1. Gambaran Umum
Damon Graham Devereux Hill, lahir pada 17 September 1960, adalah seorang mantan pembalap mobil profesional asal Inggris dan penyiar. Ia berkompetisi di Formula Satu dari tahun 1992 hingga 1999, berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Pembalap Formula Satu pada 1996 bersama tim Williams. Dengan demikian, Hill menjadi putra pertama dari seorang Juara Dunia Formula Satu (Graham Hill) yang juga meraih gelar juara dunia. Selain Hill, hanya Nico Rosberg yang memiliki pencapaian serupa sebagai putra seorang juara dunia F1 yang juga menjadi juara. Sepanjang kariernya, Hill meraih 22 kemenangan Grand Prix Formula Satu dalam delapan musim balap.
Hill memulai karier balapnya dengan sepeda motor pada tahun 1981, dan setelah meraih beberapa kesuksesan, ia beralih ke balap mobil kursi tunggal. Pada tahun 1992, ia menjadi pembalap penguji untuk tim Williams yang saat itu memenangkan gelar juara. Pada tahun berikutnya, ia dipromosikan ke tim balap Williams. Sepanjang pertengahan 1990-an, Hill menjadi rival utama Michael Schumacher dalam perebutan gelar juara dunia Formula Satu, yang seringkali diwarnai bentrokan kontroversial di dalam maupun di luar lintasan. Insiden tabrakan mereka di Grand Prix Australia 1994 memberikan Schumacher gelar pertamanya dengan selisih satu poin. Meskipun memenangkan gelar juara dunia pada tahun 1996 dengan delapan kemenangan, Hill secara tak terduga didepak oleh Williams untuk musim berikutnya. Ia kemudian membalap untuk tim Arrows dan Jordan yang kurang kompetitif, dan pada tahun 1998, ia memberikan kemenangan pertama bagi Jordan.
Hill pensiun dari balapan setelah musim 1999. Setelah pensiun, ia tetap aktif di dunia motorsport dan media. Pada tahun 2006, ia menjabat sebagai Presiden British Racing Drivers' Club (BRDC), sebuah peran penting yang melibatkan pengamanan kontrak jangka panjang untuk Sirkuit Silverstone dalam menyelenggarakan balapan Formula Satu. Hill juga dikenal atas keterlibatannya dalam kegiatan amal dan menjadi komentator ahli untuk Sky Sports F1.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Damon Hill memiliki latar belakang keluarga yang kental dengan dunia balap, namun masa kecil dan pendidikannya diwarnai oleh peristiwa tragis yang mengubah hidupnya secara drastis.
2.1. Kelahiran dan Keluarga
Damon Graham Devereux Hill lahir pada 17 September 1960 di Hampstead, London, Inggris. Ia adalah putra kedua dan putra tertua dari pasangan Graham Hill dan Bette Hill (née Shubrook). Graham Hill adalah seorang pembalap ternama di ajang Formula Satu internasional, yang berhasil memenangkan Kejuaraan Dunia Pembalap Formula Satu pada tahun 1962 dan 1968. Karier Graham Hill yang sukses memungkinkan keluarga untuk hidup dalam keadaan yang nyaman. Ibunya, Bette, adalah mantan pendayung dan peraih medali di Kejuaraan Mendayung Eropa pada tahun 1954 sebagai bagian dari tim Inggris.
2.2. Masa Kecil dan Pendidikan
Pada tahun 1975, keluarga Hill tinggal di sebuah "rumah pedesaan 25 kamar" di Hertfordshire, dan Damon mengenyam pendidikan di sekolah swasta The Haberdashers' Aske's Boys' School. Namun, kehidupan Damon yang nyaman berubah drastis setelah kematian ayahnya dalam kecelakaan pesawat pada November 1975. Pada saat itu, Damon baru berusia 15 tahun. Kecelakaan tersebut meninggalkan Damon, ibunya, dan saudara perempuannya, Samantha dan Brigitte, dalam kondisi keuangan yang sangat sulit. Tragisnya, karena Graham Hill menerbangkan pesawat dengan lisensi yang tidak diperbarui (tidak memiliki izin instrumen penerbangan yang diperlukan untuk terbang di wilayah udara Inggris) dan pesawatnya juga memiliki sertifikat kelaikan udara yang kedaluwarsa, pembayaran asuransi tidak diizinkan. Akibatnya, keluarga Hill terpaksa menghadapi kesulitan ekonomi yang parah untuk menutupi biaya kompensasi kepada penumpang lain yang meninggal dalam insiden tersebut.
Pengalaman masa kecilnya yang penuh gejolak ini, khususnya setelah kematian ayahnya, sangat memengaruhi pandangan hidup dan karier Hill. Dalam otobiografinya, "Watching the Wheels" yang diterbitkan pada tahun 2016, Hill mengungkapkan bahwa ia telah berjuang dengan depresi.
2.3. Minat dan Aktivitas Awal
Minat awal Damon Hill terhadap motorsport lebih condong ke arah balap sepeda motor. Ia memulai karier balapnya di dunia sepeda motor pada tahun 1981. Helm yang digunakannya memiliki desain yang sama dengan ayahnya: delapan bilah dayung putih disusun vertikal di sekitar permukaan atas helm berwarna biru tua. Desain dan warna ini melambangkan London Rowing Club, klub tempat Graham Hill mendayung pada awal 1950-an.
Meskipun ia berhasil memenangkan kejuaraan klub 350cc di Sirkuit Brands Hatch, anggaran balapnya sangat terbatas. Untuk membiayai ambisinya, Hill bekerja sebagai buruh bangunan dan kemudian sebagai kurir sepeda motor untuk Apollo Despatch di London, dan selanjutnya untuk Special Delivery. Menariknya, pekerjaan kurir motor inilah yang secara tidak langsung membantunya mendapatkan sponsor pertama dari perusahaan Ricoh. Ia mendekati Ricoh, yang dikenal sebagai produsen mesin fotokopi terkemuka, dan berhasil mendapatkan dukungan sponsor selama beberapa tahun.
Ibunya, yang khawatir akan bahaya balap motor, akhirnya membujuknya untuk mengikuti kursus balap mobil di Winfield Racing School di Prancis pada tahun 1983. Meskipun ia menunjukkan "bakat di atas rata-rata" dalam balap mobil, Hill hanya sesekali mengikuti balapan kursi tunggal hingga akhir 1984 karena keterbatasan finansial. Ia sendiri awalnya tidak terlalu tertarik pada balap mobil Formula Satu, menganggapnya sebagai "pekerjaan ayah" yang membosankan. Namun, setelah kematian ayahnya, ia merasakan dorongan kuat untuk terlibat dalam dunia balap.
3. Karier Pra-Formula Satu
Sebelum menembus Formula Satu, Damon Hill membangun fondasi kariernya melalui berbagai kategori balap, menunjukkan bakat dan kegigihan di tengah keterbatasan finansial.
3.1. Balap Sepeda Motor
Karier motorsport Damon Hill dimulai pada tahun 1981 dengan balap sepeda motor. Ia menggunakan desain helm yang khas, mirip dengan ayahnya: helm biru tua dengan delapan bilah dayung putih yang disusun secara vertikal di bagian atas, melambangkan London Rowing Club tempat Graham Hill mendayung. Meskipun ia berhasil memenangkan kejuaraan klub 350cc di sirkuit Brands Hatch, Hill membiayai balapnya dengan bekerja sebagai buruh bangunan dan kurir sepeda motor untuk Apollo Despatch, kemudian Special Delivery, di London. Perusahaan kurir tersebut bahkan memberinya motor balap TZ350. Ibunya, yang mengkhawatirkan bahaya balap motor, berhasil membujuknya untuk mengikuti kursus balap mobil di Winfield Racing School di Prancis pada tahun 1983.
3.2. Balap Mobil Berkursi Tunggal
Hill beralih ke balap mobil kursi tunggal pada tahun 1985. Musim penuh pertamanya adalah di British Formula Ford, di mana ia memenangkan enam balapan dengan mengendarai Van Diemen untuk Manadient Racing. Ia menempati posisi ketiga dan kelima di dua kejuaraan nasional Inggris, serta meraih tempat ketiga di final Formula Ford Festival 1985, membantu Inggris memenangkan hadiah tim.
Pada tahun 1986, Hill berencana naik ke British Formula Tiga Championship dengan tim juara West Surrey Racing. Namun, hilangnya sponsor dari Ricoh dan kematian rekan setimnya, Bertrand Fabi, dalam kecelakaan pengujian, membatalkan rencana tersebut. Hill kemudian meminjam 100.00 K GBP untuk membiayai balapnya melalui kesepakatan sponsor dengan Cellnet, yang difasilitasi oleh David Hunt, saudara dari pembalap F1 James Hunt. Ia menjalani musim pertama yang stabil bersama Murray Taylor Racing pada tahun 1986, sebelum meraih dua kemenangan di masing-masing tahun berikutnya untuk Intersport. Ia menyelesaikan British F3 1988 di posisi ketiga. Pada akhir Januari 1988, Hill sempat menguji coba mobil Benetton F1, Benetton B187, atas undangan Peter Collins.
Pada tahun 1989, Hill tidak memiliki cukup sponsor untuk membiayai partisipasinya di Formula 3000 Internasional. Ia mengambil kesempatan balapan satu kali di kejuaraan British F3000 yang lebih rendah. Ia kemudian bergabung dengan tim F3000 Mooncraft yang tidak kompetitif di tengah musim, dan meskipun performanya sebanding dengan Perry McCarthy, sponsor tim lebih memilih nama Hill. Meskipun hasil terbaiknya hanya posisi ke-14, penampilan Hill untuk Mooncraft mengarah pada tawaran untuk mengendarai sasis Lola untuk Middlebridge Racing pada tahun 1990. Ia meraih tiga posisi pole dan memimpin lima balapan pada tahun 1990, namun tidak pernah memenangkan balapan selama karier Formula 3000-nya. Pada tahun 1991, ia bergabung dengan tim Barclay Team EJR (afiliasi Jordan), meraih satu podium dan finis ketujuh di kejuaraan.
3.3. Le Mans 24 Jam dan Balapan Lainnya
Selain balap kursi tunggal, Hill juga memiliki pengalaman di balap ketahanan. Pada tahun 1989, ia berpartisipasi dalam Le Mans 24 Jam bersama Richard Lloyd Racing dengan mengendarai Porsche 962. Namun, mesin mobilnya mengalami kegagalan setelah 228 lap. Ia juga sempat berkompetisi dalam balapan satu jam di British Touring Car Championship (BTCC) di Donington Park, mengemudi bersama Sean Walker dengan Ford Sierra RS500 dan finis di posisi keempat. Selama 1987, ia juga tampil sesekali di berbagai seri balap mobil standar satu merek, termasuk MG Metro Turbos, MG Maestros, dan Saab 900 Turbos, termasuk finis ketiga di Silverstone dalam seri Maestro dan memenangkan balapan di Brands Hatch dalam seri Saab sebagai pengganti Tiff Needell.
4. Karier Formula Satu
Karier Damon Hill di Formula Satu adalah perjalanan yang penuh dengan pasang surut, dari pembalap penguji hingga Juara Dunia, menghadapi tragedi dan rivalitas sengit.
4.1. Test Driver Williams dan Brabham (1991-1992)
Damon Hill memulai karier Grand Prix-nya pada musim 1991 sebagai pembalap penguji dengan tim Williams yang memenangkan kejuaraan, sambil tetap berkompetisi di seri Formula 3000. Kesempatan ini didapatkan Hill setelah ia mendengar bahwa Mark Blundell akan meninggalkan Williams, dan Hill memutuskan untuk menelepon direktur teknis Patrick Head pada Natal 1990 untuk menanyakan posisi tersebut. Hill terpilih di antara beberapa kandidat lain, termasuk Eddie Irvine, Andrew Gilbert-Scott, Perry McCarthy, David Brabham, dan Julian Bailey. Hill merasa lega dan gembira karena ini adalah kesempatan pertamanya untuk mengendarai mobil F1 terbaik setelah berjuang di Formula 3000 yang kurang kompetitif.
Pada pertengahan 1992, Hill berhasil masuk ke balap Grand Prix sebagai pembalap dengan tim Brabham yang sedang kesulitan. Tim yang pernah sangat kompetitif ini sedang menghadapi masalah finansial yang serius. Hill baru memulai musim setelah tiga balapan pertama, menggantikan Giovanna Amati yang sponsornya tidak terwujud. Meskipun Amati tidak mampu membawa mobilnya melewati kualifikasi, Hill menyamai rekan setimnya, Eric van de Poele, dengan berhasil lolos kualifikasi untuk dua balapan, yaitu Grand Prix Britania dan Grand Prix Hungaria di pertengahan musim. Di Grand Prix Britania, Hill finis terakhir di Brabham sementara Nigel Mansell memenangkan balapan untuk Williams. Hill tetap melanjutkan pengujian untuk tim Williams pada tahun itu. Sayangnya, tim Brabham kolaps setelah Grand Prix Hungaria dan tidak dapat menyelesaikan musim tersebut. Meskipun demikian, Hill menyatakan rasa terima kasihnya kepada Brabham karena telah memberinya kesempatan debut di Formula Satu, meskipun tim tersebut menghadapi kesulitan finansial yang parah.
4.2. Williams (1993-1996)
Periode bersama Williams adalah puncak karier Damon Hill di Formula Satu, di mana ia bertransformasi dari pembalap debutan menjadi Juara Dunia.

Ketika rekan setim Nigel Mansell, Riccardo Patrese, meninggalkan Williams untuk membalap di Benetton pada tahun 1993, Hill secara tak terduga dipromosikan ke tim balap utama Williams. Ia menjadi rekan setim bagi Juara Dunia tiga kali Alain Prost, mengungguli kandidat yang lebih berpengalaman seperti Martin Brundle dan Mika Häkkinen. Secara tradisional, Juara Dunia bertahan akan menggunakan nomor "1" di mobilnya, dan rekan setimnya menggunakan nomor "2". Namun, karena Mansell, juara dunia tahun 1992, tidak berkompetisi di Formula Satu pada tahun 1993 (ia pindah ke IndyCar World Series), Williams sebagai Juara Konstruktor diberikan nomor "0" dan "2". Sebagai rekan junior Prost, Hill mengambil nomor "0", menjadikannya orang kedua dalam sejarah Formula Satu yang menggunakan nomor tersebut, setelah Jody Scheckter pada tahun 1973. Hill adalah satu-satunya pembalap yang menggunakan nomor "0" sebanyak dua kali.
4.2.1. Musim 1993
Musim tahun 1993 tidak dimulai dengan baik bagi Damon Hill. Ia keluar dari posisi kedua tak lama setelah start Grand Prix Afrika Selatan dan gagal menyelesaikan balapan setelah bertabrakan dengan Alessandro Zanardi di lap ke-17. Di Grand Prix Brasil berikutnya, Hill lolos kualifikasi dan sempat berada di urutan kedua di belakang Prost, bahkan memimpin ketika Prost mengalami kecelakaan. Namun, ia kembali tergeser ke posisi kedua oleh Juara Dunia tiga kali lainnya, Ayrton Senna. Meskipun demikian, balapan tersebut memberinya podium pertamanya dalam karier F1.
Di putaran berikutnya di Grand Prix Eropa, Hill kembali finis kedua di belakang Senna. Dalam musim penuh pertamanya ini, Hill sangat diuntungkan oleh pengalaman Prost. Ia terus menunjukkan performa mengesankan seiring berjalannya musim. Di San Marino, Hill memimpin di awal balapan, meskipun kemudian disalip oleh Prost dan Senna, dan akhirnya mundur akibat kegagalan rem. Masalah mekanis kembali muncul di Spanyol, di mana ia mampu mengimbangi Prost sebagian besar balapan, tetapi mesinnya mengalami kegagalan.
Setelah meraih podium kuat di Monako dan Kanada, Hill meraih posisi pole pertamanya dalam karier di Prancis, finis kedua di belakang Prost karena perintah tim yang mencegahnya untuk serius menantang kemenangan. Ia tampaknya akan memenangkan Grand Prix Britania di kampung halamannya sebelum kegagalan mesin lain membuatnya tersingkir. Di Grand Prix Jerman, ia memimpin dengan nyaman, tetapi mengalami ban bocor dua lap menjelang akhir, menyerahkan kemenangan kepada Prost.
Namun, di Grand Prix Hungaria, Hill akhirnya meraih kemenangan pertama dalam kariernya setelah memimpin dari awal hingga akhir. Dengan kemenangan ini, ia menjadi putra pertama dari pemenang Grand Prix Formula Satu yang juga meraih kemenangan di F1. Hill kemudian melanjutkan rentetan kemenangannya dengan dua kemenangan lagi, pertama di Spa setelah Prost mengalami masalah pit stop, dan kemudian di Grand Prix Italia di mana mesin Prost mengalami kegagalan di akhir balapan. Kemenangan ketiganya secara beruntun memastikan Williams meraih Kejuaraan Dunia Konstruktor Formula Satu dan untuk sementara membawanya ke posisi kedua dalam klasemen pembalap. Di Grand Prix Portugal, Hill bangkit dari posisi belakang grid ke posisi ketiga setelah terhenti di lap pemanasan dari posisi pole. Ia mengakhiri musim dengan finis keempat di Jepang dan ketiga di Australia, meskipun ia kehilangan posisi kedua di klasemen pembalap dari Ayrton Senna yang berhasil memenangkan dua balapan terakhir.
4.2.2. Musim 1994
Pada tahun 1994, Ayrton Senna bergabung dengan Hill di Williams. Karena juara bertahan, Prost, tidak lagi membalap, Hill tetap menggunakan nomor '0'. Taruhan pra-musim adalah Senna akan dengan mudah meraih gelar, namun tim Benetton dan Michael Schumacher awalnya terbukti lebih kompetitif dan memenangkan tiga balapan pertama. Di Grand Prix San Marino pada 1 Mei, Senna meninggal setelah mobilnya menabrak pembatas beton saat memimpin. Dengan tim yang sedang dalam penyelidikan pihak berwenang Italia atas tuduhan pembunuhan, Hill mendapati dirinya sebagai pemimpin tim hanya dengan pengalaman satu musim di kelas atas. Hill kemudian mengatakan kepada BBC Sport pada tahun 2004 bahwa ia yakin Senna terlalu cepat masuk tikungan untuk kondisi saat itu, merujuk pada fakta bahwa mobil baru saja memulai kembali balapan dengan ban dingin setelah diperlambat oleh mobil keselamatan.

Hill mewakili Williams sendirian di balapan berikutnya, Grand Prix Monako. Balapannya berakhir lebih awal karena tabrakan melibatkan beberapa mobil di lap pembuka. Untuk balapan berikutnya, Grand Prix Spanyol, pembalap penguji Williams David Coulthard dipromosikan ke tim balap bersama Hill, yang memenangkan balapan hanya empat minggu setelah kematian Senna.
Schumacher memimpin dengan 66 poin berbanding 29 pada pertengahan musim. Di Grand Prix Prancis, Frank Williams membawa kembali Nigel Mansell untuk Grand Prix Prancis, Eropa, Jepang, dan Australia, sementara Coulthard melakukan sebagian besar musim 1994. Mansell menghasilkan sekitar 900.00 K GBP untuk setiap empat balapannya, sementara Hill dibayar 300.00 K GBP untuk seluruh musim, meskipun posisi Hill sebagai pembalap utama tetap tak tergoyahkan. Hill kembali bersaing memperebutkan gelar setelah memenangkan Grand Prix Britania, sebuah balapan yang tidak pernah dimenangkan oleh ayahnya. Schumacher didiskualifikasi dari balapan itu dan dilarang untuk dua balapan berikutnya karena menyalip Hill selama lap formasi dan mengabaikan bendera hitam selanjutnya. Empat kemenangan Hill lagi, tiga di antaranya dalam balapan di mana Schumacher dikeluarkan atau didiskualifikasi, membawa pertarungan gelar ke acara terakhir di Adelaide. Pada balapan pertama Schumacher setelah larangannya, Grand Prix Eropa, ia menyatakan bahwa Hill (yang delapan tahun lebih tua darinya) bukanlah pembalap kelas dunia. Namun, selama balapan kedua terakhir di Grand Prix Jepang, Hill meraih kemenangan di depan Schumacher dalam balapan yang diguyur hujan. Ini menempatkan Hill hanya satu poin di belakang pembalap Jerman itu sebelum balapan terakhir musim.
Baik Hill maupun Schumacher tidak menyelesaikan Grand Prix Australia yang menutup musim, setelah tabrakan kontroversial yang memberikan gelar kepada Schumacher. Schumacher keluar jalur dan menabrak dinding dengan sisi kanan Benetton-nya saat memimpin. Saat memasuki tikungan keenam, Hill bergerak untuk melewati Benetton dan keduanya bertabrakan, merusak wishbone suspensi kiri depan Williams, dan memaksa kedua pembalap untuk pensiun dari balapan. Komentator Formula Satu BBC, Murray Walker, sering menyatakan bahwa Schumacher tidak sengaja menyebabkan tabrakan tersebut, namun salah satu pemilik Williams, Patrick Head, merasa berbeda. Pada tahun 2006, ia mengatakan bahwa pada saat insiden tersebut "Williams sudah 100% yakin bahwa Michael bersalah atas permainan kotor" tetapi tidak memprotes gelar Schumacher karena tim masih berurusan dengan kematian Ayrton Senna. Pada tahun 2007, Hill secara eksplisit menuduh Schumacher sengaja menyebabkan tabrakan.
Musim Hill membuatnya meraih penghargaan BBC Sports Personality of the Year 1994.
4.2.3. Musim 1995
Memasuki musim tahun 1995, Damon Hill adalah salah satu favorit juara. Tim Williams adalah Juara Konstruktor bertahan, setelah mengalahkan Benetton pada tahun 1994. Dengan David Coulthard yang masih muda dan menjalani musim penuh pertamanya di Formula Satu sebagai rekan setim, Hill adalah pembalap nomor satu yang jelas. Tahun itu dimulai dengan baik dengan posisi pole di Brasil, meskipun ia mengalami spin saat memimpin karena masalah mekanis yang menyerahkan keunggulan kepada Schumacher.

Namun, kemenangan di dua balapan berikutnya menempatkannya di posisi terdepan kejuaraan. Meskipun demikian, Schumacher memenangkan tujuh dari dua belas balapan berikutnya dan meraih gelar keduanya dengan dua balapan tersisa, sementara Benetton merebut Kejuaraan Dunia Konstruktor Formula Satu. Schumacher dan Hill mengalami beberapa insiden di lintasan selama musim itu, dua di antaranya menyebabkan keduanya mendapatkan larangan balapan satu kali dengan masa percobaan. Hukuman Schumacher adalah karena menghalangi dan memaksa Hill keluar jalur di Grand Prix Belgia; hukuman Hill adalah karena bertabrakan dengan Schumacher saat pengereman di Grand Prix Italia. Musim Hill berakhir positif ketika ia memenangkan Grand Prix Australia dengan finis dua lap di depan runner-up, Olivier Panis dari tim Ligier. Sepanjang musim, Hill juga menghadapi kritik atas "ketidakmampuan" dan "banyak kesalahan", terutama setelah rekan setimnya, Coulthard, meraih empat posisi pole berturut-turut. Namun, Hill juga berhasil meraih satu Grand Slam (kemenangan, posisi pole, putaran tercepat, dan memimpin setiap lap) di Grand Prix Hungaria. Hill menjelaskan bahwa Williams tidak seperti Benetton yang cenderung menjadi tim "satu orang" untuk Schumacher, dan Williams memiliki etos untuk tidak memilih cara balapan seperti itu.
4.2.4. Musim 1996: Juara Dunia dan Kontroversi Pemecatan dari Williams
Pada tahun 1996, mobil Williams, terutama Williams FW18, jelas merupakan yang tercepat di Formula Satu. Hill berhasil memenangkan gelar juara dunia mengalahkan rekan setimnya, juara bertahan IndyCar, Jacques Villeneuve, menjadikannya putra pertama dari seorang juara Formula Satu yang juga memenangkan kejuaraan itu sendiri. Dengan delapan kemenangan dan selalu start dari barisan depan di setiap balapan, Hill menikmati musim tersuksesnya sejauh ini. Di Monako, tempat ayahnya menang lima kali pada tahun 1960-an, ia memimpin hingga mesinnya mati, mengakhiri balapannya dan memungkinkan Olivier Panis meraih satu-satunya kemenangan Formula Satu-nya.

Menjelang akhir musim, Villeneuve mulai melakukan tantangan gelar dan meraih posisi pole di Grand Prix Jepang, balapan terakhir tahun itu. Namun, Hill mengambil alih pimpinan di awal dan memenangkan balapan sekaligus kejuaraan, sementara pembalap Kanada itu tersingkir. Hill menyamai rekor start dari barisan depan di semua 16 balapan musim ini, menyamai Ayrton Senna pada tahun 1989 dan Alain Prost pada tahun 1993.
Meskipun memenangkan gelar, Hill mengetahui sebelum akhir musim bahwa ia akan didepak oleh Williams dan digantikan oleh Heinz-Harald Frentzen untuk musim berikutnya. Hill meninggalkan Williams sebagai pembalap kedua tersukses di tim dalam hal kemenangan balapan, dengan 21 kemenangan, hanya kalah dari Nigel Mansell. Kejuaraan Dunia Hill 1996 memberinya penghargaan BBC Sports Personality of the Year Award keduanya, menjadikannya salah satu dari hanya lima orang yang menerima penghargaan tersebut dua kali - yang lainnya adalah petinju Henry Cooper, Nigel Mansell, Andy Murray, dan Lewis Hamilton. Hill juga dianugerahi Segrave Trophy oleh Royal Automobile Club. Trofi ini diberikan kepada warga negara Inggris yang mencapai demonstrasi paling luar biasa dari kemungkinan transportasi darat, laut, udara, atau air.
Kontroversi pemecatan Hill dari Williams setelah memenangkan gelar masih menjadi perdebatan. Beberapa alasan yang mungkin termasuk negosiasi kontrak yang alot (Hill menyerahkan ini kepada pengacaranya), keinginan Williams untuk merekrut Frentzen yang dianggap sebagai talenta masa depan dan berpotensi membawa sponsor dari Jerman seperti BMW (yang kemudian memang memasok mesin untuk Williams pada tahun 2000), dan anggapan bahwa Hill tidak memiliki "daya juang" seorang juara. Frank Williams sendiri kemudian mengakui bahwa keputusan untuk memecat Hill adalah "kesalahan besar". Keputusan ini juga menyebabkan Adrian Newey, desainer kepala Williams, marah dan akhirnya pindah ke McLaren, yang secara luas dianggap sebagai awal dari kemunduran dominasi Williams di F1. Hill menyatakan bahwa Williams mungkin tidak menyangka ia akan tampil sangat kuat pada tahun 1996, sehingga keputusan untuk memecatnya menjadi dilema.
4.3. Arrows (1997)
Setelah memenangkan Kejuaraan Dunia Formula Satu dengan Williams, Damon Hill bergabung dengan tim Arrows untuk musim tahun 1997. Ia menjadi pembalap keempat dalam sembilan tahun yang memenangkan gelar Juara Dunia untuk Williams namun tidak membalap untuk tim tersebut di musim berikutnya, mengikuti jejak Nelson Piquet, Nigel Mansell, dan Alain Prost. Sebagai Juara Dunia, Hill diminati oleh beberapa tim seperti McLaren, Benetton, dan Ferrari, namun ia merasa tawaran finansial yang diberikan tidak sepadan dengan statusnya. Ia menolak tawaran dari Stewart Grand Prix karena risiko yang terlalu tinggi untuk tim debutan dan enggan merusak hubungan lama keluarga Hill dengan keluarga Jackie Stewart. Hill juga menolak tawaran dua tahun dari Jordan dan Prost karena ia berharap dapat pindah ke McLaren pada tahun berikutnya setelah Adrian Newey bergabung di sana. Akibatnya, ia memilih untuk bergabung dengan Arrows, sebuah tim yang belum pernah memenangkan balapan dalam 20 tahun sejarahnya dan hanya meraih satu poin di tahun sebelumnya.

Musim Hill dalam mempertahankan gelar pada tahun 1997 terbukti tidak berhasil dan dimulai dengan buruk. Ia hanya berhasil lolos kualifikasi secara tipis di Grand Prix Australia dan kemudian pensiun di lap parade. Mobil Arrows, yang menggunakan ban dari debutan seri Bridgestone dan mesin Yamaha yang belum terbukti, secara umum tidak kompetitif. Hill tidak mencetak poin pertamanya untuk tim hingga Grand Prix Britania di Silverstone pada bulan Juli. Performa terbaiknya di tahun tersebut datang di Grand Prix Hungaria. Pada hari itu, ban Bridgestone memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing mereka, Goodyear. Hill lolos kualifikasi di posisi ketiga dengan mobil yang sebelumnya tidak pernah menempati posisi lebih tinggi dari urutan ke-9 di grid. Selama balapan, ia menyalip rivalnya dan pesaing baru juara, Michael Schumacher, di lintasan dan memimpin di akhir balapan, unggul 35 s dari Jacques Villeneuve (yang akhirnya menjadi Juara Dunia 1997), hingga masalah hidrolik secara drastis memperlambat Arrows. Hal ini memungkinkan Villeneuve untuk melewati Hill, yang akhirnya finis kedua. Meskipun tidak menang, penampilan ini mengubah persepsi banyak orang tentang Hill, membuktikan kemampuannya untuk mendominasi balapan bahkan dengan mobil yang kurang kompetitif. Hill mengungkapkan bahwa insiden ini disebabkan oleh kerusakan "washer" seharga kurang dari 1 GBP di sistem hidrolik.

Hill sempat merasa kehilangan motivasi karena performa mobil yang buruk dan merasa bahwa itu adalah "penghinaan" bagi seorang Juara Dunia. Namun, ia berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam kondisi yang diberikan. Kedatangan John Barnard sebagai direktur teknis pada Mei 1997 membantu meningkatkan keandalan mobil A18. Setelah Grand Prix Hungaria, Hill sempat berada di posisi poin di Austria dan Luksemburg, tetapi gagal mengamankan poin karena berbagai insiden, termasuk disalip Schumacher dan masalah pit stop. Di balapan terakhir, Grand Prix Eropa, Hill menunjukkan kembali kecepatan kualifikasi yang kuat dengan menempati posisi keempat, hanya 0.058 s di belakang posisi pole, namun kemudian mundur dari balapan karena masalah girboks saat berada di posisi keenam.
4.4. Jordan (1998-1999)
Setelah hanya satu tahun bersama Arrows, Hill hampir menandatangani kesepakatan dengan tim Alain Prost, sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan tim Jordan untuk musim tahun 1998. Tawaran dari McLaren ditolak karena persyaratan yang tidak menarik, termasuk gaji nol dengan sistem bonus per kemenangan dan kewajiban promosi gratis selama 100 hari per tahun. Hill juga menerima tawaran dari Sauber dan Prost. Rekan setim barunya di Jordan adalah Ralf Schumacher, adik dari Michael Schumacher.
4.4.1. 1998: Kemenangan terakhir dalam karier-nya
Pada paruh pertama musim tahun 1998, mobil Jordan 198 kurang cepat dan tidak dapat diandalkan, meskipun ada peningkatan performa mulai dari Grand Prix Kanada. Selama balapan tersebut, Hill naik ke posisi kedua saat pembalap lain mundur atau melakukan pit stop. Pada lap ke-38, Michael Schumacher, yang tertunda karena penalti stop-and-go setelah memaksa mobil Frentzen keluar dari lintasan, menyalip Hill di trek lurus; Hill menggerakkan mobilnya tiga kali untuk memblok Schumacher, yang akhirnya merebut posisi dengan melewati kerb di chicane terakhir. Hill kemudian berada di posisi keempat setelah satu-satunya pit stop sebelum mundur karena kegagalan listrik. Setelah balapan, Schumacher menuduh Hill mengemudi secara berbahaya. Hill membalas dengan menyatakan bahwa Schumacher "tidak bisa mengklaim siapa pun mengemudi dengan buruk jika melihat hal-hal yang telah ia lakukan dalam kariernya. Ia benar-benar mengeluarkan Frentzen."

Di Grand Prix Jerman, Hill mencetak poin pertamanya tahun itu, dan di Grand Prix Belgia, dalam kondisi yang sangat basah, ia meraih kemenangan perdana bagi tim Jordan. Pada balapan tersebut, Hill memimpin di akhir balapan, dengan rekan setimnya Ralf Schumacher mendekat dengan cepat. Hill bertanya kepada tim apakah mereka akan diizinkan untuk saling balapan. Prinsipal tim Eddie Jordan memerintahkan Ralf Schumacher untuk mempertahankan posisi daripada mengambil risiko kehilangan hasil finis 1-2. Kemenangan ini adalah yang pertama bagi Hill sejak ia didepak oleh tim Williams dan merupakan kemenangan terakhir dalam kariernya. Hill mengakhiri musim dengan menyalip Frentzen di lap terakhir di Grand Prix Jepang, yang memberinya posisi keempat dalam balapan dan menempatkan Jordan di posisi keempat dalam Kejuaraan Dunia Konstruktor Formula Satu tahun itu.
4.4.2. 1999: Akhir karier
Harapan tinggi untuk musim tahun 1999, tetapi Damon Hill tidak menikmati musim yang baik. Ia kesulitan dengan ban empat-alur yang baru diperkenalkan dan kalah cepat dari rekan setim barunya, Heinz-Harald Frentzen, yang merupakan pengganti Hill di Williams dua tahun sebelumnya. Setelah tabrakan di Grand Prix Kanada, Hill mengumumkan rencana untuk pensiun dari olahraga ini pada akhir tahun. Namun, setelah gagal menyelesaikan Grand Prix Prancis yang dimenangkan Frentzen, ia sempat mempertimbangkan untuk segera berhenti.

Jordan membujuk Hill untuk setidaknya bertahan untuk Grand Prix Britania. Menjelang akhir pekan balapan itu, Hill mengumumkan ia akan pensiun setelah Grand Prix, menyebabkan Jordan menguji Jos Verstappen jika Hill harus segera diganti. Namun, setelah finis kelima yang kuat di balapan kandangnya, Hill berubah pikiran dan memutuskan untuk menyelesaikan tahun tersebut. Hasil terbaiknya di sisa musim itu adalah posisi keenam, yang ia raih di Hungaria dan Belgia. Dengan tiga balapan tersisa di tahun 1999, beredar rumor bahwa tim Prost Grand Prix akan melepas Jarno Trulli lebih awal setelah ia menandatangani kontrak untuk kampanye Jordan tahun 2000 sebagai pengganti Hill. Pada saat yang sama, rekan setimnya, Frentzen, menjadi penantang gelar di beberapa balapan terakhir musim dan akhirnya finis ketiga di kejuaraan. Dengan demikian, baik Hill maupun Frentzen membantu Jordan mencapai finis terbaiknya dengan posisi ketiga di Kejuaraan Konstruktor. Balapan terakhir Hill adalah Grand Prix Jepang di mana ia keluar jalur dan masuk ke pit lane dengan alasan kelelahan mental, sebuah keputusan yang menuai kritik dari beberapa jurnalis.
5. Aktivitas Pasca-Balapan
Setelah pensiun dari balapan Formula Satu, Damon Hill tetap aktif dalam berbagai bidang, terutama di dunia otomotif, media, dan kegiatan sosial.

5.1. Peran Administratif dalam Motorsport
Setelah pensiun, Hill terus terlibat dalam dunia mobil dan motorsport. Ia mendirikan klub pribadi Prestige and Super Car Private Members Club, P1 International, bersama Michael Breen pada tahun 2000; Breen membeli saham Hill pada Oktober 2006. Hill juga terlibat dalam dealer BMW di luar Royal Leamington Spa yang menggunakan namanya, serta dealer Audi di Exeter.
Pada April 2006, Hill menggantikan Jackie Stewart sebagai Presiden British Racing Drivers' Club (BRDC), sebuah posisi prestisius yang mengawasi salah satu klub balap tertua di Inggris. Selama masa jabatannya, ia berhasil mengamankan kontrak 17 tahun bagi Silverstone untuk menyelenggarakan balapan Formula Satu, yang memungkinkan sirkuit tersebut menjalani pekerjaan renovasi ekstensif. Hill mundur dari posisi tersebut pada tahun 2011 dan digantikan oleh Derek Warwick. Pada tahun 2009, ia menerima gelar Kehormatan dari University of Northampton sebagai pengakuan atas kariernya yang sukses dan hubungannya dengan Northampton melalui Silverstone dan BRDC. Pada Juni 2018, Hill menjadi Presiden Brooklands Trust Members, kelompok pendukung untuk Museum Brooklands. Hill juga pernah menjabat sebagai perwakilan pembalap di panel steward pada Grand Prix Monako 2010 yang memutuskan untuk menghukum Michael Schumacher karena menyalip dalam kondisi bendera kuning, sebuah keputusan yang membuatnya menerima surat kebencian.
5.2. Peran di Media dan Penyiaran
Hill sering muncul di media Inggris. Pada Juni 1975, ia tampil bersama ayahnya di acara televisi "Jim'll Fix It", dan kembali muncul pada Januari 1995 untuk merayakan ulang tahun ke-20 acara tersebut. Ia telah berkontribusi banyak artikel untuk majalah F1 Racing dan dua kali tampil di kotak komentar ITV F1, menggantikan Martin Brundle di Grand Prix Hungaria 2007 dan 2008.

British Sky Broadcasting merekrut Hill untuk bergabung dengan tim presentasi Formula Satu mereka di Sky Sports F1 sebagai komentator ahli mulai dari tahun 2012. Ia memberikan analisis ahli selama sesi latihan bebas. Hill mengundurkan diri setelah Grand Prix São Paulo 2024, setelah bekerja sebagai analis selama 13 musim. Ia juga pernah membuat iklan televisi di Inggris bersama komentator F1 Murray Walker untuk Pizza Hut, di mana Walker mengomentari hidangan Hill seolah-olah itu adalah balapan. Hill juga tampil di banyak program televisi Inggris, termasuk "Top Gear", "This is Your Life", "TFI Friday", "Shooting Stars", dan "Bang Bang, It's Reeves and Mortimer".
5.3. Bisnis dan Aktivitas Lainnya
Selain peran administratif dan media, Hill juga terlibat dalam berbagai kegiatan lainnya. Ia pernah membalap mobil dan sepeda motor di Goodwood Festival of Speed, dan pada tahun 2005, ia menguji mobil baru GP2 Series. Ia sempat berdiskusi untuk bergabung dengan seri Grand Prix Masters, sebuah seri yang terbatas untuk pembalap Formula Satu yang sudah pensiun berusia 45 tahun ke atas, namun diskusi tersebut tidak membuahkan hasil. Antara 18 dan 19 Mei 2012, Hill, bersama Mark Blundell, Perry McCarthy, Martin Donnelly, dan Julian Bailey, berpartisipasi dalam putaran pertama VW Scirocco R-Cup di Brands Hatch untuk mengumpulkan dana bagi Halow Charity. Hill menyelesaikan tujuh putaran sirkuit sebelum mundur. Pada 7 Oktober 2012, Hill mengendarai mobil BRM milik ayahnya untuk merayakan ulang tahun ke-50 kemenangan Kejuaraan Dunia F1 1962 yang diraih ayahnya.
Hill juga merupakan Pelindung dari organisasi amal Disability Africa, yang menjalankan proyek inklusi untuk anak-anak disabilitas di negara-negara Afrika. Ia dan istrinya, Georgie, aktif sebagai pelindung Down's Syndrome Association karena salah satu putra mereka lahir dengan Down Syndrome. Pada tahun 2009, Hill juga menjadi pelindung pertama St. Joseph's Specialist School and College, sebuah sekolah untuk anak-anak dengan disabilitas belajar parah dan autisme di Cranleigh, Surrey.
5.4. Publikasi Otobiografi
Pada tahun 2016, Hill menerbitkan otobiografinya yang berjudul "Watching the Wheels". Dalam buku tersebut, ia secara terbuka mengungkapkan perjuangannya dengan depresi.
6. Gaya Mengemudi dan Filosofi
Gaya mengemudi Damon Hill dan filosofi balapnya telah menjadi subjek evaluasi yang beragam dari pembalap lain dan para ahli, yang berevolusi seiring dengan perjalanan kariernya.
Ketika Hill memulai debutnya di F1, ia tidak terlalu diharapkan, sebagian karena catatan hasil yang biasa-biasa saja di kategori bawah dan usianya yang sudah 31 tahun. Beberapa pihak, termasuk Hirohide Hamashima, pemimpin proyek F1 Bridgestone, berpendapat bahwa kesuksesan Hill saat itu lebih karena kekuatan mobil Williams, bukan sepenuhnya karena bakatnya. Michael Schumacher juga mengkritik Hill, menyatakan bahwa ia merasakan perbedaan dengan pembalap yang memiliki pengalaman karting. Schumacher mengamati bahwa Hill "selalu merasa tidak percaya diri saat bertarung" dan "jelas tidak nyaman dalam situasi ekstrem", sementara Schumacher sendiri terampil dalam mendorong lawan hingga batas. Hamashima juga menilai Hill "sedikit lemah di bawah tekanan" dan "bukan tipe yang memimpin tim, melainkan tipe yang melakukan yang terbaik dalam situasi yang diberikan."
Namun, pandangan ini mulai berubah, terutama setelah Grand Prix Hungaria 1997. Hill membuktikan bahwa ia bisa "mendominasi balapan dengan mobil yang lemah", menyangkal anggapan bahwa ia hanyalah "juara karena mobil" atau "tidak bisa menyalip Schumacher". Perjalanan ini membuktikan bahwa "pembalap hebat akan selalu bersinar dalam kondisi apapun." Bahkan, keputusan Williams untuk memecat Hill pada tahun 1996, yang memicu kepergian desainer kunci Adrian Newey, secara ironis dilihat sebagai awal kemunduran Williams.
Pedro Diniz, rekan setim Hill di Arrows, memuji Hill karena sikapnya yang tenang dan analitis. Diniz menyatakan Hill selalu "tenang dalam kondisi apapun" dan "selalu bisa memberi tahu insinyur kapan, di mana, dan gejala apa yang dialami mobilnya." Hill sangat membantu Diniz dalam belajar, dan Diniz mengakui bahwa ia "banyak belajar dari Damon."
Saat menjadi pembalap penguji Williams, Hill bertanggung jawab atas pengembangan suspensi aktif, sebuah teknologi yang berkontribusi pada kemenangan Mansell dan Prost. Prost memuji Hill sebagai pembalap yang "sangat hebat dalam menyempurnakan mobil", sebuah kualitas yang ia anggap langka di F1. Bernard Dudot, kepala pengembangan mesin Renault F1, juga mengamati bahwa gaya mengemudi Hill "sangat mirip dengan Alain Prost", karena sangat "halus dan presisi". Hill juga dikenal sebagai pembalap yang "ramah terhadap ban". Di Grand Prix Jepang 1994, ia memenangkan balapan dalam kondisi basah dengan satu ban yang sangat aus (akibat masalah pit stop yang tidak disengaja), menunjukkan kemampuan manajemen ban yang luar biasa. Hamashima memuji Hill atas "traksi yang akurat" dan menyatakan bahwa Hill adalah "pembalap level juara." Bahkan Tsuyoshi Fukuda dari Arai Helmet mengagumi Hill karena kemampuannya mendeteksi kesalahan kecil dalam fitting helm, sebuah kualitas yang menunjukkan "kemampuan pengembangan yang sangat baik."
Hill sendiri menyatakan bahwa mobil balap yang paling cocok dengan gaya mengemudinya adalah Williams FW18 yang memenangi kejuaraan pada tahun 1996. Ia menggambarkannya sebagai "permata" karena kenyamanannya, kemudahan dalam melakukan serangan waktu, dan kesederhanaan setir tanpa banyak tombol.
7. Hubungan dengan Pembalap Lain
Damon Hill memiliki interaksi yang beragam dengan pembalap lain sepanjang kariernya di Formula Satu, mulai dari persaingan sengit hingga hubungan persahabatan.
7.1. Rivalitas dengan Michael Schumacher
Rivalitas Damon Hill dengan Michael Schumacher adalah salah satu yang paling sengit dan kontroversial di era 1990-an, terutama dalam perebutan gelar juara pada tahun 1994 dan 1995.
- 1993:** Di Grand Prix Jepang, Schumacher menabrak Hill, menyebabkan Schumacher mundur sementara Hill finis keempat.
- 1994:**
- Grand Prix Britania: Schumacher menyalip Hill dua kali selama lap formasi, yang dilarang. Ia juga mengabaikan penalti stop-and-go dan bendera hitam. Hill memenangkan balapan setelah Schumacher didiskualifikasi dan dilarang untuk dua balapan.
- Grand Prix Belgia: Schumacher finis pertama, tetapi didiskualifikasi karena pelanggaran regulasi mobil, membuat Hill meraih kemenangan.
- Grand Prix Jepang: Dalam balapan yang basah dan dibagi dua heat, Hill mengalahkan Schumacher secara langsung, memperkecil selisih poin menjadi hanya satu sebelum balapan terakhir.
- Grand Prix Australia (Final Musim): Schumacher dan Hill bertabrakan saat Schumacher keluar jalur lalu kembali. Insiden ini menyebabkan keduanya mundur, dan Schumacher meraih gelar juara dunia pertama. Tabrakan ini sangat kontroversial, dengan Hill secara eksplisit menuduh Schumacher sengaja menyebabkannya pada tahun 2007, sementara komentator seperti Murray Walker awalnya mempertahankannya sebagai insiden balap.
- 1995:**
- Grand Prix Britania: Hill dan Schumacher bertabrakan saat Hill mencoba menyalip, menyebabkan keduanya mundur.
- Grand Prix Belgia: Dalam balapan yang basah, Schumacher memblok dan memaksa Hill keluar jalur. Schumacher menerima penalti larangan balapan satu kali dengan masa percobaan.
- Grand Prix Italia: Hill menabrak Schumacher saat mengerem untuk menghindari pembalap yang di-overlap. Keduanya mundur, dan Hill menerima penalti larangan balapan satu kali dengan masa percobaan.
- 1997:** Di Grand Prix Jepang, Hill memblok Schumacher yang sedang memimpin selama hampir satu putaran, membuat Schumacher frustrasi.
- 1998:** Di Grand Prix Kanada, Hill dan Schumacher kembali berduel di lintasan. Schumacher menuduh Hill mengemudi berbahaya, namun Hill membalas dengan merujuk pada insiden Schumacher yang memaksa Heinz-Harald Frentzen keluar jalur. Di Grand Prix Jepang yang menjadi penentu gelar, Hill memblok Schumacher yang sedang mengejar dari belakang selama beberapa lap, menunjukkan kemampuan bertahan yang kuat.
- 1999:** Hill mengunjungi Schumacher di rumah sakit setelah Schumacher mengalami kecelakaan di Grand Prix Britania.
- 2010:** Sebagai steward pembalap di Grand Prix Monako, Hill menjatuhkan penalti 20 detik kepada Schumacher karena menyalip dalam kondisi bendera kuning pada lap terakhir, sebuah keputusan yang menuai kritik dan surat kebencian, sebagian karena rivalitas masa lalu mereka.
7.2. Hubungan dengan Tokoh Kunci Lainnya
Damon Hill dikenal karena kepribadiannya yang seimbang dan kemampuannya menjaga hubungan baik dengan sebagian besar rekan pembalap, meskipun ada beberapa insiden di lintasan.
- Jo Bonnier:** Ia adalah ayah baptis Damon Hill, menunjukkan hubungan dekat antara keluarga pembalap di era ayahnya.
- Stirling Moss dan Phil Hill:** Damon memiliki tanggal lahir yang sama dengan Stirling Moss. Ayahnya, Graham Hill, memiliki hubungan baik dengan Phil Hill karena nama belakang yang sama. Damon bahkan pernah tinggal di rumah Phil Hill untuk sementara waktu.
- Jacques Villeneuve:** Hubungan dengan rekan setimnya di Williams, Jacques Villeneuve, sangat baik. Meskipun bersaing ketat untuk gelar pada tahun 1996, keduanya tetap profesional. Bahkan setelah insiden di Grand Prix Hungaria 1997 di mana Hill memblok Villeneuve saat Hill mengalami masalah mobil, keduanya saling berpelukan di podium.
- Alain Prost:** Hill mengagumi gaya mengemudi Prost yang halus dan bahkan menyatakan dirinya sebagai "penggemar Prost" (Je suis ProstophileSaya adalah penggemar ProstBahasa Prancis). Prost juga membalas pujian tersebut, menyatakan bahwa ia adalah "penggemar berat Hill" sejak mereka menjadi rekan setim pada tahun 1993.
- Nigel Mansell:** Hill sangat mengagumi Nigel Mansell. Mansell sendiri sangat merekomendasikan Hill sebagai penggantinya di Williams pada tahun 1993, dan Hill menyatakan akan selalu berterima kasih atas dukungan itu. Pada tahun 1994, setelah kematian Senna, Mansell kembali ke Williams untuk beberapa balapan dan membantu Hill dalam pengaturan mobil, yang berkontribusi pada kemenangan Hill di Grand Prix Britania.
- Juan Pablo Montoya:** Hill secara terbuka menyatakan dirinya adalah penggemar Juan Pablo Montoya.
- Mika Häkkinen:** Hill memiliki hubungan yang sangat baik dengan Mika Häkkinen. Setelah memenangkan gelar pada tahun 1996, Hill mengatakan kepada Häkkinen bahwa "hari yang sama akan datang padamu". Dua tahun kemudian, Häkkinen memang memenangkan gelar juara dunia pertamanya di Grand Prix Jepang. Hill memuji Häkkinen setelah kemenangannya, menyatakan bahwa Häkkinen memiliki potensi untuk memenangkan banyak gelar lagi.
- Ayrton Senna:** Hill menghadiri pemakaman Senna pada tahun 1994 dan bersaksi dalam "pengadilan Ayrton Senna". Hill kemudian mengungkapkan bahwa ia percaya Senna membuat kesalahan dalam kecelakaan fatalnya, terutama karena ban yang masih dingin.
- Ukyo Katayama:** Di Grand Prix Jerman, Hill bertabrakan dengan Ukyo Katayama saat mencoba menyalip. Katayama kemudian merasa bahwa Hill telah meningkatkan kemampuannya secara signifikan, terutama setelah Hill pindah ke Arrows. Di Grand Prix Eropa 1997 kualifikasi, spin Katayama sempat mengganggu lap cepat Hill.
- Pedro Diniz:** Rekan setim Hill di Arrows, Pedro Diniz, sangat menghargai Hill. Diniz menggambarkan Hill sebagai pembalap yang "tenang dalam situasi apapun" dan selalu dapat memberikan informasi detail mengenai kondisi mobil kepada para insinyur. Diniz mengakui bahwa ia "banyak belajar dari Damon."
8. Sorotan Balapan Penting
Beberapa balapan Grand Prix dalam karier Damon Hill menonjol karena signifikansi, drama, atau penampilan luar biasa.
8.1. Grand Prix Hungaria 1993
Setelah dua balapan sebelumnya di mana Hill nyaris meraih kemenangan namun digagalkan masalah mekanis, ia tiba di Grand Prix Hungaria dengan posisi kualifikasi kedua. Di lap formasi, pemegang posisi pole, Alain Prost, mengalami masalah mesin dan harus memulai dari belakang grid, secara efektif memberikan Hill posisi pole. Hill memulai balapan dengan kuat, memimpin dari tikungan pertama dan memperlebar jarak dari pembalap di belakangnya. Ayrton Senna yang berada di posisi kedua, mundur di lap ke-18 karena masalah throttle. Prost, yang berhasil mengejar hingga posisi kelima dari belakang, mundur setelah pit stop yang bermasalah. Dengan tidak ada lagi yang mengejarnya, Hill melaju sendirian, menghindari masalah teknis yang sebelumnya menghantuinya, dan akhirnya meraih kemenangan Formula Satu pertamanya dengan keunggulan 71 s dari Riccardo Patrese. Di podium, ia disambut hangat oleh Patrese dan Gerhard Berger. Kemenangan ini menjadikannya putra pertama dari pemenang Grand Prix Formula Satu yang juga meraih kemenangan di F1.
8.2. Grand Prix Britania 1994
Di Grand Prix Britania, Damon Hill berhasil meraih posisi pole pertamanya di tanah airnya, sebuah pencapaian yang gagal diraih oleh ayahnya. Kualifikasi ini dirayakan dengan pelukan erat bersama istrinya di pit. Dalam balapan, Michael Schumacher secara kontroversial menyalip Hill dua kali selama lap formasi, tindakan yang dilarang. Meskipun Schumacher akhirnya didiskualifikasi dan dikenai larangan balapan, Hill tetap memimpin di awal dan, meskipun sempat disalip di pit stop, kembali memimpin setelah Schumacher terkena penalti. Hill berhasil mempertahankan keunggulan tersebut dan meraih kemenangan di kandangnya, satu-satunya kemenangan Hill di Grand Prix Britania. Di podium, ia menerima trofi dari Putri Diana.
8.3. Grand Prix Jepang 1994
Setelah Schumacher didiskualifikasi dan dilarang balapan, Hill berhasil meraih tiga kemenangan berturut-turut, memperkecil selisih poin menjadi satu. Di Grand Prix Jepang yang diguyur hujan deras, balapan dibagi menjadi dua heat setelah insiden kecelakaan. Dalam heat pertama, Hill tertinggal 6.8 s dari Schumacher. Tim Williams memutuskan untuk hanya melakukan satu pit stop di heat kedua. Namun, karena masalah mur roda, ban belakang kanan Hill tidak dapat diganti, membuatnya melanjutkan balapan dengan ban yang aus di kondisi basah. Meskipun demikian, Hill berhasil mempertahankan keunggulan yang ia bangun, dan meskipun Schumacher mendekat di akhir, Hill berhasil melewati garis finis dengan selisih sekitar 3.3 s secara gabungan. Ini adalah kemenangan pertama Hill atas Schumacher secara langsung, bukan karena masalah atau diskualifikasi Schumacher.
8.4. Grand Prix Jepang 1996
Grand Prix Jepang 1996 menjadi penentu gelar juara dunia bagi Hill. Dengan keunggulan 9 poin atas rekan setimnya, Jacques Villeneuve, Hill berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Meskipun Villeneuve meraih pole position dan mencoba permainan psikologis, Hill melakukan start yang sempurna dan memimpin balapan. Pada lap ke-37, Villeneuve mengalami masalah ban belakang yang terlepas, membuatnya mundur dari balapan. Pada saat itu, Damon Hill secara resmi dinobatkan sebagai Juara Dunia Formula Satu. Ia terus memimpin balapan hingga akhir, meraih kemenangan kedelapan musim itu, menjadikannya musim tersuksesnya. Kemenangan ini adalah yang pertama bagi seorang ayah dan anak untuk menjadi Juara Dunia F1, sebuah momen bersejarah. Setelah balapan, Villeneuve memberikan pujian kepada Hill atas "balapan yang luar biasa dan pantas menjadi juara."
8.5. Grand Prix Hungaria 1997
Setelah kesulitan di paruh pertama musim dengan tim Arrows, Hill tiba di Grand Prix Hungaria yang merupakan sirkuit yang ia sukai. Dengan memanfaatkan performa ban Bridgestone yang unggul di sirkuit lambat ini, Hill berhasil lolos kualifikasi di posisi ketiga. Dalam balapan, ia menyalip Michael Schumacher di tikungan pertama di lap ke-11 dan memimpin dengan keunggulan hingga 35 s. Kemenangan pertama untuk tim Arrows, mesin Yamaha, dan ban Bridgestone sudah di depan mata. Namun, menjelang akhir balapan, Hill mengalami masalah hidrolik yang parah, menyebabkan throttle-nya macet dan girboks-nya terkunci di gigi ketiga, memperlambat mobilnya secara drastis. Hal ini memungkinkan Jacques Villeneuve untuk menyalipnya di lap terakhir. Hill finis kedua, tetapi penampilannya yang dominan dengan mobil yang tidak kompetitif mengubah pandangan banyak orang tentang kemampuannya. Kemudian diketahui bahwa masalah tersebut disebabkan oleh "washer" seharga kurang dari 1 GBP yang rusak di sistem hidrolik.
8.6. Grand Prix Belgia 1998
Di tengah persaingan ketat antara Mika Häkkinen dan Michael Schumacher untuk gelar juara, Damon Hill dari tim Jordan meraih posisi kualifikasi ketiga di Grand Prix Belgia. Balapan dimulai dalam kondisi sangat basah dan segera diwarnai oleh tabrakan beruntun di tikungan pertama, menyebabkan bendera merah dikibarkan. Pada start ulang, Hill berhasil memimpin dari tikungan pertama setelah menyalip mobil-mobil McLaren. Meskipun Schumacher berhasil menyalipnya di lap kedelapan, Hill mempertahankan posisi kedua. Pada lap ke-25, Schumacher menabrak David Coulthard saat mencoba menyalip, yang menyebabkan Schumacher mundur. Hill kembali memimpin dan, meskipun rekan setimnya Ralf Schumacher mendekat, Eddie Jordan mengeluarkan perintah tim agar Ralf mempertahankan posisi untuk memastikan finis 1-2. Hill berhasil meraih kemenangan, yang merupakan kemenangan pertama bagi tim Jordan dan kemenangan terakhir dalam karier Hill.
8.7. Grand Prix Jepang 1998
Grand Prix Jepang 1998 adalah balapan penentu gelar antara Mika Häkkinen dan Michael Schumacher. Hill memulai dari posisi kedelapan dan, setelah beberapa kali start ulang akibat masalah mesin Schumacher, Hill naik ke posisi keenam. Ia terlibat dalam pertarungan sengit dengan Schumacher, yang memulai dari belakang grid dan mengejar dengan cepat. Hill berhasil menahan Schumacher selama beberapa lap berkat kekuatan mesin Mugen yang ditingkatkan. Pada akhirnya, Hill finis di posisi keempat setelah menyalip Heinz-Harald Frentzen di chicane terakhir pada lap terakhir. Tiga poin yang diraih Hill dalam balapan ini membantu Jordan mengungguli Benetton dan mengamankan posisi keempat di Kejuaraan Dunia Konstruktor Formula Satu, pencapaian terbaik Jordan saat itu.
8.8. Grand Prix Eropa 1997
Grand Prix Eropa 1997 menjadi balapan penentu gelar antara Jacques Villeneuve dan Michael Schumacher. Dalam kualifikasi, Hill menunjukkan kecepatan yang luar biasa dengan meraih posisi keempat, hanya 0.058 s di belakang posisi pole yang diraih oleh Villeneuve, Schumacher, dan Frentzen yang memiliki waktu yang sama persis. Hill sendiri merasa bahwa mobilnya sudah "sempurna" untuk sirkuit Jerez yang memiliki karakteristik mirip dengan Hungaroring. Meskipun start balapan tidak berjalan mulus, ia mempertahankan posisinya, namun kemudian terpaksa mundur karena masalah girboks saat berada di posisi keenam. Penampilannya dalam kualifikasi ini menegaskan kembali kemampuan Hill sebagai pembalap handal.
9. Kehidupan Pribadi dan Minat
Di luar lintasan balap, Damon Hill dikenal dengan kehidupan pribadi yang tenang, minatnya pada musik, dan keterlibatannya dalam kegiatan amal.
9.1. Kehidupan Keluarga dan Aktivitas Amal
Damon Hill menikah dengan Susan "Georgie" George dan mereka memiliki empat anak: Oliver, Joshua, Tabitha, dan Rosie. Salah satu putranya lahir dengan Down Syndrome, yang mendorong Hill dan Georgie untuk menjadi pelindung aktif Down's Syndrome Association. Hill juga menjadi pelindung pertama St. Joseph's Specialist School and College, sebuah sekolah untuk anak-anak dengan disabilitas belajar parah dan autisme di Cranleigh, Surrey. Selain itu, ia adalah Pelindung organisasi amal Disability Africa, yang menjalankan proyek inklusi untuk anak-anak disabilitas di negara-negara Afrika. Pasangan ini secara aktif terlibat dalam kegiatan amal, termasuk menyumbangkan seluruh hasil penjualan produk bermerek Hill di Grand Prix Britania 1999.
Putra Damon, Joshua Hill (Josh), mengikuti jejak keluarga sebagai pembalap generasi ketiga. Ia memulai karier balapnya pada tahun 2008 di Ginetta Junior Series, kemudian berkompetisi di Formula Ford dan Formula Renault. Namun, Joshua mengumumkan pengunduran dirinya dari motorsport pada Juli 2013, memilih untuk mengejar karier di bidang musik.
Hill dan keluarganya memiliki beberapa hewan peliharaan, termasuk tiga anjing dan satu kucing. Helm Damon Hill sendiri merupakan warisan desain dari ayahnya, Graham Hill, yang menampilkan delapan garis putih berbentuk dayung di atas dasar biru tua, melambangkan London Rowing Club. Meskipun masa kecilnya diwarnai oleh status ayahnya sebagai pembalap terkenal dan kemudian kesulitan finansial setelah kematian Graham, Damon Hill kemudian menyadari minatnya pada balap, terutama setelah ayahnya tiada.

9.2. Karier Musik
Minat Damon Hill pada musik sudah ada sejak usia muda. Saat masih sekolah, ia membentuk band punk rock bernama "Hormones" (juga dikenal sebagai "Sex, Hitler and the Hormones"). Setelah meraih kesuksesan di Formula Satu, ia berkesempatan bermain gitar dengan beberapa musisi terkenal, termasuk sahabatnya George Harrison (mantan anggota The Beatles). Hill bahkan tampil pada lagu "Demolition Man", lagu pembuka dari album Def Leppard tahun 1999, "Euphoria", dan merasa bangga bahwa suara gitarnya bisa terdengar di lagu yang sukses meraih platinum tersebut.
Hill juga sering tampil di Grand Prix Britania bersama musisi Formula Satu lainnya, seperti Eddie Jordan. Setelah pensiun dari balapan pada akhir musim 1999, Hill lebih banyak meluangkan waktu untuk musik dan bermain dengan band-band selebriti, termasuk SAS band milik Spike Edney dan Wild Colonial Boys milik Pat Cash. Hill juga membentuk bandnya sendiri, The Conrods, yang aktif antara tahun 1999 dan 2003, membawakan lagu-lagu cover dari grup terkenal seperti The Rolling Stones, The Beatles, dan The Kinks. Sejak menjadi Presiden BRDC pada tahun 2006, Hill mengatakan bahwa ia telah berhenti bermain gitar karena "terlalu sibuk mengantar anak sekolah dan merawat hewan peliharaan."
Hill memiliki hubungan persahabatan yang erat dengan George Harrison. Harrison bahkan pernah membantu Hill secara finansial di awal kariernya, sebuah bantuan yang ditolak Hill untuk dikembalikan setelah ia sukses. Harrison adalah penggemar berat motorsport dan sering hadir di balapan Hill. Kematian Harrison juga membuat Hill sangat terpengaruh. Hill juga berteman dengan musisi lain seperti Mick Jagger dan Ron Wood dari The Rolling Stones.
10. Penghargaan dan Prestasi
Damon Hill telah menerima berbagai penghargaan dan gelar kehormatan sebagai pengakuan atas pencapaiannya yang luar biasa di dunia motorsport.
10.1. Penghargaan dan Gelar Utama
- Juara Dunia Formula Satu:** 1996
- Ordo Kekaisaran Britania (OBE):** Diterima pada tahun 1997.
- BBC Sports Personality of the Year**: Dua kali, pada tahun 1994 dan 1996. Ia adalah salah satu dari hanya lima individu yang menerima penghargaan ini dua kali.
- Segrave Trophy**: Dianugerahi oleh Royal Automobile Club pada tahun 1996. Trofi ini diberikan kepada warga negara Inggris yang menunjukkan demonstrasi paling luar biasa dalam kemungkinan transportasi darat, laut, udara, atau air.
- Autosport British Competition Driver**: Dianugerahi pada tahun 1993, 1995, dan 1996.
- Autosport International Racing Driver Award**: Dianugerahi pada tahun 1994 dan 1996.
- Honorary Fellowship dari University of Northampton**: Diterima pada tahun 2009, sebagai pengakuan atas kariernya yang sukses dan hubungannya dengan Northampton melalui Silverstone dan BRDC.
10.2. Evaluasi Sejarah dan Dampak
Damon Hill seringkali dipandang sebagai pembalap yang solid dan konsisten, meskipun di awal kariernya di Williams, beberapa kritik menyebut bahwa kemenangannya adalah berkat keunggulan mobil. Namun, penampilannya yang luar biasa dengan tim Arrows yang kurang kompetitif pada tahun 1997, terutama di Grand Prix Hungaria, mengubah persepsi ini, menunjukkan bakat murninya. Keputusan Williams untuk memecatnya setelah memenangkan gelar pada tahun 1996, yang kemudian diakui oleh Frank Williams sebagai "kesalahan besar", juga menyebabkan hengkangnya Adrian Newey, yang secara luas dianggap sebagai awal dari kemunduran Williams. Warisan Hill mencakup perannya sebagai Juara Dunia pertama yang merupakan putra dari juara sebelumnya, serta kontribusinya dalam peran administratif di motorsport dan advokasi untuk orang-orang dengan disabilitas.
11. Rekor Balapan
Berikut adalah ringkasan karier balap dan hasil lengkap Damon Hill di Formula Satu.
11.1. Ringkasan Karier
Musim | Seri | Tim | Balapan | Kemenangan | Pole | Putaran Tercepat | Podium | Poin | Posisi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1985 | Formula Ford Festival | 1 | 0 | 0 | ? | 1 | N/A | 3 | |
1986 | British Formula Three | West Surrey Racing | 18 | 0 | 0 | 0 | 1 | 15 | 9 |
Macau Grand Prix | Flying Tigers Murray Taylor Racing | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | DNF | |
1987 | British Formula Three | Intersport Racing | 18 | 2 | 2 | 2 | 6 | 49 | 5 |
Macau Grand Prix | Intersport Engineering w/ Flying Tigers | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | N/A | 20 | |
1988 | British Formula Three | Cellnet Ricoh Racing/Intersport Team | 18 | 2 | 2 | 1 | 8 | 57 | 3 |
Formula 3000 | GA Motorsport | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | NC | |
Macau Grand Prix | Intersport Engineering w/ Flying Tigers | 1 | 0 | 0 | 0 | 1 | N/A | 2 | |
1989 | Formula 3000 | Footwork Formula | 5 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | NC |
British Formula Three | Intersport Racing | 4 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | NC | |
British Touring Car Championship | FAI Auto Parts | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 3 | 18 | |
Le Mans 24 Jam | Richard Lloyd Racing | 1 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | DNF | |
1990 | Formula 3000 | Middlebridge Racing | 10 | 0 | 3 | 2 | 1 | 6 | 13 |
1991 | Formula 3000 | Barclay Team EJR | 10 | 0 | 0 | 0 | 1 | 11 | 7 |
Formula Satu | Canon Williams Renault | Pembalap penguji | |||||||
1992 | Formula Satu | Motor Racing Developments | 2 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | NC |
Canon Williams Renault | Pembalap cadangan | ||||||||
1993 | Formula Satu | Canon Williams Renault | 16 | 3 | 2 | 4 | 10 | 69 | 3 |
1994 | Formula Satu | Rothmans Williams Renault | 16 | 6 | 2 | 6 | 11 | 91 | 2 |
1995 | Formula Satu | Rothmans Williams Renault | 17 | 4 | 7 | 4 | 9 | 69 | 2 |
1996 | Formula Satu | Rothmans Williams Renault | 16 | 8 | 9 | 5 | 10 | 97 | 1 |
1997 | Formula Satu | Danka Arrows Yamaha | 17 | 0 | 0 | 0 | 1 | 7 | 12 |
1998 | Formula Satu | B&H Jordan | 16 | 1 | 0 | 0 | 1 | 20 | 6 |
1999 | Formula Satu | B&H Jordan | 16 | 0 | 0 | 0 | 0 | 7 | 12 |
11.2. Hasil Lengkap Formula Satu
Tahun | Tim | Sasis | Mesin | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | WDC | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1992 | Motor Racing Developments | BT60B | Judd GV 3.5 L V10 | RSA | MEX | BRA | DNQ | DNQ | DNQ | DNQ | DNQ | 16 | DNQ | 11 | DNA | ITA | POR | JPN | AUS | NC | 0 | |
1993 | Canon Williams Renault | FW15C | Renault RS5 3.5 L V10 | Ret | 2 | 2 | Ret | Ret | 2 | 3 | FRA 2 | GBR Ret | GER 15† | HUN 1 | BEL 1 | ITA 1 | POR 3 | JPN 4 | AUS 3 | 3rd | 69 | |
1994 | Rothmans Williams Renault | FW16 | Renault RS6 3.5 L V10 | 2 | Ret | SMR 6 | Ret | 1 | 2 | FRA 2 | GBR 1 | 2nd | 91 | |||||||||
FW16B | 8 | 2 | BEL 1 | ITA 1 | 1 | 2 | JPN 1 | Ret | ||||||||||||||
1995 | Rothmans Williams Renault | FW17 | Renault RS7 3 L V10 | BRA Ret | 1 | 1 | ESP 4 | MON 2 | Ret | FRA 2 | GBR Ret | GER Ret | HUN 1 | 2 | Ret | 2nd | 69 | |||||
FW17B | Ret | 3 | Ret | AUS 1 | ||||||||||||||||||
1996 | Rothmans Williams Renault | FW18 | Renault RS8 3 L V10 | 1 | BRA 1 | ARG 1 | EUR 4 | SMR 1 | Ret | ESP Ret | CAN 1 | 1 | GBR Ret | GER 1 | HUN 2 | 5 | ITA Ret | POR 2 | 1 | 1st | 97 | |
1997 | Danka Arrows Yamaha | A18 | Yamaha OX11C/D 3 L V10 | DNS | 17† | Ret | Ret | Ret | Ret | 9 | 12 | 6 | 8 | 2 | 13† | Ret | 7 | 8 | 11 | Ret | 12th | 7 |
1998 | B&H Jordan | 198 | Mugen-Honda MF-301 HC 3 L V10 | 8 | DSQ | 8 | 10† | Ret | 8 | Ret | Ret | Ret | 7 | 4 | 4 | 1 | 6 | 9 | 4 | 6th | 20 | |
1999 | B&H Jordan | 199 | Mugen-Honda MF-301 HD 3 L V10 | Ret | Ret | 4 | Ret | 7 | Ret | Ret | 5 | 8 | Ret | 6 | 6 | 10 | Ret | Ret | Ret | 12th | 7 |
† Tidak finis, tetapi diklasifikasikan karena telah menyelesaikan lebih dari 90% jarak balapan.