1. Gambaran Umum
Preben Elkjær Larsen adalah salah satu figur paling karismatik dan efektif dalam sejarah sepak bola Denmark, dikenal karena gaya bermainnya yang dinamis serta kepribadiannya yang unik. Ia mencapai puncak kariernya dengan membawa Hellas Verona meraih gelar Serie A 1985, satu-satunya gelar besar klub tersebut hingga saat ini. Di panggung internasional, Elkjær menjadi pilar utama "generasi emas" Denmark, berpartisipasi dalam Kejuaraan Eropa UEFA 1984 dan Piala Dunia FIFA 1986, di mana ia juga meraih penghargaan Bola Perunggu. Meskipun sering dianggap kontroversial di luar lapangan karena kebiasaan dan sikapnya yang blak-blakan, Elkjær tetap menjadi salah satu tokoh olahraga paling populer di Denmark dan Verona, di mana ia bahkan dijuluki "Il sindaco" (wali kota).

2. Kehidupan Awal dan Awal Karier
Preben Elkjær Larsen memulai perjalanannya di dunia sepak bola dari masa muda di tanah kelahirannya, menunjukkan bakat sejak dini yang kemudian membawanya ke panggung sepak bola profesional Eropa.
2.1. Masa Muda dan Aktivitas Awal
Lahir pada 11 September 1957 di Kopenhagen, Denmark, Elkjær mengembangkan bakat sepak bolanya sejak usia muda. Ia memulai karier sepak bola profesionalnya bersama klub Vanløse IF pada tahun 1976. Periode awalnya di Vanløse IF cukup singkat, ia hanya bermain selama satu musim dengan mencatatkan 15 penampilan dan mencetak tujuh gol.
Pada bulan Oktober 1975, saat masih bermain di tim muda Frederiksberg Boldklub, Elkjær sudah melakukan debutnya untuk tim nasional U-19 Denmark. Selama membela tim U-19, ia tampil sebanyak 11 kali dan berhasil mencetak enam gol, termasuk kontribusi tiga gol dalam tiga pertandingan di Kejuaraan Sepak Bola U-19 Eropa UEFA 1975.
3. Karier Klub
Karier klub Preben Elkjær Larsen adalah perjalanan yang penuh warna, melintasi liga-liga top Eropa seperti Bundesliga Jerman, Liga Pro Belgia, dan Serie A Italia, di mana ia mencatatkan momen-momen ikonik dan meraih kesuksesan yang signifikan.
3.1. Liga Jerman dan Belgia
Setelah kiprah singkatnya di Vanløse IF, Elkjær bergabung dengan 1. FC Köln di Jerman pada tahun 1977. Saat itu, 1. FC Köln merupakan salah satu klub terkemuka di Eropa. Bersama tim ini, ia berhasil memenangkan Piala DFB 1978. Meskipun ia hanya tampil selama sembilan menit di pertandingan final melawan Hertha BSC, ia tetap menjadi bagian dari tim juara. Namun, Elkjær tidak pernah benar-benar merasa cocok dengan manajer klub atau atmosfer ruang ganti yang dikenal keras dan disiplin di Jerman, yang akhirnya menyebabkan ia memutuskan untuk hengkang.
Salah satu perselisihan terkenalnya dengan pelatih Hennes Weisweiler menjadi legenda di Denmark. Weisweiler mendekati Elkjær dan bertanya apakah benar ia menghabiskan dini hari di klub malam ditemani sebotol wiski dan seorang wanita. Elkjær dengan blak-blakan menjawab bahwa itu bohong; kenyataannya adalah sebotol vodka dan dua wanita. Insiden ini menunjukkan kepribadian Elkjær yang jujur dan tidak konvensional.
Pada Februari 1978, Elkjær pindah ke K.S.C. Lokeren Oost-Vlaanderen di Belgia, tempat ia menghabiskan enam tahun kariernya, menjadikannya periode terpanjang di satu klub sepanjang karier bermainnya. Di Lokeren, ia mendapatkan dua julukan yang mencerminkan pengaruh dan kepribadiannya: Chefen fra Lokeren (Bos dari Lokeren) dan Den Gale Mand fra Lokeren (Orang Gila dari Lokeren). Selama di Lokeren, ia berhasil melampaui torehan 100 gol dalam pertandingan resmi, dengan 98 gol di antaranya dicetak di Divisi Pertama Belgia.
3.2. Masa Keemasan di Hellas Verona
Pada musim panas 1984, Elkjær yang berusia 27 tahun membuat langkah besar dalam kariernya dengan menandatangani kontrak bersama Hellas Verona F.C. di Italia. Kepindahannya ini terjadi setelah persaingan ketat dengan klub-klub besar seperti Real Madrid dan AC Milan. Di musim pertamanya, 1984-85, ia memainkan peran instrumental dalam membantu Hellas Verona memenangkan gelar Serie A, yang dikenal sebagai Scudetto, untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Pada musim itu, Elkjær adalah pembelian pemain termahal bagi Hellas Verona.
Salah satu momen paling berkesan dan ikonik dalam kariernya di Verona terjadi dalam pertandingan melawan Juventus yang berakhir dengan kemenangan 2-0 di kandang. Dalam sebuah aksi individu yang luar biasa, ia melakukan lari solo dari sayap kiri, kehilangan sepatu kanannya akibat tekel bek lawan, namun tetap melanjutkan lari membawa bola dan akhirnya menembak ke gawang dengan kaki kanan tanpa sepatu. Gol spektakuler ini tidak hanya menjadi simbol tekadnya, tetapi juga membuatnya mendapatkan julukan "Cinderella".
Berkat penampilan cemerlangnya, Elkjær mendapatkan pengakuan internasional yang signifikan. Pada tahun 1984, ia menempati posisi ketiga dan pada tahun 1985 posisi kedua dalam penghargaan Pemain Terbaik Eropa. Dalam kedua kesempatan tersebut, ia berada di belakang Michel Platini, yang bermain untuk Juventus. Selama empat tahun bermain di Verona, Elkjær tidak pernah mencetak sepuluh gol liga dalam satu musim, namun ia selalu berhasil mencetak minimal tujuh gol, dengan total 48 gol resmi. Selama di Verona, ia sangat dicintai oleh para penggemar sehingga mendapatkan julukan "Il sindaco" (wali kota).
3.3. Kembali ke Liga Denmark dan Pensiun
Pada tahun 1988, Preben Elkjær Larsen memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya dan melanjutkan karier di sepak bola Denmark bersama Vejle BK. Ia datang ke klub tersebut sebagai bintang sepak bola terbesar di negara itu, dan kehadirannya menarik keramaian besar ke setiap pertandingan klub.
Namun, pada usia 31 tahun, Elkjær mulai menghadapi serangkaian cedera saat bermain untuk Vejle. Ia kesulitan untuk memenuhi ekspektasi tinggi dari para penonton yang memadati stadion. Akhirnya, dua tahun kemudian, pada tahun 1990, Elkjær memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola sebagai pemain, setelah hanya tampil dalam total 26 pertandingan selama periode keduanya di liga Denmark.
4. Karier Internasional
Preben Elkjær Larsen mencatatkan sejarah penting dalam karier internasionalnya, baik di level junior maupun senior, menjadi salah satu pemain kunci bagi tim nasional Denmark di era kejayaannya.
4.1. Tim Nasional Junior
Pada bulan Oktober 1975, saat masih bermain di tim muda Frederiksberg Boldklub, Elkjær melakukan debutnya untuk tim nasional U-19 Denmark. Ia mencatatkan total 11 penampilan dan berhasil mencetak enam gol untuk tim U-19, termasuk tiga gol dalam tiga pertandingan di Kejuaraan Sepak Bola U-19 Eropa UEFA 1975.
Selanjutnya, Elkjær membuat debutnya untuk tim U-21 Denmark pada Juni 1976. Ia memiliki catatan impresif dengan mencetak sembilan gol dalam jumlah pertandingan yang sama. Torehan ini termasuk tiga gol di babak perempat final Kejuaraan Sepak Bola U-21 Eropa UEFA 1978 melawan Bulgaria, meskipun Denmark harus tersingkir dari turnamen karena aturan gol tandang.
4.2. Tim Nasional Senior
Pada 22 Juni 1977, pada usia 19 tahun 284 hari, Preben Elkjær Larsen melakukan debutnya untuk tim nasional senior Denmark. Dalam pertandingan debutnya melawan Finlandia, ia langsung mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 untuk Denmark.
Ia memainkan peran yang sangat menonjol di Kejuaraan Eropa UEFA 1984, berhasil mencetak dua gol dalam empat pertandingan. Penampilan impresifnya di turnamen ini membuka jalan bagi kepindahannya ke sepak bola Italia. Selama turnamen tersebut, Denmark menampilkan gaya sepak bola menyerang yang atraktif, namun perjalanan mereka terhenti di babak semi-final setelah kalah dari Spanyol melalui adu penalti. Elkjær menjadi eksekutor terakhir tendangan penalti Denmark, namun bola tendangannya melambung tinggi di atas gawang.
Elkjær juga menjadi bagian penting dari tim Denmark di Piala Dunia FIFA 1986, yang merupakan kali pertama Denmark berhasil lolos ke ajang Piala Dunia. Denmark berhasil melaju dari babak penyisihan grup sebagai juara, namun kembali tersingkir oleh Spanyol di babak 16 besar. Selama turnamen tersebut, Elkjær mencetak empat gol, termasuk hat-trick yang luar biasa saat melawan Uruguay. Atas penampilannya yang memukau, ia dinobatkan sebagai penyerang paling dinamis dan bertenaga di turnamen, dan berhasil memenangkan penghargaan Bola Perunggu sebagai pemain terbaik ketiga. Ia juga termasuk dalam Tim Bintang Piala Dunia FIFA 1986.
Kejuaraan Eropa UEFA 1988 menjadi turnamen internasional terakhir bagi Elkjær. Pada 14 Juni 1988, ia memainkan pertandingan terakhirnya untuk tim nasional pada usia 30 tahun 277 hari, saat Denmark menelan kekalahan 2-0 dari Jerman Barat, mengakhiri turnamen dengan tiga kekalahan di babak penyisihan grup. Secara keseluruhan, Preben Elkjær Larsen telah bermain dalam 69 pertandingan internasional dan mencetak total 38 gol untuk tim nasional Denmark.
No. | Tanggal | Lokasi | Lawan | Skor | Hasil | Kompetisi |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 22 Juni 1977 | Stadion Olimpiade Helsinki, Helsinki, Finlandia | Finlandia | 1-0 | 2-1 | Kejuaraan Sepak Bola Nordik 1972-77 |
2 | 2-0 | |||||
3 | 31 Mei 1978 | Ullevaal Stadion, Oslo, Norwegia | Norwegia | 2-1 | 2-1 | Kejuaraan Sepak Bola Nordik 1978-80 |
4 | 6 Juni 1979 | Københavns Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Irlandia Utara | 1-0 | 4-0 | Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1980 |
5 | 2-0 | |||||
6 | 4-0 | |||||
7 | 26 September 1979 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Finlandia | 1-0 | 1-0 | Kejuaraan Sepak Bola Nordik 1978-80 |
8 | 14 November 1979 | Estadio Ramón de Carranza, Cádiz, Spanyol | Spanyol | 1-0 | 3-1 | Pertandingan persahabatan |
9 | 3-1 | |||||
10 | 4 Juni 1980 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Norwegia | 3-1 | 3-1 | Kejuaraan Sepak Bola Nordik 1978-80 |
11 | 19 November 1980 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Luksemburg | 3-0 | 4-0 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1982 (UEFA) |
12 | 1 Mei 1981 | Stadion Municipal, Kota Luksemburg, Luksemburg | Luksemburg | 1-1 | 2-1 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1982 |
13 | 14 Mei 1981 | Malmö Stadion, Malmö, Swedia | Swedia | 2-0 | 2-1 | Kejuaraan Sepak Bola Nordik 1981-85 |
14 | 9 September 1981 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Yugoslavia | 1-1 | 1-2 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1982 |
15 | 23 September 1981 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Norwegia | 1-0 | 2-1 | Persahabatan |
16 | 14 Oktober 1981 | Charilaou Ground, Thessaloniki, Yunani | Yunani | 3-1 | 3-2 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1982 |
17 | 27 Mei 1982 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Belgia | 1-0 | 1-0 | Persahabatan |
18 | 1 Juni 1983 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Hungaria | 1-0 | 3-1 | Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1984 |
19 | 12 Oktober 1983 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Luksemburg | 3-0 | 6-0 | Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1984 |
20 | 4-0 | |||||
21 | 16 November 1983 | Stadion Olimpiade, Athena, Yunani | Yunani | 1-0 | 2-0 | Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1984 |
22 | 6 Juni 1984 | Ullevi, Gothenburg, Swedia | Swedia | 1-0 | 1-0 | Persahabatan |
23 | 16 Juni 1984 | Stade de Gerland, Lyon, Prancis | Yugoslavia | 4-0 | 5-0 | Kejuaraan Eropa UEFA 1984 |
24 | 19 Juni 1984 | Stade de la Meinau, Strasbourg, Prancis | Belgia | 3-2 | 3-2 | Kejuaraan Eropa UEFA 1984 |
25 | 26 September 1984 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Norwegia | 1-0 | 1-0 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 (UEFA) |
26 | 14 November 1984 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Republik Irlandia | 1-0 | 3-0 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 |
27 | 2-0 | |||||
28 | 5 Juni 1985 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Uni Soviet | 1-0 | 4-2 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 |
29 | 2-0 | |||||
30 | 16 Oktober 1985 | Ullevaal Stadion, Oslo, Norwegia | Norwegia | 3-1 | 5-1 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 |
31 | 13 November 1985 | Lansdowne Road, Dublin, Republik Irlandia | Republik Irlandia | 1-1 | 4-1 | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986 |
32 | 4-1 | |||||
33 | 16 Mei 1986 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Polandia | 1-0 | 1-0 | Persahabatan |
34 | 4 Juni 1986 | Estadio Neza 86, Nezahualcóyotl, Meksiko | Skotlandia | 1-0 | 1-0 | Piala Dunia FIFA 1986 |
35 | 8 Juni 1986 | Estadio Neza 86, Nezahualcóyotl, Meksiko | Uruguay | 1-0 | 6-1 | Piala Dunia FIFA 1986 |
36 | 4-1 | |||||
37 | 5-1 | |||||
38 | 14 Oktober 1987 | Idrætspark, Kopenhagen, Denmark | Wales | 1-0 | 1-0 | Kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1988 |
5. Gaya Bermain dan Kepribadian
Preben Elkjær Larsen diakui sebagai salah satu penyerang terhebat sepanjang masa Denmark. Gaya bermainnya yang unik dan kepribadiannya yang kuat menjadikannya ikon di dalam dan di luar lapangan. Memiliki tinggi badan 183 cm dan berat 73 kg, ia dikenal dengan fisik yang tangguh.
Meskipun terkenal sebagai perokok ulung, gaya bermain Elkjær tidak pernah menunjukkan tanda-tanda kelelahan, melainkan didominasi oleh tekad yang sangat kuat. Ia dikenal tidak pernah menyerah mengejar bola yang seolah-olah sudah "hilang" - dari waktu ke waktu, kegigihannya ini bahkan menghasilkan gol. Gaya bermainnya merupakan kombinasi yang tidak ortodoks antara konfrontasi fisik yang intens dan kemampuan menggiring bola yang luar biasa. Digambarkan sebagai pemain yang "kuat dan dinamis", Elkjær sulit dihentikan ketika ia melakukan aksi individu, yang menjadi salah satu ciri khasnya yang paling dikenal. Tingkat agresinya jarang tertandingi, dan setiap kali ia menerima bola dengan membelakangi gawang, ia akan segera berbalik dengan bola dan mencoba menyerang ke gawang.
Gaya bermain Elkjær yang agresif ini sangat cocok dengan ketenangan dan visi Michael Laudrup yang lebih muda ketika mereka bermain berdampingan di tim nasional. Keduanya bahkan dijuluki sebagai duo penyerang "paling efektif" di Piala Dunia FIFA 1986. Di Hellas Verona, Preben Elkjær adalah salah satu dari sedikit pemain di Serie A yang tidak memiliki peran spesifik. Selain diharapkan mencetak gol, ia sebagian besar diberikan kebebasan penuh (carte blanche) oleh pelatih Osvaldo Bagnoli, yang menunjukkan kepercayaan besar pelatih kepadanya.
Selain gaya bermainnya, Elkjær juga memiliki kepribadian yang terkenal. Ia dijuluki "Guldkjær" (Goldkjær) dan "Målkjær" (Goalkjær) di Denmark. Ia juga dikenal sebagai penggemar mobil cepat dan sering mengemudi dengan kecepatan ekstrem, sehingga ia mendapatkan julukan "Kuda Gila" (Crazy Horse). Hans-Peter Briegel, rekan setimnya di Verona, pernah berkomentar setelah berkendara dengannya, "Senang rasanya bisa selamat dari mengemudinya." Di Verona, Elkjær juga dijuluki "Il sindaco" (wali kota), sebuah bukti betapa besar cintanya masyarakat terhadap dirinya. Ia juga dijuluki "Orang Gila dari Lokeren" (Den Gale Mand fra Lokeren) selama di K.S.C. Lokeren Oost-Vlaanderen.
6. Aktivitas Setelah Pensiun
Setelah mengakhiri kariernya sebagai pemain, Preben Elkjær Larsen tetap aktif di dunia sepak bola dan media, menunjukkan minat yang berkelanjutan dalam olahraga yang ia cintai.
Pada tahun 1995, Elkjær mengambil peran sebagai pelatih kepala untuk Silkeborg IF yang berkompetisi di Liga Super Denmark. Ia menjabat posisi tersebut hingga tahun 1996. Pada Desember 1996, ia meninggalkan Silkeborg IF untuk memimpin saluran TV olahraga TVS, sebuah perusahaan yang baru dibentuk hasil kerja sama antara stasiun TV nasional DR dan TV2, Asosiasi Sepak Bola Denmark, dan perusahaan telekomunikasi Tele Danmark. Sayangnya, saluran TVS tidak berhasil mencapai kesuksesan yang diharapkan dan ditutup dalam waktu satu tahun sejak peluncurannya.
Selain itu, ia juga aktif sebagai pakar dan komentator untuk pertandingan Liga Champions UEFA di saluran TV3+ Denmark. Dalam perannya ini, ia seringkali berpartner dengan sesama legenda sepak bola Denmark, Michael Laudrup, dan pembawa acara Peter Grønborg.
Elkjær juga menulis otobiografi berjudul Guldkjær (Goldkjær), di mana ia banyak menceritakan pengalamannya selama bermain di Italia bersama Hellas Verona. Ia memiliki beberapa mobil, salah satunya adalah Porsche yang ia terima sebagai tanda terima kasih dari seorang pelayan restoran setelah ia membantu Hellas Verona meraih Scudetto. Menariknya, setelah Kejuaraan Eropa UEFA 1984, di mana Denmark berhasil mencapai semi-final, menteri kebudayaan Denmark saat itu, Mimi Jakobsen, secara pribadi meminta Elkjær untuk menari di sebuah resepsi, yang ia setujui. Pada Oktober 2019, ia menjalani operasi untuk mengangkat batu empedu di Belgia.
7. Penilaian dan Warisan
Preben Elkjær Larsen meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah sepak bola, tidak hanya di Denmark tetapi juga di Italia, dengan warisan yang melampaui statistik gol dan kemenangan. Ia dikenang sebagai simbol keberanian, karisma, dan semangat juang yang tak pernah padam.
7.1. Penilaian Positif dan Kontribusi
Sebagai salah satu penyerang terkemuka dari generasi emas sepak bola Denmark, Elkjær memimpin tim nasionalnya mencapai prestasi monumental di Kejuaraan Eropa UEFA 1984 dan Piala Dunia FIFA 1986, menandai era baru bagi sepak bola Denmark di panggung dunia. Kontribusinya yang paling legendaris di level klub adalah perannya dalam membawa Hellas Verona meraih gelar Serie A pada tahun 1985, sebuah pencapaian yang tetap menjadi satu-satunya gelar liga utama bagi klub hingga saat ini. Kemampuannya untuk mencetak gol dalam situasi paling sulit, seperti gol tanpa sepatu yang ikonik melawan Juventus, menyoroti ketekunan dan kemauan kerasnya yang luar biasa.
Pengakuan internasionalnya, termasuk peringkat tinggi di Ballon d'Or (posisi kedua dan ketiga) dan penghargaan Bola Perunggu Piala Dunia FIFA 1986, menegaskan statusnya sebagai pemain kelas dunia yang dihormati secara global. Di luar lapangan, kepribadiannya yang blak-blakan, gaya hidupnya yang unik, dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan, meskipun kadang dianggap kontroversial, justru membuatnya semakin dicintai oleh para penggemar. Julukannya "Il sindaco" di Verona, serta popularitasnya yang abadi di Denmark, adalah bukti nyata resonansinya dengan publik. Elkjær mewakili semangat kebebasan dan keberanian yang sering kali selaras dengan pandangan progresif dan berpusat pada masyarakat. Ia adalah idola yang menunjukkan bahwa bakat dan kepribadian autentik dapat meraih hati jutaan orang.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun dicintai oleh banyak orang, Elkjær juga tidak luput dari kritik dan kontroversi yang mencerminkan kepribadiannya yang kuat dan tidak konvensional. Salah satu insiden yang paling dikenal adalah perselisihannya dengan pelatih Hennes Weisweiler di 1. FC Köln, di mana ia secara jujur mengoreksi laporan tentang aktivitas malamnya, menunjukkan sikap tidak tunduk yang terkadang berbenturan dengan hierarki dan disiplin ketat dalam dunia sepak bola.
Pada akhir kariernya di Vejle BK, meskipun ia kembali sebagai bintang terbesar Denmark, ia menghadapi tantangan besar dengan cedera yang terus-menerus dan kesulitan untuk memenuhi ekspektasi tinggi dari publik. Periode ini menunjukkan sisi rentan dari kariernya, di mana tuntutan fisik dan harapan publik menjadi beban yang signifikan, meskipun ia tetap dihormati atas usahanya.
8. Gelar dan Kehormatan
Preben Elkjær Larsen mengumpulkan berbagai gelar dan kehormatan sepanjang karier bermain dan kepelatihannya, yang menegaskan statusnya sebagai salah satu figur penting dalam sejarah sepak bola.
8.1. Gelar Klub
- 1. FC Köln
- Bundesliga: 1977-78
- Piala DFB: 1976-77, 1977-78
- Verona F.C.
- Serie A: 1984-85
- Silkeborg IF (sebagai manajer)
- Piala Intertoto UEFA: 1996
8.2. Gelar Individu
- Pemain Terbaik Denmark: 1984
- Ballon d'Or: Posisi kedua 1985, Posisi ketiga 1984, Posisi keempat 1986, Posisi ke-21 1987.
- Onze de Bronze: 1984
- Onze d'Argent: 1985
- Bola Perunggu Piala Dunia FIFA: 1986
- Tim Bintang Piala Dunia FIFA: 1986
- Hall of Fame Sepak Bola Denmark
- World Soccer The Greatest Players of the 20th Century: Termasuk dalam 100 Pemain Terbaik Sepanjang Masa (posisi 98).
- Wali Kota Verona: 1985 (pengakuan simbolis)
9. Penghormatan dan Peringatan
Pengaruh Preben Elkjær Larsen melampaui batas-batas lapangan hijau dan terus dikenang melalui berbagai bentuk penghormatan dan peringatan, khususnya di kota-kota yang menjadi saksi bisu kehebatannya.
Di Verona, Italia, tempat ia meraih kejayaan bersama Hellas Verona, Elkjær tetap menjadi sosok yang sangat populer dan dicintai. Julukan "Il sindaco" (wali kota) yang disematkan kepadanya masih relevan dan digunakan hingga saat ini. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan yang unik, setidaknya beberapa ratus pemilih di kota tersebut dilaporkan masih menulis namanya di surat suara pemilihan wali kota, meskipun ia bukan kandidat resmi. Hal ini menunjukkan tingkat kasih sayang, loyalitas, dan penghormatan yang luar biasa dari masyarakat Verona terhadap dirinya, bahkan puluhan tahun setelah masa keemasannya.
Selain itu, Preben Elkjær Larsen juga diabadikan dalam Hall of Fame Sepak Bola Denmark. Pengakuan ini adalah bentuk penghargaan resmi atas kontribusinya yang tak ternilai bagi sepak bola negaranya, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu legenda terbesar dalam sejarah olahraga Denmark.