1. Ringkasan
Republik Mozambik adalah sebuah negara yang terletak di Afrika bagian tenggara, berbatasan dengan Samudra Hindia di timur, Tanzania di utara, Malawi dan Zambia di barat laut, Zimbabwe di barat, serta Eswatini dan Afrika Selatan di selatan dan barat daya. Negara ini memiliki garis pantai yang panjang dan kaya akan sumber daya alam, namun sejarahnya diwarnai oleh kolonialisme, perjuangan kemerdekaan yang panjang, perang saudara yang merusak, dan tantangan pembangunan yang kompleks. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Maputo.
Secara geografis, Mozambik memiliki topografi yang beragam, mulai dari dataran pantai yang luas hingga dataran tinggi di pedalaman. Sungai Zambezi adalah sungai utama yang membagi negara ini. Iklimnya tropis dengan musim hujan dan kemarau yang jelas, serta rentan terhadap bencana alam seperti siklon dan banjir yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat dan pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi bagi sebagian besar penduduk. Keanekaragaman hayati Mozambik sangat kaya, dengan berbagai ekosistem dan spesies flora dan fauna, meskipun menghadapi ancaman dari perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Sejarah Mozambik dimulai dengan migrasi suku-suku Bantu dan perkembangan peradaban pesisir Swahili yang terlibat dalam jaringan perdagangan Samudra Hindia. Kedatangan Vasco da Gama pada tahun 1498 menandai dimulainya era kolonial Portugal yang berlangsung selama lebih dari empat abad, diwarnai dengan eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja. Perjuangan kemerdekaan yang dipimpin oleh Front Pembebasan Mozambik (FRELIMO) mencapai puncaknya pada tahun 1975, melahirkan Republik Rakyat Mozambik dengan orientasi sosialis. Namun, kemerdekaan segera diikuti oleh perang saudara yang brutal (1977-1992) antara FRELIMO dan gerakan perlawanan RENAMO, yang didukung oleh rezim minoritas kulit putih di negara tetangga. Perang ini menyebabkan kehancuran besar dan penderitaan kemanusiaan yang mendalam.
Setelah berakhirnya perang saudara, Mozambik memasuki era demokrasi multipartai pada tahun 1993, dengan upaya membangun stabilitas politik dan sosial. Meskipun demikian, negara ini terus menghadapi tantangan seperti kemiskinan yang meluas, ketidaksetaraan sosial, korupsi, dan pemberontakan bersenjata di provinsi Cabo Delgado yang menimbulkan krisis kemanusiaan dan mengancam stabilitas regional. Perkembangan hak asasi manusia dan partisipasi masyarakat sipil dalam proses politik menjadi agenda penting.
Ekonomi Mozambik sangat bergantung pada pertanian, perikanan, dan eksploitasi sumber daya alam yang melimpah, termasuk gas alam dan batu bara. Sektor pariwisata juga memiliki potensi besar. Meskipun mengalami pertumbuhan PDB yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, Mozambik tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia, dengan tantangan besar dalam hal pemerataan ekonomi, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Reformasi ekonomi terus diupayakan, namun utang luar negeri dan kerentanan terhadap guncangan eksternal tetap menjadi isu.
Masyarakat Mozambik terdiri dari berbagai kelompok etnis, dengan bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan berbagai bahasa Bantu yang digunakan secara luas. Mayoritas penduduk menganut agama Kristen, diikuti oleh Islam dan kepercayaan tradisional Afrika. Tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat masih rendah, dengan tantangan signifikan dalam akses terhadap layanan dasar seperti air bersih dan sanitasi.
Budaya Mozambik mencerminkan perpaduan antara tradisi Afrika, pengaruh Portugis, dan Arab. Seni, musik (seperti Marrabenta), sastra, kuliner, dan olahraga (terutama sepak bola) memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Media massa terus berkembang, meskipun isu kebebasan pers menjadi perhatian. Hari libur nasional merayakan peristiwa sejarah dan budaya yang membentuk identitas bangsa Mozambik. Secara keseluruhan, Mozambik adalah negara dengan potensi besar namun menghadapi perjalanan panjang menuju pembangunan yang berkelanjutan, adil, dan demokratis, dengan tetap menghargai warisan sejarah dan keragaman budayanya.
2. Etimologi
Nama negara "Mozambik" diadopsi oleh bangsa Portugis dari nama Pulau Mozambik (Ilha de MoçambiquePulau MozambikBahasa Portugis). Pulau ini sendiri dinamai berdasarkan Mussa Bin Bique (juga dieja Musa Al Big, Mossa Al Bique, Mussa Ben Mbiki, atau Mussa Ibn Malik), seorang pedagang Arab yang pertama kali mengunjungi pulau tersebut dan kemudian tinggal di sana. Mussa Bin Bique masih hidup ketika penjelajah Portugis Vasco da Gama singgah di pulau itu pada tahun 1498. Pulau-kota ini kemudian menjadi ibu kota koloni Portugis hingga tahun 1898, sebelum dipindahkan ke selatan, ke Lourenço Marques (sekarang Maputo). Nama individu pedagang Arab ini kemudian diabadikan menjadi nama pulau dan akhirnya menjadi nama seluruh negara, mencerminkan pengaruh awal perdagangan Arab dan kemudian kolonisasi Eropa dalam sejarah wilayah tersebut.
3. Sejarah
Sejarah Mozambik mencakup periode yang panjang dan kompleks, mulai dari pemukiman manusia purba, migrasi suku Bantu, pembentukan negara-negara perdagangan pesisir, era kolonialisme Portugal yang berlangsung berabad-abad, perjuangan kemerdekaan yang sengit, perang saudara yang merusak, hingga upaya membangun negara demokratis di era modern. Setiap periode meninggalkan jejak yang mendalam terhadap masyarakat, politik, dan ekonomi Mozambik saat ini, dengan narasi yang menyoroti perjuangan rakyat untuk kedaulatan, keadilan sosial, dan hak asasi manusia.
3.1. Sejarah Awal
Wilayah Mozambik telah dihuni sejak zaman prasejarah, dengan bukti keberadaan manusia purba sekitar 3 juta tahun yang lalu. Penduduk awal adalah suku San (Bushmen), yang merupakan kelompok pemburu-pengumpul. Sekitar abad ke-1 hingga ke-4 Masehi, terjadi migrasi besar-besaran suku-suku berbahasa Bantu dari wilayah barat dan utara. Para migran Bantu ini adalah petani dan peternak yang membawa serta teknologi metalurgi besi, yang memungkinkan mereka membuka lahan untuk pertanian dan menciptakan alat serta senjata yang lebih baik. Mereka secara bertahap menetap di sepanjang lembah Sungai Zambezi dan kemudian menyebar ke dataran tinggi serta wilayah pesisir. Komunitas-komunitas pertanian ini menjadi dasar bagi perkembangan masyarakat yang lebih kompleks di kemudian hari.


Mulai akhir milenium pertama Masehi, jaringan perdagangan Samudra Hindia yang luas berkembang dan mencapai hingga ke Mozambik selatan, terbukti dengan adanya kota pelabuhan kuno Chibuene. Sejak abad ke-9, keterlibatan yang meningkat dalam perdagangan Samudra Hindia mendorong perkembangan sejumlah kota pelabuhan di sepanjang pantai Afrika Timur, termasuk wilayah Mozambik modern. Kota-kota ini, meskipun sebagian besar otonom, secara luas berpartisipasi dalam budaya Swahili yang mulai terbentuk. Agama Islam sering dianut oleh elite perkotaan, yang memfasilitasi perdagangan dengan dunia Muslim. Di Mozambik, kota-kota seperti Sofala, Angoche, dan Pulau Mozambik telah menjadi kekuatan regional pada abad ke-15. Kota-kota ini berdagang dengan para pedagang dari pedalaman Afrika maupun dari dunia Samudra Hindia yang lebih luas. Rute kafilah emas dan gading sangat penting. Kerajaan-kerajaan di pedalaman seperti Kerajaan Zimbabwe dan Kerajaan Mutapa menyediakan emas dan gading yang didambakan, yang kemudian diperdagangkan ke kota-kota pelabuhan yang lebih besar seperti Kilwa dan Mombasa. Kegiatan perdagangan ini tidak hanya membawa kemakmuran ekonomi tetapi juga pertukaran budaya yang signifikan, membentuk peradaban pesisir Swahili dengan karakteristik unik yang merupakan campuran pengaruh Afrika, Arab, Persia, dan India. Namun, perdagangan ini juga melibatkan aspek yang lebih kelam, seperti perdagangan budak yang dilakukan oleh pedagang Arab-Swahili, yang membawa penderitaan bagi banyak komunitas di pedalaman.
3.2. Era Kolonial Portugal (1498-1975)
Era kolonial Portugal di Mozambik dimulai dengan kedatangan Vasco da Gama pada tahun 1498 dan berlangsung selama lebih dari empat setengah abad, meninggalkan dampak yang mendalam pada struktur sosial, ekonomi, dan politik negara tersebut. Proses kolonisasi ini ditandai dengan eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja, serta penindasan terhadap penduduk asli.


Ketika para penjelajah Portugis mencapai Mozambik pada tahun 1498, pemukiman perdagangan Arab telah ada di sepanjang pantai dan pulau-pulau terluar selama beberapa abad. Mulai sekitar tahun 1500, pos-pos perdagangan dan benteng-benteng Portugis menggantikan hegemoni komersial dan militer Arab, menjadi pelabuhan persinggahan reguler di rute laut baru Eropa ke Timur. Ini adalah langkah awal dari proses kolonisasi. Perjalanan Vasco da Gama mengelilingi Tanjung Harapan pada tahun 1498 menandai masuknya Portugis ke dalam perdagangan, politik, dan masyarakat di wilayah tersebut. Portugis menguasai Pulau Mozambik dan kota pelabuhan Sofala pada awal abad ke-16. Pada tahun 1530-an, kelompok-kelompok kecil pedagang dan pencari emas Portugis menembus wilayah pedalaman, di mana mereka mendirikan garnisun dan pos perdagangan di Sena dan Tete di Sungai Zambezi, serta berusaha menguasai secara eksklusif perdagangan emas.

Di bagian tengah wilayah Mozambik, Portugis berusaha melegitimasi dan mengkonsolidasikan posisi perdagangan dan pemukiman mereka melalui penciptaan prazo. Prazo adalah sistem pemberian tanah luas kepada kolonis Portugis, yang juga memberikan hak administratif atas penduduk asli di wilayah tersebut. Sistem ini bertujuan mengikat para emigran pada pemukiman mereka, sementara otoritas pusat di Portugal lebih memusatkan perhatian pada kepemilikan Portugis yang dianggap lebih penting di Asia dan Amerika. Perbudakan di Mozambik sudah ada sebelum kontak dengan Eropa. Penguasa dan kepala suku Afrika memperdagangkan budak, pertama dengan pedagang Muslim Arab, yang mengirim budak ke kota-kota dan perkebunan di Asia Timur Tengah, dan kemudian dengan pedagang Portugis serta Eropa lainnya. Budak dipasok oleh penguasa lokal Afrika yang berperang, yang menyerbu suku-suku musuh dan menjual tawanan mereka kepada para prazeiros (pemegang prazo). Otoritas para prazeiros ditegakkan oleh tentara yang terdiri dari para budak ini, yang dikenal sebagai Chikunda. Meskipun prazo awalnya dimaksudkan untuk dimiliki semata-mata oleh kolonis Portugis, melalui perkawinan campuran dan isolasi relatif para prazeiros dari pengaruh Portugis yang berkelanjutan, prazo menjadi milik orang Afrika-Portugis atau Afrika-India.


Meskipun pengaruh Portugis secara bertahap meluas, kekuasaannya terbatas dan dijalankan melalui pemukim individu dan pejabat yang diberikan otonomi luas. Antara tahun 1500 dan 1700, Portugis berhasil merebut sebagian besar perdagangan pesisir dari Muslim Arab. Namun, dengan direbutnya benteng penting Portugal di Benteng Yesus di Pulau Mombasa (sekarang di Kenya) oleh Muslim Arab pada tahun 1698, situasi mulai berbalik. Akibatnya, investasi berkurang karena Lisabon lebih memprioritaskan perdagangan yang lebih menguntungkan dengan India dan Timur Jauh serta kolonisasi Brasil. Arab Mazrui dan Omani merebut kembali sebagian besar perdagangan Samudra Hindia, memaksa Portugis mundur ke selatan. Banyak prazo mengalami kemunduran pada pertengahan abad ke-19. Selama abad ke-19, kekuatan Eropa lainnya, terutama Inggris (British South Africa Company) dan Prancis (Madagaskar), semakin terlibat dalam perdagangan dan politik di sekitar wilayah Afrika Timur Portugis.
Pada awal abad ke-20, Portugis mengalihkan administrasi sebagian besar Mozambik kepada perusahaan-perusahaan swasta besar, seperti Mozambique Company, Zambezia Company, dan Niassa Company. Perusahaan-perusahaan ini dikendalikan dan didanai sebagian besar oleh pemodal Inggris seperti Solomon Joel, dan membangun jalur kereta api ke koloni-koloni tetangga (Afrika Selatan dan Rhodesia). Meskipun perbudakan telah dihapuskan secara hukum di Mozambik, pada akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan sewaan memberlakukan kebijakan kerja paksa dan memasok tenaga kerja Afrika yang murah-seringkali paksa-ke tambang dan perkebunan di koloni-koloni Inggris dan Afrika Selatan di dekatnya. Perusahaan Zambezia, yang paling menguntungkan, mengambil alih beberapa kepemilikan prazeiro yang lebih kecil dan mendirikan pos-pos militer untuk melindungi propertinya.
Karena kinerja yang tidak memuaskan dan pergeseran di bawah rezim Estado Novo yang korporatis pimpinan Oliveira Salazar menuju kontrol Portugis yang lebih kuat atas ekonomi Kekaisaran Portugis, konsesi perusahaan-perusahaan tersebut tidak diperbarui ketika habis masa berlakunya. Ini terjadi pada tahun 1942 dengan Mozambique Company, dan pada tahun 1929 dengan berakhirnya konsesi Niassa Company. Pada tahun 1951, koloni-koloni seberang laut Portugis di Afrika diubah namanya menjadi Provinsi Seberang Laut Portugal, sebuah upaya untuk mengintegrasikan koloni lebih erat dengan Portugal dan meredam kritik internasional terhadap kolonialisme. Namun, kebijakan ini tidak banyak mengubah kondisi eksploitasi dan diskriminasi terhadap penduduk asli. Puncak dari penindasan ini adalah Pembantaian Mueda pada 16 Juni 1960, di mana pasukan Portugis menembaki para demonstran suku Makonde yang menuntut upah yang lebih baik dan hak-hak dasar, menewaskan ratusan orang. Peristiwa ini menjadi pemicu penting yang memperkuat semangat perlawanan dan perjuangan kemerdekaan di Mozambik.
3.3. Perang Kemerdekaan (1964-1975)

Perang Kemerdekaan Mozambik adalah periode perjuangan bersenjata yang intens melawan penjajahan Portugis, didorong oleh keinginan rakyat Mozambik untuk menentukan nasib sendiri dan mengakhiri eksploitasi kolonial. Seiring menyebarnya ideologi komunisme dan dekolonisasi di seluruh Afrika, banyak gerakan politik klandestin didirikan untuk mendukung kemerdekaan Mozambik. Gerakan-gerakan ini mengklaim bahwa kebijakan dan rencana pembangunan yang dirancang oleh otoritas penguasa terutama untuk kepentingan populasi Portugis di Mozambik, sehingga sedikit perhatian diberikan pada integrasi suku-suku Mozambik dan pengembangan komunitas pribumi mereka. Menurut pernyataan resmi gerilyawan, hal ini memengaruhi mayoritas penduduk pribumi yang menderita diskriminasi yang disponsori negara dan tekanan sosial yang sangat besar. Sebagai tanggapan terhadap gerakan gerilya, pemerintah Portugis sejak tahun 1960-an dan terutama awal 1970-an memulai perubahan bertahap dengan pembangunan sosial-ekonomi baru dan kebijakan yang lebih egaliter, namun upaya ini tidak cukup untuk meredam tuntutan kemerdekaan.
Front Pembebasan Mozambik (FRELIMO), yang didirikan pada tahun 1962 oleh Eduardo Mondlane, memulai kampanye gerilya melawan pemerintahan Portugis pada bulan September 1964. Konflik ini-bersama dengan dua konflik lainnya yang telah dimulai di koloni-koloni Portugis lainnya yaitu Angola dan Guinea Portugis-menjadi bagian dari apa yang disebut Perang Kolonial Portugal (1961-1974). Dari sudut pandang militer, tentara reguler Portugis mempertahankan kontrol atas pusat-pusat populasi sementara pasukan gerilya berusaha merusak pengaruh mereka di daerah pedesaan dan kesukuan di utara dan barat. FRELIMO mendapatkan dukungan dari negara-negara Blok Timur dan beberapa negara Afrika yang baru merdeka. Sebagai bagian dari respons mereka terhadap FRELIMO, pemerintah Portugis mulai lebih memperhatikan penciptaan kondisi yang menguntungkan bagi pembangunan sosial dan pertumbuhan ekonomi, namun tetap mempertahankan kontrol militer yang ketat.
Perjuangan bersenjata berlangsung selama sepuluh tahun, di mana FRELIMO berhasil menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu. Perang ini berakhir setelah Revolusi Bunga Teluki di Portugal pada bulan April 1974, yang menggulingkan rezim Estado Novo otoriter. Pemerintahan baru Portugal segera memulai proses dekolonisasi. FRELIMO mengambil alih kendali wilayah tersebut, dan Mozambik secara resmi memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 25 Juni 1975. Perang kemerdekaan ini, meskipun berhasil mencapai tujuannya, meninggalkan luka mendalam dan mempersiapkan panggung untuk konflik internal lebih lanjut.
3.4. Kemerdekaan dan Era Republik Rakyat (1975-1990)
Setelah sepuluh tahun perang sporadis, serta kembalinya Portugal ke demokrasi setelah jatuhnya rezim otoriter Estado Novo dalam Revolusi Bunga Teluki pada April 1974 dan kudeta yang gagal pada 25 November 1975, FRELIMO mengambil alih kendali wilayah tersebut. Dalam waktu satu tahun, sebagian besar dari 250.000 orang Portugis di Mozambik telah pergi-beberapa diusir oleh pemerintah wilayah yang hampir merdeka, beberapa meninggalkan negara itu untuk menghindari kemungkinan pembalasan dari pemerintah yang tidak stabil-dan Mozambik menjadi merdeka dari Portugal pada 25 Juni 1975. Sebuah undang-undang telah disahkan atas inisiatif Armando Guebuza dari partai FRELIMO, yang saat itu relatif tidak dikenal, yang memerintahkan orang Portugis untuk meninggalkan negara itu dalam 24 jam dengan hanya membawa 20 kg barang bawaan. Karena tidak dapat menyelamatkan aset mereka, sebagian besar dari mereka kembali ke Portugal tanpa uang.
Pemerintahan baru di bawah Presiden Samora Machel mendirikan negara satu partai berdasarkan prinsip-prinsip Marxisme. Negara ini dinamai Republik Rakyat Mozambik. Pemerintah menerima dukungan diplomatik dan beberapa dukungan militer dari Kuba dan Uni Soviet dan melanjutkan untuk menindak oposisi. Kebijakan sosialis yang diterapkan termasuk nasionalisasi tanah, industri, layanan kesehatan, dan pendidikan. Meskipun ada niat baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kebijakan-kebijakan ini seringkali dijalankan dengan kurangnya perencanaan dan sumber daya manusia yang memadai, yang diperparah oleh eksodus besar-besaran tenaga ahli Portugis. Situasi domestik diwarnai oleh upaya konsolidasi kekuasaan FRELIMO dan pembangunan kembali negara yang hancur akibat perang. Di tingkat internasional, Mozambik mendukung gerakan pembebasan di Rhodesia (sekarang Zimbabwe) dan Afrika Selatan, yang menyebabkan hubungan tegang dengan rezim minoritas kulit putih di negara-negara tersebut. Era ini ditandai oleh optimisme awal pasca-kemerdekaan namun juga oleh tantangan besar dalam membangun negara baru di tengah Perang Dingin dan tekanan regional.
3.5. Perang Saudara Mozambik (1977-1992)
Segera setelah kemerdekaan, negara ini dilanda perang saudara yang panjang dan brutal dari tahun 1977 hingga 1992 antara pemerintah FRELIMO dan milisi pemberontak Mozambican National Resistance (RENAMO) yang anti-komunis. Konflik ini menjadi ciri khas dekade pertama kemerdekaan Mozambik, dikombinasikan dengan sabotase dari negara tetangga Rhodesia dan Afrika Selatan, kebijakan yang tidak efektif, perencanaan terpusat yang gagal, dan keruntuhan ekonomi yang diakibatkannya. Periode ini juga ditandai dengan eksodus warga negara Portugis dan warga Mozambik keturunan Portugis, infrastruktur yang runtuh, kurangnya investasi dalam aset produktif, dan nasionalisasi industri milik swasta oleh pemerintah, serta kelaparan yang meluas.

Selama sebagian besar perang saudara, pemerintah pusat yang dibentuk FRELIMO tidak dapat menjalankan kontrol efektif di luar wilayah perkotaan, banyak di antaranya terputus dari ibu kota. Wilayah yang dikuasai RENAMO mencakup hingga 50% wilayah pedesaan di beberapa provinsi, dan dilaporkan bahwa layanan kesehatan dalam bentuk apa pun terisolasi dari bantuan selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. Masalah ini memburuk ketika pemerintah memotong pengeluaran untuk layanan kesehatan. Perang ini ditandai oleh pelanggaran hak asasi manusia massal dari kedua belah pihak konflik, dengan RENAMO dan FRELIMO berkontribusi pada kekacauan melalui penggunaan teror dan penargetan warga sipil tanpa pandang bulu. Pemerintah pusat mengeksekusi puluhan ribu orang saat mencoba memperluas kontrolnya ke seluruh negeri dan mengirim banyak orang ke "kamp pendidikan ulang" di mana ribuan orang meninggal.
Selama perang, RENAMO mengusulkan perjanjian damai berdasarkan pemisahan wilayah utara dan barat yang dikuasai RENAMO sebagai Republik Rombesia yang merdeka, tetapi FRELIMO menolak, bersikeras pada kedaulatan negara yang tidak terbagi. Diperkirakan satu juta warga Mozambik tewas selama perang saudara, 1,7 juta mengungsi ke negara-negara tetangga, dan beberapa juta lainnya menjadi pengungsi internal. Rezim FRELIMO juga memberikan perlindungan dan dukungan kepada gerakan pemberontak Afrika Selatan (Kongres Nasional Afrika) dan Zimbabwe (Zimbabwe African National Union), sementara pemerintah Rhodesia dan kemudian Apartheid Afrika Selatan mendukung RENAMO dalam perang saudara. Antara 300.000 dan 600.000 orang meninggal karena kelaparan selama perang.
Pada tanggal 19 Oktober 1986, Presiden Samora Machel sedang dalam perjalanan kembali dari pertemuan internasional di Zambia ketika pesawatnya jatuh di Pegunungan Lebombo dekat Mbuzini di Afrika Selatan. Presiden Machel dan tiga puluh tiga orang lainnya tewas, termasuk para menteri dan pejabat pemerintah Mozambik. Delegasi Uni Soviet di Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan laporan minoritas yang menyatakan bahwa keahlian dan pengalaman mereka telah dirusak oleh pihak Afrika Selatan. Perwakilan Uni Soviet mengajukan teori bahwa pesawat itu sengaja dialihkan oleh sinyal navigasi palsu, menggunakan teknologi yang disediakan oleh intelijen militer pemerintah Afrika Selatan.
Pengganti Machel, Joaquim Chissano, menerapkan perubahan besar di negara itu, memulai reformasi seperti mengubah haluan dari Marxisme ke kapitalisme dan memulai pembicaraan damai dengan RENAMO. Konstitusi baru yang diberlakukan pada tahun 1990 mengatur sistem politik multipartai, ekonomi berbasis pasar, dan pemilihan umum yang bebas. Pada tahun yang sama, Mozambik menghapuskan nama resmi negara sebagai republik rakyat. Perang saudara berakhir pada bulan Oktober 1992 dengan Persetujuan Damai Umum Roma, yang pertama kali diperantarai oleh Dewan Kristen Mozambik (Dewan Gereja-Gereja Protestan) dan kemudian diambil alih oleh Komunitas Sant'Egidio. Perdamaian kembali ke Mozambik, di bawah pengawasan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perang saudara ini meninggalkan warisan kehancuran fisik, trauma sosial, dan tantangan besar bagi rekonsiliasi dan pembangunan kembali.
3.6. Era Demokrasi (1993-sekarang)

Setelah berakhirnya perang saudara dengan Persetujuan Damai Umum Roma pada tahun 1992, Mozambik memulai transisi menuju era demokrasi multipartai. Pada tahun 1994, Mozambik menyelenggarakan pemilihan umum pertamanya yang dianggap bebas dan adil oleh sebagian besar partai politik, meskipun masih ada sengketa dari beberapa pihak. FRELIMO, di bawah Joaquim Chissano, memenangkan pemilu, sementara RENAMO, yang dipimpin oleh Afonso Dhlakama, menjadi oposisi resmi. Era ini ditandai dengan upaya membangun kembali institusi negara, memulihkan ekonomi, dan merekonsiliasi masyarakat yang terpecah belah akibat perang.
Pada tahun 1995, Mozambik bergabung dengan Persemakmuran Bangsa-Bangsa, menjadi satu-satunya negara anggota pada saat itu yang belum pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Britania. Langkah ini mencerminkan pragmatisme kebijakan luar negeri Mozambik yang bertujuan memperluas jaringan kerja sama internasional. Pada pertengahan 1995, lebih dari 1,7 juta pengungsi yang mencari suaka di negara-negara tetangga telah kembali ke Mozambik, bagian dari repatriasi terbesar yang pernah disaksikan di Afrika sub-Sahara. Tambahan empat juta pengungsi internal telah kembali ke rumah mereka.
Pemilihan umum kedua pasca-perang saudara diadakan pada bulan Desember 1999, yang kembali dimenangkan oleh FRELIMO. RENAMO menuduh FRELIMO melakukan kecurangan dan mengancam akan kembali ke perang saudara, tetapi mundur setelah membawa masalah tersebut ke Mahkamah Agung dan kalah. Awal tahun 2000, sebuah siklon menyebabkan banjir besar, menewaskan ratusan orang dan menghancurkan infrastruktur yang sudah genting. Terdapat kecurigaan luas bahwa sumber daya bantuan asing telah dialihkan oleh para pemimpin FRELIMO yang berkuasa. Carlos Cardoso, seorang jurnalis yang menyelidiki tuduhan ini, dibunuh, dan kematiannya tidak pernah dijelaskan secara memuaskan, menyoroti tantangan dalam hal kebebasan pers dan akuntabilitas.
Pada tahun 2001, Presiden Chissano mengindikasikan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, sebuah langkah yang dipuji sebagai kontribusi terhadap konsolidasi demokrasi. Armando Guebuza dari FRELIMO memenangkan pemilihan presiden pada tahun 2004 dan dilantik pada Februari 2005. Ia menjabat selama dua periode lima tahun. Penggantinya, Filipe Nyusi, menjadi Presiden keempat Mozambik pada 15 Januari 2015.
Meskipun ada kemajuan dalam stabilitas politik, periode ini tidak sepenuhnya bebas dari konflik. Dari tahun 2013 hingga 2019, terjadi pemberontakan RENAMO dengan intensitas rendah, terutama di wilayah tengah dan utara negara itu. Pada 5 September 2014, Guebuza dan Dhlakama menandatangani Perjanjian Penghentian Permusuhan, yang menghentikan permusuhan militer dan memungkinkan kedua belah pihak untuk berkonsentrasi pada pemilihan umum Oktober 2014. Namun, setelah pemilihan umum, krisis politik baru muncul. RENAMO tidak mengakui keabsahan hasil pemilu dan menuntut kontrol atas enam provinsi. Situasi ini menyebabkan sekitar 12.000 pengungsi melarikan diri ke Malawi. Laporan dari UNHCR, Dokter Lintas Batas, dan Human Rights Watch menyebutkan bahwa pasukan pemerintah telah membakar desa-desa dan melakukan eksekusi di tempat serta pelecehan seksual.
Pada Oktober 2019, Presiden Filipe Nyusi terpilih kembali setelah kemenangan telak dalam pemilihan umum. FRELIMO memenangkan 184 kursi, RENAMO mendapatkan 60 kursi, dan partai MDM menerima 6 kursi sisanya di Majelis Nasional. Oposisi tidak menerima hasil tersebut karena tuduhan kecurangan dan penyimpangan. FRELIMO mengamankan mayoritas dua pertiga di parlemen, yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan konstitusi tanpa memerlukan persetujuan oposisi.
3.6.1. Pemberontakan di Cabo Delgado
Sejak tahun 2017, Mozambik menghadapi pemberontakan yang berkelanjutan oleh kelompok-kelompok Islamis di provinsi Cabo Delgado yang kaya akan gas alam. Pemberontakan ini, yang dipimpin oleh kelompok yang dikenal secara lokal sebagai Al-Shabaab (tidak terkait langsung dengan kelompok Al-Shabaab Somalia) dan kemudian berafiliasi dengan Negara Islam (ISIL), telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan ribuan orang tewas dan ratusan ribu lainnya mengungsi. Latar belakang pemberontakan ini kompleks, melibatkan faktor-faktor seperti kemiskinan ekstrem, marginalisasi sosial dan ekonomi, keluhan lokal terhadap pemerintah terkait distribusi sumber daya alam, serta pengaruh ideologi ekstremis Islam.
Peristiwa utama dalam konflik ini termasuk serangan terhadap kota-kota dan desa-desa, pembunuhan warga sipil secara brutal, penculikan, dan penghancuran infrastruktur. Pada September 2020, pemberontak ISIL merebut dan sempat menduduki Pulau Vamizi di Samudra Hindia. Pada Maret 2021, puluhan warga sipil tewas dan 35.000 lainnya mengungsi setelah pemberontak Islamis merebut kota Palma, yang merupakan pusat proyek gas alam cair (LNG) besar. Serangan ini menyoroti ketidakmampuan pemerintah untuk mengendalikan situasi dan memicu kekhawatiran internasional. Pada Desember 2021, hampir 4.000 warga Mozambik melarikan diri dari desa mereka setelah intensifikasi serangan jihadis di Provinsi Niassa, menunjukkan penyebaran konflik ke wilayah tetangga.
Pemerintah Mozambik pada awalnya merespons dengan operasi militer, tetapi seringkali dikritik karena kurangnya efektivitas dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan. Akibat meningkatnya tekanan dan dampak internasional dari konflik tersebut, Mozambik akhirnya menerima bantuan militer dari negara-negara Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) dan Rwanda. Intervensi ini berhasil merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai pemberontak, tetapi situasi tetap tidak stabil dan ancaman terus berlanjut.
Dampak internasional dari pemberontakan ini signifikan, terutama karena potensi gangguan terhadap proyek-proyek LNG bernilai miliaran dolar yang diharapkan dapat mengubah ekonomi Mozambik. Perusahaan-perusahaan energi internasional seperti TotalEnergies terpaksa menangguhkan operasi mereka. Isu kemanusiaan juga sangat mendesak, dengan jutaan orang membutuhkan bantuan pangan, tempat tinggal, dan perlindungan. Konflik ini menunjukkan kerapuhan negara dan tantangan dalam mengatasi ekstremisme kekerasan yang dipicu oleh keluhan sosial-ekonomi dan tata kelola yang buruk. Upaya penyelesaian konflik memerlukan pendekatan komprehensif yang tidak hanya mengandalkan solusi militer tetapi juga mengatasi akar penyebab sosial, ekonomi, dan politik dari pemberontakan tersebut, serta memastikan keadilan bagi para korban dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
4. Geografi

Mozambik terletak di pesisir tenggara Afrika, dengan luas wilayah 801.54 K km2, menjadikannya negara terbesar ke-35 di dunia. Negara ini berbatasan dengan Eswatini di selatan, Afrika Selatan di barat daya, Zimbabwe di barat, Zambia dan Malawi di barat laut, Tanzania di utara, dan Samudra Hindia di timur. Mozambik terletak di antara garis lintang 10°LS dan 27°LS, serta garis bujur 30°BT dan 41°BT. Garis pantainya yang panjang membentang lebih dari 2.50 K km.
Negara ini secara topografi dibagi menjadi dua wilayah utama oleh Sungai Zambezi. Di sebelah utara Sungai Zambezi, jalur pesisir yang sempit berangsur-angsur naik menjadi perbukitan pedalaman dan dataran rendah. Lebih jauh ke barat, terdapat dataran tinggi yang terjal, termasuk dataran tinggi Niassa, dataran tinggi Namuli atau Shire, dataran tinggi Angonia, dataran tinggi Tete, dan dataran tinggi Makonde, yang sebagian besar ditutupi oleh hutan miombo. Di sebelah selatan Sungai Zambezi, dataran rendah lebih luas, dengan dataran tinggi Mashonaland dan Pegunungan Lebombo yang terletak di bagian selatan. Titik tertinggi di Mozambik adalah Gunung Binga dengan ketinggian 2.44 K m.
Mozambik dialiri oleh lima sungai utama dan beberapa sungai kecil lainnya. Sungai Zambezi adalah yang terbesar dan terpenting. Negara ini memiliki empat danau utama: Danau Niassa (juga dikenal sebagai Danau Malawi, yang sebagian besar berada di Malawi), Danau Chiuta, Danau Cahora Bassa (sebuah danau buatan besar di Sungai Zambezi), dan Danau Shirwa, semuanya terletak di bagian utara. Lingkungan alam Mozambik sangat beragam, mencakup pantai tropis, terumbu karang, hutan bakau, sabana, dan hutan pegunungan, yang mendukung keanekaragaman hayati yang kaya.
4.1. Iklim
Mozambik memiliki iklim tropis dengan dua musim utama: musim hujan yang berlangsung dari Oktober hingga Maret, dan musim kemarau dari April hingga September. Namun, kondisi iklim bervariasi tergantung pada ketinggian dan letak geografis. Curah hujan cenderung tinggi di sepanjang pantai dan berkurang di wilayah utara dan selatan yang lebih jauh dari pesisir. Curah hujan tahunan berkisar antara 500 mm hingga 900 mm, dengan rata-rata sekitar 590 mm.
Wilayah pesisir, terutama di bagian tengah dan utara, sering dilanda siklon tropis selama musim hujan, yang dapat menyebabkan banjir parah dan kerusakan infrastruktur serta pertanian. Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem ini. Suhu rata-rata di ibu kota Maputo, yang terletak di selatan, berkisar antara 13 °C hingga 24 °C pada bulan Juli (musim dingin) dan antara 22 °C hingga 31 °C pada bulan Februari (musim panas). Suhu di wilayah utara cenderung lebih tinggi sepanjang tahun.
Pada tahun 2019, Mozambik mengalami banjir dan kehancuran akibat siklon dahsyat Idai dan Kenneth. Ini adalah pertama kalinya dua siklon kuat menghantam negara tersebut dalam satu musim, menyoroti kerentanan Mozambik terhadap bencana iklim. Ribuan hektar tanaman pangan hancur selama banjir tersebut, yang juga menyebabkan penyebaran penyakit hewan lintas batas. Lebih dari 10 juta orang terkena dampak di seluruh wilayah, menurut kampanye darurat FAO untuk Afrika bagian selatan, yang mencakup Malawi, Madagaskar, dan Mozambik. Negara-negara ini telah mengalami bencana iklim antara Januari dan Maret 2023 yang sangat memengaruhi berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, dan ribuan tanaman pangan. Dampak perubahan iklim ini merupakan tantangan serius bagi ketahanan pangan, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Mozambik.
4.2. Margasatwa dan Ekosistem
Mozambik memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang kaya, mencerminkan beragamnya ekosistem yang ada di negara ini, mulai dari pesisir Samudra Hindia dengan terumbu karang dan hutan bakau, hingga sabana, hutan miombo, dan dataran tinggi pegunungan. Tercatat ada sekitar 740 spesies burung di Mozambik, termasuk 20 spesies yang terancam secara global dan dua spesies yang diintroduksi. Selain itu, terdapat lebih dari 200 spesies mamalia yang endemik atau signifikan di Mozambik, termasuk zebra Selous yang terancam punah, tupai semak Vincent, dan 13 spesies lain yang terancam atau rentan.
Wilayah perairan Mozambik juga kaya akan kehidupan laut, termasuk berbagai jenis moluska laut, ikan, penyu laut, dan mamalia laut seperti dugong dan paus bungkuk yang bermigrasi. Terumbu karang di Kepulauan Quirimbas dan Kepulauan Bazaruto merupakan pusat keanekaragaman hayati laut yang penting dan menjadi daya tarik pariwisata bahari.
Untuk melindungi kekayaan alam ini, Mozambik telah menetapkan sejumlah kawasan lindung, yang meliputi tiga belas cagar hutan, tujuh taman nasional, enam cagar alam, tiga kawasan konservasi lintas batas, dan tiga suaka margasatwa atau suaka buru. Taman Nasional Gorongosa adalah salah satu taman nasional yang paling terkenal dan telah mengalami upaya restorasi ekosistem yang signifikan setelah kerusakan akibat perang saudara.
Upaya konservasi ekosistem di Mozambik menghadapi berbagai tantangan, termasuk dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan laut, pemutihan karang, dan perubahan pola curah hujan. Aktivitas manusia seperti perburuan liar, penebangan liar, penangkapan ikan berlebihan, dan ekspansi pertanian juga memberikan tekanan besar terhadap habitat alami dan populasi satwa liar. Tata kelola sumber daya alam yang berkelanjutan dan partisipasi masyarakat lokal dalam upaya konservasi menjadi kunci untuk menjaga warisan alam Mozambik bagi generasi mendatang.
5. Politik dan Pemerintahan


Mozambik adalah sebuah republik demokrasi perwakilan semi-presidensial dengan sistem multipartai. Konstitusi Mozambik menetapkan bahwa Presiden Republik berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, panglima tertinggi angkatan bersenjata, dan sebagai simbol persatuan nasional. Presiden dipilih secara langsung untuk masa jabatan lima tahun melalui sistem pemilihan dua putaran jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas suara pada putaran pertama, dan dapat menjabat maksimal dua periode. Perdana Menteri ditunjuk oleh Presiden. Fungsi Perdana Menteri termasuk memanggil dan memimpin dewan menteri (kabinet), memberi nasihat kepada Presiden, membantu Presiden dalam memerintah negara, dan mengoordinasikan fungsi menteri-menteri lainnya.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh Majelis Republik (Assembleia da RepúblicaMajelis RepublikBahasa Portugis), yang terdiri dari 250 anggota. Anggota Majelis dipilih untuk masa jabatan lima tahun melalui perwakilan proporsional. Kekuasaan yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung serta pengadilan provinsi, distrik, dan kotamadya.
Partai politik utama yang mendominasi lanskap politik Mozambik sejak kemerdekaan adalah Front Pembebasan Mozambik (FRELIMO), yang merupakan partai berkuasa. Partai oposisi utama adalah Resistência Nacional Moçambicana (RENAMO), yang sebelumnya merupakan gerakan pemberontak selama perang saudara. Proses pemilu di Mozambik terkadang diwarnai oleh tuduhan kecurangan dan ketegangan politik, yang mencerminkan tantangan dalam konsolidasi demokrasi. Partisipasi masyarakat sipil dan kebebasan pers terus berkembang, meskipun menghadapi berbagai kendala. Tata kelola negara, termasuk pemberantasan korupsi dan peningkatan akuntabilitas publik, menjadi isu penting dalam upaya pembangunan Mozambik.
5.1. Pembagian Administratif
Mozambik dibagi menjadi sepuluh provinsi (provínciasprovinsiBahasa Portugis) dan satu kota kapitol (cidade capitalkota kapitolBahasa Portugis) dengan status provinsi, yaitu Maputo. Provinsi-provinsi tersebut adalah:
# Niassa
# Cabo Delgado
# Nampula
# Tete
# Zambezia
# Manica
# Sofala
# Gaza
# Inhambane
# Maputo (kota)
# Maputo (provinsi)
Provinsi-provinsi ini selanjutnya dibagi lagi menjadi 129 distrik (distritosdistrikBahasa Portugis). Distrik-distrik kemudian dibagi lagi menjadi 405 "postos administrativos" (pos administratif), yang dikepalai oleh secretários. Di bawah pos administratif terdapat localidades (lokalitas), yang merupakan tingkat geografis terendah dari administrasi negara pusat. Selain itu, terdapat 53 "municípios" (municípioskotamadyaBahasa Portugis) yang memiliki otonomi pemerintahan daerah tertentu. Setiap unit administratif memiliki peran dalam pemerintahan dan penyediaan layanan publik kepada masyarakat, meskipun kapasitas dan sumber daya dapat bervariasi secara signifikan antar wilayah. Sistem pembagian administratif ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan memfasilitasi pembangunan daerah.
5.2. Militer

Angkatan Bersenjata Pertahanan Mozambik (Forças Armadas de Defesa de MoçambiqueAngkatan Bersenjata Pertahanan MozambikBahasa Portugis, FADM) adalah angkatan bersenjata resmi negara Mozambik. FADM bertanggung jawab atas pertahanan kedaulatan dan integritas teritorial negara. Organisasi ini terdiri dari Staf Umum Angkatan Bersenjata dan tiga cabang utama: Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut. FADM dibentuk pada tahun 1976, setahun setelah kemerdekaan, dari tiga batalion konvensional.
Selama Perang Saudara Mozambik (1977-1992), FADM (saat itu dikenal sebagai Forças Populares de Libertação de Moçambique, FPLM) berhadapan dengan gerakan pemberontak RENAMO. Setelah perang berakhir, FADM direstrukturisasi dengan mengintegrasikan mantan personel FPLM dan RENAMO, meskipun proses ini menghadapi banyak tantangan. Jumlah personel aktif FADM relatif kecil, diperkirakan sekitar 10.000-12.000 personel pada pertengahan 2010-an, dengan Angkatan Darat sebagai komponen terbesar. Anggaran pertahanan Mozambik secara historis terbatas, yang memengaruhi modernisasi dan kapasitas operasional militer.
FADM telah berpartisipasi dalam beberapa operasi penjaga perdamaian internasional di bawah naungan Uni Afrika dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti di Burundi, Komoro, Republik Demokratik Kongo, Timor Leste, dan Sudan. Selain itu, FADM juga terlibat dalam latihan militer gabungan dengan negara-negara lain. Dalam beberapa tahun terakhir, FADM menghadapi tantangan besar dalam mengatasi pemberontakan Islamis di provinsi Cabo Delgado. Pemerintah telah mencari bantuan internasional, termasuk dari negara-negara Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC) dan Rwanda, untuk memperkuat kapasitas FADM dalam memerangi pemberontakan tersebut. Isu-isu terkait akuntabilitas, profesionalisme, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam operasi militer juga menjadi perhatian.
5.3. Hubungan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri Mozambik telah berkembang menjadi semakin pragmatis, meskipun aliansi yang terbentuk selama perjuangan pembebasan tetap relevan. Dua pilar utama kebijakan luar negeri Mozambik adalah menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangganya dan memelihara serta memperluas hubungan dengan mitra pembangunan.
Selama tahun 1970-an dan awal 1980-an, kebijakan luar negeri Mozambik terkait erat dengan perjuangan untuk pemerintahan mayoritas di Rhodesia (sekarang Zimbabwe) dan Afrika Selatan, serta persaingan adidaya dan Perang Dingin. Keputusan Mozambik untuk memberlakukan sanksi PBB terhadap Rhodesia dan menolak akses negara itu ke laut menyebabkan pemerintah Ian Smith melakukan tindakan terbuka dan terselubung untuk menentang Mozambik. Meskipun perubahan pemerintahan di Zimbabwe pada tahun 1980 menghilangkan ancaman ini, pemerintah Afrika Selatan (saat itu di bawah rezim apartheid) terus menggoyahkan stabilitas Mozambik. Mozambik juga merupakan anggota Negara-Negara Garis Depan (Frontline States). Perjanjian Nkomati tahun 1984, meskipun gagal mencapai tujuannya untuk mengakhiri dukungan Afrika Selatan kepada RENAMO, membuka kontak diplomatik awal antara pemerintah Mozambik dan Afrika Selatan. Proses ini mendapatkan momentum dengan penghapusan apartheid di Afrika Selatan, yang berpuncak pada pembentukan hubungan diplomatik penuh pada Oktober 1993. Meskipun hubungan dengan negara tetangga seperti Zimbabwe, Malawi, Zambia, dan Tanzania kadang-kadang menunjukkan ketegangan, ikatan Mozambik dengan negara-negara ini tetap kuat.

Pada tahun-tahun segera setelah kemerdekaannya, Mozambik mendapat banyak bantuan dari beberapa negara Barat, terutama negara-negara Skandinavia. Uni Soviet dan sekutu-sekutunya menjadi pendukung ekonomi, militer, dan politik utama Mozambik, dan kebijakan luar negerinya mencerminkan hubungan ini. Hal ini mulai berubah pada tahun 1983; pada tahun 1984 Mozambik bergabung dengan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional. Bantuan Barat dari negara-negara Skandinavia seperti Swedia, Norwegia, Denmark, dan Islandia dengan cepat menggantikan dukungan Soviet. Finlandia dan Belanda juga menjadi sumber bantuan pembangunan yang semakin penting. Italia mempertahankan profil penting di Mozambik karena peran kuncinya selama proses perdamaian. Hubungan dengan Portugal, bekas kekuatan kolonial, terus menjadi penting karena investor Portugis memainkan peran nyata dalam ekonomi Mozambik.
Mozambik adalah anggota Gerakan Non-Blok dan termasuk di antara anggota moderat blok Afrika di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya. Mozambik juga merupakan anggota Uni Afrika dan Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC). Pada tahun 1994, pemerintah menjadi anggota penuh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), sebagian untuk memperluas basis dukungan internasionalnya tetapi juga untuk menyenangkan populasi Muslim yang cukup besar di negara itu. Demikian pula, pada tahun 1995 Mozambik bergabung dengan tetangga-tetangga Anglofonnya di Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Pada saat itu, Mozambik adalah satu-satunya negara yang bergabung dengan Persemakmuran yang tidak pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Britania. Pada tahun yang sama, Mozambik menjadi anggota pendiri dan presiden pertama Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis (CPLP) dan menjaga hubungan dekat dengan negara-negara berbahasa Portugis lainnya. Mozambik juga menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia sejak 25 Juni 1975.
5.4. Hak Asasi Manusia
Situasi hak asasi manusia di Mozambik merupakan isu yang kompleks dan terus berkembang, dengan kemajuan di beberapa bidang namun tantangan yang persisten di bidang lain. Setelah berakhirnya Perang Saudara Mozambik pada tahun 1992 dan transisi menuju demokrasi multipartai, ada upaya untuk membangun kerangka hukum dan institusional untuk melindungi hak asasi manusia. Konstitusi Mozambik menjamin berbagai hak sipil dan politik, termasuk kebebasan berekspresi, berkumpul, dan berserikat.
Namun, dalam praktiknya, implementasi dan penghormatan terhadap hak-hak ini seringkali menghadapi kendala. Beberapa isu utama hak asasi manusia yang menjadi perhatian di Mozambik meliputi:
- Kebebasan Berekspresi dan Pers: Meskipun ada media independen, jurnalis dan aktivis terkadang menghadapi intimidasi, pelecehan, dan bahkan kekerasan, terutama ketika melaporkan isu-isu sensitif seperti korupsi atau konflik di Cabo Delgado. Pembunuhan jurnalis Carlos Cardoso pada tahun 2000 karena menyelidiki korupsi menjadi kasus yang menonjol.
- Hak-Hak Sipil dan Politik: Pelaksanaan pemilihan umum terkadang diwarnai oleh tuduhan kecurangan dan intimidasi terhadap pemilih atau aktivis oposisi. Kekerasan politik, meskipun telah menurun sejak perjanjian damai formal, masih menjadi kekhawatiran, terutama selama periode pemilu.
- Kekerasan oleh Aparat Keamanan: Terdapat laporan mengenai penggunaan kekuatan berlebihan, penangkapan sewenang-wenang, dan perlakuan buruk oleh aparat kepolisian dan militer, terutama dalam konteks penanganan konflik di Cabo Delgado dan penertiban umum. Akuntabilitas atas pelanggaran yang dilakukan oleh aparat keamanan seringkali lemah.
- Hak-Hak Perempuan dan Anak: Kekerasan berbasis gender, termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual, tetap menjadi masalah serius. Perkawinan anak masih terjadi, terutama di daerah pedesaan, meskipun ada upaya legislatif untuk melarangnya. Akses perempuan terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan partisipasi ekonomi serta politik masih terbatas di banyak wilayah.
- Hak-Hak Kelompok Minoritas dan Rentan: Diskriminasi terhadap individu LGBT masih meluas, meskipun aktivitas seksual sesama jenis telah didekriminalisasi pada tahun 2015. Penderita albinisme menghadapi risiko kekerasan dan diskriminasi karena kepercayaan takhayul. Pengungsi dan pencari suaka, terutama mereka yang melarikan diri dari konflik di Cabo Delgado, menghadapi kondisi yang sulit dan membutuhkan perlindungan serta bantuan kemanusiaan.
- Akses terhadap Keadilan: Sistem peradilan seringkali lamban, kekurangan sumber daya, dan rentan terhadap korupsi, yang menghambat akses masyarakat terhadap keadilan yang efektif.
Pemerintah Mozambik telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi isu-isu hak asasi manusia, termasuk pembentukan komisi hak asasi manusia nasional dan kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil serta mitra internasional. Namun, tantangan dalam implementasi hukum, penguatan institusi, dan perubahan budaya masih besar. Masyarakat sipil memainkan peran penting dalam memantau, mengadvokasi, dan memperjuangkan hak asasi manusia di Mozambik. Perbaikan situasi hak asasi manusia dianggap krusial untuk pembangunan sosial yang inklusif, stabilitas politik jangka panjang, dan penegakan negara hukum di negara tersebut.
6. Ekonomi
Ekonomi Mozambik memiliki karakteristik sebagai ekonomi berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada pertanian dan eksploitasi sumber daya alam. Meskipun negara ini dikaruniai kekayaan alam yang melimpah, Mozambik tetap menjadi salah satu negara termiskin dan paling terbelakang di dunia. Antara tahun 1994 dan 2006, Mozambik mengalami pertumbuhan PDB tahunan rata-rata sekitar 8%, sebuah periode pemulihan yang signifikan setelah berakhirnya perang saudara. Namun, sejak 2014/15, konsumsi riil rumah tangga mengalami penurunan signifikan dan terjadi peningkatan tajam dalam ketimpangan ekonomi. Dana Moneter Internasional (IMF) mengklasifikasikan Mozambik sebagai negara miskin dengan utang yang besar (HIPC).
Mata uang resmi Mozambik adalah Metical (MZN). Dolar Amerika Serikat, Rand Afrika Selatan, dan Euro juga diterima secara luas dalam transaksi bisnis. Gaji minimum legal di Mozambik termasuk yang terendah di dunia. Mozambik adalah anggota Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC), yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing regional melalui penghapusan tarif dan hambatan perdagangan lainnya.
Struktur ekonomi Mozambik didominasi oleh sektor primer. Pertanian mempekerjakan sekitar 80% dari populasi, sebagian besar adalah pertanian subsisten skala kecil yang rentan terhadap perubahan iklim dan kurangnya infrastruktur serta akses pasar. Produk pertanian utama meliputi kapas, kacang mete, gula tebu, kopra, kelapa, kayu, udang, dan jeruk. Industri utama meliputi pengolahan makanan dan minuman, manufaktur kimia, produksi aluminium (menggunakan bauksit impor dan energi hidroelektrik), dan produksi minyak bumi. Sektor pariwisata memiliki potensi besar, terutama di wilayah pesisir, tetapi pengembangannya terhambat oleh infrastruktur yang terbatas dan masalah keamanan di beberapa daerah.
Penemuan cadangan gas alam yang sangat besar di lepas pantai provinsi Cabo Delgado pada tahun 2010-an memberikan harapan akan transformasi ekonomi. Proyek-proyek gas alam cair (LNG) bernilai miliaran dolar diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara secara signifikan. Namun, pengembangan sektor ini menghadapi tantangan akibat pemberontakan Islamis di wilayah tersebut, yang mengganggu operasi dan investasi.
Perdagangan luar negeri Mozambik ditandai dengan defisit perdagangan yang besar, di mana nilai impor (terutama barang modal, bahan bakar, dan makanan) jauh melebihi nilai ekspor (terutama aluminium, batu bara, gas alam, udang, kapas, dan kacang mete). Mitra dagang utama termasuk Afrika Selatan, Belanda, Spanyol, Tiongkok, India, dan Portugal. Mozambik sangat bergantung pada bantuan luar negeri dan pinjaman untuk membiayai pembangunannya.
Iklim investasi di Mozambik telah membaik sejak reformasi ekonomi, tetapi masih menghadapi tantangan seperti korupsi, birokrasi yang rumit, dan ketidakpastian hukum. Pemerintah telah melakukan privatisasi lebih dari 1.200 perusahaan milik negara dan memperkenalkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk meningkatkan pendapatan domestik. Namun, skandal korupsi besar, seperti kasus utang tersembunyi ("tuna bonds") pada tahun 2016, telah merusak kepercayaan investor dan menyebabkan krisis ekonomi.
Pembangunan ekonomi Mozambik harus mempertimbangkan dampak sosial, pemerataan, dan keberlanjutan lingkungan. Upaya untuk mendiversifikasi ekonomi, meningkatkan produktivitas pertanian, mengembangkan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan, serta memperkuat tata kelola yang baik menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
6.1. Industri Utama

Industri utama di Mozambik mencerminkan basis sumber daya alam negara tersebut serta upaya diversifikasi ekonomi yang sedang berlangsung, meskipun masih dalam tahap awal. Sektor-sektor ini memainkan peran penting dalam PDB, penciptaan lapangan kerja, dan perdagangan luar negeri, namun juga menghadapi berbagai tantangan terkait infrastruktur, teknologi, dan kondisi tenaga kerja.
- Pertanian: Merupakan tulang punggung ekonomi Mozambik, mempekerjakan sekitar 80% dari angkatan kerja, sebagian besar di pertanian subsisten skala kecil. Tanaman pangan utama meliputi jagung, singkong, beras, sorgum, dan kacang-kacangan. Tanaman komersial penting termasuk kapas, tebu (untuk gula), kacang mete, tembakau, teh, kopra, dan sisal. Sektor ini menghadapi tantangan seperti produktivitas rendah, ketergantungan pada curah hujan, kurangnya akses terhadap input modern (pupuk, benih unggul), infrastruktur pedesaan yang buruk (jalan, penyimpanan), dan dampak perubahan iklim. Kondisi buruh di perkebunan besar terkadang menjadi sorotan terkait upah rendah dan hak-hak pekerja.
- Perikanan: Dengan garis pantai yang panjang, sektor perikanan, terutama penangkapan udang, merupakan sumber pendapatan ekspor yang penting. Selain udang, berbagai jenis ikan dan hasil laut lainnya juga ditangkap baik untuk konsumsi domestik maupun ekspor. Penangkapan ikan berlebihan dan praktik penangkapan ikan ilegal menjadi ancaman terhadap keberlanjutan sumber daya perikanan.
- Pertambangan: Mozambik memiliki cadangan batu bara yang signifikan di provinsi Tete, yang telah menarik investasi asing besar. Selain itu, terdapat potensi untuk penambangan bijih besi, titanium (dari pasir berat seperti ilmenit dan rutil), tantalit, grafit, marmer, dan batu permata seperti rubi dan turmalin. Pengembangan sektor pertambangan memberikan kontribusi pada ekspor, tetapi juga menimbulkan isu terkait dampak lingkungan, pemindahan komunitas lokal, dan pembagian keuntungan yang adil.
- Industri Energi (Gas Alam): Penemuan cadangan gas alam lepas pantai yang sangat besar di Cekungan Rovuma, provinsi Cabo Delgado, telah menempatkan Mozambik sebagai pemain potensial dalam pasar gas alam cair (LNG) global. Proyek-proyek LNG bernilai miliaran dolar sedang dikembangkan oleh perusahaan energi internasional. Diharapkan sektor ini akan menjadi sumber pendapatan utama bagi negara di masa depan, meskipun pengembangannya terhambat oleh konflik keamanan di wilayah tersebut dan tantangan tata kelola.
- Manufaktur: Sektor manufaktur relatif kecil dan terkonsentrasi pada pengolahan produk pertanian (penggilingan gula, pengolahan kacang mete, tekstil), produksi minuman, semen, pupuk, dan perakitan barang-barang sederhana. Salah satu industri manufaktur terbesar adalah pabrik peleburan aluminium Mozal di dekat Maputo, yang menggunakan bauksit impor dan energi hidroelektrik dari Bendungan Cahora Bassa. Pengembangan sektor manufaktur yang lebih luas penting untuk diversifikasi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
- Pariwisata: Meskipun belum sepenuhnya berkembang, sektor pariwisata memiliki potensi besar berkat pantai-pantai yang indah, terumbu karang, taman nasional dengan satwa liar, dan warisan budaya. Kepulauan Bazaruto dan Kepulauan Quirimbas adalah destinasi populer. Tantangan meliputi infrastruktur yang terbatas, aksesibilitas, dan masalah keamanan di beberapa daerah.
Pengembangan industri-industri ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan industri berjalan seiring dengan perlindungan lingkungan, penghormatan terhadap hak-hak buruh, dan distribusi manfaat yang adil bagi masyarakat Mozambik.
6.2. Sumber Daya Alam

Mozambik dikaruniai dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah, yang berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara jika dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Sumber daya ini mencakup cadangan energi, mineral, lahan subur, hutan, dan sumber daya kelautan.
- Gas Alam: Penemuan cadangan gas alam lepas pantai yang sangat besar di Cekungan Rovuma, provinsi Cabo Delgado, pada dekade 2010-an merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Cadangan ini diperkirakan mencapai triliunan kaki kubik. Proyek-proyek pengembangan gas alam cair (LNG) oleh perusahaan-perusahaan energi internasional seperti TotalEnergies dan ExxonMobil sedang berjalan, meskipun menghadapi tantangan keamanan akibat pemberontakan di wilayah tersebut. Jika berhasil dikembangkan, gas alam diharapkan menjadi sumber pendapatan ekspor utama bagi Mozambik.
- Batu Bara: Mozambik memiliki cadangan batu bara berkualitas tinggi yang signifikan, terutama di provinsi Tete. Batu bara ini sebagian besar diekspor untuk pembangkit listrik dan industri baja. Perusahaan pertambangan internasional telah berinvestasi besar dalam ekstraksi dan infrastruktur transportasi (jalur kereta api dan pelabuhan).
- Mineral Logam dan Industri: Negara ini memiliki potensi untuk penambangan bijih besi, titanium (dari pasir berat seperti ilmenit dan rutil), tantalit (digunakan dalam elektronik), grafit (salah satu cadangan terbesar di dunia), bauksit (meskipun pabrik aluminium Mozal saat ini menggunakan bauksit impor), marmer, dan bentonit.
- Batu Permata: Mozambik semakin dikenal sebagai sumber penting batu permata, terutama rubi dari Montepuez di Cabo Delgado, yang dianggap sebagai salah satu deposit rubi terbesar dan berkualitas tinggi di dunia. Turmalin (termasuk varietas Paraiba), safir, zamrud, garnet, dan akuamarin juga ditemukan.
- Energi Hidroelektrik: Potensi energi hidroelektrik Mozambik sangat besar, terutama dari Sungai Zambezi. Bendungan Cahora Bassa adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika dan mengekspor sebagian besar listriknya ke Afrika Selatan. Ada potensi untuk pengembangan proyek hidroelektrik lebih lanjut.
- Lahan Subur: Sebagian besar wilayah Mozambik memiliki lahan yang cocok untuk pertanian, meskipun baru sebagian kecil yang dimanfaatkan secara optimal. Berbagai jenis tanaman pangan dan komersial dapat tumbuh subur di iklim tropis negara ini.
- Hutan: Mozambik memiliki kawasan hutan yang luas, terutama hutan miombo, yang menyediakan kayu, produk hutan non-kayu, dan layanan ekosistem. Namun, deforestasi akibat penebangan liar, perluasan pertanian, dan produksi arang menjadi masalah serius.
- Sumber Daya Kelautan: Garis pantai yang panjang dan perairan Samudra Hindia yang kaya menyediakan sumber daya perikanan yang penting, termasuk udang, ikan tuna, dan berbagai jenis ikan lainnya. Terumbu karang dan hutan bakau juga merupakan ekosistem pesisir yang penting.
Pengembangan sumber daya alam ini menawarkan peluang ekonomi yang signifikan bagi Mozambik. Namun, tantangan besar tetap ada dalam hal tata kelola yang transparan dan adil, pembagian manfaat yang merata kepada masyarakat lokal, minimalisasi dampak lingkungan, pencegahan korupsi (fenomena "kutukan sumber daya"), dan pengelolaan pendapatan secara berkelanjutan untuk pembangunan jangka panjang. Isu transparansi dalam kontrak pertambangan dan energi, serta partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pemanfaatan sumber daya alam, menjadi krusial untuk memastikan bahwa kekayaan alam ini benar-benar bermanfaat bagi seluruh rakyat Mozambik.
6.3. Pariwisata

Mozambik memiliki potensi pariwisata yang signifikan berkat kombinasi keindahan alam, warisan budaya, dan garis pantai yang panjang di Samudra Hindia. Sektor ini telah berkembang dalam beberapa dekade terakhir, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan. Kontribusi pariwisata terhadap PDB dan penciptaan lapangan kerja semakin diakui, dan pemerintah berupaya untuk mengembangkannya sebagai salah satu pilar ekonomi.
Sumber daya pariwisata utama Mozambik meliputi:
- Pantai dan Kepulauan: Garis pantai Mozambik yang membentang lebih dari 2.50 K km menawarkan pantai-pantai berpasir putih yang indah, perairan biru jernih, dan terumbu karang yang masih alami. Kepulauan Bazaruto dan Kepulauan Quirimbas adalah dua destinasi kepulauan utama yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya, ideal untuk menyelam, snorkeling, memancing, dan olahraga air lainnya. Pulau-pulau ini juga menawarkan akomodasi mewah dan pengalaman ekowisata.
- Kehidupan Laut: Perairan Mozambik kaya akan kehidupan laut, termasuk paus bungkuk (selama musim migrasi), hiu paus, pari manta, dugong, dan berbagai jenis penyu laut. Ini menarik bagi para penyelam dan penggemar satwa laut.
- Taman Nasional dan Cagar Alam: Mozambik memiliki beberapa taman nasional dan cagar alam yang melindungi beragam flora dan fauna. Taman Nasional Gorongosa, yang pernah hancur akibat perang saudara, telah mengalami program restorasi yang sukses dan kini menjadi contoh konservasi dan ekowisata. Taman nasional lainnya termasuk Taman Nasional Limpopo (bagian dari Kawasan Konservasi Lintas Batas Limpopo Raya bersama Afrika Selatan dan Zimbabwe), Taman Nasional Zinave, dan Taman Nasional Banhine.
- Warisan Budaya dan Sejarah: Pulau Mozambik, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO, adalah contoh luar biasa dari arsitektur kolonial Portugis dan pengaruh Swahili-Arab, dengan benteng-benteng, gereja-gereja, dan masjid-masjid bersejarah. Kota-kota lain seperti Inhambane juga memiliki pesona sejarah. Budaya lokal, termasuk musik, tarian, dan kerajinan tangan, juga menjadi daya tarik.
Status industri pariwisata di Mozambik masih dalam tahap pengembangan. Meskipun ada pertumbuhan, sektor ini belum mencapai potensi penuhnya. Infrastruktur pariwisata seperti jalan, bandara, dan akomodasi masih perlu ditingkatkan di banyak daerah. Aksesibilitas ke beberapa destinasi terpencil juga menjadi tantangan. Strategi pengembangan pariwisata pemerintah berfokus pada promosi Mozambik sebagai destinasi yang beragam, menarik investasi di sektor perhotelan dan layanan terkait, serta meningkatkan kualitas layanan. Upaya juga dilakukan untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat untuk memastikan manfaat ekonomi dirasakan oleh komunitas lokal.
Dampak pariwisata terhadap ekonomi bisa signifikan melalui penciptaan lapangan kerja, perolehan devisa, dan pengembangan usaha kecil dan menengah. Namun, penting untuk mengelola dampak pariwisata terhadap lingkungan dan komunitas lokal secara berkelanjutan. Ancaman seperti pembangunan pesisir yang tidak terkontrol, kerusakan terumbu karang, dan potensi eksploitasi budaya perlu diatasi. Masalah keamanan di beberapa wilayah, seperti pemberontakan di Cabo Delgado, juga berdampak negatif pada persepsi keamanan negara dan kunjungan wisatawan.
Secara keseluruhan, pariwisata Mozambik menawarkan janji besar, tetapi keberhasilannya akan bergantung pada investasi berkelanjutan dalam infrastruktur, promosi yang efektif, pengembangan sumber daya manusia, konservasi lingkungan dan budaya, serta stabilitas politik dan keamanan.
6.4. Transportasi dan Infrastruktur


Jaringan transportasi dan infrastruktur dasar di Mozambik memainkan peran krusial dalam pembangunan ekonomi dan sosial, namun masih menghadapi banyak tantangan terkait kualitas, jangkauan, dan aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat. Perang saudara yang panjang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur negara, dan upaya pemulihan serta pengembangan terus berlangsung.
- Jalan Raya: Mozambik memiliki jaringan jalan raya lebih dari 30.00 K km, tetapi sebagian besar belum beraspal dan dalam kondisi buruk, terutama di daerah pedesaan. Jalan-jalan utama yang menghubungkan kota-kota besar dan koridor transportasi regional (seperti Koridor Maputo, Beira, dan Nacala) umumnya dalam kondisi lebih baik. Pemerintah terus berupaya meningkatkan dan memperluas jaringan jalan, tetapi keterbatasan anggaran dan medan yang sulit menjadi kendala. Lalu lintas di Mozambik, seperti negara-negara tetangganya yang merupakan anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa, berjalan di lajur kiri, meskipun Mozambik tidak pernah dijajah oleh Inggris.
- Kereta Api: Sistem kereta api Mozambik berkembang dari tiga pelabuhan utama di pantai yang berfungsi sebagai terminal untuk jalur-jalur terpisah ke pedalaman. Jalur-jalur ini penting untuk mengangkut barang, terutama batu bara dan komoditas lainnya, dari negara-negara pedalaman seperti Zimbabwe, Malawi, dan Zambia ke pelabuhan. Jalur kereta api menjadi target utama selama perang saudara dan mengalami sabotase. Otoritas milik negara, Portos e Caminhos de Ferro de Moçambique (Pelabuhan dan Kereta Api Mozambik), mengawasi sistem kereta api dan pelabuhan terkait, tetapi manajemen sebagian besar telah diserahkan kepada pihak swasta. Pada tahun 2005, terdapat 3.12 K km jalur kereta api, yang terdiri dari 2.98 K km jalur rel berukuran 1067 mm (kompatibel dengan sistem kereta api tetangga) dan 140 km jalur rel berukuran 762 mm (Jalur Kereta Api Gaza).
- Pelabuhan: Pelabuhan-pelabuhan utama seperti Maputo, Beira, dan Nacala sangat vital bagi perdagangan Mozambik dan negara-negara tetangga yang tidak memiliki akses laut. Pelabuhan Nacala dianggap sebagai salah satu pelabuhan air dalam alami terbaik di Afrika Timur. Upaya modernisasi dan peningkatan kapasitas pelabuhan terus dilakukan.
- Bandar Udara: Terdapat bandar udara internasional di Maputo (Bandar Udara Internasional Maputo), serta 21 bandar udara lain dengan landasan pacu beraspal dan lebih dari 100 landasan terbang dengan landasan pacu tidak beraspal. LAM Mozambique Airlines adalah maskapai penerbangan nasional.
- Jalur Air Pedalaman: Terdapat sekitar 3.75 K km jalur air pedalaman yang dapat dilayari, terutama di sepanjang Sungai Zambezi dan sungai-sungai besar lainnya, yang digunakan untuk transportasi lokal dan perikanan.
- Infrastruktur Energi: Akses terhadap listrik masih terbatas, terutama di daerah pedesaan. Sumber energi utama adalah energi hidroelektrik dari Bendungan Cahora Bassa, biomassa, dan produk minyak bumi impor. Penemuan gas alam diharapkan dapat meningkatkan pasokan energi domestik.
- Air Bersih dan Sanitasi: Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak masih menjadi tantangan besar, khususnya di daerah pedesaan dan permukiman informal perkotaan (lihat bagian Penyediaan Air dan Sanitasi).
- Telekomunikasi: Sektor telekomunikasi telah berkembang pesat dengan meningkatnya penggunaan telepon seluler dan internet, meskipun penetrasinya masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan ini.
Pembangunan infrastruktur yang memadai dan merata di seluruh negeri sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi biaya transportasi, dan meningkatkan konektivitas regional. Namun, hal ini memerlukan investasi besar, perencanaan yang matang, dan tata kelola yang baik untuk memastikan keberlanjutan dan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
6.5. Reformasi Ekonomi dan Tantangan
Mozambik telah melalui proses reformasi ekonomi yang signifikan sejak berakhirnya perang saudara pada tahun 1992 dan transisi dari ekonomi sosialis terpusat ke ekonomi pasar. Reformasi ini, yang seringkali didorong oleh lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, bertujuan untuk menstabilkan ekonomi, mendorong pertumbuhan, dan mengurangi kemiskinan.
Pencapaian reformasi ekonomi termasuk:
- Privatisasi: Lebih dari 1.200 perusahaan milik negara, sebagian besar berukuran kecil, telah diprivatisasi. Persiapan untuk privatisasi atau liberalisasi sektor juga dilakukan untuk perusahaan BUMN yang tersisa, termasuk telekomunikasi, energi, pelabuhan, dan kereta api. Pemerintah sering memilih investor asing strategis dalam proses privatisasi BUMN.
- Liberalisasi Perdagangan: Bea masuk telah dikurangi, dan manajemen bea cukai telah disederhanakan dan direformasi.
- Reformasi Fiskal: Pemerintah memperkenalkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tahun 1999 sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pendapatan domestik.
- Pertumbuhan Ekonomi: Setelah reformasi, Mozambik menikmati periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dengan rata-rata PDB tumbuh sekitar 8% per tahun antara 1996 dan 2006, dan antara 6-7% dari 2006 hingga 2011. Pertumbuhan ini didorong oleh investasi asing, terutama di sektor sumber daya alam, serta pemulihan di sektor pertanian, transportasi, dan pariwisata.
Namun, Mozambik terus menghadapi tantangan ekonomi dan sosial yang besar, yang berdampak pada pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan:
- Kemiskinan dan Ketidaksetaraan: Meskipun ada pertumbuhan ekonomi, Mozambik tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Sebagian besar penduduk masih hidup dalam kemiskinan, terutama di daerah pedesaan. Ketimpangan pendapatan juga meningkat tajam sejak 2014/15, menunjukkan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi tidak merata.
- Korupsi: Korupsi merupakan masalah serius yang menghambat pembangunan dan merusak kepercayaan publik serta investor. Berbagai skandal korupsi telah mengguncang ekonomi Mozambik, termasuk kasus "utang tersembunyi" (tuna bonds) pada tahun 2016 yang melibatkan pinjaman rahasia senilai miliaran dolar oleh perusahaan-perusahaan milik negara, yang menyebabkan krisis utang dan penangguhan bantuan dari donor internasional. Meskipun pemerintah telah mengusulkan undang-undang anti-korupsi baru dan beberapa pejabat telah dihukum, skala dan cakupan korupsi tetap menjadi perhatian.
- Utang Luar Negeri: Mozambik diklasifikasikan sebagai Negara Miskin Berutang Besar (HIPC). Beban utang luar negeri yang tinggi membatasi ruang fiskal pemerintah untuk investasi dalam layanan publik dan infrastruktur.
- Ketergantungan pada Komoditas dan Bantuan Luar Negeri: Ekonomi Mozambik sangat bergantung pada ekspor komoditas (seperti aluminium, batu bara, dan gas alam di masa depan), yang membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga global. Negara ini juga masih sangat bergantung pada bantuan luar negeri.
- Infrastruktur yang Tidak Memadai: Kurangnya infrastruktur (jalan, energi, air) menghambat produktivitas dan investasi.
- Kapasitas Sumber Daya Manusia: Tingkat pendidikan dan kesehatan yang rendah membatasi potensi produktif angkatan kerja.
- Kerentanan terhadap Guncangan Eksternal: Mozambik rentan terhadap bencana alam (siklon, banjir, kekeringan) yang sering terjadi dan berdampak buruk pada pertanian dan mata pencaharian.
- Konflik dan Ketidakstabilan: Pemberontakan di Cabo Delgado telah mengganggu proyek-proyek investasi besar di sektor gas alam dan menyebabkan krisis kemanusiaan, yang semakin membebani ekonomi.
Untuk mengatasi tantangan ini, Mozambik perlu melanjutkan reformasi struktural, memperkuat tata kelola dan institusi, memerangi korupsi secara efektif, berinvestasi dalam sumber daya manusia dan infrastruktur, mendiversifikasi ekonomi, serta memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan, dengan manfaat yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
7. Demografi
Demografi Mozambik mencerminkan negara dengan populasi muda yang berkembang pesat, keragaman etnis dan bahasa yang kaya, serta tantangan signifikan dalam hal kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Provinsi-provinsi di bagian utara-tengah, yaitu Zambezia dan Nampula, adalah yang paling padat penduduknya, menampung sekitar 45% dari total populasi.
7.1. Kependudukan
Populasi Mozambik diperkirakan sekitar 34.777.605 jiwa pada tahun 2024, dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,96% dari tahun 2023. Angka ini menunjukkan populasi yang muda dan terus bertambah, yang memberikan tekanan pada layanan publik dan sumber daya. Distribusi geografis penduduk tidak merata, dengan konsentrasi yang lebih tinggi di wilayah pesisir dan lembah sungai utama. Struktur usia didominasi oleh kelompok usia muda, dengan persentase anak-anak dan remaja yang tinggi. Angka harapan hidup di Mozambik termasuk yang terendah di dunia, meskipun telah menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Tingkat kesuburan total juga tinggi, dengan rata-rata 5,9 anak per wanita menurut survei tahun 2011 (6,6 di daerah pedesaan dan 4,5 di daerah perkotaan). Karakteristik demografis lainnya termasuk tingkat kematian bayi dan anak yang masih tinggi, meskipun ada upaya untuk menurunkannya. Urbanisasi juga meningkat, dengan semakin banyak penduduk pindah ke kota-kota untuk mencari peluang ekonomi.
7.2. Kota-kota Besar
Mozambik memiliki beberapa kota besar yang berfungsi sebagai pusat ekonomi, administrasi, dan sosial. Berikut adalah beberapa kota utama:
- Maputo: Sebagai ibu kota dan kota terbesar, Maputo terletak di bagian selatan negara di tepi Teluk Maputo. Dengan populasi perkotaan lebih dari satu juta jiwa (Sensus 2017: 1.080.277), Maputo adalah pusat politik, ekonomi, budaya, dan pendidikan utama Mozambik. Kota ini memiliki pelabuhan penting dan infrastruktur yang relatif lebih baik dibandingkan wilayah lain.
- Matola: Terletak bersebelahan dengan Maputo dan merupakan bagian dari wilayah metropolitan Maputo, Matola adalah kota terbesar kedua dengan populasi 1.032.197 (Sensus 2017). Matola adalah pusat industri penting.
- Nampula: Terletak di bagian utara, Nampula adalah kota terbesar ketiga dan pusat komersial utama untuk wilayah utara Mozambik, dengan populasi 663.212 (Sensus 2017). Kota ini juga merupakan ibu kota Provinsi Nampula.
- Beira: Terletak di pesisir tengah, Beira adalah kota terbesar keempat dan pelabuhan penting yang melayani Mozambik tengah serta negara-negara tetangga yang tidak memiliki akses laut seperti Zimbabwe, Zambia, dan Malawi. Populasinya adalah 592.090 (Sensus 2017). Beira sering terkena dampak siklon dan banjir.
- Chimoio: Ibu kota Provinsi Manica di bagian tengah-barat, dekat perbatasan dengan Zimbabwe. Chimoio adalah pusat pertanian dan perdagangan penting dengan populasi 363.336 (Sensus 2017).
- Tete: Terletak di Sungai Zambezi di bagian barat laut, Tete adalah pusat penting untuk industri pertambangan batu bara. Populasinya adalah 307.338 (Sensus 2017).
- Quelimane: Ibu kota Provinsi Zambezia, terletak di pesisir tengah. Quelimane adalah pelabuhan sungai dan pusat perdagangan regional dengan populasi 246.915 (Sensus 2017).
- Pemba: Ibu kota Provinsi Cabo Delgado di utara, Pemba dikenal dengan pantainya dan merupakan basis untuk industri gas alam lepas pantai yang sedang berkembang, meskipun juga terdampak oleh konflik di wilayah tersebut. Populasinya adalah 201.846 (Sensus 2017).
- Lichinga: Ibu kota Provinsi Niassa di bagian utara yang terpencil, dekat Danau Niassa. Populasinya adalah 242.204 (Sensus 2017).
- Xai-Xai: Ibu kota Provinsi Gaza di selatan, terletak di dekat muara Sungai Limpopo. Populasinya adalah 132.884 (Sensus 2017).
- Inhambane: Sebuah kota pesisir bersejarah di selatan, ibu kota Provinsi Inhambane, dan tujuan wisata populer. Populasinya adalah 82.119 (Sensus 2017).
Kota-kota ini memainkan peran penting dalam pembangunan negara, tetapi juga menghadapi tantangan urbanisasi yang cepat seperti penyediaan perumahan, layanan dasar, dan lapangan kerja.
7.3. Kelompok Etnis
Masyarakat Mozambik sangat beragam secara etnis, dengan lebih dari 40 kelompok etnis yang berbeda, sebagian besar termasuk dalam rumpun Bantu. Kelompok-kelompok etnis ini memiliki bahasa, budaya, dan tradisi mereka sendiri, yang berkontribusi pada kekayaan warisan budaya nasional. Sekitar 97,8% hingga 99% populasi adalah orang Bantu. Sisa populasi terdiri dari orang-orang keturunan Portugis, Euro-Afrika (mestiço, orang-orang keturunan campuran Bantu dan Portugis), dan India. Sekitar 45.000 orang keturunan India tinggal di Mozambik. Ada juga komunitas kecil Tionghoa, diperkirakan antara 7.000 hingga 12.000 pada tahun 2007.
Beberapa kelompok etnis utama meliputi:
- Makua: Merupakan kelompok etnis terbesar, mendominasi wilayah utara negara, khususnya di provinsi Nampula, Cabo Delgado, dan Niassa. Mereka menuturkan bahasa Makhuwa dan memiliki tradisi matrilineal yang kuat.
- Tsonga (atau Shangaan): Merupakan kelompok etnis besar yang mendominasi wilayah selatan Mozambik, termasuk provinsi Maputo, Gaza, dan Inhambane. Mereka menuturkan bahasa Tsonga dan memiliki ikatan budaya yang erat dengan kelompok Tsonga di Afrika Selatan dan Zimbabwe.
- Sena: Berpusat di lembah Sungai Zambezi bagian tengah, terutama di provinsi Sofala dan Zambezia. Mereka menuturkan bahasa Sena dan secara tradisional adalah petani dan nelayan.
- Shona: Ditemukan di provinsi-provinsi bagian tengah seperti Manica dan Sofala, dekat perbatasan dengan Zimbabwe. Kelompok Shona di Mozambik terutama terdiri dari sub-kelompok seperti Ndau dan Manyika. Mereka memiliki hubungan budaya dan bahasa yang erat dengan orang Shona di Zimbabwe.
- Makonde: Terkenal dengan seni ukir kayu mereka yang rumit, suku Makonde tinggal di dataran tinggi Makonde di provinsi Cabo Delgado utara dan juga di Tanzania selatan. Mereka memiliki tradisi inisiasi yang kuat.
- Yao: Ditemukan di provinsi Niassa, dekat perbatasan dengan Malawi dan Tanzania. Suku Yao secara historis terlibat dalam perdagangan jarak jauh dan banyak yang menganut agama Islam.
- Swahili: Tinggal di wilayah pesisir utara, terutama di sekitar Pulau Mozambik dan Kepulauan Quirimbas. Budaya Swahili adalah hasil perpaduan pengaruh Bantu, Arab, Persia, dan India, dan mereka memainkan peran penting dalam sejarah perdagangan maritim.
- Chopi: Terkenal dengan musik orkestra timbila (sejenis xilofon), suku Chopi tinggal di provinsi Inhambane selatan. Musik mereka telah diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.
- Nguni: Termasuk kelompok-kelompok yang lebih kecil seperti Zulu dan Swazi, yang ditemukan di wilayah selatan dekat perbatasan dengan Afrika Selatan dan Eswatini.
Selain kelompok-kelompok ini, terdapat banyak kelompok etnis lain yang lebih kecil. Meskipun ada keragaman etnis, pemerintah Mozambik telah berupaya untuk mempromosikan identitas nasional yang bersatu, terutama setelah periode perang saudara yang terkadang memiliki dimensi etnis. Interaksi dan perkawinan antar-etnis umum terjadi, terutama di daerah perkotaan. Pengakuan dan penghormatan terhadap keragaman budaya dari semua kelompok etnis dianggap penting untuk membangun masyarakat Mozambik yang harmonis dan inklusif.
7.4. Bahasa
Mozambik adalah negara multibahasa dengan lanskap linguistik yang kaya dan kompleks. Bahasa Portugis adalah bahasa resmi dan bahasa yang paling banyak digunakan di negara ini, dituturkan oleh sekitar 50,3% populasi sebagai bahasa pertama atau kedua (menurut sensus 2007, namun angka ini cenderung meningkat, terutama di kalangan generasi muda dan di perkotaan). Di Maputo, sekitar 50% penduduknya menggunakan bahasa Portugis sebagai bahasa ibu. Bahasa Portugis digunakan dalam administrasi pemerintahan, pendidikan formal, media massa, dan bisnis.
Selain bahasa Portugis, terdapat sekitar 40-an bahasa pribumi yang digunakan di seluruh negeri, sebagian besar termasuk dalam rumpun bahasa Bantu. Bahasa-bahasa Bantu ini sangat beragam dan dalam beberapa kasus kurang terdokumentasi dengan baik. Beberapa bahasa Bantu utama berdasarkan jumlah penutur meliputi:
- Makhuwa (EmakhuwaMakhuwavmw): Bahasa Bantu yang paling banyak dituturkan, terutama di wilayah utara (provinsi Nampula, Cabo Delgado, Niassa, Zambezia).
- Tsonga (XichanganaTsongaBahasa Tsonga): Banyak digunakan di wilayah selatan (provinsi Maputo, Gaza, Inhambane).
- Sena (CisenaSenaseh): Dituturkan di lembah Sungai Zambezi bagian tengah (provinsi Sofala, Zambezia, Tete, Manica).
- Chichewa (CinyanjaChichewaBahasa Nyanja): Digunakan di dekat perbatasan dengan Malawi, terutama di provinsi Tete dan Niassa.
- Lomwe (ElomweLomwengl): Dituturkan di provinsi Zambezia dan Nampula.
- Chuwabu (EchuwaboChuwabuchw): Digunakan di provinsi Zambezia.
- Ndau (CindauNdaundc): Sebuah dialek atau bahasa yang terkait erat dengan bahasa Shona, dituturkan di provinsi Manica dan Sofala.
- Tswa (XitswaTswatsc): Digunakan di provinsi Inhambane.
Di wilayah pesisir utara, dekat perbatasan Tanzania, bahasa Swahili juga digunakan, dan di selatan wilayah ini, menuju Pulau Mozambik, bahasa Mwani (KimwaniMwaniwmw), yang dianggap sebagai dialek Swahili, digunakan. Bahasa Makonde dan Yao juga penting di wilayah utara.
Glottolog mencatat 46 bahasa yang digunakan di negara ini, termasuk satu bahasa isyarat (Língua de Sinais de Moçambique). Kebijakan bahasa di Mozambik mengakui pentingnya bahasa-bahasa nasional (pribumi) selain bahasa Portugis. Ada upaya untuk mempromosikan penggunaan bahasa-bahasa ini dalam pendidikan dasar (pendidikan bilingual) dan dalam konteks budaya. Namun, bahasa Portugis tetap dominan dalam ranah formal dan sebagai lingua franca, terutama di antara orang-orang Mozambik yang lebih muda dan berpendidikan. Kemampuan berbahasa Portugis seringkali dikaitkan dengan akses yang lebih baik terhadap peluang ekonomi dan sosial.
7.5. Agama


Mozambik adalah negara dengan keragaman agama, di mana Kekristenan, Islam, dan kepercayaan tradisional Afrika hidup berdampingan. Sensus tahun 2007 menunjukkan bahwa penganut Kristen merupakan 59,2% dari populasi, Muslim 18,9%, mereka yang menganut kepercayaan lain (terutama animisme) 7,3%, dan 13,9% tidak memiliki keyakinan agama. Survei pemerintah yang lebih baru oleh Program Survei Demografi dan Kesehatan pada tahun 2015 mengindikasikan bahwa Katolik telah meningkat menjadi 30,5% dari populasi, Muslim 19,3%, dan berbagai kelompok Protestan total 44%. Menurut perkiraan tahun 2018 dari Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat, 28% populasi adalah Katolik, 18% Muslim (kebanyakan Sunni), 15% Kristen Zionis, 12% Protestan lainnya, 7% anggota kelompok agama lain, dan 18% tidak beragama.
Gereja Katolik Roma memiliki struktur organisasi yang mapan dengan dua belas keuskupan. Denominasi Protestan utama termasuk Gereja Baptis Bersatu Mozambik (Igreja União Baptista de Moçambique), Assembleias de Deus, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Anglikan Afrika Selatan, Igreja do Evangelho Completo de Deus, Igreja Metodista Unida, Igreja Presbiteriana de Moçambique, Igrejas de Cristo, dan Assembleia Evangélica de Deus. Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Mormon) juga memiliki kehadiran yang berkembang.
Muslim terutama terkonsentrasi di bagian utara negara itu dan di kota-kota pesisir. Mereka terorganisir dalam beberapa "tarekat" atau persaudaraan. Dua organisasi nasional juga ada-Conselho Islâmico de Moçambique (Dewan Islam Mozambik) dan Congresso Islâmico de Moçambique (Kongres Islam Mozambik). Ada juga komunitas Pakistan dan India yang penting, serta beberapa komunitas Syiah.
Kepercayaan tradisional Afrika seringkali dipraktikkan bersamaan dengan Kristen atau Islam (sinkretisme), atau sebagai sistem kepercayaan yang berdiri sendiri. Kepercayaan ini biasanya melibatkan penghormatan kepada leluhur, roh alam, dan praktik ritualistik yang terkait dengan siklus kehidupan dan pertanian.
Konstitusi Mozambik menjamin kebebasan beragama, dan secara umum, berbagai kelompok agama hidup berdampingan secara damai. Namun, pemberontakan ekstremis Islam di provinsi Cabo Delgado sejak 2017 telah menimbulkan ketegangan dan kekerasan yang signifikan, meskipun konflik ini juga memiliki akar sosial-ekonomi dan politik yang kompleks selain dimensi agama. Agama memainkan peran sosial yang penting dalam kehidupan masyarakat Mozambik, memengaruhi nilai-nilai, praktik budaya, dan jaringan sosial.
7.6. Pendidikan


Sistem pendidikan di Mozambik menghadapi tantangan besar dalam hal akses, kualitas, dan pemerataan, meskipun telah ada kemajuan sejak berakhirnya perang saudara. Bahasa Portugis adalah bahasa pengantar utama di semua sekolah Mozambik. Semua warga Mozambik diwajibkan oleh hukum untuk bersekolah hingga tingkat dasar; namun, banyak anak tidak bersekolah dasar karena mereka harus bekerja di pertanian subsisten keluarga untuk mencari nafkah. Pada tahun 2007, satu juta anak masih tidak bersekolah, sebagian besar dari keluarga miskin di pedesaan, dan hampir separuh dari semua guru tidak memiliki kualifikasi. Pendaftaran anak perempuan meningkat dari 3 juta pada tahun 2002 menjadi 4,1 juta pada tahun 2006, sementara tingkat penyelesaian meningkat dari 31.000 menjadi 90.000, yang menunjukkan tingkat penyelesaian yang masih sangat rendah.
Sistem pendidikan dasar terdiri dari tujuh tahun. Setelah kelas 7, siswa harus mengikuti ujian nasional standar untuk masuk sekolah menengah, yang berlangsung dari kelas delapan hingga kesepuluh (siklus pertama) dan kemudian kelas sebelas hingga dua belas (siklus kedua, pra-universitas). Ruang di universitas-universitas Mozambik sangat terbatas; oleh karena itu, sebagian besar siswa yang menyelesaikan sekolah pra-universitas tidak langsung melanjutkan ke studi universitas. Banyak yang bekerja sebagai guru atau menganggur. Ada juga institut yang memberikan pelatihan kejuruan lebih banyak, yang berspesialisasi dalam studi pertanian, teknis, atau pedagogis, yang dapat diikuti siswa setelah kelas 10 sebagai pengganti sekolah pra-universitas.
Tingkat melek huruf di Mozambik telah meningkat tetapi masih relatif rendah. Menurut perkiraan tahun 2017, tingkat melek huruf untuk usia 15 tahun ke atas adalah 60,7% (72,6% laki-laki dan 50,3% perempuan). Kesenjangan gender dalam melek huruf dan partisipasi pendidikan tetap menjadi masalah.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu dan pemerataan kesempatan pendidikan meliputi pembangunan sekolah baru, pelatihan guru, reformasi kurikulum, dan program untuk mendorong partisipasi anak perempuan dan anak-anak dari kelompok rentan. Pendidikan bilingual, yang menggunakan bahasa-bahasa nasional sebagai bahasa pengantar pada tahun-tahun awal sekolah dasar, juga telah diperkenalkan di beberapa daerah untuk meningkatkan hasil belajar.
Institusi pendidikan tinggi utama di Mozambik termasuk Universitas Eduardo Mondlane (universitas negeri tertua dan terbesar, didirikan pada tahun 1962), Universitas Pedagogis Mozambik, dan beberapa universitas swasta serta institut politeknik lainnya. Akses terhadap pendidikan tinggi masih sangat kompetitif.
Tantangan utama dalam sektor pendidikan meliputi kekurangan guru yang berkualitas, fasilitas sekolah yang tidak memadai (terutama di daerah pedesaan), tingginya angka putus sekolah (terutama di antara anak perempuan), relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja, dan pendanaan yang terbatas. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di semua jenjang dianggap krusial untuk pembangunan sumber daya manusia dan kemajuan sosial-ekonomi Mozambik.
7.7. Kesehatan

Sistem layanan kesehatan di Mozambik menghadapi tantangan signifikan dalam menyediakan akses universal terhadap layanan berkualitas, meskipun telah ada beberapa kemajuan dalam indikator kesehatan masyarakat. Negara ini masih berjuang melawan beban penyakit menular yang tinggi, kekurangan tenaga kesehatan profesional, infrastruktur kesehatan yang terbatas, dan pendanaan yang tidak memadai.
Tingkat kesuburan sekitar 5,5 kelahiran per wanita. Pengeluaran publik untuk kesehatan adalah 2,7% dari PDB pada tahun 2004, sedangkan pengeluaran swasta untuk kesehatan adalah 1,3% pada tahun yang sama. Pengeluaran kesehatan per kapita adalah 42 USD (PPP) pada tahun 2004. Pada awal abad ke-21, hanya ada 3 dokter per 100.000 orang di negara ini. Angka kematian bayi adalah 100 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup untuk Mozambik pada tahun 2010 adalah 550. Angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup adalah 147.
Penyakit utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Mozambik meliputi:
- HIV/AIDS: Mozambik memiliki salah satu tingkat prevalensi HIV tertinggi di dunia. Prevalensi HIV resmi pada tahun 2011 adalah 11,5% dari populasi berusia antara 15 dan 49 tahun. Di bagian selatan Mozambik-provinsi Maputo dan Gaza serta kota Maputo-angka resmi lebih dari dua kali lipat rata-rata nasional. Pada tahun 2011, otoritas kesehatan memperkirakan sekitar 1,7 juta warga Mozambik positif HIV, di antaranya 600.000 membutuhkan pengobatan anti-retroviral. Pada Desember 2011, 240.000 menerima pengobatan tersebut, meningkat menjadi 416.000 pada Maret 2014. Upaya pencegahan, tes, dan pengobatan terus ditingkatkan.
- Malaria: Malaria adalah endemik di seluruh Mozambik dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama pada anak-anak di bawah usia lima tahun dan wanita hamil.
- Tuberkulosis (TB): TB, seringkali terkait dengan infeksi HIV, juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.
- Penyakit menular lainnya seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut, dan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin masih umum terjadi, terutama di kalangan anak-anak.
- Malnutrisi kronis juga meluas, yang memperburuk kerentanan terhadap penyakit. Mozambik telah mengalami tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi selama bertahun-tahun.
Aksesibilitas terhadap layanan kesehatan masih terbatas, terutama di daerah pedesaan di mana sebagian besar penduduk tinggal. Terdapat kekurangan fasilitas kesehatan, peralatan medis, obat-obatan esensial, dan tenaga kesehatan yang terlatih (dokter, perawat, bidan). Pemerintah, dengan dukungan dari mitra internasional, terus berupaya untuk memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan cakupan layanan kesehatan primer, melatih lebih banyak tenaga kesehatan, dan meningkatkan infrastruktur kesehatan. Program-program kesehatan masyarakat yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pengendalian penyakit menular, dan promosi kesehatan juga dijalankan. Namun, tantangan pendanaan, tata kelola, dan kapasitas sistem tetap menjadi kendala utama.
7.8. Penyediaan Air dan Sanitasi

Akses terhadap air minum bersih dan fasilitas sanitasi yang layak di Mozambik masih merupakan tantangan besar, terutama di daerah pedesaan dan permukiman informal perkotaan. Situasi ini berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air seperti kolera dan diare, serta memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas.
Menurut perkiraan, pada tahun 2011, tingkat akses terhadap sumber air minum yang aman (improved water source) adalah sekitar 51%, sementara akses terhadap sanitasi yang memadai (adequate sanitation) hanya sekitar 25%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar populasi masih belum memiliki akses yang memadai terhadap layanan dasar ini. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antar kelompok pendapatan.
Di daerah pedesaan, di mana sekitar 62% populasi tinggal (data 2007), akses terhadap air bersih dan sanitasi sangat terbatas. Banyak komunitas bergantung pada sumber air yang tidak terlindungi seperti sungai, sumur terbuka, atau mata air yang rentan terhadap kontaminasi. Fasilitas sanitasi yang layak seringkali tidak ada, dengan praktik buang air besar sembarangan masih umum terjadi di beberapa daerah.
Di daerah perkotaan, pasokan air disediakan oleh penyedia skala kecil informal dan penyedia formal. Mulai tahun 1998, Mozambik mereformasi sektor pasokan air perkotaan formal melalui pembentukan badan pengatur independen bernama CRA, perusahaan induk aset bernama FIPAG, dan kemitraan publik-swasta (KPS) dengan perusahaan bernama Aguas de Moçambique. KPS ini mencakup wilayah-wilayah di ibu kota dan empat kota lainnya yang memiliki akses ke sistem pasokan air formal. Namun, KPS tersebut berakhir ketika kontrak manajemen untuk empat kota berakhir pada tahun 2008 dan ketika mitra asing perusahaan yang melayani ibu kota di bawah kontrak sewa menarik diri pada tahun 2010, dengan alasan kerugian besar. Meskipun pasokan air perkotaan telah mendapat perhatian kebijakan yang cukup besar, pemerintah belum memiliki strategi untuk sanitasi perkotaan.
Pemerintah Mozambik telah menetapkan strategi untuk pasokan air dan sanitasi di daerah pedesaan pada tahun 2007, dengan tujuan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan. Upaya perbaikan meliputi pembangunan sumur bor, sistem perpipaan sederhana, perlindungan mata air, promosi jamban keluarga, dan kampanye kebersihan dan sanitasi. Namun, tantangan seperti pendanaan yang terbatas, kapasitas teknis dan manajemen yang lemah, serta keberlanjutan infrastruktur yang dibangun tetap menjadi kendala.
Donor eksternal memainkan peran penting dalam membiayai investasi di sektor air dan sanitasi, dengan sekitar 87,4% dari semua investasi publik di sektor ini berasal dari bantuan luar negeri. Peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan merupakan prioritas pembangunan yang krusial untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mengurangi angka kematian anak, meningkatkan martabat manusia, dan mendukung pembangunan sosial-ekonomi secara keseluruhan di Mozambik.
8. Budaya


Budaya Mozambik adalah perpaduan yang kaya dan beragam dari tradisi asli Bantu, pengaruh Portugis selama hampir lima abad kolonisasi, serta jejak perdagangan Arab dan Asia di wilayah pesisir. Meskipun Mozambik diperintah oleh Portugal dan berbagi bahasa utama (Portugis) serta agama utama (Katolik Roma), mayoritas penduduknya adalah orang Bantu, sehingga sebagian besar budaya berakar pada tradisi pribumi. Bagi orang Bantu yang tinggal di daerah perkotaan, terdapat pengaruh Portugis yang lebih kuat. Budaya Mozambik juga telah memengaruhi budaya Portugis.
Berbagai aspek budaya Mozambik meliputi seni visual dan pertunjukan, musik, sastra, kuliner, olahraga, dan media, yang semuanya mencerminkan sejarah dan keragaman masyarakat negara ini.
8.1. Seni dan Kerajinan
Seni visual dan pertunjukan di Mozambik memiliki akar yang dalam dalam tradisi lokal dan telah berkembang seiring waktu. Suku Makonde, yang tinggal di utara, sangat terkenal dengan seni ukiran kayu mereka yang rumit dan topeng-topeng yang detail. Topeng-topeng ini sering digunakan dalam tarian-tarian tradisional dan upacara ritual. Ada dua jenis utama ukiran kayu Makonde: shetani (roh jahat), yang biasanya diukir dari kayu eboni yang berat, berbentuk tinggi, melengkung elegan dengan simbol-simbol dan wajah non-representasional; dan ujamaa, yang merupakan ukiran berbentuk totem yang menggambarkan wajah-wajah manusia yang hidup dan berbagai figur. Patung-patung ini sering disebut sebagai "pohon keluarga" karena menceritakan kisah banyak generasi.
Selama tahun-tahun terakhir periode kolonial, seni Mozambik mencerminkan penindasan oleh kekuasaan kolonial dan menjadi simbol perlawanan. Setelah kemerdekaan pada tahun 1975, seni modern memasuki fase baru. Dua seniman kontemporer Mozambik yang paling terkenal dan berpengaruh adalah pelukis Malangatana Ngwenya dan pematung Alberto Chissano. Banyak karya seni pasca-kemerdekaan selama tahun 1980-an dan 1990-an mencerminkan perjuangan politik, perang saudara, penderitaan, kelaparan, dan perjuangan.
Tarian biasanya merupakan tradisi yang rumit dan sangat berkembang di seluruh Mozambik. Ada banyak jenis tarian yang berbeda dari suku ke suku, yang biasanya bersifat ritual. Suku Chopi, misalnya, memerankan pertempuran dengan mengenakan kulit binatang. Para pria Makua mengenakan pakaian berwarna-warni dan topeng sambil menari di atas panggung di sekitar desa selama berjam-jam. Kelompok wanita di bagian utara negara itu menampilkan tarian tradisional yang disebut tufo, untuk merayakan hari raya Islam. Kerajinan tangan lainnya termasuk tembikar, tenun, dan pembuatan perhiasan tradisional.
8.2. Musik
Musik Mozambik memiliki peran multifungsi, mulai dari ekspresi religius hingga upacara adat. Alat musik biasanya dibuat dengan tangan. Beberapa alat musik yang digunakan dalam ekspresi musik Mozambik meliputi drum yang terbuat dari kayu dan kulit binatang; lupembe, alat musik tiup kayu yang terbuat dari tanduk binatang atau kayu; dan marimba, sejenis xilofon yang asli Mozambik dan bagian lain Afrika. Marimba adalah alat musik populer bagi suku Chopi di pesisir selatan-tengah, yang terkenal dengan keterampilan musik dan tarian mereka. Musik timbila dari suku Chopi bahkan telah diakui oleh UNESCO.
Genre musik modern yang paling terkenal dari Mozambik adalah Marrabenta, sebuah gaya musik dansa urban yang berkembang di Maputo selatan pada tahun 1930-an dan 1940-an. Marrabenta menggabungkan ritme tradisional Mozambik dengan pengaruh musik rakyat Portugis, musik pop Barat, dan sedikit jazz. Musik ini seringkali diiringi lirik dalam bahasa lokal atau Portugis yang mengomentari isu-isu sosial dan politik.
Selain Marrabenta, terdapat berbagai genre musik tradisional lainnya yang spesifik untuk berbagai kelompok etnis. Musik kontemporer Mozambik terus berkembang, dengan seniman-seniman muda yang menggabungkan elemen tradisional dengan gaya modern seperti hip hop, R&B, dan reggae. Musik memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, perayaan, dan ekspresi budaya populer di Mozambik.
8.3. Sastra

Sastra Mozambik, yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Portugis, telah menghasilkan sejumlah penulis dan karya penting yang mencerminkan sejarah, budaya, dan realitas sosial negara tersebut. Tradisi lisan, seperti cerita rakyat, peribahasa, dan puisi epik, juga merupakan bagian penting dari warisan sastra Mozambik.
Sastra tulis Mozambik mulai berkembang pada periode kolonial, dengan penyair seperti Rui de Noronha. Namun, gerakan sastra yang lebih signifikan muncul pada pertengahan abad ke-20, bersamaan dengan meningkatnya kesadaran nasionalis dan anti-kolonial. Penulis seperti Noémia de Sousa dan José Craveirinha (yang kemudian memenangkan Penghargaan Camões, penghargaan sastra paling bergengsi dalam bahasa Portugis) menulis puisi yang kuat yang mengeksplorasi tema-tema identitas, penindasan, dan harapan akan kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan, sastra Mozambik terus berkembang, meskipun terkadang dipengaruhi oleh ideologi Marxis pemerintah FRELIMO. Penulis seperti Luís Bernardo Honwana, dengan karyanya yang terkenal "Nós Matámos o Cão-Tinhoso" (Kami Membunuh Anjing Kudisan), menggambarkan kehidupan di bawah kolonialisme dan ketegangan rasial.
Generasi penulis pasca-kemerdekaan dan pasca-perang saudara telah mengeksplorasi tema-tema yang lebih beragam, termasuk dampak perang, rekonsiliasi, korupsi, masalah sosial, dan pencarian identitas dalam Mozambik modern. Salah satu penulis Mozambik yang paling terkenal secara internasional adalah Mia Couto. Karya-karyanya, seperti "Terra Sonâmbula" (Tanah Sleepwalking) dan "A Varanda do Frangipani" (Beranda Kamboja), dikenal karena gaya bahasanya yang puitis, penggunaan neologisme, dan perpaduan antara realisme magis dengan kritik sosial. Penulis penting lainnya termasuk Ungulani Ba Ka Khosa, Lília Momplé, dan Paulina Chiziane, yang merupakan wanita pertama yang menerbitkan novel di Mozambik dan sering mengangkat isu-isu perempuan dalam karyanya.
Tema-tema dominan dalam sastra Mozambik seringkali meliputi dampak kolonialisme, perjuangan kemerdekaan, perang saudara, identitas budaya, tradisi lisan, hubungan antara manusia dan alam, serta kritik terhadap kondisi sosial dan politik kontemporer. Sastra Mozambik merupakan suara penting dalam lanskap sastra Lusofon (berbahasa Portugis) dan sastra Afrika secara keseluruhan.
8.4. Kuliner
Kuliner Mozambik adalah perpaduan unik antara tradisi kuliner asli Afrika, pengaruh Portugis yang kuat selama berabad-abad kolonisasi, dan sentuhan Arab serta India dari jalur perdagangan historis. Hasilnya adalah masakan yang kaya rasa, menggunakan bahan-bahan lokal segar, dan beragam teknik memasak.
Bahan-bahan pokok dalam masakan Mozambik meliputi singkong (yang merupakan makanan pokok penting, sering diolah menjadi tepung atau direbus), jagung (diolah menjadi xima, sejenis bubur kental mirip ugali atau pap), nasi, kacang-kacangan, dan berbagai jenis sayuran hijau. Kelapa juga banyak digunakan, terutama santan sebagai bahan dasar saus dan kari.
Pengaruh Portugis sangat terasa dalam penggunaan bumbu dan bahan seperti daun salam, cabai (terutama piri-piri), ketumbar segar, bawang putih, bawang bombay, paprika, dan anggur. Hidangan seperti galinha à Zambeziana (ayam panggang dengan saus kelapa, jeruk nipis, bawang putih, dan piri-piri) adalah contoh klasik perpaduan ini. Matapa, hidangan yang terbuat dari daun singkong muda yang ditumbuk dan dimasak dengan santan, bawang putih, dan seringkali kacang tanah atau makanan laut (seperti kepiting atau udang), adalah hidangan nasional yang populer.
Makanan laut segar berlimpah karena garis pantai Mozambik yang panjang. Udang (terutama udang piri-piri), ikan (dipanggang, digoreng, atau dimasak dalam saus), kepiting, dan lobster adalah hidangan umum, terutama di daerah pesisir.
Roti gaya Portugis, yang dikenal sebagai pãozinho, juga umum ditemukan. Hidangan penutup seringkali mencerminkan warisan Portugis, seperti pudim (puding) dan berbagai kue serta pastri. Kacang mete, yang pernah menjadi salah satu produsen terbesar di dunia, juga sering digunakan dalam masakan atau sebagai camilan.
Minuman populer termasuk bir lokal (seperti Laurentina dan 2M), minuman ringan, dan jus buah segar. Di beberapa daerah, minuman fermentasi tradisional yang terbuat dari singkong atau buah-buahan juga dikonsumsi.
Budaya makan di Mozambik seringkali bersifat komunal, dengan makanan dibagikan bersama keluarga dan teman. Makanan jalanan juga populer, menawarkan berbagai camilan dan hidangan cepat saji. Secara keseluruhan, kuliner Mozambik menawarkan pengalaman rasa yang khas dan beragam, mencerminkan sejarah dan kekayaan alam negara tersebut.
8.5. Olahraga
Olahraga memainkan peran penting dalam budaya dan kehidupan sosial di Mozambik, dengan sepak bola (futebolsepak bolaBahasa Portugis) menjadi yang paling populer. Tim nasional sepak bola Mozambik, yang dikenal sebagai Os Mambas, memiliki banyak penggemar setia, meskipun belum pernah lolos ke Piala Dunia FIFA. Namun, tim nasional telah berpartisipasi dalam Piala Negara-Negara Afrika beberapa kali. Liga sepak bola domestik, Moçambola, juga diikuti dengan antusias. Beberapa pemain sepak bola Mozambik terkenal telah bermain di liga-liga Eropa, terutama di Portugal. Salah satu pemain sepak bola paling legendaris yang lahir di Mozambik (saat itu Afrika Timur Portugis) adalah Eusébio, yang kemudian menjadi bintang tim nasional Portugal dan klub Benfica.
Selain sepak bola, cabang olahraga lain yang populer termasuk bola basket dan atletik. Maria Mutola, seorang pelari jarak menengah, adalah salah satu atlet Mozambik yang paling berprestasi, memenangkan medali emas di nomor 800 meter putri pada Olimpiade Musim Panas 2000 di Sydney dan beberapa gelar juara dunia. Prestasinya telah menginspirasi banyak atlet muda di negara ini.
Hoki roller (atau hoki quad) juga cukup populer, dan tim nasional Mozambik telah mencapai hasil yang baik di kompetisi internasional, termasuk menempati posisi keempat di Piala Dunia Hoki Roller Pria FIRS 2011. Bola voli pantai juga mendapatkan perhatian, dengan tim putri mencapai hasil yang baik di tingkat kontinental, seperti finis kedua di Piala Kontinental Bola Voli Pantai CAVB 2018-2020. Tim nasional kriket Mozambik mewakili negara dalam kriket internasional.
Olahraga air seperti berenang, selancar, dan menyelam juga populer di daerah pesisir karena garis pantai Mozambik yang panjang dan perairan yang hangat. Pemerintah dan organisasi olahraga berupaya untuk mengembangkan fasilitas olahraga dan mempromosikan partisipasi dalam berbagai cabang olahraga di seluruh negeri, meskipun tantangan seperti pendanaan dan infrastruktur yang terbatas masih ada. Olahraga dianggap sebagai alat penting untuk mempromosikan kesehatan, persatuan nasional, dan memberikan peluang bagi kaum muda.
8.6. Media

Media massa di Mozambik mencakup berbagai platform, termasuk surat kabar, stasiun radio, stasiun televisi, dan media daring. Lanskap media sangat dipengaruhi oleh pemerintah, meskipun ada pertumbuhan media independen sejak transisi ke demokrasi multipartai.
Surat kabar memiliki tingkat sirkulasi yang relatif rendah karena harga surat kabar yang tinggi dan tingkat melek huruf yang rendah. Di antara surat kabar yang paling banyak beredar adalah harian yang dikendalikan negara, seperti Notícias dan Diário de Moçambique, serta mingguan Domingo. Sirkulasi mereka sebagian besar terbatas di Maputo dan kota-kota besar lainnya. Sebagian besar pendanaan dan pendapatan iklan cenderung diberikan kepada surat kabar pro-pemerintah. Namun, ada juga surat kabar independen dan swasta yang memainkan peran penting dalam menyediakan perspektif alternatif dan jurnalisme investigatif, meskipun sering menghadapi tantangan finansial dan tekanan politik.
Program radio adalah bentuk media yang paling berpengaruh di negara ini karena kemudahan aksesnya, terutama di daerah pedesaan di mana kepemilikan televisi dan akses internet terbatas. Stasiun radio milik negara lebih populer daripada media milik swasta. Hal ini dicontohkan oleh stasiun radio pemerintah, Rádio Moçambique, yang merupakan stasiun paling populer di negara ini. Rádio Moçambique didirikan tak lama setelah kemerdekaan Mozambik dan memiliki jangkauan nasional. Terdapat juga banyak stasiun radio komunitas dan swasta yang beroperasi di tingkat lokal dan regional.
Stasiun televisi yang ditonton oleh warga Mozambik termasuk stasiun televisi publik Televisão de Moçambique (TVM), serta beberapa stasiun televisi swasta seperti STV dan TIM. Melalui kabel dan satelit, pemirsa dapat mengakses puluhan saluran Afrika, Asia, Brasil, dan Eropa lainnya.
Media daring dan media sosial semakin populer, terutama di kalangan generasi muda dan di daerah perkotaan. Situs berita daring, blog, dan platform media sosial menjadi sumber informasi dan ruang diskusi yang penting. Namun, akses internet masih terbatas dan mahal bagi sebagian besar populasi.
Isu kebebasan pers dan akses informasi tetap menjadi perhatian di Mozambik. Meskipun konstitusi menjamin kebebasan berekspresi, jurnalis terkadang menghadapi intimidasi, pelecehan, atau tuntutan hukum ketika melaporkan isu-isu sensitif. Indeks Kebebasan Pers Dunia sering menempatkan Mozambik pada peringkat menengah ke bawah. Upaya untuk memperkuat independensi media, melindungi jurnalis, dan meningkatkan literasi media di kalangan masyarakat dianggap penting untuk mendukung perkembangan demokrasi dan tata kelola yang baik.
8.7. Hari Libur Nasional
Hari libur nasional di Mozambik merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah negara, tokoh-tokoh pahlawan, serta aspek budaya dan agama yang signifikan bagi masyarakat. Hari-hari libur ini memberikan kesempatan bagi warga untuk beristirahat, merayakan, dan merenungkan identitas serta warisan nasional mereka. Berikut adalah beberapa hari libur nasional utama di Mozambik:
Tanggal | Nama Hari Libur (Bahasa Indonesia) | Catatan |
---|---|---|
1 Januari | Hari Tahun Baru / Hari Persaudaraan Universal | Merayakan awal tahun baru. |
3 Februari | Hari Pahlawan Mozambik | Untuk menghormati Eduardo Mondlane, pendiri FRELIMO, yang dibunuh pada tanggal ini tahun 1969. |
7 April | Hari Perempuan Mozambik | Untuk menghormati Josina Machel, seorang pejuang kemerdekaan FRELIMO dan istri pertama Samora Machel, yang meninggal pada tanggal ini tahun 1971. |
1 Mei | Hari Buruh Internasional | Merayakan kontribusi para pekerja. |
25 Juni | Hari Kemerdekaan Nasional | Memperingati proklamasi kemerdekaan dari Portugal pada tahun 1975. |
7 September | Hari Kemenangan / Hari Perjanjian Lusaka | Memperingati penandatanganan Perjanjian Lusaka pada tahun 1974, yang secara resmi mengakhiri perang kemerdekaan dan membuka jalan bagi kemerdekaan. |
25 September | Hari Angkatan Bersenjata Pembebasan Nasional (Hari Revolusi) | Memperingati dimulainya perjuangan bersenjata untuk pembebasan nasional oleh FRELIMO pada tahun 1964. |
4 Oktober | Hari Perdamaian dan Rekonsiliasi | Memperingati penandatanganan Persetujuan Damai Umum Roma pada tahun 1992, yang mengakhiri perang saudara Mozambik. |
25 Desember | Hari Keluarga / Hari Natal | Merayakan ikatan keluarga; umat Kristen juga merayakan Natal. |
Selain hari-hari libur nasional yang tetap ini, mungkin ada hari libur lain yang ditetapkan oleh pemerintah dari waktu ke waktu. Hari-hari libur ini seringkali dirayakan dengan berbagai acara publik, upacara resmi, kegiatan budaya, dan pertemuan keluarga.