1. Overview

Jan Huygen van Linschoten (1563 – 1611) adalah seorang pedagang, penjelajah, dan penulis berkebangsaan Belanda yang dikenal atas perannya dalam memecah monopoli perdagangan Portugis di Hindia Timur. Karyanya yang paling berpengaruh, Itinerario, yang diterbitkan pada tahun 1596, secara grafis menampilkan peta-peta terperinci dan informasi navigasi rahasia mengenai jalur pelayaran ke Hindia Timur, khususnya India. Informasi krusial ini, yang dengan cermat disalinnya saat menjabat sebagai sekretaris Uskup Agung di Goa antara tahun 1583 dan 1588, mencakup data nautika vital seperti arus, kedalaman, pulau, dan gosong pasir, serta penggambaran garis pantai yang memandu perjalanan.
Publikasi rute-rute navigasi ini secara signifikan membuka jalan bagi Belanda, Prancis, dan Inggris untuk turut serta dalam perdagangan di Hindia Timur, yang pada akhirnya memicu pendirian Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dan Perusahaan Hindia Timur Britania. Kedua perusahaan ini berhasil mengakhiri monopoli perdagangan yang telah dinikmati Portugis selama abad ke-16 di wilayah tersebut, sekaligus menjadi katalisator bagi kolonialisme awal modern di Asia Tenggara. Dari perspektif kiri-tengah, kontribusi Linschoten, meskipun membuka pintu bagi perdagangan global dan mengurangi dominasi satu kekuatan, juga secara tidak langsung memfasilitasi ekspansi kolonial dan eksploitasi sumber daya di wilayah-wilayah yang dikuasai Eropa.
2. Kehidupan awal dan latar belakang
Jan Huygen van Linschoten adalah seorang tokoh kunci dalam sejarah eksplorasi dan perdagangan Eropa, yang perjalanan dan tulisannya memainkan peran penting dalam membuka jalur maritim global. Masa mudanya dihabiskan di tengah lingkungan yang membentuk minatnya pada petualangan dan penemuan.
2.1. Kelahiran dan keluarga
Jan Huygen van Linschoten lahir pada tahun 1563 di Haarlem, Holland, yang saat itu merupakan bagian dari Belanda. Ayahnya, Huig Joostenszoon, adalah seorang pemilik penginapan dan notaris, sementara ibunya, Marietje Tin Henrixdochter, sebelumnya menikah dengan seorang pria bernama Tin, dan dari pernikahan itu ia memiliki dua putra, Willem dan Floris Tin, yang merupakan saudara tiri Jan. Selain kedua saudara tirinya yang lebih tua, Jan juga memiliki seorang adik laki-laki dan perempuan. Ketika masih muda, keluarganya pindah ke kota Enkhuizen. Di sana, ayahnya adalah pemilik penginapan The Golden Falcon dan cukup makmur untuk memberikan pinjaman dalam bisnis perkapalan. Jan Huygen menambahkan nama patronim van Linschoten ketika ia tinggal di Goa; alasan di balik penggunaan nama ini tidak diketahui secara pasti, karena tidak ada anggota keluarganya yang memiliki hubungan dengan desa Linschoten di Utrecht.
2.2. Pendidikan
Detail mengenai pendidikan Jan Huygen van Linschoten tidak banyak diketahui, namun kemungkinan besar ia bersekolah di Sekolah Latin Enkhuizen. Di sana, ia belajar membaca, menulis, matematika, dan sedikit bahasa Latin. Ia kemudian mengenang bahwa ia "sangat menikmati membaca sejarah dan petualangan aneh", yang mencerminkan minatnya pada eksplorasi dan kisah-kisah perjalanan dari usia muda. Kecintaan pada sejarah dan petualangan asing ini membentuk karakternya dan menjadi motivasi utama di balik perjalanan dan tulisannya kelak.
3. Karier awal dan perjalanan
Jan Huygen van Linschoten memulai kariernya dengan semangat petualangan yang tinggi, yang membawanya jauh dari tanah kelahirannya ke pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan Eropa di Hindia Timur.
3.1. Perjalanan awal dan permulaan karier
Jan Huygen van Linschoten meninggalkan Belanda pada tahun 1579 saat berusia enam belas tahun. Ia kemudian mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki rencana lain selain mencari kehidupan yang penuh petualangan, dengan harapan bahwa ketika ia kembali ke rumah, ia akan memiliki "sesuatu untuk diceritakan kepada anak-anaknya". Pada tanggal 1 Januari 1580, ia tiba di Seville, Spanyol, di mana kedua saudara tirinya yang lebih tua, Willem dan Floris, telah mendirikan bisnis. Ia tinggal sebentar dengan Floris, berharap untuk belajar bahasa Spanyol dan membangun dirinya sebagai seorang pedagang. Ketika Felipe II dari Spanyol berbaris masuk ke Portugal pada bulan Agustus 1580, Linschoten dan saudaranya Floris mengikuti pasukan tersebut, mencari peluang yang mereka asumsikan akan muncul setelah penaklukan. Namun, Floris meninggal tak lama kemudian akibat epidemi wabah yang melanda Spanyol dan Portugal.
Setelah itu, Linschoten mendapatkan pekerjaan di Lisbon dan bekerja dengan seorang pedagang lain. Namun, kemerosotan perdagangan membuatnya mencari alternatif lain. Dengan bantuan Willem, yang mengenal Uskup Agung yang baru diangkat untuk koloni Portugis di Goa, yaitu Dominikan D. Frei João Vicente da Fonseca, Huygen yang lebih muda diangkat menjadi Sekretaris Uskup Agung. Linschoten berlayar menuju Goa pada tanggal 8 April 1583, dan tiba lima bulan kemudian setelah melewati Madeira, Guinea, Tanjung Harapan, Madagaskar, dan Mozambik.
3.2. Periode sebagai Sekretaris di Goa


Selama berada di Goa, Jan Huygen van Linschoten secara cermat mencatat pengamatannya tentang kota yang diperintah Portugis tersebut. Ia mengumpulkan informasi tentang orang-orang Eropa, India, dan Asia lainnya yang tinggal di sana. Melalui posisinya sebagai sekretaris Uskup Agung, ia juga memiliki akses ke peta-peta dan informasi istimewa lainnya mengenai perdagangan dan navigasi Portugis di Asia Tenggara. Dengan keahlian kartografi dan menggambarnya, ia menyalin dan membuat peta-peta baru, mereproduksi sejumlah besar informasi nautika dan perdagangan. Beberapa peta laut yang ia salin telah dijaga kerahasiaannya dengan sangat ketat oleh Portugis selama lebih dari satu abad.
Pengalaman Linschoten di Goa memberinya wawasan mendalam tentang jaringan perdagangan dan rute maritim Portugis yang rumit di wilayah Hindia Timur. Pada tahun 1587, Uskup Agung Goa, pelindung Linschoten, meninggal dunia saat dalam perjalanan ke Lisbon untuk melapor kepada Raja Portugal. Kematian Uskup Agung tersebut menandai berakhirnya masa jabatan van Linschoten. Ia kemudian berlayar kembali ke Lisbon pada Januari 1589, melewati depot perbekalan Portugis di Pulau Saint Helena pada Mei 1589.
4. Ekspedisi dan penemuan utama
Kegiatan penjelajahan Jan Huygen van Linschoten tidak hanya terbatas pada perjalanannya ke Goa, tetapi juga melibatkan pengumpulan informasi penting yang secara signifikan memengaruhi peta perdagangan global. Ia juga berpartisipasi dalam ekspedisi penting lainnya yang memperluas pengetahuannya tentang dunia.
4.1. Pengumpulan informasi dan observasi di Goa
Saat berada di Goa, Jan Huygen van Linschoten dengan cermat menyalin informasi rahasia mengenai navigasi dan perdagangan Portugis, halaman demi halaman. Lebih dari itu, ia juga menyediakan data nautika yang sangat penting untuk navigasi yang aman, seperti arus, kedalaman laut, lokasi pulau, dan gosong pasir, serta penggambaran garis pantai yang vital sebagai panduan. Informasi ini, yang selama lebih dari satu abad dijaga kerahasiaannya oleh Portugis, menjadi kunci untuk membuka jalur pelayaran baru.
Setelah kembali ke Enkhuizen, ia juga mengumpulkan catatan dari para penjelajah lain. Salah satunya adalah temannya Dirck Gerritsz "China", seorang sesama warga Enkhuizen yang mendapatkan julukannya karena perjalanannya ke Timur Jauh. Dirck Gerritsz adalah orang Belanda pertama yang melakukan perjalanan ke Tiongkok dan Jepang dalam tiga pelayaran kapal Nau do Trato sebagai konstabel artileri. Jan Huygen van Linschoten mencatat kondisi perdagangan di antara berbagai negara dan rute laut untuk melakukan perjalanan di antaranya. Informasi-informasi ini kemudian sangat membantu Belanda dan Inggris dalam menantang monopoli Portugis dalam perdagangan di Hindia Timur.
4.2. Perjalanan pulang dan insiden
Dalam perjalanan pulang, saat singgah di Pulau Saint Helena, Linschoten bertemu dengan Gerrit van Afhuijsen, seorang warga Antwerpen yang pernah berada di Melaka. Dari Gerrit, Linschoten mendapatkan pengetahuan penting mengenai perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut. Pada singgah berikutnya, yaitu di Azores, ia terpaksa tinggal selama dua tahun karena kapalnya karam akibat pengepungan yang dilakukan oleh Inggris pada tahun 1589. Selama masa tinggalnya yang tidak terduga ini, Linschoten memanfaatkan waktu untuk memetakan kota Angra di Terceira untuk gubernur pulau tersebut, Juan de Urbina. Linschoten baru berhasil mencapai Lisbon pada Januari 1592. Ia menghabiskan enam bulan di Lisbon, lalu berlayar kembali ke tanah kelahirannya pada Juli 1592 dan menetap di kota asalnya, Enkhuizen.

4.3. Pelayaran bersama Willem Barentsz
Pada bulan Juni 1594, van Linschoten berlayar dari Texel dalam ekspedisi yang dipimpin oleh kartografer Belanda, Willem Barentsz. Armada yang terdiri dari tiga kapal ini bertujuan untuk memasuki Laut Kara, dengan harapan menemukan Jalur Timur Laut di atas Siberia. Di Pulau Williams, para kru pertama kali bertemu dengan seekor beruang kutub. Mereka berhasil membawa beruang tersebut ke atas kapal, namun beruang itu mengamuk dan akhirnya terpaksa dibunuh. Barentsz mencapai pantai barat Novaya Zemlya dan mengikutinya ke utara, sebelum terpaksa kembali karena menghadapi gunung es yang besar.
Tahun berikutnya, pada tahun 1595, mereka berlayar kembali dalam sebuah ekspedisi baru yang terdiri dari enam kapal, yang dimuati dengan barang-barang dagangan yang mereka harapkan dapat diperdagangkan dengan Tiongkok. Dalam perjalanan ini, rombongan bertemu dengan "orang-orang liar" Samoyed. Namun, mereka akhirnya harus kembali setelah mengetahui bahwa Laut Kara membeku. Jan Huygen van Linschoten adalah salah satu dari dua anggota kru yang menerbitkan jurnal tentang ekspedisi Barentsz. Pelayaran ini, meskipun tidak berhasil menemukan jalur timur laut yang dicari, menambah pengalaman Linschoten dalam eksplorasi maritim dan memberikan data berharga mengenai kondisi Arktik.
5. Tulisan dan pengaruh
Tulisan-tulisan Jan Huygen van Linschoten memiliki dampak yang sangat besar terhadap perdagangan dan eksplorasi Eropa, terutama dalam memecahkan monopoli Portugis di Hindia Timur dan membuka jalur-jalur baru.
5.1. Karya-karya utama dan isinya
Pada tahun 1595, dengan bantuan penerbit Amsterdam, Cornelis Claesz, yang berspesialisasi dalam perkapalan, geografi, dan perjalanan, Jan Huygen van Linschoten menulis Reys-gheschrift vande navigatien der Portugaloysers in OrientenBahasa Belanda (Catatan Perjalanan Navigasi Portugis di Timur). Karya ini berisi banyak petunjuk pelayaran, tidak hanya untuk perkapalan antara Portugal dan koloni-koloni Hindia Timur, tetapi juga antara India, Tiongkok, dan Jepang. Buku ini juga mengandung salah satu catatan paling awal dari orang Eropa tentang kebiasaan minum teh di Jepang:
"Cara makan dan minum mereka adalah: setiap orang memiliki meja sendiri, tanpa taplak meja atau serbet, dan makan dengan dua potong kayu seperti orang Tiongkok: mereka minum arak dari beras, yang membuat mereka mabuk, dan setelah makan mereka menggunakan minuman tertentu, yaitu pot berisi air panas, yang mereka minum sepanas mungkin, baik itu Musim Dingin atau Musim Panas... Air hangat tersebut dibuat dengan bubuk dari tanaman herbal tertentu yang disebut Chaa, yang sangat dihargai, dan dianggap penting di antara mereka."
Pada tahun yang sama, 1595, ia menikah dengan Reynu Meynertsdr. Seymens dari Enkhuizen. Reynu telah hamil empat bulan oleh calon suami keduanya. Pada saat perkenalan mereka, Reynu Seymens berusia tiga puluh satu tahun dan merupakan ibu dari tiga anak. Karier berlayar Linschoten mungkin mempercepat pernikahan mereka.
Jan Huygen van Linschoten juga menulis dua buku lainnya:
- Beschryvinghe van de gantsche custe van Guinea, Manicongo, Angola ende tegen over de Cabo de S. Augustijn in Brasilien, de eyghenschappen des gheheelen Oceanische ZeesBahasa Belanda (Deskripsi Seluruh Pantai Guinea, Manicongo, Angola dan seberang Cabo de St. Augustus di Brasil, Karakteristik Seluruh Samudra Atlantik), yang diterbitkan pada tahun 1597.
- Itinerario: Voyage ofte schipvaert van Jan Huygen van Linschoten naer Oost ofte Portugaels Indien, 1579-1592Bahasa Belanda (Catatan Perjalanan Pelayar Jan Huygen van Linschoten ke Hindia Timur Portugis), yang diterbitkan pada tahun 1596.
Sampul depan edisi pertama Itinerario diketahui dibajak dari ukiran yang merayakan kampanye seorang jenderal Spanyol dan dicetak ulang sebagai pahlawan Belanda oleh penerbitnya, Joost Gillis Saeghman. Peta yang diterbitkan dalam buku ini, Exacta & accurata delinatio... regionibus China, Cauchinchina, Camboja, sive Champa, Syao, Malacca, Arracan & Pegu, disiapkan oleh Petrus Plancius.
Edisi bahasa Inggris dari Itinerario diterbitkan di London pada tahun 1598, dengan judul Iohn Huighen van Linschoten his Discours of Voyages into ye Easte & West Indies. Edisi bahasa Jerman juga dicetak pada tahun yang sama. Karya ini dianggap sangat penting dan diterbitkan dalam bahasa Latin di Frankfurt pada tahun 1599, dengan terjemahan Latin lainnya di Amsterdam pada tahun 1599, dan dalam bahasa Prancis pada tahun 1610. Itinerario terus diedit ulang setelah kematian van Linschoten pada tahun 1611 hingga pertengahan abad ke-17. Jan Huygen juga menerbitkan terjemahan Belanda dari buku Pastor José de Acosta tentang Amerika Spanyol pada tahun 1597, dan pada tahun 1601 ia menerbitkan catatan akademis tentang perjalanannya sendiri ke Utara. Pada tahun 1609, ia juga menerbitkan dalam bahasa Belanda surat dari Adipati Lerma, orang kesayangan Raja, kepada Felipe III dari Spanyol, mengenai pemberontakan Moor di Spanyol.
5.2. Dampak pada perdagangan dan eksplorasi Eropa
Karya-karya Jan Huygen van Linschoten memainkan peran krusial bagi Eropa, khususnya Belanda dan Inggris, dalam memecah monopoli perdagangan Portugis di Hindia Timur. Melalui peta-peta rinci dan informasi rahasia yang berhasil ia kumpulkan dan publikasikan, Linschoten memberikan "kunci geografis" untuk membongkar cengkeraman Portugis atas jalur pelayaran, terutama melalui Selat Malaka. Ia menyarankan para pedagang untuk mendekati Hindia Timur dari selatan Pulau Sumatra melalui Selat Sunda, sehingga meminimalkan risiko intervensi Portugis. Jalur ini pada akhirnya menjadi rute utama Belanda ke Asia Tenggara dan merupakan asal mula kolonisasi wilayah yang kini membentuk Indonesia.
Data yang dikumpulkannya digunakan secara ekstensif dalam persiapan armada pertama untuk Asia, yaitu armada Cornelis de Houtman (1595-1597). Van Linschoten memberikan rute yang diikuti de Houtman, yaitu berlayar ke barat Madagaskar dalam perjalanan ke Pulau Jawa, yang kemudian diikuti Belanda selama bertahun-tahun. Ia juga berpartisipasi dalam debat mengenai persiapan dan tujuan armada tersebut. Akibatnya, selama hidupnya, van Linschoten secara pribadi terlibat dalam polemik dengan Petrus Plancius, kartografer kemudian dari Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), mengenai persiapan armada de Houtman, serta dalam pelayarannya ke Utara. Ia juga bekerja sama erat dengan Lucas Janszoon Waghenaer dan Bernardus Paludanus. Perannya dalam menyediakan informasi strategis ini secara langsung berkontribusi pada ekspansi kekuasaan maritim dan kolonial Belanda di Asia.
6. Kehidupan selanjutnya dan kontribusi
Setelah kembali ke kampung halamannya, Jan Huygen van Linschoten melanjutkan kontribusinya tidak hanya dalam ranah penulisan dan eksplorasi, tetapi juga dalam kehidupan sipil dan pendirian lembaga-lembaga perdagangan penting di Belanda.
6.1. Kehidupan pribadi dan tugas sipil
Pada tahun 1595, Jan Huygen van Linschoten menikah dengan Reynu Meynertsdr. Seymens dari Enkhuizen. Selain kehidupan pribadinya, van Linschoten juga memegang peran penting dalam pemerintahan kota. Sejak tahun 1597, ia menjabat sebagai Bendahara kota Enkhuizen, sebuah posisi yang dipegangnya hingga akhir hayatnya. Peran sipil ini menunjukkan komitmennya terhadap komunitas dan stabilitas, di samping reputasinya sebagai seorang penjelajah dan penulis.
6.2. Peran dalam ekspansi Belanda dan kolaborasi
Pada tahun 1606, Jan Huygen van Linschoten bergabung dengan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), kongsi dagang raksasa yang dibentuk berdasarkan informasi yang ia bantu sebarkan. Keahlian dan pengetahuannya yang mendalam tentang rute-rute perdagangan dan kondisi di Hindia Timur sangat berharga bagi perusahaan tersebut. Pada tahun 1609, ia juga dimintai pendapat mengenai pendirian Perusahaan Hindia Barat Belanda (GWC), menunjukkan pengaruhnya dalam perencanaan strategi maritim dan kolonial Belanda yang lebih luas. Sepanjang kariernya, ia bekerja sama erat dengan beberapa kartografer terkemuka pada masanya, termasuk Lucas Janszoon Waghenaer dan Bernardus Paludanus, yang memperkaya hasil karyanya dan kontribusinya pada pengembangan kartografi modern.
7. Kematian
Jan Huygen van Linschoten meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 1611 di Enkhuizen, kota tempat ia menjabat sebagai Bendahara sejak tahun 1597. Kematiannya menandai berakhirnya kehidupan seorang penjelajah, pedagang, dan penulis yang telah memberikan dampak mendalam pada sejarah maritim dan kolonial Eropa.
8. Warisan dan penghargaan
Warisan Jan Huygen van Linschoten tidak hanya tercermin dalam tulisan-tulisannya yang membuka jalan bagi ekspansi maritim Eropa, tetapi juga dalam penghargaan dan institusi yang didirikan untuk mengenang kontribusinya.
Pada tahun 1908, Linschoten Society (Linschoten-Veeeniging) didirikan untuk menerbitkan catatan perjalanan Belanda yang langka atau belum pernah diterbitkan, baik perjalanan laut maupun darat, serta deskripsi tentang berbagai negara. Organisasi ini terus berperan penting dalam melestarikan dan menyebarkan pengetahuan tentang sejarah eksplorasi Belanda. Sebagai pengakuan atas pencapaiannya, sebuah planet minor, 10651 van Linschoten, dinamai menurut namanya, sebuah kehormatan yang mengabadikan namanya di luar angkasa.