1. Gambaran Umum
Ernst Simon Bloch (lahir 8 Juli 1885 - meninggal 4 Agustus 1977; nama samaran: Karl Jahraus, Jakob Knerz) adalah seorang filsuf Marxis Jerman yang dikenal karena pemikiran utopia dan humanistiknya. Karyanya berfokus pada teleologi optimistik dalam sejarah umat manusia, menekankan revolusi sebagai dorongan menuju dunia yang humanistik tanpa penindasan dan eksploitasi.
Bloch banyak dipengaruhi oleh pemikir seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Karl Marx, serta para pemikir apokaliptik dan agama seperti Thomas Müntzer, Paracelsus, dan Jacob Böhme. Ia juga menjalin persahabatan erat dengan sejumlah intelektual dan seniman terkemuka pada masanya, termasuk György Lukács, Bertolt Brecht, Kurt Weill, Walter Benjamin, Theodor W. Adorno, Georg Simmel, Max Weber, dan Siegfried Kracauer. Pemikiran utopia dan hubungannya dengan ekspresionisme telah memberikan dampak signifikan pada berbagai bidang, termasuk gerakan mahasiswa 1968 dan teologi pembebasan.
2. Kehidupan
Kehidupan Ernst Bloch ditandai oleh perjalanan intelektual yang cemerlang, pengasingan dari rezim totalitarian, dan komitmen yang tak tergoyahkan pada pemikiran kritis.
2.1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Ernst Bloch lahir pada 8 Juli 1885 di Ludwigshafen, Jerman, sebagai putra seorang pegawai kereta api Yahudi. Sejak usia muda, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam studi. Bloch menempuh pendidikan di München dan Würzburg, mendalami filsafat, fisika, dan musik. Ia menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dengan meraih gelar doktor pada tahun 1908, hanya enam semester setelah memasuki universitas, dengan disertasi berjudul "Klarifikasi Kritis tentang Rickert dan Masalah Epistemologi Modern."
Selama masa studi dan awal karier intelektualnya, Bloch menjalin persahabatan dan hubungan intelektual yang penting. Ia menjadi dekat dengan Georg Simmel dan György Lukács, di mana hubungannya dengan Lukács sangat intensif dan ia sebut sebagai "simbiosis." Pada tahun 1913, ia menikah dengan Else von Stritzky, putri seorang pemilik pabrik bir Baltik, yang kemudian meninggal pada tahun 1921. Pada tahun 1915, saat mengunjungi Heidelberg, ia juga berkenalan dengan Max Weber.
2.2. Aktivitas Intelektual Awal dan Pengasingan Selama Era Nazi
Dengan pecahnya Perang Dunia I, Ernst Bloch yang menentang perang, mengasingkan diri ke Swiss pada tahun 1917. Pada tahun berikutnya, 1918, ia menerbitkan karya pertamanya, Geist der Utopie (Geist der UtopieGais der UtōpīBahasa Jerman, The Spirit of Utopia). Meskipun awalnya dianggap sulit dipahami oleh masyarakat umum, karya ini mendapat pujian tinggi dari para pembaca terpilih yang memiliki kepedulian serupa, seperti Theodor W. Adorno dan Walter Benjamin.
Pada tahun 1920-an, Bloch aktif sebagai jurnalis dan berinteraksi dengan berbagai seniman terkemuka seperti Bertolt Brecht dan Kurt Weill. Setelah pernikahan pertamanya, ia sempat menikah untuk kedua kalinya dengan Linda Oppenheimer, namun pernikahan ini hanya berlangsung beberapa tahun. Pada tahun 1933, ketika rezim Nazi berkuasa di Jerman, Bloch, sebagai seorang Yahudi, segera melarikan diri dari negaranya. Pada tahun 1934, ia menikah untuk ketiga kalinya dengan Karola Piotrowska, seorang arsitek berkebangsaan Polandia, di Wina.
Pasangan ini terpaksa hidup dalam pelarian untuk menghindari penganiayaan Nazi, berpindah-pindah dari Swiss, kemudian ke Austria, Prancis, Cekoslowakia, dan akhirnya menetap di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, ia sempat tinggal sebentar di New Hampshire sebelum menetap di Cambridge, Massachusetts. Di ruang baca Perpustakaan Widener Universitas Harvard, Bloch menulis mahakaryanya yang terdiri dari tiga volume, Das Prinzip Hoffnung (Das Prinzip HoffnungDas Prinsip HōfnungBahasa Jerman, The Principle of Hope). Awalnya, ia berencana menerbitkan karya ini dengan judul Dreams of a Better Life.
Selama masa pengasingan ini, Bloch juga menerbitkan Erbschaft dieser Zeit (Erbschaft dieser ZeitErbschaft dīzer TsaitBahasa Jerman, Heritage of Our Times, 1935), sebuah karya yang menganalisis mengapa Republik Weimar melahirkan Nazisme dan memungkinkan Adolf Hitler berkuasa. Dalam karya ini, ia mengembangkan konsep "yang sudah tidak disadari" dan "yang belum disadari," menggunakan teknik montase untuk menyusun pemikirannya. Buku ini mendapat sambutan baik dari penulis dan kritikus non-Marxis seperti Hermann Hesse dan Klaus Mann. Pada periode yang sama (1937-1938), ia terlibat dalam "Debat Ekspresionisme" dengan György Lukács, di mana Bloch membela potensi seni avant-garde untuk melihat dan mewujudkan masa depan, menolak klaim Lukács yang menuduh ekspresionisme sebagai pelopor Nazisme.
2.3. Aktivitas Akademik di Jerman Timur
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pada tahun 1948 (atau 1949 menurut sumber lain), Ernst Bloch kembali ke Jerman Timur dan menerima jabatan sebagai profesor filsafat di Universitas Leipzig. Pada tahun 1955, ia dianugerahi Penghargaan Nasional Republik Demokratik Jerman (GDR), dan juga menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Jerman di Berlin. Ia secara luas dianggap sebagai filsuf politik terkemuka bagi GDR. Salah satu murid akademisnya dari periode ini adalah asistennya, Manfred Buhr, yang meraih gelar doktor di bawah bimbingannya pada tahun 1957 dan kemudian menjadi kritikus Bloch.
Namun, Revolusi Hungaria 1956 mendorong Bloch untuk meninjau kembali pandangannya terhadap rezim SED (Partai Persatuan Sosialis), meskipun ia tetap mempertahankan orientasi Marxisnya. Karena ia secara terbuka menganjurkan gagasan humanistik tentang kebebasan, ia dipaksa pensiun pada tahun 1957 atas alasan politik, bukan karena usianya yang sudah 72 tahun. Sejumlah ilmuwan dan mahasiswa secara terbuka menentang pemecatan paksa ini, termasuk profesor dan kolega terkemuka Emil Fuchs serta cucunya, Klaus Fuchs-Kittowski.
2.4. Menetap di Jerman Barat dan Tahun-Tahun Akhir
Ketika Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961, Ernst Bloch memutuskan untuk tidak kembali ke GDR, melainkan pindah ke Tübingen di Jerman Barat. Di sana, ia menerima jabatan profesor kehormatan dalam bidang filsafat di Universitas Tübingen. Pada tahun 1960-an, ia aktif terlibat dalam kelompok dialog intelektual Kristen-Marxis yang diselenggarakan oleh Milan Machovec dan lainnya di Cekoslowakia.
Di masa senjanya, Bloch menerima beberapa penghargaan bergengsi, termasuk Penghargaan Perdamaian Perdagangan Buku Jerman pada tahun 1967 dan Penghargaan Sigmund Freud pada tahun 1975. Ia terus berkomitmen pada penulisan hingga akhir hayatnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik sambil dengan gigih menulis karya-karya terakhirnya. Ernst Bloch meninggal dunia di Tübingen pada 4 Agustus 1977.
3. Pemikiran dan Filsafat
Ernst Bloch adalah seorang pemikir yang sangat orisinal dan unik, dengan gaya penulisan yang puitis dan aforistik. Sebagian besar karyanya, terutama mahakaryanya The Principle of Hope, mencoba memberikan penjelasan ensiklopedis tentang orientasi umat manusia dan alam menuju masa depan yang lebih baik secara sosial dan teknologi.
3.1. Gagasan dan Konsep Kunci
Inti dari filsafat Bloch adalah sebuah teleologi optimistik tentang sejarah umat manusia. Ia percaya bahwa alam semesta sedang mengalami transisi dari penyebab primordialnya (UrgrundUrgrunBahasa Jerman) menuju tujuan akhirnya (EndzielEnzylBahasa Jerman). Transisi ini diwujudkan melalui dialektika subjek-objek, dan ia melihat bukti proses ini dalam semua aspek sejarah dan budaya manusia.
Konsep sentral dalam pemikirannya adalah "Prinsip Harapan" dan "Utopia Konkret". Bloch berpendapat bahwa harapan bukan hanya sekadar emosi pasif, melainkan kekuatan aktif dan motor penggerak perubahan sosial yang transformatif. Ia meyakini bahwa sebuah dunia humanistik tanpa penindasan dan eksploitasi selalu memiliki dorongan revolusioner yang terus-menerus. Gagasan tentang "Utopia Konkret" menekankan bahwa harapan dan impian akan masa depan yang lebih baik harus berakar pada kondisi dan kemungkinan nyata yang ada di dunia ini, bukan pada khayalan yang tidak mungkin tercapai.
3.2. Latar Belakang dan Perkembangan Intelektual
Pemikiran Ernst Bloch sangat dipengaruhi oleh tradisi filosofis dan keagamaan yang kaya. Ia secara mendalam menggali karya-karya Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan Karl Marx, yang membentuk dasar pemahaman Marxisme-nya yang unik. Selain itu, Bloch juga banyak mengambil inspirasi dari para pemikir apokaliptik dan agama yang visioner, seperti Thomas Müntzer, seorang teolog reformasi radikal, serta Paracelsus dan Jacob Böhme, mistikus dan filsuf abad pertengahan.
Perkembangan filsafat Bloch juga erat kaitannya dengan ekspresionisme. Meskipun terlibat dalam perdebatan mengenai ekspresionisme dengan Lukács, Bloch melihat potensi dalam seni avant-garde untuk mengeksplorasi dan memproyeksikan kemungkinan-kemungkinan masa depan, menjadikannya bagian integral dari proyek utopisnya.
4. Karya-Karya Utama
Ernst Bloch adalah seorang penulis yang produktif, meninggalkan banyak karya penting yang mencerminkan kedalaman pemikirannya.
- Geist der Utopie (1918) (The Spirit of Utopia, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 2000): Karya pertama Bloch yang menyelami konsep utopia dan potensi transformatifnya.
- Thomas Müntzer als Theologe der Revolution (1921) (Thomas Müntzer as Theologian of Revolution)
- Spuren (1930) (Traces, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 2006)
- Erbschaft dieser Zeit (1935) (Heritage of Our Times, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1991): Menganalisis kondisi sosial dan budaya yang melahirkan Nazisme, serta mengembangkan konsep "yang sudah tidak disadari" dan "yang belum disadari."
- Freiheit und Ordnung (1947) (Freedom and Order)
- Subjekt-Objekt (1949)
- Christian Thomasius (1949)
- Avicenna und die aristotelische Linke (1949) (Avicenna and the aristotelian Left)
- Das Prinzip Hoffnung (3 volume: 1938-1947) (The Principle of Hope, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1986): Mahakarya Bloch yang paling terkenal, menyajikan pandangan ensiklopedis tentang harapan sebagai kekuatan pendorong menuju masa depan yang lebih baik.
- Naturrecht und menschliche Würde (1961) (Natural Law and Human Dignity, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1986)
- Tübinger Einleitung in die Philosophie (1963) (A Philosophy of the Future, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada tahun 1970)
- Religion im Erbe (1959-66) (diterjemahkan: Man on His Own, 1970)
- On Karl Marx (1968)
- Atheismus im Christentum (1968) (diterjemahkan: Atheism in Christianity, 1972)
- Politische Messungen, Pestzeit, Vormärz (1970) (Political Measurements, the Plague, Pre-March)
- Das Materialismusproblem, seine Geschichte dan Substanz (1972) (The Problem of Materialism, Its History and Substance)
- Experimentum Mundi. Frage, Kategorien des Herausbringens, Praxis (1975) (Experimentum Mundi. Question, Categories of Realization, Praxis)
Bloch juga menulis sejumlah artikel penting, di antaranya:
- "Causality and Finality as Active, Objectifying Categories: Categories of Transmission". Telos 21 (Musim Gugur 1974). New York: Telos Press.
5. Penilaian dan Warisan
Ernst Bloch telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam filsafat dan pemikiran sosial, meskipun pemikirannya juga tidak luput dari kritik.
5.1. Pengaruh
Karya Ernst Bloch menjadi sangat berpengaruh, terutama selama gerakan mahasiswa 1968 dan dalam perkembangan teologi pembebasan. Ia dikutip sebagai pengaruh utama oleh Jürgen Moltmann dalam karyanya Teologi Harapan (1967), serta oleh Dorothee Sölle dan Ernesto Balducci. Joel Kovel, seorang psikoanalis, memuji Bloch sebagai "pemikir utopia modern terbesar."
Robert S. Corrington juga terpengaruh oleh Bloch, meskipun ia mencoba mengadaptasi gagasan Bloch untuk melayani politik liberal daripada Marxis. Konsep Bloch tentang utopia konkret yang ditemukan dalam The Principle of Hope digunakan oleh José Esteban Muñoz untuk mengubah bidang studi performa. Pergeseran ini memungkinkan munculnya performativitas utopia dan gelombang baru teori performa, karena formulasi utopia Bloch mengubah cara para sarjana mengkonseptualisasikan ontologi dan pementasan performa sebagai sesuatu yang dijiwai dengan ketidakpastian yang abadi, berbeda dengan teori performa dominan yang ditemukan dalam karya Peggy Phelan, yang memandang performa sebagai peristiwa kehidupan tanpa reproduksi.
Monumen Endlose Treppe (Endlose TreppeEndloze TrepeBahasa Jerman, Tangga Tak Berujung) karya Max Bill didedikasikan untuk The Principle of Hope karya Bloch, menunjukkan dampak pemikirannya pada bidang seni.
5.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun Ernst Bloch adalah seorang filsuf yang sangat dihormati, pemikirannya yang unik dan sering kali heterodox tidak jarang menimbulkan kritik dan kontroversi. Di Jerman Timur, ia dituduh melakukan "revisionisme" oleh otoritas Partai Persatuan Sosialis (SED) karena pandangan Marxisme-nya yang menekankan humanisme dan kebebasan, yang dianggap menyimpang dari doktrin resmi partai. Hal ini berkontribusi pada pemecatan paksa dari jabatannya di Universitas Leipzig.
Bloch juga terlibat dalam "Debat Ekspresionisme" dengan György Lukács pada tahun 1930-an. Dalam debat ini, Lukács mengkritik ekspresionisme sebagai seni yang dekaden dan menjadi pelopor Nazisme, sementara Bloch membela seni avant-garde sebagai bentuk ekspresi yang memungkinkan visi dan realisasi masa depan, menunjukkan komitmennya pada aspek transformatif seni.
6. Lihat pula
- György Lukács
- Walter Benjamin
- Theodor W. Adorno
- Bertolt Brecht
- Karl Marx
- Georg Wilhelm Friedrich Hegel
- Thomas Müntzer
- Teologi pembebasan
- Protes 1968
- Marxisme
- Exilliteratur
7. Bacaan lebih lanjut
- Werner Raupp: Ernst Bloch, dalam: Biographisch-Bibliographisches Kirchenlexikon (BBKL), Vol. 14, Herzberg: Bautz 1998, Kol. 783-810 (dengan bibliografi rinci).
- Adorno, Theodor W. (1991). "Ernst Bloch's Spuren", Notes to Literature, Volume One, New York, Columbia University Press.
- Dietschy, Beat, Doris Zeilinger, dan Rainer Zimmermann (eds.) (2012). Bloch-Wörterbuch: Leitbegriffe der Philosophie Ernst Blochs, Berlin, Walter de Gruyter.
- Thompson, Peter dan Slavoj Žižek (eds.) (2013). "The Privatization of Hope: Ernst Bloch and the Future of Utopia". Durham, NC: Duke University Press.
- de Berg, Henk dan Cat Moir (eds.) (2024). "Rethinking Ernst Bloch". Leiden: E. J. Brill.
- Boldyrev, Ivan (2014). Ernst Bloch and His Contemporaries: Locating Utopian Messianism. London and New York: Bloomsbury.
- Geoghegan, Vincent (1996). Ernst Bloch, London, Routledge.
- Hudson, Wayne (1982). The Marxist philosophy of Ernst Bloch, New York, St. Martin's Press.
- Schmidt, Burghard (1985). Ernst Bloch, Stuttgart, Metzler.
- Münster, Arno (1989). Ernst Bloch: messianisme et utopie, PUF, Paris.
- Jones, John Miller (1995). Assembling (Post)modernism: The Utopian Philosophy of Ernst Bloch, New York, P Lang. (Studies in European thought, volume 11).
- Korstvedt, Benjamin M. (2010). Listening for utopia in Ernst Bloch's musical philosophy, Cambridge, Cambridge University Press.
- West, Thomas H. (1991). Ultimate hope without God: the atheistic eschatology of Ernst Bloch, New York, P. Lang (American university studies series 7 Theology religion; volume 97).
8. Pranala luar
- [https://pages.gseis.ucla.edu/faculty/kellner/Illumina%20Folder/kell1.htm Illuminations: Ernst Bloch, Utopia and Ideology Critique Oleh Douglas Kellner]
- [https://modernlanguages.sas.ac.uk/ernst-bloch-centre-german-thought Centre for Ernst Bloch Studies, School of Advanced Study, University of London]
- [http://www.bloch.de Ernst-Bloch-Zentrum]
- [http://www.ernst-bloch.net Ernst Bloch Assoziation]