1. Gambaran Umum
Republik Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Melanesia, Samudra Pasifik Selatan, yang terdiri dari sekitar 83 pulau vulkanik. Negara ini memiliki sejarah panjang pemukiman Melanesia, kontak dengan penjelajah Eropa sejak abad ke-17, dan periode kolonial sebagai Kondominium Hebrides Baru yang dikelola bersama oleh Inggris dan Prancis. Vanuatu meraih kemerdekaan pada tahun 1980 dan sejak itu mengembangkan sistem politik parlementer multipartai. Artikel ini akan menguraikan etimologi nama "Vanuatu", sejarahnya dari zaman prasejarah hingga era pasca-kemerdekaan, kondisi geografis termasuk topografi, iklim, flora-fauna, dan kerentanan terhadap bencana alam. Lebih lanjut, akan dibahas struktur politik dan pemerintahan, hubungan luar negeri yang independen dengan penekanan pada isu-isu hak asasi manusia regional seperti Papua Barat, serta kondisi militer dan keamanan publik. Sektor ekonomi akan dianalisis secara komprehensif, mencakup pertanian, pariwisata, jasa keuangan, dan tantangan pembangunan. Aspek sosial masyarakat, termasuk demografi, keragaman bahasa, agama, pendidikan, dan kesehatan, juga akan dijelaskan. Terakhir, kekayaan budaya Vanuatu, mulai dari adat istiadat tradisional kastom, seni lukisan pasir, musik, kuliner, hingga olahraga dan media, akan diperkenalkan. Penulisan artikel ini menganut perspektif kiri-tengah dan liberalisme sosial, dengan menitikberatkan pada dampak sosial, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
2. Etimologi
Nama "Vanuatu" berasal dari penggabungan dua kata yang ditemukan dalam beberapa bahasa Austronesia. Kata pertama adalah vanua, yang berarti "tanah" atau "rumah". Kata ini memiliki kognat dalam berbagai bahasa Austronesia dan berasal dari bahasa Proto-Austronesia *banua. Kata kedua adalah tu, yang berarti "berdiri" atau "tetap". Kata tu ini berasal dari bahasa Proto-Oseanik *tuqur. Secara bersama-sama, kedua kata tersebut, vanua dan tu, menyampaikan makna status kemerdekaan negara ini, sering diartikan sebagai "tanah yang berdiri sendiri" atau "tanah kita". Nama ini secara resmi diadopsi ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada tahun 1980, menggantikan nama kolonial "Hebrides Baru". Dalam bahasa Bislama, nama resmi negara ini adalah Ripablik blong VanuatuRipablik blong VanuatuBahasa Bislama, dalam bahasa Inggris Republic of VanuatuRepublik VanuatuBahasa Inggris, dan dalam bahasa Prancis République de VanuatuRepublik VanuatuBahasa Prancis.
3. Sejarah
Sejarah Vanuatu mencakup periode panjang dari pemukiman manusia pertama ribuan tahun yang lalu, melalui era kontak dengan bangsa Eropa, masa kolonial di bawah pemerintahan bersama Inggris dan Prancis, hingga pencapaian kemerdekaan dan perkembangan sebagai negara modern. Bagian ini akan menguraikan perjalanan sejarah Vanuatu, dimulai dari bukti arkeologis awal, kedatangan penjelajah dan misionaris Eropa, pembentukan Kondominium Hebrides Baru, gerakan menuju kemerdekaan, dan tantangan serta pencapaian Vanuatu pasca-kemerdekaan.
3.1. Prasejarah
Sejarah Vanuatu sebelum kolonisasi Eropa sebagian besar masih belum jelas karena kurangnya sumber tertulis dan terbatasnya penelitian arkeologi yang dilakukan. Kondisi geologi dan iklim Vanuatu yang tidak stabil juga kemungkinan telah merusak atau menyembunyikan banyak situs prasejarah. Namun, bukti arkeologis yang dikumpulkan sejak tahun 1980-an mendukung teori bahwa kepulauan Vanuatu pertama kali dihuni sekitar 3.000 tahun yang lalu, antara tahun 1100 SM dan 700 SM. Para pemukim awal ini hampir pasti adalah orang-orang dari budaya Lapita.
Situs-situs Lapita yang penting termasuk Teouma di Efate, Uripiv dan Vao di lepas pantai Malakula, serta Makue di Aore. Beberapa situs pemakaman kuno telah digali, terutama Teouma di Efate, yang memiliki kompleks pemakaman besar berisi sisa-sisa 94 individu. Ada juga situs-situs di Efate dan pulau-pulau sekitarnya seperti Lelepa dan Eretoka yang terkait dengan kepala suku abad ke-16 hingga ke-17 yang dikenal sebagai Roy Mata. Roy Mata dikatakan telah menyatukan klan-klan lokal dan memimpin era perdamaian. Cerita tentang Roy Mata berasal dari tradisi lisan lokal dan konsisten dengan bukti arkeologis berusia berabad-abad. Situs-situs terkait Roy Mata ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pertama Vanuatu pada tahun 2008.

Asal-usul langsung orang Lapita berada di barat laut, di Kepulauan Solomon dan Kepulauan Bismarck di Papua Nugini. Namun, studi DNA dari kerangka berusia 3.000 tahun yang ditemukan di dekat Port Vila pada tahun 2016 menunjukkan bahwa beberapa dari mereka mungkin datang langsung dari Filipina atau Taiwan, dengan hanya singgah sebentar dalam perjalanan. Mereka membawa tanaman pangan seperti ubi, talas, dan pisang, serta hewan peliharaan seperti babi dan ayam. Kedatangan mereka bertepatan dengan kepunahan beberapa spesies, seperti buaya darat (Mekosuchus) Mekosuchus kalpokasi, kura-kura darat (Meiolania) Meiolania damelipi, dan berbagai spesies burung yang tidak bisa terbang. Pada puncaknya, permukiman Lapita mencapai hingga ke timur sejauh Tonga dan Samoa.
Seiring waktu, budaya Lapita kehilangan banyak kesatuan awalnya dan menjadi semakin terfragmentasi. Praktik tembikar, permukiman, dan pemakaman di Vanuatu berkembang ke arah yang lebih lokal, dengan pola perdagangan dan migrasi jarak jauh yang menyusut. Meskipun demikian, perdagangan jarak jauh terbatas tetap berlanjut, dengan praktik budaya serupa dan barang-barang periode akhir juga ditemukan di Fiji, Kaledonia Baru, Bismarck, dan Solomon. Temuan di Vanuatu tengah dan selatan, seperti beliung khas, juga menunjukkan beberapa koneksi perdagangan, dan mungkin pergerakan populasi, dengan orang-orang Polinesia di timur.
Diperkirakan bahwa orang Lapita kemudian bercampur dengan, atau bertindak sebagai perintis bagi, para migran yang datang dari Bismarck dan wilayah Melanesia lainnya, yang pada akhirnya menghasilkan ciri fisik berkulit lebih gelap yang khas dari orang Ni-Vanuatu modern. Secara linguistik, bahasa-bahasa Austronesia orang Lapita dipertahankan, dengan lebih dari 100 bahasa asli Vanuatu diklasifikasikan sebagai cabang Oseanik dari rumpun bahasa Austronesia. Keanekaragaman linguistik yang luar biasa ini disebabkan oleh beberapa faktor: gelombang migrasi yang berkelanjutan, keberadaan banyak komunitas yang terdesentralisasi dan umumnya mandiri, permusuhan antar kelompok masyarakat, serta geografi Vanuatu yang sulit yang menghambat perjalanan dan komunikasi antar dan intra-pulau. Catatan geologis juga menunjukkan bahwa letusan gunung berapi besar terjadi di Ambrym sekitar tahun 200 M, dan letusan dahsyat Kuwae sekitar tahun 1452-1453 M, yang menghancurkan populasi lokal dan kemungkinan mengakibatkan pergerakan populasi lebih lanjut. Kanibalisme manusia tersebar luas di beberapa bagian Vanuatu.
3.2. Kedatangan Bangsa Eropa dan Kontak Awal (1606-1906)
Kepulauan Vanuatu pertama kali melakukan kontak dengan orang Eropa pada bulan April 1606, ketika penjelajah Portugis Pedro Fernandes de Queirós, yang berlayar untuk Kerajaan Spanyol, berangkat dari Callao, Peru. Ia berlayar melewati Kepulauan Banks dan mendarat sebentar di Gaua (yang ia sebut Santa María). Melanjutkan lebih jauh ke selatan, Queirós tiba di pulau terbesar, yang ia namai La Austrialia del Espíritu SantoLa Austrialia del Espiritu SantoBahasa Spanyol ("Tanah Selatan Roh Kudus"), karena ia percaya telah tiba di Terra Australis (Australia). Spanyol mendirikan permukiman sementara bernama Nueva Jerusalem di Big Bay di sisi utara pulau tersebut. Hubungan dengan penduduk Ni-Vanuatu awalnya bersahabat, namun karena perlakuan buruk Spanyol terhadap penduduk lokal, situasi segera memburuk dan berubah menjadi kekerasan. Banyak awak kapal, termasuk Queirós, juga menderita sakit, dan kondisi mental Queirós sendiri memburuk. Permukiman itu ditinggalkan setelah sebulan, dan Queirós melanjutkan pencariannya akan benua selatan.
Bangsa Eropa tidak kembali hingga tahun 1768, ketika penjelajah Prancis Louis Antoine de Bougainville berlayar melewati pulau-pulau tersebut pada tanggal 22 Mei, menamainya Great Cyclades. Dari berbagai toponim Prancis yang diciptakan Bougainville, hanya Pulau Pentakosta yang tetap digunakan. Prancis mendarat di Ambae, berdagang dengan penduduk asli secara damai, meskipun Bougainville menyatakan bahwa mereka kemudian diserang, yang memaksanya melepaskan tembakan peringatan dengan senapannya, sebelum awaknya pergi dan melanjutkan pelayaran. Pada Juli-September 1774, pulau-pulau tersebut dieksplorasi secara ekstensif oleh penjelajah Inggris Kapten James Cook, yang menamainya Hebrides Baru, mengambil nama dari Hebrides di lepas pantai barat Skotlandia. Nama ini bertahan hingga kemerdekaan pada tahun 1980. Cook berhasil mempertahankan hubungan yang umumnya baik dengan Ni-Vanuatu dengan memberi mereka hadiah dan menahan diri dari kekerasan.
Pada tahun 1789, William Bligh dan sisa awaknya berlayar melalui Kepulauan Banks dalam perjalanan pulang mereka ke Timor setelah pemberontakan di Bounty. Bligh kemudian kembali ke pulau-pulau tersebut, menamainya sesuai nama pelindungnya, Joseph Banks.

Kapal-kapal penangkap paus termasuk di antara pengunjung reguler pertama ke gugusan pulau ini. Kunjungan pertama yang tercatat adalah oleh kapal Rose pada Februari 1804, dan kunjungan terakhir yang diketahui adalah oleh kapal John and Winthrop dari New Bedford pada tahun 1887. Pada tahun 1825, penemuan kayu cendana oleh pedagang Peter Dillon di pulau Erromango, yang sangat dihargai sebagai dupa di Tiongkok di mana kayu tersebut dapat ditukar dengan teh, mengakibatkan gelombang pendatang yang berakhir pada tahun 1830 setelah bentrokan antara pekerja imigran Polinesia dan penduduk asli Ni-Vanuatu. Pohon cendana lebih lanjut ditemukan di Efate, Espiritu Santo, dan Aneityum, yang memicu serangkaian ledakan dan kemerosotan, meskipun pasokan pada dasarnya habis pada pertengahan tahun 1860-an, dan perdagangan sebagian besar berhenti.
Selama tahun 1860-an, para pemilik perkebunan di Australia, Fiji, Kaledonia Baru, dan kepulauan Samoa, yang membutuhkan tenaga kerja, mendorong perdagangan buruh kontrak jangka panjang yang disebut "blackbirding". Pada puncak perdagangan tenaga kerja, lebih dari separuh populasi pria dewasa di beberapa pulau bekerja di luar negeri. Akibat praktik ini, kondisi kerja yang buruk dan pelecehan yang sering dihadapi oleh para pekerja, serta masuknya penyakit-penyakit umum yang mana penduduk asli Ni-Vanuatu tidak memiliki kekebalan, populasi Vanuatu menurun drastis. Pengawasan yang lebih ketat terhadap perdagangan ini membuatnya berangsur-angsur mereda, dengan Australia melarang pekerja 'blackbird' lebih lanjut pada tahun 1906, diikuti oleh Fiji dan Samoa masing-masing pada tahun 1910 dan 1913. Praktik blackbirding ini merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi masyarakat pribumi.
Sejak tahun 1839 dan seterusnya, para misionaris, baik Katolik Roma maupun Protestan, tiba di pulau-pulau tersebut. Awalnya, mereka menghadapi permusuhan, terutama dengan terbunuhnya John Williams dan James Harris dari London Missionary Society di Erromango pada tahun 1839. Meskipun demikian, mereka terus maju, yang menghasilkan banyak pertobatan. Namun, yang membuat khawatir orang Eropa, Ni-Vanuatu seringkali menyinkretiskan Kekristenan dengan kepercayaan kastom tradisional. Misi Melanesia Anglikan juga membawa para pemuda yang berpotensi untuk pelatihan lebih lanjut di Selandia Baru dan Pulau Norfolk. Misionaris Presbiterian sangat berhasil di Aneityum, meskipun kurang berhasil di Tanna, di mana misionaris berulang kali diusir dari pulau oleh penduduk setempat sepanjang tahun 1840-an-60-an. Gelombang penyakit dan kematian yang dibawa oleh para misionaris mungkin menjadi salah satu penyebab respons permusuhan tersebut.
Pemukim Eropa lainnya juga datang, mencari tanah untuk perkebunan kapas, yang pertama adalah Henry Ross Lewin di Tanna pada tahun 1865 (yang kemudian ia tinggalkan). Ketika harga kapas internasional runtuh setelah berakhirnya Perang Saudara Amerika, mereka beralih ke kopi, kakao, pisang, dan yang paling sukses, kelapa. Awalnya, warga Inggris dari Australia merupakan mayoritas pemukim, tetapi dengan sedikit dukungan dari pemerintah Inggris, mereka sering kesulitan untuk berhasil dalam permukiman mereka. Para pekebun Prancis juga mulai berdatangan, dimulai dengan Ferdinand Chevillard di Efate pada tahun 1880, dan kemudian dalam jumlah yang lebih besar setelah pembentukan Compagnie Caledonienne des Nouvelles-Hébrides (CCNH) pada tahun 1882 oleh John Higginson (seorang Irlandia yang sangat pro-Prancis), yang segera mengubah keseimbangan menjadi menguntungkan pihak Prancis. Pemerintah Prancis mengambil alih CCNH pada tahun 1894 dan secara aktif mendorong permukiman Prancis. Pada tahun 1906, jumlah pemukim Prancis (401) melebihi jumlah pemukim Inggris (228), hampir dua banding satu.
3.3. Era Kolonial: Kondominium Hebrides Baru (1906-1980)
Periode ini menandai perubahan signifikan dalam struktur politik, ekonomi, dan sosial Vanuatu, yang saat itu dikenal sebagai Hebrides Baru, di bawah pemerintahan bersama Inggris dan Prancis. Pembentukan kondominium ini merupakan respons unik terhadap kepentingan kolonial yang tumpang tindih di kepulauan tersebut.
3.3.1. Periode Awal (1906-1945)


Campur aduknya kepentingan Prancis dan Inggris di kepulauan ini serta maraknya pelanggaran hukum menyebabkan munculnya petisi agar salah satu atau kedua kekuatan tersebut menganeksasi wilayah ini. Konvensi 16 Oktober 1887 membentuk komisi angkatan laut gabungan dengan tujuan tunggal melindungi warga negara Prancis dan Inggris, tanpa klaim yurisdiksi atas urusan internal penduduk asli. Permusuhan antara pemukim dan Ni-Vanuatu sering terjadi, umumnya berpusat pada sengketa tanah yang telah dibeli dalam keadaan yang meragukan. Ada tekanan dari pemukim Prancis di Kaledonia Baru untuk menganeksasi pulau-pulau tersebut, meskipun Inggris enggan melepaskan pengaruhnya sepenuhnya.
Akibatnya, pada tahun 1906, Prancis dan Inggris Raya setuju untuk mengelola pulau-pulau tersebut secara bersama-sama; disebut Kondominium Anglo-Prancis, ini adalah bentuk pemerintahan yang unik dengan dua sistem pemerintahan, hukum, peradilan, dan keuangan yang terpisah yang hanya bersatu dalam Pengadilan Gabungan. Perampasan tanah dan eksploitasi pekerja Ni-Vanuatu di perkebunan terus berlanjut. Dalam upaya untuk mengekang pelanggaran terburuk, dan dengan dukungan para misionaris, otoritas Kondominium diperluas melalui Protokol Anglo-Prancis tahun 1914, meskipun ini baru diratifikasi secara resmi pada tahun 1922. Meskipun hal ini menghasilkan beberapa perbaikan, pelanggaran perburuhan terus berlanjut, dan Ni-Vanuatu dilarang memperoleh kewarganegaraan dari salah satu kekuatan, secara resmi menjadi tanpa kewarganegaraan. Pemerintah Kondominium yang kekurangan dana terbukti tidak berfungsi, dengan duplikasi administrasi membuat tata kelola yang efektif menjadi sulit dan memakan waktu. Pendidikan, layanan kesehatan, dan layanan serupa lainnya diserahkan kepada para misionaris.
Selama tahun 1920-an-1930-an, pekerja kontrak dari Vietnam (saat itu bagian dari Indochina Prancis) datang untuk bekerja di perkebunan di Hebrides Baru. Pada tahun 1929, terdapat sekitar 6.000 orang Vietnam di Hebrides Baru. Terjadi beberapa keresahan sosial dan politik di antara mereka pada tahun 1940-an karena kondisi kerja yang buruk dan dampak sosial dari pasukan Sekutu, yang umumnya lebih bersimpati pada penderitaan mereka daripada para pemilik perkebunan. Sebagian besar orang Vietnam dipulangkan pada tahun 1946 dan 1963, meskipun komunitas kecil Vietnam tetap ada di Vanuatu hingga saat ini.
Perang Dunia II membawa perubahan besar bagi kepulauan ini. Jatuhnya Prancis ke tangan Jerman Nazi pada tahun 1940 memungkinkan Inggris untuk mendapatkan tingkat otoritas yang lebih besar di pulau-pulau tersebut. Militer Australia menempatkan pasukan berkekuatan 2.000 orang di Malakula dalam upaya melindungi Australia dari kemungkinan invasi Jepang. Setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941, Amerika Serikat bergabung dalam perang di pihak Sekutu; Jepang segera maju dengan cepat ke seluruh Melanesia dan menguasai sebagian besar wilayah yang sekarang menjadi Papua Nugini dan Kepulauan Solomon pada April 1942, meninggalkan Hebrides Baru di garis depan kemajuan lebih lanjut. Untuk mencegah hal ini, sejak Mei 1942 pasukan AS ditempatkan di pulau-pulau tersebut, di mana mereka membangun landasan udara, jalan, pangkalan militer, dan berbagai infrastruktur pendukung lainnya di Efate dan Espiritu Santo.
Pada puncak penempatan, sekitar 50.000 orang Amerika ditempatkan di dua pangkalan militer, melebihi populasi asli sekitar 40.000, dengan ribuan lebih pasukan Sekutu melewati pulau-pulau tersebut pada suatu waktu. Pasukan kecil Ni-Vanuatu yang terdiri dari sekitar 200 orang (Pasukan Pertahanan Hebrides Baru) dibentuk untuk mendukung Amerika, dan ribuan lainnya terlibat dalam pekerjaan konstruksi dan pemeliharaan sebagai bagian dari Korps Buruh Vanuatu. Kehadiran Amerika secara efektif mengesampingkan otoritas Anglo-Prancis selama mereka tinggal, dengan sikap Amerika yang lebih toleran dan ramah terhadap Ni-Vanuatu, kebiasaan informal, kekayaan relatif, dan kehadiran pasukan Afrika-Amerika yang bertugas dengan tingkat kesetaraan (meskipun dalam pasukan yang tersegregasi) secara serius merusak etos superioritas kolonial yang mendasarinya. Dampak interaksi ini sangat signifikan terhadap pandangan masyarakat Ni-Vanuatu tentang hubungan ras dan otoritas kolonial.
Vanuatu pada masa perang menjadi latar untuk novel Tales of the South Pacific karya James A. Michener. Dengan keberhasilan pendudukan kembali Kepulauan Solomon pada tahun 1943, Hebrides Baru kehilangan kepentingan strategisnya, dan Amerika Serikat menarik diri pada tahun 1945, menjual banyak peralatan mereka dengan harga murah dan membuang sisanya ke laut, di tempat yang sekarang disebut Million Dollar Point di Espiritu Santo. Penarikan cepat Amerika menyebabkan pertumbuhan 'kultus kargo', terutama gerakan John Frum, di mana Ni-Vanuatu berharap bahwa dengan kembali ke nilai-nilai tradisional sambil meniru aspek-aspek kehadiran Amerika, 'kargo' (yaitu sejumlah besar barang Amerika) akan dikirimkan kepada mereka. Sementara itu, pemerintah Kondominium kembali, meskipun kekurangan staf dan dana, mereka berjuang untuk menegaskan kembali otoritasnya.
3.3.2. Gerakan Kemerdekaan dan Otonomi (1945-1980)
Dekolonisasi mulai melanda kerajaan-kerajaan Eropa setelah perang, dan sejak tahun 1950-an pemerintah Kondominium memulai kampanye modernisasi dan pembangunan ekonomi yang agak terlambat. Rumah sakit dibangun, dokter dilatih, dan kampanye imunisasi dilaksanakan. Sistem sekolah yang dijalankan oleh misi yang tidak memadai diambil alih dan ditingkatkan, dengan pendaftaran sekolah dasar meningkat pesat hingga hampir universal pada tahun 1970. Ada pengawasan yang lebih besar terhadap perkebunan, dengan eksploitasi pekerja ditekan dan Ni-Vanuatu dibayar upah yang lebih tinggi.
Industri baru, seperti peternakan sapi, penangkapan ikan komersial, dan penambangan mangan didirikan. Ni-Vanuatu secara bertahap mulai mengambil alih lebih banyak posisi kekuasaan dan pengaruh dalam ekonomi dan gereja. Meskipun demikian, Inggris dan Prancis masih mendominasi politik koloni, dengan Dewan Penasihat yang dibentuk pada tahun 1957 yang berisi beberapa perwakilan Ni-Vanuatu memiliki sedikit kekuasaan.
Pembangunan ekonomi memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan. Pada tahun 1960-an, banyak pemilik perkebunan mulai memagari dan membuka lahan semak belukar yang luas untuk peternakan sapi, yang sering dianggap sebagai tanah kastom komunal oleh Ni-Vanuatu. Di Espiritu Santo, gerakan Nagriamel didirikan pada tahun 1966 oleh Kepala Suku Buluk dan Jimmy Stevens dengan platform menentang pembukaan lahan lebih lanjut dan pembangunan ekonomi yang bertahap dan dipimpin oleh Ni-Vanuatu. Gerakan ini mendapatkan banyak pengikut, yang memicu tindakan keras oleh pihak berwenang, dengan Buluk dan Stevens ditangkap pada tahun 1967. Setelah dibebaskan, mereka mulai mendesak kemerdekaan penuh. Pada tahun 1971, Pastor Walter Lini mendirikan partai lain: Asosiasi Budaya Hebrides Baru, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Nasional Hebrides Baru (NHNP), yang juga berfokus pada pencapaian kemerdekaan dan penentangan terhadap perampasan tanah. NHNP pertama kali menjadi terkenal pada tahun 1971, ketika pemerintah Kondominium terpaksa melakukan intervensi setelah maraknya spekulasi tanah oleh warga negara asing.
Sementara itu, pemukim Prancis, dan Ni-Vanuatu Francophone serta ras campuran, mendirikan dua partai terpisah dengan platform pembangunan politik yang lebih bertahap - Mouvement Autonomiste des Nouvelles-Hébrides (MANH), yang berbasis di Espiritu Santo, dan Union des Communautés des Nouvelles-Hébrides (UCNH) di Efate. Partai-partai ini bersekutu berdasarkan garis linguistik dan agama: NHNP dipandang sebagai partai Protestan Anglophone, dan didukung oleh Inggris yang ingin keluar dari koloni sepenuhnya, sedangkan MANH, UCNH, Nagriamel, dan lainnya (secara kolektif dikenal sebagai 'Moderat') mewakili kepentingan Katolik Francophone, dan jalur yang lebih bertahap menuju kemerdekaan. Prancis mendukung kelompok-kelompok ini karena mereka ingin mempertahankan pengaruh mereka di wilayah tersebut, terutama di koloni kaya mineral mereka di Kaledonia Baru di mana mereka berusaha menekan gerakan kemerdekaan.
Sementara itu, pembangunan ekonomi terus berlanjut, dengan banyak bank dan pusat keuangan dibuka pada awal tahun 1970-an untuk memanfaatkan status surga pajak wilayah tersebut. Ledakan pembangunan kecil terjadi di Port Vila dan, setelah pembangunan dermaga laut dalam, pariwisata kapal pesiar tumbuh pesat, dengan kedatangan tahunan mencapai 40.000 pada tahun 1977. Ledakan ini mendorong peningkatan urbanisasi dan populasi Port Vila dan Luganville tumbuh pesat.
Pada bulan November 1974, Inggris dan Prancis bertemu dan setuju untuk membentuk Majelis Perwakilan Hebrides Baru di koloni tersebut, sebagian berdasarkan hak pilih universal dan sebagian berdasarkan orang-orang yang ditunjuk yang mewakili berbagai kelompok kepentingan. Pemilihan pertama berlangsung pada bulan November 1975, yang menghasilkan kemenangan keseluruhan bagi NHNP. Kaum Moderat mempermasalahkan hasilnya, dengan Jimmy Stevens mengancam akan memisahkan diri dan mendeklarasikan kemerdekaan. Komisaris Residen Kondominium memutuskan untuk menunda pembukaan Majelis, meskipun kedua belah pihak terbukti tidak dapat menyepakati solusi, yang memicu protes dan protes tandingan, beberapa di antaranya berubah menjadi kekerasan. Setelah diskusi dan beberapa pemilihan baru di daerah-daerah yang disengketakan, Majelis akhirnya bersidang pada bulan November 1976. NHNP mengganti namanya menjadi Partai Vanua'aku (VP) pada tahun 1977, dan sekarang mendukung kemerdekaan segera di bawah pemerintahan pusat yang kuat dan Anglikanisasi pulau-pulau tersebut. Kaum Moderat sementara itu mendukung transisi yang lebih bertahap menuju kemerdekaan dan sistem federal, ditambah pemeliharaan bahasa Prancis sebagai bahasa resmi.
Pada bulan Maret 1977, sebuah konferensi gabungan Anglo-Prancis dan Ni-Vanuatu diadakan di London, di mana disepakati untuk mengadakan pemilihan Majelis baru dan kemudian referendum kemerdekaan pada tahun 1980; VP memboikot konferensi tersebut dan pemilihan berikutnya pada bulan November. Mereka mendirikan 'Pemerintahan Sementara Rakyat' paralel yang secara de facto menguasai banyak wilayah, yang memicu konfrontasi kekerasan dengan kaum Moderat dan pemerintah Kondominium.
Kompromi akhirnya tercapai, Pemerintahan Persatuan Nasional dibentuk di bawah konstitusi baru, dan pemilihan baru diadakan pada bulan November 1979, yang dimenangkan VP dengan mayoritas yang nyaman. Kemerdekaan sekarang dijadwalkan pada 30 Juli 1980. Karena kinerjanya kurang dari yang diharapkan, kaum Moderat mempermasalahkan hasilnya.
Ketegangan berlanjut sepanjang tahun 1980. Konfrontasi kekerasan terjadi antara pendukung VP dan Moderat di beberapa pulau. Di Espiritu Santo, aktivis Nagriamel dan Moderat di bawah pimpinan Jimmy Stevens, yang didanai oleh organisasi libertarian Amerika Phoenix Foundation, mengambil alih pemerintahan pulau itu pada bulan Januari dan mendeklarasikan Republik Vemarana yang independen, yang mendorong pendukung VP melarikan diri dan pemerintah pusat memberlakukan blokade. Pada bulan Mei, pemberontakan Moderat yang gagal meletus di Tanna, di mana salah satu pemimpin mereka ditembak dan tewas. Inggris dan Prancis mengirim pasukan pada bulan Juli dalam upaya untuk mencegah pemisahan diri Vemarana. Masih ambivalen tentang kemerdekaan, Prancis secara efektif menetralkan pasukan tersebut, yang menyebabkan runtuhnya hukum dan ketertiban di Espiritu Santo yang mengakibatkan penjarahan berskala besar.
3.4. Pasca Kemerdekaan (1980-sekarang)

Hebrides Baru, yang kini berganti nama menjadi Vanuatu, mencapai kemerdekaan sesuai rencana pada tanggal 30 Juli 1980 di bawah Perdana Menteri Walter Lini, dengan Presiden seremonial menggantikan Komisaris Residen. Pasukan Anglo-Prancis menarik diri pada bulan Agustus, dan Lini memanggil pasukan dari Papua Nugini, memicu 'Perang Kelapa' singkat melawan separatis Vemarana pimpinan Jimmy Stevens. Pasukan PNG dengan cepat memadamkan pemberontakan Vemarana dan Stevens menyerah pada tanggal 1 September; ia kemudian dipenjara. Lini tetap menjabat hingga tahun 1991, menjalankan pemerintahan yang didominasi Anglophone dan memenangkan pemilihan umum tahun 1983 dan 1987.
Dalam urusan luar negeri, Lini bergabung dengan Gerakan Non-Blok, menentang Apartheid di Afrika Selatan dan segala bentuk kolonialisme, menjalin hubungan dengan Libya dan Kuba, serta menentang kehadiran Prancis di Kaledonia Baru dan uji coba nuklir mereka di Polinesia Prancis. Oposisi terhadap cengkeraman kuat Lini terhadap kekuasaan tumbuh dan pada tahun 1987, setelah ia menderita stroke saat berkunjung ke Amerika Serikat, sebagian dari Partai Vanua'aku (VP) di bawah Barak Sopé memisahkan diri untuk membentuk partai baru (Partai Progresif Melanesia, MPP), dan ada upaya oleh Presiden Ati George Sokomanu untuk menggulingkan Lini. Upaya ini gagal, dan Lini menjadi semakin tidak percaya pada rekan-rekan VP-nya, memecat siapa pun yang dianggapnya tidak setia.
Salah satu orang tersebut, Donald Kalpokas, kemudian mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin VP, memecah partai menjadi dua. Pada tanggal 6 September 1991, mosi tidak percaya menggulingkan Lini dari kekuasaan; Kalpokas menjadi perdana menteri, dan Lini membentuk partai baru, Partai Persatuan Nasional (NUP). Sementara itu, ekonomi mengalami kemerosotan, dengan investor asing dan bantuan asing enggan karena Lini bermain mata dengan negara-negara Komunis dan jumlah wisatawan menurun akibat gejolak politik, diperparah oleh jatuhnya harga kopra, ekspor utama Vanuatu. Akibatnya, Persatuan Partai Moderat (UMP) yang Francophone memenangkan pemilihan umum 1991, tetapi tidak dengan cukup kursi untuk membentuk mayoritas. Oleh karena itu, koalisi dibentuk dengan NUP Lini, dengan Maxime Carlot Korman dari UMP menjadi perdana menteri.
Sejak pemilihan umum 1991, politik Vanuatu tidak stabil dengan serangkaian pemerintahan koalisi yang rapuh dan penggunaan mosi tidak percaya yang mengakibatkan seringnya pergantian perdana menteri. Sistem demokrasi secara keseluruhan tetap dipertahankan dan Vanuatu tetap menjadi negara yang damai dan cukup makmur. Sepanjang sebagian besar tahun 1990-an, UMP berkuasa, dengan jabatan perdana menteri berganti-ganti antara rival UMP, Korman dan Serge Vohor, dan UMP menerapkan pendekatan pasar yang lebih bebas terhadap ekonomi, memangkas sektor publik, meningkatkan peluang bagi Ni-Vanuatu Francophone, dan memperbarui hubungan dengan Prancis. Pemerintah berjuang dengan perpecahan dalam mitra koalisi NUP mereka dan serangkaian pemogokan di dalam Layanan Sipil pada tahun 1993-1994, yang terakhir ditangani dengan gelombang pemecatan. Skandal keuangan menghantui Korman dan Vohor, dengan Vohor terlibat dalam skema penjualan paspor Vanuatu kepada orang asing.
Pada tahun 1996, Vohor dan Presiden Jean-Marie Léyé diculik sebentar oleh Pasukan Bergerak Vanuatu karena sengketa gaji dan kemudian dibebaskan tanpa cedera. Kerusuhan terjadi di Port Vila pada tahun 1998 ketika para penabung berusaha menarik dana dari Dana Pensiun Nasional Vanuatu menyusul tuduhan penyimpangan keuangan, yang mendorong pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat singkat. Program Reformasi Komprehensif diberlakukan pada tahun 1998 dengan tujuan meningkatkan kinerja ekonomi dan memberantas korupsi pemerintah. Pada pemilihan umum Vanuatu 1998, UMP digulingkan oleh VP di bawah Donald Kalpokas. Ia hanya bertahan setahun, mengundurkan diri ketika diancam dengan mosi tidak percaya, digantikan oleh Barak Sopé dari MPP pada tahun 1999, yang kemudian digulingkan dalam mosi tidak percaya pada tahun 2001. Meskipun ketidakpastian politik, ekonomi Vanuatu terus tumbuh pada periode ini, didorong oleh permintaan tinggi akan daging sapi Vanuatu, pariwisata, pengiriman uang dari pekerja asing, dan paket bantuan besar dari Bank Pembangunan Asia (pada tahun 1997) dan dana Millennium Challenge AS (pada tahun 2005). Vanuatu dihapus dari daftar surga pajak 'tidak kooperatif' OECD pada tahun 2003 dan bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada tahun 2011.
Edward Natapei dari VP menjadi perdana menteri pada tahun 2001 dan kemudian memenangkan pemilihan umum Vanuatu 2002. Pemilihan umum Vanuatu 2004 menyaksikan Vohor dan UMP kembali berkuasa. Ia kehilangan banyak dukungan karena kesepakatan rahasia untuk mengakui Taiwan dalam sengketa Tiongkok-Taiwan dan digulingkan dalam mosi tidak percaya kurang dari lima bulan setelah menjabat, digantikan oleh Ham Lini. Lini mengalihkan pengakuan kembali ke Republik Rakyat Tiongkok, dan RRT tetap menjadi donor bantuan utama bagi pemerintah Vanuatu. Pada tahun 2007, bentrokan kekerasan pecah di Port Vila antara migran dari Tanna dan Ambrym, yang menewaskan dua orang. Lini kalah dalam pemilihan umum Vanuatu 2008, dan Natapei kembali berkuasa saat politik Vanuatu memasuki periode gejolak. Ada upaya sering dari oposisi untuk menggulingkan Natapei melalui penggunaan mosi tidak percaya - meskipun tidak berhasil, ia sempat dicopot karena teknis prosedural pada November 2009, tindakan yang kemudian dibatalkan oleh Ketua Mahkamah Agung. Sato Kilman dari Partai Progresif Rakyat (PPP) menggulingkan Natapei dalam mosi tidak percaya lainnya pada Desember 2010. Ia dicopot dengan cara yang sama oleh UMP Vohor pada April 2011. Hal ini dibatalkan karena alasan teknis dan ia kembali menjadi PM. Ketua Mahkamah Agung kemudian membatalkan kemenangannya. Natapei kembali berkuasa selama sepuluh hari, hingga Parlemen memilih Kilman lagi. Kilman berhasil tetap menjabat selama dua tahun, sebelum digulingkan pada Maret 2013.
Pemerintahan baru adalah pertama kalinya Konfederasi Hijau berkuasa, dan perdana menteri baru, Moana Carcasses Kalosil, adalah orang non-Ni-Vanuatu pertama yang memegang posisi tersebut (Kalosil adalah keturunan campuran Prancis-Tahiti dan warga negara Vanuatu yang dinaturalisasi). Kalosil mengambil langkah-langkah untuk melembagakan tinjauan penjualan paspor diplomatik di negaranya. Ia juga menyatakan dukungannya untuk gerakan kemerdekaan Papua Barat. Dukungan untuk langkah ini juga diungkapkan oleh mantan Perdana Menteri Kilman dan Carlot Korman. Kalosil digulingkan dalam mosi tidak percaya lainnya pada tahun 2014, dengan VP kembali di bawah Joe Natuman, yang kemudian digulingkan pada tahun berikutnya dalam mosi tidak percaya yang dipimpin oleh Kilman. Sementara itu, negara itu dilanda Siklon Pam pada tahun 2015, yang mengakibatkan 16 kematian dan kehancuran besar.
Investigasi korupsi pada tahun 2015 menghasilkan hukuman terhadap banyak anggota parlemen dalam pemerintahan Kilman karena penyuapan, termasuk mantan PM Moana Carcasses Kalosil. Otoritasnya sangat lemah, dan Kilman kalah dalam pemilihan umum Vanuatu 2016 dari Gerakan Reunifikasi untuk Perubahan (RMC) pimpinan Charlot Salwai. Salwai pada gilirannya kalah dalam pemilihan umum Vanuatu 2020 di tengah tuduhan sumpah palsu, membawa kembali VP di bawah Bob Loughman saat negara itu menghadapi dampak Siklon Harold dan pandemi COVID-19 global. Vanuatu adalah salah satu tempat terakhir di Bumi yang mengalami wabah virus corona, mencatat kasus pertama COVID-19 pada November 2020. Pada Oktober 2023, Vanuatu bertujuan menjadi negara Pasifik pertama yang menghilangkan kanker serviks.
Pada bulan Desember 2024, gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter dilaporkan merusak hampir setiap rumah di Efate, tempat ibu kota, Port Vila, berada, yang mengakibatkan 19 korban jiwa. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 116.000 orang terkena dampak langsung gempa tersebut, setara dengan sepertiga populasi Vanuatu.
4. Geografi

Vanuatu adalah sebuah kepulauan berbentuk Y yang terdiri dari sekitar 83 pulau yang relatif kecil dan secara geologis lebih baru yang berasal dari vulkanik (65 di antaranya berpenghuni), dengan jarak sekitar 1.30 K km antara pulau paling utara dan selatan. Dua dari pulau-pulau ini (Matthew dan Hunter) juga diklaim dan dikendalikan oleh Prancis sebagai bagian dari kolektivitas sui generis Prancis di Kaledonia Baru. Negara ini terletak di antara garis lintang 13°S dan 21°S serta garis bujur 166°BT dan 171°BT. Secara umum, Vanuatu merupakan negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik di dalam wilayah Melanesia. Letaknya di sebelah timur Australia, timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji, dan barat Kepulauan Solomon.
4.1. Topografi dan Pulau-Pulau Utama
Kepulauan Vanuatu memiliki karakteristik topografi vulkanik yang curam, dengan tanah yang seringkali tidak stabil dan sumber air tawar permanen yang terbatas. Empat belas pulau di Vanuatu memiliki luas permukaan lebih dari 100 km2, dari yang terbesar hingga terkecil adalah: Espiritu Santo, Malakula, Efate, Erromango, Ambrym, Tanna, Pentakosta, Epi, Ambae atau Aoba, Gaua, Vanua Lava, Maewo, Malo, dan Aneityum atau Anatom. Kota-kota terbesar di negara ini adalah ibu kota Port Vila, di Efate, dan Luganville di Espiritu Santo. Titik tertinggi di Vanuatu adalah Gunung Tabwemasana, dengan ketinggian 1.88 K m, di pulau Espiritu Santo. Luas total Vanuatu adalah sekitar 12.27 K km2, dengan permukaan daratan yang sangat terbatas (sekitar 4.70 K km2). Sebagian besar pulau curam, dengan tanah yang tidak stabil dan sedikit air tawar permanen. Garis pantainya sebagian besar berbatu dengan terumbu karang tepi dan tidak ada landas kontinen, langsung menurun drastis ke kedalaman laut.

Terdapat beberapa gunung berapi aktif di Vanuatu, termasuk Lopevi, Gunung Yasur, dan beberapa gunung berapi bawah laut. Aktivitas vulkanik sering terjadi, dengan bahaya letusan besar yang selalu ada. Vanuatu diakui sebagai ekoregion terestrial yang berbeda, yang dikenal sebagai hutan hujan Vanuatu. Ini adalah bagian dari lingkup Australasia, yang mencakup Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, Australia, Papua Nugini, dan Selandia Baru.
Tekanan populasi yang meningkat memberi tekanan pada lahan dan sumber daya untuk pertanian, penggembalaan, perburuan, dan penangkapan ikan. Sekitar 90% rumah tangga Vanuatu menangkap dan mengonsumsi ikan, yang telah menyebabkan tekanan penangkapan ikan yang intens di dekat desa dan penipisan spesies ikan di dekat pantai. Meskipun bervegetasi baik, sebagian besar pulau menunjukkan tanda-tanda deforestasi. Pulau-pulau telah ditebang, terutama kayu bernilai tinggi, menjadi sasaran pertanian tebang-bakar skala luas, dan diubah menjadi perkebunan kelapa dan peternakan sapi, dan sekarang menunjukkan bukti peningkatan erosi tanah dan tanah longsor. Banyak daerah aliran sungai di dataran tinggi mengalami deforestasi dan degradasi, dan air tawar menjadi semakin langka. Pembuangan limbah yang tepat, serta polusi air dan udara, menjadi isu yang meresahkan di sekitar daerah perkotaan dan desa-desa besar. Selain itu, kurangnya kesempatan kerja di industri dan ketidakaksesan ke pasar telah mengunci keluarga pedesaan ke dalam mode subsisten atau kemandirian, memberikan tekanan luar biasa pada ekosistem lokal. Negara ini memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 2019 sebesar 8,82/10, menempatkannya di peringkat ke-18 secara global dari 172 negara.
4.2. Iklim
Iklim Vanuatu adalah tropis, dengan sekitar sembilan bulan cuaca hangat hingga panas dan hujan, serta kemungkinan terjadinya siklon, dan tiga hingga empat bulan cuaca yang lebih sejuk dan kering yang ditandai oleh angin dari tenggara. Suhu air berkisar dari 22 °C di musim dingin hingga 28 °C di musim panas. Cuaca sejuk antara April dan September, dan hari-hari menjadi lebih panas dan lebih lembap mulai bulan Oktober. Suhu harian berkisar antara 20 °C hingga 32 °C. Angin pasat tenggara terjadi dari Mei hingga Oktober.
Vanuatu memiliki musim hujan yang panjang, dengan curah hujan yang signifikan hampir setiap bulan. Bulan-bulan terbasah dan terpanas adalah Desember hingga April, yang juga merupakan musim siklon. Bulan-bulan terkering adalah Juni hingga November. Curah hujan rata-rata sekitar 2.36 K mm per tahun tetapi bisa mencapai 4.00 K mm di pulau-pulau bagian utara. Menurut WorldRiskIndex 2021, Vanuatu menempati peringkat pertama di antara negara-negara dengan risiko bencana tertinggi di seluruh dunia.
4.3. Flora dan Fauna

Meskipun memiliki hutan tropis, Vanuatu memiliki jumlah spesies tumbuhan dan hewan darat yang relatif sedikit. Terdapat rubah terbang asli, Pteropus anetianus. Rubah terbang penting sebagai regenerator hutan hujan dan kayu. Mereka menyerbuki dan menyebarkan biji dari berbagai pohon asli. Makanan mereka adalah nektar, serbuk sari, dan buah, dan mereka biasa disebut "kelelawar buah". Populasi mereka menurun di seluruh wilayah Pasifik Selatan.
Ada 19 spesies reptil asli termasuk ular pot bunga, yang hanya ditemukan di Efate. Iguana bergaris Fiji (Brachylophus fasciatus) diperkenalkan sebagai hewan liar pada tahun 1960-an. Terdapat sebelas spesies kelelawar (tiga di antaranya unik di Vanuatu) dan enam puluh satu spesies burung darat dan air. Sementara tikus Polinesia kecil dianggap asli, spesies besar tiba bersama orang Eropa, begitu pula babi, anjing, dan sapi peliharaan. Spesies semut di beberapa pulau Vanuatu telah dikatalogkan oleh E. O. Wilson.
Wilayah ini memiliki lebih dari 4.000 spesies moluska laut dan keanekaragaman ikan laut yang besar. Siput kerucut dan ikan batu membawa racun yang fatal bagi manusia. Siput darat raksasa Afrika Timur baru tiba pada tahun 1970-an tetapi telah menyebar dari wilayah Port Vila ke Luganville. Terdapat tiga atau mungkin empat buaya air asin dewasa yang hidup di hutan bakau Vanuatu dan saat ini tidak ada populasi yang berkembang biak. Dikatakan bahwa buaya-buaya tersebut mencapai bagian utara pulau setelah siklon, mengingat kedekatan rantai pulau dengan Kepulauan Solomon dan Papua Nugini, tempat buaya umum ditemukan. Tantangan konservasi utama termasuk perlindungan spesies endemik dari ancaman seperti hilangnya habitat, spesies invasif, dan perubahan iklim. Upaya konservasi terfokus pada pengelolaan kawasan lindung dan promosi praktik berkelanjutan.
4.4. Bencana Alam

Vanuatu sangat rentan terhadap berbagai bencana alam karena lokasinya di Cincin Api Pasifik dan di jalur siklon tropis.
Siklon Tropis: Negara ini sering dilanda siklon tropis yang merusak. Pada bulan Maret 2015, Siklon Pam, sebuah siklon tropis parah Kategori 5, berdampak besar pada sebagian besar Vanuatu, menyebabkan kematian dan kerusakan luas di semua pulau. PBB melaporkan 11 kematian resmi dan 30 orang terluka, dengan angka yang diperkirakan akan meningkat. Menteri Pertanahan Vanuatu, Ralph Regenvanu, menyebutnya sebagai "bencana terburuk yang pernah menimpa Vanuatu sejauh yang kami tahu." Pada bulan April 2020, Siklon Harold melanda kota Luganville di Espiritu Santo, menyebabkan kerusakan material yang besar di sana dan di setidaknya empat pulau lainnya.
Gempa Bumi dan Tsunami: Vanuatu mengalami gempa bumi yang relatif sering. Dari 58 peristiwa berkekuatan M7 atau lebih besar yang terjadi antara tahun 1909 dan 2001, hanya sedikit yang dipelajari. Gempa bumi parah pada bulan November 1999, diikuti oleh tsunami, menyebabkan kerusakan luas di pulau utara Pentakosta, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi kuat lainnya pada bulan Januari 2002 menyebabkan kerusakan luas di ibu kota, Port Vila, dan daerah sekitarnya, dan juga diikuti oleh tsunami. Gempa bumi berkekuatan 7,2 lainnya melanda pada 2 Agustus 2007. Pada Desember 2024, gempa berkekuatan 7,3 dilaporkan merusak hampir setiap rumah di Efate, lokasi ibu kota Port Vila, dan menyebabkan sedikitnya 19 kematian.
Aktivitas Vulkanik: Ada beberapa gunung berapi aktif di Vanuatu, termasuk Lopevi, Gunung Yasur, dan beberapa gunung berapi bawah laut. Aktivitas vulkanik umum terjadi, dengan bahaya letusan besar yang selalu ada. Letusan bawah laut berkekuatan 6,4 terjadi pada November 2008 tanpa korban jiwa, dan letusan terjadi pada tahun 1945. Gunung Manaro Voui di pulau Ambae telah menunjukkan aktivitas signifikan, menyebabkan evakuasi massal penduduk pulau pada tahun 2017 dan 2018.
Kerentanan ini menempatkan tekanan besar pada pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat Vanuatu.
5. Politik

Vanuatu adalah sebuah republik parlementer dengan sistem demokrasi multipartai. Struktur politik dan pemerintahan negara ini didasarkan pada Konstitusi Vanuatu yang diadopsi pada saat kemerdekaan tahun 1980. Sistem ini mencerminkan pengaruh gabungan dari tradisi hukum Inggris dan Prancis, serta elemen-elemen adat lokal. Kebijakan domestik seringkali berfokus pada pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan sumber daya alam, sementara kebijakan luar negeri menekankan non-blok, kedaulatan, dan dukungan terhadap isu-isu hak asasi manusia di kawasan Pasifik.
5.1. Struktur Pemerintahan
Struktur pemerintahan Vanuatu terdiri dari tiga cabang utama: eksekutif, legislatif, dan yudikatif, yang dirancang untuk memastikan adanya pemisahan kekuasaan.
- Presiden: Presiden Vanuatu adalah kepala negara seremonial. Presiden dipilih untuk masa jabatan lima tahun oleh sebuah dewan elektoral yang terdiri dari anggota Parlemen dan ketua-ketua dewan provinsi. Wewenang Presiden sebagian besar bersifat simbolis dan mencakup persetujuan undang-undang, pembubaran Parlemen atas saran Perdana Menteri, dan mewakili negara dalam acara-acara resmi.
- Perdana Menteri dan Dewan Menteri: Perdana Menteri adalah kepala pemerintahan dan dipilih oleh mayoritas anggota Parlemen. Perdana Menteri kemudian menunjuk Dewan Menteri (kabinet) yang bertanggung jawab atas berbagai kementerian dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Jumlah menteri tidak boleh melebihi seperempat dari jumlah anggota parlemen. Dewan Menteri secara kolektif bertanggung jawab kepada Parlemen.
- Parlemen: Parlemen Vanuatu bersifat unikameral dan memiliki 52 anggota yang dipilih melalui pemilihan umum setiap empat tahun, kecuali jika dibubarkan lebih awal. Empat puluh empat anggota parlemen dipilih melalui pemungutan suara tunggal tidak teralihkan; delapan dipilih melalui pluralitas anggota tunggal. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif utama, termasuk membuat undang-undang dan mengawasi pemerintah.
- Sistem Peradilan: Sistem peradilan Vanuatu didasarkan pada hukum umum Inggris dan hukum sipil Prancis. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi, terdiri dari seorang hakim ketua dan hingga tiga hakim lainnya. Dua atau lebih anggota pengadilan ini dapat membentuk Pengadilan Banding. Pengadilan magistrat menangani sebagian besar urusan hukum rutin. Konstitusi juga mengatur pembentukan pengadilan desa atau pulau yang dipimpin oleh para kepala suku untuk menangani masalah-masalah hukum adat (kastom).
- Malvatu Mauri (Dewan Kepala Suku Nasional): Lembaga ini terdiri dari para kepala suku yang dipilih oleh dewan-dewan kepala suku distrik. Malvatu Mauri memberikan nasihat kepada pemerintah mengenai semua hal yang berkaitan dengan budaya dan bahasa Ni-Vanuatu, serta memainkan peran penting dalam penyelesaian sengketa adat.
Politik Vanuatu sering ditandai oleh koalisi multipartai yang terkadang tidak stabil, yang mengakibatkan seringnya perubahan pemerintahan melalui mosi tidak percaya. Meskipun demikian, sistem demokrasi secara keseluruhan tetap terjaga.
5.2. Partai Politik Utama
Vanuatu memiliki sistem multipartai yang dinamis, dengan banyak partai politik yang seringkali membentuk pemerintahan koalisi. Beberapa partai politik utama yang memiliki pengaruh signifikan dalam lanskap politik Vanuatu meliputi:
- Partai Vanua'aku (VP): Salah satu partai politik tertua dan paling bersejarah di Vanuatu, didirikan oleh Walter Lini, perdana menteri pertama negara itu. VP memainkan peran kunci dalam gerakan kemerdekaan. Ideologinya umumnya berhaluan kiri-tengah, mendukung nasionalisme Melanesia dan sosialisme. Partai ini secara tradisional memiliki basis dukungan Anglophone.
- Persatuan Partai Moderat (UMP): Didirikan sebagai penyeimbang bagi Partai Vanua'aku, UMP secara tradisional mewakili kepentingan Francophone dan cenderung lebih konservatif atau sentris dalam kebijakan ekonominya. Partai ini juga telah beberapa kali memimpin atau menjadi bagian dari pemerintahan koalisi.
- Partai Progresif Melanesia (MPP): Didirikan oleh Barak Sopé setelah memisahkan diri dari Partai Vanua'aku. MPP sering menjadi mitra koalisi penting dalam berbagai pemerintahan.
- Partai Persatuan Nasional (NUP): Didirikan oleh Walter Lini setelah ia meninggalkan Partai Vanua'aku. NUP juga telah menjadi pemain kunci dalam politik koalisi Vanuatu.
- Konfederasi Hijau: Partai yang lebih baru yang berfokus pada isu-isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Moana Carcasses Kalosil dari partai ini menjadi perdana menteri naturalisasi pertama Vanuatu.
- Gerakan Reunifikasi untuk Perubahan (RMC): Partai yang dipimpin oleh Charlot Salwai, yang juga pernah menjabat sebagai perdana menteri.
- Partai Tanah dan Keadilan (GJP): Partai yang relatif baru yang telah mendapatkan daya tarik, seringkali berfokus pada isu-isu kepemilikan tanah dan keadilan sosial.
- Nagriamel: Sebuah gerakan politik dan adat yang lebih tua, terutama berbasis di Espiritu Santo, yang dipimpin oleh Jimmy Stevens pada masa menjelang kemerdekaan dan terlibat dalam gerakan separatis Vemarana. Meskipun pengaruhnya telah berkurang, gerakan ini masih memiliki relevansi dalam politik lokal.
Banyak partai politik kecil lainnya juga ada dan sering memainkan peran penting dalam pembentukan mayoritas di parlemen karena sifat politik koalisi yang cair. Pergeseran aliansi antar partai adalah hal yang umum terjadi.
5.3. Pembagian Administratif
Sejak tahun 1994, Vanuatu telah dibagi menjadi enam provinsi. Nama-nama provinsi dalam bahasa Inggris berasal dari huruf awal pulau-pulau konstituennya:
- Malampa: Terdiri dari pulau Malakula, Ambrym, dan Paama. Provinsi ini dikenal dengan keragaman budayanya, termasuk tradisi sand drawing dan tarian Rom di Ambrym. Malakula adalah pulau terbesar kedua di Vanuatu.
- Penama: Mencakup pulau Pentakosta (Pentecost), Ambae, dan Maewo. Pulau Pentakosta terkenal secara global karena ritual land diving (Naghol). Ambae adalah rumah bagi gunung berapi Manaro Voui yang aktif.
- Sanma: Terdiri dari pulau Santo (Espiritu Santo) dan Malo. Espiritu Santo adalah pulau terbesar di Vanuatu dan menjadi lokasi kota terbesar kedua, Luganville, serta titik tertinggi negara, Gunung Tabwemasana. Sanma memiliki potensi ekonomi yang signifikan dalam pertanian dan pariwisata.
- Shefa: Meliputi gugusan kepulauan Shepherds dan pulau Efate. Ibu kota negara, Port Vila, terletak di Efate, menjadikannya pusat politik, ekonomi, dan pariwisata utama Vanuatu.
- Tafea: Terdiri dari pulau Tanna, Aniwa, Futuna, Erromango, dan Aneityum. Tanna terkenal dengan Gunung Yasur, salah satu gunung berapi paling mudah diakses di dunia, serta gerakan kultus John Frum.
- Torba: Mencakup Kepulauan Torres dan Kepulauan Banks. Provinsi ini adalah yang paling utara dan paling terpencil, dikenal dengan keindahan alamnya yang masih asli dan budaya tradisional yang kuat.
Provinsi-provinsi ini merupakan unit otonom dengan parlemen lokal mereka sendiri yang dipilih secara populer, yang secara resmi dikenal sebagai dewan provinsi. Dewan-dewan ini memiliki tanggung jawab untuk administrasi lokal, pembangunan, dan penyediaan layanan di wilayah masing-masing. Provinsi-provinsi selanjutnya dibagi lagi menjadi kotamadya (biasanya terdiri dari satu pulau) yang dipimpin oleh dewan dan seorang wali kota yang dipilih dari antara anggota dewan.
5.4. Kebijakan Lingkungan
Pemerintah Vanuatu telah menunjukkan komitmen yang meningkat terhadap perlindungan lingkungan dan penanganan dampak perubahan iklim, mengingat kerentanan negara kepulauan ini terhadap kenaikan permukaan laut, siklon tropis yang semakin intens, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
- Penanganan Perubahan Iklim: Vanuatu adalah salah satu negara yang paling vokal di panggung internasional mengenai urgensi tindakan perubahan iklim. Negara ini secara aktif berpartisipasi dalam negosiasi iklim global dan telah menetapkan target ambisius untuk pengurangan emisi dan adaptasi melalui Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) di bawah Perjanjian Paris. Kebijakan berfokus pada transisi ke energi terbarukan, peningkatan ketahanan infrastruktur, dan perlindungan sumber daya pesisir.
- Regulasi Penggunaan Plastik: Pada tahun 2018, Vanuatu menjadi salah satu negara pertama di dunia yang melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai, sedotan plastik, dan wadah makanan polistirena. Larangan ini diperluas pada tahun 2020 untuk mencakup item plastik sekali pakai lainnya seperti peralatan makan, piring, dan bunga artifisial. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi polusi plastik yang mengancam ekosistem laut dan darat.
- Konservasi Keanekaragaman Hayati: Upaya konservasi difokuskan pada perlindungan hutan hujan Vanuatu, terumbu karang, dan spesies endemik. Ini termasuk pembentukan kawasan lindung, baik darat maupun laut (Marine Protected Areas - MPA), dan program pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat. Ada juga inisiatif untuk memerangi spesies invasif dan mempromosikan praktik pertanian dan perikanan berkelanjutan.
- Transisi Energi Terbarukan: Vanuatu memiliki target untuk mencapai 100% energi terbarukan dalam produksi listrik pada tahun 2030. Investasi sedang dilakukan dalam sumber energi seperti surya, angin, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor yang mahal dan berpolusi.
- Kerja Sama Internasional dan Advokasi: Vanuatu secara aktif mencari dukungan dan kerja sama internasional untuk program lingkungan dan adaptasi perubahan iklim. Pada tahun 2023, bersama dengan negara-negara Pasifik lainnya, Vanuatu meluncurkan "Seruan Port Vila untuk Transisi yang Adil menuju Pasifik Bebas Bahan Bakar Fosil," yang menyerukan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap dan transisi cepat ke energi terbarukan, serta memperkuat hukum lingkungan, termasuk pengenalan kriminalisasi ekosida. Vanuatu juga mempelopori upaya untuk meminta Pendapat Penasihat dari Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai kewajiban negara-negara terkait perubahan iklim.
Meskipun menghadapi tantangan sumber daya dan kapasitas, kebijakan lingkungan Vanuatu mencerminkan kesadaran mendalam akan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan perlindungan warisan alamnya untuk generasi mendatang.
6. Hubungan Luar Negeri

Prinsip dasar kebijakan luar negeri Vanuatu adalah non-blok, penghormatan terhadap kedaulatan negara lain, dan promosi perdamaian serta kerja sama internasional. Sejak kemerdekaan pada tahun 1980, Vanuatu telah aktif menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara dan berpartisipasi dalam organisasi regional maupun internasional. Negara ini sangat vokal dalam isu-isu yang berkaitan dengan dekolonisasi, hak asasi manusia, dan perubahan iklim, yang terakhir menjadi perhatian eksistensial bagi negara kepulauan dataran rendah ini.
6.1. Negara Mitra Utama
Vanuatu menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat dengan beberapa negara mitra utama, yang juga merupakan donor bantuan pembangunan yang signifikan.
- Australia: Australia adalah mitra dagang, keamanan, dan pembangunan terbesar Vanuatu. Bantuan Australia mencakup berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, tata kelola pemerintahan, dan bantuan kemanusiaan pasca bencana. Terdapat hubungan antarwarga yang kuat melalui program pekerja musiman dan pariwisata.
- Selandia Baru: Mirip dengan Australia, Selandia Baru adalah mitra dekat dan donor penting bagi Vanuatu. Kerja sama berfokus pada pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, pendidikan, dan penguatan institusi. Selandia Baru juga sering memberikan bantuan cepat saat terjadi bencana alam.
- Prancis: Sebagai salah satu bekas kekuatan kolonial, Prancis mempertahankan hubungan budaya, bahasa, dan ekonomi dengan Vanuatu. Prancis memberikan bantuan pembangunan, terutama di bidang pendidikan dan promosi bahasa Prancis. Terdapat komunitas Francophone yang signifikan di Vanuatu.
- Tiongkok: Dalam beberapa dekade terakhir, Tiongkok telah menjadi mitra pembangunan yang semakin penting bagi Vanuatu, menyediakan pinjaman dan hibah untuk proyek-proyek infrastruktur besar seperti gedung parlemen, pusat konvensi, jalan, dan pelabuhan. Peningkatan pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik, termasuk Vanuatu, telah menjadi subjek perhatian internasional, terutama terkait potensi jebakan utang dan implikasi strategis.
- Uni Eropa: Uni Eropa secara kolektif dan melalui negara-negara anggotanya (selain Prancis) juga merupakan mitra pembangunan penting, mendukung proyek-proyek di bidang tata kelola, pembangunan pedesaan, dan perubahan iklim.
- Jepang: Jepang telah memberikan bantuan teknis dan keuangan untuk berbagai proyek infrastruktur dan pembangunan kapasitas di Vanuatu.
- Amerika Serikat: Melalui program seperti Millennium Challenge Account (MCA), Amerika Serikat telah memberikan dana signifikan untuk peningkatan infrastruktur.

Vanuatu secara konsisten menyuarakan keprihatinan atas isu-isu hak asasi manusia di kawasan Pasifik, terutama advokasi untuk hak penentuan nasib sendiri bagi penduduk asli Papua Barat. Vanuatu telah menggunakan platform internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Forum Kepulauan Pasifik untuk mengangkat masalah ini, yang terkadang menyebabkan ketegangan diplomatik dengan Indonesia. Sikap ini mencerminkan komitmen Vanuatu terhadap prinsip-prinsip dekolonisasi dan solidaritas Melanesia.
Pemerintah Vanuatu juga menunjukkan kepedulian terhadap pengaruh investasi asing terhadap kedaulatan nasional. Laporan pada tahun 2018 mengindikasikan kekhawatiran atas tingkat utang negara kepada Tiongkok, yang mencapai lebih dari 50% dari total utang 440.00 M USD saat itu. Kekhawatiran terfokus pada kemungkinan Tiongkok menggunakan potensi ketidakmampuan Vanuatu untuk membayar utang sebagai alat tawar untuk menguasai atau menempatkan kehadiran Tentara Pembebasan Rakyat di Dermaga Luganville. Tiongkok meminjamkan dan mendanai pembangunan kembali dermaga senilai 114.00 M USD, yang telah selesai dibangun dengan kapasitas untuk menampung kapal-kapal angkatan laut. Pada Juli 2024, Tiongkok membangun tiga gedung pemerintahan, termasuk istana kepresidenan baru, yang diklaim sebagai sumbangan gratis untuk Vanuatu; hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran internasional tentang potensi jangkauan berlebihan otoritas Tiongkok di Vanuatu dan negara-negara Pasifik lainnya.
Vanuatu mempertahankan hubungan ekonomi dan budaya yang kuat dengan Australia, Uni Eropa (khususnya Prancis), Inggris, dan Selandia Baru. Australia saat ini menyediakan sebagian besar bantuan eksternal, termasuk untuk kepolisian, yang memiliki sayap paramiliter. Karen Bell adalah Komisaris Tinggi Inggris yang baru untuk Vanuatu. Komisi Tinggi Inggris untuk Vanuatu, yang berlokasi di Port Vila, dibuka kembali pada musim panas 2019 sebagai bagian dari strategi 'Pacific Uplift' Pemerintah Inggris. Organisasi British Friends of Vanuatu, yang berbasis di London, memberikan dukungan bagi pengunjung Vanuatu ke Inggris, dan seringkali dapat menawarkan saran dan kontak kepada orang-orang yang mencari informasi tentang Vanuatu atau ingin berkunjung, serta menyambut anggota baru. Dana amal asosiasi tersebut mendanai bantuan skala kecil di sektor pendidikan dan pelatihan.
6.2. Keanggotaan Organisasi Internasional
Vanuatu adalah anggota aktif dari berbagai organisasi internasional, yang memungkinkannya untuk berpartisipasi dalam diskusi global, mengakses bantuan pembangunan, dan mempromosikan kepentingannya di panggung dunia. Keanggotaan utamanya meliputi:
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB): Vanuatu menjadi anggota PBB pada tahun 1981, tak lama setelah kemerdekaannya. Negara ini berpartisipasi dalam berbagai badan dan program PBB, dan sering menggunakan platform PBB untuk menyuarakan isu-isu penting bagi negara-negara pulau kecil berkembang (SIDS), seperti perubahan iklim, keamanan laut, dan pembangunan berkelanjutan.
- Persemakmuran Bangsa-Bangsa: Sebagai bekas wilayah yang dikelola bersama oleh Inggris, Vanuatu adalah anggota Persemakmuran. Keanggotaan ini memberikan akses ke jaringan kerja sama politik, ekonomi, dan budaya dengan negara-negara anggota lainnya.
- Organisation internationale de la Francophonie (OIF): Mengingat warisan kolonial Prancis dan keberadaan komunitas Francophone yang signifikan, Vanuatu juga merupakan anggota OIF. Keanggotaan ini memperkuat hubungan dengan negara-negara berbahasa Prancis dan mendukung promosi bahasa dan budaya Prancis di Vanuatu.
- Forum Kepulauan Pasifik (PIF): Ini adalah organisasi regional utama bagi negara-negara Pasifik. Vanuatu memainkan peran aktif dalam PIF, yang berfokus pada isu-isu seperti integrasi ekonomi regional, keamanan, perubahan iklim, dan tata kelola yang baik.
- Gerakan Non-Blok (GNB): Vanuatu bergabung dengan GNB sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya yang independen dan non-blok, yang mencerminkan keinginan untuk tidak berpihak pada blok kekuatan besar mana pun selama Perang Dingin dan sesudahnya.
- Bank Pembangunan Asia (ADB), Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF): Keanggotaan dalam lembaga-lembaga keuangan internasional ini memberikan Vanuatu akses ke pendanaan pembangunan, bantuan teknis, dan saran kebijakan ekonomi.
- Organisasi Perdagangan Dunia (WTO): Vanuatu bergabung dengan WTO pada tahun 2012, yang mengintegrasikannya lebih lanjut ke dalam sistem perdagangan global.
- Forum Negara-Negara Kecil (FOSS): Vanuatu telah menjadi anggota Forum Negara-Negara Kecil (FOSS) sejak kelompok ini didirikan pada tahun 1992.
Melalui keanggotaan ini, Vanuatu berusaha untuk memperkuat kedaulatannya, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, serta berkontribusi pada solusi global untuk tantangan bersama, terutama yang berdampak pada negara-negara kepulauan kecil.
7. Militer dan Keamanan Publik
Vanuatu tidak memiliki angkatan bersenjata murni dalam artian militer tradisional. Fungsi pertahanan dan keamanan publik utamanya diemban oleh dua sayap kepolisian:
- Kepolisian Vanuatu (VPF - Vanuatu Police Force): Ini adalah badan penegak hukum sipil utama di negara ini. VPF bertanggung jawab untuk menjaga hukum dan ketertiban, mencegah dan menyelidiki kejahatan, serta memastikan keselamatan publik secara umum. Terdapat dua komando polisi utama: satu di Port Vila dan satu di Luganville. Selain dua stasiun komando tersebut, terdapat empat kantor polisi sekunder dan delapan pos polisi. Ini berarti banyak pulau tidak memiliki kehadiran polisi, dan di banyak bagian pulau, mencapai pos polisi bisa memakan waktu beberapa hari.
- Pasukan Bergerak Vanuatu (VMF - Vanuatu Mobile Force): Ini adalah sayap paramiliter dari VPF. VMF memiliki peran ganda, termasuk mendukung VPF dalam situasi keamanan dalam negeri yang lebih serius, memberikan bantuan saat bencana alam, dan melaksanakan tugas-tugas seremonial. Anggota VMF menerima pelatihan yang lebih bersifat militeristik dibandingkan polisi reguler. Total ada 547 petugas polisi yang terorganisir dalam dua komando utama ini.
Situasi keamanan dalam negeri di Vanuatu umumnya damai, meskipun terkadang terjadi insiden kerusuhan sipil atau ketegangan antarkelompok, terutama di daerah perkotaan. Sistem penegakan hukum menghadapi tantangan terkait sumber daya, kapasitas, dan jangkauan geografis yang luas di seluruh kepulauan.
Australia dan Selandia Baru adalah mitra keamanan utama Vanuatu, memberikan pelatihan, pendanaan, dan dukungan teknis untuk VPF dan VMF. Tidak ada pengeluaran militer murni. Pada tahun 2017, Vanuatu menandatangani perjanjian PBB tentang Traktat Pelarangan Senjata Nuklir.
8. Ekonomi

Ekonomi Vanuatu sebagian besar bergantung pada pertanian skala kecil, pariwisata, jasa keuangan lepas pantai, dan peternakan. Sumber daya alamnya terbatas, dan negara ini rentan terhadap bencana alam serta fluktuasi harga komoditas global. Pembangunan ekonomi menghadapi tantangan akibat ketergantungan pada sektor-sektor tertentu dan jarak geografis yang jauh dari pasar utama. Vanuatu menduduki peringkat ke-173 sebagai tujuan investasi teraman di dunia dalam peringkat Risiko Negara Euromoney pada Maret 2011. Pada tahun 2015, Vanuatu menduduki peringkat ke-84 negara paling bebas secara ekonomi menurut The Heritage Foundation dan The Wall Street Journal. Ekonomi tumbuh sekitar 6% pada awal tahun 2000-an, lebih tinggi daripada tahun 1990-an ketika PDB naik kurang dari 3% rata-rata. Vanuatu menjadi anggota ke-185 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) pada Desember 2011.
8.1. Struktur Ekonomi dan Indikator Utama

Struktur ekonomi Vanuatu didominasi oleh sektor jasa (terutama pariwisata dan keuangan), diikuti oleh sektor pertanian, dan sektor industri yang relatif kecil.
- Produk Domestik Bruto (PDB): PDB nominal Vanuatu pada tahun 2018 diperkirakan sebesar 957.00 M USD, sedangkan PDB berdasarkan Paritas Daya Beli (PPP) adalah sekitar 820.00 M USD. Pendapatan per kapita (PPP) pada tahun yang sama adalah sekitar 2.85 K USD. Pertumbuhan ekonomi telah bervariasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pariwisata, harga komoditas, dan bencana alam.
- Komoditas Ekspor-Impor Utama:
- Ekspor utama meliputi kopra, kava, daging sapi, kakao, dan kayu. Ikan (ikan hidup, akuarium, kerang, kancing) juga diekspor.
- Impor utama terdiri dari mesin dan peralatan, bahan makanan, bahan bakar, barang konsumsi, dan peralatan transportasi. Negara asal impor utama termasuk Australia, Selandia Baru, Tiongkok, dan Fiji.
- Tingkat Inflasi: Tingkat inflasi di Vanuatu cenderung moderat tetapi dapat dipengaruhi oleh harga impor, terutama bahan bakar dan makanan.
- Mata Uang: Mata uang resmi adalah Vatu Vanuatu (VUV).
- Ketenagakerjaan: Sebagian besar penduduk (sekitar 65%) bergantung pada pertanian untuk mata pencaharian mereka. Sektor pariwisata juga merupakan penyedia lapangan kerja yang signifikan.
Belanja rumah tangga terbesar adalah makanan (300.00 M VUV), diikuti oleh peralatan rumah tangga dan kebutuhan lainnya (79.00 M VUV), transportasi (59.00 M VUV), pendidikan dan jasa (56.00 M VUV), perumahan (50.00 M VUV), alkohol dan tembakau (39.00 M VUV), serta pakaian dan alas kaki (17.00 M VUV). Ekspor dinilai sebesar 3.04 B VUV, dan termasuk kopra (485), kava (442), kakao (221), daging sapi (segar dan dingin) (180), kayu (80) dan ikan (ikan hidup, akuarium, kerang, kancing) (28). Total impor sebesar 20.47 B VUV termasuk bahan industri (4.261), makanan dan minuman (3.984), mesin (3.087), barang konsumsi (2.767), peralatan transportasi (2.125), bahan bakar dan pelumas (187) dan impor lainnya (4.060). Terdapat sejumlah besar kebun tanaman pangan - 97.888 pada tahun 2007 - banyak di antaranya di lahan datar (62%), lereng agak berbukit (31%), dan bahkan di lereng curam (7%); terdapat 33.570 rumah tangga dengan setidaknya satu kebun tanaman pangan, dan dari jumlah tersebut, 10.788 rumah tangga menjual sebagian hasil panen ini selama periode dua belas bulan.
8.2. Sektor Utama
Sektor utama yang menopang perekonomian Vanuatu meliputi pertanian dan perikanan yang menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk, pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam dan budaya unik, serta sektor jasa keuangan lepas pantai yang telah berkembang sejak lama. Masing-masing sektor ini memiliki peran dan tantangannya sendiri dalam pembangunan ekonomi nasional.
8.2.1. Pertanian dan Perikanan

Sektor pertanian dan perikanan memainkan peran penting dalam ekonomi Vanuatu, menyediakan mata pencaharian bagi sekitar 65% populasi dan berkontribusi signifikan terhadap ekspor.
- Pertanian: Produksi pertanian utama meliputi:
- Kopra: Daging kelapa kering ini secara tradisional merupakan komoditas ekspor utama.
- Kava: Tanaman kava (Piper methysticum) dibudidayakan untuk akarnya, yang digunakan untuk membuat minuman psikoaktif tradisional yang penting secara budaya dan semakin menjadi komoditas ekspor yang bernilai. Banyak petani telah meninggalkan budidaya tanaman pangan dan menggunakan pendapatan dari budidaya kava untuk membeli makanan. Kava juga telah digunakan dalam pertukaran seremonial antar klan dan desa.
- Daging Sapi: Industri peternakan sapi menghasilkan daging sapi berkualitas tinggi untuk pasar domestik dan ekspor, terutama ke Jepang dan negara-gugus pulau Pasifik lainnya.
- Kakao: Biji kakao juga merupakan produk ekspor penting.
- Kayu: Sektor kehutanan menghasilkan kayu untuk pasar lokal dan ekspor, meskipun ada kekhawatiran tentang praktik penebangan yang berkelanjutan.
- Tanaman Pangan Lainnya: Berbagai buah-buahan, sayuran, dan umbi-umbian seperti pisang, nanas, tebu, talas, dan ubi jalar ditanam terutama untuk konsumsi lokal dan pasar domestik.
- Kopi dan Vanila: Ini adalah tanaman komersial lainnya yang dibudidayakan dalam skala yang lebih kecil.
Pada tahun 2007, jumlah rumah tangga yang terlibat dalam penangkapan ikan adalah 15.758, terutama untuk konsumsi (99%), dan rata-rata jumlah perjalanan memancing adalah 3 kali per minggu. Iklim tropis memungkinkan penanaman berbagai macam buah-buahan dan sayuran serta rempah-rempah, termasuk pisang, bawang garlic, kubis, kacang tanah, nanas, tebu, talas, ubi, semangka, rempah-rempah daun, wortel, lobak, terong, vanili (baik hijau maupun yang sudah diawetkan), lada, mentimun, dan banyak lainnya. Pada tahun 2007, nilai (dalam jutaan vatu - mata uang resmi Vanuatu) untuk produk pertanian diperkirakan untuk berbagai produk: kava (341.00 M VUV), kopra (195.00 M VUV), ternak (135.00 M VUV), kebun tanaman (93.00 M VUV), kakao (59.00 M VUV), kehutanan (56.00 M VUV), perikanan (24.00 M VUV), dan kopi (12.00 M VUV).
Peternakan sapi menghasilkan daging sapi untuk ekspor. Satu perkiraan pada tahun 2007 untuk total nilai ternak yang dijual adalah 135.00 M VUV; ternak pertama kali diperkenalkan ke daerah tersebut dari Australia oleh pekebun Inggris James Paddon. Rata-rata, setiap rumah tangga memiliki 5 ekor babi dan 16 ekor ayam, dan sementara sapi adalah "ternak terpenting", babi dan ayam penting untuk pertanian subsisten serta memainkan peran penting dalam upacara dan adat istiadat (terutama babi). Terdapat 30 pertanian komersial (kepemilikan perseorangan (37%), kemitraan (23%), korporasi (17%)), dengan pendapatan 533.00 M VUV dan pengeluaran 329.00 M VUV pada tahun 2007.
Kantor Statistik Nasional Vanuatu (VNSO) merilis sensus pertanian 2007 mereka pada tahun 2008. Menurut studi tersebut, ekspor pertanian mencapai sekitar tiga perempat (73%) dari semua ekspor; 80% populasi tinggal di daerah pedesaan di mana "pertanian adalah sumber utama mata pencaharian mereka"; dan dari rumah tangga ini, hampir semua (99%) terlibat dalam pertanian, perikanan, dan kehutanan. Total pendapatan rumah tangga tahunan adalah 1.80 B VUV. Dari pendapatan ini, pertanian yang ditanam untuk digunakan rumah tangga sendiri dinilai sebesar 683.00 M VUV, pertanian untuk dijual sebesar 561.00 M VUV, hadiah yang diterima sebesar 38.00 M VUV, kerajinan tangan sebesar 33.00 M VUV, dan perikanan (untuk dijual) sebesar 18.00 M VUV.- Perikanan: Sektor perikanan Vanuatu mencakup perikanan pesisir skala kecil untuk konsumsi lokal dan pasar domestik, serta perikanan komersial skala besar di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara tersebut, terutama untuk tuna. Penjualan hak penangkapan ikan kepada armada asing juga memberikan pendapatan bagi pemerintah. Akuakultur juga sedang dikembangkan.
Meskipun penambangan mangan dihentikan sekitar tahun 1980, ada kesepakatan pada tahun 2006 untuk mengekspor mangan yang sudah ditambang tetapi belum diekspor. Negara ini tidak memiliki cadangan minyak bumi yang diketahui. Sektor industri ringan kecil melayani pasar lokal. Pendapatan pajak terutama berasal dari bea masuk dan PPN 15% untuk barang dan jasa. Pembangunan ekonomi negara ini diduga terhambat oleh ketergantungan pada ekspor komoditas yang relatif sedikit, kerentanan terhadap bencana alam, dan jarak yang jauh antara pulau-pulau penyusun dan dari pasar utama.
8.2.2. Pariwisata
Pariwisata adalah salah satu sektor ekonomi terpenting di Vanuatu, memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja. Daya tarik utama Vanuatu bagi wisatawan meliputi:
- Keindahan Alam: Pulau-pulau vulkanik yang subur, pantai berpasir putih dan hitam, terumbu karang yang masih asli, air terjun, dan hutan hujan tropis menawarkan berbagai kegiatan luar ruangan.
- Pengalaman Budaya: Wisatawan tertarik pada budaya Melanesia yang kaya dan beragam, termasuk desa-desa tradisional (kastom villages), tarian adat, musik, seni (seperti sand drawing), dan upacara seperti land diving (Naghol) di Pulau Pentakosta. Gunung berapi aktif Gunung Yasur di Pulau Tanna juga merupakan daya tarik utama.
- Aktivitas Petualangan: Vanuatu adalah tujuan populer untuk selam skuba dan snorkeling, dengan banyak situs penyelaman terkenal, termasuk bangkai kapal SS President Coolidge di Espiritu Santo, salah satu bangkai kapal terbesar di dunia yang dapat diakses untuk penyelaman rekreasi. Aktivitas lain termasuk hiking, kayak, memancing, dan mengamati gunung berapi.
Statistik wisatawan menunjukkan peningkatan yang stabil sebelum pandemi COVID-19, dengan sebagian besar pengunjung berasal dari Australia, Selandia Baru, dan Kaledonia Baru. Industri pariwisata mencakup berbagai akomodasi mulai dari resor mewah hingga bungalo yang dikelola keluarga, serta operator tur dan layanan terkait. Sektor ini sangat rentan terhadap bencana alam (seperti siklon) dan faktor eksternal (seperti krisis ekonomi global atau pandemi), yang dapat berdampak signifikan pada ekonomi nasional. Pemerintah Vanuatu secara aktif mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan berbasis masyarakat untuk memastikan manfaatnya tersebar luas dan dampak negatifnya diminimalkan. Pariwisata meningkat 17% dari tahun 2007 hingga 2008 hingga mencapai 196.134 kedatangan. Total tahun 2008 adalah peningkatan tajam dari tahun 2000, di mana hanya ada 57.000 pengunjung (dari jumlah tersebut, 37.000 berasal dari Australia, 8.000 dari Selandia Baru, 6.000 dari Kaledonia Baru, 3.000 dari Eropa, 1.000 dari Amerika Utara, dan 1.000 dari Jepang).
Vanuatu menjual kewarganegaraan dengan harga sekitar 150.00 K USD. Dengan permintaan dari pasar Tiongkok yang meningkat pesat, penjualan paspor kini mungkin menyumbang lebih dari 30% pendapatan negara. Skema semacam itu telah terbukti menimbulkan masalah etika, dan telah terlibat dalam beberapa skandal politik. Pada 19 Juli 2023, Vanuatu kehilangan akses bebas visa ke Inggris karena kekhawatiran atas skema kewarganegaraan melalui investasinya.
8.2.3. Jasa Keuangan dan Perpajakan
Sektor jasa keuangan lepas pantai telah menjadi bagian penting dari ekonomi Vanuatu sejak tahun 1970-an, ketika negara ini memposisikan dirinya sebagai surga pajak (tax haven). Karakteristik utama dari sektor ini meliputi:
- Status Surga Pajak: Vanuatu secara historis tidak mengenakan pajak penghasilan, pajak keuntungan modal, pajak warisan, atau pajak perusahaan untuk bisnis internasional yang terdaftar di sana. Ini menarik perusahaan dan individu yang mencari lingkungan pajak yang menguntungkan.
- Industri Jasa Keuangan Lepas Pantai: Ini mencakup pendaftaran perusahaan internasional (International Business Companies - IBCs), perbankan lepas pantai, manajemen perwalian, dan layanan asuransi. Kerahasiaan perbankan dan regulasi yang minimal juga menjadi daya tarik.
- Pendaftaran Kapal: Vanuatu juga menawarkan layanan pendaftaran kapal internasional (flag of convenience), yang menarik bagi pemilik kapal karena biaya pendaftaran yang rendah dan persyaratan peraturan yang lebih longgar.
- Sistem Perpajakan Domestik: Untuk ekonomi domestik, pemerintah Vanuatu mengandalkan pendapatan dari bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 15% untuk barang dan jasa, serta pajak dan retribusi lainnya. Tidak ada pajak penghasilan pribadi atau perusahaan untuk bisnis lokal.
Hingga tahun 2008, Vanuatu tidak merilis informasi akun kepada pemerintah lain atau lembaga penegak hukum. Tekanan internasional, terutama dari Australia, memengaruhi pemerintah Vanuatu untuk mulai mematuhi norma-norma internasional guna meningkatkan transparansi. Banyak perusahaan manajemen kapal internasional memilih untuk mendaftarkan kapal mereka di bawah bendera Vanuatu, karena manfaat pajak dan undang-undang perburuhan yang menguntungkan (Vanuatu adalah anggota penuh Organisasi Maritim Internasional dan menerapkan konvensi internasionalnya). Vanuatu diakui sebagai negara "bendera kemudahan". Beberapa grup berbagi berkas, seperti penyedia jaringan KaZaA dari Sharman Networks dan pengembang WinMX, telah memilih untuk berbadan hukum di Vanuatu guna menghindari regulasi dan tantangan hukum. Menanggapi kekhawatiran asing, pemerintah telah berjanji untuk memperketat regulasi pusat keuangan lepas pantainya. Vanuatu menerima bantuan luar negeri terutama dari Australia dan Selandia Baru.
Dalam beberapa tahun terakhir, Vanuatu telah menghadapi tekanan internasional yang meningkat, terutama dari OECD dan Uni Eropa, untuk meningkatkan transparansi dan memerangi penghindaran pajak serta pencucian uang. Hal ini telah mendorong pemerintah untuk melakukan beberapa reformasi legislatif dan peraturan untuk mematuhi standar internasional. Meskipun demikian, sektor jasa keuangan lepas pantai tetap menjadi kontributor penting bagi ekonomi Vanuatu, meskipun menghadapi tantangan regulasi dan reputasi.
8.3. Transportasi dan Komunikasi
Infrastruktur transportasi dan komunikasi di Vanuatu menghadapi tantangan karena geografi kepulauan yang tersebar dan medan yang sulit.
- Transportasi Udara:
- Internasional: Bandar Udara Internasional Bauerfield (VLI) di Port Vila, Efate, adalah bandara internasional utama, melayani penerbangan ke dan dari Australia, Selandia Baru, Fiji, Kaledonia Baru, dan negara-negara Pasifik lainnya. Maskapai penerbangan nasionalnya adalah Air Vanuatu.
- Domestik: Terdapat jaringan lapangan terbang domestik yang luas di banyak pulau, yang dilayani oleh Air Vanuatu dan maskapai penerbangan kecil lainnya. Transportasi udara sangat penting untuk menghubungkan pulau-pulau terpencil.
- Transportasi Laut:
- Internasional: Pelabuhan utama untuk kargo internasional adalah Port Vila (Efate) dan Luganville (Espiritu Santo). Kapal pesiar juga sering mengunjungi pelabuhan-pelabuhan ini.
- Domestik: Transportasi laut antarpulau sangat vital untuk pergerakan orang dan barang. Berbagai jenis kapal, mulai dari feri penumpang hingga kapal kargo kecil dan perahu motor, digunakan. Namun, layanan seringkali tidak teratur dan dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
- Transportasi Darat:
- Jalan: Jaringan jalan di Vanuatu bervariasi kualitasnya. Di Efate dan Espiritu Santo, terdapat jalan beraspal di sekitar pusat-pusat utama, tetapi banyak jalan di daerah pedesaan dan pulau-pulau luar tidak beraspal dan kondisinya bisa buruk, terutama selama musim hujan. Kendaraan umum utama adalah bus mini dan taksi.
- Infrastruktur Komunikasi:
- Telepon: Layanan telepon seluler disediakan oleh Vodafone (sebelumnya TVL) dan Digicel. Jangkauan seluler cukup baik di pulau-pulau utama tetapi mungkin terbatas di daerah terpencil.
- Internet: Akses internet disediakan oleh Vodafone, Telsat Broadband, Digicel, dan Wantok menggunakan berbagai teknologi koneksi. Kabel serat optik bawah laut sekarang menghubungkan Vanuatu ke Fiji, yang telah meningkatkan kecepatan dan keandalan internet di pusat-pusat utama. Namun, akses internet di pulau-pulau luar masih menjadi tantangan.
- Pos: Layanan pos dioperasikan oleh Vanuatu Post.
Pemerintah Vanuatu, dengan bantuan mitra pembangunan, terus berupaya meningkatkan infrastruktur transportasi dan komunikasi untuk mendukung pembangunan ekonomi, pariwisata, dan penyediaan layanan dasar.
9. Masyarakat
Masyarakat Vanuatu ditandai oleh keragaman etnis dan budaya yang kaya, yang berakar pada warisan Melanesia yang kuat. Kehidupan sosial sangat dipengaruhi oleh sistem adat kastom, serta pengaruh agama Kristen dan modernisasi.
9.1. Komposisi Penduduk


Menurut sensus 2020, Vanuatu memiliki populasi 300.019 jiwa. Jumlah laki-laki melebihi perempuan, dengan populasi terdiri dari 151.597 laki-laki dan 148.422 perempuan pada tahun 2020. Populasi sebagian besar tinggal di pedesaan, tetapi Port Vila dan Luganville memiliki puluhan ribu penduduk. Sebuah neologisme dalam bahasa Inggris menyebut penduduk Vanuatu sebagai Ni-Vanuatu. Ni-Vanuatu sebagian besar adalah keturunan Melanesia, sisanya terdiri dari campuran orang Eropa, Asia, dan penduduk pulau Pasifik lainnya. Komunitas Vietnam di Vanuatu merupakan sebagian besar populasi Asia di negara tersebut. Komunitas Vietnam telah menurun dari 10% populasi Vanuatu pada tahun 1929 menjadi sekitar 0,3% (atau 1.000 individu) pada tahun 2017.
Distribusi usia menunjukkan populasi yang relatif muda, khas negara berkembang. Tingkat urbanisasi meningkat, dengan semakin banyak orang pindah ke pusat-pusat perkotaan seperti Port Vila dan Luganville untuk mencari peluang ekonomi dan pendidikan, meskipun mayoritas penduduk masih tinggal di daerah pedesaan dan bergantung pada pertanian subsisten.
Pada tahun 2006 dan 2024, New Economics Foundation dan kelompok lingkungan Friends of the Earth menerbitkan Happy Planet Index, yang menganalisis data tentang tingkat kebahagiaan yang dilaporkan, harapan hidup, dan jejak ekologis, dan mereka menempatkan Vanuatu di nomor satu di seluruh dunia untuk kedua kalinya.
Perdagangan kewarganegaraan untuk investasi telah menjadi sumber pendapatan yang semakin signifikan bagi Vanuatu dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan apa yang disebut "kewarganegaraan kehormatan" di Vanuatu telah ditawarkan selama beberapa tahun di bawah Rencana Imigrasi Investasi Modal dan baru-baru ini Rencana Dukungan Pembangunan. Orang-orang dari Tiongkok daratan merupakan sebagian besar dari mereka yang telah membeli kewarganegaraan kehormatan, yang memberi mereka hak atas paspor Vanuatu.
9.2. Bahasa
Vanuatu memiliki keragaman linguistik yang luar biasa, dengan salah satu kepadatan bahasa per kapita tertinggi di dunia.
- Bahasa Nasional: Bahasa nasional Republik Vanuatu adalah Bislama. Bislama adalah bahasa kreol berbasis bahasa Inggris dengan tata bahasa dan fonologi Melanesia. Bahasa ini berfungsi sebagai lingua franca di seluruh kepulauan, digunakan oleh mayoritas populasi sebagai bahasa kedua dan semakin banyak sebagai bahasa pertama, terutama di daerah perkotaan.
- Bahasa Resmi: Bahasa resmi adalah Bislama, Inggris, dan Prancis. Penggunaan bahasa Inggris atau Prancis sebagai bahasa formal seringkali terbagi berdasarkan garis politik dan warisan kolonial.
- Bahasa Pendidikan Utama: Bahasa Inggris dan Prancis adalah bahasa utama yang digunakan dalam sistem pendidikan.
- Bahasa Daerah (Vernakular): Selain bahasa resmi, terdapat sekitar 113 bahasa daerah asli yang digunakan di Vanuatu. Semua bahasa ini (kecuali tiga bahasa Polinesia terpencil) termasuk dalam cabang Oseanik dari rumpun Austronesia. Rata-rata, setiap bahasa daerah hanya memiliki sekitar 2.000 penutur. Penggunaan bahasa-bahasa daerah ini telah menurun seiring dengan meningkatnya penggunaan Bislama.
Keragaman bahasa ini mencerminkan sejarah migrasi dan isolasi geografis antar komunitas di kepulauan tersebut. Upaya sedang dilakukan untuk mendokumentasikan dan merevitalisasi bahasa-bahasa daerah yang terancam punah.
9.3. Agama
Kekristenan adalah agama dominan di Vanuatu, yang terdiri dari beberapa denominasi. Sekitar sepertiga populasi menganut Gereja Presbiterian di Vanuatu. Denominasi umum lainnya adalah Katolik Roma dan Anglikan, masing-masing mengklaim sekitar 15% populasi. Menurut fakta dan statistik tahun 2022, 3,6% populasi menganut Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, dengan keanggotaan di seluruh negeri lebih dari 11.000 orang. Hingga tahun 2010, 1,4% penduduk Vanuatu adalah anggota Iman Baháʼí, menjadikan Vanuatu negara Baháʼí terbesar ke-6 di dunia. Kelompok yang kurang signifikan adalah Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Kristus, Neil Thomas Ministries (NTM), Saksi-Saksi Yehuwa, dan lainnya. Pada tahun 2007, Islam di Vanuatu diperkirakan terdiri dari sekitar 200 mualaf.
Meskipun mayoritas penduduk menganut agama Kristen, kepercayaan dan praktik adat tradisional (kastom) masih memainkan peran penting dalam kehidupan banyak orang Ni-Vanuatu, seringkali berintegrasi atau hidup berdampingan dengan praktik Kristen.
Fenomena kultus kargo juga muncul di Vanuatu, terutama setelah Perang Dunia II ketika barang-barang modern dibawa oleh militer. Banyak yang telah menghilang, tetapi kultus John Frum di Tanna masih signifikan dan memiliki penganut di parlemen. Juga di Tanna adalah Gerakan Pangeran Philip, yang memuja Pangeran Philip dari Inggris Raya. Penduduk desa dari suku Yaohnanen percaya pada cerita kuno tentang putra berkulit pucat dari roh gunung yang berkelana melintasi lautan untuk mencari wanita kuat untuk dinikahi. Pangeran Philip, yang telah mengunjungi pulau itu bersama istrinya, Ratu Elizabeth II, sangat cocok dengan deskripsi tersebut dan oleh karena itu dihormati sebagai dewa di sekitar pulau Tanna. Setelah Philip meninggal, seorang antropolog yang akrab dengan kelompok tersebut mengatakan bahwa setelah masa berkabung, kelompok tersebut kemungkinan akan mengalihkan pemujaan mereka kepada Raja Charles III, yang telah mengunjungi Vanuatu pada tahun 2018 dan bertemu dengan beberapa pemimpin suku.
9.4. Pendidikan
Sistem pendidikan di Vanuatu menghadapi tantangan terkait sumber daya, geografi, dan keragaman bahasa. Bahasa pengantar utama dalam pendidikan adalah Inggris dan Prancis, yang mencerminkan warisan kolonial ganda.
- Struktur Pendidikan: Sistem pendidikan umumnya mengikuti struktur sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Terdapat juga pendidikan kejuruan dan pelatihan teknis (TVET) serta lembaga pendidikan tinggi.
- Akses dan Partisipasi: Tingkat partisipasi sekolah dasar telah meningkat, meskipun masih ada tantangan dalam hal retensi siswa, terutama di daerah pedesaan dan pulau-pulau terpencil. Akses ke pendidikan menengah dan tinggi lebih terbatas. Perkiraan tingkat melek huruf orang berusia 15-24 tahun adalah sekitar 74% menurut angka UNESCO. Tingkat pendaftaran sekolah dasar naik dari 74,5% pada tahun 1989 menjadi 78,2% pada tahun 1999 dan kemudian menjadi 93,0% pada tahun 2004 tetapi kemudian turun menjadi 85,4% pada tahun 2007. Proporsi siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar turun dari 90% pada tahun 1991 menjadi 72% pada tahun 2004 dan naik menjadi 78% pada tahun 2012.
- Lembaga Pendidikan Utama:
- Universitas Pasifik Selatan (USP): Vanuatu adalah salah satu dari dua belas negara Pasifik yang bersama-sama memiliki USP. Kampus Emalus USP di Port Vila adalah pusat utama universitas di Vanuatu dan menampung sekolah hukum universitas.
- Institut Teknologi Nasional Vanuatu (VITE) dan lembaga pelatihan guru juga memainkan peran penting.
- Tantangan:
- Keterbatasan sumber daya keuangan dan manusia.
- Infrastruktur sekolah yang tidak memadai, terutama di daerah terpencil.
- Kebutuhan akan kurikulum yang relevan secara lokal dan mengakomodasi keragaman bahasa dan budaya.
- Tingkat putus sekolah yang relatif tinggi, terutama di tingkat menengah.
- Dampak bencana alam terhadap fasilitas pendidikan.
Pemerintah Vanuatu, dengan dukungan mitra pembangunan, terus berupaya meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di semua tingkatan sebagai prioritas pembangunan nasional.
9.5. Kesehatan
Sistem kesehatan di Vanuatu menghadapi tantangan signifikan karena geografi kepulauan yang tersebar, sumber daya yang terbatas, dan kerentanan terhadap penyakit menular dan tidak menular.
- Indikator Kesehatan Utama:
- Harapan hidup rata-rata saat lahir adalah sekitar 67 tahun untuk pria dan 70 tahun untuk wanita (perkiraan bervariasi).
- Angka kematian bayi dan anak masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju, meskipun telah menunjukkan perbaikan.
- Penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan, terkait dengan perubahan gaya hidup dan pola makan.
- Penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan akut juga menjadi masalah kesehatan masyarakat.
- Aksesibilitas Layanan Medis:
- Layanan kesehatan disediakan melalui jaringan rumah sakit (terutama Rumah Sakit Pusat Vila di Port Vila dan Rumah Sakit Distrik Utara di Luganville), pusat kesehatan, dan klinik desa (aid posts).
- Akses ke layanan medis, terutama di pulau-pulau terpencil, sangat terbatas karena jarak, kesulitan transportasi, dan kekurangan tenaga kesehatan serta peralatan medis.
- Evakuasi medis ke pusat yang lebih besar atau ke luar negeri seringkali diperlukan untuk kasus-kasus serius tetapi biayanya mahal.
- Masalah Kesehatan Masyarakat Signifikan:
- Malnutrisi, termasuk kekurangan gizi mikro dan meningkatnya obesitas.
- Kesehatan ibu dan anak, termasuk akses ke perawatan antenatal dan persalinan yang aman.
- Kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
- Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui vektor dan air.
- Upaya Pemerintah:
- Pemerintah Vanuatu, melalui Kementerian Kesehatan, berupaya memperkuat sistem kesehatan primer, meningkatkan jangkauan layanan ke daerah pedesaan, dan mengatasi beban ganda penyakit menular dan tidak menular.
- Program imunisasi, promosi kesehatan, dan pengendalian penyakit terus dilaksanakan.
- Kerja sama dengan organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra pembangunan lainnya sangat penting untuk mendukung sektor kesehatan.
Pada Oktober 2023, Vanuatu bertujuan menjadi negara Pasifik pertama yang menghilangkan kanker serviks. Peningkatan akses ke air bersih dan sanitasi juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
10. Budaya
Budaya Vanuatu sangat beragam dan kaya, mencerminkan ratusan komunitas adat yang berbeda di seluruh kepulauan. Konsep kastom (adat) memainkan peran sentral dalam kehidupan sosial, spiritual, dan politik banyak orang Ni-Vanuatu. Budaya Vanuatu dapat dibagi menjadi tiga wilayah budaya utama. Di utara, kekayaan ditetapkan oleh seberapa banyak seseorang dapat memberi melalui sistem pengambilan tingkat. Babi, terutama yang memiliki taring melingkar, dianggap sebagai simbol kekayaan di seluruh Vanuatu. Di tengah, sistem budaya Melanesia yang lebih tradisional mendominasi. Di selatan, sistem yang melibatkan pemberian gelar dengan hak istimewa terkait telah berkembang. Pria muda menjalani berbagai upacara, biasanya termasuk sunat.
10.1. Adat Istiadat dan Seni Tradisional
- Kastom: Ini adalah istilah Bislama yang merujuk pada sistem kepercayaan, praktik, hukum, dan nilai-nilai tradisional yang mengatur kehidupan masyarakat di banyak bagian Vanuatu. Kastom bervariasi dari satu pulau ke pulau lain dan bahkan dari satu desa ke desa lain.
- Nakamal: Ini adalah rumah pertemuan tradisional pria, yang berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial dan seremonial di banyak desa. Nakamal adalah tempat di mana pria berkumpul untuk membahas urusan desa, menyelesaikan perselisihan, dan minum kava. Sebagian besar desa memiliki nakamal. Desa-desa juga memiliki bagian khusus untuk pria dan wanita. Bagian-bagian ini terletak di seluruh desa; di nakamal, ruang khusus disediakan untuk wanita ketika mereka sedang menstruasi.
- Sistem Sosial Bertingkat (Grade-Taking System): Di beberapa pulau, terutama di bagian utara, terdapat sistem sosial yang kompleks di mana individu (biasanya pria) dapat meningkatkan status dan pengaruh mereka dengan melalui serangkaian upacara bertingkat. Upacara ini sering melibatkan pengorbanan babi bertaring dan pertukaran kekayaan lainnya.
- Sand Drawing (Lukisan Pasir): Ini adalah bentuk seni dan komunikasi ritual yang unik yang dipraktikkan di Vanuatu tengah dan utara. Seniman menggunakan satu jari untuk menggambar desain geometris yang rumit dan berkelanjutan di atas pasir, tanah, atau abu vulkanik. Lukisan pasir sering menyertai penceritaan dan digunakan untuk mencatat dan mengirimkan informasi ritual, mitologis, sejarah, dan sosial. Seni ini telah diakui oleh UNESCO sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia.
- Seni Ukir dan Tenun: Ukiran kayu, terutama patung, topeng, dan drum celah (slit drum atau tam-tam), adalah bentuk seni penting lainnya. Tenun tikar dan keranjang dari serat pandan dan kelapa juga merupakan kerajinan tradisional yang penting, terutama bagi wanita.
10.2. Musik dan Sastra

- Musik Tradisional: Musik tradisional Vanuatu sangat beragam, menggunakan instrumen seperti drum celah berbagai bentuk dan ukuran, tabung hentak bambu, dan kerincing. Nyanyian dan tarian memainkan peran penting dalam upacara kastom.
- Musik Populer Modern: Genre musik string band, yang menggabungkan gitar, ukulele, dan lagu-lagu populer, menjadi sangat populer selama abad ke-20 di semua wilayah Vanuatu. Lebih baru lagi, industri musik Vanuatu tumbuh pesat pada tahun 1990-an, dan beberapa band telah muncul dengan identitas Ni-Vanuatu. Genre musik komersial modern yang populer termasuk musik zouk dan reggaeton.
- Sastra: Tradisi sastra lisan sangat kuat di Vanuatu, dengan cerita rakyat, mitos, dan legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sastra tulis modern masih berkembang. Salah satu penulis Ni-Vanuatu yang terkenal adalah aktivis hak-hak perempuan Grace Mera Molisa (w. 2002), yang merupakan seorang penyair deskriptif.
10.3. Kuliner

Masakan Vanuatu (aelan kakae) menggabungkan ikan, sayuran akar seperti talas dan ubi, buah-buahan, dan sayuran. Sebagian besar keluarga pulau menanam makanan di kebun mereka, dan kekurangan makanan jarang terjadi. Pepaya, nanas, mangga, pisang tanduk, dan ubi jalar berlimpah sepanjang tahun. Santan dan krim kelapa digunakan untuk memberi rasa pada banyak hidangan. Sebagian besar makanan dimasak menggunakan batu panas atau melalui perebusan dan pengukusan; sangat sedikit makanan yang digoreng.
Hidangan nasional Vanuatu adalah laplap. Ini adalah hidangan yang terbuat dari parutan umbi-umbian (seperti talas, ubi, atau singkong), dicampur dengan santan, dan seringkali diisi dengan daging (ayam, babi, atau ikan) atau sayuran, lalu dibungkus dengan daun pisang atau daun talas dan dimasak dalam oven tanah tradisional (umu). Makanan pokok lainnya termasuk simboro (mirip laplap tetapi direbus) dan tuluk (daging yang dibungkus adonan singkong dan direbus). Minuman tradisional yang paling terkenal adalah kava, yang dibuat dari akar tanaman Piper methysticum dan memiliki efek menenangkan.
10.4. Olahraga
Sepak bola adalah olahraga paling populer di Vanuatu. Liga utama adalah Liga Super Nasional VFF. Liga Sepak Bola Port Vila adalah kompetisi lainnya. Tim nasional sepak bola Vanuatu berpartis셔sipasi dalam kompetisi regional Oseania. Kriket juga populer, warisan dari pengaruh Inggris. Olahraga lain yang dimainkan termasuk bola voli, bola basket, dan rugbi. Vanuatu berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Pasifik dan Pesta Olahraga Persemakmuran.
10.5. Festival dan Hari Libur Nasional
- Land Diving (Naghol): Salah satu festival tradisional yang paling terkenal secara global adalah ritual land diving (dikenal secara lokal sebagai Naghol atau N'gol) yang diadakan di Pulau Pentakosta selatan antara bulan April dan Juni. Pria-pria melompat dari menara kayu tinggi (sekitar 20 m hingga 30 m) dengan tanaman merambat diikatkan ke pergelangan kaki mereka, sebagai bagian dari festival panen ubi tahunan. Ritual ini diyakini memastikan panen ubi yang baik dan juga merupakan ritus peralihan bagi para pemuda. Tradisi lokal ini sering dikreditkan sebagai inspirasi praktik modern lompat bungee.
- Festival Seni dan Budaya Nasional (Fest'Napuan): Festival musik tahunan yang diadakan di Port Vila, menampilkan musisi lokal dan internasional.
- Hari Kemerdekaan: Dirayakan pada tanggal 30 Juli, menandai kemerdekaan Vanuatu dari Inggris dan Prancis pada tahun 1980.
- Hari Kepala Suku (Chiefs' Day): Dirayakan pada tanggal 5 Maret, untuk menghormati peran penting para kepala suku dalam masyarakat Vanuatu.
- Hari Keluarga: Dirayakan pada tanggal 26 Desember (Boxing Day).
- Hari libur keagamaan Kristen seperti Natal dan Paskah juga dirayakan secara luas.
Hari libur nasional utama lainnya termasuk Tahun Baru (1 Januari), Hari Peringatan Pastor Walter Lini (21 Februari), Hari Buruh (1 Mei), Hari Kenaikan Isa Almasih (tanggal bervariasi), Hari Anak-Anak (akhir Juli), Hari Maria Diangkat ke Surga (15 Agustus), Hari Konstitusi (5 Oktober), dan Hari Persatuan Nasional (29 November).
10.6. Media
Lingkungan media di Vanuatu relatif kecil tetapi beragam, mencerminkan keragaman bahasa dan budaya negara tersebut.
- Surat Kabar: Surat kabar utama adalah Vanuatu Daily Post, yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Bislama. Ada juga publikasi mingguan dan berkala lainnya.
- Radio: Radio adalah media yang paling mudah diakses di seluruh kepulauan. Vanuatu Broadcasting and Television Corporation (VBTC) mengoperasikan Radio Vanuatu, yang menyiarkan dalam bahasa Bislama, Inggris, dan Prancis, serta beberapa bahasa daerah. Terdapat juga stasiun radio swasta dan komunitas.
- Televisi: VBTC juga mengoperasikan layanan televisi nasional. Siaran televisi satelit dan kabel juga tersedia, terutama di daerah perkotaan.
- Internet: Akses internet berkembang, terutama di Port Vila dan Luganville, meskipun masih terbatas dan mahal di daerah pedesaan dan pulau-pulau terpencil. Media sosial semakin populer sebagai platform untuk berita dan diskusi.
- Aksesibilitas Informasi: Meskipun ada upaya untuk meningkatkan aksesibilitas informasi, tantangan seperti geografi, biaya, dan tingkat melek huruf dapat membatasi jangkauan media di beberapa daerah. Kebebasan pers umumnya dihormati, meskipun media terkadang menghadapi tekanan politik atau ekonomi.