1. Gambaran Umum
Fumio Kishida (岸田 文雄Bahasa Jepang) adalah seorang politikus Jepang yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang serta Partai Demokrat Liberal (PDL) dari tahun 2021 hingga 2024. Sejak tahun 1993, ia telah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Parlemen Jepang. Sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri, Kishida adalah Menteri Luar Negeri dari tahun 2012 hingga 2017 dan sempat menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 2017. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Kebijakan PDL dari tahun 2017 hingga 2020.
Lahir dari keluarga politikus terkemuka, Kishida menghabiskan sebagian masa kecilnya di Amerika Serikat, di mana ia menempuh pendidikan dasar di New York City. Setelah memulai karier di bidang keuangan, ia memasuki dunia politik dan terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilihan umum 1993 di bawah bendera PDL. Visi utamanya adalah membangun "model kapitalisme baru" yang bertujuan mengurangi kesenjangan pendapatan dan memperluas kelas menengah melalui kebijakan redistribusi pendapatan, serta meningkatkan upah yang berorientasi pada keadilan sosial.
Selama masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Kishida memimpin Jepang melalui periode penting dalam kebijakan domestik dan luar negeri. Di dalam negeri, ia menghadapi tantangan seperti penanganan pandemi COVID-19, inisiatif penurunan angka kelahiran melalui penguatan kebijakan pengasuhan anak, dan kontroversi terkait pelepasan air olahan dari pembangkit nuklir Fukushima. Dari sisi kebijakan luar negeri, Kishida memperkuat aliansi tradisional Jepang, khususnya dengan Amerika Serikat, dan menjalin kerja sama keamanan dengan negara-negara seperti Britania Raya, Australia, dan Filipina. Ia juga memimpin respons Jepang terhadap Invasi Rusia ke Ukraina, termasuk penerapan sanksi dan pemberian bantuan kemanusiaan kepada Ukraina, serta berperan aktif dalam memperkuat hubungan regional dan multilateral melalui forum-forum seperti Dialog Keamanan Segiempat (Quad) dan Kelompok Tujuh (G7).
Meskipun menghadapi penurunan tingkat dukungan publik akibat berbagai insiden dan kontroversi, termasuk skandal dana politik dan hubungan dengan organisasi kontroversial, Kishida tetap berupaya untuk mewujudkan reformasi dalam partainya. Pada Agustus 2024, ia mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua PDL dan Perdana Menteri, membuka jalan bagi transisi kepemimpinan baru.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Fumio Kishida lahir dari keluarga politikus di Shibuya, Tokyo, pada tanggal 29 Juli 1957. Ayahnya, Fumitake Kishida, adalah seorang pejabat pemerintah di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang serta direktur Badan Usaha Kecil dan Menengah. Keluarganya berasal dari Hiroshima, dan setiap musim panas, mereka kembali ke sana. Banyak anggota keluarga Kishida tewas dalam pengeboman atom di Hiroshima, dan Fumio tumbuh dengan mendengarkan cerita-cerita dari para penyintas bom atom. Kakeknya, Masaki Kishida, juga merupakan mantan politikus yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, sama seperti ayahnya. Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri, Yoichi Miyazawa, adalah sepupunya, dan mantan Perdana Menteri Kiichi Miyazawa adalah kerabat jauhnya.
2.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Kishida pertama kali bersekolah di P.S. 020 John Bowne Elementary School di Flushing, Queens, dan kemudian di P.S. 013 Clement C. Moore Elementary School di Elmhurst, Queens, New York City, karena ayahnya ditugaskan di Amerika Serikat saat itu. Ia juga pernah bersekolah di Kojimachi Elementary School dan Kojimachi Junior High School di Jepang.
Kishida lulus dari Kaisei Academy, di mana ia aktif bermain di tim bisbol. Setelah beberapa kali ditolak masuk Universitas Tokyo, Kishida memutuskan untuk belajar hukum di Universitas Waseda dan lulus pada tahun 1982. Selama di Waseda, ia menjalin persahabatan dengan Takeshi Iwaya, yang kelak juga menjadi seorang politikus.
2.2. Karier Awal
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Kishida memulai karier profesionalnya di Long-Term Credit Bank of Japan, sebuah bank yang kini telah bubar. Kemudian, pada tahun 1987, ia bekerja sebagai sekretaris untuk ayahnya, Fumitake Kishida, yang saat itu menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Pengalaman ini menjadi fondasi awal bagi ketertarikannya pada dunia politik sebelum akhirnya ia sendiri terjun ke dalamnya.
3. Karier Politik (Pra-Perdana Menteri)
Sebelum menjabat sebagai Perdana Menteri, Fumio Kishida telah menapaki berbagai posisi penting dalam politik Jepang, menunjukkan dedikasi dan perjalanan panjangnya di Partai Demokrat Liberal (PDL).
3.1. Awal Masuk Politik
Kishida pertama kali terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam pemilihan umum Jepang 1993, mewakili distrik pertama Hiroshima. Kemenangan ini menandai dimulainya karier politiknya yang panjang. Ia juga menjabat sebagai Menteri Urusan Okinawa dari tahun 2007 hingga 2008, pertama di Kabinet Abe dan kemudian di Kabinet Fukuda. Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai menteri negara yang bertanggung jawab atas urusan konsumen dan keamanan pangan di kabinet Perdana Menteri Yasuo Fukuda. Kishida juga menjadi menteri negara yang bertanggung jawab atas ilmu pengetahuan dan teknologi di Kabinet Fukuda.
Pada November 2000, ketika popularitas Perdana Menteri Yoshirō Mori menurun karena berbagai kekeliruan, Koichi Kato, Ketua Faksi Kōchikai, dan Taku Yamasaki, Ketua Faksi Kinmirai Seiji Kenkyukai, mencoba menentang Kabinet atau meloloskan mosi tidak percaya melalui mosi yang diajukan oleh partai oposisi, yang dikenal sebagai Pemberontakan Kato (加藤の乱Bahasa Jepang). Pada saat itu, Kishida menandatangani petisi dukungan untuk Kato dan absen selama pemungutan suara. Namun, setelah Pemberontakan Kato gagal, ia bergabung dengan faksi anti-Kato, Horiuchi (新財政研究会)Bahasa Jepang.
Pada tahun 2001, Kishida menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi dalam Kabinet Koizumi Pertama. Dalam Kabinet Reformasi Abe Pertama, ia menjabat sebagai Menteri Negara untuk Misi Khusus (内閣府特命担当大臣Bahasa Jepang, bertanggung jawab atas Okinawa dan langkah-langkah penanggulangan utara, kehidupan nasional, pelantikan kembali, kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta reformasi regulasi). Dalam Kabinet Yasuo Fukuda, ia terus menjabat sebagai Menteri Negara untuk Misi Khusus (bertanggung jawab atas Okinawa dan langkah-langkah penanggulangan utara, kehidupan nasional, kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta reformasi regulasi).
3.2. Peran Menteri
Kishida memegang berbagai posisi menteri kunci sebelum menjadi Perdana Menteri, yang membentuk pengalamannya dalam pemerintahan.
- Menteri Luar Negeri (2012-2017)**: Setelah kemenangan PDL dalam pemilihan umum Jepang 2012, Kishida ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Abe Shinzō Kedua pada 26 Desember 2012. Ia menjadi Menteri Luar Negeri terlama dalam sejarah pasca-perang, melampaui rekor ayah Abe, Shintaro Abe. Sebagai Menteri Luar Negeri, ia berperan penting dalam mengatur kunjungan bersejarah Presiden AS Barack Obama ke Hiroshima pada Mei 2016. Ia juga mendapatkan perhatian pada tahun 2017 ketika tampil bersama komedian Piko Taro untuk mempromosikan program Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kishida juga secara aktif mendorong Tiongkok untuk mendesak Korea Utara ke arah denuklirisasi dan mendukung pertemuan puncak antara Jepang dan Korea Utara untuk menyelesaikan isu penculikan warga Jepang oleh Korea Utara.
- Menteri Pertahanan (Juli-Agustus 2017)**: Setelah Tomomi Inada mengundurkan diri sebagai Menteri Pertahanan pada 28 Juli 2017, Kishida sempat menjabat sebagai Menteri Pertahanan sementara hingga 3 Agustus 2017, sebelum perombakan kabinet. Ini adalah kali pertama seorang Menteri Luar Negeri juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam sejarah konstitusional Jepang.
3.3. Peran Kepemimpinan Partai
Kishida telah lama menjadi figur penting dalam struktur kepemimpinan internal Partai Demokrat Liberal (PDL).
- Ketua Faksi Kōchikai**: Ia dekat dengan Makoto Koga, pemimpin faksi Kōchikai, salah satu faksi tertua di dalam PDL. Pada Oktober 2012, setelah Makoto Koga mengumumkan pengunduran dirinya dari politik, Kishida mengambil alih kepemimpinan faksi ini, sebuah posisi yang dipegangnya hingga pengunduran dirinya pada tahun 2023. Faksi Kōchikai dikenal sebagai faksi yang lebih moderat dalam PDL.
- Ketua Dewan Riset Kebijakan PDL (2017-2020)**: Pada tahun 2017, Kishida meninggalkan kabinet untuk menjabat sebagai Ketua Dewan Riset Kebijakan PDL. Posisi ini secara tradisional dianggap sebagai batu loncatan menuju kepemimpinan partai. Kishida mencari posisi ini untuk meningkatkan peluangnya menggantikan Abe, karena posisi Menteri Luar Negeri dianggap memiliki pengaruh yang relatif kecil di dalam partai.
- Kandidat Presiden PDL (2020)**: Kishida sempat mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden PDL tahun 2018, namun dibujuk oleh Abe untuk tidak maju, dengan janji dukungan Abe untuk masa depan. Namun, pada pertengahan 2020, beberapa anggota parlemen senior PDL mengalihkan dukungan mereka dari Kishida kepada Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga. Wakil Perdana Menteri Tarō Asō juga populer karena memberikan bantuan pembayaran stimulus kepada rumah tangga selama pandemi COVID-19. Kishida akhirnya mencalonkan diri dalam pemilihan presiden PDL 2020 tetapi kalah dari Suga, yang kemudian menjadi Perdana Menteri. Kishida tidak ditawari posisi dalam kabinet Suga, meskipun faksi yang dipimpinnya mendapatkan dua kursi kabinet.
4. Masa Jabatan Perdana Menteri (2021-2024)
Masa jabatan Fumio Kishida sebagai Perdana Menteri Jepang, dari tahun 2021 hingga 2024, ditandai oleh berbagai kebijakan penting, peristiwa domestik yang menantang, dan upaya diplomatik yang signifikan di panggung internasional.
4.1. Penunjukan dan Awal Jabatan
Setelah Yoshihide Suga mengumumkan pengunduran dirinya pada 3 September 2021 menyusul rendahnya tingkat dukungan publik, Kishida dan Taro Kono dari faksi Shikōkai menjadi kandidat utama untuk menggantikannya. Meskipun Kono mendominasi berbagai jajak pendapat internal PDL dan didukung oleh Suga, pada 29 September 2021, Kishida berhasil mengalahkan Taro Kono dalam putaran kedua pemilihan presiden PDL, menjadikannya pemimpin Partai Demokrat Liberal yang baru dan calon kuat Perdana Menteri Jepang. Ia menerima total 257 suara (60,19%) dari 249 anggota parlemen dan delapan anggota biasa.
Pada 4 Oktober 2021, Kabinet Kishida Pertama resmi dibentuk, terdiri dari 21 anggota, termasuk 13 menteri baru dan 2 menteri veteran dari kabinet sebelumnya, yaitu Toshimitsu Motegi dan Nobuo Kishi. Pada hari yang sama, Kishida mengumumkan akan mengadakan pemilihan umum Jepang 2021 pada 31 Oktober 2021. Dalam pidato pertamanya sebagai Perdana Menteri pada 8 Oktober 2021, Kishida berjanji untuk memerangi dan mengakhiri pandemi COVID-19 di Jepang, serta mengumumkan langkah-langkah untuk menghadapi ancaman dari Tiongkok dan Korea Utara.
Setelah pemilihan umum 2021, Kishida berhasil mempertahankan posisi Perdana Menteri, meskipun PDL kehilangan 25 kursi. Ia kemudian membentuk Kabinet Kishida Kedua dengan mengganti Toshimitsu Motegi dengan Yoshimasa Hayashi sebagai Menteri Luar Negeri, sementara Motegi sendiri menjadi Sekretaris Jenderal partai.
4.2. Kebijakan Dalam Negeri
Selama masa jabatannya, Fumio Kishida memperkenalkan sejumlah kebijakan domestik yang bertujuan mengatasi masalah ekonomi, sosial, dan kesehatan di Jepang.
4.2.1. Ekonomi dan Kebijakan Fiskal
Masa jabatan Kishida menandai pembalikan kebijakan deflasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Jepang. Ia memimpin upaya untuk mencapai pertumbuhan upah tertinggi dalam 30 tahun, didorong oleh kenaikan upah rekor yang dicapai melalui negosiasi upah tahunan.
Pada Desember 2022, Kishida menginstruksikan pemerintahannya untuk meningkatkan "pengeluaran terkait keamanan nasional" hingga 2 persen dari PDB Jepang, yang berarti peningkatan anggaran pertahanan dari 5.40 T JPY (sekitar 40.00 B USD) pada tahun 2022 menjadi 8.90 T JPY (sekitar 66.00 B USD) pada tahun 2027, naik 65%. Ini akan menghasilkan total pengeluaran sekitar 43.00 T JPY (sekitar 321.00 B USD) antara tahun 2023 dan 2027, naik 56% dari tahun 2019 hingga 2023.
Di tengah pelonggaran pembatasan COVID-19 pada Musim Semi 2022, Kishida melanjutkan penerimaan pekerja asing ke Jepang, meskipun ia tidak mereformasi kebijakan imigrasi nasional secara menyeluruh. Target pemerintah untuk upah minimum ¥1.500 per jam pada pertengahan 2030-an dipertanyakan oleh para ekonom, yang berpendapat bahwa faktor-faktor makroekonomi tertentu dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut.
Pada April 2023, Kishida menunjuk Kazuo Ueda sebagai Gubernur Bank of Japan, yang menyatakan akan melanjutkan kebijakan moneter ultra-longgar yang diperkenalkan oleh gubernur sebelumnya, Haruhiko Kuroda. Beberapa minggu sebelum perombakan kabinetnya berikutnya, Kishida menyatakan ingin menaikkan upah minimum per jam di Jepang menjadi sekitar 1.50 K JPY pada tahun 2030. Pada tahun 2023, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa Jerman akan mengungguli Jepang sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Kebijakan ekonomi Kishida menekankan "bentuk baru kapitalisme" yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan memperkuat kelas menengah. Ia berpendapat bahwa neoliberalisme dan deregulasi telah memperlebar kesenjangan ekonomi. Dalam sesi parlemen pada 20 Februari 2022, ia menegaskan bahwa manfaat pertumbuhan tidak boleh hanya dinikmati oleh kelompok terbatas, menambahkan bahwa "kapitalisme tidak berkelanjutan kecuali ia menjadi sesuatu yang dimiliki oleh semua pemangku kepentingan."
4.2.2. Pengasuhan Anak dan Kesejahteraan Sosial
Fumio Kishida menjadikan pengasuhan anak sebagai prioritas utama pemerintahannya pada tahun 2023. Ia menekankan potensi konsekuensi dari kemiskinan anak dan penurunan angka kelahiran, serta menyatakan bahwa pemerintahannya akan meningkatkan tunjangan finansial yang diberikan kepada orang tua. Kishida mengumumkan rencana untuk melipatgandakan anggaran terkait anak pada Juni 2023, dan menginstruksikan para menteri pemerintah untuk menyusun rencana pengasuhan anak hingga akhir Maret 2023.
Pada 1 April 2023, Kishida mendirikan こども家庭庁Bahasa Jepang (Badan Anak dan Keluarga) sebagai badan administratif baru di bawah Kantor Kabinet untuk menangani masalah kesejahteraan anak. Ini mencakup akses ke fasilitas pengasuhan anak, tunjangan anak, perjuangan melawan kemiskinan anak, pencegahan kekerasan dan bunuh diri anak, perundungan siber, dan dukungan untuk anak-anak disabilitas, yang sebelumnya ditangani oleh berbagai lembaga pemerintah yang berbeda. Pada 1 Juni, pemerintah Jepang mengalokasikan 3.50 T JPY setiap tahun untuk perawatan anak.
Tingkat kemiskinan anak di Jepang menurun menjadi 11,5 persen pada tahun 2022. UNICEF menempatkan Jepang di peringkat kedelapan di antara 39 negara maju (negara OECD) dalam mengatasi kemiskinan anak pada tahun 2023. Respons media terhadap kebijakan pengasuhan anak Kishida bervariasi; beberapa mengkritiknya sebagai tidak efektif dalam meningkatkan angka kelahiran Jepang.
4.2.3. Tanggapan Terhadap COVID-19
Pemerintahan Kishida menghadapi tantangan besar dalam menangani pandemi COVID-19, khususnya dengan munculnya varian Omicron.
Pada 30 November 2021, Jepang mengonfirmasi kasus pertama varian Omicron yang berasal dari Afrika Selatan. Kasus awal Omicron sebagian besar diimpor hingga transmisi komunitas mulai berkembang. Pada Desember 2021, di tengah penyebaran varian Omicron secara global, Kishida mengumumkan bahwa pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat bagi wisatawan internasional, dengan beberapa pemerintah melarang perjalanan sepenuhnya untuk mengekang penularan. Pada Januari 2022, Kishida mendesak masyarakat Jepang untuk mendapatkan vaksinasi ketiga atau keempat di tengah negara memasuki gelombang pertama virus COVID-19 Omicron yang dominan, meskipun keadaan darurat dan pembatasan baru tidak mungkin efektif untuk melawan lonjakan rekor saat itu.
Pada 21 Agustus 2022, di tengah gelombang kedua infeksi Omicron, Perdana Menteri Fumio Kishida dilaporkan positif COVID-19 varian Omicron dengan gejala "sangat ringan". Pada 22 Agustus, dalam wawancara daring dengan sebuah perusahaan berita, Perdana Menteri Kishida menyatakan akan melaksanakan tugas resminya (saat karantina) melalui telekerja dari kediaman resmi Perdana Menteri. Ia menekankan, "Saya akan terus bekerja dari jarak jauh sambil menjalani perawatan medis. Saya juga akan menghadiri rapat Kabinet secara daring. Saya akan melakukan yang terbaik untuk menghindari penundaan dalam politik nasional." Setelah menyelesaikan masa pemulihan pada 31 Agustus, Kishida kembali ke Kantor Perdana Menteri dan melanjutkan tugas tatap muka.
Pada September 2022, Kishida mengumumkan bahwa persyaratan visa dari beberapa negara akan dihapuskan mulai 11 Oktober, sebagai langkah untuk membuka kembali perjalanan internasional setelah pembatasan perbatasan akibat pandemi. Sebelum pandemi, Jepang tidak mewajibkan visa turis untuk 68 negara dan wilayah.
Pada 20 Januari 2023, di tengah penurunan infeksi Omicron gelombang ketiga, Kishida mengumumkan bahwa pemerintah berjanji untuk menurunkan status hukum COVID-19 menjadi penyakit Kelas 5, setingkat dengan influenza musiman. Langkah ini akan menyebabkan perubahan besar dalam pembatasan perbatasan pandemi yang telah berlaku selama sekitar tiga tahun. Pada 13 Maret, pemerintah Kishida mengakhiri permintaan agar warga memakai masker di tempat umum, sebuah kebijakan yang dimulai untuk memerangi penyebaran varian Omicron dan subvarian berikutnya. Pada 27 April, Menteri Kesehatan Kishida, Katsunobu Katō, mengumumkan bahwa pemerintah akan menurunkan klasifikasi COVID-19 setara dengan "flu musiman" pada tengah malam 8 Mei. Mengenai langkah-langkah COVID-19, Kato mengatakan dalam konferensi pers bahwa varian Omicron dan subvarian berikutnya menyebabkan penyakit dan kematian yang kurang parah (selama periode 16 bulan pertama) dibandingkan galur sebelumnya, yang menunjukkan tidak perlu khawatir tentang peningkatan risiko kesehatan masyarakat. Akibatnya, pengumuman harian kasus COVID-19 Omicron akan diakhiri secara resmi. Laporan kesehatan masyarakat akan disederhanakan menjadi pengumuman mingguan berdasarkan informasi dari institusi medis yang ditunjuk.
Respons media terhadap kebijakan COVID Kishida bervariasi. Beberapa mengkritiknya, dengan Mainichi Shimbun memperingatkan bahwa penurunan klasifikasi COVID dapat mengakibatkan "keruntuhan" sistem medis Prefektur Okinawa selama lonjakan kasus pada Juni 2023.
4.2.4. Pelepasan Air Olahan Fukushima
Pada April 2021, pemerintah Yoshihide Suga, pendahulu Kishida, mengumumkan bahwa Tokyo Electric Power Company (TEPCO) pada akhirnya akan mulai membuang air yang disimpan dan diolah dari pembangkit nuklir Fukushima yang telah dibongkar ke laut, sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu 30 tahun.
Pemerintahan Kishida melalui Kabinet Kishida Kedua (Perombakan) mengonfirmasi akan melanjutkan pelepasan air tersebut pada Agustus 2023. Sebelum pelepasan, pemerintah Kishida mencapai kesepakatan dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengenai kadar tritium dalam air yang akan dibuang. Mereka juga menerima laporan komprehensif yang mengonfirmasi keamanan operasi dari Rafael Grossi, Sekretaris Jenderal IAEA, pada Juli 2023. Pada akhir Agustus, Grossi menyatakan bahwa kadar tritium jauh di bawah standar keamanan yang direkomendasikan IAEA, dan mengonfirmasi air tersebut tidak beracun. Sebelum pembuangan, Kementerian Lingkungan Hidup mengonfirmasi bahwa standar IAEA telah diikuti, dan kadar tritium radioaktif dalam air akan tetap di bawah peraturan pengenceran IAEA. TEPCO mengumumkan bahwa pembuangan telah dimulai pada 24 Agustus 2023, dan tidak ada kesalahan yang dilaporkan.

Setelah pengumuman pelepasan air, terdapat umpan balik positif dan negatif baik dari dalam maupun luar Jepang. Organisasi domestik, seperti Federasi Nasional Asosiasi Koperasi Perikanan, menentang rencana tersebut. Reaksi asing terkuat datang dari Tiongkok, yang menentang pembuangan tersebut. Pemerintah Tiongkok memberlakukan larangan total terhadap semua produk ikan Jepang, yang menyumbang sebagian besar ekspor ikan Jepang. Tiongkok banyak dikritik atas larangan tersebut, dan juga dituduh melakukan kemunafikan dan menyebarkan disinformasi, karena mereka sebelumnya telah membuang air limbah nuklir yang mengandung kadar tritium yang jauh lebih tinggi.
Beberapa hari setelah pelepasan, sejumlah panggilan telepon terkait pelepasan air dari penutur bahasa Mandarin dilakukan untuk mengganggu orang-orang, perusahaan, dan lembaga pemerintah di Jepang. Kishida menyatakan panggilan tersebut "menyedihkan," dan mengimbau Tiongkok untuk mendesak pemerintahnya agar meminta warga negara mereka menghentikan panggilan yang mengganggu. Panggilan telepon tersebut terjadi di tengah-tengah protes di Tiongkok, serta di Korea Selatan dan Jepang. Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan imbauan perjalanan yang mendesak warga Jepang untuk berhati-hati di Tiongkok, dengan alasan eskalasi pelecehan dan protes kekerasan. Sanae Takaichi, Menteri Negara Keamanan Ekonomi, mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia sebagai respons terhadap larangan impor yang diberlakukan oleh Tiongkok. Amerika Serikat menegaskan dukungan mereka terhadap pelepasan air; duta besar Amerika Rahm Emanuel bahkan mengunjungi Fukushima dan makan makanan laut untuk menunjukkan dukungan. Di Korea Selatan, berbagai protes diadakan menentang keputusan tersebut. Namun, pemerintah Korea Selatan tidak menentang rencana tersebut, dan Presiden Yoon juga makan makanan laut dari Fukushima untuk mendorong orang lain bahwa itu aman.
Selama tahap awal pelepasan, Kementerian Lingkungan Hidup melakukan banyak tes mengenai kadar tritium dalam air dan ikan, dan menyatakan kadarnya tetap rendah. Dampak pada pasar ikan diperkirakan akan parah, dan Kishida berjanji untuk mendukung finansial perikanan lokal. Pada 30 Agustus, Kishida, bersama tiga menteri kabinet, secara terbuka makan sashimi ikan dari Fukushima dalam upaya menghilangkan ketakutan akan kontaminasi radioaktif. Ia menyebutnya "aman dan lezat".
4.3. Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan
Di bawah kepemimpinan Fumio Kishida, kebijakan luar negeri dan pertahanan Jepang mengalami penguatan signifikan, terutama dalam menghadapi dinamika geopolitik yang kompleks di kawasan Indo-Pasifik dan global.
4.3.1. Hubungan Regional
Sejalan dengan kebijakan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka, Kishida mengunjungi negara-negara Dialog Keamanan Segiempat (Quad) seperti India dan Australia untuk memastikan status quo di kawasan tetap tidak berubah. Pada November 2022, ia menuduh Tiongkok melanggar kedaulatan Jepang di Laut Cina Timur dan mengkritik penganiayaan minoritas Uyghur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok. Kishida mendukung upaya Bangladesh untuk memulangkan pengungsi Rohingya ke Myanmar.
Upaya perbaikan hubungan Jepang dengan Korea Selatan juga menjadi fokus. Baik Kishida maupun Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki dan memperluas hubungan bilateral, sambil berusaha menyelesaikan isu-isu sejarah yang berasal dari Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang di Korea. Pada 1 Maret 2023, Yoon menyatakan bahwa Jepang telah berubah dari 'agresor menjadi mitra'. Pada 16 Maret 2023, Kishida mengadakan pertemuan puncak dengan Yoon di Tokyo untuk menyelesaikan sengketa buruh masa perang, di antara isu-isu lainnya.
Pada 7 Mei 2023, Kishida tiba di Seoul untuk kunjungan dua hari ke Korea Selatan, yang merupakan kunjungan timbal balik pertama antara pemimpin Jepang dan Korea Selatan dalam 12 tahun. Selama kunjungan tersebut, Yoon menyatakan bahwa isu-isu sejarah harus "diselesaikan sepenuhnya." Saat berada di Seoul, Kishida menyatakan simpati kepada warga Korea yang hidup di bawah Kekaisaran Jepang. Meskipun demikian, Kishida dikritik oleh beberapa pihak di Korea Selatan karena tidak secara langsung meminta maaf selama pertemuan. Pertemuan-pertemuan ini dipuji oleh Presiden AS Joe Biden, yang menyebutnya sebagai "babak baru yang inovatif dalam kerja sama dan kemitraan" antara kedua negara.
Kishida mengundang Presiden Yoon untuk menghadiri KTT G7 ke-49 di Hiroshima sebagai tamu undangan. Presiden Biden juga mengundang Kishida dan Yoon untuk bertemu di Washington, D.C. selama KTT G7 Hiroshima untuk pembicaraan lebih lanjut. Pada 18 Agustus, Kishida bertemu dengan Yoon dan Biden selama pertemuan puncak bersejarah yang diselenggarakan oleh Biden di Camp David di Amerika Serikat. Ketiganya mengumumkan Prinsip Camp David, serangkaian strategi untuk melawan pengaruh Tiongkok, Korea Utara, dan Rusia serta membatasi risiko gangguan ekonomi di masa depan. Ketiga negara sepakat untuk lebih memperluas hubungan militer, yang melibatkan berbagi intelijen, latihan militer tahunan, dan pakta keamanan yang lebih luas. Biden kembali memuji kedua pemimpin atas "...keberanian politik... untuk bekerja sama." Pertemuan puncak ini juga menegaskan kembali tujuan bersama yaitu "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," sebuah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe pada tahun 2016. Selama pertemuan puncak, Kishida juga menjanjikan bantuan 2.00 M USD kepada Biden untuk penanggulangan Kebakaran hutan Hawaii 2023. Pertemuan puncak ini adalah yang pertama dari jenisnya dan disebut sebagai awal era baru oleh AS.
Pada tahun 2024, dilaporkan bahwa Kishida mencari pertemuan dengan pejabat senior Korea Utara. Pertemuan langsung antara Kishida dan Kim Jong-un akan menjadi yang pertama dalam lebih dari dua puluh tahun. Kishida sebelumnya menyatakan pada Mei 2023 bahwa "Saya bertekad untuk menghadapi Kim Jong-un secara langsung, tanpa prasyarat apa pun," dan menyelesaikan masalah Penculikan warga Jepang oleh Korea Utara. Harapan untuk pertemuan puncak tersebut meningkat setelah Korea Utara menyampaikan belasungkawa atas Gempa bumi Noto 2024. Rencana semacam itu dianggap sangat kontroversial di Korea Selatan, terutama dengan Presiden Yoon Suk-yeol, yang telah mengambil sikap garis keras terhadap Korea Utara dibandingkan dengan mantan presiden Moon Jae-in. Juga dikatakan bahwa rencana tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan popularitas domestik Kishida, yang telah menurun.
4.3.2. Aliansi Internasional dan G7
Pada Mei 2022, Kishida berjanji untuk meningkatkan pengeluaran militer Jepang dengan tujuan mencapai target NATO sebesar 2% dari PDB. Menyusul resolusi ini oleh kabinet, Kishida memulai tur ke negara-negara anggota G7 pada Januari 2023. Kishida pertama kali bertemu dengan Presiden Emmanuel Macron dari Prancis pada 9 Januari 2023. Keesokan harinya, ia bertemu dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan menyetujui "kemitraan strategis". Pada 11 Januari 2023, Kishida bertemu dengan Perdana Menteri Britania Raya Rishi Sunak di London, di mana keduanya menandatangani pakta pertahanan bersama. Keesokan harinya, Kishida bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Ottawa untuk membahas perdagangan dan isu-isu lainnya. Pada 13 Januari, Kishida mengunjungi Presiden Joe Biden dari Amerika Serikat di Washington, D.C. Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Jepang bertemu dengan rekan-rekan Amerika mereka, di mana mereka menegaskan bahwa aliansi Jepang-Amerika Serikat tetap tidak berubah.

Pada tahun 2023, Jepang memimpin G7, dengan KTT G7 ke-49 diselenggarakan di Prefektur Hiroshima pada Mei tahun itu. Sebagai pemimpin tuan rumah, Kishida mengundang berbagai pemimpin dari "Global South", termasuk Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính dan Perdana Menteri India Narendra Modi, di antara lainnya. Dengan latar belakang Invasi Rusia ke Ukraina, Kishida juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Pada 19 Mei 2023, Kishida dan para pemimpin G7 lainnya tiba di Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima, di mana mereka memberikan penghormatan dan mengunjungi museum. Hari itu, para pemimpin juga mengeluarkan pernyataan bersama tentang Ukraina, dan menegaskan dukungan mereka untuk Ukraina dan supremasi hukum. KTT tersebut berakhir pada 21 Mei, dan pada akhirnya dianggap sukses oleh Kishida.
Pada April 2024, perubahan dalam kebijakan pertahanan didokumentasikan oleh Takeo Akiba di The Washington Post sebagai "pergeseran epik dalam postur pertahanan Jepang." Penasihat keamanan nasional Kishida menyatakan bahwa Jepang berada dalam "lingkungan keamanan paling parah sejak Perang Dunia II," dan beberapa inisiatif besar telah dikembangkan sebagai hasilnya, seperti Strategi Keamanan Nasional Desember 2022. Kishida, yang saat itu mengunjungi Presiden Biden di Washington, telah mengawasi "langkah-langkah yang diperlukan untuk membelanjakan 2 persen produk domestik bruto untuk pertahanan, naik dari 1,2 persen" pada tahun 2022.
Kabinet Kishida telah "melonggarkan pembatasan militer tradisional dan memperkuat kemampuan pertahanannya," dan pada Juli 2024 mengumumkan pembentukan komando operasional gabungan AS-Jepang, dengan tujuan agar kedua militer dapat beroperasi "tanpa hambatan." Kabinetnya telah melonggarkan pembatasan militer, dengan menyetujui penjualan senjata ke luar negeri, dan merevisi aturan transfer peralatan dan teknologi untuk memungkinkan senjata "dijual ke negara-negara selain mitra." Pada Juli, Kishida menyatakan untuk memperkuat koordinasi dengan NATO, termasuk latihan gabungan Eropa-Atlantik.
Pada Agustus 2024, Kishida mendesak pejabat PDL "untuk memajukan diskusi tentang reformasi konstitusi," menyatakan bahwa peran Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) adalah "yang paling penting bagi negara."
4.3.3. Tanggapan Terhadap Invasi Rusia ke Ukraina

Pada 24 Februari 2022, menyusul dimulainya Invasi Rusia ke Ukraina, Kishida bergabung dengan para pemimpin G7 lainnya dalam memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia. Sanksi yang diusulkan Kishida jauh lebih keras daripada sanksi yang sebagian besar bersifat simbolis yang diterapkan oleh pemerintah Shinzo Abe terhadap Rusia menyusul anekasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014. Para pemimpin Partai Demokrat Liberal khawatir bahwa respons Jepang yang kurang memuaskan terhadap invasi tersebut akan mengakibatkan kurangnya dukungan dari sekutu-sekutu Eropa Jepang jika terjadi potensi serangan Tiongkok terhadap Taiwan. Pada Maret 2022, Kishida mengumumkan bahwa Jepang akan menerima pengungsi Ukraina.
Pada Desember 2022, Kabinet Kishida Kedua (Perombakan) mengumumkan peningkatan pengeluaran militer sebesar 320.00 B USD, sebagian disebabkan oleh Invasi Rusia ke Ukraina 2022. Pada 14 Januari 2023, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyerukan Kishida untuk melakukan "seppuku" setelah ia dan Joe Biden memperingatkan Rusia agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Pada Februari 2023, Kishida mengatakan Jepang akan memberikan bantuan sekitar 5.50 B USD kepada Ukraina selama invasi. Kishida mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke pertemuan virtual para pemimpin G7, yang diadakan pada 24 Februari 2023, peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina. G7 mengumumkan akan memperkenalkan "tindakan ekonomi terkoordinasi baru" dalam upaya mendukung Ukraina. Kishida adalah pemimpin G7 terakhir yang mengunjungi Kiev selama invasi; tekanan meningkat baginya untuk melakukannya setelah kunjungan Biden pada Februari 2023. Pada 21 Maret 2023, Kishida mengunjungi Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Kishida juga mengunjungi Bucha di Oblast Kyiv, Ukraina, lokasi pembantaian warga sipil yang dilakukan oleh Rusia. Kishida dipuji atas kunjungan tersebut, dan mengatakan ia "marah oleh kekejaman". Pada Mei 2023, Jepang mengumumkan akan menyediakan 100 kendaraan militer kepada militer Ukraina. Kishida memimpin para pemimpin G7 dalam mengumumkan deklarasi dukungan bersama untuk Ukraina, selama KTT Vilnius 2023 untuk NATO.
4.3.4. Hubungan dengan Kawasan Lain
Fumio Kishida juga berupaya memperdalam hubungan Jepang dengan berbagai kawasan di dunia, di luar aliansi tradisional dan fokus regionalnya.
- Indonesia**: Pada 27 Juli 2022, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan bahwa ia dan Presiden Joko Widodo sepakat untuk bekerja sama di berbagai bidang, termasuk energi dan keamanan maritim. Jepang juga setuju untuk memberikan pinjaman sebesar 43.60 B JPY (sekitar 318.25 M USD) kepada Indonesia untuk digunakan dalam proyek-proyek infrastruktur dan pencegahan bencana. Pada awal pertemuan di Tokyo, Kishida mengatakan kepada Jokowi bahwa Jepang berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah visi yang dikejar Jepang di tengah kebangkitan Tiongkok. Jokowi, sementara itu, menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Shinzo Abe awal bulan itu, mengatakan bahwa mendiang mantan pemimpin tersebut membantu memajukan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis. Pada 14 November 2022, Presiden Joko Widodo memuji dukungan Jepang untuk Kepresidenan G20 Indonesia serta untuk proyek-proyek konkret lainnya. Kishida juga memuji Jokowi karena menyambutnya di pertemuan sampingan menjelang pelaksanaan KTT G20 yang akan diadakan pada 15-16 November. Mengenai peringatan 65 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia pada tahun 2023, Kishida yakin bahwa kemitraan antara kedua negara akan terus menguat.

- Kanada dan Amerika Serikat**: Dalam kunjungan ke Kanada pada Januari 2023, Kishida berupaya menjalin kemitraan dengan negara yang kaya sumber daya tersebut, namun ia mendapat penolakan karena Perdana Menteri Justin Trudeau telah menghabiskan seluruh masa jabatannya untuk "de-karbonisasi" ekonomi Kanada dan melihat keuntungan politik dalam pajak cukai pada zat karbon. Pada September 2023, Jepang menandatangani perjanjian rantai pasok kendaraan listrik dan kerja sama perusahaan militer swasta (PMC) dengan Kanada. Ketika kedua pemimpin bertemu di sela-sela KTT APEC 2023 pada November 2023, antara lain mereka "menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan mereka untuk Ukraina dalam menghadapi agresi ilegal dan tidak dapat dibenarkan dari Rusia dan membahas langkah-langkah selanjutnya dalam memberikan bantuan." Pada April 2024, Kishida melakukan kunjungan kenegaraan empat hari ke AS, yang kelima selama kepresidenan Joe Biden. Para pemimpin AS, Jepang, dan Filipina pada hari Kamis sepakat untuk memajukan kerja sama pertahanan dan ekonomi mereka, dalam langkah yang bertujuan untuk menekan ambisi Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik bersama dengan Australia, India, Kanada, dan Korea Selatan. Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan Presiden Filipina Bongbong Marcos menyatakan "keprihatinan serius" tentang tindakan Tiongkok yang "berbahaya dan agresif" di Laut Cina Selatan dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuan puncak pertama antara para pemimpin ketiga negara, yang diadakan di Washington D.C. Kishida diundang untuk berpidato di Kongres AS pada 11 April 2024.


- Prancis**: Dalam hubungan antara Jepang dan Prancis, baik Kishida maupun Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengambil langkah-langkah untuk memenuhi tuntutan keamanan dan langkah-langkah anti-terorisme, di tengah persiapan untuk Olimpiade Musim Panas 2024 di Paris dan menandai peringatan 165 tahun hubungan bilateral. Kedua negara mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina dan Perang Israel-Hamas 2023, yang melibatkan pakta pertahanan yang saling menguntungkan antara kedua negara. Ini bertujuan untuk menyelesaikan sengketa teritorial dan mendorong kerja sama melawan tekanan Iran dan Rusia yang dirasakan selama konflik Iran-Israel 2024 yang sedang berlangsung. Menyusul kunjungan kenegaraan ke Prancis, Jepang berencana untuk memulai pembicaraan dengan Prancis mengenai perjanjian keamanan baru untuk memfasilitasi latihan bersama dan operasi bantuan bencana, sumber pemerintah untuk Olimpiade yang akan datang. Kishida berjanji untuk memimpin dalam merumuskan peraturan global tentang penggunaan teknologi AI generatif yang sesuai melalui kerangka kerja baru yang melibatkan negara-negara sepaham. Dalam pidatonya di sesi OECD di Paris, Kishida menyatakan apresiasinya atas peluncuran kelompok tersebut pada hari sebelumnya, yang bertujuan untuk melibatkan lebih banyak peserta dalam inisiatif AI yang disepakati pada KTT G7 yang ia selenggarakan tahun lalu. Menyusul penandatanganan Mitsui Fudosan dan Vinci SA proyek pembangunan kembali bekas pasar ikan Tsukiji, yang mencakup pembangunan stadion serbaguna dan distrik bisnis pusat baru di samping Shiodome. Pada 2 Mei 2024, Kishida dan Macron sepakat untuk memulai negosiasi perjanjian akses timbal balik agar kedua negara dapat memfasilitasi kerja sama pertahanan yang lebih erat seperti latihan bersama dan operasi bantuan bencana. Jepang memiliki RAA dengan Australia dan Inggris, yang memungkinkan pasukan pertahanan mereka untuk dengan lancar mengakses wilayah satu sama lain untuk berbagai tujuan. Selain itu, Jepang telah sepakat dengan Filipina untuk memulai pembicaraan mengenai perjanjian semacam itu. Jepang dan Prancis telah menandatangani perjanjian terpisah untuk memperluas kerja sama keamanan mereka, termasuk perjanjian akuisisi dan layanan silang yang menyederhanakan proses berbagi makanan, bahan bakar, dan amunisi antara pasukan mereka.

- Afrika**: Kishida telah berupaya memperdalam hubungan antara Jepang dan negara-negara Afrika, sambil juga mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. Pada Agustus 2022, saat berpidato di KTT di Tunisia, Kishida menjanjikan bantuan 30.00 B USD untuk pembangunan negara-negara Afrika selama 3 tahun ke depan. Kemudian pada 30 April 2023, Kishida memulai tur Afrika dan mengunjungi Liga Negara-negara Arab yang berbasis di Mesir, dan bertemu dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi; Kishida menawarkan pinjaman yen untuk mendanai proyek jalur metro di Kairo. Keesokan harinya pada 1 Mei, Kishida mengunjungi Ghana. Dalam pertemuan dengan Presiden Nana Akufo-Addo, Kishida menekankan pentingnya investasi Jepang di negara tersebut, dan hubungan bilateral di kancah internasional. Ghana dan Jepang juga sepakat untuk mengejar reformasi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saat berada di Ghana, Kishida menjanjikan 500.00 M USD lebih banyak bantuan keuangan untuk Afrika, berbeda dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok di benua tersebut. Pada 3 Mei, Kishida tiba di ibu kota Kenya, Nairobi. Ia bertemu dengan Presiden Kenya William Ruto, yang sepakat untuk memperdalam kerja sama dan memperkuat hubungan ekonomi dan energi. Keduanya mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina, dan menegaskan kembali keinginan mereka untuk Indo-Pasifik yang damai. Kishida mengumumkan bahwa Jepang akan terus memberikan bantuan untuk infrastruktur di Kenya. Ruto dan Kishida menandatangani perjanjian yang memungkinkan warga Kenya mengakses pekerjaan di Jepang, memperkuat hubungan ekonomi.

4.4. Insiden dan Kontroversi Besar
Masa jabatan Perdana Menteri Fumio Kishida diwarnai oleh serangkaian insiden dan kontroversi yang memengaruhi dukungan publik dan kredibilitas pemerintahannya.
4.4.1. Dugaan Pelanggaran Hukum Pemilu dan Hukum Pengendalian Dana Politik
Pada November 2022, majalah Shūkan Bunshun melaporkan bahwa laporan pendapatan dan pengeluaran kampanye Kishida terkait pemilihan umum 2021 memuat 94 kuitansi yang tidak memiliki nama penerima atau keterangan pengeluaran yang jelas, yang diduga melanggar Hukum Pemilihan Umum. Selain itu, dilaporkan bahwa kantor cabang partai Kishida mencatat pengeluaran sebesar sekitar 1.31 M JPY untuk "biaya interior" namun tidak mencatatnya sebagai pendapatan dalam laporan dana politik cabang tersebut, yang jika terbukti salah, akan menjadi pelanggaran Hukum Pengendalian Dana Politik. Kelompok masyarakat sipil mengajukan pengaduan ke Jaksa Penuntut Umum Tokyo, menuduh Kishida dan tiga individu terkait melanggar Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang Pengendalian Dana Politik. Menurut pengaduan tersebut, 333 kuitansi yang dilampirkan pada laporan pengeluaran kampanye tidak memiliki nama penerima atau keterangan yang jelas, dengan sebagian jumlah disamarkan, mencapai total sekitar 1.73 M JPY dari jumlah yang terungkap.
Selain itu, pada November 2022, dilaporkan bahwa kantor cabang partai dan asosiasi pendukung Kishida telah salah mencatat pengeluaran biaya taksi pada Januari 2018. Meskipun laporan tahun 2018 mencatat cabang partai membayar 31.40 K JPY dan asosiasi pendukung membayar 16.62 K JPY untuk perusahaan tiket taksi, faktanya cabang partai membayar 16.62 K JPY dan asosiasi pendukung membayar 31.40 K JPY.
4.4.2. Hubungan dengan Gereja Unifikasi
Setelah pembunuhan Shinzo Abe pada 8 Juli 2022, yang kemudian dikaitkan dengan Gereja Unifikasi (sebuah sekte Korea yang dituduh menipu pengikut Jepang), fokus publik beralih ke hubungan antara PDL dan Gereja Unifikasi. Meskipun Kishida secara pribadi tidak memiliki hubungan langsung dengan gereja tersebut, ia merombak kabinetnya pada 10 Agustus 2022 untuk menghilangkan anggota kabinet yang berafiliasi dengan Gereja Unifikasi, termasuk saudara laki-laki Abe, Nobuo Kishi, dari posisi Menteri Pertahanan.
Namun, pada 1 September, Shūkan Bunshun melaporkan bahwa Mineo Nakayama, presiden sebuah kelompok pendukung Kishida di Kumamoto, juga menjabat sebagai ketua kelompok terafiliasi Gereja Unifikasi yang mengadvokasi pembangunan Terowongan Bawah Laut Jepang-Korea. Baik Kishida maupun Nakayama menyangkal mengetahui bahwa kelompok advokasi terowongan tersebut terkait dengan Gereja Unifikasi. Pada 4 Desember 2023, Kishida menyangkal mengetahui keterlibatan Newt Gingrich dan Masayoshi Kajikuri dengan Gereja Unifikasi selama pertemuan pada Oktober 2019, yang diatur oleh Abe. Kajikuri diketahui telah mengundang Abe ke konferensi daring pada tahun 2021 yang diselenggarakan oleh salah satu front gereja, Universal Peace Federation, dan penampilan tersebut disebut sebagai salah satu alasan utama yang mendorong Tetsuya Yamagami, korban gereja, untuk membunuh Abe pada Juli 2022.
Meskipun Kishida menyatakan bahwa ia secara pribadi tidak memiliki hubungan dengan Gereja Unifikasi dan meminta semua anggota PDL untuk memeriksa dan meninjau kembali hubungan mereka, ia menolak untuk menjawab survei dari Kyodo News mengenai hubungan dengan Gereja Unifikasi. Kritik juga muncul terhadap keputusan pemerintah untuk memberikan piagam penghargaan kepada mantan wartawan Sekai Nippo yang berafiliasi dengan Gereja Unifikasi, yang merupakan wakil direktur Dewan Masalah Pendidikan Nasional (Zenkyokyo), sebuah organisasi di mana Kishida pernah berpidato pada tahun 2019.
Pada Mei 2023, terungkap bahwa jemaat Gereja Unifikasi terlibat dalam persiapan sebuah acara revisi konstitusi yang dihadiri Kishida dan Tarō Asō. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh organisasi tersebut terhadap politik Jepang.
4.4.3. Pelanggaran dan Pemecatan Putra Kandung
Pada Mei 2023, Kishida memecat putra sulungnya, Shōtarō Kishida, dari jabatannya sebagai sekretaris kebijakan Perdana Menteri, efektif 1 Juni 2023, karena penyalahgunaan sumber daya pemerintah. Foto-foto yang beredar menunjukkan Shotaro mengadakan pesta di kediaman resmi Perdana Menteri dan berpose sebagai Perdana Menteri. Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno, menyebut tindakan tersebut "tidak pantas." Insiden ini memicu kemarahan publik dan kritik yang meluas, memaksa Kishida untuk mengambil tindakan tegas terhadap putranya.
4.4.4. Pernyataan Diskriminatif oleh Sekretaris Perdana Menteri
Pada 3 Februari 2023, Sekretaris Perdana Menteri Masayoshi Arai membuat pernyataan diskriminatif terkait kelompok minoritas seksual (LGBT) dan pernikahan sesama jenis dalam wawancara off-the-record. Ia menyatakan bahwa "melihat mereka saja sudah tidak suka. Jika mereka tinggal di sebelah, saya pasti tidak suka," dan mengklaim bahwa "jika pernikahan sesama jenis diperkenalkan, beberapa orang akan meninggalkan negara ini." Ia juga menambahkan bahwa semua staf di kantor Sekretaris Perdana Menteri memiliki pandangan yang sama. Setelah berita ini tersebar, Kishida segera memecat Arai pada 4 Februari 2023, menyebut pernyataannya "sama sekali tidak dapat diterima" dan "bertentangan dengan kebijakan pemerintah." Insiden ini menimbulkan kritik tajam dari anggota parlemen oposisi dan aktivis LGBTQ, yang mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap hak asasi manusia dan kesetaraan.
4.4.5. Tanggapan Terhadap Bencana dan Krisis
Pemerintahan Kishida menghadapi kritik atas penanganan bencana alam dan krisis, yang menyoroti efisiensi dan kepedulian terhadap korban.
- Hujan Lebat (2018)**: Pada 5 Juli 2018, saat hujan lebat mulai menyebabkan kerusakan parah di wilayah barat Jepang dan perintah evakuasi dikeluarkan untuk 110.000 orang, Kishida bersama Perdana Menteri Shinzo Abe dan puluhan anggota parlemen PDL lainnya diketahui mengadakan pesta minum-minum di penginapan anggota parlemen di Akasaka, Tokyo. Pesta tersebut memicu kritik keras dari publik karena dianggap tidak peka terhadap situasi bencana yang sedang berlangsung.
- Kunjungan Luar Negeri Saat Bencana (2023)**: Pada 11 Juli 2023, di tengah laporan tentang korban jiwa dan kerusakan parah akibat hujan lebat di wilayah Kyushu, Kishida melakukan kunjungan luar negeri bersama istrinya. Pada 12 Juli, ketika pita hujan stasioner (線状降水帯Bahasa Jepang) terbentuk di wilayah Hokuriku dan menyebabkan banjir parah, tagar #Kishidayamero ("Kishida, Mundur!") menjadi tren di Twitter. Kritik publik mengemuka bahwa Kishida tidak menunjukkan empati yang cukup dan prioritasnya tidak sesuai dengan kebutuhan mendesak para korban.
- Evakuasi Warga Negara dari Zona Konflik (2023)**: Terkait Perang Israel-Hamas 2023 yang meletus pada 7 Oktober 2023, pemerintah Jepang menghadapi kritik karena meminta biaya 30.00 K JPY per orang dari delapan warga Jepang yang dievakuasi dari Israel ke Dubai menggunakan pesawat carteran pemerintah. Kritik ini semakin tajam setelah terungkap bahwa pemerintah Korea Selatan mengevakuasi 51 warga Jepang secara gratis bersama warga negaranya ke Seoul. Para kritikus menyoroti kontras antara biaya yang dikenakan Jepang dengan bantuan tanpa biaya yang diberikan oleh Korea Selatan, serta fakta bahwa pemerintah Jepang telah mengalokasikan anggaran sekitar 180.00 M JPY untuk evakuasi warga negara. Meskipun pemerintah menyatakan bahwa tindakan tersebut sudah sesuai dengan standar internasional dan bahwa ada pilihan penerbangan komersial, insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang efisiensi dan kepedulian pemerintah terhadap warganya dalam situasi krisis.
4.4.6. Kontroversi Kenaikan Gaji Pejabat Negara
Pada 20 Oktober 2023, sebuah undang-undang diajukan ke Parlemen yang bertujuan untuk menaikkan gaji pejabat negara kategori khusus, termasuk Perdana Menteri, menteri kabinet, dan wakil menteri. Kenaikan ini mengikuti rekomendasi Badan Personalia Nasional untuk kenaikan gaji pegawai negeri sipil umum. Berdasarkan rancangan undang-undang tersebut, gaji bulanan Perdana Menteri akan naik menjadi 2.02 M JPY (naik 6.00 K JPY), sedangkan menteri kabinet akan naik menjadi 1.47 M JPY (naik 4.00 K JPY). Selain gaji bulanan, bonus juga akan dinaikkan dan berlaku surut mulai April 2023.
Kontroversi ini muncul di tengah laporan bahwa pemerintah berencana menaikkan upah bagi pekerja perawatan lansia hanya sebesar 6.00 K JPY per bulan. Hal ini memicu kemarahan publik, terutama mengingat gaji pekerja perawatan lansia yang relatif rendah, yaitu rata-rata 242.20 K JPY per bulan pada tahun 2022, jauh di bawah rata-rata seluruh industri sebesar 311.80 K JPY. Wakil Ketua Serikat Pekerja Perawatan Lansia Jepang menyatakan bahwa kenaikan 6.00 K JPY tidak akan cukup untuk mencegah eksodus tenaga kerja ke sektor lain.
Pada 8 November, rancangan undang-undang tersebut mulai dibahas di Komite Kabinet Dewan Perwakilan Rakyat. Pemerintah berencana mengembalikan sebagian kenaikan gaji ini ke kas negara sebagai bagian dari upaya reformasi administrasi. Meskipun demikian, gaji tahunan Perdana Menteri diperkirakan akan meningkat menjadi 40.61 M JPY (dari 40.15 M JPY pada tahun 2022), dan gaji menteri akan meningkat menjadi 29.61 M JPY (dari 29.29 M JPY pada tahun 2022).
Partai oposisi mengkritik keras langkah ini. Kenta Izumi, pemimpin Partai Demokratik Konstitusional, menyatakan bahwa ini adalah prioritas yang salah dan pemerintah seharusnya memprioritaskan kenaikan upah bagi rakyat. Ia menyerukan agar rancangan undang-undang tersebut ditarik. Partai Demokratik Konstitusional bahkan mengajukan amendemen untuk membekukan kenaikan gaji bagi Perdana Menteri dan menteri kabinet, namun amendemen tersebut ditolak oleh koalisi penguasa. Pada 14 November, rancangan undang-undang kenaikan gaji disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat dengan dukungan dari Partai Demokrat Liberal, Komeito, dan Partai Demokrat untuk Rakyat. Jika disahkan di Dewan Penasihat, bonus anggota parlemen juga akan meningkat sebesar 374.00 K JPY per tahun.
4.4.7. Upaya Pembunuhan

Pada 15 April 2023, sebuah insiden percobaan pembunuhan terjadi ketika seorang pria melempar alat peledak silinder ke arah Kishida sesaat sebelum ia akan menyampaikan pidato kampanye di Wakayama. Alat tersebut meledak setelah penundaan singkat, di mana Kishida berhasil dievakuasi dari lokasi tanpa cedera. Ryuji Kimura, seorang pria berusia 24 tahun dari Prefektur Hyogo, ditangkap di tempat kejadian, dengan kamera menunjukkan ia memegang benda silinder kedua saat ia dijatuhkan ke tanah. Insiden itu terjadi ketika Kishida sedang berbicara dengan seorang kandidat dari Partai Demokrat Liberal sesaat sebelum pidatonya dijadwalkan.
Kishida segera meninggalkan lokasi dengan mobil setelah insiden tersebut dan melanjutkan pidatonya di tempat lain di kota. Ia menyatakan pada sebuah acara kemudian hari bahwa "pemilihan adalah fondasi demokrasi," menambahkan bahwa tindakan kekerasan semacam itu sangat tidak dapat dimaafkan. Kimura didakwa oleh jaksa Wakayama pada 7 September 2023 atas percobaan pembunuhan, di antara dakwaan lainnya, dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara pada 19 Februari 2025.
4.5. Dukungan Publik dan Kedudukan Politik
Tingkat dukungan publik terhadap kabinet Fumio Kishida mengalami fluktuasi signifikan sepanjang masa jabatannya, sering kali mencerminkan dampak dari berbagai kontroversi dan kebijakan yang diterapkan.
Pada awal November 2023, survei Jiji Press menunjukkan tingkat dukungan kabinetnya anjlok hingga 21,3%, yang merupakan titik terendah sejak masa Tarō Asō pada tahun 2008. Angka ini semakin menurun menjadi 17,1% pada Desember 2023. Meskipun upaya Kishida untuk melakukan reformasi di tengah skandal dana politik, jajak pendapat terus melaporkan tingkat dukungan kabinetnya serendah 25%, dengan hanya 1% responden yang sangat menyetujui responsnya dan 4% yang sangat menyetujui reformasinya.
Jajak pendapat Mainichi Shimbun pada pertengahan Februari 2024 menunjukkan tingkat dukungannya berada di angka 14%, hanya 0,6% lebih baik dari Tarō Asō sesaat sebelum kemenangan telak Partai Demokratik Jepang pada tahun 2009, yang juga merupakan tingkat dukungan terendah yang pernah tercatat dalam sejarah modern. Jiji Press mencatat tingkat dukungan Kishida pada 16,6%, terendah yang pernah mereka tabulasi untuknya, dengan mayoritas jelas menyatakan ketidakpuasan terhadap hukuman yang diberikan akibat skandal dana gelap.
Kishida dan PDL kehilangan semua tiga kursi dalam pemilihan sela Jepang 2024, yang sebelumnya dipegang oleh anggota PDL atau independen yang berafiliasi dengan PDL. Meskipun demikian, Kishida menolak untuk mengundurkan diri setelah hasil tersebut diumumkan.
4.6. Pengunduran Diri
Pada 14 Agustus 2024, Kishida mengumumkan bahwa ia tidak akan lagi mencalonkan diri sebagai presiden PDL dalam pemilihan yang dijadwalkan pada September. Keputusan ini secara efektif mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri. Kishida menyatakan bahwa ia mundur agar partai dapat memiliki "kontes terbuka untuk mempromosikan debat" dan "menunjukkan kepada rakyat bahwa PDL sedang berubah."
Dalam pemilihan kepemimpinan PDL berikutnya, Kishida awalnya mendukung Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi. Namun, pada putaran kedua, ia mengarahkan suara untuk Shigeru Ishiba, yang akhirnya mengalahkan Sanae Takaichi untuk menjadi pemimpin partai dan Perdana Menteri berikutnya. Pada 1 Oktober 2024, Kabinet Kishida secara resmi mengundurkan diri, dan ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Perdana Menteri.
5. Pandangan Politik dan Ideologi
Fumio Kishida dikenal memiliki pandangan politik yang cenderung moderat, namun juga memiliki afiliasi dengan kelompok konservatif. Ia memimpin faksi Kōchikai, yang merupakan faksi moderat di dalam PDL, dari tahun 2012 hingga 2023. Meskipun demikian, ia juga merupakan anggota organisasi nasionalis sayap kanan Nippon Kaigi.
Di Parlemen, ia menjabat sebagai presiden liga parlementer untuk Kapitalisme Kepentingan Publik (公益資本主義Bahasa Jepang) dan liga parlementer untuk Menciptakan Kapitalisme Baru (新しい資本主義Bahasa Jepang). Ia juga merupakan anggota pendiri kelompok Diet "Realisasi Sistem Nama Keluarga Selektif" yang bertujuan untuk memungkinkan pasangan menikah tetap menggunakan nama keluarga yang berbeda jika mereka mau.
5.1. Kebijakan Ekonomi
Selama pemilihan presiden PDL 2021, Kishida menyerukan agar Jepang berjuang untuk "bentuk baru kapitalisme" untuk mengurangi kesenjangan pendapatan. Ia menyatakan bahwa neoliberalisme dan deregulasi telah memperlebar kesenjangan ekonomi di masyarakat. Dalam sesi parlemen pada 20 Februari 2022, ia menegaskan bahwa manfaat pertumbuhan tidak boleh hanya menjadi milik kelompok terbatas, menambahkan bahwa "kapitalisme tidak berkelanjutan kecuali ia menjadi sesuatu yang dimiliki oleh semua pemangku kepentingan."
Ia mendukung pembiayaan industri animasi Jepang, yang merupakan salah satu kekuatan lunak utama Jepang. Ia juga mendukung penggunaan energi nuklir, yang menurutnya harus dipertimbangkan sebagai pilihan energi bersih, serta menyerukan pembentukan dana universitas sebesar 90.70 B USD untuk lebih merangsang ilmu pengetahuan dan promosi energi terbarukan.
Pada 2023, ia menunjuk Kazuo Ueda sebagai Gubernur Bank of Japan, yang memimpin bank sentral dalam mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan kontrol kurva imbal hasil. Langkah ini dipuji oleh beberapa ekonom sebagai keberhasilan dalam menormalkan kebijakan moneter.
5.2. Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan
Awal masa jabatannya sebagai Perdana Menteri, Kishida dianggap memiliki pandangan kebijakan luar negeri yang lebih dovish dan kurang antusias dalam merevisi konstitusi pasifis Jepang. Mengikuti filosofi politik faksinya sendiri, Kishida menjanjikan "diplomasi humanistik" berdasarkan Konstitusi Perdamaian, aliansi Jepang-AS, dan Pasukan Bela Diri, serta akan berupaya memperkuat hubungan Jepang-AS dan mempromosikan strategi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka (FOIP) sambil mengimbangi ketegasan politik dan kehadiran militer Tiongkok di kawasan tersebut. Mengenai pengaruh Tiongkok atas Taiwan dan Hong Kong, Kishida menyatakan bahwa Selat Taiwan mungkin menjadi "masalah diplomatik besar berikutnya" menyusul "penindasan Tiongkok terhadap Hong Kong" dan bahwa Jepang harus mencari kerja sama lebih lanjut dengan Taiwan.
Pada Mei 2022, Kishida berjanji untuk meningkatkan pengeluaran militer Jepang dengan tujuan mencapai tingkat target NATO sebesar 2% dari PDB. Pada Juli 2024, ia mengumumkan pembentukan komando operasional gabungan AS-Jepang, dengan tujuan agar kedua militer dapat beroperasi "tanpa hambatan." Kabinetnya juga telah melonggarkan pembatasan militer, dengan menyetujui penjualan senjata ke luar negeri, dan merevisi aturan transfer peralatan dan teknologi untuk memungkinkan senjata "dijual ke negara-negara selain mitra." Pada Juli, Kishida menyatakan untuk memperkuat koordinasi dengan NATO, termasuk latihan gabungan Eropa-Atlantik.
Meskipun mewakili Hiroshima, Kishida secara konsisten menganjurkan diplomasi Jepang untuk mempromosikan non-proliferasi nuklir dan perlucutan senjata dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT). Setelah Invasi Rusia ke Ukraina 2022, Kishida menolak proposal mantan Perdana Menteri Shinzo Abe agar Jepang mempertimbangkan untuk menjadi tuan rumah senjata nuklir AS sebagai pencegah, menyebutnya "tidak dapat diterima" mengingat posisi negara tersebut untuk mempertahankan Tiga Prinsip Non-Nuklir. Pemerintah Kishida terus menolak untuk berpartisipasi dalam kerangka dan diskusi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir.
Pada tahun 2017, saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Kishida menekan Tiongkok untuk mendorong Korea Utara menuju denuklirisasi. Selama perebutan kepemimpinan PDL, Kishida juga membahas isu warga Jepang yang diculik oleh Korea Utara dan mendukung pertemuan puncak antara Jepang dan Korea Utara untuk mengakhiri masalah tersebut. Kishida juga mengambil sikap yang lebih keras dibandingkan kandidat lain mengenai Tiongkok dan Korea Utara, dengan mengatakan bahwa Jepang harus memperkuat pertahanannya, sambil pada saat yang sama mengakui bahwa ada konflik antara otoritarianisme dan demokrasi di kawasan tersebut, terutama terkait dengan status Taiwan. Pada Mei 2022, Fumio Kishida meminta pemerintah Jerman untuk menghapus Patung Perdamaian di Berlin. Permintaan tersebut menimbulkan kontroversi signifikan di Korea Selatan.
5.3. Isu Sosial
Kishida menyatakan dukungan untuk diskusi menuju pengesahan pasangan menikah Jepang untuk memilih antara nama keluarga tunggal yang terpadu atau nama belakang yang terpisah, sambil dalam topik pernikahan sesama jenis Kishida menyatakan dia belum mendukungnya, mengatakan sebaliknya bahwa opini publik harus dipahami sebelum Parlemen memutuskan. Pada tahun 2023 dia menyatakan bahwa Jepang harus "sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan masalah ini karena dapat memengaruhi struktur kehidupan keluarga di Jepang."
Dalam komite anggaran Diet pada 28 Februari 2023, menanggapi pertanyaan anggota parlemen oposisi, dia menyatakan bahwa "Saya tidak berpikir melarang pasangan sesama jenis menikah adalah diskriminasi yang tidak adil oleh negara," mengulangi posisinya bahwa larangan pernikahan sesama jenis "tidak inkonstitusional" dan menyangkal bahwa dia diskriminatif menambahkan "Saya tidak pernah menyatakan saya menentangnya." Komentarnya memicu kritik dari anggota parlemen oposisi dan aktivis LGBTQ, yang mempertanyakan apakah Kishida mundur dari pertemuan awal bulan itu dengan perwakilan LGBTQ untuk menunjukkan pertimbangan kepada ultra-konservatif di partainya yang menentang keragaman seksual.
Pada tahun 2022, terungkapnya hubungan antara Gereja Unifikasi dan anggota parlemen PDL menimbulkan kecurigaan bahwa pandangan politik Gereja, seperti penolakan terhadap nama keluarga terpisah dan pernikahan sesama jenis, telah memengaruhi kebijakan pemerintah. Pada perombakan kabinet Kishida kedua, meskipun Kishida menyatakan ia ingin meningkatkan keterwakilan perempuan, hanya 2 dari 19 posisi menteri yang diisi perempuan. Pada perombakan kabinet kedua, 5 dari 20 posisi menteri diisi perempuan, tetapi tidak ada wakil menteri atau sekretaris parlemen perempuan yang diangkat, menyebabkan kritik atas "ketiadaan perempuan" dalam posisi penting. Pernyataan Kishida bahwa ia mengharapkan perempuan "memanfaatkan kepekaan dan empati unik mereka" juga menuai kritik karena dianggap sebagai pandangan seksis.
6. Kehidupan Pribadi dan Karakteristik
Fumio Kishida memiliki kehidupan pribadi yang relatif tertutup, namun beberapa aspek telah menjadi perhatian publik, terutama yang berkaitan dengan keluarga dan citra dirinya.
6.1. Keluarga dan Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1988, Kishida menikah dengan Yuko Kishida (nama gadis: Yuko Wada), putri seorang investor real estat Jepang, melalui perjodohan. Pasangan ini dikaruniai tiga putra. Yuko Kishida aktif mendukung kampanye suaminya, bahkan tampil dalam pesan-pesan PDL tak lama setelah Kishida menjadi calon Perdana Menteri.
Pada Mei 2023, Kishida memecat putra sulungnya, Shōtarō Kishida, dari jabatannya sebagai sekretaris kebijakan Perdana Menteri, efektif 1 Juni 2023. Pemecatan ini terjadi setelah munculnya foto-foto yang menunjukkan Shotaro mengadakan pesta di kediaman resmi Perdana Menteri dan berpose di podium tempat Perdana Menteri biasa mengadakan konferensi pers, bahkan berpose seolah-olah ia adalah Perdana Menteri. Kepala Sekretaris Kabinet, Hirokazu Matsuno, menyebut tindakan tersebut "tidak pantas," yang memicu kritik publik dan memaksa Kishida untuk mengambil tindakan tegas.
Kishida diketahui sebagai penggemar berat tim bisbol Hiroshima Toyo Carp dan serial manga Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Ia pernah menyatakan niatnya untuk mendukung industri animasi Jepang selama masa jabatannya.
6.2. Hobi dan Minat
Fumio Kishida memiliki beberapa hobi dan minat yang diketahui publik. Ia adalah penggemar berat tim bisbol Hiroshima Toyo Carp sejak lahir, terinspirasi oleh ayahnya. Kishida juga seorang mantan pemain bisbol SMA dari Kaisei Academy. Ia mengagumi "gaya hidup" Carp sebagai klub warga, dan menyamakannya dengan keyakinan politiknya sendiri. Pemain favoritnya adalah Sachio Kinugasa. Pada 27 Maret 2016, ia melakukan lemparan pertama pada pertandingan Hiroshima Toyo Carp melawan Yokohama DeNA BayStars di MAZDA Zoom-Zoom Stadium Hiroshima untuk mempromosikan KTT G7 di Hiroshima. Pada 10 Maret 2023, ia juga melakukan lemparan pertama dalam pertandingan Klasik Bisbol Dunia 2023 antara Jepang dan Korea Selatan di Tokyo.
Kishida juga memiliki minat pada subkultur, dan di YouTube, ia menyatakan "berusaha keras untuk membaca manga yang sedang populer saat ini." Ia telah membaca semua jilid manga populer Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba dan menyatakan Akaza sebagai karakter favoritnya. Ia juga menyukai serial Kachō Kōsaku karya Kenshi Hirokane. Ia menghormati pendiri faksi Kōchikai, Hayato Ikeda, dan dikatakan berupaya menghidupkan kembali politik Ikeda. Ia juga mengklaim memiliki "visi Kōchikai yang hebat."
Makanan favoritnya adalah okonomiyaki gaya Hiroshima, tiram, natto, dan "Wakadori Musubi" dari Musashi. Ia juga dikenal sebagai penyanyi karaoke yang mahir, dengan lagu favorit "Namida no Kiss" dari Southern All Stars.
6.3. Citra Publik dan Julukan
Fumio Kishida telah dikenal dengan beberapa julukan dan citra publik sepanjang kariernya. Salah satu ciri khasnya adalah kemampuan untuk "mendengarkan orang lain," yang ia kembangkan dengan membawa buku catatan dan menuliskan keluhan serta kritik dari masyarakat. Julukan "Kekuatan Mendengar" (聞く力Bahasa Jepang, Kiku-chikara) sering dikaitkan dengannya, yang ia sebut sebagai "aset penting" dan "titik tolak kemampuannya untuk mendengarkan." Setelah menjadi Perdana Menteri, ia secara aktif menyelenggarakan "dialog kursi roda" (車座対話Bahasa Jepang, kurumaza taiwa), di mana ia duduk melingkar dengan warga untuk mendengarkan pandangan mereka secara langsung.
Julukan lain yang diberikan kepadanya adalah "Kenshi" (Ahli Pertimbangan, 検討士Bahasa Jepang, Kentōshi). Julukan ini muncul karena ia sering menggunakan frasa "akan mempertimbangkan" (検討しBahasa Jepang), yang terkadang diartikan sebagai sikap yang lambat atau kurang tegas dalam mengambil keputusan.
Namun, di tengah kontroversi kenaikan pajak dan berbagai insiden, citra Kishida memburuk di mata publik. Julukan "Kacamata Pajak" (増税メガネBahasa Jepang, Zōzei Megane) menjadi populer di media sosial dan internet. Julukan ini mengacu pada ciri fisiknya (memakai kacamata) yang digabungkan dengan persepsi publik tentang kecenderungannya untuk menaikkan pajak. Bahkan ada variasi yang lebih kasar seperti "Kacamata Sampah Pajak" (増税クソメガネBahasa Jepang, Zōzei Kuso Megane). Meskipun istilah ini dianggap menghina dan tidak masuk dalam daftar "Kata Baru Tahun Ini" oleh beberapa lembaga, ia tetap menjadi tren populer di internet dan bahkan disebut sebagai salah satu alasan mengapa kata "pajak" (税Bahasa Jepang, zei) terpilih sebagai Kanji Tahun Ini pada tahun 2023.
Terkait masa kecilnya di New York, Kishida mengaku pernah mengalami diskriminasi sebagai minoritas, dan pengalaman ini disebutnya sebagai titik tolaknya untuk terjun ke dunia politik.
Ia dikenal sebagai individu yang rapi dan sering memotong rambutnya lebih dari dua kali sebulan, memesan potongan rambut, pewarnaan uban, dan cukur wajah, terkadang menambahkan head spa atau perawatan kuku. Ia cenderung diam selama perawatan. Bahkan setelah percobaan pembunuhan di Wakayama, ia pulang ke Tokyo pada hari yang sama dan mengunjungi tukang cukur langganannya.
7. Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Fumio Kishida telah menerima beberapa penghargaan dan tanda kehormatan dari berbagai negara sepanjang kariernya.
- Belanda: Kesatria Salib Agung Orde Oranye-Nassau (29 Oktober 2014)
- Spanyol: Kesatria Salib Agung Orde Isabella si Katolik (31 Maret 2017)
- Paraguay: Salib Agung Orde Nasional Jasa (3 Mei 2024)
- Ukraina: Kelas Pertama Orde Pangeran Yaroslav yang Bijaksana (23 Agustus 2024)


Ia juga menerima Penghargaan Burung Emas dari Federasi Pramuka Jepang pada 26 November 2022.