SwediaPelompat tinggiPeraih Medali Emas OlimpiadeAnggota IOC
Stefan Holm
Stefan Holm adalah atlet lompat tinggi Swedia peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, dikenal karena melompati 59 cm di atas tinggi badannya, dan tetap aktif di dunia atletik.
Stefan Christian Holm (lahir 25 Mei 1976) adalah seorang atlet lompat tinggi Swedia yang telah pensiun, dikenal luas atas dedikasi dan pencapaian luar biasanya dalam olahraga ini. Dengan tinggi badan yang relatif rendah untuk seorang pelompat tinggi elit, Holm menjadi simbol kegigihan dan teknik presisi, membuktikan bahwa kerja keras dapat mengatasi batasan fisik. Sepanjang kariernya, ia meraih medali emas Olimpiade, medali perak di Kejuaraan Dunia Atletik, serta satu medali perak dan satu medali perunggu di Kejuaraan Eropa Atletik. Ia juga memegang rekor dunia tidak resmi untuk lompatan tertinggi relatif terhadap tinggi badannya sendiri, melampaui tinggi badannya sendiri sebesar 59 cm. Setelah pensiun, Holm terus berkontribusi pada dunia atletik, antara lain sebagai pelatih bagi atlet Sofie Skoog dan anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), menegaskan komitmennya terhadap pengembangan olahraga.
Stefan Christian Holm lahir pada 25 Mei 1976 di Forshaga, Värmland, Swedia. Sejak kecil, Holm dilatih oleh ayahnya sendiri. Pada masa kecilnya, ia juga memiliki minat dan aktif bermain sepak bola.
Inspirasi Holm untuk memulai lompat tinggi muncul ketika ia berusia delapan tahun. Saat itu, ia menyaksikan legenda lompat tinggi Swedia dan mantan pemegang rekor dunia, Patrik Sjöberg, berkompetisi di televisi. Pengalaman tersebut memicu minatnya pada olahraga ini. Pada tahun 1991, Holm mulai menyadari bahwa ia memiliki potensi yang lebih besar sebagai pelompat tinggi daripada sebagai pemain sepak bola, yang mendorongnya untuk lebih fokus pada lompat tinggi.
Karier Stefan Holm ditandai dengan serangkaian pencapaian signifikan di berbagai kompetisi internasional, dari terobosan awal hingga medali emas Olimpiade dan rekor pribadi yang mengesankan.
Holm membuat terobosan besar dalam kancah atletik dunia pada Olimpiade Sydney 2000, di mana ia berhasil melompati 2.32 m dan menempati posisi keempat. Sebelum itu, Holm telah berkompetisi di berbagai kejuaraan junior dan senior internasional, menunjukkan perkembangan yang stabil.
Berikut adalah catatan kompetisi awalnya:
1993: Kejuaraan Junior Eropa di San Sebastián, Spanyol - Posisi ke-11 dengan 2.06 m.
1994: Kejuaraan Dunia Junior di Lisbon, Portugal - Posisi ke-7 dengan 2.1 m.
1995: Kejuaraan Junior Eropa di Nyíregyháza, Hungaria - Posisi ke-6 dengan 2.17 m.
1997: Kejuaraan Dunia Indoor di Paris, Prancis - Posisi ke-8 dengan 2.25 m.
1998: Kejuaraan Indoor Eropa di Valencia, Spanyol - Posisi ke-19 (kualifikasi) dengan 2.2 m.
1998: Kejuaraan Eropa di Budapest, Hungaria - Posisi ke-7 dengan 2.27 m.
1999: Kejuaraan Dunia Indoor di Maebashi, Jepang - Posisi ke-6 dengan 2.25 m.
1999: Universiade di Palma de Mallorca, Spanyol - Posisi ke-4 dengan 2.25 m.
1999: Kejuaraan Dunia di Seville, Spanyol - Posisi ke-10 dengan 2.25 m.
Stefan Holm mencatat sejumlah prestasi gemilang sepanjang kariernya, terutama di ajang Olimpiade dan Kejuaraan Dunia. Pada Olimpiade Athena 2004, ia berhasil meraih medali emas dengan lompatan setinggi 2.36 m, sebuah puncak pencapaian kariernya.
Stefan Holm saat berkompetisi pada Kejuaraan Dunia Atletik 2007 di Osaka, Jepang.
Stefan Holm mencatatkan rekor pribadi terbaiknya di dalam ruangan dengan 2.4 m pada tahun 2005, sebuah pencapaian yang sangat langka dan menjadikannya salah satu dari hanya dua atlet setelah Javier Sotomayor yang berhasil melewati ketinggian tersebut di dalam ruangan. Rekor pribadinya di luar ruangan adalah 2.37 m, yang ia capai pada tahun 2008.
Meskipun tinggi badannya hanya 1.81 m, Holm berhasil melompati 59 cm di atas tinggi badannya sendiri. Pencapaian ini menjadikannya pemegang rekor dunia tidak resmi untuk lompatan tertinggi relatif terhadap tinggi badannya, sebuah rekor yang ia pegang bersama atlet Amerika Franklin Jacobs. Keunikan ini semakin dipertegas oleh fakta bahwa di situs web pribadinya, Holm memiliki bagian "50 CM CLUB" yang mencantumkan atlet yang melampaui 50 cm di atas tinggi badan mereka. Menurut catatan tersebut, hanya ada empat atlet dalam sejarah lompat tinggi yang memiliki tinggi badan di kisaran 1.8 m dan mampu melompati 2.4 m.
Selain medali di Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, Stefan Holm juga meraih banyak kemenangan di berbagai kompetisi internasional lainnya:
1998: Berlin (IAAF Golden League-meet) - 2.28 m
1999: Lahti (European Cup first league) - 2.27 m; Stockholm (Grand Prix) - 2.29 m
2000: Gateshead (European cup super league) - 2.28 m
2001: Helsinki (Grand Prix) - 2.26 m; Vaasa (European cup first league) - 2.28 m; Brisbane (Goodwill Games) - 2.33 m
2002: Doha (Grand Prix) - 2.28 m; Seville (European cup first league) - 2.33 m; Zürich (Golden League-meet) - 2.35 m; Rieti (Grand Prix) - 2.29 m; Paris (Grand Prix Final) - 2.31 m
2003: Lappeenranta (European cup first league) - 2.24 m; Rethymno (athletics meet) - 2.34 m; Gateshead (Grand Prix) - 2.3 m
2004: Bydgoszcz (European cup super league) - 2.32 m; Iraklio (Grand Prix) - 2.33 m; Internationales Hochsprung-Meeting Eberstadt - 2.36 m; Stockholm (Grand Prix) - 2.33 m; World Athletics Final di Monaco - 2.33 m
2005: Gävle (European cup first league) - 2.27 m; Paris Saint-Denis (Golden League) - 2.32 m; Stockholm (Grand Prix) - 2.33 m; Oslo (Golden League) - 2.29 m
2006: London (Grand Prix) - 2.34 m
2007: Vaasa (European cup first league) - 2.3 m; Lausanne (Grand Prix) - 2.28 m; London (Grand Prix) - 2.32 m; Stockholm (Grand Prix) - 2.35 m
2008: Istanbul (European cup first league) - 2.25 m; Athena (Grand Prix) - 2.37 m; Stockholm (Grand Prix) - 2.3 m
Setelah mengakhiri karier kompetitifnya, Stefan Holm tetap aktif dalam dunia atletik melalui berbagai peran, dari acara amal hingga kepelatihan dan keanggotaan organisasi olahraga internasional.
Pada 13 September 2008, Stefan Holm mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia atletik profesional, mengakhiri karier kompetitifnya yang telah berlangsung selama 20 tahun. Penampilan terakhirnya adalah di World Athletics Final di Stuttgart, Jerman, di mana ia menempati posisi kedua. Sebelumnya, ia berkompetisi di Olimpiade Beijing 2008, menempati posisi keempat.
Meskipun telah pensiun, Holm sempat kembali berkompetisi dalam sebuah acara amal pada tahun 2010 yang dikenal sebagai 'Auto Lounge Comeback' di Swedia. Dalam acara tersebut, ia menghadapi rival utamanya, Patrik Sjöberg. Karena Sjöberg mengalami cedera lutut, Holm setuju untuk melompat dengan kaki yang salah demi menyeimbangkan persaingan. Ia berhasil mengalahkan Sjöberg dalam duel kaki salah tersebut. Setelah itu, ia kembali ke gaya lompatan normalnya dan melompati 2.15 m, menempati posisi ketiga di belakang Ivan Ukhov dan Donald Thomas.
Pada ulang tahunnya yang ke-40 di bulan Mei 2016, Holm mencetak rekor veteran baru di Swedia untuk kategori usia 40 tahun ke atas (M40). Dengan lompatan 2.06 m, ia berhasil memecahkan rekor sebelumnya 2.05 m yang telah dipegang oleh Egon Nilsson selama hampir 50 tahun.
Pada September 2013, Stefan Holm terpilih sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Sesi IOC ke-125 yang diadakan di Buenos Aires, Argentina. Namun, pada Oktober 2019, ia mengumumkan keputusannya untuk mundur dari jabatannya setelah Olimpiade Tokyo 2020. Holm secara terbuka menyatakan bahwa ia merasa tidak nyaman dengan label "petinggi IOC" (iok-pampBahasa Swedia), yang mencerminkan keinginannya untuk menghindari citra politis dan lebih fokus pada kontribusi langsung terhadap olahraga.
Setelah pensiun sebagai atlet, Stefan Holm melanjutkan keterlibatannya dalam dunia atletik sebagai pelatih. Ia kini melatih pelompat tinggi Swedia, Sofie Skoog, membimbing generasi baru atlet dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas.
Stefan Holm diakui atas kontribusinya dalam olahraga dengan berbagai penghargaan dan kehormatan bergengsi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Pada tahun 2004, setelah memenangkan medali emas Olimpiade Athena, Stefan Holm dianugerahi Medali Emas Svenska Dagbladet, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada atlet Swedia paling menonjol setiap tahun. Di tahun yang sama, ia juga menerima Jerring Award, sebuah penghargaan olahraga Swedia yang diberikan berdasarkan voting publik.
Selain karier atletiknya, Stefan Holm juga memiliki kehidupan pribadi yang menarik dan meninggalkan warisan yang signifikan dalam sejarah lompat tinggi.
Stefan Holm adalah ayah dari Melwin Lycke Holm, yang mengikuti jejaknya di dunia lompat tinggi. Melwin berhasil memenangkan Kejuaraan Atletik Eropa U20 2023 dalam lompat tinggi, menunjukkan bahwa bakat atletik keluarga Holm terus berlanjut.
Pada tahun 2016, Holm berpartisipasi dalam versi Swedia dari acara televisi 'Who Do You Think You Are?', yang menelusuri silsilah keluarga. Dalam program tersebut, berhasil dilakukan penelusuran silsilah terpanjang dalam sejarah serial tersebut, mencakup 29 generasi dan 1.000 tahun, hingga ke raja Swedia Olof Skötkonung. Garis keturunan ini berasal dari pihak kakek buyut ibunya.
Dampak Stefan Holm pada dunia lompat tinggi sangat signifikan, terutama karena kemampuannya yang luar biasa untuk mencapai ketinggian kelas dunia meskipun tinggi badannya hanya 1.81 m. Dalam cabang olahraga yang sering didominasi oleh atlet berpostur tinggi, Holm membuktikan bahwa teknik, ketekunan, dan strategi lompatan yang presisi dapat mengatasi batasan fisik. Rekor pribadinya di dalam ruangan 2.4 m dan di luar ruangan 2.37 m adalah bukti nyata dari kehebatannya. Ia juga secara tidak resmi memegang rekor dunia untuk lompatan tertinggi relatif terhadap tinggi badannya, yaitu 59 cm di atas kepalanya. Holm akan selalu dikenang sebagai atlet yang mendefinisikan ulang apa yang mungkin dalam lompat tinggi, menjadi inspirasi bagi banyak atlet dengan fokus pada penguasaan teknik dan semangat juang yang tak kenal menyerah.