1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Rohullah Nikpai memiliki latar belakang pribadi yang terbentuk oleh konflik di Afghanistan, yang memaksanya menjadi pengungsi dan memulai perjalanannya dalam taekwondo.
1.1. Memulai Taekwondo
Nikpai lahir di Kabul, Afghanistan, pada 15 Juni 1987. Ia berasal dari etnis Hazara. Pada usia 10 tahun, ia mulai berlatih taekwondo. Selama perang saudara pada tahun 1990-an, keluarganya terpaksa meninggalkan kota Kabul dan hidup sebagai pengungsi Afghanistan di Iran. Di pengungsian, Nikpai bergabung dengan tim taekwondo pengungsi Afghanistan, terinspirasi setelah menonton film-film seni bela diri. Pada tahun 2004, ia kembali ke Afghanistan dan melanjutkan pelatihannya di fasilitas pelatihan Olimpiade yang disediakan pemerintah di Kabul.
2. Karier Taekwondo
Karier kompetitif Rohullah Nikpai ditandai dengan partisipasi di berbagai ajang internasional, puncaknya adalah dua medali Olimpiade yang menjadikannya legenda di negaranya.
2.1. Asian Games Doha 2006
Pada Pesta Olahraga Asia 2006 di Doha, Qatar, Nikpai berkompetisi di divisi kelas terbang (58 kg). Namun, perjalanannya terhenti di babak 16 besar setelah dikalahkan oleh Nattapong Tewawetchapong dari Thailand, yang kemudian meraih medali perak di ajang tersebut.
2.2. Olimpiade Beijing 2008

Pada Olimpiade Musim Panas 2008 di Beijing, Tiongkok, Nikpai berkompetisi di kategori 58 kg putra. Ia kalah dari Guillermo Pérez dari Meksiko di perempat final, namun berhasil melaju melalui babak repechage. Dalam pertandingan perebutan medali perunggu, ia mengalahkan juara dunia dua kali, Juan Antonio Ramos dari Spanyol, untuk meraih medali perunggu. Ini merupakan medali Olimpiade pertama bagi Afghanistan dalam sejarah partisipasi mereka di ajang olahraga tersebut, menjadikannya pahlawan nasional.
Setelah kemenangannya, ribuan orang menyambutnya di bandara saat ia kembali ke Afghanistan. Presiden Afghanistan saat itu, Hamid Karzai, segera menelepon untuk mengucapkan selamat kepada Nikpai dan menganugerahinya sebuah rumah, mobil, serta fasilitas mewah lainnya atas biaya pemerintah. Nikpai menyatakan, "Saya berharap ini akan mengirimkan pesan perdamaian kepada negara saya setelah 30 tahun perang."
2.3. Olimpiade London 2012
Nikpai kembali mewakili Afghanistan pada Olimpiade Musim Panas 2012 di London, Inggris. Ia berkompetisi di kategori 68 kg putra. Setelah dikalahkan oleh Mohammad Bagheri Motamed dari Iran, ia berhasil memenangkan medali perunggu keduanya di Olimpiade dengan mengalahkan Martin Stamper dari Britania Raya.
2.4. Status sebagai Peraih Medali Olimpiade Afghanistan
Rohullah Nikpai memegang posisi yang unik dan signifikan dalam sejarah olahraga Afghanistan. Ia adalah satu-satunya atlet dari Afghanistan yang berhasil meraih medali Olimpiade, dengan total dua medali perunggu yang diraihnya pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Hingga saat ini, semua medali Olimpiade yang diperoleh Afghanistan berasal dari prestasinya.
3. Aktivitas Pasca-Pensiun
Setelah mengakhiri karier profesionalnya sebagai atlet, Rohullah Nikpai melanjutkan kontribusinya dalam dunia taekwondo melalui peran kepelatihan.
3.1. Pelatih Tim Nasional Selandia Baru
Rohullah Nikpai secara resmi pensiun sebagai atlet pada tahun 2017. Pada tahun 2023, ia ditunjuk sebagai pelatih tim nasional taekwondo Selandia Baru, melanjutkan warisannya dalam mengembangkan olahraga ini di kancah internasional.
4. Evaluasi dan Dampak
Pencapaian Rohullah Nikpai memiliki dampak yang mendalam bagi Afghanistan. Sebagai satu-satunya peraih medali Olimpiade bagi negaranya, ia telah menjadi simbol harapan dan pahlawan nasional. Medali-medali yang ia raih tidak hanya mewakili keunggulan atletik, tetapi juga membawa pesan perdamaian dan persatuan bagi sebuah negara yang telah lama dilanda konflik. Prestasinya telah meningkatkan moral dan kebanggaan nasional, menunjukkan bahwa bahkan di tengah kesulitan, ada potensi untuk meraih kesuksesan dan membawa kehormatan bagi bangsa.