia menjadi instruktur dansanya.
Mereka memiliki empat anak:
- Hà Siêu Doanh (Sabrina Ho) (lahir 1990).
- Hà Du Hanh (Arnaldo) (lahir 1992).
- Hà Du Bang.
- Hà Du Quân (Mario) (lahir 1995).
- Hà Siêu Hân (Alice) (lahir 1999).
Angela Leong saat ini adalah anggota Dewan Legislatif di Makau.
4.2. Sengketa Keluarga dan Suksesi
Pada akhir Januari 2011, sengketa besar meletus di antara istri dan anak-anak Stanley Ho terkait transfer kepemilikan perusahaan induk pribadinya, Lanceford. Pada 27 Desember 2010, Lanceford mengalokasikan 9.998 saham baru, yang mewakili 99,98 persen dari modal sahamnya yang diperbesar, kepada dua perusahaan British Virgin Islands: Action Winner Holdings Ltd (dimiliki sepenuhnya oleh istri ketiga, Ina Chan) memegang 50,55 persen, dan Ranillo Investments Ltd (dimiliki secara setara oleh kelima anak Lucina Laam) memegang sisanya. Dokumen alokasi yang diajukan ke Pendaftar Perusahaan ditandatangani oleh putri Lucina, Daisy Ho.
Stanley Ho mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi, menuntut 11 terdakwa, termasuk istri kedua dan ketiganya, serta anak-anaknya Pansy dan Lawrence Ho. Ia menuduh kelompok tersebut "secara tidak semestinya dan/atau ilegal" bertindak dalam mengubah struktur saham. Gugatan tersebut meminta perintah untuk melarang para terdakwa menjual atau membuang saham baru di perusahaan tersebut. Ho menyatakan bahwa niatnya sejak awal adalah membagi asetnya secara merata di antara keluarganya, dan tindakan direktur Lanceford secara efektif menghilangkan kemungkinan ini. Di tengah kebingungan yang disebabkan oleh pernyataan yang saling bertentangan dari Ho dan istri serta anak-anaknya, Ho, melalui pengacaranya Gordon Oldham, menyatakan bahwa ia telah ditekan untuk membuat pernyataan publik dan menandatangani dokumen hukum tanpa sepenuhnya diberitahu tentang isinya.
Selain sengketa Lanceford, Stanley Ho juga terlibat dalam perselisihan dengan adik perempuannya, Hà Uyển Kỳ (Winnie Ho), terkait dividen di perusahaan Úc Ngu pada tahun 2001. Ho secara tiba-tiba mengeluarkan pemberitahuan yang ditulis tangan kepada semua karyawan Úc Ngu tentang pemindahan Hà Uyển Kỳ dari semua posisinya, hanya menyisakan posisi direktur. Ia beralasan bahwa manajemen perusahaan membutuhkan orang yang lebih muda dan profesional. Hà Uyển Kỳ menolak untuk mentransfer saham bersama antara kedua bersaudara itu kepada istri keempat Stanley Ho, yang berujung pada pencopotannya dari dewan direksi dan penghapusan statusnya sebagai pemegang saham. Hà Uyển Kỳ berkali-kali menerbitkan berita untuk menuntut sekitar 3.00 B MOP surplus dan dividen yang terakumulasi.
Kasus ini juga diwarnai dengan insiden kekerasan. Pada Agustus 2006, pengacara Hà Tuấn Nhân, yang membantu Hà Uyển Kỳ, diserang dan menderita cedera kepala serius, mengguncang Hong Kong. Selain itu, pengacara Mạc Siêu Quyền, yang juga membantu Hà Uyển Kỳ pada tahun 2002 dan 2003, juga diserang dua kali dan terluka di kepala. Pengacara lain, Mark Side, menerima surat ancaman.
4.3. Minat Pribadi dan Kesehatan
Selain kesibukan bisnisnya, Stanley Ho memiliki beberapa minat pribadi. Dansa adalah salah satu hobinya yang paling digemari. Ia sering menari tango, cha-cha-cha, dan waltz. Ia juga sering tampil dalam acara penggalangan dana amal yang disiarkan televisi dan mensponsori berbagai pertunjukan tari di Hong Kong dan Makau, termasuk Festival Seni Hong Kong dan Festival Seni Makau, untuk mempromosikan seni tari. Ia juga mengundang kelompok tari terkenal internasional, seperti Balet Nasional Tiongkok, untuk tampil di Hong Kong dan Makau. Ho adalah pelindung Balet Hong Kong, Asosiasi Guru Tari Internasional, dan seorang Anggota Akademi Tari Kerajaan.
Ia juga memiliki minat pada pacuan kuda. Salah satu kuda pacunya, Viva Pataca, yang dinamai dari mata uang Makau, memenangkan beberapa balapan teratas di Hong Kong pada tahun 2006 dan 2007.
Pada akhir Juli 2009, Stanley Ho mengalami jatuh di rumahnya yang memerlukan bedah otak. Setelah insiden ini, kesehatannya memburuk. Ia didiagnosis menderita stroke, penyakit Parkinson, dan gagal ginjal. Selama tujuh bulan, Ho dirawat di Hong Kong Adventist Hospital - Stubbs Road, dan kemudian di Hong Kong Sanatorium and Hospital. Selama periode ini, ia hanya tampil di depan umum sekali, yaitu pada 20 Desember 2009, ketika ia melakukan perjalanan ke Makau untuk bertemu Presiden Tiongkok Hu Jintao pada peringatan 10 tahun kembalinya Makau ke kedaulatan Tiongkok. Ho keluar dari Hong Kong Sanatorium and Hospital pada 6 Maret 2010 dan setelah itu menggunakan kursi roda.
5. Penghargaan dan Pengakuan
Sepanjang kariernya, Stanley Ho menerima berbagai penghargaan, kehormatan, dan gelar doktor kehormatan yang mengakui kontribusi dan pencapaiannya yang luar biasa.
5.1. Penghargaan dan Pujian
Pada tahun 1984, Ho dianugerahi gelar doktor honoris causa ilmu sosial dari Universitas Makau. Pada Penghargaan Tahun Baru 1990, Ho diangkat sebagai Officer of the Order of the British Empire (O.B.E.) "atas jasanya kepada komunitas di Hong Kong".
Pada tahun 1995, Pemerintah Portugal menganugerahi Ho Grã-Cruz da Ordem do Infante Dom Henrique (Salib Agung Ordo Pangeran Henrique), kehormatan tertinggi bagi warga sipil, atas kontribusinya kepada masyarakat. Pada tahun 2001, ia termasuk di antara penerima pertama Golden Lotus Medal of Honour dari Makau.
Pada tahun 2003, Ho menerima Gold Bauhinia Star dari Kepala Eksekutif Hong Kong, Tung Chee Hwa. Pada tahun 2007, ia menerima Grand Lotus Medal of Honour dari Makau. Pada tahun 2009, ia menerima penghargaan Visionary pada konferensi G2E Asia, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Permainan Amerika; penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Eksekutif SAR Makau, Edmund Ho. Pada November 2010, Ho dianugerahi Grand Bauhinia Medal, kehormatan tertinggi di Hong Kong.
5.2. Pengakuan Publik
Pengakuan publik atas pengaruh Stanley Ho juga tercermin dalam penamaan jalan untuk menghormatinya. Pada tahun 1998, Dr. Stanley Ho Avenue di Makau dinamai, menjadikannya orang Tionghoa pertama yang dihormati sedemikian rupa di Makau selama masa hidupnya. Pada tahun 2008, ia menerima Medali Kewirausahaan Bisnis dari kota Cascais, Portugal, dan jalan yang berdekatan dengan Kasino Estoril diubah namanya menjadi Avenida Stanley Ho. Ini adalah jalan pertama di Portugal yang dinamai setelah warga negara Tionghoa yang masih hidup.
6. Kematian dan Warisan
Kematian Stanley Ho menandai berakhirnya sebuah era bagi Makau dan industri perjudian global, meninggalkan warisan yang kompleks dan beragam.
6.1. Kematian
Dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Stanley Ho berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Ia dirawat di rumah sakit setelah kesehatannya memburuk menyusul stroke yang dideritanya pada tahun 2009, ditambah dengan penyakit Parkinson dan gagal ginjal. Pada 25 Mei 2020, dilaporkan bahwa Ho berada dalam kondisi kritis. Ia meninggal dunia di Hong Kong Sanatorium & Hospital pada 26 Mei 2020, sekitar pukul 13:05 waktu setempat, pada usia 98 tahun. Banyak anggota keluarganya berada di sisinya hingga saat-saat terakhir. Setelah kematiannya, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dan Kepala Eksekutif Makau Ho Iat Seng menyampaikan belasungkawa mendalam dan memuji kontribusinya kepada masyarakat.
6.2. Reputasi dan Pengaruh
Stanley Ho dikenal dengan berbagai julukan seperti "Bapak Judi", "Raja Judi", "Kaisar Judi", dan "Pemimpin Makau", yang mencerminkan dominasinya yang tak terbantahkan dalam industri perjudian. Pengaruh ekonominya terhadap Makau sangat besar; diperkirakan bisnisnya mempekerjakan hampir seperempat dari total angkatan kerja di Makau. Selain itu, pendapat dan pernyataannya tentang pengembangan real estat dan komersial Hong Kong memiliki pengaruh yang signifikan di pasar. Pendapatannya pernah dilaporkan menyumbang sekitar sepertiga dari produk domestik bruto Makau, dan pada tahun 2003, pajak yang ia bayarkan mencapai 30% dari pendapatan pemerintah Makau.
6.3. Kritik dan Kontroversi
Meskipun Stanley Ho diakui atas pencapaian bisnis dan filantropisnya, kariernya juga tidak luput dari kritik dan kontroversi. Pemerintah Kanada, mengutip surat kabar Manila Standard, menyebutkan adanya dugaan hubungan Ho dengan Triad Kung Lok (mafia Tionghoa) dan "beberapa kegiatan ilegal" selama periode 1999-2002. Dugaan hubungannya dengan kejahatan terorganisir Tiongkok juga dilaporkan oleh Divisi Penegakan Permainan New Jersey, mengutip komite Senat Amerika Serikat dan beberapa lembaga pemerintah, ketika negara bagian tersebut menyelidiki hubungannya dengan operator kasino Amerika MGM Mirage.
Selain itu, ia menghadapi sengketa keluarga yang rumit terkait distribusi asetnya, terutama sengketa Lanceford pada tahun 2011, yang melibatkan transfer kepemilikan perusahaan induk pribadinya kepada istri dan anak-anaknya. Sengketa ini menunjukkan potensi implikasi sosial dari konsentrasi kekayaan yang besar. Ia juga memiliki perselisihan yang panjang dengan adik perempuannya, Winnie Ho, terkait dividen di perusahaannya, yang bahkan melibatkan serangan fisik terhadap pengacara yang membela Winnie Ho.
6.4. Penggambaran dalam Budaya Populer
Kehidupan dan karier Stanley Ho telah digambarkan dalam beberapa karya budaya populer:
- It Could Happen Here - The Macau Tycoon (1991), sebuah film televisi yang diperankan oleh Jackie Lui Chung Yin.
- Casino Tycoon dan Casino Tycoon 2 (1992), dua film di mana karakter Benny Ho, yang diperankan oleh Andy Lau, didasarkan pada dirinya.
- Chasing the Dragon II: Wild Wild Bunch (2019), sebuah film di mana karakter Stanford Ho diperankan oleh Michael Wong.